Chapter 20 : The Blue Ocean (Part - 1)
April 2014, Minggu kedua
"Baiklah, silahkan semua merapat kebarisan masing-masing. Kita akan mulai perjalanan kita"
Terdengar suara dari pengeras yang menghimbau agar para pemegang tiket dapat dengan segera memasuki kapal pesiar, karena tour akan segera dimulai. Hari ini dan 2 hari ke depan, Reno dan Naomi akan berlibur dengan kapal pesiar. Naomi menepati janjinya setelah beberapa hari yang lalu mereka sempat bertaruh dan dia kalah. Dan akhirnya disinilah mereka berdua.
"Jadi ini liburan yang kamu janjikan?? Kamu dapet tiketnya darimana??" tanya Reno sedikit heran
"Aku dapet dari papa. Dua lembar tiket langsung loh!!" ujar Naomi dengan perasaan senang yang tampak dari ekspresi wajahnya
Hari itu Naomi dan Reno akan mengikuti tour dari salah satu perusahaan tempat papa Naomi bekerja. Tour 3 hari 2 malam dengan kapal pesiar yang baru saja di produksi dan di launching seminggu yang lalu.
"Baiklah kita sudah masuk ke dalam kapal, aku mau telfon kak Angel sebentar ya" ujar Reno sambil mengambil ponselnya
Naomi hanya mengangguk dan kembali melihat-lihat di dalam kapal pesiar tersebut. Kapal mewah ini tidak terlalu besar karena tujuan utamanya adalah untuk kualitas penumpang, sehingga hanya dibatasi 150 penumpang. Namun untuk fasilitas tidak perlu diragukan, semua fasilitas tergolong mewah dan kelas satu dengan kelengkapan yang sempurna.
"Kapal pesiar ini merupakan salah satu proyek uji coba dari Royal Umbrella dengan visi misi mengedepankan kualitas dari pelayanan terhadap penumpang. Sehingga dari segi jumlah penumpang kami tidak terlalu memaksimalkan, karena bagi kami yang terpenting adalah optimal" ujar seorang laki-laki paruh baya kepada Naomi
"Royal Umbrella kalau enggak salah anak perusahaan Umbrella Corporation ya??" tanya Naomi
"Ya benar sekali, sepertinya anda tahu banyak mengenai perusahaan Umbrella Corporation??" tanya laki-laki paruh baya
"Aku pernah membaca artikel di internet tentang perusahaan ini. Senang bisa berbincang dengan anda" ujar Naomi sambil menyalami laki-laki paruh baya tadi
"Senang juga rasanya berbincang dengan nona cantik seperti anda, silahkan nikmati tournya. Kalau ada sesuatu silahkan bertanya kepada pelayan yang ada disini. Dan jangan sungkan-sungkan" ujar laki-laki paruh baya itu dan kemudian pergi meninggalkan Naomi
Dua jam berlalu setelah kapal pesiar berangkat dari pelabuhan terdekat, terlihat Naomi duduk di kamarnya yang berada di dek 2 sambil membereskan beberapa pakaiannya. Terdengar suara pintu diketuk dengan pelan, dengan segera Naomi membuka pintu dan ternyata Reno yang berdiri di hadapannya
"Bosen di kamar terus, kita jalan-jalan yuk ke cafe di dek 1" ajak Reno
"Baru juga aku mau ajak kamu, sebentar ya" ujar Naomi sambil menutup kembali pintunya
Di dalam cafe itu terdengar suara Naomi yang melantunkan lagu berbahasa Jepang yang bercampur dengan bahasa Inggris. Suara merdunya mampu membuat pengunjung cafe terpana dan bertepuk tangan. "Aku enggak tahu kamu bisa bahasa jepang! Suaramu juga sangat bagus!!" puji Reno kepada Naomi namun hanya di balas dengan senyuman olehnya. Menyadari ada yang salah, Reno menjadi sedikit panik dan salah tingkah. "Kamu kepikiran sesuatu??" tanya Reno. "Enggak kok, bukan apa-apa. Aku cuma.." ujar Naomi terdiam dan segera berlari menuju kamar mandi meninggalkan Reno yang kebingungan dibuatnya.
"Bro, sepertinya kamu tidak mengerti arti dari lagu yang kekasihmu bawakan barusan??" ujar seseorang pria muda yang tiba-tiba mendatangi Reno
"Ah? Sepertinya begitu. Dan juga dia bukan.." ucapan Reno terpotong dengan sodoran ponsel dari pria itu yang berisi beberapa teks lirik lagu dalam bahasa inggris, yang tampak seperti lagu yang di bawakan oleh Naomi
The last kiss tasted like tobacco
A bitter and sad smell
Tomorrow, at this time
Where will you be?
Who will you be?
You are always gonna be my love
Even if i fall in love with someone else once again
I'll remember to love
You taught me how
You are always gonna be the one
It's still a sad song
Until i can sing a new song
The pause time is about to start moving
There's many things that i don't want to forget about
Tomorrow, at this time
I will probably be crying
I will probably be thinking about you
You will always be inside my heart
You will always have your own place
I hope that i have a place in your heart too
Now and forever you are still the one
It's still a sad song
Until i can sing a new song
You are always gonna be my love
Even if i fall in love with someone else once again
I'll remember to love
You taught me how
You are always gonna be the one
It's still a sad song
Now and forever
-First Love ~ Utada Hikaru-
Naomi membuang tisu yang dia pakai untuk menyeka air mata yang membasahi pipinya. Ditatapnya cermin yang berada disana, dia melihat dirinya begitu rapuh dan tidak tahu apa yang sedang merasuki dirinya, Dia rapuh, lemah dan hilang, mengingat semua pembicaraannya dengan Reno sebelum dia bernyanyi di cafe tersebut. Dia melihat dari mata Reno bagaimana rasa cintanya untuk gadis yang kini berada jauh darinya, padahal dia tahu gadis itu tidak mengingat sama sekali apa yang pernah terjadi diantara mereka. Satu hal yang dia tahu, perasaannya kini mungkin tidak akan terbalas. Tapi setidaknya dia sudah mencoba mengutarakan kepada Reno.
Kini Naomi merasa lebih baik, setelah memastikan tidak ada bekas air mata di wajahnya dia keluar dari kamar mandi.
"Tunggu.." sebuah suara mengagetkan Naomi dan menggapai tangannya sehingga dia berbalik, ternyata sosok Reno hadir disana. Beberapa detik mereka bertatap mata, hingga akhirnya Naomi tak kuasa lagi untuk tidak memeluk Reno. Dipeluknya tubuh laki-laki yang kini sepenuhnya dicintai olehnya. Reno terdiam dan membalas pelukan Naomi dan menyadari bahwa kini air matanya menetes kembali
"Maaf Ren.." ujar Naomi terbata-bata
"Terima kasih lagunya. Suaramu bagus. Aku suka" bisik Reno di telinga Naomi
"Terima kasih,
i'll always love you" ujar Naomi sambil mengecup pipi Reno
Terdengar iringan tepuk tangan dari pengunjung cafe yang sepertinya salah paham dengan apa yang terjadi sebenarnya. Mereka bertepuk tangan dengan wajah bahagia seperti melihat sepasang kekasih yang saling mengutarakan cintanya.
Beberapa saat kemudian suasana kembali seperti sebelumnya, para pengunjung kembali menikmati suasana di cafe tersebut dengan hidangan yang disajikan. Begitu juga Reno dan Naomi kembali duduk di tempat mereka dan menikmati hidangan mereka. Tiba-tiba datang kembali pria muda yang sebelumnya menghampiri Reno. Dia memberi selamat kepada Reno dan Naomi dengan menyalami mereka. Sepertinya malam ini sedikit berkesan bagi Naomi, setidaknya itu yang dia rasakan setelah ungkapan perasaannya tersampaikan. Walaupun dia tahu Reno belum bisa membalasnya.
"Terima kasih, malam ini aku sedikit merasa senang" ujar Naomi kepada Reno yang mengantarkannya ke kamar
"Sedikit??" tanya Reno
"Iya, tapi itu sudah cukup. Aku tahu dimana posisiku sekarang, jadi.. Terima kasih" ujar Naomi sambil tersenyum dan berbalik hendak masuk ke dalam kamar
"Kamu ada di hadapanku sekarang" jawab Reno tiba-tiba
Naomi terdiam dan menoleh, sambil tersenyum dia berkata "Tapi aku bisa lihat hatimu enggak ada disana untukku"
"Kau tahu, aku akan selalu ada untukmu. Ah, tidak. Aku akan berusaha untuk selalu ada" jawab Reno
"Maksudmu??" tanya Naomi sedikit bingung
"Kau tahu, terakhir aku berjanji untuk selalu ada kepada seseorang, sesuatu terjadi padanya. Dan aku tidak ingin itu terjadi padamu"
Naomi terdiam, perlahan raut wajahnya mulai menampakkan kesedihan yang tertahan. Dia menghampiri Reno seraya memeluknya. Mereka berdua larut dalam pelukan hangat yang kemudian di sambut dengan sesenggukan tangis air mata Naomi yang tertahan.
"Aku mulai menyayangimu semenjak pertama kali aku melihatmu. Terdengar bodoh memang. Tapi itu yang aku rasa sampai sekarang. Maaf jika harus seperti ini" ujar Naomi sambil mengecup pipi Reno, kemudian dia menutup pintu kamar dan meninggalkan Reno yang masih diam mematung.
April 2014, Minggu kedua - hari kedua pelayaran
Hari kedua di kapal pesiar dilalui Naomi dengan cukup menggembirakan, terlebih dari Reno sendiri sudah mulai membuka hati terhadap Naomi. Mereka sedang menikmati makan siang ketika tiba-tiba terjadi sedikit keributan karena sebuah helikopter datang dan menurunkan beberapa agen khusus dari kepolisian. Terutama hadirnya seseorang yang tidak asing bagi Reno membuatnya terkejut dan sedikit penasaran dengan apa yang terjadi di kapal ini.
"Apa ada sesuatu yang terjadi Ren??" tanya Naomi tiba-tiba kepada Reno yang sedaritadi terus melihat ke arah kerumunan kepolisian yang datang
"Ah entahlah, tapi disana ada kak Charles, mungkin nanti saja aku akan berbicara dengannya" jawab Reno sambil kembali menyantap hidangan di depannya dengan gelagat yang tidak tenang. Pikiran dan perasaannya sangat penasaran dengan apa yang terjadi di kapal ini. Naomi sadar dengan perilaku Reno, dia paham betul pasti Reno sangat memikirkan kejadian tersebut. Rasa penasarannya tidak akan berhenti sebelum mengetahui apa yang terjadi. Beberapa menit kemudian Naomi meletakkan perlatan makannya dan memegang tangan Reno, "Sudahlah, pergi sekarang aja. Daripada makanmu enggak enak karena kepikiran terus" ujar Naomi kemudian disambut dengan ekspresi sedikit terkejut dari Reno, "Enggak apa-apa kok, aku mau nemenin kamu makan." jawab Reno. "Reno, sekarang aja enggak apa-apa. Aku bisa makan sendiri kok" jawab Naomi sambil tersenyum.
"I'll be back" ujar Reno yang tersenyum seraya mencium kening Naomi dan meninggalkannya menuju kerumunan petugas kepolisian.
"As always, no matter what" gumam Naomi sambil tersenyum
Reno menemui Charles yang rupanya memimpin proses investigasi di kapal ini. Mereka mendapat laporan kalau ada bom yang telah di pasang di kapal, dan langsung melakukan investigasi. Kapten kapal sendiri mendapatkan surat ancaman pagi hari tadi di depan pintu kamarnya. Surat ancaman itu berisi bahwa pelaku akan meledakkan kapal jika tidak menyiapkan uang jaminan sebesar 1 milyar rupiah.
"Tolong jangan menyebarkan kabar ini terlebih dahulu, sebelum kami memastikan apakah ada bom di dalam kapal ini" ujar Charles kepada Reno
"Mungkinkah pelaku merupakan salah satu penumpang kapal ini??" tanya Reno tiba-tiba
"Kami sudah memeriksa data para penumpang dan menganalisa beberapa penumpang yang berpotensi menjadi pelaku, diantaranya adalah mereka yang mengikuti tour seorang diri dan latar belakang pekerjaan serta dari perusahaan mana dia bekerja. Aku sempat terkejut melihat namamu ada di daftar para penumpang, beruntung kamu tidak sendiri." jelas Charles
"Begitu ya, iya aku bersama dengan seorang teman. Dia mendapatkan tiket dari papanya, dan aku tentu saja tidak bisa menolak ketika dia mengajakku. Lagipula tampaknya aku juga butuh sedikit liburan kak." ujar Reno
"Sudahlah tidak apa-apa. Kami akan memanggil beberapa penumpang yang berpotensi menjadi pelaku dan menggeledah kamarnya. Kamu nikmati saja liburanmu. Oh ya, kamu beruntung berteman dengannya" ujar Charles yang melihat kearah Naomi.
.....
Hari menjelang sore, belum ada perkembangan berarti dari investigasi agen kepolisian. Tenggat waktu yang di berikan oleh pelaku adalah sampe pukul 10 malam ini, satu malam sebelum kapal berlabuh di pelabuhan. Sementara dari pihak Royal Umbrella sebagai perusahaan pemilik kapal pesiar ini sudah menyiapkan uang yang diminta oleh pelaku. Selain itu, belum ditemukannya bom di dalam kapal ini yang menyebabkan pihak kepolisian belum berani bertindak. Mereka hanya meminta para penumpang dan kru yang tidak berkepentingan untuk berkumpul di Ballroom dengan alasan akan ada jamuan spesial dari pihak perusahaan pembuat kapal pesiar.
"Mmm Ren, apa enggak sebaiknya aku telfon papa??" tanya Naomi yang menemani Reno bertemu dengan agen kepolisian dan Charles
"Oh iya, sekalian bisa kamu tanyakan sesuatu pada papamu?? Aku pikir dia tahu sesuatu tentang ini" ujar Reno menyodorkan selembar kertas kepada Naomi
Naomi menuju resepsionis dan hendak meminjam telfon satelit kepada kru yang bertugas, sementara Reno melihatnya dari kejauhan di tempat Charles dan agen kepolisian yang lainnya berada. Terdapat 3 penumpang yang diduga sebagai pelaku. 2 orang pria dan 1 orang wanita dicurigai sebagai pelaku teror bom ini.
"Loh, sudah selesai telfonnya??" tanya Reno kepada Naomi yang kembali
"Enggak bisa di telfon. Ya sudah ini kertasnya. Itu apa emangnya??" tanya Naomi penasaran
"Ah bukan apa-apa sih" jawab Reno sambil mengantongi kembali kertas tersebut
Tiba-tiba seorang kru dari resepsionis datang dengan wajah panik, "Maaf, ada telfon dari seseorang yang ingin berbicara dengan kapten. Katanya ini tentang keselamatan para penumpang". Mendengar hal tersebut Charles dengan cepat menyuruh anak buahnya untuk memanggil kapten.
"Halo dengan kapten John disini, dengan siapa saya berbicara??"
"Halo kapten, bagaimana?? *Srekk..srekk* Sudah anda *srekkk..srekkkk* uang yang saya minta..*srekk..srekkk*"
"Maaf, saya tidak bisa mendengar dengan jelas suara anda"
"Jangan *sreekk..srekkk* dengan *srekk..srekk*. Saya bisa menghancurkan *srekk...srekkk* dengan sekali tekan!!"
"Mohon maaf dengan sangat, tapi saya sama sekali tidak bisa mendengar suara anda"
"Sudah anda siapkan uangnya??!! Saya akan menghancurkan kapal ini jika uangnya belum tersedia!!"
"Soal uang itu sudah kami persiapkan, kemana kami harus mentransfernya??"
"Tidak perlu ditransfer, cukup masukkan dalam kantung besar kedap air. Dan taruh di salah satu lifeboat yang ada di kapal ini. Untuk lifeboat yang mana akan ku kabari selanjutnya"
"Maaf, tapi uangnya tidak berada di kapal ini. Kami tidak tahu akan ada hal semacam ini jadi mana mungkin kami mempersiapkan uang sebanyak itu di atas kapal ini. Yang jelas pihak perusahaan sudah menyiapkan uangnya. Kalau memang harus diantar ke posisi kapal ini berada, itu akan memakan waktu."
"Kalau begitu lakukan saja yang menurut kalian bisa kalian lakukan. Jam 10 malam ini jika uangnya tidak berada di tempat yang aku minta, kamu sebagai kapten bisa memanjatkan doa sebanyak-banyaknya agar diampuni atas tindakan menghilangkan nyawa seluruh penumpang"
Kapten John menutup telfonnya dan berbicara kepada Charles dan agen kepolisian lainnya, mereka sadar ada yang tidak beres dengan apa yang terjadi di kapal ini. Sekali lagi, mereka melakukan pemeriksaan di seluruh bagian kapal untuk mencari barang yang dicurigai sebagai bom seperti yang dikatakan pelaku teror. Untuk berjaga-jaga, Charles sudah meminta pasukan khusus untuk menyusul kapal pesiar ini. Setelah memberikan laporan tentang adanya ancaman teror bom dan juga titik koordinat kapal, pasukan khusus diperkirakan paling cepat bisa mencapai titik lokasi kapal kurang lebih 4 jam, 1 jam lebih cepat dari ancaman peledakan bom oleh pelaku teror. Begitu juga dengan uang yang diminta pelaku, akan dikirim bersama dengan pasukan khusus.
"Kamu darimana saja??" tanya Reno kepada Naomi yang terlihat kembali ke ruangan. "Maaf, aku dari toilet. Terus ketemu dengan seorang bapak paruh baya, dan kami ngobrol sebentar. Aku bertemu dengannya saat pertama kali naik kapal ini kemarin. Dari ceritanya kemarin kayaknya dia tahu betul tentang kapal ini dan perusahaan yang membuatnya." ujar Naomi
"Dimana kamu bertemu dengannya??" tanya Reno
"Di Hall, waktu itu dia bersama dengan seorang wanita yang memakai pakaian ketat, seperti baju selam. Dan juga wajahnya memakai masker sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya. Oh iya, rambutnya pendek sebahu dan berwarna sedikit coklat keemasan." jelas Naomi
Reno tampak lega mengetahui bahwa tidak terjadi apa-apa dengan Naomi mengingat bahwa pelaku teror kemungkinan besar berada di dalam kapal ini. "Lain kali, bilang ya kalau mau kemana. Kondisinya lagi bahaya" ujar Reno sambil mengusap kepala Naomi.
"Sebaiknya kalian ikut berkumpul dengan penumpang lain di Ballroom, kami akan menangani hal ini." ujar Charles tiba-tiba kepada Reno dan Naomi. "Baiklah. Tolong ya kak." ujar Reno sambil menggandeng tangan Naomi dan berlalu menuju Ballroom
Di dalam Ballroom ternyata memang ada jamuan dengan hidangan yang spesial, semua tamu tampak menikmati hidangan dan sesekali berbicara dengan yang lainnya. Tidak ada satupun penumpang yang tahu tentang ancaman teror bom terhadap kapal ini, kecuali Reno dan Naomi.
"Semua orang menikmatinya, kamu juga harus menikmatinya" ujar Reno kepada Naomi sambil memberikan segelas minuman
"Terima kasih, tapi aku sedikit takut. Bagaimana kalau mereka gagal??" ujar Naomi dengan wajah gelisah
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kak Charles orang yang berkompeten dan berpengalaman. Oh ya ngomong-ngomong apa kamu lihat bapak-bapak yang di Hall tadi di sini??" tanya Reno
"Kenapa bisa seyakin itu?? Kayaknya aku enggak lihat deh, dimana ya dia??" ujar Naomi sambil melihat sekeliling Ballroom
"Untuk saat ini, jika yang dipikirkan kak Charles sama dengan yang aku pikirkan maka tidak lama lagi mereka akan menangkap pelakunya. Mmm bapak-bapak itu mungkin ada di
Bridge." jelas Reno
"Benarkah?? Semoga saja cepat tertangkap pelakunya dan kita bisa menikmati sisa liburan kita. Oh iya,
bridge itu apa??" tanya Naomi
"Ya semoga saja.
Bridge itu istilah dalam pelayaran kapal pesiar yang merujuk pada tempat kemudi kapal dan atau navigasi." jelas Reno
"Oh iya aku baru ingat, di dada sebelah kanan bapak itu terdapat name tag. Kalau enggak salah bacanya
Chief Officer deh." ujar Naomi mengingat-ingat
Reno tiba-tiba terdiam, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya setelah mendengar penjelasan Naomi. Beberapa menit kemudian terlihat Charles dan beberapa agen kepolisian memasuki Ballroom seperti hendak mencari sesuatu di dalam Ballroom. Mereka menyebar dan berkeliling sambil terus memperhatikan para pengunjung yang tengah menikmati hidangan. Beberapa orang mulai tampak curiga dengan apa yang dilakukan Charles dan agen kepolisian lainnya, hingga akhirnya seseorang memberanikan diri bertanya padanya. Dan tentu saja Charles berkata bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Beberapa orang percaya dan yang lainnya sedikit tidak mempercayainya. Bahkan ada yang meminta untuk kembali ke kamarnya masing-masing, menyebabkan situasi menjadi sedikit panik.
"Apa yang terjadi kak??" tanya Reno yang mendekati Charles
"Pelaku mengirimkan surat dan meninggalkannya di depan pintu
Bridge. Chief Officer yang menggantikan kapten John mengaku tidak melihat siapapun karena dia fokus memegang kemudi kapal." ujar Charles
"Apa isi suratnya kak??" tanya Reno
"Pelaku menantang pihak kepolisian??" ujar Reno sedikit heran
"Terlihat seperti itu, tapi prioritasku sekarang adalah keamanan penumpang. Aku sempat berpikir untuk menghentikan kapal, tapi kata kapten hal itu akan memperbesar resiko keselamatan kapal. Jadi aku meminta kapten supaya kapal kita kembali ke arah pemberangkatan. Hal ini tentu akan memperpendek jarak yang harus di tempuh oleh kapal pasukan khusus yang sedang berusaha menyusul kita." jelas Charles kemudian memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa kabin penumpang apakah ada yang belum berkumpul di Ballroom dan juga memeriksa toilet.
"Reno.. Anterin aku ke kamar dong. Aku agak sakit kepala pengen istirahat.." ujar Naomi tiba-tiba menggandeng tangan Reno dan memeluknya. "Ah baiklah, nanti aku bilang kru kapal untuk membawakan obat sakit kepala untukmu" ujar Reno sambil membopong Naomi pergi menuju kamarnya. "Hei, aku membawa obat sakit kepala. Ambillah siapa tahu bisa meredakan sakit kepalanya." ujar seorang laki-laki yang menghampiri Reno. "Tentu saja akan membantu, terima kasih. Siapa nama anda??" tanya Reno. "Panggil saja Stefan. Ku kira pacarmu butuh istirahat lebih. Segeralah" ujar Stefan. Reno hanya mengangguk dan mengantar Naomi ke kamarnya dan setelah meminum obat dia membiarkannya istirahat. "Jangan buka pintunya untuk siapapun kecuali aku yang meminta ya." bisik Reno kepada Naomi. "Iya, kamu mau kemana??" tanya Naomi lirih. "Kita harus menemukan pelaku secepatnya. Jadi aku akan segera kembali. Cepat sembuh" ujar Reno seraya mencium kening Naomi.
**To Be Continued**