Minggu pagi sekitar jam 7
“Haaah..engg….De-dearhaa”
Desah vina menelan ludahnya dalam-dalam dengan kedua bola mata terpejam dalam lalu menukik putih sambil memegangi tangan gue gemetaran.
“Hmm?....hmfh….hfmmh”
Gue yang masih nafsu menyuapi batang leher doi sambil menekan dalam pantat gue
“Enggg….haa-haaa….”
Doi yang menelan ludahnya dalam-dalam namun sulit berkomunikasi mendesah-desah menikmati lubang kemaluannya yang lagi gue siram mani dipagi hari :d udah 3 ronde gue genjot doi :d which is udah gue siram liang senggama doi 3x juga sama mani gue :d tubuh putih mulus sintalnya itu juga udah basah dengan keringat.
“Hmfh…”
“Kenapa sayang?”
Dengus tawa gue memperhatikan kedua bola mata hitam orientalnya itu sedang kelap-kelip memutih.
“Sssh…ahhh….dearhh”
Dirinya yang melirik kearah bawah selangkangannya kembali meratapi wajah ini lalu menukik memutih lagi :d dengan lips doi yang gemetaran serta tubuhnya yang tersontak-sontak.
“Pelan-pelan…”
Bisik gue di telinganya sambil membelai sayang rambutnya lalu dibalas anggukan doi
“Kenapa sayang?”
Tanya gue mengelusi pipi lembutnya lalu mengecup lipsnya
“Papih….sshaaa-haa…kamu”
“Gak main golf..eng…”
“sama…sshaa….papih?”
Ujar doi gelagapan membasahi lipsnya lalu melirik gue dengan kedua bola mata hitam orientalnya itu yang sedang merem melek
“Hmfh….”
Dengus tawa ini yang rasanya masih belum puas :d mengenjot liang senggama doi. Gue suka banget pick gaya missionary sama doi :d cute banget doi soalnya kalau pasrah begitu :d
“1 kali lagi yah”
Ujar gue yang dibalas anggukan doi
“Kiss me……shaa…..kiss mee dearhaa”
Pinta manja doi
POK-POK-POK-POK
Diri ini yang kembali menghujamkan lagi pantat ini gas poll bro :d gak pakai nangung sampai bikin tuh mata doi kelap-kelip disco saat bercumbu dengan bibir ini :d
Sekian menit kemudian usai nih kontie mengeluarkan lava hangat untuk ke 4x nya. Vina sempat menutupi kedua bola matanya dengan lenganya. Lips tipisnya yang basah itu pun gemetaran melantunkan melodi suara desah berat. Diri ini penasaran dengan wajah calon wife yang sedang menutup matanya itu. Ciluk ba!!! Ternyata doi lagi ngefly bro :d kedua bola mata hitam orientalnya itu lagi asik menukik memutih :d
“Aku mandi dulu yah sayang”
Ucap gue mengecup keningnya
“Haa---haaa-sssshaaa”
Desah berat doi dengan kepala yang mengangguk pelan menutup matanya dengan lenganya lagi :d
#
Beberapa menit gue showeran doi pun akhirnya nyusul gue dikamar mandi dengan rambut panjangnya yang kusut lalu melirik wajah ini dengan tatapan kedua bola matanya yang layu. Memeluk tubuh gue yang sedang dibasahi oleh air dingin shower dipagi hari .
ASK : Hari ini ngapain bro?
Gue sama vina mau nemenin bokapnya sama kerabatnya main golf di tangerang BSD. By the way baru pertama kali ini gue main golf :d Mainya juga asal-asalan :d bodo amat yang penting smash bola pakai stick golf :d Sempat malu-maluin diri sendiri mukul stick golf keras tapi bolanya nyasar kemana? :d sementara itu vina nungguin gue di Aeon jalan-jalan shoping sama kakak cewenya.
Moment saat kami sedang berdua , sementara itu kerabat lainya pindah lapangan.
“CTAK”
“Udah diberi tau keluarga Ed?”
Ujar bokapnya vina soal lamaran
“Sudah om”
Balas gue agak tegang ngeliat tuh bokap vina pria Chinese biar sudah berumur tapi masih kelihatan gantengnya dan kalem bro orangnya :d
“goodlah”
Ujarnya manggut-manggut mengganti stick golf, focus, lalu….
“CTAK”
“Berarti nanti gak ada masalah kan”
“Om alihkan semua saham om ke kamu?”
Ujar pria Chinese ini yang ngebuat gue shock aja. Artinya nih orang mau ngealihin semua perusahaan yang doi build ke gue. setau gue ini orang punya banyak perusahaan dan anak perusahaan.
“Kenapa gak dialihkan ke kerabat aja om atau anak om aja”
Ujar gue yang tau vina masih punya kakak cewe udah married dan adik cowo juga
“Hmfh….”
Dengus tawanya memegang pundak gue melihati gue dari bawah sampai atas lalu doi manggut-manggut
“Om punya high hopes sama kamu”
Senyumnya melihat gue yang lagi nunggu giliran
“Saya pikirkan lagi yah om”
Ujar gue canggung
“Soalnya Saya masih punya pegawai yang harus saya urus”
“Saya gak bisa ninggalin mereka gitu aja”
Lanjut gue lagi
“Apa yang kamu harapin dari kantor kamu yang kecil itu Ed?”
“Job kamu mirip seperti freelance kan jual jasa itu?”
Ujar pria itu
“Iyah om”
Balas singkat gue
“Bukan PT, Bukan CV, bukan juga firma”
“tidak ada pembagian modal yang jelas”
Lanjutnya lagi merengangkan kaki, focus, dan….
“CTAK..”
“Kita orang tionghoa tau harus bertaruh kemana?”
“Sama juga soal pasangan hidup untuk anak kita”
Ujar dirinya dengan kalem
“Om bisa saja menjodohkan vina sama anak kolega om”
“Sama-sama keturunan tionghoa, sukses..
“dan punya banyak perusahaan”
“Tapi, om lebih memilih kamu Ed”
Ujarnya lagi menaruh stick golf lalu duduk sambil mengelapi wajahnya yang keringetan
“Alasannya om?”
Tanya gue yang cangung dan dag-dig-dug aja nih jantung :d
“Hmfh..”
Dengus senyumnya
“Om udah capek Ed”
Lanjutnya lagi menyekah piluh dahinya yang bercucuran keringat sambil memandangi kerabat yang berada di sebrang sana yang kebanyakan laki-laki muda yang mungkin ada seumuran gue. Ada juga husband kakaknya vina disana. Wah, gilalah jreng-jreng banget life stylenya.
“Lihat mereka Ed”
“Terlahir dari warisan keluarga”
“Apa mereka mampu mengurus harta keluarga?”
Ujar pria itu yang sempat membuat gue ikut memperhatikan kerabat vina di lapangan sebrang sana yang sedang kelihatan happy bermain golf . bercanda ria.
“NO”
Ujar singkat dirinya meneleng-neleng kepalanya dengan raut wajah yang asam
“Worthless”
Ujarnya lagi memandang rendah kerabatnya sendiri yang gue pikir what the fuck is going on? Apa ada masalah keluarga yang belum bisa gue cerna?
“Apa modal hidup survive Ed?”
Tanya pria itu
“Tekad dan Potensi om”
Balas singkat gue yang membuat pria itu tersenyum
“And you have that”
Ujar pria itu menunjuk diri ini
“Om butuh kamu Ed..”
“Tekad kuat, gigih, dan memulai semuanya dari bawah”
“Step by step tapi pasti…”
“Sama seperti om dulu “
Ujar bokapnya vina sambil manggut-manggut dengan kedua bola yang menatap piluh rumput hijau lapangan golf.
“Experience matang dan mantap”
Ujarnya lagi dengan nada suara yang ketus
“Kamu memang bukan orang tionghoa Ed”
“tapi jiwa kamu mewakili jiwa kami”
Ujarnya lagi tersenyum menepuk paha ini
“Hmfh..”
Dengus tawanya
“Om yakin kamu bisa membawa perusahaan om lebih maju”
Ujar bokapnya vina beranjak berdiri lalu menepuk-nepuk pundak ini dan mengangguk-angguk menatap mantap mata ini
“Hmfh…”
“kalau nanti kamu pegang semua perusahaan om”
Ujar pria itu
“kan kamu juga bisa masukin karyawan kamu ikut join”
“gaji mereka lebih worth it…”
“Daripada gaji mereka yang sekarang”
“Good deal kan?”
Ujar pria kalem ini mengambil stick golfnya kembali
“Hmfh…”
Dengus senyum ini manggut-manggut memijat dahi ini. Pening rasanya :d
“Saya pikirkan dulu yah om”
Ujar diri ini ini yang sudah bercucuran keringet dingin. Buset deh tegang banget nih chit-chat biar di kata nih orang nyantai aja gayanya :d
“Hmfh…”
Dengus tawa pria itu
“Yah”
“secepatnya yah”
“Om sudah siapkan Notaris handal yang bisa mengalihkan semua saham om ke kamu”
Ujar dirinya merengangkan kaki, focus…..
“
CTAK”
What the hell? Ini bisa jadi perang warisan keluarga. Memang bentuknya bukan harta warisan seperti uang, mobil, rumah, atau tanah. Tapi, saham bro yang di alihkan seluruhnya ke gue. Artinya gue menggantikan posisi bokapnya vina memegang semua perusahaan yang doi miliki. Oh, my god…..Diri ini yang rasanya lemas aja. Bukan masalah duit yang gue pikirin. Tapi, masalah keluarga dan kerabat vina nanti ke gue. Di kampung gue sana rebutan warisan itu bisa bunuh-bunuhan abang sama adek bro:d Lah ini keluarga juga bukan, kerabat juga bukan, kolega juga bukan, dan orang tionghoa juga bukan. Gue juga udah ngerasain suasana intense saat kami makan siang. Memang sih santai kita-kita ngobrol-ngobrol enak sama husband kakaknya vina, sepupu laki-laki dari bapaknya/ibunya, dan paman nya juga. Tapi, entah feeling gue gak enak aja, feeling cem mana yah. Feeling seperti diremehkan? :d