Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bimbingan Skripsi Membawa Nikmat [Remake by : Bantengamuk]

Siapa Perempuan yang Suhu-Suhu Favoritkan di Cerbung ini ?


  • Total voters
    750
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Part X - A Long Night

POV Penulis

Pukul 22.30, di kamar mandi seorang lelaki terlihat duduk di toilet untuk menuntaskan hajat besarnya. Ya, dia adalah Mufti. Sudah lima menit ia berkonsentrasi agar perutnya segera mengeluarkan isinya lalu menyusul kawan-kawannya yang sedang asyik melakukan persetubuhan. Persenggamaann yang dilakukan delapan insan ini seolah surga yang nyata bagi Mufti. Apakah ini kegiatan rutin ? Mufti pun belum tahu.

CKLEK ! Pintu kamar mandi terbuka. Mufti lupa mengunci pintunya karena tadi terburu-buru buang air besar. Tak disangka-sangka orang yang masuk kamar mandi yang sedang dipakai Mufti adalah Ayas. Air mukanya tampak menahan sesuatu.

Larasati

"Lo masih lama gak ? Gue kebelet pipis nih !" ucapnya sambil meringis menahan buang air kecil.

"Masih belum tuntas nih teh..." jawabnya sambil ngeden.

Merasa tak bisa menahan lagi, Ayas menuju ke shower yang di bawahnya terdapat floor drain (lubang pembuangan). Ia pun berjongkok disana dan membuang air seninya tepat di lubang pembuangan. Perempuan ayu itu menutup hidungnya karena bau kotoran yang dikeluarkan Mufti tercium inderanya. Mufti hanya terbengong melihat vagina mulus Ayas yang mengeluarkan urine begitu derasnya. Ditambah payudara bulatnya membusung begitu indah. Inilah yang membuat junior Mufti kembali berdiri menantang siapapun yang ingin melawannya. Khusus perempuan tapi hehehe.

PLUNG ! Suara itu terdengar dari dalam toilet yang mungkin sudah dipenuhi feses Mufti. Ia pun sudah lega memenuhi panggilan alamnya, kemudian menekan tombol flush untuk melarutkan kotorannya ke saluran pembuangan. Sementara Mufti membilas pantatnya dengan bidet, Ayas berdiri menggunakan selang yang ada di sebelah Mufti untuk membasuh vaginanya.

"Sange lo lihat gue barusan ? Hihihi" tanya Ayas melihat penis Mufti yang berdiri tegak.

"Hehe iya teh" ujarnya malu-malu kemudian berdiri dan berjalan menuju wastafel.

Setelah usai mencuci tangannya ia mengambil dua buah handuk kering yang terlipat rapi di rak alumunium. Satunya ia serahkan ke Ayas untuk mengeringkan kewanitaannya sedangkan yang satu lagi digunakan untuk mengeringkan lubang pantatnya yang masih basah.

"Teh, aku penasaran deh sama kamu" ucap Mufti pada Ayas yang sedang mencuci tangannya di wastafel.

"Penasaran naon muf ?" tanyanya pada Mufti.

"Penasaran lihat geulisnya teteh kalau lagi squirt" ujarnya tanpa malu-malu.

Mufti dan Ayas langsung memulai percumbuan, lidah mereka saling menyerang satu sama lainnya. Kedua tangan mereka saling meraba kulit yg tidak tertutup busana sama sekali.

"Teteh geulis, duduk sini dong", rayunya meminta partner seksnya untuk duduk di countertop wastafel dan membuka kedua kakinya. Mufti langsung membenamkan wajahnya ke liang surgawi perempuan cantik yang mengambil peran dalam pesta seks ini. Jilatan sensual ia arahkan pada titik bagian klitoris Ayas. Jemarinya sesekali ikut menusuk untuk membantu Ayas segera mendapatkan puncak dari segala nafsu, yaitu orgasme. Ia terus mengusap kepala Mufti, ia sedang keenakan, ia seperti mendapatkan pasangan seks yg mumpuni.

"Shh...shh...hmmm...ahh...***k kuat...enak banget" sentuhan pertama langsung menyetrum seluruh jaringan tubuh Ayas sehingga membuatnya mendesah ringan dan tubuhnya mengejang dengan sendirinya.

"Oh no....aku dapet hihi...ih cepet banget" desahnya sambil tertawa karena begitu mudahnya dibuat puas oleh pemuda ini, walau hanya menggunakan lidah dan jemari.

"Gak apa-apa teh..." balas Mufti sambil mencium kening Ayas. Ia pun membalas dengan memeluk tubuh Mufti.

Mufti membiarkan Ayas untuk mengambil nafas sejenak, "Teteh sayang, aku masukin ya" tanyanya saat dua jarinya berada di bibir vaginanya. Perempuan dewasa ini hanya mengangguk pasrah.

"Relax aja teh, jangan dilawan. Trust me you will get squirt" ucap Mufti meyakinkan Ayas, lantas kedua jarinya langsung penetrasi ke dalam liang senggama pasangannya kali ini.

Ayas masih kebingungan dengan apa yg dilakukan Mufti, jemarinya menyodok bagian atas dari dinding vaginanya. Rasanya seperti sangat tepat sekali mengenai titik lemahnya. Ia hanya berserah diri dan mulai menikmati permainan aneh yg belum pernah didapatkannya dari pasangan seks sebelumnya. Dengan teganya Mufti menggunakan kecepatan tinggi untuk menepati janjinya.

CLUG CLUG CLUG CLUG
CLUG CLUG CLUG CLUG
CLUG CLUG CLUG CLUG

"Mmhh....ahh..ahhh....hmmm..." desahnya tertahan sambil memejamkan mata dan sesekali mengintip pasangannya. Mufti nampak berkonsentrasi penuh melakukan mengobel meki Ayas dengan tempo tinggi. Cengraman vagina Ayas terasa makin kuat, pertanda kalau wanita ini akan mencapai orgasme, meskipun Mufti sendiri belum tahu apakah ini orgasme yang ia maksud atau hanya orgasme biasa.

Desahan Ayas pun semakin meninggi, awalnya pelan, lambat laun semakin kencang. Rambutnya semakin acak-acakan tak karuan.

"Awhh...ahhh....pengen pipis....ahhhhhh..." desahnya meminta Mufti untuk berhenti. Tak dihiraukannya jeritan dari Ayas, justru ia semakin mempercepat penetrasi jarinya.

CLUG CLUG CLUG CLUG
CLUG CLUG CLUG CLUG

"Ahhhhhh......babyyyyy......ahhhhhhhhh" erangnya keras lalu vaginanya menyemburkan cairan bening yang deras. Ia terus mengejang, namun Mufti tanpa ampun terus memberikan kobelannya sehingga cairan bening itu terus keluar tiada henti. Nafasnya tampak seperti kelelahan. Cairan squirt itu jatuh membasahi lantai dan ada juga yang muncrat mengenai perut Mufti. Ia pun meredakan serangannya setelah melihat Ayas nampak capek. Mufti menarik jemarinya dari meki Ayas dan memberikan ciuman di pipinya. Ia tersenyum puas karena berhasil mempraktekkan tutorial yang dipelajarinya dari situs-situs bokep.

Tiba-tiba pintu terbuka, Silla yang masuk, "Eh gila lu pada, sana pada balik malah enak-enakan disini ! Gue mau pipis !" serunya pada mereka berdua. Paras ayu Silla nampak dilumuri cairan sperma.

"Hampura atuh beb, habis dia sih bikin gue squirt hehe" balas Ayas pada Silla.

Merasa kelelahan ia pun memberi perintah pada Mufti, "Gendong aku..." dengan nada manja.

Dengan lengannya yang kokoh Mufti menggendong perempuan cantik ini menuju ruang keluarga, tempat pertempuran liar ini dilangsungkan. Ia pun mendudukkan Ayas di atas sofa untuk istirahat sebentar setelah dikobel secara barbar. Mereka berdua menyaksikan live show sex antara Arum dan Andrew, sedangkan Bu Puspa diapit oleh Ben dan Josh yang penuh nafsu. Pandangan mata Ayas tertuju pada Andrew yang menggauli Arum untuk yang kedua kalinya. Antara sadar atau tidak tangan halus Ayas mengocok pelan penis Mufti yang masih ereksi. Pemuda ini menikmati rangsangan yang diberikan Ayas tanpa melepaskan pengawasannya pada Bu Puspa yang sedang bergoyang di atas penis Ben. Sorot matanya menggoda Mufti seolah memprovokasinya untuk melakukan persetubuhan sepanas yang dilakukannya dengan pria lain.

Baik gairah Mufti maupun Ayas sama-sama bangkit karena melihat persenggamaan yang dilakukan 'pasangan aslinya' dengan orang lain. Mufti pun berbisik lirih, "Teh, kita ngewe yuk. Kasih lihat mereka siapa yang paling hot disini" pancingnya pada Ayas. Ia pun mengangguk setuju.

Dimintanya perempuan berkulit putih ini untuk menungging di atas sofa. Sambil berdiri Mufti mengarahkan penisnya pada vagina Ayas yang merekah dengan indah. BLESS. Batang kenikmatannya masuk dengan mulus ke dalam liang surgawi Ayas. Dengan posisi doggy style kedua tangan Mufti memegang pinggul Ayas agar stabil, ia memajumundurkan penisnya dengan tempo pelan. Setelah merasa cukup beradaptasi dengan vagina Ayas, ia mulai menambah kecepatan sodokannya.

PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK

Suara beradunya paha mereka terdengar begitu nyaring di ruangan ini, menyaingi kencangnya desahan Ayas menikmati senggama di liang kawinnya. Tangan Mufti begitu nakal menjamah payudara pasangan bersetubuh yang bergoyang-goyang begitu indah. Bagai Steven Gerrard ia mengatur tempo permainan, kadang ia percepat namun ada kalanya diperlambat sodokannya pada Ayas.

"Ahhh.....kamu nakal.....mainin aku....ahh.." desah Ayas menikmati genjotan Mufti. Kadang ia menggoyang penisnya pelan di dalam vagina Ayas. Lalu disentakannya penisnya dalam-dalam hingga mentok di liang surgawi Ayas.

"Accchhhhhhhhh........." desah Ayas panjang, tubuhnya mengejang begitu hebat, dibenamkannya kepalanya di bantalan sofa yang empuk ini. Dinding rahimnya begitu kuat mencengkram kemaluanjya. Mufti membiarkan penisnya berada di dalam vagina bidadari cantik ini, kemudian ia rasakan semburan demi semburan di dalamnya. Terasa hangat dan basah pada kontol Mufti.

"Aihh...kamu udah bikin aku klimaks dua kali...aghhh...." desahnya frustasi. PLOP. Dilepaskannya alat kelaminnya dari liang kawin Ayas, ia pun memekik pelan karena begitu tiba-tiba terlepas. Perempuan ini tengkurap di atas sofa dan mulai mengatur nafas setelah persenggamaan cukup intens ini.

Beberapa menit ia membiarkan Ayas untuk time out. Sambil meneguk gelas yang berisi bir, matanya memandangi Bu Puspa yang sedang main kuda-kudaan dengan Andrew. Perempuan cantik jelita ini menoleh pada pemuda gagah yang terus memandanginya. Seolah ia berkata, "Ayo jangan mau kalah" pada Mufti. Birahi lelaki ini kembali bangkit, ingin rasanya ia menjadikan perempuan lain sebagai pelampiasan nafsunya.

Baik Silla, Arum, maupun Bu Puspa sedang bercinta dengan partner seksnya masing-masing. Hanya Ayas yang tersedia untuk dikawini.

"Teh, ngewe lagi yuk. Aku belum keluar sama sekali nih" rayunya pada Ayas yang masih tengkurap.

"Bentar dulu ya, masih cape..." jawabnya masih memulihkan staminanya. Bercinta dengan lelaki yang usianya jauh di bawahnya memang melelahkan. Siapa suruh ikutan wild party hehehe.

Tak lama kemudian Mufti menarik tubuh Ayas untuk bangkit. Ia serang bibir tipisnya dengan ciuman panas. Bibir mereka beradu begitu ganasnya hingga ia baru menyadari bahwa Mufti mengarahkannya menempel pada pilar ruangan ini. Tubuh Ayas terhimpit Mufti dan pilar.

Tanpa musyawarah Mufti mengangkat kaki kanan Ayas dan kemudian diapit di lengan kirinya. Tanpa aba-aba ia masukkan penisnya ke dalam meki Ayas. BLESSS. Bibir Ayas pun mencium mesra bibir Mufti. Dengan konstan Mufti mengocok penisnya di dalam vagina Ayas.

*****

POV Bu Puspa

Puspa Amanda Putri a.k.a Dosen Pembimbing

Sekitar beberapa menit lalu anak muda yang bernama Andrew menyemprotkan pejuhnya di dalam memekku. Belum aing nyampe klimaks tapi udah dipejuhin aja, huh sebel ! Duh tapi kok kurang bersyukur rasanya, padahal udah klimaks dua kali gara-gara Ben ama Josh.

Ketidakpuasanku atas permainan tadi sebetulnya bukan gara-gara Andrew yang terlalu cepet ejakulasi. Lebih karena permainan panas yang ditunjukkan Mufti dan Ayas. Ayas yang menurutku maniak seks aja bisa dibuat ampun-ampun oleh jagoanku, Mufti. Uhhh....malah mereka kini sedang memacu birahi di dekat pilar begitu mesranya. Jadi iri deh !

Sejenak kupandangi 'pertempuran' mereka sambil beristirahat untuk memulihkan tenaga dan mood. Genjotan Mufti yang tak terlalu cepat tapi juga tidak bisa dikatakan lambat begitu mantapnya menghujam kewanitaan Ayas. Lalu aku bangkit kemudian mendekati mahasiswa bimbinganku ini yang sedang ngewe bersama sahabatku.

Entah karena bisikan iblis atau memang demonic side ku, kudekatkan bibirku menuju bibir Mufti yang sedang berkonsentrasi. Bibir kami saling memagut ingin mendominasi satu sama lain, tanganku pun meraba dada bidangnya. Memberi rangsangan tambahan pada Mufti. Kulirik sekilas Ayas, ia nampak menikmati persetubuhan ini, matanya terpenjam dan mulutnya menganga tak henti-hentinya mendesah. Tak kusangkan ciuman yang kulancarkan bertubi-tubi pada Mufti mengganggu konsentrasinya

"Ahhhh.......aku keluarrr...." erang Mufti sesaat setelah melepaskan bibirnya dari bibirku. Di dalam vagina Ayas penis Mufti menembakkan isinya cukup banyak. "Yesss, aku bisa sabotase kenikmatan mereka ! Kalo aing nanggung ya Ayas juga mesti nanggung hihihi" kataku dalam hati sambil tertawa.

"Ah elu ini pa...aing dikit lagi mo keluar padahal...." rajuknya padaku, yang hanya kujawab dengan tawa. Mufti yang belum melepaskan penisnya dari Ayas tanpa membuang waktu melanjutkan sodokannya, meskipun penisnya mulai melemas. Mendapat serangan itu vagina Ayas mulai bereaksi kembali. Sebagai permintaan maaf, aku mengulum payudara Ayas yang berwarna merah muda ini. Bahkan tanganku mengelus mekinya untuk menambah rangsangan pada Ayas. Ah, sudah lama aku tak melakukan ini pada sesama jenis.

Tak lama kemudian ia mendesah nikmat, "Ahhh.....mmmmhhhh....ohhhh..." diikuti dengan tubuhnya yang bergetar lumayan kencang menandai bahwa Ayas telah mencapai orgasme.

Mufti yang sudah merasa lemas langsung merebahkan dirinya di atas karpet. Demikian pula dengan Ayas, cairan sperma yang tadinya tertampung di liang surgawinya kini mengalir begitu banyak di pahanya. Sementara penis Mufti yang kini tertidur lemas masih belepotan cairan pejuhnya sendiri, karena tadi ia menggenjot vagina Ayas yang sudah menampung cairan yang ditembakkannya. Kubersihkan penisnya dengan kulumanku, hitung-hitung membayar keisenganku yang menyebabkannya crot duluan.

"Muf, masih kuat nggak ?" tanyaku sehabis menelan cairan spermanya. Kusandarkan kepalaku di dada bidangnya dengan manja. "Ah kamu ini kenapa kayak ABG ? Inget umur woy !" kataku pada diri sendiri.

"Break dulu kak, udah sejam lebih sedikit aku main. Nanti kalau udah nggak capek aku puasin deh kak" katanya sambil mengelus kepalaku. "Ahhh Puspa, jangan baper kamu !" perintah otakku pada perasaanku sendiri, entah kapan terakhir kali aku dibuat seperti ini.

Tak berselang lama kemudian, Joshua dengan perawakan tinggi besar menggeser posisiku yang semula dekat dengan Mufti menjadi rebahan di atas karpet. Dengan kasar ia mendorong Mufti untuk menjauh dariku. Tanpa aba-aba penisnya yang kira-kira berukuran 20 cm menggenjot kewanitaanku dengan brutal.

Otakku yang memerintahkan untuk menghindar ternyata tak dipatuhi vaginaku yang seolah berkata, "Udah nikmatin aja pus !". Memang dasar naluriku yang tak ingin ditaklukkan lelaki dengan mudah, aku pun membalikkan posisi. Memang mudah menaklukkan laki-laki yang sudah berada di bawah pengaruh alkohol seperti dia. Tubuh Josh yang semula berada di atas kini berada di bawah, aku memegang kendali permainan dengan menggoyang pinggulku di atas kontolnya.

"Ahhh....ahhhh....Muff kamu di belakangku sinihh...." perintahku pada Mufti di tengah desahan kenikmatan ini. Ia yang sudah berada di belakangku nampak bingung harus melakukan apa.

"Masukin ke anuskuuu...mmmmhhh...." lanjutku sambil bergoyang naik turun di atas kontol Josh yang terasa penuh di rahimku ini.

"Eh serius kak ?" tanyanya ragu, mungkin dia ragu untuk senggama di lubang yang tidak seharusnya penetrasi. Memang sakit. Tapi sudah lama sekali tidak kulakukan, aku lupa kapan terakhir kalinya.

Sambik menaikturunkan pingguku, aku pun menempelkan dadaku pada dada Josh agar lubang anusku bisa terlihat oleh Mufti. "Siap-siap ya kak..." ujarnya memberi aba-aba, dengan perlahan ia menempatkan penisnya di lubang pantatku dan kemudian memasukkannya pelan-pelan. "Uhhhh....sakitttt.....brengsek emanggg" umpatku dalam hati. Tapi aku harus memberi keadilan pada dua laki-laki yang sama-sama ingin menggauliku, Justice is a Fairness !

Pelan tapi pasti, anusku sudah mulai terbiasa dengan penis Mufti yang mengisinya. "Mmmhhh...dorongghh ajaa..***papa" perintahku sambil meringis. Josh dengan ekspresi bodohnya hanya memandangiku yang sedang menahan rasa sakit. Wajar saja, lubang pantat tidak mengeluarkan cairan pelumas layaknya vagina.

PLAKKK !! Kutampar saja pipi Josh yang sedari tadi diam saja, "Kocok kontol lu anjing ! Lobang gue penuh semuahh....Mmhhh...." makiku sambil menikmati sodokan Mufti dari belakang. Enak aja cuma mau menang sendiri, sekali-kali harus ngelayanin aing lah. Tak lama berselang Josh menggenjot memekku dari bawah.

"Mmmhhhh.....Uhhh....Terosss...." desahku menikmati penetrasi ganda di lubang depan maupun belakang. Tubuhku diapit begitu erat oleh dua orang pemuda bagaikan sandwich.

Kulirik sekilas, semua pasang mata yang ada disana memandang threesome gila yang kami lakukan. Aku tak yakin bila tiga perempuan karibku mau menyerahkan anusnya untuk disenggamai.

Beberapa saat kemudian Mufti mengerang, "Kakkk...aku mau keluarrghhh..." pertanda darinya agar aku siap. "Barengan ajaaahhh....ahhhh...." sambil meremas payudaraku tak lama kemudian ia kembali ejakulasi, kali ini ia tembakkan di lubang pantatku. Sepersekian detik kemudian vaginaku berkedut-kedut meremas penis Joshua yang mengisi penuh di dalamnya. Badanku mengejang, selangkanganku bergetar.

"Ahhhhhhh...I get ittt...." teriakku puas mencapai klimaks. Ia pun mencabut penisnya dari lubang pantatku. Namun Joshua masih saja menggenjot liang kawinku dari bawah. Ah sudahlah kulepaskan saja dari vaginaku, toh aku sudah puas hehehe.

Ku dekatkan bibirku tepat di telinganya, "Don't be rude with woman. If you do this again, i am not sure your cock can stand again" bisikku mengancam. PLAKK !! Kutampar pipi kirinya untuk menggenapi pipi kanannya yang sudah merah dari tadi. Tak tahu apakah sakit atau tidak, yang jelas itu membuatnya malu di depan orang banyak. Harap dicatat ya, aku bukan tipikal wanita yang memiliki fetish BDSM. Aku tak suka bila ada lelaki yang menggunakan kekuatan fisiknya untuk memaksa perempuan, terutama padaku.

Mufti pun memapahku yang agak kesakitan ke kamar mandi. Lubang pantatku tak bisa diajak kompromi rupanya. Mood ku untuk melakukan hubungan seks sudah hilang sejak Josh memaksaku. Kali ini aku ingin mandi bersama Mufti untuk membersihkan tubuh yang penuh keringat ini. Tak ada aktivitas seksual yang kami lakukan mengingat capeknya malam ini.

Setelah mandi dan mengenakan kembali dress yang tergeletak di karpet. Sudah tak ada persetubuhan di ruangan ini, mungkin semuanya telah tersalurkan hasratnya dan sudah lelah. Aku menyempatkan diri untuk minum-minum sebentar bersama 3 orang wanita karibku. Beberapa kali Arum meminta maaf atas kelakuan jagoannya yang bertindak kasar padaku, pun demikian Silla selaku tuan rumah. Berbeda dengan mereka berdua, Ayas justru berterimakasih padaku dan memuji mahasiswa bimbinganku atas permainan hebatnya. "Aku heran kenapa selama di rumahku dia nggak pernah ngasih squirt. Ah sial !" ucapku dalam hati setelah mendengar testimoni Ayas.

Kepalaku terasa pusing, entah berapa kali kutenggak alkohol ini. Dengan pandangan mulai kabur, jam di arlojiku sudah menunjukkan pukul 01.40. Oh shit ! Aku lupa jika pagi ini harus ke kampus, ada acara mahasiswa yang harus kuhadiri. Meskipun hari Sabtu. Segera aku pamit dan mengajak Mufti untuk segera pulang. Malam yang panjang dan melelahkan, aku pun tertidur di mobil sepanjang perjalanan pulang.

Masih penasaran ? Sama !

BERSAMBUNG
Wah ngeri juga Bu Puspa
Yg paling bikin penasaran,gimana caranya Mufti lepas dari itu semua?
Awal2 menikmati,suatu saat pasti bosan
Wong ceweknya juga tetap ber4 itu aja
Yg cewek enak bisa ganti2,soalnya kan pasangan cowok yg dibawa bisa beda2

Dibalik keengganan punya suami dan watak keras tanpa kompromi nya Bu Puspa
Menyimpan rahasia dan nafsu yg besar


Dilanjut terus Suhu @Bantengamuk
 
Bimabet
Para suhu sekalian ada update di page 50 (post #1000), semoga menemani hari raya kita semua.

Tak lupa ane mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah bagi para suhu yang merayakan. Semoga hari ini menjadi hari penanda umat manusia akan menang melawan COVID-19 kelak. Mohon maaf lahir dan batin dari ane atas segala tindakan atau tulisan yang kurang berkenan di hati para suhu sekalian, terutama kentangnya ;)

:ampun::ampun::ampun:

ttd
Bantengamuk
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd