Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ACKD - Aku Cinta Kau & Dia (By : FigurX )

Andai kamu TS, ingin Yosa berpasangan dengan siapa di akhir cerita? #vote tdk mewakili kisah akhir

  • Menjadi pasangan Tyas

    Votes: 5 6,3%
  • Menjadi pasangan Nesa

    Votes: 11 13,8%
  • Menjadi pasangan Dua2nya

    Votes: 49 61,3%
  • Tidak semuanya

    Votes: 3 3,8%
  • Menjadi pasangan Cewek lain

    Votes: 12 15,0%

  • Total voters
    80
  • Poll closed .
Bimabet
Hehe sepurane cak.. aku milih tidak kedua2nya..

Sekali2 bedo ambek liyane ngunu loh cak ngevoteku.
Wkwkwk..

Suwun update e cak..

Cak sekali2 tunjukkan kehebatan yosa dan Dodo. Mosok mek menang gertakan tok tapi pas aksi kalah..
=)) :Peace:
 
Arep milih Tyas...koq eman si Nesa..:hore:arep milih Nesa koq melas kro Tyas....:sakit:milih loro koq penak temen si Yosa...:aduh:arep milik kro cew liyo yo kebangeten Yosa e'.....:hua:

..........:mati:
.......:ngacir:
 
Hehe sepurane cak.. aku milih tidak kedua2nya..

Sekali2 bedo ambek liyane ngunu loh cak ngevoteku.
Wkwkwk..

Suwun update e cak..

Cak sekali2 tunjukkan kehebatan yosa dan Dodo. Mosok mek menang gertakan tok tapi pas aksi kalah..
=)) :Peace:

Kita sama om vote nya 😂😂

Stttt... ntar Nesa & Tyas kita bagi 2 yes :banzai:


iyo lek yosa dodo lakon ngunu menangan, lha iki lakone karjo je :pedang:
 
Arep milih Tyas...koq eman si Nesa..:hore:arep milih Nesa koq melas kro Tyas....:sakit:milih loro koq penak temen si Yosa...:aduh:arep milik kro cew liyo yo kebangeten Yosa e'.....:hua:

..........:mati:
.......:ngacir:
Trus akhire vote opo om?
opo perlu tak tambah vote siji maneh... yosa entuk dodo ngunu?
😂:beer:
 
Update ke 9 :


💜💙💋AKU CINTA KAU & DIA💋💙💜
==================================================
☆☆☆☆FigurX Productions 2020☆☆☆☆







❌❎❌❎❌❎❌❎❌

Part 9

Lebam hati


❌❎❌❎❌❎❌❎❌

Sore-sore enaknya berjalan-jalan sore-sore. Menikmati sejuknya udara tanpa terik raja siang yang menyengat. Tanpa pula rintik hujan menghalau langkah.

"Kate nang ndi Do?" (Mau kemana Do?), tanya Yosa saat melihat Dodo mengenakan jaketnya.

"Mita bro, dia mo curhat.. mungkin perihal putusnya kalian", jawab Dodo tenang. Tak seperti kemarin yang suasana hatinya begitu kacau balau.

"Nang kosan e tok kan?, bareng ae. Sekalian aku kate metu. Engko tak jemput maneh" (Di kosannya doang kan?, bareng aja lah. Sekalian aku mau keluar. Nanti aku jemput lagi), Yosa menawarkan diri memberi tumpangan.


🔽🔼🔽🔼skip 🔽🔼🔽🔼


"Pak sekuriti, ini ada sedikit cemilan. Monggo", Mita muncul di serambi pos penjagaan tempat Yanto dan Doni bertugas.

"Oh njih matur sembah nuwun mbak" (Oh iya terimakasih banyak mbak), jawab Doni sopan dari posisinya yang masih duduk di kursi pos. Posisi Mita yang sedikit menunduk meletakkan cemilan di meja membuat kaos berdada lebar yang dikenakannya terbuka mempertontonkan gantungan buah aduhhh tanpa bra..Doni sampai memejamkan mata karena khawatir dituduh kurang ajar. Sedikit kerlingan Mita membuat Doni sadar bahwa yang terjadi tadi seperti kesengajaan yang dilakukan Mita untuk menggoda.

"Pak, eh mas mas sekuriti mohon maaf ya kalau kejadian kemarenan itu aku tidak sopan. Jangan dimasukkan hati", ucap Mita kali ini sambil berdiri di ambang pintu pos tepat disamping Yanto yang sedang berdiri. Sangat dekat posisi Mita berdiri sampai-sampai Yanto yang bersedekap tangan merasakan bahwa Mita sengaja menggesekkan buah dadanya di lengan pemuda gagah tersebut.

"Injih mbak.." jawab kedua sekuriti kompak paduan suara tanpa latihan. Sejujurnya dalam hati mereka cukup tergiur atas godaan Mita. Namun mereka tak ingin membuat Yosa sekali lagi marah pada mereka meski sekarang Yosa bukan pacar Mita lagi.

"Mas mas nya kalau jenuh dan pas penjagaan sepi boleh kok maen ke kamar Mita. Kita bisa ngobrol santai diteras kamar sambil ngopi tipis-tipis hehe", sekali lagi Mita menyalakan sirine penggugah sukma. Seperti isyarat ayam betina pada pejantannya. Seperti isyarat pagi pada malam yang ingin mencumbui keindahan rembulan dengan pancaran mentarinya. Yando hanya tersenyum pahit.

🔽🔼🔽🔼skip 🔽🔼🔽🔼

"Haloo bro...", teriak Yando hampir bersamaan saat Yosa muncul di gerbang kosan dengan memboncengkan Dodo. Dodo nampak heran kenapa Yosa sampai akrab sama dua sekuriti tersebut.

"Oiii.. eh kenalkan, ini teman satu kosanku", Yosa menghampiri Yanto dan Doni setelah men standar motornya disamping pos penjagaan. Saling berkenalan pun terjadi. Cukup lama mereka ngobrol sebelum akhirnya Yosa pamit mau keluar sebentar.

"Eh Do, tak tinggal diluk yo. Nango Mita sek ae gapopo.. sak celup rong celup wkwkwk, nayamul ambe ngenteni tak sosol" (Eh Do, aku tinggal sebentar ya. Kamu ke Mita aja dulu ga papa.. satu dua celup wkwkwk, kan lumayan sambil nunggu aku jemput), Yosa tersenyum jenaka. Sebaliknya Dodo malah manyun karena malu diperhatikan para sekuriti.

"Nang ndi Yos?" (Kemana Yos?), tanya Doni santai.

"Nyusul Tyas", jawab Yosa ringan.

"Weihh manteppp bro.. 👍", sambut Yanto mengacungkan jempol.

"Jangkrikk.. sopo maneh Tyas iku bro?. Wah wahh aku ketinggalan berita" (Jangkrikk.. siapa lagi tuh Tyas bro?. Wah wahh aku ketinggalan berita), wajah Pak Tile kembali muncul mewakili rasa heran Dodo pada sahabatnya.

"Ssssttt.. belum waktunya... haha.. udah ah, sek yo", jawaban Yosa makin membuat Dodo penasaran. Namun Yosa dan motornya sudah menghilang dari pandangan.


🔽🔼🔽🔼skip 🔽🔼🔽🔼





"Mas KGK aduhhh senengnya ada kamu datang", Mita nampak ceria melihat Dodo datang ke kamarnya.

"Hehe iya, mo crita apa sih kayaknya penting banget", Dodo berjalan ke arah ruang tamu kamar kosan kemudian menghempaskan pantat kerempengnya di kursi busa panjang.

Ceklekk.. (suara Mita mengunci pintu kosan)
Sekejap kemudian Mita sudah menukik tajam dan menghempaskan pantat seksinya di kursi keras bernama paha Dodo😊.

"Ceritaaa... ini nih", Mita dengan cepat berdiri dari pangkuan Dodo. Dengan cepat pula ia lucuti pakaiannya sendiri hingga polos los los tanpa pakaian apapun. Dodo mendelik kaget atau tepatnya ngiler wkwkwk.

"Mau cerita ini nih mas, si Mita kecil laperrr, pengen maem pisang hmmm", Mita menunjuk bukit lembab berbelah diantara pahanya. Nampaknya Mita sudah sangat kebelet pipis enak.

"Mana sihh.. ini tah?", tahu-tahu Dodo menjilat liar lembah kewanitaan Mita yang teronggok indah di depan mata. Mita yang masih posisi berdiri sampai kuwalahan memposisikan kakinya yang kini terganjang kepala Dodo yang bermain disana.

"Ouuhhh.. asem..ngagetin ajahh hmmmm", desah Mita menerima jilatan nikmat tersebut.

Kecipak lidah dan mulut Dodo beradu dengan lembah Mita yang sudah basah dan mengkilap. Mita hanya mampu mengaduh dan menengadahkan wajah menikmati sensasi geli tak terperi.

"Ehmmm ssshhtt", desis yang terdengar merdu dari mulut Mita. Seperti irama nada lagu tanpa birama.

Dodo terus mencabik rongga pejal dengan hunusan lidahnya yang kaku tanpa ampun. Sambil ia juga melucuti pakaiannya sendiri.

Mita menarik Dodo berdiri begitu mengetahui bahwa kekasihnya telah telanjang. Dengan penuh semangat ia seret Dodo mengikuti langkahnya ke arah tempat tidur.

Blemm..
Tubuh Dodo didorong paksa oleh Mita hingga jatuh berdebam di atas springbed. Perlahan tapi pasti Mita merangkak naik, semakin naik dan naik. Kini ia kangkangi wajah Dodo.

"Uhhhh..", rona nikmat terpancar dari wajah cantik Mita. Tak sekedar cantik, namun juga sensual.

"Ehmm blleepp slurpp", suara Dodo sayup terhimpit lembah kenikmatan. Gelagapan Dodo dibuatnya.

"Ohhh mass... eenakkk" ...

"Terusss mas", ...

"Ooh akuu.. aku mau nyampe mas.."

"Ooh ooh ohhh...", ...

Mita mendesah dan mendesah. Tak ada celah baginya untuk menarik nafas, begitu juga Dodo yang mulai kehabisan nafas.

"Aaku sampeee aahhh..", tak terbendung getaran orgasme Mita meledak. Kepala Dodo seperti dijepit paksa oleh sepasang paha sekal Mita. Cairan hangat beraroma khas mengalir membasahi bibir Dodo.

Tak menunggu lama untuk kemudian Mita beringsut kebagian bawah tubuh Dodo. Masih dalam posisi menunggangi sepertinya Mita belum cukup lemas mengambil kendali permainan. Dalam dua tiga kali hentak amblaslah batang panjang Dodo hingga mendesak dinding rahim Mita.

"Ehmmm..", Mita terpejam merasakan kenikmatan yang menjalar di seluruh rongga kedut nya. Merindingkan seluruh kudu tubuh.

"Jancikk.. gede nya bener bener ahhh.. bikin hmm aku mabuk mass", celoteh jalang wanita berparas bak rembulan ini.

"Kentott aku sesukamu mass.a... ahh jebol ajaa memek kuu biarr nikmaatt aahh", celoteh berganti teriakan Mita yang semakin jalang menantang. Ia menggoyang semangat batang Dodo. Tak mau kalah, Dodo menambah hentakan dari bawah hingga seolah terjadi pertempuran kemaluan diantara dua tubuh.

Buah dada yang berlompatan indah tak pelak menjadi bulan-bulanan tangan Dodo yang tertular virus jalang. Remasan, pilinan, cubitan, tamparan, dan segala jenis rudapaksa dihadiahkan tangan Dodo pada buah montok itu. Sebuah pertempuran nan memdebarkan.

"Oooh mass ohh..", Mita merintih keenakan merasakan tusukan demi tusukan berpadu rangsangan vulgar pada dadanya.

"Ooohh mmmhh ahh", ...

"Uuuh mantapp mass ahhhh", ...

"Nodai aku mas.. nikmati akuu aahh", ...

Teriakan Mita kian menjadi. Melihat kebinalan itu Dodo segera merubah posisi agar Mita menungging. Dengan leluasa Dodo melesakkan batang keras ke bukit selangkangan yang terlihat merekah. Bongkah buah pantat nan membulat indah membuat desir darah Dodo semakin membara. Direngkuhnya kedua pinggul lebar Mita untuk membantu gerakan tusuk-tarik-tusuk-tusuk (tutatutu)

"Ooouhhh mass.. gerakanmuu liar oooooh", lenguh Mita merasakan kejutan rasa yang disuguhkan Dodo melalui jurus tutatutu.

"Gede kontolmu makin kerasaaa ahh.. penuhh ahh", lanjut lenguhan Mita mencumbui gendang telinga Dodo.

"Akuu ga kuatt mass, mau keluar lagiii ooh ohh" teriak Mita merancau

"Tunggu sayang.. kita bareng ooh", jawab Dodo bergetar.

"Oooh mas", ...

"Auhhh auhhh hekkhh..hhmm", ...

"Aku nyampe mass.. aaaaahhhh sssst", ...

Mita tersungkur ke depan, tangan dan lututnya tak mampu lagi menopang. Ia kini tengkurap dan mengejang menikmati orgasme kedua yang hadir sangat dahsyat.

Dodo segera mengocok batangnya yang hampir klimaks. Sekian detik kemudian batang Dodo menyemburkan lava putih susu membasahi pantat dan punggung Mita.

Dodo limbung di sisi Mita. Sejenak Mita mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir Dodo.

Ooh asyiknyaaa...


🔽🔼🔽🔼skip 🔽🔼🔽🔼


"Yas, kita langsung balik ke kosan aja yah. Temanku nunggu disana. Nanti sekalian aku kenalin", ucap Yosa sejenak setelah menjemput Nesya dan motor mulai melaju meninggalkan mleto.





"Iya mas..", jawab Tyas singkat. Baginya, dijemput seorang Yosa sudah lebih dari cukup. Ia sudah sangat bahagia meski hanya berboncengan dari tempat kerja menuju kosan.

Disebuah warung tak jauh dari rumah budhe nya Tyas ada sepasang mata yang memandangi Yosa dan Tyas saat motor mulai melaju.

Sebuah pandangan kebencian..


🔽🔼🔽🔼skip 🔽🔼🔽🔼


"Makasih ya mas Do. Puas banget rasanya aku hari ini..", bincang Mita yang bersandar manja di dada Dodo.

"Iya Mit.. aku juga puas banget", jawab Dodo senada.

"Eh tapi besok kesini lagi kan mas?", tanya Mita menengadahkan wajahnya menatap Dodo.

"Kamu senafsu itu ya Mit? Tiap hari minta jatah Rek..", mulai bergidik Dodo mendapati nafsu Mita yang seperti tiada habisnya.

"Gayamu mas, kamu juga mau gitu.. gausah akting", goda Mita centil. Dodo hanya mengangguk dan tersenyum. Senyuman takut. Senyuman yang terselubungi rasa heran. Dodo ga munafik jika dia suka seks, sangat suka bahkan. Tapi melihat agresifitas Mita sepertinya Dodo khawatir. Khawatir pada hubungan mereka yang hanya berkutat diantara aliran pejuh dan lendir birahi. Khawatir pada masa depan yang masih panjang berkelok, berliku, terjal, dan membelenggu.

Setelah membersihkan badan, Dodo kembali duduk bersandar pada kursi busa. Berpikir dan terus berpikir akan kisah asmara dan masa depan. Sejenak Dodo pamit meninggalkan Mita yang masih tertidur malas di atas ranjang saksi asmara.


🔽🔼🔽🔼skip 🔽🔼🔽🔼


"Sek nitip motor bentar.. mau beli rokok di depan", ucap Yosa pada Yanto dan Doni setelah sebelumnya ia menurunkan Tyas berikut Nesya di depan kamar kosan.

Yosa berjalan santai menuju indomar*t yang tak jauh dari situ. "Ngudut sek, ngombe white coffe adem, karo ngenteni Dodo kentu. Cek pisan isok tak kenalno Tyas" (Ngerokok dulu, minum white coffe dingin, sekalian nunggu Dodo bersetubuh. Biar nanti sekalian aku kenalin ke Tyas), gumam Yosa dalam hati.

Wwreeengg...ciiit
Hampir saja Yosa ditabrak sebuah motor yang tiba-tiba muncul dari sisi berlawan. Saat itu Dodo sudah berada di bibir tempat parkir indomar*t.

Bremm bremm..
Tak lama kemudian empat motor menyusul motor pertama dan berhenti seenaknya di depan Yosa.

"Woiii kamu sini", bentak salah seorang yang telah turun dari motor. Yosa kaget, siapa mereka?

"Ada apa mas?", tanya Yosa sopan. Dia tak mau terjadi masalah di kampung orang.

"Kamu tadi yang bonceng Tyas kan?. Nih perkenalkan.. aku bapake Nesya", orang yang tadi membentak Yosa kembali berucap kasar.

"Ooh yang di Taiwan ya mas..", Yosa masih saja berusaha sopan. Namun tidak bagi pria yang membentaknya. Wajahnya tetap saja menebarkan hawa amarah.

"Bukan urusanmu bangsat !!, Kamu harus dikasih pelajaran njing. Berani-beraninya deketin Tyas. Perlu kamu tau ya bangsat, Tyas mau kunikahi lagi !!", suara pria tersebut menggelegar.

"Emang Tyas mau?", dengan tengil Yosa melempar pertanyaan yang tentu sangat menyulut amarah pria tersebut.

"Kurang ajarrr... habiskan dia !!!", pria tersebut marah besar dan memerintahkan ke 9 anak buahnya untuk menghajar Yosa. Gaya-gaya preman terlihat dari dandanan mereka. Yang cukup mengkhawatirkan adalah masing-masing dari mereka membawa senjata untuk bertarung. Tiga diantaranya membawa besi berukuran kurang lebih 1 meter dan diameter sekitar 4-5 centimeter. 3 orang berikutnya membawa rantai sepeda motor yang terjuntai panjang. 3 orang sisanya membawa celurit.

Yosa berusaha tenang. Ia mundur mencari tempat yang lebih lapang. Dua orang maju membawa pentungan besi dan celurit. Satu sambaran mengarah ke leher Yosa, dan sambaran lainnya berusaha menghantam kepala. Dengan lincah Yosa melangkah sedikit kesamping dan mundur menghindari sambaran senjata. Detik berikutnya Yosa kembali maju menyarangkan satu tendangan kearah perut pemilik celurit dan satu pukulan telak yang bersarang di pipi kiri pemegang pentungan besi.

Melihat temannya terkena tendangan dan pukulan, ke 7 sisa preman menghambur bersama ke arah Yosa. Kondisi Yosa sangat genting. Dihadapannya telah bersiap 9 orang bersenjata. Yosa tak gentar, ia tetap maju. Beberapa sabetan dan pukulan berhasil dihindari Yosa. Beberapa tinju dan tendangan juga berhasil dilepaskan Yosa.

Namun satu orang tangan kosong bukanlah lawan yang sebanding dengan 9 orang bersenjata. Disaat pertarungan sedang sengit, sebuah celurit mampu menggores lengan kiri Yosa. Darah mulai mengalir. Yosa mundur sejenak berusaha melindungi tangan kirinya dari hantaman yang lebih parah. Namun saat itulah Yosa lengah. Seorang preman berlari memutar dan sekonyong-konyong telah berada di belakang tubuh Yosa. Dua hingga tiga pukulan besi menghantam punggung dan tengkuk Yosa. Yosa terhuyung dan roboh.

Pria yang mengaku sebagai ayah Nesya melangkah maju. Bertubi-tubi tendangan ia lesakkan ke tubuh dan wajah Yosa yang saat itu telah limbung tak berdaya.

"Woyyy.. jangkrikkk", Dodo tiba-tiba datang sambil berteriak. Sekumpulan preman tersebut segera naik keatas motor dan pergi. Bukan karena takut pada Dodo, tapi khawatir perbuatan mereka segera tercium aparat setempat.

"Awas kamu kalau dekati Tyas lagi !!!", ucap pria pimpinan preman sesaat sebelum motor mereka melesat pergi.


❌❎❌❎❌❎❌❎❌


Sore yang cerah berubah menjadi sore yang kelam bagi Yosa..

Bagaimana nasib Yosa selanjutnya ???

#staydisini #pantenginterus #jangankasihkendor
Suwun suhu up..nya
 
Update ke 10 :





●•●•●•●•●•●

Part 10

Pars Pro Toto

(Dilema)


●•●•●•●•●•●


Yosa tergolek lemah diatas ranjang rumah sakit dr.Soetomo Surabaya. Lengan kirinya dibebat perban mulai dari atas ketiak hingga perbatasan siku setelah sebelumnya luka menganga yang cukup panjang tersebut dijahit.

Wajahnya lebam membiru disana sini. Hidungnya bengkak di bagian pangkal. Kulit dibagian alis juga nampak menebal seperti kening mike tyson setelah bertanding.

Kepala Yosa juga diperban, ada luka terbuka di bagian rambut tergores sepatu biadab mantan suami Tyas.

--------------

Nampak Dodo, Yanto, Doni, dan juga Tyas duduk resah memandang Yosa. Hanya Mita yang tak nampak batang hidungnya. Sepertinya Mita sedang bekerja.

"Yas, mana Nesya?. Bahaya loh kamu tinggal sendiri..", wajah Yosa berkeliling di dalam ruangan dan tak menemukan adanya wajah mungil disana.

"Ga papa mas, udah sama budhe", Tyas berusaha menenangkan.

"Jangan remehkan !!, kamu sedang diperhatikan. Aku ga mau kamu sedih kehilangan Nesya. Ambil dia sekarang. Amankan dia di kosan. Ehmm Yan, siapa yang shift sore jaga?", Yosa masih tetap berusaha serius meski sesekali ia meringis menahan sakit.

"Ada Pak Ramudi dan Pak Nanang shift sore", jawab Yanto menanggapi pertanyaan Yosa.

"Nah kan, lebih aman di kosan !!", imbuh Yosa.

"Tapi..tapi mas aku mau nemanin kamu mas.. a.aku aku..", wajah Tyas masih terlihat sendu. Airmata seperti hendak mengalir membasahi kelopak matanya.

"Sudahlah Yas.. lakukan skala prioritas. Toh aku sudah banyak teman yang jagain disini", Yosa sedikit membentak. Ada air muka masam tergambar disana. Kegetiran nurani melanda. Ditambah kondisi tubuh yang lunglai membuat Yosa kurang bisa mengendalikan emosi.

"Eh.. injih mas", balas Tyas patuh. Meski ia pun tak kuasa menahan kesedihan hingga derai airmata jatuh basahi pipi tembus ke jiwa.

"Maafkan aku mas, maafkan mas Karjo mantan suamiku, maafkan kehidupanku yang telah menyeretmu masuk ke dalam kerumitan ini..hik hiiks", Tyas menangis sesenggukan sebelum akhirnya berlari keluar dari kamar Yosa.

"Do.. Ikuti dia.. pastikan dia sampai di kosan dengan selamat !!", pinta Yosa pada Dodo sahabatnya.

"Ashiaaaap bro.. wkwkwk Karjo, ndeso banget namanya hahaha", Dodo terkekeh dan berlari ke arah Tyas pergi di iringi mata Yosa yang melotot kearahnya yang bercanda di waktu tak tepat.


-----------





Dodo terus menguntit kemana Tyas pergi. Saat itu terlihat Tyas sedang membonceng Ojol kearah kertajaya indah. Nampaknya Tyas langsung menuju rumah budhe nya dan mengambil Nesya sesuai yang disarankan Yosa.

Tiba di mleto, nampak gerbang pagar budhe terbuka. Sepertinya sedang ada tamu. Terlihat beberapa motor parkir di depannya.

Tyas masih sibuk membayar tarif Ojol ketika sayup-sayup terdengar adu mulut dari bagian dalam rumah budhe. Dodo yang saat itu 'ndempis' di sisi luar tembok samping rumah budhe bisa mendengar cukup jelas suara adu mulut yang terjadi.

"Sudahlah budhe, pinjam sebentar saja. Tidak lama kok. Cuma ingin main sama Nesya sebentar", ucap seorang laki-laki yang disimpulkan Dodo adalah si ndeso Karjo.

"Bukan begitu mas, saya diamanahi Tyas untuk jaga dan titip Nesya.. ya ga bisa dong saya seenaknya ngasih ijin. Kalau ada apa-apa nanti saya yang disalahkan", sanggah seorang wanita yang sepertinya budhe.

"Halahh gausah sok ngatur gitu lah budhe, saya bapaknya mosok ga boleh ngajak anaknya jalan-jalan", bantah Laki-laki tersebut, masih ngeyel.

"Maaf mas, mending tunggu Tyas aja, sampaikan sendiri", jawab budhe sedikit tergetar.

"Kakehan omong, minta dikasar nih orang bro..", ucap Karjo kepada teman-temannya. Namun sebelum Karjo melangkah lebih nekad tiba-tiba muncul teriakan dari depan pagar.

"Tungguu... apa-apaan sampean !!?", Tyas datang tergopoh-gopoh.

"Eh ada dek Yas, sekalian deh.. yuk ajak Nesya ikut mas Jo. Kita nikah lagi..", bujuk Karjo kepada Tyas yang baru tiba dihadapannya.

"Opoo?, nikah?, ojok mimpi sampean mas. Setelah kamu sia-siakan aku dan Nesya. Setelah kamu lukai perasaan kami. Trus minta rujuk?. Ga gampang mas menata hidup berdua sama Nesya. Sampai kayak gelandangan pun aku lalui", Tyas menghardik kesal. Tak habis pikir ia melihat apa yang di mau Karjo.

"Berilah kesempatan kedua.. ", Karjo memelas.

"Jangankan kesempatan kedua.. aku sudah kasih kamu 3x kesempatan tapi kamu sia-sia kan. Ingat saat aku minta kamu berpikir lagi tentang gugatan cerai ke pengadilan?, itu kesempatan kedua mu !!. Ingat saat kemarin kamu hajar pria yang mendekati aku, disitulah kesempatan ke tiga mu haaaangusss. Andai saja kamu datang baik-baik, memintaku baik-baik tentu akan kamu temui kesempatan terbaikmu. Tapi perbuatan premanmu telah meyakinkanku bahwa Kaa-Muu tak pantas diterima kembali !!", Tyas menyalak galak laksana lolongan serigala yang tak mau anaknya direnggut tajamnya taring-taring harimau.

"Oooh dua wanita bangsat ini minta di kasar ternyata... ayo kawan-kawan rebut Nesya dari mereka !!!", wajah Karjo memerah marah. Tak ada lagi kebaikan dari ucapannya.

Tyas dan budhe saling mendekat. Pun juga Nesya yang terlihat mengkerut di belakang sana dalam pelukan mbak pembantu rumah tangga.

"Woiii... Gathelll. Stoppp", Dodo sudah tidak bisa membiarkan kejadian itu berlarut-larut. Ia muncul dari persembunyian nya, seorang diri. Kerempeng dan tak bisa sedikitpun ilmu beladiri.

"Ehh siapa kamu ikut campur?", sergah Karjo gusar.

"Koen ancen congok opo pikun mergo wes tuwek??. Utek bosokmu lali wingi sopo seng ngobraki nang ngarep indomar*t ???" (kamu emang gobl*k atau pikun karena sudah tua??. Otak busukmu sudah lupa dengan siapa yang membubarkan kalian kemarin di indomar*t ???), bukan ahli beladiri tak berarti Dodo tak bisa bermain kata-kata. Keberaniannya menghardik cukup membuat Karjo terperangah. Dalam benak Karjo berpikir, pasti pemuda kerempeng ini bukan orang sembarangan.

"Opo koen kabeh??, raimu kate ngetokno celurit kabeh??, ayooh kene tak ladeni. Koen kabeh durung tau ngerasakno dirajang manukmu yo?" (Apa kalian?, mau keroyokan bawa celurit semua??, ayooh sini aku layani. Kalian semua belum pernah ya merasakan kontolnya di kebiri?), Dodo berteriak jumawa. Dalam keadaan seperti ini, omong besarlah yang akan berkuasa.😉

Masing-masing preman terdiam. Satu pikiran mereka, Dodo bukan orang sembarangan. Bisa jadi dia ahli beladiri, atau reserse yang sedang menyamar, atau ketua genk kelompok tertentu, atau..entahlah. Keberanian Dodo seolah mewakili kelebihan dirinya yang masih semu dan cadas.

"Lhoo diem lu pada... udah sono pergiii !!. Mau nunggu orang-orangku satu peleton datang bentar lagi hahh ?!!", mata Dodo melotot marah. Tangannya menyelinap ke balik jaket seolah hendak mengambil pistol. Karjo melotot panik dan segera mengajak kawanannya berlalu.

"Ehh sek sek koen bedhes. Njaok WA mu kene. Gae opo iku urusanku. Hayooh wes kene.. njaluk tak whesss ta ndasmu??" (Ehh bentar kamu monyet. Minta WA mu sini. Untuk apa itu urusanku. Udah sini buruan.. minta di hajar kepalamu ??), Dodo tersenyum licik sambil mencongak nomor WA yang di eja kan untuknya.

"Awas ya sampai nomer abal-abal", imbuh Dodo bengis. Dijawab gelengan bergidik oleh Karjo.


Owalaah Dooo.. do.., rai kimpet isok ae rek 😂😂😂


----------


"Kasihan Tyas bro kalau kamu kasar gitu", ucap Yanto saat Dodo sudah berlalu meninggalkan mereka bertiga.

"Iya, tapi itu buat kebaikan dia juga", balas Yosa pelan. Pandangannya menerawang menatap langit-langit kamar rumah sakit.

"Kami paham Yos, tapi kesannya kamu seperti menghindar dari Tyas semenjak kejadian kemarin", imbuh Doni menimpali.

"Apa hubungan kalian kemudian berakhir secepat ini gara-gara si Karjo muncul. Come on bro.. mana Yosa tegas, mana Yosa cerdas, mana Yosa tenang yang kami kenal saat menghadapi Mita kapan hari... ehm, atauu.. kamu takut dengan ancaman Karjo?", lagi-lagi Yanto mencecar dengan serangan bertubi-tubi. Yosa hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam.

"Aku masih ada ganjalan bro...", Yosa mulai menceritakan isi hati kepada dua sahabat barunya. Yosa menceritakan kembali awal dia berbincang dengan Tyas tentang perasaan mereka. Kemudian berlanjut cerita tentang obrolan dengan Tyas terkait Mita dan Nesa. Dan terakhir ditutup dengan kisah panjang tentang siapa itu Nesa dan mengapa gadis itu mampu sedemikian rupa membetot sukma hingga Yosa seperti mampu memaksa Tyas untuk menunggu hanya karena seorang dara bernama Nesa.

"Yo wes ndang dibudali lho bro Nesa e" (Ya sudah buruan disamperin dong Nesa nya), usul Doni.

"Iya, niatku memang seperti itu. Yah nanti setelah sembuh aku harus segera menemui Nesa", sambung Yosa yakin.

"Eh tapi nanti dulu.. kita musti kasih pelajaran preman Karjo itu..!!", sergah Yanto menyela rencana Yosa untuk menemui Nesa.

"Untuk apa bro?, untuk perjuangkan wanita yang aku masih ragu mencintainya?", tanya Yosa seolah meminta penjelasan lebih masuk akal.

"Untuk harga diri", tukas Yanto datar.

"Bull shittt dengan harga diri", sanggah Yosa. Ia tak peduli derita sakitnya. Ia tak peduli lebam pada tubuhnya. Ia tak peduli lebam hati. Ia tak peduli kalah atas mantan Tyas. Yosa tak memerlukan itu semua. Ia hanya ingin ketenangan.

"Bagaimana kamu bisa hidup tenang nantinya dengan Nesa ataupun dengan Tyas jika ada sekelompok preman yang senantiasa mengamati gerak-gerikmu. Ok kamu bisa jaga diri, tapi bagaimana dengan keselamatan Nesa? Keselamatan Tyas? Nesya?", Doni turut berargumentasi dalam upaya mengarahkan sahabatnya yang sedang didera permasalahan.

"Kasih pelajaran biar ga ganggu lagi. Bangun harga dirimu di mata mereka", lanjut Yanto.

"Kalau mereka dendam, dikemudian hari membalas gimana?", Yosa masih saja berusaha menyangkal usulan kedua sahabatnya.

"Membalas?, prosentasenya 50:50 daripada kamu menyiapkan harga rendahmu di hadapan mereka. Akan lebih besar prosentasenya untuk mereka menerormu jika mereka menganggap kamu lemah !!", pungkas Doni. Ucapan terakhir ini cukup mengena di hati dan benak Yosa. Dia mulai berpikir.

"Gimana cara mencari Karjo?", satu lagi pertanyaan yang harus ketemu jawabannya sebelum Yosa mengiyakan rencana tersebut.

"Hahaha.. santai broooh. Menemukan Karjo dimana? Serahkan padaku caranya...", Dodo muncul diambang kamar lengkap dengan gaya tengilnya. Yosa tersenyum melihat sahabatnya itu ikut mendukung.

Dodo pun bercerita tentang apa yang telah dialami Tyas dan bagaimana Dodo memutarbalikkan sugesti pada diri Karjo. Semua terbahak mendengarkan cerita Dodo yang lebih mirip cerita lucu daripada cerita mendebarkan.


"Eh ini lho bro yang namanya Nesa.. kebetulan dia lagi chat nih. Aku ga bilang kalau lagi di RS, daripada banyak pertanyaan nanti", Yosa memanggil Yanto dan Doni untuk melihat foto Nesa di layar handphone. Dodo si raja keppo otomatis ikut mendekat.





"Hmmm.. sopo maneh brooo iku ???. Tyas ae aku durung sido dikenalno. Malah kenalan dewe wingi aku gara-gara koen jongor ngunu. Eh saiki onok mane jenenge Nesa. Indonesa raya tak jeneng lengkap e??" (Hmmm.. siapa lagi itu brooo???. Tyas aja kemarin belum jadi dikenalin. Akhirnya aku kenalan sendiri gara-gara kamu terkapar kemarin. Eh sekarang ada lagi namanya Nesa. Indonesa raya kah nama lengkapnya?), ocehan Dodo yang tak bermutu. Ocehan kaum keppo yang tak rela melewatkan informasi meski tak penting sekalipun.

"Gendeng koen.. minum jamu opo seh koen iku, kok cakep terus ceweknya", seloroh Doni.

"Wkwkwk.. rendaman celana dalam bekas pakai 3 hari", jawab Yosa asal. Ingin terbahak namun wajahnya masih sakit untuk dipakai membuka mulut agak lebar. Yosa hanya bisa meringis dan tertawa kecil.


----------


Terkadang bimbang tak berkawan ragu,
ia tumbuh melata,
Menjalar di kalbu.

Mamang mengambil peran,
Menahan,
menunda irama.

Namun perih tak mudah pergi,
Masih meradang,
Sisakan jerit,
Tersimpan luka.

Biarkanlah...
Derap langkah pasti,
Yakinkan diri,
Dahaga harus terhenti,
Lapar pun tak lagi,
Untuk sanubari,
Bagimu hati,
Toreh mau menjadi inspirasi.


(Goresan pena : Mamang - FigurX 2020)



-----------


Hanya duduk dan tidur membuat Yosa lama-lama bosan. Ia sudah 3 hari di rumah sakit dan sudah tidak betah lagi.

Meski Dodo and the genk selalu menemani, namun tinggal di rumah sakit tetap saja bukan hal yang membuat Yosa nyaman. Ia meminta perawat untuk mengajukan rawat jalan setelah jahitan sudah selesai diangkat. Pihak rumah sakit menyarankan untuk pulang di keesokan hari sambil menunggu observasi.

"Jangkrikk bro.. bosen aku nang kene. Pindah turu nang kosan ae enak"(Jangkrikk bro.. disini terus rasanya bosan. Mending pindah tidur di kamar kos), keluh Yosa.

"Iyo, itu tadi kan sudah dibilangin mbak perawatnya kalau besok pagi baru boleh pulang. Kontol mu wes ga kuat tah? Pengen kentu?", seloroh Dodo. Yosa hanya mendelik sebal.

"Gampang, nanti aku bawakan timun.. tau timun kan?, nah potong ujungnya. Kerok bagian dalamnya dengan sendok. Lalu masukkan kontolmu, ojo lali dikocok. Asli mirip banget deh ama kimpet wkwkwk", Dodo lagi-lagi berulah jenaka. Semua terpingkal-pingkal termasuk Yosa. Tak terkecuali Tyas yang hari itu juga datang menemani Yosa.


Dodooo...
Jampuuuut !!!



----------

Segera sembuh Yos. Segera kita menyusun langkah berikutnya untuk si Karjo. Ga sabar TS mengetik kisah selanjutnya.

#staydisini #pantenginterus #jangankasihkendor
Mantap suhu ketinggalan 2 up...
 
Update ke 11 :





●•●•●•●•●•●

Part 11

Misteri 🔎


●•●•●•●•●•●


_scene 1





[POV Tyas]


Hatiku sangat kacau. Tak pernah aku membayangkan problema yang terjadi ini. Aku seperti bermimpi, mimpi yamg indah. Burung-burung bernyanyi, alam ceria, kupu-kupu berkejaran di taman bunga, udara begitu sejuk menerpa tubuhku.

Namun seketika mimpi buruk melanda. Bumi berhenti berputar, matahari sejengkal dari kepala, burung-burung sirna, taman bunga gersang diterpa kemarau tanpa hujan.

Ohh mas Yosa..
Aku mampu tersenyum ceria bersamamu. Hadirmu bagai embun penyejuk sanubari. Tak pernah aku sedikitpun berkhayal untuk bahagia, kecuali hanya denganmu. Engkau datang tiba-tiba dan baru saja, namun aku tak ragu untuk mencinta.

Aku sadar sepenuhnya bahwa engkau masih memiliki rencana yang harus ditunaikan. Bisa jadi engkau kelak takkan menjadi pendampingku. Namun sekali lagi aku tak pernah ragu. Aku bahagia menantimu.

Ooh problema...
Mengapa tak kau biarkan aku bahagia. Tak puaskah dirimu merundungku dengan derita?. Belum usaikah kegetiran kau siramkan laksana semangkuk saus prahara yang tak pernah habis?.

Pria bijaksana yang dulu kuanggap sebagai pelita ternyata hanya sisakan luka. Baik hatinya hanya bualan belaka. Tak cukup ia mencampakkanku, bahkan kini hadir kembali mengusik cerita. Harapanku kepada mas Yosa hampir sia-sia.

Tatapan benci itu. Bentakan kasar itu. Tak kusangka mampu terlontar dari bibir pria yang kudambakan kelak hidup bersama. Semua gara-gara preman tak beretika. Rusak sudah gugusan cinta yang kurajut dalam pangkuan sukma.

Entahlah, aku tak mampu bermimpi lagi. Aku takut mencinta lagi. Aku benci diriku sendiri...


●•●•●•●•●•●


_scene 2


Kisaran 1 bulan setelah Yosa dirawat di Rumah Sakit...


"Ngapain nih enaknya, mosok lontong-lontongan gini doang rek?", ucap Doni membuka pembicaraan. Saat itu Yosa, Doni, Yanto, dan Dodo sedang duduk santai di kamar Yosa. Luka di tubuh Yosa sebagian telah sembuh. Hanya sisa jahitan yang masih belum terlalu kering.

"Jalan kemana gitu lho biar ga bosen", imbuh Yanto.

"Cuci mata ae yuk nang galaxy mall. Banyak panlok cuy disana. Sekalian aku mau jemput bojo. Sebenarnya ga janjian sih kalau mau jemput dia. Tapi kalau dikasih kejutan jemput kayaknya dia bakal seneng. Ga usah muncul depan Mita yo koen kabeh. Bikin Mita ga enak hati malah", usul Dodo memberikan masukan.

"Wehh masoook. Ayo berangkat", teriak Yosa antusias.

" Tar duluuu.. baru jam berapa ini. Mita pulang masih 4 jam lagi. Ya sekitar 2 jam an sebelum Mita pulang gitu kita meluncur. Nanti setelah aku jemput Mita sekalian kita pulang masing-masing yo", sambung Dodo.

"Ealah tak kiro saiki rek.. wkwkwk ngakik iki ngenteni 2 jam maneh lagi budal" (ealah aku kira sekarang.. wkwkwk bisa karatan nih di sini nunggu berangkat 2 jam lagi), Yanto sepertinya sudah tak sabar memanjakan matanya hehe.

"Oya Yos. Sak ulan ga gembul Tyas kok koen kuat seh. Dungaren cuk. Ga neyeng ta manukmu nganggur suwe wkwkwk" (Oya Yos. Sebulan ga kumpul Tyas kok kamu kuat sih. Tumben banget. Ga karatan tuh otong lama ga dipakai wkwkwk), Doni mencoba mencari bahan obrolan sambil menunggu waktu untuk rencana jalan keluar.

"Hhahhh embuh mumet ndasku. Tambah suwe kok aku tambah ill feel ambe Tyas. Yo ancen seng salah Karjo. Tapi rasane mood ku dadi ilang" (hhaaahh pusing kepalaku. Makin lama kok aku makin ill feel ke Tyas. Ya emang sih yang salah Karjo. Tapi rasanya mood ku jadi hilang), curcol Yosa. Ia lagi-lagi menghela nafas merasakan beban ganjalan terkait Tyas.

"Perlu jalan bareng lagi bro.. perlu ada kemestri lagi. Coba deh kapan gitu ajak dia jalan. Yahh setidaknya sekedar untuk memastikan sejauh mana perasaanmu terhadapan dia", saran Yanto disambut anggukan setuju oleh Doni dan Dodo.

"Aku ada ide, yuk segera kita temui Karjo tengik itu. Kita tumpas habis lah pokoknya. Nah setelah itu kamu bisa datang kepada Tyas dengan senyum kemenangan. Cuma ide sih ini bro", Doni ikut memberi saran pada Yosa

"Hmmm.. iyalah. Tapi nunggu beberapa hari dulu biar jahitan ku bener-bener kering", Yosa tak punya pilihan jawaban lagi untuk menyanggah usulan dari sahabat-sahabat nya.

"Eh Do, gimana hasil cek lokasi lahan punyaku kapan hari?", Yosa mengalihkan pembicaraan karena ia merasa sangat kikuk untuk membahas seputar Tyas lagi.

"Weh beres. Aku tinggal nunggu revisi gambar denah dari kamu", jawab Dodo.

"Intinya gini bro. Aku ga mau bentuk seperti rumah umum. Aku mintanya semacam bangunan per bagian dan terpisah. Dipisahkan areal terbuka. Misal dari ruang tamu mau ke kamar 1 lewat lorong terbuka dulu, tanpa dinding lorongnya, hanya atap tok sama pilar. Posisi antar kamar juga terpisah. Jadi seperti per ruangan dipisahkan taman gitu bro paham kan?. Iki sek aku kasih contoh denah terbaru", Yosa menjelaskan seperti layaknya seorang manager produksi yang menjabarkan design yang di inginkan pada tim produksi.





"Sipppp bro, paham. Ya engko aku buatkan gambar kerja, revisi en lek ga cocok", tangkap Dodo yakin.

"Tanaman, pohon, rumput yang sekarang ada disitu ga usah dihilangkan. Cukup disesuaikan sama denah aja", imbuh Yosa. Dijawab acungan dua jempol oleh Dodo.


●•●•●•●•●•●


_scene 3


Hari belum terlalu sore saat empat pria gagah beracun 😁 mengendarai 3 motor menyusuri jalanan Surabaya yang mulai padat dipenuhi hilir mudik masyarakat yang pulang kerja. Nampak Doni memboncengkan Yosa yang masih belum cukup kuat lengan kirinya.

Mereka hanya berjalan-jalan santai di Galaxy mall sambil tiada henti mulut-mulut mereka berdecak kagum pada ragam bidadari yang melintas.

"Makan yuk bro.. cacing-cacing di perut sudah minta jatah nih", ajak Yosa. Mereka melangkah menuju salah satu restoran fast food yang ada disana. Sejenak mereka melihat turnamen game online di tengah mall karena sedang ada final antara indonesia dan malaysia.

"Ebuseeet.. kurus-kurus tiga porsi koen.. warbiasah", decak kagum Yanto melihat nafsu makan Dodo yang mirip kuli wkwkwk.

"Badan boleh kurus, tapi otong perlu asupan gizi biar tokcer bro hahaha..", jawab Dodo mesum. Membuat mereka berempat spontan ngakak uhuii.

"Eh bro, aku mau stand by di parkiran nunggu Mita. Biasanya dia nunggu Lyn di depan parkiran. Wes gini aja, tar aku ikut kumpul lagi setelah ngantar Mita. Shareloc aja nanti posisi dimana", ungkap Dodo.

"Ga minta jatah dulu tah?, rugi lhoo...", seloroh Doni disambut tinju telak Dodo di bahu kanannya.

"Yowes ati-ati. Tetep golek cadangan bro. Ga kate selingkuh, tapi wong lanang iku menang milih, duduk dipilih" (Ya sudah hati-hati. Tetap cari alternatif bro. Bukan niat selingkuh, tapi cowok itu kodratnya memilih, bukan dipilih), Yosa membuka dompetnya dan mengeluarkan secarik kertas yang kemudian ia berikan ke Dodo.

Dodo melangkah pergi menjemput impian. Sambil berjalan ia sempatkan membuka kertas kecil yang diberikan Yosa kemudian membacanya pelan-pelan tulisan disana.

"Aa..man..da", lirih suara Dodo membaca tulisan tersebut.


●•●•●•●•●•●


_scene 4





"Jaiitt.. suwene rek. Iki mesti menggok stand klambi. Dasar wong wedok. Wayahe mole kerjo kok yo sempate mampir mlaku - mlaku, opo ga kesel awake?? Hmmm..." (Asemm.. lama banget. Ini pasti mampir stand pakaian. Dasar cewek. Waktunya pulang kerja kok masih sempat mampir jalan-jalan, apa ga capek badannya? Hmmm..), Dodo merengut kesal. Menunggu ternyata menyakitkan.

Dari jauh terlihat Mita akan menyeberangi jalan. Letak parkiran Galaxy mall memang ada diseberang jalan. Baru saja Dodo hendak melambaikan tangannya tiba-tiba sebuah motor berhenti tepat di depan Mita. Nampak Mita dan pengendara motor itu sejenak asyik berbicara sebelum kemudian pantat semok Mita nangkring diatas jok sepeda motor pria tersebut. Dodo melongo. Cepat ia menghubungi Yosa namun tak ada jawaban. Sepertinya Yosa masih asyik menyantap makanannya. Tanpa pikir panjang Dodo segera mengikuti kemana Mita dibawa oleh pria asing tersebut.

"Bro standby, engko tak shareloc. Aku ngikutin Mita. Ada yang ga beres", isi pesan whatsapp Dodo kepada Yosa sesaat sebelum ia menyalakan mesin motornya.

Dodo terus mengikuti kearah mana motor yang membawa Mita melaju. Hingga akhirnya motor tersebut memasuki areal gudang di sekitaran Kenjeran. Dodo segera melakukan shareloc kemudian mengendap mengikuti Mita.

"Ooh ini dia mbak cantik yang di WA tadi bilang pingin nyobain kontol preman... hahahaha", seorang pria terbahak menyambut Mita yang sepertinya sangat antusias disambut dengan ucapan itu.

Mata Dodo hampir melompat dari kelopaknya saat ia tahu bahwa bos preman yang tadi menyambut Mita adalah si bangsat Karjo. Hampir saja dia melangkah masuk ketika kemudian melihat beberapa preman lain nampak berjaga di sana. Dodo mengurungkan niatnya mempertimbangkan kemampuan bertarungnya yang dibawah rata-rata.

"Ayo bro cepetttt kesini.. urgent", ketik Dodo melalui whatsapp berharap Yosa segera mengetahui kepanikannya.


Dari dalam gedung ...

"Hai mas.. kamu bos nya yah?. Boleh dong sama kamu. Penasaran nih sama preman hihihi", Mita dengan centil mencoba menggoda Karjo. Mita nampaknya sedang kembali dalam timangan alam lamunannya. Lamunan tak bertepi.

"Hahahahaha.. baru kali ini ada cewek cakep, montok, mulus.. minta digagahi preman hahahaha", Karjo kembali terbahak. Wajahnya yang licik menyeringai buas.

"Sensasi mas hihihi..", Mita tersenyum riang. Aneh.

"Ayo bro bareng-bareng kita nikmati hidangan makan malam kita", teriak Karjo beringas. Sekian saat berikutnya 'orang jahat' berjumlah sepuluh orang tersebut sudah telanjang mempertontonkan urat-urat keras mereka di depan mata Mita yang molek.

"Lho kok semua, ini diluar kesepakatan mas.. satu aja mas, bos nya aja..", Mita terbelalak panik. Ia baru sadar bahwa perbuatannya telah mengundang hasrat biadab kawanan preman tersebut.

Wajah Mita mulai pucat pasi. Keringat dingin meleleh di keningnya. Sebanding dengan hasrat bercintanya yang sebelumnya sempat meledak, kini mendadak emosi jiwanya menggantikan posisi nafsu menjadi ketakutan yang tiada terkira. Demikianlah dinamika kondisi kejiwaan Mita yang cenderung labil.

Dengan brutal kawanan preman merangsek ke arah Mita. Hati Mita kecut menciut. Nun jauh di luar sana Dodo masih terpaku mengintip tanpa berani berbuat apa-apa.

"Ahhh.. jangan !!", Mita berteriak histeris saat satu demi satu pakaiannya dilucuti. Kali ini bukan birahi yang berkuasa atas dirinya, namun emosi yang tercabut paksa dari sangkarnya. Mita gemetar ketakutan.

"Pergi kamu pergiiii...", Mita menendang tubuh preman yang ada di sekitarnya, namun sia-sia. Tenaganya tak sebanding dengan kekuatan para preman. Dalam sekejap tubuh Mita sudah polos tanpa pakaian.

Karjo melangkah maju mencoba mencumbui bibir seksi Mita yang terus saja berteriak panik. Usaha Karjo tak berguna karena Mita membuang wajah ke kanan dan kiri menghindari ciumannya.

Plakkk !!
"Wanita bangsaaatt..", tamparan keras Karjo mendarat tepat di pipi mulus Mita membuatnya berteriak parau kemudian menangis. Kini ia hanya pasrah membiarkan bibirnya di lumat paksa oleh Karjo tanpa meladeni sedikitpun.

Dua preman lagi mendekat. Buah dada ranum Mita menjadi sasaran mereka. Dengan cepat puting kenyal Mita sudah hingga ke dalam dua bibir kasar. Mita berontak namun sekarang kedua tangannya di pegang kuat oleh dua preman lainnya. Begitu juga dengan kedua kakinya dipegang kuat-kuat oleh kawanan tersebut. Mita terlihat telentang dengan kaki terkangkang lebar. Bibirnya terus berteriak, melolong, mengaduh.

Melihat Mita yang tak bisa diam lagi-lagi Karjo geram. Kali ini buah dada Mita menerima tamparan Karjo. Mita mendelik kesakitan.

"Uukhh ampuun mas", rintih Mita namun tak digubris sama sekali oleh Karjo. Bahkan dengan yakin Karjo melangkah berputar mendekati lubang kemaluan Mita. Dengan cepat ia lesakkan batang kerasnya kebalik kedua paha Mita yang mengangkang.

"Ooh tidaaaak", Mita panik mendapatkan perlakuan ini. Namun tak berselang lama, Karjo merubah posisi agar Mita menungganginya. Karjo berhasil memposisikan Mita sedemian rupa namun Mita hanya duduk melumat buah zakar Karjo tanpa bergeming sedikitpun. Mita menangis sejadi-jadinya.

"Sudahhh.. ampun.. keparattt kalian.. hikss hikss", Mita menghardik marah dan panik. Dibawah sana Karjo berusaha memompa selangkangan Mita tanpa memperdulikan teriakan Mita.

"Tidaaakkkk... bangsatt...!!!!! Jancukkkkk", seorang preman mendorong Mita lebih condong ke arah depan dan kemudian mencoba melesakkan batang beruratnya ke lubang dubur Mita. Kali pertama mendapati itu Mita panik luar biasa. Dan lagi persetubuhan tanpa ada rangsangan yang manusiawi tak mampu membuat Mita menikmati sedikitpun.

Perlahan batang preman masuk ke lubang dubur Mita meski sangat sulit. Mita berteriak kesakitan namun tak dihiraukan oleh mereka.

Bletakkkk...
Pria yang tadi sedang menggagahi dubur Mita tiba-tiba terhempas jatuh. Seseorang telah melompak tinggi dan menendangnya.

"Jancukkkk !!!", ucap Yosa si empunya tendangan. Spontan preman berlarian segera memakai celana mereka dan berdiri.

Mita masih menangis, memungut pakaiannya dan berlari ke pojok ruangan. Dengan panik ia memakai kembali pakaiannya.

"Brengsekkk kamu yah !!!", telunjuk Yosa terarah lurus ke wajah Karjo. Di belakang Yosa juga berdiri Yanto, Doni, dan Dodo.

'Orang jahat' serta merta menghambur ke arah 'orang baik'. Ke empat sahabat itu menyebar dan siaga.

Yosa melangkah maju menyambut tiga orang preman. Ketiga preman tersebut serempak melancarkan pukulan. Yosa sedikit bergeser dan memiringkan tubuhnya. Alhasil ketiga preman hanya meninju ruang kosong. Dengan cepat Yosa berputar melesakkan satu tendangan telak di rahang kanan seorang preman. Preman tersebut terpelanting ke lantai dan mengaduh.

Yosa terus melangkah maju dan menyarangkan satu tapak keras di bagian ulu hati preman kedua yang masih terbengong melihat kawannya terjatuh. Tak lama ia pun ikut roboh sambil memegangi dadanya. Nafasnya terlihat sesak.

Preman ketiga maju dan berusaha melindungi kepalanya dari incaran Yosa. Namun bukan Yosa jika tak tanggap melihat situasi. Yosa mengangkat tangan kanannya tinggi bersiap memukul ubun-ubun preman ketiga. Secara otomatis preman tersebut menengadahkan kedua tangannya untuk menangkis. Tapi salah, kaki kiri Yosa melesat cepat. Punggung kaki Yosa membentur kuat bagian selangkangan. Preman tersebut roboh merasakan ngilu yang tak tertahankan di bagian buah zakarnya.

Di bagian lain terlihat Yanto dan Doni tak menemukan kesulitan yang berarti menghadapi preman-preman. Kemampuan beladiri mereka berdua cukup terlatih untuk mengatasi hal semacam itu.

Di sisi lain, pertarungan satu lawan satu antara Dodo dan Karjo. Pertarungan terlucu sepanjang sejarah. Dodo dan Karjo sibuk berkejar-kejaran sambil saling timpuk menggunakan segala barang yang ada disana. Kaleng kosong, kerikil, sendal bekas jadi alat paling ampuh untuk pertempuran mereka. Karjo terus berlari dan berlari menghindari kejaran Dodo hingga Karjo tak sadar ada tendangan kuat yang tiba-tiba menghadangnya. Mendarat tepat diwajah Karjo hingga ia terlempar ke belakang.

Yosa tersenyum puas melihat tendangannya tepat mengenai wajah Karjo. Ia bergegas melangkah mendekati Karjo yang meringkuk kesakitan. Yosa menghadiahkan belasan tendangan ke semua bagian tubuh Karjo termasuk wajah. Persis seperti yang pernah diterima Yosa satu bulan yang lalu dari kaki Karjo.

Tepat setelah tendangan terakhir ke wajah Karjo, terdengarlah bunyi sirine polisi. Dengan cepat polisi meringkus Karjo Cs. Yanto dan Doni sejenak berdiri tegap dan memberi hormat kepada komandan polisi yang bertugas. Nampaknya dua sekuriti tersebut yang telah mendatangkan polisi ke lokasi.

Namun ada yang aneh pada diri Mita. Ia masih histeris. Saat Dodo dan Yosa mendekat malah Mita semakin ketakutan. Ia berteriak-teriak dan menangis. Kemudian ia berlari menjauh. Yosa dan Dodo berusaha mengejarnya, tapi Mita telah hilang dari pandangan.

Depresi yang dialami Mita sungguh kuat. Ia adalah korban pemerkosaan, ditambah rasa malu yang besar di hadapan Dodo dan Yosa, ditambah pula rasa ketakutan yang luarbiasa melihat perkelahian di depan mata. Mita sungguh tak kuasa mengendalikan segala yang berkecamuk di dalam dirinya. Bumi seperti gelap. Tak ada lagi cahaya baginya.


●•●•●•●•●•●


_scene 5


Mita berjalan gontai menyusuri tepian raya kapas krampung. Tak henti-hentinya ia seka air mata yang terus mengalir membasahi pipi. Wajahnya kusut, pakaiannya kusut, berjalanpun ia seperti terseok.

Mita tak menyadari bahwa di pahanya mengalir darah. Terus mengalir ke bawah hingga mata kaki. Entah darah dari kemaluannya ataukah dari duburnya. Bahkan rasa sakitpun tak ia rasakan.

Yang ia tahu hanya ingin melangkah dan melangkah tanpa arah. Pikirannya kosong.

Tiba di sebuah SPBU, ia merasa ingin sekedar cuci muka di toilet untuk mengurangi penat di kepalanya. Dengan goyah ia melangkah. Tubuhnya kian lemah dan semakin lemah. Hingga akhirnya Mita roboh tak sadarkan diri sebelum ia mencapai pintu toilet SPBU. Namun kondisi SPBU sedang lengang. Tak ada yang menyadari keberadaan Mita yang roboh.

Seorang wanita separuh baya tiba-tiba muncul dan berjongkok disamping Mita...


●•●•●•●•●•●


Segala yang terjadi di dunia ini adalah misteri..


---

Tunggu update berikutnya guys

#staydisini #pantenginterus #jangankasihkendor
Mantab...suhu
 
Welcome to :





●•●•●•●

Part 12

Rancu


●•●•●•●


_scene 1


[POV Dodo]


Jangkrikk.. mumet ndasku rek rek. Yosa crito lek Mita iku depresi kait biyen. Jan rumit men uripe arek iku. Onoook ae masalahe. (Jangkrikk.. pusing. Yosa cerita kalau Mita mengalami depresi dari dulu. Beneran rumit hidupnya tuh anak. Adaaa aja masalah dia).

Pantesan Yosa ya yo ae pas aku nikung ojob e. Tibakno ojob e setress. Lah aku lak seng ketiban apes lho. Wes entuk siso, ga genah pisan sisone. Umpomo digawe peribahasa.. nyedot santen kumanan ampase tok. Tapi ga seh.. Mita masio ampas tapi enak haree wkwkwk 😂. (Pantas saja Yosa iya aja pas aku merebut ceweknya. Ternyata ceweknya stress. Nah aku yang dapet sialnya. Udah dapat sisa, sisanya gak jelas pula. Ibarat peribahasa.. minum santan dapatnya ampas. Tapi ga juga sih.. Mita meski ampas tapi enak lho wkwkwk)

Malah saiki Mita ilang. Mbuh minggat nang ndi. Trus nasibku yopo rek. Menunggu tanpa waktu lek jare grup band Element. Ga jelas. Koyok telek muntup-muntup nang selet 😬. (Dan sekarang Mita menghilang. Tak tahu dimana rimbanya. Nah nasib ku gimana. Menunggu tanpa waktu seperti judul lagu milik grup band Element. Seperti tahi yang sulit keluar dari dubur).

Duh Gusti.. iki trus yopo karo Mita. Mateng aku rek. Diterusno iku soro. Ga diterusno iku aku wes kadung njegur macari Mita. (Yaa Tuhan.. ini bagaimana dengan Mita. Mampus aku. Dilanjutkan itu rumit. Tidak dilanjutkan itu aku sudah terlanjur jadi pacar Mita). Beban mental bergelayut dalam lubuk hati rasanya membayangkan ke depan harus 'momong' Mita.

Tapi.. setelah kejadian hebat kemarin harusnya itu menjadi pemantik bagi Mita untuk bangun dari lamunannya. Ehh sek sek, kalau Mita sudah sembuh dari depresinya kira-kira masih doyan torpedo ga yah?.. percum tak bergun kalau Mita sembuh tapi ga mau digebleh, sido cenggur berkepanjangan aku rek menyaingi panjangnya perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan wkwkwk 😂 taek, pikiranku ngglambyar kemana-mana geje 😩😨.


-----


Keseimbangan sinergi keselarasan,
Rancu bukan cerita,
Baiknya cahaya terus ada,
Harusnya pelita menopang asa,
Memapah meski terlunta,
Mengiring walau terluka.

Saat gulita,
Tak ada cita,
Duka menjelma,
Memupuk sengketa,
Mencabik rasa,
Mengikis suka,
Tak kan bahagia.

Duhai perdu berduri,
Tolong sudahi,
Lekas pergi,
Jauhi diri.

Lelah mencoba,
Bosan menyapa.

gamit mesra,
Untukmu harapan,
Peluklah aku,
Seperti masa lalu,
Yang kini membuatku berdendang syahdu.



(Goresan pena : Rancu - FigurX 2020)


-----


Bipp bipp.. bip bipp..
Handphone ku berdering. Angka tanpa nama muncul disana. Tak ada gairah mengangkatnya. Namun terus saja ia menghubungi berulang membuat aku luluh juga menerimanya.

"Haloo..", sambutku datar.

"Haloo.. mas Dodo ya?", suara wanita tak kukenal.

"Siapa ini", tanyaku.

"Saya Bu Fatim. Saya membaca nama mas Dodo di dalam kontak handphone milik mbak Mita", lanjut wanita tersebut semakin membuat aku curiga.

"Lho Mita disana??", aku bertanya memperjelas semuanya.

"Ceritanya panjang mas. Yaudah nanti saya shareloc. Lebih baik kita ketemu langsung untuk membicarakan ini. Nanti tapi lho, sekarang saya masih ngajar..", sambung bu Fatim.

"Baik Bu", kusanggupi ajakan bertemu wanita tersebut. Namun ternyata sambungan telepon telah dimatikan dari seberang sana.


●•●•●•●


_scene 2


Yosa masih 'mager' diatas kasurnya. Sebenarnya ia memperhatikan gerak-gerik Dodo yang agak aneh. Mulutnya ngedumel ga jelas, tiba-tiba merengut, dan sekejab kemudian tertawa. Yosa sempat berpikir sahabatnya ini tertular depresi seperti Mita. Namun kemudian Yosa tak pedulian Dodo lagi. Ia lebih memilih asyik berbalas whatsapp dengan Nesa.





Nesa (N) : Mas lagi apah?

Yosa (Y) : Santai aja kok. Tadi bis ke kantor bentar, kasih instruksi tim produksi. Trus balik lagi deh ke kosan

N : Kalo kerja ikuti jam kantor dong sayang. Masa ilang2an gt ish. Yang semangat kerjanya 💪buat halalin aku nanti 😁🌹

Y : Hmm.. emang kerjaannya gt sayaaang. Namanya jg org lapangan. Instruksi kantor sih yg penting tugas kelar, mo dikerjain dmn jg, gitu. Eh mau dong hahalin kamuu.. 😉

N : Alesan aja huhh

Y : Yaelah. Emang kyk gini kerjanyaa

N : Katanya mo halalin... kok ga sini2 hayoh 😤😤

Y : Yahh mas kan masih ngumpulin sangu Nes

N : Berapa lama?

Y : Secepatnya

N : Kapan ?

Y : Sabarrr. Diusahakan ga sampe setaun

N : Masaa..

Y : Ga percoyo yowes hmm

N : Hihihi 😃

Y : Ketawa lagi

N : Daripada nangis hayyo. Masss.. tanennn

Y : Sama aku jg Nes. Eh kangen apa pengen?

N : Hihihi 22 nyah 🙈

Y : Hayooo ada yg lg geli hayoo.. awas basah.. banjir bandang 😂

N : Ngeledekin aja ish

Y : Tapi kondisi lg ga mendukung. Ga bs VC. Chat aja ya sambil kirim2 foto. Ada si Dodol tuh di kamar.

N : Aihh maluu.. oya salamin buat mas Dodolnya yah. Salken gitu





Y : Udah dibilang gosah malu kok tetep ae gt

N : Hihihi iya lupa. Maap komandan 👮

Terkirim foto dari Yosa. Foto perkakas vital nya yg tegak menjulang. Butuh lari-lari ke kamar mandi untuk bisa mengambil foto tersebut.

N : Ihhh geli liatnya mas. Gede banget hihihi. Kok yg di pilem2 anu itu yang orang indo, ga segede mas yah 🙈🙊

N : Ish ngomong apaan sih aku hmm

Y : Ya mungkin Nes salah liat kali. Sama kok kyk org2 itu ukurannya

N : masaa sih..

N : Iih tapi Nes jd gemes donk liatin punya mas

Y : Kalo gemes trus gmn?

N : Nes jd raba2 dada Nes nih ahh..

Y : dibuka?

Nesa mengirim foto. Topless guys. Buah indah yang putih, sekal, ukuran yang pas, dan putingnya yang pink agak coklat muda gimanaaa gitu.

Y : Indahnyaaa.. 👀

N : Yang bawah gausah dulu ya sayang

Y : Kok gausah sih

N : Nes lg dapet..

Y : Dapet apa?

N : Lotre 😠 puass ?

Y : 😂 Iya iyaa ✌ damai sayang.. damai

N : Lagian nahh 😡

Y : Ampuuun 🙏

N : Masss.. merinding Nes ni. Udah gemes banget.. lamanya sih mas kesini

Y : Aku jg pengen cepet kesana Nes, sabar ya sayang

N : Hu um ☺

Y : Tapi kok kmu percaya sih. Kan kita blm ktemu. Kalo aku sdh beristri gmn?

N : Masss.. kita udah kenal lama loh, 2 taun. Bukan wkt yg pendek itu utk saling menyelami. Aku tau mas org baik. Nes bs rasain itu.

N : Mmm.. klo ternyata mas sdh beristri.. iiih jangan dooonk. Semoga engga ah.. #^#&*$) $/*£÷¥×₩

Y : Hahaha.. kamu itu lucu yah. Gemesin, imut, childish tapi dewasa banget, ngangetin banget 😀

N : 😄😄


Waktu yang ada mereka nikmati untuk ngobrol dan bercanda. Sesekali foto terkirim, entah itu foto wajah atau anggota badan lainnya. Mereka sudah terbiasa menikmati itu semua layaknya sepasang merpati yang dimabuk asmara, dimabuk cinta.


●•●•●•●


_scene 3


"Bro.. aku dihubungi seorang wanita, katanya lagi ama Mita. Ini nanti ngajak ketemuan. Masih tunggu kabar dari dia", Dodo tiba-tiba nyelonong duduk disamping ranjang Yosa. Jelas Yosa kelimpungan. Secara si otong kan lagi hormat grak 😁.

"Terus..?", tanya Yosa singkat sambil berusaha duduk unruk menghindari tatapan si keppo yang bisa bahaya kalau tahu Yosa sedang 'ngacoce'. Bisa-bisa Yanto dan Doni ikutan tahu kalau sampai Dodo tahu.

"Terus terus... terus nyemplung (masuk) wc !!?.. yo kita tunggu kabar wanita itu. Maringono (habis itu) kita meluncur", jawab Dodo kesal karena ulah Yosa yang tidak tanggap situasi.

"Oohh.. yowes tak adus sek (yaudah aku mandi dulu saja). Ben wangi (biar wangi).. sopo eroh (siapa tahu) tuh wanita cakep hahaha.. kan sekali merengkuh dua tiga pulau hanya mimpi wkwkwk", lanjut Yosa tengil sekaligus berhasil menyabet hadiah utama berupa tinjuan maut Dodo di lengannya.

"Adoooh.. jaherrr koen (kurang ajar kamu), iki tangan baru juga sembuh..udah maen tinju aja", teriak Yosa panik meski tak membahayakan tangannya.

"Kapoookk !!!", jawab Dodo sambil berlalu ke teras dan menyulut sebatang meriam..haisst.. kembang api..eh rokok sambil mondar mandir tak tenang menunggu handphone nya berbunyi.


-----


Dodo terlihat ngebut mengendarai motornya. Yosa yang duduk sebagai penumpang cukup tegang. Motor Dodo melaju ke arah Stadion Tambaksari, tempat dimana ia akan menemui wanita tersebut.

"Jangkrikk koen Do. Ojok (jangan) ngebut-ngebut po'o. Deg deg serr (gemetar) iki aku. Nyetirmu ngawor ngunu haluane (haluannya)", suara Yosa timbul tenggelam diterpa angin dalam perjalanan menuju lokasi. Dodo tak menggubris, sebaliknya malah menyengaja ambil haluan-haluan mendadak yang membuat jantung Yosa serasa mau lepas.

"Westalah (sudahlah).. menengo cangkemmu cuk !! (diam aja mulutmu)", balas Dodo juga dengan suara yang timbul tenggelam diterpa angin.

"Lahh gimana coba, bawa motor kayak setan. Iyo lek tegen (iya kalau mahir), laaa iki koyok wong mendem (seperti orang mabok) nyetir e", imbuh Yosa tak mau kalah.

-----

Cukup setengah jam untuk mencapai lokasi yang disepakati. Disana Dodo toleh sana dan sini mencari keberadaan si wanita.

"Mas.. sini", seorang wanita melambai dari depan loket pembelian tiket sepakbola. Dodo segera mendekat.

"Mas Dodo ya.. perkenalkan saya Bu Fatim yang tadi telepon", ucap wanita yang usianya berkisar 50 tahun. Orangnya anggun khas keibuan. Nampak cantik berwibawa memakai gamis panjang warna krem dipadu dengan jilbab panjang warna coklat tua.

"Golek (cari) warung deket sini aja ya.. ga enak ngobrol bediri gini diliatin orang", sambung wanita yang bernama Bu Fatim tersebut.

"Injih (iya) bu monggo (silahkan)", jawab Dodo santun.

Merekapun melangkah dan mendapati sebuah warung nasi sederhana yang tak jauh dari situ.

"Mau makan mas?.. ayo ga usah sungkan-sungkan", Bu Fatim menawarkan ramah.

"Sampun bu (sudah bu), nembe kemawon maem (baru saja makan). Es teh saja kalau boleh..", jawab Dodo meski sebenarnya perut sudah keroncongan minta di isi. Dodo menoleh ke Yosa dan diamini dengan anggukan sebagai tanda bahwa Yosa juga cukup es teh saja.

"Iya sudah aku pesankan. Langsung saja yo mas.. Jadi gini, tempo hari itu kan aku pulang ngajar sekolah petang di daerah sini. Nah aku jalan kaki ke pom bensin krampung situ karena suami mau jemputnya disana sekalian aku olahraga, maklum orang tua mas butuh banyak keringat... eh ini monggo es teh nya sudah datang. Di sruput dulu ben (biar) ga edan jare wong-wong (kata orang-orang) hahaha.. monggo monggo", Bu Fatim bercerita dengan jelas dan sangat ramah.

"Lanjut yo.. Nah pas mau pipis di toilet SPBU eh kok ada cewek pingsan. Aku lihat dari paha atasnya keluar darah, aduuh kasihan kan. Akhirnya sekuat tenaga aku dudukin bersandar di tembok toilet. Aku pijit-pijit tangannya, aku olesi minyak kayu putih hidungnya. Lama-lama dia siuman.. begitu lihat aku dia panggil aku mama.. dia bilang mama mama tolong Mita, takut ma.. sambil peluk ibu. Aku tanya rumahnya mana eh dia malah nangis. Ya karena kondisi semakin larut dan suami juga udah jemput, akhirnya kami berinisiatif untuk bawa pulang cewek itu. Kebetulan suami bawa mobil", lanjut Bu Fatim. Sejenak ia berhenti berbicara untuk mengatur nafas yang agak ngos-ngosan.

"Yaa ampuuuun Mitaa", ucap Dodo sedikit panik.

Plakk !!

"Gausah lebay koen !!", satu jitakan Yosa mendarat tepat di atas tempurung kepala Dodo.

"Ngapunten Bu, Dodo punika radi cuwawak piantunipun" (Maaf bu, Dodo ini agak cablak orangnya), sopan Yosa berucap.

"Hahaha.. ada-ada saja kalian ini. Kalau dilihat dari postur dan gestur ehmm.. sepertinya kalian ini anak baik-baik. Pantas saja Mita jatuh cinta", seloroh Bu Fatim mengundang tawa bersama sebagai selingan atas kekakuan yang ada.

"Lanjut yo.. Nah terus Mita tak gowo mole (saya bawa pulang) ke rumah. Rumah saya Mojokerto mas. Tiap hari ya pulang pergi surabaya - Mojokerto seperti ini. Tuntutan pekerjaan mas. Disana Mita kami rawat. Kami ladeni dengan sebaik mungkin. Kebetulan di rumah sana kami mendirikan semacam pondok kecil khusus menampung kaum hawa yang sedang kalut menghadapi masalah. Yah anggaplah sebagai pondok rehabilitasi. Ga besar sih, hanya beberapa orang saja yang dirawat disana, didampingi pembimbing. Mita ini depresi berat mas. Bisa jadi dia korban pemerkosaan atau entah apa. Kami masih menggali informasi menunggu Mita semakin membaik kejiwaannya", pungkas Bu Fatim.

Dodo melongo. Pun juga Yosa ikut melongo. Mereka tak menyangka akan terjadi sedemikan rupa seperti ini. Dan mereka sangat bersyukur Mita ditolong oleh orang yang tepat. Mungkin nasib baik mulai berpihak kepada Mita.

"Lajeng kadhos pundi bu kelajenganipun?" (Lantas bagaimana bu kelanjutannya?), tanya Dodo penasaran.

"Jangan dibesuk dulu. Belum stabil keadaannya. Ini aku kasih alamat tapi kesananya tunggu WA dari aku mas. Tapi mas yo.. meski nantinya udah bisa dibesukpun, tetep depresinya tidak bisa langsung hilang. Butuh waktu yang lama. Bisa 1,2,3, atau entah berapa tahun. Biarkan kami merawatnya sampai bener-bener pulih. Akan kami anggap anak sendiri. Mengenai keluarganya Mita biar aku sendiri yang akan menghubungi dan mengabarkan. Tuhan memanggilku untuk menolong sesama mas", jawab Bu Fatim kembali panjang lebar. Lagi-lagi dua pemuda ini hanya bisa melongo, takjub pada pertolongan yang datang untuk Mita melalui tangan Bu Fatim.

"Ibu kalau kedepan butuh biaya atau sejenisnya buat Mita nyuwun tulung (minta tolong) panjenengan (kamu 'jawa halus') kabari kami", tambah Yosa setelah mulai bisa menguasai diri dari kekagetannya. Namun Dodo masih saja bengong seperti melamun dan akhirnya tersadar kembali setelah lagi-lagi jitakan Yosa mendarat di kepalanya.


●•●•●•●


_scene 4





"Yas, kemarin aku habis berkelahi lagi dengan mantan suamimu", ucap Yosa memulai pembicaraan ketika ia memaksakan diri datang ke kosan Tyas sesuai usulan Yanto dan Doni.

"Iya mas sekuriti udah cerita", jawab Tyas jutek.

"Kok jutek gitu sih Yas", sergah Yosa.

"Mas kok jadi berubah gini sih. Kenapa berkelahinya kemarin tapi baru sekarang ngabarin?. Kenapa gara-gara mas Karjo muncul lalu mas Yos menjauhi aku", semprot Tyas sudah tak tahan dengan beban pikiran yang beberapa saat ini telah menggelayut di dalam otak.

"Bukan begitu Yas..", tanggap Yosa mencoba menenangkan. Namun segera dipotong oleh Tyas.

"Alasan tok.. sampean emang ga sreg sama aku sejak awal kan? Trus cari-cari bahan buat menjauhi aku. Iya kan?", nada suara Tyas makin meninggi.

"Kamu salah paham Yas. Aku jujur kecewa sama kamu, ehm sori.. tepatnya sama Karjo. Tapi imbasnya ke kamu juga akhirnya. Disaat aku mulai menata hubungan kita tiba-tiba Karjo merusaknya. Dan aku harus bagaimana Yas? sedangkan aku tahu dia ayah kandungnya Nesya. Aku ga mau disebut sebagai perusak rumah tangga orang", Yosa mulai angkat bicara. Sudah saatnya mereka mendapati gejolak ini.

"Iya ayah kandung Nesya, tapi bukan suami ku lagi mas", lanjut Tyas. Perlahan Tyas menangis. Membuat hati Yosa semakin remuk jika memandang kesedihan semacam itu.

"Iya maaf aku salah. Tapi namanya respon hati ga bisa ditutupi Yas. Hatiku merespon kecut. Mana bisa aku tiba-tiba tertawa riang dan menganggap semua baik-baik saja !. Aku manusia, aku pria yang juga punya hati Yas. Pedih tau ga sih digebukin trus dilarang mendekati cewek yang aku kagumi", Yosa semakin terbawa emosi. Perasaannya seperti diaduk-aduk dengan pikiran yang tak menentu. Serba salah.

"Maafin aku mas, maafin mas Karjo", serta merta Tyas bersimpuh memegang paha Yosa sambil menangis sesenggukan.

"Aku yang minta maaf Yas karena ga bisa memenuhi ekspektasi mu", balas Yosa tak mau kalah.

"Maksud mas?.. mas mau pergi?. Semudah itu mau pergi setelah aku rela disetubuhi pertama kali oleh orang yang bukan suamiku !!", Tyas kembali menyalak demi mendengar ucapan Yosa.

"Aduhh.. bukan begitu Yasss... aku minta maaf karena bikin kamu kecewa. Aku akan perbaiki", Yosa menjelaskan lebih gamblang agar Tyas tak semakin salah paham.

"Beri waktu aku untuk berpikir mas, kamu juga berpikir. Sementara kita jangan bertemu dulu ya. Sampai kita bener-bener stabil dan bisa berpikir dengan kepala dingin tentang hubungan kita", tukas Tyas memberikan resume atas pertemuan mereka hari itu. Yosa hanya mengangguk mengiyakan.


●•●•●•●


_scene 5


Sebuah percakapan whatsapp terjadi...



X : Haloo siang..

Y : Siang. Siapa ya?

X : Ini Amanda bukan?

Y : Iya.. ini siapaa

X : Aku Dodo

-----

Saat pertama kali ku dengar suaramu
Hati kecil ku berkata ada sesuatu
Mungkinkah dia gadis terakhir untukku
Yang selama ini ku dambakan

Sampai akhirnya ku kenal kau lebih jauh
Hingga aku yakin kamu lah yang terindah
Meski dinginnya sikapmu akan tingkahku
Sedikit pun aku tak peduli

Beri senyumanmu di depanku
Semakin membuatku penasaran
Berharap nanti kau ku miliki
Sampai di ujung senja

Maafkanlah sayang bila kau tak berkenan
Mungkin aku hanya lelaki hina
Bermodalkan cinta tulus kesetiaan kepadamu

Sebisanya kan ku senangkan kau selalu
Meski hanya dengan sebuah lagu
Lagu tentang cinta cintaku padamu saat ini


(Diskografi FigurX : Hanya Bermodal Cinta - Eric)


●•●•●•●


Akhirnya bisa juga diketik ulang setelah file update hilang. Mohon maaf jadi lebih lama daripada biasanya untuk update. Semoga tetap bisa menghibur

See u next update 👋



👍Salam Semprul✋

#staydisini #pantenginterus #jangankasihkendor
Byuh akeh ketinggalan gara2 covid 19..kiesuwun suhu
 
Welcome to :





●•●•●•●


Part 13


Tã de dìdì



●•●•●•●


_scene 1, Tak terima





Yosa, Dodo, Yanto, dan Doni terlihat melangkahkan kaki meninggalkan kantor pengadilan negeri usai diminta kesaksian terkait perbuatan bejat Karjo Cs yang telah melakukan pemerkosaan dan penganiayaan terhadap Mita. Awalnya, ketidakhadiran Mita di persidangan sebenarnya cukup menyulitkan pengambilan keputusan. Namun hadirnya keempat saksi tersebut mempermudah proses penjatuhan hukuman.

"Heii kalian !!", seseorang berteriak lantang ketika empat sekawan tiba di tempat parkir pengadilan negeri.

"Ada apa mas?", jawab Yosa mewakili ketiga sahabatnya.

"Kurang ajar kalian.. terutama kamu yang sudah pernah mengancam mas Karjo saat hendak meminjam anaknya di mleto !!", bentak pria yang sekarang tengah berhadapan wajah langsung dengan empat sekawan. Tangannya menunjuk ke arah Dodo dengan tatapan tidak suka.

"Perlu kalian tahu ya.. aku Sugeng adiknya mas Karjo tidak terima atas perlakuan kalian !!", ucap pria tersebut membeberkan jatidirinya.

"Lho nyata-nyata dia bersalah kok !", panas juga Yosa mendengar pembelaan Sugeng terhadap kakaknya.

"Persetan dengan ucapanmu. Yang jelas, aku ga rela keluargaku diusik !!", Sugeng bersikeras.

"Wong gendeng be'e iki (orang gila kayaknya ini orang, Karjo salah kok dibelani (dibelain)", gumam Dodo lirih menyikapi perilaku Sugeng.

"Ga usah kecangkeman (banyak omong) koen cukk.. aku tandai wajahmu. Tunggu pembalasanku !!", Sugeng nampaknya mendengar gumaman Dodo dan serta merta kembali mengangkat lengan dan menuding ke arah Dodo. Spontan rona muka Dodo berubah. Khawatir segala sesuatu yang akan terjadi nantinya.

"Hehh.. hati-hati dengan tatapanmu cukkk.. mereka bertiga sahabatku, yang artinya mereka adalah saudaraku. Sedikit saja kau mengusiknya, aku sendiri yang akan mencongkel matamu !!.. camkan itu !!!. Jancukk", Yosa menyalak buas. Bukan saja Sugeng, ketiga sahabatnya pun ikut bergidik melihat perubahan sikap pada diri Yosa. Singa itu telah bangun.


●•●•●•●


_scene 2, Hasrat cinta


Terik siang itu begitu menyengat. Sang Baskara sedang menunjukkan taringnya. Panasnya mencabik kulit sisakan sensasi terbakar. Matapun tak kuasa menahan pedih tatkala memandang pendar cahaya yang terserap aspal jalanan dan memantulkan fatamorgana.

Namun tidak pada Dodo, siang itu nampak bersemangat menantang panas Matahari. Sejenak ia terlihat memarkirkan motor maticnya sebelum kemudian melenggang santai menuju pintu masuk sebuah cafe. Tapi bukan kopitiam pastinya.

"Hmmm.. bukan aku tak mencintai Mita. Tapi kenyataan telah berkata lain. Aku tak tahu apakah Mita sekarang masih mengingatku sebagai kekasihnya atau tidak. Aku tak mencampakkanmu Mit. Tapi aku pria normal yang ingin menghirup wangi bunga. Entahlah.. biarkan semua mengalir apa adanya", desau hati Dodo.

"Haloo.. udah nunggu lama?", Dodo menyapa ramah seorang wanita yang duduk bersendirian.

"Hii kak.. baru 5 menit", balas wanita tersebut renyah.

"Dodo", ...

"Manda", ...

Mereka saling berjabat tangan. Saling berkenalan sambil mengingat foto masing-masing saat berkirim whatsapp sebelumnya.

"Masih inget aku kan?", tanya Dodo sambil duduk di depan wanita tersebut yang ternyata adalah Amanda.

"Salah arah toilet?? 😉", kerling jenaka Manda yang mengundang tawa bersama diantara mereka.

"Jangkrikk uisin temen (malu banget) aku pas waktu itu.. haisst. Wes lupakan hahaha. Gantop gantop", ucap Dodo mengingat waktu itu bersama Yosa.

"Yaudah ganti topik deh kak. Bahas apa hayo skrg?, Ngompol??!", Manda dengan jenaka masih berusaha menggoda Dodo.

"Lhoo kok ngerti....?? Wadooh mateng aku (mampus aku)", wajah Dodo benar-benar merah padam seperti pantat sapi. Malu banget bahkan sampai ngompolnya yang sudah ditutupi jaket Yosa ternyata masih ketahuan juga.

"Yopo ga ngerti (gimana ga tahu), aku yang ngepel bekas e sampean, manager ku marah besar tauuk.. hmm", Manda memonyongkan bibirnya bergaya ngambek namun sambil menahan senyum yang sangat kentara.

"Ahh wess mari.. sudah selesai. Ganti topiiiik..", Dodo makin malu bukan kepalang.

"Eh Manda.. ga usah panggil kak lah. Emang aku pelanggan cafe mu apaa??... selamat datang kak, mau pesan apa kak.. huhh ga sip blas. Panggil nama aja. Dooodo", sergah Dodo mencoba memangkas jarak yang masih ada diantara mereka.

Merekapun ngobrol bersama. Saling cerita pribadi masing-masing. Biodata, alamat lengkap, jenis kelamin, makanan kesukaan, hobi... haissst.

Dari obrolan tersebut akhirnya Dodo tahu bahwa Amanda adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya juga perempuan berumur 26 tahun, bernama Amelia. Dilihat dari namanya dan korelasi wajah Amanda sepertinya sang kakak juga memiliki paras tak kalah menarik dibanding adiknya. Namun bedanya adalah Amelia sudah menikah meski belum memiliki momongan.

Amanda sendiri adalah cewek berusia 22 tahun (mirip usia Nesanya Yosa) dengan paras cantik, imut, dan ada hawa eksotisnya. Warna kulitnya yang sedikit kecoklatan meski cenderung ke arah kuning langsat mungkin adalah satu-satunya alasan timbulnya nuansa eksotis dari seorang Amanda. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, namun juga tidak pendek. Standar cewek indonesia di kisaran tinggi badan 158-160an centimeter diatas permukaan laut 😉. Wajahnya menarik, sedap dipandang meski tak berhidung terlalu mancung. Dan yang paling menarik dari bagian wajahnya adalah bibir tipis yang selalu dihiasi dengan senyum ceria. Jenis bibir yang mudah untuk diajak mendesah hahaha. Tipis, imut, mungil, dan menggemaskan.

Bentuk tubuh Amanda cukup proporsional. Perut ramping, dada sedang (bukan tocil dan tidak pula montok), paha berisi sewajarnya, pantat juga wajar namun terkesan 'njentit' alias 'mentul' membulat singset dan akan pas di ukuran genggaman dua telapak tangan pria dewasa. Rambutnya yang hitam terurai melengkapi daya tarik atas dirinya.

Amanda adalah penduduk asli Surabaya. Bertempat tinggal di seputaran kawasan Ngagel. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya yang baru saja pensiun. Sedangkan kakaknya, Amelia tinggal bersama suaminya di Sukodono.





Dari pertemuan tersebut mereka sama-sama menemukan kecocokan. Selera humor Dodo yang tinggi bertemu dengan keceriaan Amanda yang crunchy membuat mereka berasa akur meski baru pertama bertemu secara langsung. Hingga tanpa mereka sadari, hari mendekati sore karena mereka terlalu asyik ngobrol.

"Eh Nda, tadi kesini naik apa?", tanya Dodo.

"Ojol sih..", jawab Manda singkat namun sedikit menggantung seperti menunggu umpannya dimangsa Dodo dengan lahap.

"Yowes pulangnya bareng mas Ojol Dodo aja kalau gitu", Nahh.. umpan di santap Dodo.


-----

Amanda dengarlah suara hatiku
Yang selalu memanggilmu
Amanda datanglah temani hidupku
Sempurnakanlah cintaku

Dia bilang cinta itu indah
Anugerah dari sang kuasa

Beri aku cinta
Beri aku hidup
Beri aku semuanya
Semua yang ku butuhkan

Beri aku cinta
Beri aku hidup
Beri aku semuanya
Semua yang ku dambakan

Amanda lihatlah ku nanti dirimu
Di dalam sepi malamku
Amanda tolonglah ucapkanlah cinta
Yang menenangkan hatiku

(Diskografi FigurX : Amanda - Putih band)



●•●•●•●


_scene 3, Beri aku cinta


'Keintiman' yang terbentuk cukup singkat membawa efek nyaman berkelanjutan bagi Dodo dan Amanda. Keluar dari cafe yang sedianya diantar pulang oleh Dodo berimbas ketidakrelaan untuk mengakhiri hari pertemuan. Muncullah ide bareng untuk jalan santai ke mall yang terletak di jalan Basuki Rahmat Surabaya. Sekedar berjalan-jalan, menikmati es krim sambil nonton live music di tengah mall, main game station di lantai teratas mall, anything yang membuat mereka happy dan tersenyum cerah.

"Kamu asyik juga ya orangnya Od", Manda tersenyum ceria sembari berucap tatkala mereka mencoba-coba pakaian di sebuah department store meski tak ada niat sedikitpun untuk beli haha.

"Apaan Od?", kening Dodo berkerut heran dengan kata panggil yang meluncur dari bibir Manda.

"Namanya kan Dodo. Panggilan kesayangan khusus dari aku.. dipanggilnya Odod hahaha.. upss kesayangan, panggilan spesial ding", jawab Manda demi melihat Dodo yang tak henti-hentinya menunjukkan wajah berpikir atau tepatnya sok mikir hehe.

"Kesayangan juga ga papa wkwkwk", seloroh Dodo.

"Yeee.. mau an aja deh", Manda meninju ringan bahu Dodo disusul tawa riang yang tak pernah berhenti keluar dari bibir mungilnya.

"Berharap kan ga papa, daripada berhalusinasi", tangkap Dodo asal.

"Apaan coba.. kajol", kembali Manda memonyongkan bibirnya berakting ngambek yang dibuat-buat. Namun bukannya terlihat cemberut, malah terkesan kolokan banget. Semakin menggemaskan.

"Kajol??", sekali lagi Dodo mengernyitkan keningnya.

"Kagak Jolas.. ngerti??! Huhh ga gawol blas mas siji iki", masih dengan gaya manyun Manda menambahkan aksen jutek pada kata-katanya. Dodo terkikik dibuatnya.

"Ndaaa.. monyongnya bibirmu itu lho.. sering-sering ya. Aku suka lihatnya", ucap Dodo di sela tawanya yang masih berderai.

"Kenapa dah suka??", giliran Manda yang kini mengkerutkan kening. Tak paham dengan ucapan Dodo.

"Iya sering-sering aja. Gumushh... kudu (pengen) nyivox rasane hahaha..", Dodo tersenyum jahil namun kemudian mengaduh menerima cubitan keras di punggung bawah dan menyisakan sensasi panas bin pedas ala ala sego sambel.

Menuruni eskalator saat hendak pulang, Dodo mencoba peruntungan meraih jemari tangan Manda dan menggandengnya. Tak ada perlawanan. Lampu hijau sudah menyala 😄 horee hore horee.

"Sayang mau makan dulu atau mau pulang?", canda Dodo.

"Masih kenyang Od sayaaang", jawab Manda jenaka disusul derai tawa keduanya yang merasa konyol dengan ucapan mesra namun iseng tersebut.

Sekejap Dodo terlupa pada penatnya pikiran tentang Mita. Dodo seperti mendapatkan apa arti cinta. Tak hanya berkutat pada hasrat selangkangan semata. Demikianlah yang kini tercipta dalam hati dan benak Dodo. "Beri aku cinta", bisik hatinya.


●•●•●•●


_scene 4, bercengkerama





Seminggu setelah Dodo dan Amanda bertemu, terjadi percakapan via whatsapp..

Dodo (D) : Ndaaa...

Manda (M) : Od.. hii..

D : Wes pulang kerja?

M : Sudah. Ini sambil rebahan.. cape kaki bediri terus. Kopitiam rame banget sore tadi

D : Udah makan sayang ?

M : Udaah Sayang..

D : 😂😂😂

M : 😂😂😂

M : Kalo maem (makan) mah gosah disuruh. Kecil2 gini Manda nafsu makannya sadis 😁

D : Hahaha dasar alap2. Suka makan banyak biasanya nafsu lainnya jg banyak loh

M : Nafsu apaan??

D : Libido..

M : Emang dikira aku kambing betina apa.. pake istilah libido segala

D : Kambing pejantan 😂

M : Od dodol 😂😁

D : Eh kamu punya facebook?, ato IG?

M : Buat apa?

D : Yah pengen nontok (lihat) foto kamu lah

M : Kan sudah tahu orangnya yang asli

D : Belum pernah tahu pose seksinya 😉

M : Iya tar dikirimin foto. Langsung aja ngomong ke orangnya, ga perlu kepoin sosmed nya

D : sekarang aja

M : Males

D : Hmmm..

M : Tunggu aku berubah baik hati dolo 😁

D : Eh Nda udah punya pacar belum sih?

M : Blm, knp?

D : Ga papa, takut ganggu aja

M : Eh udah ding 😆

D : Ooh

Sejenak obrolan terhenti, entah Dodo kecewa atau mungkin sedang sok sibuk.

M : Od..

M : Odod jelek..

D : Apaa

M : Yee gitu doang blsnya. Kamu marah ya?

D : Ga. Biasa aj

M : 😂😂

D : Knp lu

M : Cieeeh Odod baperrr

D : Ga

M : Aku blm punya pcr kok. Hahaha.. satu monyet tertipu

D : Asemm

M : Lagiaaan. Gt aja ngambek

D : Ga ngambek iih. Ini sambil benerin tas jd ga konsen

M : Masaaa.. 😂

D : Ooh jadi kmu blm punya pcr ya. Lumrah sih.. ga cantik mana laku

M : Enak ajah. Manda tantik ish

D : Udh ga cantik. Gembrot pulaa..hahh ga ada seksi2 nya

M : Ish nyebelin 😠

D : Kenyataan kok

M : Manda cantik, seksi, ga gembrottt 😤

D : Mbelgedes (omdo). Ga caya mbrot !!

M : Huhh..serahhh

Chat kembali lengang selama beberapa menit. Namun masuk menit ke 5 muncul notif pesan masuk. Dodo melirik.. Ahh Manda mengirim foto.. Dodo tersenyum penuh kemenangan.

...Foto diterima. Sebuah foto Manda yang sedang Memakai tangtop ketat warna hitam berdada rendah. Buah dadanya nampak begitu mancung padat mendorong kaos tangtop. Samar terlihat tonjolan kecil ditengahnya khas puting remaja. Namun..hmmm kok bibirnya masih manyun yak.

D : Eh itu foto real time sekarang ya?

M : Kok tau?

D : Manyun nya belum sembuh 😂

M : iish

D : Tapi cantik kok. Caya deh ✌

M : Seksi?

D : Kurang

M : Kurang apa?

D : Kurang menantang. Itu juga setengah badan. Ga mewakili blas gadhas (sama sekali)

M : Yee maunyaa..

D : Itu kamu ga pake bra kan?. Udah menantang tapi tanggung banget

M : Hehe iya gerah sih 😀 jadi malu

D : Yaa kalo gerah mah di buka atuh

M : Iih jorok

D : Yaudah biar seimbang, aku kirim deh foto aku

Dodo mengirim 2 foto ke Manda. Satu foto full badan telanjang dengan batang arabic yang tegak menjulang. Dan satu foto lagi close up dari batang panjang Dodo.

M : Odoooood...!!!!! #/$^$*×(£×*(#? $*

D : Ayo gantian..

M : Gaaa !!

Perlahan tapi pasti keduanya semakin menanjak akrab. jurang pemisah kian menyempit. Kedekatan atau entah cinta semakin bersemi menjalar dari hati.


●•●•●•●


_scene 5, Siapa gerangan


Beberapa hari setelah Dodo dan Manda ber whatsapp ria, hari itu Dodo menawarkan diri menjemput Manda. Sebuah usaha berikutnya dengan harapan semakin membuat hati Manda klepek-klepek.

"Langsung pulang?", tanya Dodo ketika Manda sudah nangkring diatas boncengan motor.

"Masih sore Od.. maen kemana gitu kek.. Ke kosanmu juga boleh.. itung-itung biar aku tahu tempat kos kamu sekalian kenalin ama kakak yang minta nomer WA waktu itu.

"Ok sipp.. tapi ga usah keganjenan ama temenku itu loh ya", pesan Dodo sok perhatian.

"Yeee baper lagi.. yeyee yeyeee", goda Amanda membuat Dodo jadi salting diatas motornya.

Motor matic Dodo berjalan pelan meninggalkan area parkiran cafe bersama dengan Amanda. Tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap tak berkedip dari tempat persembunyiannya.


●•●•●•●


Bersambung ke next update 👋


✋Salam Semprul👍

#staydisini #pantenginterus #jangankasihkendor
Mancapp...suhu...
 
Iki tyas isih suwe to lek arep dimunculke hu? Soale Isih keselen ng kamarku, mumpung lagi tak silih... :Peace::Peace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd