Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Keluarga

Siapakah karakter wanita favorit anda dalam kisah RITUAL KELUARGA ini?


  • Total voters
    113
  • Poll closed .
Gw pernah baca manga hentai, judulnya family play. Apa terinspirasi dari situ? Kalo emang bener emang luar biasa cerita ini
Bukan dari judul itu, campur2lah pokoknya
wah
berarti ini tantangan buat skill writing om ya
semoga sukses completing tantangannnya skill nya om
saya sebagai pembaca yang belum punya basic writer cuma bisa menunggu update saja om :)

Yap, setuju...
Tiap penulis punya style nya masing2...
Sooo....
Ditunggu hari selasa update nya suhu..
Ya udah mau nih, countdown to update....
Saluutt......sungkem ma suhu. Sukak ama orgy incest. Bener2 ngebayangin join ama mereka. Jadi pembantunya ajah gpp. Wong supirnya ahah bs dapet.
HAK...HAK...HAK...(eh...ketularan)

Ane suka orgy di lingkup keluarga ama kantor boss. Makasih yaa buat ngaceng miring.
Makasih apresiasinya, keep mupeng
Tema ceritanya kerennn banget... Incest orgy... Kalo gak salah dulu ada cerita one shot bertema sama, walo latar belakang kenapa bisa mereka sampai incest beda... Kalo ga salah judulnya when the devils come...

Ren juga penasaran awal mula kenapa ritual keluarga bermula...
Sebenernya dari percakapan Tyas & Kevin dah tersirat bagaimana acara ini bermula
Ketawanya khas, kaya pernah tau nih...hak hak hak
Pembaca cerita panas senior pasti tau tawa khas ini, milik seorang penulis legendaris, siapa hayo?
 
Sebenernya dari percakapan Tyas & Kevin dah tersirat bagaimana acara ini bermula

Oiya, bener, lb nya utk erarin silaturahmi... Tp yg ren maksud, utk melaksanakan itu pasti gak mudah kan... Mestinya ada penolakan dr member keluarganya... Itu yg ren penasaran, hehe... Awal mula adegannya
 
Kalo ini kudu wajib nitip sendal. Jarang2 ada cerita gini. Super keren.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Aduh mr siapa ya...dah lama ga ngikutin cerpan sejak kbb vakum hu...cm pasti inget ketawa ini...hak hak hak...

Njirr..ane jadi ketularan :pandaketawa:
 
CHAPTER 2


Fadli dan keponakannya, Santi, telah pindah ke sofa dekat ruang makan itu. Pria gempal itu bertumpu di kedua lututnya di antara selangkangan sang keponakan. Dinaikkannya kedua kaki Santi di pundaknya, kemudian dengan perlahan-lahan ia usapkan kepala penisnya ke bibir vaginanya. Kelihatannya gadis itu sudah tidak sabar untuk menerima penis di liang senggamanya karena kedua tangannya memegang pantat pamannya dan menekannya ke arah selangkangannya. Fadli memasukkan perlahan-lahan penisnya memasuki liang kewanitaan Santi. Mulai dari kepala terus perlahan akhirnya sampai mentok habis ke pangkalnya.
“Aaaahh!” desah Santi menikmati penetrasi itu.
Akhirnya seluruh batang kemaluan Fadli masuk ke dalam dan menyentuh dasar liang kemaluan Santi yang menikmatinya dan mengencangkan jepitan lubang kemaluannya ke batang penis itu. Kedua tangan gadis itu meremas bantal kursi dengan kencang, dan sekujur tubuhnya nampak mengejang, dan keluar lenguhan berat dari mulutnya. Fadli mulai memaju-mundurkan penisnya sehingga menggesek-gesek dinding vagina keponakannya itu.
"Uughh.. uugghh.. eennaggk.. Omm.." desah Santi
Lenguhan manja Santi semakin menambah naiknya birahi. Fadli terus menusuk-nusukkan penisnya dalam tempo sedang dan dirasakannya vagina sang keponakan semakin basah.
"Oom.. saya uudahh gak kuatt.. mauu.. keeluuarr.." erang gadis itu
"Seebenntarr.. San... om.. juggaa mauu keluaarr.."
Kini Fadli sedikit meningkatkan genjotannya ke liang senggama Santi dan tiba-tiba.. senggama keponakannya itu berdenyut-denyut dan serasa menghisap batang penisnya. Inilah saat yang dinanti-nanti, hisapan liang vagina itu semakin kuat dan tiba -tiba..
"Ooomm... .. oooohhhh!" jerit Santi dengan tubuh menggelinjang, cairan orgasme gadis itu tertumpah membasahi selangkangan mereka dan dalam waktu yang bersamaan Fadli juga tak bisa lagi menahan penisnya yang terasa mau meledak.
Crreett.. creett.. creet... menyemprotlah isi penis pria itu di vagina keponakannya yang masih berdenyut-denyut menghisap batang penisnya dan memberikan sensasi yang luar biasa. Keduanya berciuman mesra meresapi sisa-sisa orgasme mereka hingga akhirnya terkulai lemas dengan gadis itu menindih Fadli.

“Aaaaahh!!” erang Anas menyemprotkan spermanya membasahi perut Widya.
“Sini gua pangku Wid!” panggil Willy seraya menepuk pahanya.
Widya turun dari meja dan naik ke pangkuan iparnya itu dengan memunggungi. Tangannya meraih penis pria itu dan mengarahkan ke vaginanya. Setelah pas di bibir vagina, Widya menurunkan tubuhnya dan... .
“Aaaahhh!!” ia mendesah mengiringi vaginanya menelan batang penis Willy
Wanita itu menggoyangkan pantatnya untuk memperlancar gerakan batang penis pria itu dalam liang vaginanya. Willy menyibak rambut panjang wanita itu ke samping lalu lidahnya menyapu leher dan tengkuknya sementara tangannya menggerayangi buah dadanya. Widya merasakan bulu kuduknya merinding.
”Hhmm... ahh... sshhhh,” ia mendesah menahan geli dan rasa nikmat sekaligus.
Kepalanya bergerak-gerak liar merasakan sensasi hebat yang sedang dialami.
“Tolong bersihin ya Wid!” Anas menyodorkan penisnya yang sudah loyo itu di depan wajah Widya.
Wanita itu pun membuka mulutnya membiarkan si ayah mertuanya menjejali mulutnya dengan penis. Ia merasakan aroma cairan kewanitaannya sendiri bercampur aroma penis yang tajam. Di dalam mulutnya Widya menggerakkan lidah melingkar menjilati kepala dan batang penis itu sambil terus menaik-turunkan tubuhnya di penis Willy. Wanita itu dibuat melayang layang oleh rangsangan ipar dan mertuanya pada daerah sensitifnya terutama di vaginanya yang disodok-sodok penis sang ipar. Ia meracau tertahan karen mulutnya tersumpal penis mertuanya. Willy terus menyentak-nyentak pinggulnya ke atas sehingga penisnya bergerak keluar masuk vagina wanita itu dengan cepat dan kadang menghantam dasar rahimnya.

--------------------


"ouh... ouh.. ah... ah... sssshh!!!" desahan erotis keluar dari mulut Reni yang sedang naik-turun di pangkuan Pak Nidaul dalam posisi membelakangi
Peluh bercucuran menetes dari dahi kedua insan tersebut. Plok... plok... plok... bunyi tepukan alat kelamin mereka beradu terdengar berulang-ulang, diiringi lenguhan nikmat Pak Nidaul. Tangan kasar pria itu meremasi payudara kirinya, sementara tangan kanannya menyusuri kemulusan tubuh nyonya majikannya itu. Diciuminya punggung Reni yang sudah basah berkeringat, mulutnya menyusuri punggung hingga kepalanya menyelinap lewat bawah ketiak kanan wanita itu dan mencaplok payudaranya. Reni terus menggerakkan pinggulnya, bahkan kadang ia memutar-mutarnya juga, itulah yang membuat Pak Nidaul semakin kelojotan. Di tengah-tengah asyiknya mereka bersetubuh ini, Saldi muncul di ambang pintu, telanjang dengan tubuh masih agak basah, kedua matanya berbinar penuh dengan nafsu birahi menyaksikan tante dan tukang kebun kakeknya sedang bersetubuh.
“Aahh... Saldi!” sahut Reni yang akhirnya mengetahui kehadiran keponakannya itu, sementara Pak Nidaul hanya menoleh sambil tersenyum penuh arti dan tangannya masih menggerayangi tubuh wanita yang dipangkunya itu.
“Ikutan yah tante!” kata Saldi mendekati mereka.
Lantas pemuda itu meraih kepala Reni dengan tangan kirinya, dijambaknya rambut wanita yang adalah tantenya untuk kemudian ditariknya mendekat ke penisnya yang telah siap dalam genggaman tangan kanannya. Hidung Reni langsung menyergap aroma penis itu begitu ujungnya menyentuh bibirnya yang langsung membuatnya kelimpungan untuk selekasnya mengoral penis itu. Dengan penuh nafsu, Reni menjilati sekujur batang penis itu, ujung hingga zakarnya, kemudian dimasukkan ke mulut dan dikulum-kulum. Gerakan oralnya bersinergi dengan Saldi yang memaju-mundurkan penisnya memompa, terkadang pemuda itu menarik keluar penisnya menekankan batangnya atau pelirnya agar wanita itu menjilatinya. Reni sungguh memperoleh sensasi kenikmatan seksual yang luar biasa sambil terus menaik-turunkan tubuhnya di pangkuan Pak Nidaul. Tak lama kemudian Pak Nidaul menggeram-geram dan tubuhnya mengejang.
“Ggggggrrrhhhhh... ” pria setengah baya itu melenguh sambil meremas payudara Reni.
Namun Reni terus melanjutka gerak naik-turunnya, sampai akhirnya merasakan cairan hangat menyemprot bagian dalam vaginanya. dirinya akan mencapai puncak kenikmatan.
“Mantapp Bu!!” ucap Pak Nidaul lemas pasca menikmati orgasme di dalam vagina Reni.
“Sekarang kamu Di! Ayo puasin tante!” kata Reni melepas oralnya terhadap penis sang keponakan.
Ia melepaskan diri dari Pak Nidaul lalu naik ke atas meja dapur setelah menyingkirkan dahulu beberapa barang di atasnya. Saldi berdiri di antara kedua belah paha tantenya yang menjuntai dan menempelkan penisnya ke vagina yang sudah sangat becek itu.
“Iya tante…” sahut Saldi yang disusul dengan desakan penisnya ke dalam liang senggama Reni
Reni mendesah menikmati gesekan penis keponakannya yang ereksinya sempurna itu. Ketika pemuda itu mulai menyetubuhinya dengan gerakan perlahan, Reni berkata lirih
“Kangen ngentot tante gak?”
“Eeehh… pasti dong tante... . udah lama ga ketemu, saya kebayang-bayang terus ML sama tante” sahut Saldi dengan kedua tangan mencaplok sepasang payudara tantenya.
Gerakan Saldi makin lama makin cepat sehingga gesekan demi gesekannya di liang senggama Reni membuatnya terpejam-pejam dalam nikmat. Hingga akhirnya Saldi berucap terengah,
“Sayah..mau…mau keluar, tante!”
“Sama tante juga... .ahhh... .ayo barengin Di!” sahut Reni sambil turut meliukkan pinggulnya, membuat klitorisnya terus-terusan bergesekan dengan penis keponakannya.
Lalu keduanya seolah kerasukan, kedua belah paha Reni mengepit erat keponakannya dan Saldi membenamkan penisnya sedalam mungkin ke liang senggama tantenya yang makin berkedut-kedut. Mereka melenguh sahut-menyahut menyambut orgasme dahsyat. Saldi menyemprotkan sperma kental dan hangat mengaliri liang senggama tantenya... sungguh rasanya indah sekali. Sperma dan cairan orgasme bercampur meleleh-leleh di sela bibir kewanitaan Reni menetes ke meja dapur. Genjotan Saldi berangsur-angsur melemah dan penisnya mulai menyusut.

“Luar biasa… ML sama tante emang selalu mantap” komentar Saldi
Reni cuma menanggapinya dengan senyum. Pak Nidaul yang sudah memulihkan tenaga kini bangkit mendekati mereka.
“Sama saya lagi ya Non!” katanya sambil meremas payudara wanitai itu.
Saldi mencabut penisnya dan memberi tempat pada pria itu di antara kedua belah paha tantenya.
Pak Nidaul menciumi Reni dengan kasar sehingga semakin membakar gairah wanita itu. Pria itu memasukkan jarinya ke vagina Reni, mencoba mencari G spot dan mengocoknya dengan gerakan yang cepat.
"oh yah... yah... yaaah... " ceracau Reni
Saldi menunduk dan menciumi payudara tantenya itu, memilin-milin putingnya dengan lidahnya, sementara tangan pemuda itu menyusuri paha indah wanita itu. Di serbu dari segala arah membuat Reni semakin tak bisa menahan dahsyatnya kenikmatan itu.
“Masukin Pak... masukin please!!” pinta Reni dengan suara lirih
Pak Nidaul menekan masuk penis itu ke vagina Reni, mudah karena vagina itu sudah demikian beceknya. Sebentar saja mereka sudah saling menggoyang, menggesek alat kelamin penuh kenikmatan, saling merangsang pada pusat kenikmatan birahi masing-masing. Reni menceracau nikmat mereguk birahinya. Ujung penis itu terasa menyodok akar klitorisnya, menyodok pada posisi yang begitu tepat mengaduk bagian bawah tonjolan yang mirip sekali dengan kepala penis itu membuat tubuh wanita itu tersentak. Saldi membuka orange juice dan meminumnya, baru minum sedikit ia tiba-tiba mendapat ide nakal sehingga senyumnya mengembang. Ia mendekati tantenya yang sedang disetubuhi Pak Nidaul di meja dapur.
“Oouuuhh... Di, apain kamu?!” tanya Reni merasakan cairan dingin ditumpahkan di payudaranya.
“Hehehehe... mau minum juice sambil nyusu tante!” kata pemuda itu seraya menumpahkan cairan orange itu ke dadanya
Sluurrppp... ssluurrp... Saldi menyerupun orange juice yang ia tumpahkan ke tubuh tantenya itu. Sensasi dingin dan jilatan hangat sang keponakan sungguh membuat Reni semakin tidak tahan saja. Saldi menuangkan orange juice itu ke mulutnya, lalu mengangkat sedikit kepala tantenya dan memagut bibirnya. Mereka berciuman beradu lidah sambil menikmati rasa orange juice yang meleleh-leleh di bibir, sungguh pagutan yang manis dan menggairahkan.
“Den Saldi!” panggil Pak Nidaul, “bagi dong, bapak juga pengen coba!”
Saldi menyodorkan kotak juice itu pada pria itu. Kembali Reni merasakan siraman dingin pada payudaranya yang disusul lumatan Pak Nidaul pada payudaranya. Sebentar saja Reni sudah di ambang orgasmenya lagu. Aliran gelombang nikmat itu kian mendekat seiring dengan sodokan konstan penis pria itu.
“Hhhhhhh……” Reni mengerang tertahan ketika sedang berciuman dengan Saldi, tubuhnya mengejang meluapkan puncak orgasmenya

-------------------

Ketika penis Kevin mulai mengaduk-aduk liang senggamanya, Tyas menggoyang pinggulnya dengan gerakan meliuk-liuk
“Kontol kamu gagah banget Vin…. ayo... genjot segila mungkin….iya…duuuh…. enak banget sayang….” celoteh Tyas tanpa menghentikan goyangan pinggulnya.
“Memek tante juga enak banget….” kata Kevin.
Tyas sangat menikmati momen-momen persetubuhan dengan anak muda yang adalah keponakannya itu. Berkali-kali dipagutnya bibir Kevin dan beradu lidah. Gesekan-gesekan batang penis keponakannya itu benar-benar laksana kucuran kenikmatan surgawi yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Terlalu nikmatnya sensasi itu, membuat pertahanan Tyas pun akhirnya bobol. Tubuhnya melejit ke alam orgasme, kakinya melingkari pinggang Kevin dan memeluknya erat.
“Aku sudah… mau keluar, Vin… oooohh…”
Kevin malah mempergencar sodokannya, moncong penisnya terasa menyundul-nyundul ujung lorong kenikmatan Tyas. Sehingga tak ayal lagi, wanita itu menggelinjang dan menahan napas….dan sampailah ia di puncak orgasme. Liang kewanitaannya mengucurkan banyak sekali lendir hingga becek sehingga beradunya alat kelamin mereka menimbulkan suara crek… crok… crek… crok… Kevin pun sudah dekat dengan orgasme, ia makin cepat menggenjot tantenya. Mulutnya mengemut-ngemut payudara wanita itu disertai remasan, sementara lidahnya dengan ganas menjilati lehernya yang sudah keringatan.
Dengan napas berdengus-dengus, masih sempat Kevin berkata lirih, “Tante…aaah…kok enak banget... .oooh….saya juga mau ngecrot nih!”
Tyas ingin agar persetubuhan ini meninggalkan kesan yang mendalam di jiwa keponakannya dalam pengalaman pertamanya ini. Karena itu meski masih lemas karena baru mengalami orgasme, Tyas menguatkan diri menggoyang pinggulnya dengan gerakan menghentak-hentak ke atas dan ke bawah, sehingga klitorisnya berkali-kali tergesek dengan kuatnya dengan batang penis sang keponakan.
“Lepasin di mana tante?” bisik Kevin lirih
“Di dalam boleh kok. Tante kan udah disteril”
Tiba-tiba pemuda itu mendengus, sepertinya mau ejakulasi. Tyas segera memanfaatkan moment ini sebaik mungkin. Kembali ia gerak-gerakkan pinggulnya, sehingga liang vaginanya olah-olah sedang membesot-besot batang penis Kevin.
“Ooooh Tante….” Kevin mendesakkan penisnya kuat-kuat, lalu terasa spermanya yang hangat dan kental menyemprot-nyemprot.
Kevin begitu tangguh rasanya, ia mampu memberi orgasme yang indah walau ini seks perdananya dan masih agak kaku. Keduanya berpelukan dengan tubuh bercucuran keringat dan saling berciuman ringan pasca orgasme.
“Kamu sangat memuaskan, sayang…” bisik Tyas di telinga keponakannya sambil menjilat daun telinganya
“Tante juga… gak nyangka bakal ke surga hari ini….”
Tyas tersenyum lemas, lalu terasa Kevin mencabut batang penisnya sehingga spermanya meleleh keluar. Wanita itu turun dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi untuk membasuh vaginanya yang sudah becek itu dengan shower

Ketika sedang mencuci mukanya di kamar mandi, tiba-tiba Tyas merasa tubuhnya didekap dari belakang.
“Seneng banget hari ini tante... gak pernah kepikir bisa kaya gini”
Tyas tidak menoleh, ia hanya tersenyum karena bayangan di cermin besar memperlihatkan wajah Kevin yang sedang menciumi tengkuknya. Diam-diam tangannya bergerak ke bawah, ke arah penis keponakannya yang terasa menyentuh-nyentuh pantatnya. Digenggamnya penis yang masih lemas itu dan diremas dengan lembut. Kevin terus menciumi pundak tantenya dan penisnya mulai membesar lagi sedikit demi sedikit, hingga akhirnya mengeras lagi
“Kamu masih mau kan Vin?” tanya Tyas genit.
“Ya iyalah tante... segitu doang mana puas?” sahut Kevin antusias.
Tyas berpegang pada bibir meja washtafel sambil membelakangi keponakannya.
“Ayo... sekarang kita coba gaya berdiri!” kata Tyas
“Siap tante!” Kevin menempelkan kepala penisnya ke mulut vagina tantenya.
Dan … oooh … batang penis yang sudah keras lagi itu melesak masuk ke vagina wanita itu. Masuk dengan lancar karena liang senggama Tyas sudah sangat basah. Kevin mulai menggenjot lagi dari belakang, sambil memegang kedua payudara Tyas, yang terkadang diremasnya. Tak hanya pasif menerima genjotan, Tyas juga memutar-mutar pantatnya dengan gerakan erotis sehingga menambah kenikmatan bagi keponakannya itu.
“Terus tante… digoyang gitu… mantaphh... sedappp…” lenguh pemuda itu.
Tapi hanya 15 menitan mereka bersetubuh dengan posisi berdiri setengah menungging ini. Kemudian Tyas berkata, “kita ke ranjang aja yuk! Dingin nih!”
Kevin manut saja, kemudian mereka berjalan kembali ke ranjang sambil berpelukan pinggang.
“Yang lain udah ngapain yah tante?” Kevin penasaran
“Hhhmm... kenapa gak kita tanya langsung aja?” Tyas mengambil smartphonenya dan menghubungi suaminya lewat videocall.
“Yooo... ” sapa Fadli dari sana
“Hihihi... .lagi apa say?” tanya Tyas manja, ia sengaja mendekatkan wajahnya ke Kevin.
“Lagi sama Santi nih!” Fadli mengarahkan kameranya ke Santi yang sedang mengoral penisnya, nampak gadis itu melihat ke arah kamera dan melambai
Darah Kevin berdesir melihat kakaknya itu begitu binal sedang menjilati penis pamannya yang berbaring selonjoran di sofa. Terlebih setelahnya kamera beralih ke meja makan dekat situ, dilihatnya ayahnya dan kakeknya sedang menggarap tantenya di kursi meja makan.
“Tuh papa kamu Vin!” suara pamannya, Fadli.
Saat itu nampak tubuh Widya mengejang di atas pangkuan Willy, oral seksnya terhadap penis Anas terlepas dan dari mulutnya keluar desahan nyaring.
“Hihihi... kok bengong?” kata Tyas mencubit putingnya.
“Horny tante” kata Kevin berguling ke samping sehingga menindih tubuh tantenya, “jadi kepengen lagi.”

“Kalau pengen lagi masukin aja, gak usah malu-malu” kata Tyas sambil menepuk-nepuk bahu keponakannya
Kevin manut saja dan menempelkan penisnya pada bibir vagina tantenya.
“Ingat... gak usah terlalu buang tenaga... kamu pasti butuh tenaga besok” kata Tyas memperingatkan keponakannya sambil menggenggam penisnya.
“Iya tante!” sahut Kevin yang lalu menekan masuk penisnya
Kembali Tyas merasakan nikmatnya gesekan penis keponakannya yang ereksinya sempurna ini. Ketika pemuda itu mulai menggenjot dengan gerakan perlahan, Tyas membisiki telinga keponakannya itu,
“Kamu enjoy ML sama tante?”
“Ya iyalah tante… enaknya dari kaki sampai ubun-ubun” sahut Kevin dengan kedua tangan mencaplok sepasang payudara tantenya itu.
“Kalau gitu entotannya dicepetin dikit sayang! biar tambah mantap,” kata Tyas sambil mulai ikut meliuk-liukkan pinggulnya.
Kevin menambah kecepatannya sehingga gesekan demi gesekannya di liang senggama tantenya membuat wanita itu terpejam-pejam dalam nikmat. Tyas memeluk leher keponakannya itu, lalu melumat bibirnya. Tapi posisi ini memang terlalu nikmat bagi Kevin. Cengkraman liang vagina tantenya terasa sekali bergesekan dengan batang penisnya. Pemuda itu berusaha mempertahankan diri agar jangan buru-buru orgasme. Namun ia tak berdaya menahan isi penisnya yang sudah memaksa keluar
“Duuuh... tante... enakk bangettthhh... gak tahan!!” erangnya.
“Terus Vin... terus tusuk!!” erang Tyas lalu kembali melumat bibir keponakannya.
Kevin terus menyodok sementara penisnya masih menyemburkan sperma. Nafasnya sudah ngos-ngosan dan keringatnya sudah menetes-netes, namun Kevin merasa penisnya itu masih keras saja, tidak loyo dengan cepat pasca orgasme. Rupanya minuman yang rasanya aneh yang ia minum sebelum ke kamar ini mulai terasa khasiatnya. Tak lama kemudian, ketika sedang enak-enaknya menikmati genjotan penis keponakannya, tiba-tiba Tyas menggelinjang.
“Kevin... ooohhh... aahh... .” desah Tyas memeluk erat-erat keponakannya itu sampai kukunya menggores punggungnya.
Kevin yang mengerti keadaannya, menghentakkan penisnya kuat-kuat hingga akhirnya... creeet… ssrrrr... srrr... cairan kewanitaan Tyas mengucur deras membasahi selangkangan mereka. Setelah sama-sama membersihkan kelamin masing-masing di kamar mandi, Tyas mencegah Kevin mengenakan pakaiannya.
“Malam ini kamu temenin tante tidur telanjang yah, mau kan?”
Kevin hanya mengangguk dan pasrah ketika tantenya itu menggandeng tangannya lalu mengajaknya berbaring bersama di ranjang. Setelah ngobrol-ngobrol kecil beberapa saat lamanya Tyas akhirnya tertidur kelelahan di lengan keponakannya. Kevin mendekap tubuh tantenya itu dan membenahi selimut yang menutupi tubuh mereka. Perlahan ia pun tertidur dengan senyum puas di bibirnya.

--------------------

Tedi menindih tubuh keponakannya, Seli, yang masih agak basah oleh air kolam di atas sofa lebar berlapis kulit di pinggir kolam.
“Uuuhhh… kamu tambah cantik aja kalau lagi ngentot Sel” puji Tedi memandangi ekspresi penuh birahi di wajah keponakannya ketika sedang disetubuhi "dan sumpaaah Sel... memek kamu... sedapp bangetttt... ."
“Hihihi…. enak ya om?”
“Pake banget Sel…. bikin ngidam... makanya om langsung cari kamu begitu acara mulai” kata Tedi sambil terus merojok-rojokkan penisnya.
"Oooohhh... ... kontol om juga enak... . aaahh... hihihi... ."
Tedi terus menyenggamai keponakannya itu dalam tempo stabil, bibir mereka berpagutan dan bermain lidah. Tangan pria itu juga menggerayangi payudara keponakannya menambah kenikmatan bagi gadis itu. Hingga akhirnya dua puluh menit kemudian... .
“Ssshh…. ooommm... goyang terus oomm... . saya mau keluaaaarr sekarang... ohhh... oohhh... terus om... ohhh... "
Kedua kaki jenjang gadis itu melingkari pinggang sang paman dan tangannya memeluk erat tubuhnya. Akhirnya sssrrr... sssrrr... tubuh Seli pun bergetar hebat diiringi desahan nikmatnya, vaginanya mengucurkan banyak cairan orgasme. Beberapa saatnya tubuh gadis itu mengejang hingga akhirnya kembali melemas di bawah tindihan tubuh pamannya. PLOOP... suara penis Tedi yang dicabut dari vagina keponakannya. Lelehan cairan kewanitaan bercampur sperma dari ronde sebelumnya berlelehan dari liang senggama gadis itu yang merah menganga. Tedi pindah dan berlutut di sebelah kepala keponakannya itu.
“Sel... permisi disepong dong!” pintanya sambil menodongkan penisnya yang belepotan.
Gadis itu segera meraih batangan itu dan mulai menjilatinya.
"Eeemmm... sluuurp... sluuurpp... hhhmmmhhh" lidahnya bukan hanya menjilati batang penis Tedi, tapi juga kedua kantung zakarnya.
Setelah menjilati batang penis pamannya hingga bersih, Seli membuka mulut dan memasukkan benda itu ke mulutnya. Di dalam mulut, lidahnya beraksi menyapu-nyapu kepala penisnya membuat pamannya itu mendesah-desah nikmat sambil meremasi rambutnya. Seli tahu persis pamannya itu akan segera orgasme di mulutnya, maka ia pun menghisap penis itu kuat-kuat sambil tangannya mengurut-urut bagian bawahnya untuk membantu sang paman mencapai puncak. Akhirnya, sebentar kemudian, sperma Tedi muncrat di dalam mulut keponakannya
"Aaaaaaaahhhhhh... Selll!!" lenguh Tedi
Gadis itu mengikuti irama sentakan pinggul pamannya dan menampung semua spermanya tanpa keluar setetes pun. Ia terus menghisap penis itu hingga orgasme pamannya mereda dan penis itu menyusut di mulutnya. Setelah itu barulah ia melepas penis itu, lalu dengan ekspresi sensual, ditelannya sisa sperma di mulutnya. Seli mengecup pipi pamannya yang rebahan di sampingnya. Sementara Tedi masih mengatur nafasnya, ia sangat puas bercinta dengan keponakannya ini.
“Kita bobo bareng malam ini Sel?” tanya pria itu mendekap tubuh Seli
“Eeemm... boleh” jawab Seli mengangguk, “di kamar saya aja yah om”

---------------------------
Reni bersama Pak Nidaul dan Saldi telah pindah ke kamar tempatnya menginap. Setelah membersihkan diri di kamar mandi dari juice yang disiramkan ke tubuhnya tadi, ia tiduran di tengah ranjang diapit oleh kedua pria tersebut. Lidahnya tengah beradu dan saling belit dengan keponakannya yang pada saat yang sama sedang menggerayangi tubuh mulusnya. Sementara di sisi sebelahnya, Pak Nidaul sedang dengan rakusnya mengenyoti payudara wanita itu. Tangan Reni sendiri menggenggam batang penis Saldi dan mengocoknya dengan lembut.
“Di... masukin dong!” pinta Reni melepas ciuman dengan nafas memburu.
“Oke tante, nyamping yah”
Reni menggulingkan tubuhnya ke arah Saldi dan menaikkan satu pahanya menindih paha keponakannya. Saldi mengarahkan kepala penisnya ke bibir vagina tantenya dan setelah pas, ia mulai mendorongnya hingga masuk.
“Aaaahh... eemmmm” desah Reni merasakan penis itu menggesek dinding vaginanya.
Saldi mulai mengayun penisnya... didorong dan ditarik... sehingga untuk yang kesekian kalinya Reni merasakan nikmatnya gesekan-gesekan penis keponakannya itu sehingga mulutnya pun mulai mendesis nikmat. Sambil mendekap punggung Saldi erat-erat, ia juga turut menggoyang-goyangkan pinggulnya. Pak Nidaul yang mengapitnya dari sisi belakang menambah kenikmatan baginya dengan menciumi leher jenjang wanita itu serta belaian-belaian erotis di sekujur tubuhnya.
"Uuughh.. hh.. sstt.." desis Reni di sela percumbuan dengan Saldi.
Pak Nidaul menciumi pundak dan leher Reni, sementara tangan kirinya membelai paha dan pantatnya yang padat dan mulus. Tangannya yang kasar dan mulai berkeriput dengan lembut mengelusi tubuh indah wanita itu. Lepas dari pagutan Saldi, pria itu meraih kepalanya dan menengokkannya ke samping sehingga iabisa memagut bibirnya. Reni yang masih ngos-ngosan kembali harus beradu lidah dengan pria berbeda. Sungguh threesome ini terlalu indah dan liar untuk dilukiskan dengan kata-kata. Reni dapat merasakan kepala penis keponakannya menyundul-nyundul mentok di dasar rahimnya, membuatnya terpejam-pejam saking nikmatnya. Setelah dua puluh menitan Saldi menyetubuhinya dalam posisi seperti itu, Reni mulai merasakan mau orgasme lagi.
“Tante... kayaknya saya udah mau nih!” Saldi pun ternyata mengalami hal yang sama.
“Barengin aja Di... tante aahh... juga hampir” kata Reni, “Pak jangan diam dong!!” ia meraih tangan Pak Nidaul ke arah payudaranya, tanpa disuruh lagi pria itu segera meremas dan memilin-milin putingnya.
Saldi pun mempercepat gerakan batang kemaluannya... hingga akhirnya ia membenamkan penisnya dalam-dalam dan menyemprotkan isinya di sana.
“Tanteeehhh!!” erangnya.
“Ooohhh... Salddiii!!” desah Reni yang menyusul ke puncak kenikmatan
Luar biasa nikmatnya, tante dan keponakan itu menikmati orgasme pada saat bersamaan sambil berpelukan erat disertai ciuman-ciuman mesra. Tubuh keduanya sama-sama berkelojotan selama beberapa saat sampai akhirnya terkapar dan saling berpelukan.

Tak lama setelah Saldi memuncratkan spermanya di dalam liang senggama Reni, Pak Nidaul langsung menggantikan peran pemuda itu. Ditindihnya tubuh wanita itu dan ia benamkan batang penisnya ke liang senggama yang sudah sangat banjir itu sehingga dengan mudah benda itu melesak masuk. Saldi sendiri ke toilet untuk BAB karena merasa perutnya mulai sakit.
"Addduh... Pak... .enak banget... . iya... entot terus Pak... enak... aaaaah... " ceracau Reni merasakan penis pria itu merojok-rojok penisnya.
Celoteh Reni tertahan ketika pria itu menyumpal bibir tipisnya dengan ciuman hangat dan dilumat habis-habisan. Mungkin karena kepala penisnya terus-terusan menyundul g-spot Reni, maka tak lama kemudian Pak Nidaul merasakan tubuh wanita itu bergetar. Kedua tangannya pun mencengkram punggungnya kuat-kuat, disusul dengan rintihan histerisnya, "Pak... ooooh... ampir keluarr... ... "
Pak Nidaul cepat bereaksi, ia mempercepat dan memperdalam genjotannya, sampai akhirnya ia benamkan penisnya sedalam mungkin, sampai terasa mendesak dasar liang senggama Reni. Pada detik-detik itulah terasa betapa indahnya denyut-denyut liang senggama wanita itu, yang lalu terasa seperti mau jebol ke luar, disusul dengan membanjirnya lendir hangat di dalam vaginanya. Pak Nidaul membiarkan penisnya tetap menancap beberapa saat di dalam jepitan liang senggama wanita itu. Lalu diayun lagi perlahan-lahan, sehingga menimbulkan bunyi khas... crek... crok... crek... crok... .
“Mau dilepasin dimana Bu?” tanya Pak Nidaul
“Di mulut ajaaahh... aaahh... aahhh... mau saya minum” jawab Reni masih terengah-engah
Pria itu kembali menggenjot lebih cepat karena ia juga sudah akan orgasme. Payudara montok Reni tak lepas dari remasan tangan pria itu.
“Ooohh... terima peju saya Bu!!” lenguh Pak Nidaul mencabut penisnya lalu pindah ke sebelah wajah Reni
Wanita itu langsung meraih batang itu, dikocoknya sebentar namun baru saja ia membuka mulut... croott... croott... sperma hangat dan kental menyemprot karena Pak Nidaul sudah tidak sanggup menahannya lagi. Wajah cantik Reni langsung belepotan cairan seperti susu kental manis itu. Buru-buru dimasukkannya batang itu ke mulut menampung sisa cipratan spermanya dan melahapnya. Dihisap-hisapnya benda itu hingga bersih dan menyusut di mulutnya. Pak Nidaul akhirnya terkapar lemas bercucuran keringat di sebelah Reni yang masih menyeka ceceran sperma di wajahnya. Wanita itu tersenyum puas walau nampak lelah dan juga berkeringat. Saat itu Saldi juga keluar dari kamar mandi seusai BAB lalu naik ke ranjang. Malam itu Reni akhirnya terlelap dengan diapit kedua pria itu tanpa sempat membasuh dirinya akibat kelelahan.

------------------

Bayi Leonard tidur dengan damainya tanpa terganggu suara-suara desahan erotis dari ranjang di seberangnya, dimana mamanya sedang menaik-turunkan tubuhnya di atas penis kakeknya, Anas sambil ber-french kiss dengan pamannya, Willy. Sambil berbaring telentang, Anas nampak merem-melek menikmati genjotan ganas menantunya itu. Tangannya yang sudah keriput itu mengelusi paha dan pantatnya sambil menceracau
"Iya... Wid... mantap goyangan kamu... .aahhh... .yah gitu terus!!"
Mulut Willy telah merambat turun mengulum payudara Widya bergantian kiri dan kanan, tentu saja Willy mendapat bonus ASI yang dapat diminumnya. Kedua lengan wanita itu melingkar di leher Willy. Gerakan Widya yang melonjak-lonjak tak karuan terlihat lebih liar seiring kenikmatan yang menjalar dari dalam dirinya. Nikmatnya mengendarai penis mertuanya yang masih keras serta nikmat karena payudaranya dihisapi secara bergantian oleh iparnya, membuat wanita itu makin melenguh nikmat.
“Uhhmmmm... akh, akh, akh, akhhhhhhh... ”
Anas tidak diam saja, kadang ia pun ikut menyentak-nyentak pinggulnya ke atas sehingga penisnya semakin menghujam vagina Widya yang sedang menungganginya. Sementara wanita itu semakin erat mendekap tubuh Willy saat gerakannya semakin cepat, hingga akhirnya ia merasakan sebentar lagi akan orgasme.
Anas menggeram, “Huaaarrrrrrrrggggggghhhhhh... ”
Disusul kemudian oleh Widya, “Aaakhhhh... .yyyaahh... keluar!!”
Crooot... croooootttt... sperma hangat dan kental Anas mengisi rahim menantu cantiknya. Widya memeluk Willy makin erat, kepuasan ini sungguh luar biasa. Dalam hatinya Widya memuji keperkasaan mertuanya yang masih prima walau sudah berkepala tujuh. Setelah itu Willy mengambil giliran berikutnya, Widya pasrah saja disuruh berposisi doggie dan ditusuk dari belakang oleh iparnya itu. Willy dengan gencar memompa vaginanya hingga tubuh wanita itu tergoncang-goncang. Kali ini tidak terlalu lama, hanya seperempat jam, pria itu sudah mencapai klimaks dan menumpahkan spermanya di punggung Widya. Tiga tubuh telanjang itu terkapar lemas di ranjang. Setelah tenaganya terkumpul sedikit, Widya memaksakan dirinya untuk mengecek keadaan Leonard. Bayi itu masih tertidur lelap, namun popoknya sudah basah oleh kencing. Naluri keibuan Widya bekerja, tanpa menghiraukan rasa lelah dan kantuk ia membersihkan dulu bayinya dan mengganti popoknya baru kembali ke ranjang dan menjatuhkan diri di antara mertua dan iparnya. Tak butuh waktu lama, ketiganya terlelap di ranjang, mengakhiri malam penuh birahi ini.



Keesokan paginya
Pukul 6.25


Reni menggulung handuk pink ke badannya lalu keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambutnya. Ia berjalan ke arah ranjang di mana putranya, Kevin, masih terlelap, anak muda itu mendengkur lirih dengan selimut menutupi tubuh telanjangnya. Wanita itu duduk di tepi tempat tidur, menatap putra kesayangannya lalu menyingkap selimutnya. Reni tersenyum dan memandang tubuh putranya yang mulai tumbuh dewasa terutama penisnya yang menjuntai lemas ke samping. Walau sudah biasa melihat ketelanjangan putranya, namun baru kali ini Reni mulai birahi terutama setelah mendengar cerita kakaknya, Tyas, ketika mandi bareng tadi, mengenai bagaimana putranya itu memuaskan sang kakak di ranjang. Reni begitu penasaran membuktikannya sendiri,
"Kamu udah besar ya sayang... kontolmu... .juga udah segede gini... ." kata wanita itu dalam hati sambil memegang benda itu, “kamu emang mewarisi darah papa dan kakekmu, gedenya mirip-mirip... .".
“Nngghh... .eh mama!” Kevin membuka mata dan terbangun mendapati mamanya dalam balutan handuk dan memegang penisnya.
“Eehh... udah bangun!” Reni buru-buru melepas genggamannya pada penis putranya, “pagi sayang... mama cuma ngeliat keadaan kamu setelah ritual semalam”
“Ritual... ehh... jadi itu bukan mimpi?” Kevin masih mengedip-ngedipkan mata mengumpulkan tenaga, ia teringat lagi bagaimana malam tadi bertempur hebat dengan tantenya.
Reni tersenyum sambil menggeleng, "Nggak sayang, itu nyata... selamat ya, kamu sudah ikutin ritual keluarga kita... kamu udah dewasa sekarang" ujarnya.
“Tante Tyas mana ma?”
“Masih mandi, dia lagi pengen berendam dulu” jawab Reni.
“Jadi... kemaren... mama sama semua yang lain itu... pesta seks?” tanya Kevin
Reni mengangguk, “kamu dimonopoli yah sama Tante Tyas kemarin hhihihi” wanita itu tertawa, “gimana nih kesan-kesannya first time kamu?”
“Hehehe... tegang, tapi asyik ma, asyik banget! Gak nyangka ternyata keluarga kita edan juga”
“Setiap keluarga punya cara masing-masing untuk menjalin silaturahmi Vin, dan inilah cara keluarga kita”
“Jadi papa mama sama Kak Santi selama ini acara keluarga nutup-nutupin semua ini ke saya sama Kenzo yah?”
“Yah... . ga bisa dibilang gitu juga, ini kan harus tunggu sampai kamu cukup umur, kamu juga harus ingat yah, ke Kenzo nanti jangan omong apa-apa soal ritual ini sampe dia 18 tahun nanti, ngerti?” tandas Reni.
“Iya ma... siap!”
Kevin tak pernah menyangka, sejak malam kemarin semuanya seolah berubah dalam hidupnya. Ia mulai birahi menyaksikan mamanya yang masih cantik dan seksi itu hanya dengan berbalut handuk itu, tak terasa penisnya pun mulai bangun dan mengacung tegak.
“Iiihh... apa tuh? Ada yang bangun!” goda Reni lalu meraih penis tegak anaknya itu.
“Mama... apaan sih pegang-pegang, malu ah!” Kevin salah tingkah berusaha menepis tangan mamanya.
“Loh, kemarin tante Tyas boleh, masa mama pegang aja gak boleh?”
“Kalau gitu saya juga boleh dong pegang-pegang mama!” Kevin menarik pergelangan tangan Reni yang sedang menggenggam penisnya.

“Eeehh... .aawww... hahaha!” Reni menjerit kecil, tubuhnya tertarik dan dihempaskan ke ranjang di sisi putranya.
Kevin dengan cekatan menarik handuk yang melilit tubuh mamanya. Ini bukan pertama kali baginya melihat tubuh polos mamanya, kadang secara tidak sengaja ia memergoki tubuh sang mama sedang tanpa busana, apalagi Reni seringkali memakai pakaian yang agak terbuka yang memamerkan belahan dada dan paha indahnya, tapi baru kali ini ia memandangi mama kandungnya itu dengan birahi.
“Duh anak mama udah mulai nakal yah!” kata Reni saat putranya meremas payudara kirinya.
“Ma... saya baru nyadar kalau punya mama yang cantik dan seksi kaya gini!” puji Kevin sambil tangannya mengelus tubuh telanjangnya dengan kagum, “saya jadi tambah sayang sama mama”
“Oh ya? Apa bukti kamu tambah sayang ke mama?” tanya Reni dengan senyum nakal
“Saya akan bikin mama keenakan!” habis berkata Kevin langsung melumat bibir mamanya.
Ibu dan anak itu berciuman dalam keadaan telanjang, tangan mereka saling raba pasangan masing-masing. Reni menggerakkan lidahnya menyapu-nyapu rongga mulut Kevin, menjilat serta mengisap lidah Kevin sehingga memancingnya aktif menyambut permainan lidah sang mama. Lidah mereka bertautan saling memuaskan dahaga birahi, saling menghisap dan menggigit selama lima menitan sampai akhirnya memisahkan diri dengan nafas terengah-engah.
“Ciuman kamu udah bagus juga ya ternyata!” puji Reni, matanya sudah sayu terbawa nikmat
“Ajaran Tante Tyas semalam sama ngikutin di film bokep” jawab Kevin, “ma boleh saya masukin sekarang gak?”
Reni hanya mengangguk mengiyakan sambil tetap tersenyum. Kevin segera membalikkan tubuh mamanya itu dan menunggingkannya dalam posisi doggie. Pemuda itu pun memasukkan penisnya sedikit demi sedikit meresapi tiap jengkal kenikmatan terlarang itu.
“Aaahhhh… ssshhhh….Vin... keras juga kontol kamu... .tekan terus... . ooohhh…” Reni meringis merasakan penetrasi penis putra kandungnya itu.
"Mmmmhhhhhhhhhhhh... ... !" geram Kevin mendorong lebih dalam batang penisnya
“Oooh... Kevin... .tubuh mama udah jadi milik kamu sekarang... " ucap Reni tersenggal.
"Saya juga mulai sekarang milik mama" sahut Kevin mulai menggenjot
Sambil menyetubuhi Reni, tangan Kevin meraih payudara mamanya itu dan meremas-remasnya.
“Ooooh... ini terlalu nikmat!” kata Kevin dalam hati, matanya terpejam-pejam karena pijatan dinding vagina mamanya terhadap penisnya memberikan kenikmatan luar biasa
“Enak gak ma.. enak dientot gini?” tanya Kevin sembari memperlambat genjotannya
“Uuuhh.. enak bangettt sayangg…teruss dong, jangan dilambatin!” pinta Reni
Ibu dan anak itu begitu asyiknya bersetubuh sampai tidak sadar Tyas sudah keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambutnya dengan handuk karena posisi mereka agak ke samping belakang. Nafsu Tyas kembali bangkit melihat adik dan keponakannya itu, apalagi sejak di kamar mandi tadi suara-suara desahan itu sudah terdengar.

“Eh... Tante... ngagetin aja!” kata Kevin yang tiba-tiba dipeluk dari belakang oleh tantenya itu, payudara wanita itu terasa menggesek punggungnya.
“Kamu sama mama kamu yang suaranya pagi-pagi udah bikin horny gitu” balas Tyas yang lalu memutar wajah keponakannya itu dan memagut bibirnya dengan panas.
Kevin pun reflek membalas ciuman itu dengan sangat bernafsu tanpa menghentikan genjotannya pada mamanya. Lidah mereka saling membelit dan menghisap satu sama lain. Tyas lalu memutar tubuhnya ke samping lalu menyodorkan payudaranya ke wajah keponakannya.
“Aaahhh!!” desahnya ketika mulut Kevin mulai mengenyot payudara kirinya.
“Eeengghhhh!!” lenguhnya lagi dengan tubuh bergetar merasakan tangan keponakannya menjamah selangkangannya dan jarinya menyusup di antara bibir bawah itu.
Threesome sedarah itu begitu indah, seorang pemuda menggarap dua wanita dewasa yang adalah ibu kandung dan tantenya. Nafsu Kevin makin membara, penisnya yang masih tertancap di liang vagina sang mama terasa makin keras dan menggenjot makin cepat. Reni terengah-engah dan menceracau tak karuan digempur anaknya seperti itu.
“Ma!” suara dari ambang pintu membuat ketiganya berhenti dan menoleh sejenak.
Ternyata Saldi datang memergoki mereka, tanpa disuruh ia melangkah masuk sambil membuka kaos dan celana pendeknya.
“Tumben pagi gini udah bangun” kata Tyas pada anaknya.
“Mau pipis aja tadinya tapi malah ngedenger suara ngentot dari sini! Heh... selamat yah bro! Udah bisa ikut ritual kita!” sahut Saldi pada sepupunya.
“Iya, tadi malam gua diperjakain sama nyokap lu!” balas Kevin.
“Hehehe... ma, ngentot sama Kevin dibanding sama saya mana yang lebih muasin?” tanya Saldi merangkul pinggang mamanya.
“Mama gak bisa jawab... mending kamu buktiin aja sekarang!” habis berkata Tyas langsung memagut bibir anaknya itu.
Keduanya berciuman sambil berdiri, Tyas meraih penis putranya yang sudah setengah bangun dan mulai mengocoknya.
“Ayo dong! Kok bengong!” sahut Reni yang merasa tanggung
“Oke... .oke lanjut nih ma!”
Kembali Kevin menunggangi mamanya, dengan remasan yang menggila di payudara indahnya. Tak lama kemudian tubuh Reni mengejang, vaginanya berkontraksi disusul dengan erangan panjang. Kevin menancapkanpenisnya sedalam-dalamnya, sengaja ia biarkan untuk menikmati kedutan-kedutan dinding vagina mamanya yang sangat terasa. Setelah tubuh Reni melemas, Kevin kembali menggenjotnya. Saat itu di sebelah mereka, Tyas tengah bergaya 69 dengan putranya, wanita itu mengoral penis putranya yang mengacung sementara Saldi menjilati vagina mamanya yang sudah ia ngangakan, lidanya mengais-ngais hingga akhirnya menemukan klitorsnya.
“Aahhh... !” desah Tyas saat lidah anaknya itu mengisap-isap daging sensitifnya disertai cucukan jari.

Reni yang nafsunya sudah naik lagi setelah orgasme menyuruh putranya telentang kemudian naik ke selangkangannya dan memasukkan penis yang masih menegang itu ke vaginanya.
"Mama senengnya ML sambil dicupangin lehernya sama tokednya, kamu bisa kan?" bisik Reni setelah penis putranya tertelan vaginanya.
Kevin hanya menganggukkan kepala lalu mulailah Reni memicu pinggulnya.
"Ayo Vin... cupangin dong... " Reni menyodorkan lehernya ke atas wajah sang putra.
Kevin menuruti keinginan mamanya, disedot-sedotnya leher wanita itu sambil sesekali ikut menyentak pinggulnya ke atas. Kedua tangan pemuda itu juga mulai aktif menggerayangi tubuh mamanya. Cupangan pemuda itu menimbulkan bekas merah pada leher, pundak, dan dada Reni. Setelahnya dengan agresif Reni menciumi dan melumat bibir putranya tanpa berhenti memicu pinggulnya. Di sebelah mereka, Tyas berbaring menyamping dan Saldi menyangkutkan betis kiri mamanya ke bahu sambil menekan penisnya ke vagina tempat dia lahir dulu.
“Aaahh... mama!” desah Saldi merasakan kehangatan menyelimuti batang penisnya dan otot dinding vagina mamanya mengedut-ngedut kuat seolah sedang meremas-remas penisnya.
Saldi merunduk untuk mengecup perlahan bibir, hidung, pipi, dahi dan telinga mamanya untuk menambah sensasi kenikmatan. Hentakan pinggul Saldi yang maju mundur kadang berputar semakin menenggelamkan penisnya ke dalam liang kenikmatan Tyas.
"Oh... lebih kencang sodoknya sayang! oh... .oohh... !” rintihan kenikmatan terus keluar dari mulut wanita itu.
“Ma... nikmat pake banget nih!”, erang Saldi
Kevin meraih payudara Tyas yang berbaring menyamping menghadapnya itu dan meremasnya. Pada saat yang sama Reni menggerakkan pinggulnya naik turun semakin liar sehingga penis anaknya itu seperti diurut dan dipilin-pilin.
“Ma terus Ma... aakhhh..” Kevin tak kuasa lagi menahan desakan aliran kenikmatan yang merambat dari penisnya menuju ke seluruh tubuhku.
Dengan sekali hentakan kuat ke atas ia menuntaskan gairahnya menyambut puncak kenikmatan yang datang seperti gelombang yang bersusulan.
”Saya keluar Maaaa... .aahh... .enaakkhh!!” geram pemuda itu menyemprotkan spermanya di vagina mamanya.
“Aaaaahhhh!!” Reni menyusul putranya ke puncak tidak sampai semenit setelahnya.
Tubuh ibu dan anak itu semakin merapat dengan nafas terputus-putus dan detak jantung yang bergelora. Denyutan vagina Reni semakin kuat meremasi penis putranya. Cairan kelamin mereka mengucur membasahi selangkangan, hangat sekali rasanya. Akhirnya Reni ambruk di atas tubuh putranya, sama-sama terkulai lemah setelah pertempuran pagi. Saat itu Saldi juga mempercepat genjotannya terhadap Tyas yang gelinjangnya makin liar.
“Saldi... uoohhh mama... sampai …aaaahhh” desahnya
Cairan orgasme mengucur dari vagina Tyas menandai orgasmenya, cairain itu melicinkan penis Saldi sehingga semakin cepat keluar-masuk.
“Ooogghhh….jangan keluarin di dalam…aaaaggghhh… mama mau peju kamu!!” Tyas merintih menyuruh putranya untuk mengeluarkan spermanya di mulut.
Saldipun tak lama kemudian mencabut penisnya dan mengocoknya di depan wajah mamanya. Tyas membuka mulutnya menerima cipratan cairan putih kental itu, lalu diraihnya penis putranya, dikulum dan dijilati hingga bersih sampai menyusut kembali. Dua pasang ibu dan anak itu pun terkulai lemas di ranjang setelah pertarungan pagi yang cukup melelahkan ini.
 
Bimabet
wah update malem2 nih, wah acara keluarga nya semakin panas bung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd