Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Perjalanan Hidup Anak Bali

Poll fantasy seputar ojek yg seperti apa untuk chapter 5 nanti

  • Penumpang muda / Perawan

    Votes: 42 35,3%
  • Penumpang Setengah baya

    Votes: 17 14,3%
  • Penumpang kantoran

    Votes: 21 17,6%
  • Penumpang Berhijab

    Votes: 65 54,6%
  • Penumpang ekshib / maniac

    Votes: 19 16,0%
  • Lain2 silahkan isi di kolom komentar

    Votes: 2 1,7%

  • Total voters
    119
  • Poll closed .
Hehehhe...Sikecil lg sakit suhu..Baru sempat buka buat malam mingguan....
Pasti itu.... Org tua yg udah ngelahirin kita
 
terserah lah suhu mau telat mau nggak srkng waktunya cari pelampiasan ... mumpung lg off ... target hari ini pelanggan yang udah 3 hari nitip hape gara2 ga sanggup bayar print nan.. lumayan samsung j7 pro.. doain smoga Ssi ku berhasil
 
Hehehhe...Sikecil lg sakit suhu..Baru sempat buka buat malam mingguan....
Pasti itu.... Org tua yg udah ngelahirin kita
Amiin om. Semoga si kecil lekas sembuh om.... salam buat keluarga dirumah...


terserah lah suhu mau telat mau nggak srkng waktunya cari pelampiasan ... mumpung lg off ... target hari ini pelanggan yang udah 3 hari nitip hape gara2 ga sanggup bayar print nan.. lumayan samsung j7 pro.. doain smoga Ssi ku berhasil
Mantaaaap. Lanjut gass polll... kalo SSI nya gol. Share lah barbuknya via PM.... berbagi itu indah...
 


“Panggilan untuk para penumpang pesawat Elang Air nomor penerbangan EL-933 tujuan Ternate silahkan dipersilahkan memasuki pesawat melalui gerbang 3”


Terbang lagi, Lebih ke timur lagi. Kita menuju Ternate untuk pembukaan beberapa store Indromaret di wilayah Maluku Utara. Kali ini aku ditemani oleh salah seorang seniorku bernama Ratih. Ia bergabung dengan tim recruitment Indromaret sudah cukup lama. Sudah hampir 2 tahun. Pengalamannya jelas jauh di atasku yg baru sekali melakukan tugas ini. Namun sayangnya Ratih ini orang yg sangat tertutup sekali. Bisa dibilang dia ini tipe wanita yg dingin. Saat di bandara Soeta, beberapa kali aku mengajaknya bicara namun ia menjawab seperlunya saja. Bagiku ini sebuah masalah, karena aku dan dia bekerja dalam sebuah tim yg ditugaskan dalam tugas yg sama. Jika dia sulit diajak berkomunikasi seperti ini, aku tidak yakin jika hasil akhirnya akan sesuai dengan yg diharapkan. Namun itu menjadi tantangan tersendiri bagiku bagaimana aku bisa membuatnya sedikit enjoy berkomunikasi denganku.


Perjalanan dari Jakarta ke Ternate memakan waktu kurang lebih 4 jam 30 menit. Diatas pesawat aku dan Ratih hanya diam saja tanpa perbincangan. Ia sibuk dengan buku bacaannya, buku dengan judul “sebuah seni untuk bersikap masa bodoh”. Ya pantaslah jika pada akhirnya dia bersikap seperti itu. Okelah aku tak akan mengusik karena ini masuk ke ranah hak asasinya. Namun ketika sesuatu yg berhubungan denganku menjadi terusik. Maka aku tak segan melakukan apapun untuk menyelesaikannya.


Pesawat Elang Air yg kita tumpangi landing dengan mulus di bandara Sultan Baabullah walaupun cuaca cukup buruk untuk landing dengan baik. Namun karena kecakapan sang pilot, pesawat ini menyentuh tanah dengan halus dan aman. Bandar udara Sultan Baabullah, Sebuah bandara yg indah dengan landscape latar belakang yg sangat menakjubkan. Gunung Gamalama yg tinggi menjulang seakan menghabiskan ruang kosong di kanvas seorang pelukis jika ia melukiskan apa yg aku lihat saat ini. Inilah Indonesia,negeri kaya dengan berjuta kekayaan alam dan dengan keindahannya. Satu Hal yg membuatku sekali lagi, lagi dan terus bangga menjadi salah seorang putra pertiwi.


Selepas mengambil barang bagasi, aku dan Ratih langsung bergegas memesan sebuah taksi dan meminta sang supir untuk melajukan kendaraannya ke lokasi yg kita minta. Setelah 1 jam perjalanan dari bandara akhirnya kita sampai di sebuah toko Indromaret terbesar di Ternate. Di sini lah nantinya kita akan melakukan walk in interview kepada para pelamar kerja. Setelah bertemu dengan Store manager dan juga para owner yg nantinya akan membuka cabang Indromaret di wilayah Maluku Utara, aku dan Ratih langsung bergegas menuju Hotel karena kita berdua sudah lelah membawa barang bawaan kita.


Lokasi Hotel tak jauh dari lokasi store Indromaret itu. Cukup berjalan kaki selama kurang lebih 5 menit maka kita telah sampai di lokasi. Hotel tempat aku dan Ratih menginap cukup nyaman. Terdapat restaurant dan juga lounge didalamnya. Untuk sekelas hotel bintang 2, ini sudah lebih dari cukup menurutku. Sore hingga malam hari aku dan Ratih tidak terlibat banyak percakapan. Kita hanya berbincang sedikit ketika sedang makan malam. Selesai makan, Ratih kembali ke kamarnya tanpa ada obrolan-obrolan santai sebelum tidur.


Akhirnya aku menghabiskan waktu dengan cara melakukan video call bersama Stefanie. Malam itu aku dan Stefanie melakukan VC hingga aku dan dia sama-sama tak sadar dan tertidur. Pagi hari saat aku bangun, aku melihat video call masih dalam kondisi terhubung. Lalu saat ku melihat persentase battery handphone ku,aaaagggghhh. Battery tinggal tersisa 7%. Lucky number? Hmmm, Bullshit. Lalu aku mencharge handphone ku, sedangkan aku mandi dan bersiap untuk bekerja pagi ini. Saat aku sedang pakai pakaian, bell berbunyi. Ternyata Ratih telah siap untuk bekerja. Sedangkan aku baru saja selesai mandi. Aku memintanya untuk menunggu sebentar. 5 menit kemudian aku telah siap dan kita berdua mulai berangkat.


Sesampainya di toko, para pencari kerja telah mengantri. Perkiraanku hari itu ada sekitar 500 orang yg hadir. Ratih memberi kata sambutan dan memberitahu apa saja persyaratan untuk terdaftar menjadi kandidat. Sedangkan aku sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Orang pertama sudah mulai memasuki ruangan interview. Orang pertama selesai dilanjut yg kedua, ketiga dan seterusnya. Setelah 23 Orang pelamar, akhirnya ada 1 orang yg menurutku cocok untuk masuk menjadi kandidat yg terpilih.


“selamat pagi pak, bu”

“iya selamat pagi, perkenalkan nama kamu” jawab Ratih sedikit jutek

“nama saya Iren Kurniasari. Saya lulusan SMK pemasaran di SMK Karya Ternate”

“Oke Iren. Mau ngelamar di posisi apa nih?” tanyaku padanya

“saya mau melamar untuk bagian kasir pak”

“pernah jadi kasir?”

“iya pak. Sementara saya masih bekerja sebagai kasir di toko bahan bangunan di pusat kota ternate”

“masih kerja? Kamu mau main-main atau coba-coba ya. Saya gak cari yg begitu. Oke skip” jawab Ratih ketus

“eh tunggu dulu Bu Ratih. Kita belum tau kan apa motivasi dia melamar di sini” aku menyela

“oke kalo gitu. Coba kamu siapa kamu. Iren. Coba sebutkan apa motivasi kamu ikut walk in interview ini?”

“motivasi saya adalah, saya ingin bekerja ditempat yg dekat dengan rumah saya. Lagipula saya tau betapa besar nama Indromaret ini. Meskipun disini masih sangat jarang toko indromaret. Namun saya yakin, suatu hari indromaret akan sukses di sini”

“oh gitu. Bagus juga kotivasi kamu iren. Emang rumah kamu dimana?” aku bertanya padanya

“Bagusnya dimana pak? Motivasi macam apa itu?” Ratih menyela

“maaf Bu Ratih kalo tidak berkenan dengan saya. Saya tinggal di Morotai Pak Wayan. Disana nantinya akan ada toko baru yg dekat dengan rumah saya. Jadi saya tidak perlu jauh dari keluarga saya lagi pak. Terlebih saya baru saja memiliki seorang keponakan yg sedang lucu-lucunya”

“oh begitu ya. Oke good Iren. Untuk selanjutnya kami akan menghubungi ya jika kamu terpilih”

“iya pak wayan. Terimakasih sudah memberikan kesempatan ini. Oh iya setelah ini mungkin kakak saya yg akan interview”

“oh kamu sama kakak kamu ya”

“iya pak. Kakak ipar saya sih sebetulnya dia pernah bekerja di Jakarta pak, dia mau melamar untuk posisi Store Manager ”

“oh begitu. Oke deh kalo gitu. Oke Iren terimakasih”

“oke next” Ratih meminta orang selanjutnya masuk


“Oke mas, silahkan perkenalkan dirinya”

“Selamat siang pak, bu. Perkenalkan nama saya Algam. Saya ingin melamar diposisi staff pak”

“oke kamu lulusan apa?”

“saya lulusan SMA pak”

“pernah kerja dimana Algam?”

“saya selama ini bekerja membantu ayah pak. Jualan sayur dipasar”

“oh begitu. Sungguh mulia sekali kamu ini. Oke Algam, untuk selanjutnya kami akan menghubungi kamu kalo kamu terpilih ya”

“iya pak. Terimakasih”

“next” Ratih berkata


Aku perhatikan Ratih seperti tidak ada semangat menjalani pekerjaan ini. Terlihat wajahnya selalu saja jutek. Menanyakan pertanyaan dengan nada yg selalu tinggi. Menurutku itu sangatlah tidak baik untuk citra perusahaan. Walaupun para pelamar mungkin berbeda tingkat pendidikan bahkan tingkat sosialnya, aku merasa bahwa tidak sepantasnya ia melakukan hal seperti itu. Selanjutnya interview untuk posisi Store Manager. Satu persatu calon pelamar masuk untuk melakukan wawancara dengan ku dan Ratih. Tapi, entah mengapa aku sangat penasaran dengan Iren yg tadi sempat wawancara. Pada dasarnya aku suka dengannya. Aku melihat bahwa ia memiliki sifat telaten dalam bekerja. Namun Ratih memiliki pendapat lain. Dilain sisi aku pun cukup kasihan kepadanya yg harus bekerja jauh dengan orang tuanya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk membujuk Ratih agar memasukkan Iren ke daftar kandidat yg diterima. Setelah beradu argumen dengannya dan bertanya langsung pada Ibu Rina di HO, akhirnya Ratih memasukkan nama Iren ke daftar kandidat yg diterima.


“oke last sebelum makan siang”

“haduh Bu Rina Telpon lagi ni Tih. Baterry habis pula. Gw ke hotel dulu ya ambil charger. Tadi lupa gak kebawa”

“ah gimana sih lu. Perlengkapan buat dirilu sendiri aja sampe ketinggalan. Prepare lu mana? Makanya kalo bangun tuh pagi.siapin segala sesuatunya baru jalan”

“iyaaa bu Ratiiih”

“laaah. Eh elu tuh anak baru jangan belagu ya. Mentang mentang yg bawa si Grace jadi songong lu ya”

“maaf kalo saya dianggap songong. Yaudah lanjut saya mau ke hotel ambil charger”


Saat aku hendak keluar ruangan. Seorang wanita berpapasan denganku di depan pintu. Lalu ia menyapaku


“Wayan?”

“Eh. Nggg siapa ya? Kayaknya aku kenal deh”

“Eh nggak kok. Maaf aku salah orang”

“oh gitu. Oke, maaf ya saya lagi buru-buru”

“iya pak. Hati-hati dijalan”

“iya makasih. Mau interview ya? Sama bu Ratih dulu ya. Saya buru-buru nih. Boss saya telpon tapi hape saya hampir mati”

“iya pak”

“oke good luck”


Aku bergegas ke kamar hotel dan mencharge handphone ku. Tak lama berselang Ibu Rina menelpon.


“halo way, lupa tanya tadi. Jadi gimana disana? Banyak kandidat yg bagus?”

“lumayan lah bu. Kayaknya sih mudah bu cari kandidat yg sesuai”

“oh gitu. Bagus deh kalo gitu Way. Inget jaga kesehatan”

“iya bu. Eh btw gilang aman?”

“aman Way. Makasih ya”

“iya bu sama-sama”

“oke deh udah dulu ya. Mau meeting nih. Katanya mau ada recruitment di Batam. Nanti kalo dapet kamu langsung terbang kesana ya. Nanti duet sama Grace lagi”

“siaaap bu boss”

“tapi gak boleh ngapa-ngapain ya sama Grace”

“hmmm tergantung sih bu”

“tergantung apa?”

“ya tergantung suhu udaranya disana”

“bisa aje lu ah. Dasar om-om girang”

“yeee… gini-gini juga ketagihan kan”

“hahaaha… awas aja kalo balik ke Jakarta gak mampir ke apartemen ku. Sp3 langsung”

“waduh…. Iya deh bu iya. Eh bu, Ratih itu orangnya kok gitu sih bu.”

“gitu gimana?”

“ya itu jutek”

“oh itu. Deketin dong Way. Kamu kan jago”

“ya gimana mau deketin. Orang diajak ngobrol aja susah.”

“ya emang sih. Dia lagi masa galau. Habis ditinggal nikah mantannya”

“oh gitu. Kasian ya”

“iya Way. Makanya Way hibur dia dong”

“iya bu iyaaa”

“yaudah ah. Aku dah di telponin terus nih. Disuruh ke ruang meeting”

“yaudah bu. Semangat”

“oke Way. Kamu juga ya”

“iya bu. Siang”

“siang way”


Setelah makan siang aku kembali bekerja. Aku mereview 2 orang yg tadi terlewat. Karena nantinya jabatan mereka cukup penting. Maka dari itu pengambilan keputusan haruslah dilakukan berdua antara aku dan juga Ratih.


“Way. Yg ini bagus nih. Pernah kerja di Jakarta. Disana dia jadi Accounting selama 8 tahun. Aku rasa bagus nih buat jadi store manager buat di Morotai. Cuma masalahnya, dia ini kakaknya si Iren. Yg tadi kamu pengen banget masukin namanya”

“oh gitu. Wah bagus dong pengalaman kerjanya bisa bermanfaat disini. Coba gue liat CV nya”

“Nih CVnya way”

“oke sini gue baca dulu”

“gimana way bagus kan?”


Aku shock saat melihat CV pelamar tersebut. Sungguh tak bisa berkata apa-apa saat membaca nama dan tempat ia bekerja sebelumnya


“wayan. Halooo”

“eh iya bagus kok Tih. Gue suka sama pengalaman kerjanya”

“terus adeknya gimana?”

“taroh distore lain aja. Kan dimorotai ada 2 yg buka. Ya salah satu aja lah”

“oh gitu yaudah. Gue setuju sama lu Way. Btw maafin sikap gue ya Way. Gue sadar kok kalo gue terlalu jutek sama lu”

“yaelah Tih. Kalem aja lagi. Nyantai aja. Gue gpp kok”

“beneran Way?”

“iya tih. Yaudah udah sore. Balik dulu yuk. besok lanjut lagi”

“oke deh yuk. Cuss”


Malam hari aku dan Ratih makan malam bersama. Dari sana aku mengetahui apa yg sebenarnya menjadikan ia seperti sekarang ini. Terutama terhadap laki-laki. Ternyata ia trauma terhadap janji manis laki-laki karena mantan kekasih sebelumnya meninggalkan ia hanya demi mengejar wanita yg lebih cantik daripada dia. Padahal menurutku Ratih ini sudah cukup cantik. Tapi balik lagi ke selera orang, karena masing-masing orang memiliki seleranya sendiri-sendiri. Yg jelas bagiku, wanita itu istimewa. Tak peduli ia cantik, atau pun tidak. Bagiku yg terpenting adalah sikapnya. Selepas makan malam aku dan Ratih kembali ke kamar masing-masing. Malam itu aku chat dengan Stefanie dan juga Devi. Hanya sekedar basa-basi menanyakan keadaan di Jakarta saja. Selain chat dengan mereka, aku juga chat dengan seseorang. Seseorang yg telah lama menghilang bahkan sebenarnya telah aku lupakan. Namun entah mengapa aku dan dia dipertemukan kembali disini. Aku pun mendapatkan nomor handphone terbarunya dari CV yg tadi sore aku lihat.


Malam setelahnya aku dan dia kembali bertemu setelah lebih dari 5 tahun berpisah. Ia kini telah berbeda. Wajahnya tak lagi secantik dulu. Tubuhnya pun tak lagi selangsing dulu. Kini ia sudah resmi menjadi seorang ibu dengan lemak yg menempel di sana sini. Pantas saja jika siang hari sebelumnya saat ia berpapasan denganku dan menyapaku, aku tidak mengenalinya. Karena memang sudah banyak perubahan yg terjadi pada dirinya. Kesalahan yg ia lakukan padaku dahulu pun telah aku maafkan. Tak ada lagi dendam dalam hati ini. Meskipun rasa jengkel tetaplah ada, namun aku menganggapnya sebagai bumbu pelengkap dalam semangkuk sayur lodeh. Apa jadinya jika sayur lodeh tidak ada rasa pedasnya.


Dalam percakapan itu ia menceritakan banyak hal tentang dirinya. Ia bercerita tentang bagaimana dia jatuh hingga ke dasar lembah nista yg terdalam. Cintanya hilang, karirnya hancur berantakan, bahkan nama baiknya tercoreng. Maka dari itu dia memutuskan untuk lari dari hiruk pikuk kota Jakarta dan terdampar di Morotai. Mendengar ceritanya hatiku luluh, tak kusangka jika hanya karena nafsu akan sebuah jabatan di kantornya. Akhirnya dia harus kehilangan segalanya. Seketika semua rasa dendamku padanya sirna. Waktu berjalan sangat cepat malam itu. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 22.00 WIT. Ia pamit padaku karena ia merasa tak enak hati jika pulang terlalu malam seperti ini. Aku hanya bisa mengantarnya sampai pintu lobby hotel. Setelahnya ia pulang menggunakan taksi.


Saat aku hendak naik ke atas dan menunggu lift turun, Dari dalam lift Ratih keluar dan berpapasan dengan ku. Aku bertanya kepadanya hendak kemana. Dia menjawab, mau cari minum. Lalu aku putuskan untuk mengantarkan mencari minuman


“lu darimana way?”

“eh itu tadi ada temen gue. Udah lama banget gak ketemu sama dia. Eh tau-taunya malah ketemu disini”

“oh gitu. Dia nginep di hotel ini juga?”

“eh nggak kok. Dia sekarang tinggal di Morotai”

“hmmm gitu. Kebetulan banget ya way. Eh by the way ada apaan dia disini Way? Sengaja ketemu sama lu gitu, apa gimana?”

“hmmm, sebenernya dia yg kemarin ikut walk in”

“realy? Yg bener?”

“iya”

“yg mana orangnya?”

“kakak iparnya si Iren. Namanya Joana”

“o alah iya gue inget. Pantes waktu gue sodorin CV nya muka lu agak aneh gitu. Gak nyangka ya bakal ketemu temen lama disini”

“iya Tih”

“eh tunggu deh. Kalo liat ekspresi muka lu, kayaknya sih bukan sekedar temen deh”

“ih apa sih. Udahlah g usah di bahas itu”

“ehem. Oh ternyata si Wayan ketemu mantannya yg udah nikah dan punya anak disini”

“malesin lu”

“cie Wayan, CLBSWII nih kayaknya”

“apaan coba CLBSWII? Gak jelas”

“Cinta Lama Bersemi Saat Walk In Interview”

“males ah. Gue naik keatas ah”

“yeee marah”

“lu rese pake godain gue segala”

“hahahaha. Biasa aja kali mas”

“iya gue udah biasa”

“yaudah yuk balik, tidur”


Hari ketiga dan hari terakhir. Secara quota sebenarnya seharusnya Walk In sudah selesai. Namun aku dan Ratih masih ingin melihat lagi para pelamar di hari ketiga ini. Siapa tau saja ada yg lebih baik lagi dari pada para pelamar yg sudah kami anggap masuk kualifikasi. Namun untuk Joana dan adik iparnya yg bernama Iren a.k.a Merry sudah pasti tak bisa diganggu gugat. Setelah mewawancarai puluhan orang, tiba saatnya makan siang. Saat ku cek handphone ku, ada WA dari Joana. Ia mengajakku untuk makan siang di rumah saudaranya. Dia sangat berharap aku bisa hadir disana karena sore harinya dia sudah harus balik ke Morotai menggunakan Kapal Laut yg hanya jalan 1x seminggu dan hanya nanti sore saja. Mengingat permohonannya, aku memutuskan untuk hadir. Aku izin pada Ratih untuk makan siang ke tempat Joana. Ratih mengizinkan selama bisa hadir tepat waktu jam 1 siang.


Sesampainya disana, ternyata hanya ada Joana saja. Karena Iren dan Bibi Dayan (pemilik rumah) sedang kepasar membeli oleh-oleh untuk keluarga di Morotai. Aku sungkan sekali karena sekarang Joana telah berkeluarga. Bahkan tempat yg aku datangi sekarang ini sebenarnya adalah rumah saudaranya. Aku tidak ingin timbul fitnah karena kedatanganku. Namun Joana meyakinkanku bahwa tidak apa-apa. Akhirnya dengan perasaan yg deg-degan aku masuk kedalam rumah sederhana tersebut. Didalamnya sudah tersedia makanan yg ternyata Joana sendiri yg memasaknya. Aku mencicipi sayur yg ia buat. Rasanya sungguh nikmat, endeeeess!. Selesai makan, apa yg aku takutkan terjadi. Tiba-tiba Joana mendekat lalu mencium bibirku. Aku mendorongnya kebelakang dan menolaknya


“kenapa way?”

“jangan gitu Jo. Kamu kan udah ada yg punya sekarang”

“iya Yan. Tapi gimana ya Yan. Aku kangen sama kamu Yan. Izinkan aku buat sekali ini aja Yan. Karena aku gak tau kapan lagi bisa ketemu kamu. Aku di Morotai kamu di Jakarta”

“aku juga merasakan hal yg sama Jo. Tapi tolong jangan seperti ini. Kasihan suami kamu, anak kamu jo. Terlebih kalo sampe saudara kamu tiba-tiba datang”

“mereka pasti lama Yan. Karena mereka baru jalan. Dan pasarnya jauh. Paling juga mereka baru sampe pasar Yan”

“Jo. Aku gak mau terjebak lagi dalam cintamu Jo”

“Yan. Percaya sama aku. Aku cuma mau melampiaskan rasa rinduku padamu Yan. Anggaplah ini sebagai permintaan maafku karena dulu pernah menyakitimu”


Mendengar kata-kata itu membuatku luluh. Bahkan tanpa kusadari bibirku dan bibirnya sudah mulai terpagut kembali. Dengan penuh gelora dia menciumi bibirku. Bagaikan seorang yg sedang menikmati sebuah hidangan dalam kondisi teramat lapar. Aku tak tahan, kemudian aku mulai meremas payudaranya yg kini sudah kendor. Ia juga mulai melepaskan resleting celanaku, lalu mulai mengulum penisku yg sudah tegang. Kulumannya sangatlah nikmat, mungkin kenikmatan itu karena ada perasaan rindu yg tebal terhadapnya. Hingga akhirnya aku kalah dan melepaskan jutaan sel sperma dimulutnya. Tanpa ragu ia melahap semua cairan kental itu. Tak puas dengan itu, ia melepaskan celana pendek yg ia kenakan. Lalu menungging dihadapanku seraya berkata





“masukin Yan, Bikin aku puas kaya dulu pernah kamu lakukan.”

“udah Joana. Kita udah melewati batas Jo. Aku gak bisa”

“Wayan, pliss. Bikin aku puas kaya dulu Wayan”

“nggak Jo. Aku gak mau. Ini sama aja aku berdosa sama suami kamu”

“Wayan. Kamu sekarang dewasa banget. Seandainya dulu aku gak melakukan perselingkuhan itu. Aku yakin kita akan hidup bahagia”

“udah Jo. Yg udah biarlah udah. Biarlah itu semua jadi sebuah catatan buruk dalam kehidupan kita”

“Wayan. Andai aku bisa mencintaimu sekali lagi”

“yaudah Jo. Sudah hampir jam 1. Aku harus balik, aku gak enak sama temen ku Jo”

“Yan, bisakah kita berjumpa lagi dilain waktu?”

“suatu saat kalo aku kesini lagi, orang pertama yg aku temuin itu kamu Jo. Percayalah”

“makasih Wayan. Semoga hidupmu bahagia”

“iya Jo. Seperti hidupmu yg sekarang ya. Sudah bahagia dengan orang yg tersayang”

“iya Yan. Yaudah kalo gitu, salam buat Temen kamu”

“iya nanti aku salamin. Oh iya sebenernya kamu dan juga adik kamu Iren. Aku masukan kedalam daftar kandidat yg lolos seleksi. Kamu aku pilih sebagai Manager Indromaret yg dekat rumah kamu. sedangkan Iren terpaksa aku taruh di Cabang Morotai yg satu lagi. Karena dalam 1 toko gak boleh ada hubungan family”

“hah, seriusan Yan? Ya ampuuun. Makasih banget Yan. Nanti aku kasih Tau Merry. Pasti dia senang mendengarnya”

“iya Jo. Salam ya buat Iren eh Merry”

“hahaha. Iya Iren atau Merry sama aja Yan. Yaudah Yan. Sekalian aku pamit balik ke Morotai nanti sore ya”

“Iya Jo. Hati-hati dan salam buat suami kamu”

“iya Yan. Kamu juga besok hati-hati balik ke Jakarta. Salam Untuk Stefanie”

“iya. Eh kamu tau Stefanie?”

“dari waktu kita pacaran aku tau kok kalian mulai deket”

“tapi dulu aku gak ada apa-apa sama dia lho sewaktu kita pacaran”

“iya Wayan. Aku tau. Makanya aku gak pernah marah. Nah setelah aku sampai disini aku masih suka tanya-tanya temen kamu keadaan kamu disana. Jadi aku tau tentang kamu. Yaudah balik dih udah hampir jam 1 nih”

“yaudah Jo. Makasih ya untuk hari ini”

“iya Pak Wayan Eka Atmaja. Terimakasih juga udah meloloskan kami berdua”

“hahahaha. Yaudah aku pamit ya, salam”

“iya hati-hati”


Setelah selesai urusanku dengan Joana, aku kembali ke Toko Indromaret dan melanjutkan tugasku. Baru setengah jam aku mulai mewawancarai para pelamar kerja, handphoneku bergetar. Ada sebuah pesan WA dari nomor tidak dikenal. Namun dalam pesan pertamanya terdapat jelas nama si pengirim, Iren alias Merry. Sambil wawancara dengan pelamar, aku membalas Chat dari Iren. Intinya ia ingin bertemu denganku untuk mengucapkan terimakasih karena telah memberikan kesempatan kepadanya untuk bergabung dengan Toko Indromaret.


Sore hari saat aku kembali ke Hotel, Iren telah ada di Lobby. Aku yg merasa tidak enak terhadap Ratih bila sampai ia tahu kalau Iren menemuiku, aku memberikan kode tangan kepadanya untuk diam ditempat dan menungguku. Setelah aku sampai atas dan yakin bahwa Ratih telah masuk kamar. Aku turun kebawah untuk menemui Iren.


“Hai Iren. Maaf ya tadi saya suruh kamu menahan diri. Saya gak enak sama Ratih kalo sampai dia tau kamu menemui saya. Takut dianggap tidak independen dan tidak profesional”

“oh iya pak. Maafin Iren ya. Kalo gitu Iren pulang aja. Ini pak ada makanan buat makan malam. Ini makanan khas Ternate pak”

“waah makasih banyak ya Iren. Oh iya kalo mau kita makan sama-sama aja gimana? Kayaknya banyak porsinya. Pasti saya gak akan habis”

“hmmm. Boleh pak. Tapi dimana? Mana boleh makan disini?”

“diatas aja. Gimana?”

“oke deh pak”


Lalu kami berdua bergegas keatas. Sesampainya di koridor dilantai 3 tempat kamarku berada, aku mindik-mindik memperhatikan kondisi pintu kamar Ratih. Khawatir jika sampai ia keluar sedangkan aku sedang bersama Iren. Setelah memastikan kondisi koridor aman, aku bergegas masuk kamar bersama Iren. Didalam kamar aku terlibat perbincangan dengan Iren. Ia bertanya apa hubunganku dengan Joana. Aku menjawab sejujurnya, Iren pun kaget tak percaya jika aku dan Joana bisa sampai bertemu kembali disini. Makanan yg ia bawa telah habis ku santap berdua dengannya. Dari obrolan ini aku menilai bahwa Iren salah seorang anak yg asyik dan mudah bergaul. Ia pun nyambung diajak ngobrol dengan bahasan yg lain. Semisal Film ataupun Lagu. Tak terasa hari sudah Gelap. Jam dinding sudah menunjukan pukul 8 malam. Lalu dari luar seseorang menekan Bel. Aku intip melalui lubang intip ternyata Ratih. Kemudian aku menyuruh Iren bersembunyi di kamar mandi.


“Eh Ratih. Kenapa mbak?”

“ndekem aja. Gak makan?”

“hmmm. Udah tadi sore. Kenapa gitu? Terus lu sendiri udah makan?”

“hmmm. Gapapa. Gue udah makan juga kok. Boleh gue masuk?”

“hah, eh mau ngapain?”

“pengen ngobrol, curhat, minta pendapat”

“hmmm. Gimana ya? Gimana kalo dibawah aja di Lounge?”

“gak ah. Gak private”

“laaaah?....”

“kenapa? Gak mau? Yaudah gue balik kekamar aja”

“idiiih. Jutek bener sih”

“APAAN? SERAH GUE LAH. HIDUP, HIDUP GUE!”

“ih cantik-cantik doyan ngegas ya mbak Ratih ini”

“habisan elunya gitu”

“yaudah sini yuk masuk”

“beneran?”

“iya udah sini”


Lalu Ratih masuk kekamarku dan langsung duduk di ranjang. Aku izin padanya untuk kekamar mandi dulu. Kebelet pipis alasanku. Didalam kamar mandi aku menyuruh Iren agar tetap tenang didalam sana. Iren setuju namun ia nampak khawatir. Takut-takut Ratih ingin kekamar mandi. Aku meyakinkan bahwa itu mungkin tidak akan terjadi.


Setelah itu aku dan Ratih berbincang. Ia curhat tentang masa lalunya. Ia bercerita tentang bagaimana ia tergila-gila pada seorang lelaki namun lelaki tersebut ternyata bajingan. Bajingan disini bukanlah Bajingan yg berarti Juru kemudi Pedati(kereta/gerobak yg ditarik kerbau). Namun bajingan disini lebih dalam konotasi negatif. Ia sebagai seorang perempuan dipaksa untuk merelakan keperawanannya direnggut oleh lelaki itu. Hanya dengan iming-iming akan dinikahi akhirnya Ratih melepaskan semua pakaiannya dan Hilanglah Keperawanan sebagai simbol sucinya seorang wanita.

Setelah puas dengannya dan juga menemukan seorang yg lebih cantik akhirnya ia dicampakkan. Bahkan Ratih sampai ditinggal menikah. Aku berkata bahwa aku turut prihatin atas kisah pilu yg ia hadapi.Lalu ia berterima kasih kepadaku karena telah bersedia mendengarkan curahan hatinya. Aku berkata kepadanya jika suatu hari membutuhkan telinga untuk mendengarkan ceritanya, atau pun pundak untuk bersandar, maka hubungilah aku. Aku akan ada untuk mendengarkannya dan juga ada untuk menjadi sandaran baginya.


Tanpa sadar aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, Lalu bibirku dan bibirnya berpagut. Ia begitu menikmati cumbuan ini, meresapi tiap saat bibirku dan bibirnya saling melumat. Hingga aku tersadar bahwa ada Iren di kamar mandi. Aku pun menghentikan hasrat yg telah terjalin saat itu. Ratih melihat ke arahku, kecewa. Namun aku harus menahan birahi yg telah bergelora didalam dada. Biarlah kesempatan ini ku tahan, aku hanya berharap akan mendapatkan kesempatan ini lain kali.


Setelah itu Ratih pamit kembali ke kamarnya untuk tidur karena sudah malam. Setelah ia kembali ke kamarnya dan aku telah memastikan bahwa ia benar-benar sudah berada didalam. Barulah aku menyuruh Iren untuk keluar.


“Pak Wayan gak waras ya?”

“hah, maksud kamu apaan Iren?”

“itu tadi. Udah cucuk-cucukan gitu kok udahan. Gak diterusin”

“eh eh eh. Anak kecil tau-tauan kaya gitu”

“yaelah pak. Saya bukan anak kecil lagi kali. Hal kaya begituan mah udah umum pak”

“hmmmm. Berarti kamu pernah ya?”

“yaaaaa. Gimana ya… rahasia lah”

“oh kalo gitu berarti pernah”

“ya kalo pernah pun emang ngerugiin bapak? Nggak kan?”

“nggak. Justru menguntungkan”

“maksudnya apa nih?”

“yaaaa kali aja gitu sebagai tanda terimakasih dikasih cucuk-cucukan”

“yeee… maunya laki-laki ya. Dasar!!!”

“yaudah pulang gih. Udah malem. Nanti kamu di cariin sama bibi mu”

“ih ngusir nih ceritanya?”

“eh nggak juga sih. Maunya ya kamu disini aja. Nemenin saya gitu”

“ah males. Ntar didamprat kak Jo lagi”

“lah apa hubungannya coba?”

“kan pak wayan mantannya”

“kan mantan”

“oh iya juga sih. Tapi aku gak mau ah. Aku kan masih anak kecil”

“lho tadi kamu bilang kamu bukan anak kecil lagi”

“ih susah ya kalo ngobrol ginian sama laki-laki hidung belang”

“eeeh. Berani-beraninya ya!!! Aku coret nama kamu!!!”

“hehehehehe. Jangan lah pak”

“hahahahaha. Iya yaudah pulang sana Iren. Nanti bibimu nyariin”

“hmmm. Yaudah deh Iren pulang. Sekali lagi makasih ya pak.mmmmuuuach” Iren mencium bibirku.


Tugas di Ternate selesai. Banyak cerita menarik yg terjadi disana. Tapi diantara itu semua, yg membuatku tak habis fikir adalah pertemuanku dengan seorang yg seharusnya aku benci seumur hidup. Namun entah mengapa setelah pertemuan itu aku justru merasa iba kepadanya. Bahkan jika saja dia belum memiliki anak dan suami. Jika ia menginginkan kembali padaku, aku pun mau kembali kepadanya.


Touch down di Jakarta. Devi ditemani Ramlan menjemputku di bandara. Sedangkan Ratih memilih menggunakan taksi online untuk pulang. Sesampainya dirumah, Devi menanyakan hal serius kepadaku.


“Kak, kenal sama orang yg namanya Rubiah?”

“hah? Gak tau dek. Kenapa emang?”

“ini kakak dapet undangan dari dia”

“hmmm. Mana coba kakak liat”


“Cewe sama Cowonya kakak gak Kenal dek. Salah orang kali”

“yakin?”

“hmmmm maybe. Tapi disini tulisannya sih jelas ya buat Wayan”

“tadi dia bilang gini kak. ‘sampein aja ke dia mbak. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo dulu suka bikin dia jengkel”

“hah? Siapa sih? Eh tunggu deh liat alamatnya coba?”


“yah alamatnya di gedung lagi”

“nah itu dia kak. Jadi kakak dateng?”

“hmmm. G tau deh. Liat jadwal kakak dulu aja lah. Lagian gak kenal kok”

“oke lah. Yaudah kakak istirahat gih. Pasti kan caoek banget”

“iya dek. Nanti kalo Stefanie kesini bangunin ya”

“apanya kak? Tititnya?”

“yeeee. Otak kamu tuh kaya film bokep”

“sama juga kakak kan”

“au ah”


***Back To First Post***

81aaed983888874.jpg



Kasih update pagi-pagi biar pada semangat beraktivitas
@AiSedap, @jlbb_hunter, @zhoeloe, @CerseiLannister, @Firdos66,
@koplaz_doank, @wongtiku, @C_Edogawa, @Immortallove,
@Pentol07, @jowood, @donz27, @edoy830, @Ealahmboh,
@paidhie , @GabanGabinKomatKamit , @black_real, @ilalanghening, @Ohb,
@ValidasiLogin, @SpongeJelly, @Forandsix, @ferlucy, @Sonic110, @Lemek,
@Himler, @AvoluTiioN, @RAYxy, @wiatnata, @oscarphillip,
@choco max, @civicfd1, @pethonk, @untoarab, @ivan_cacing,
@fadlycok, @mamnu, @black flash, @samcoki, @kelana678, @maniaksekz
@rambut_jagung, @kriptolocus22, @Refie, @Lukeskywalker, @Forfighther,
@yupi tok, @ratu crot, @wethekings, @mrarvani,
@Mikosmos, @MONSTERhitam, @yusrilhen, @annov17, @Hernandez96, @dhatay,
@Donjuan777, @deer98, @Zailani_Ismail, @all1977, @zemboots, @SempakKondoy, @nabirongx, @Sebalo, @Jhon22, @tehsa1
@nnnnnn31 , @devill , @Arifin Tea , @Shirohito , @sherly2012

@Alput , @elmench, @OPDAT , @Jatiwaringin, @Robbie Reyes
 
Terakhir diubah:
Hehe...Makasih atas updatenya om @siperut_bunciit
Balik ke atas baca lagi...
What....Balik dari Ternate mlh dpt undangan dari si Dera....
Lancroot om...Smoga selalu diberi kesehatan & waktu luang utk update cerita ini sampe TAMAT...Aamiin...
tapi wayan belum ngeh kalo undangan itu dari Dera... apakah Wayan bisa hadir? tungguin aja om...


Terbaik, wayan menang banyak hehehe btw makasih updatenya hu
Wahwahwah wayan menang banyak ni.....heheheheh terbaik suhu.....

makasih om @SpongeJelly dan om @Zailani_Ismail salam sehat selalu...


Lancrotkan Pak De, mantap nie cerita
Mulai ada titik temunya
Terus selalu di lanjut hu
siap lanjut terus bacanya om @Jhondoer dan om @kelana678


gunung gamalama keren yah??

menurut ane sih bandara dengan pemandangan tebaik...


Pertamax dinaikin
Wayan....
Pertamax harganya membumbung tinggi...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd