Intro...
Kriiing…. Kriiing….. Kriiing…..
Bunyi alrm membangunkan tidurku, mataku perlahan terbuka dan mencoba mengumpulkan semua ingatan sebelum aku tertidur dan mataku mencoba menyasar kesegala arah hingga akhirnya pandanganku membentur sebuah sosok yang saat itu sedang duduk disamping tempat tidurku dan menatapku tajam.
“ Retno…!!”, sapaku setelah tau siapan sosok yang tengah duduk disamping tempat tidurku.
Namun retno tak membalas ucapanku, dan ia hanya memandang tajam padaku, seolah matanya hendak bertanya sesuatu.
“ kenapa ka….??”, hanya itu kemudian yang ia ucapkan, dan membuatku bertanya – Tanya.
“ Kenapa apa dek…?”, kembali aku bertanya padanya bingung.
“ kenapa kakak melakukan itu sama mamah…, kenapa ka??”,
Aku kaget dan tak mampu menjawab pertanyaan retno, “ apakah ia tau yang terjadi antara aku dan mamah”, batinku.
“ apa maksud kamu dek…., kaka tidak mengerti”,tegasku
“ kaka tidak usah berbohong, aku tau semua yang kaka lakukan dengan mamah, kenapa ka…. Kenapa kaka lakukan itu sama mamah”, jawabnya dan membuatku bagai tersambar petir. “ adek tau yang kaka lakukan..?”, hanya itu yang mampu kuucapkan.
“ yahhh… aku tau dan melihat semuanya…”,
“ maafkan kaka ya dek, kaka khilaf”, jawabku.
“ apapun alasan kaka, tidak semestinya kaka lakukan itu pada mamah ia ibu kita ka…, semestinya kaka tau…”, ucapan adikku Nampak begitu pedih ditelingaku, seolah aku ditampar oleh godam yang besar.
“ maafkan kaka dek….”, ucapku seraya mencoba untuk mendekat padanya, namun tiba – tiba sebelum menyentuhnya, adikku sudah beranjak dan pergi meninggalkanku.
“ aku harap kaka tidak mengulangi perbuatan itu lagi…., aku tidak suka apapun alasannya, dan aku takkan membicarakan ini dengan mamah, aku tak ingin menyakiti perasaan mamah, aku akan berpura – pura tidak tau, tapi aku harap kaka bias mengerti apa yang aku katakana..”, ucapnya seraya melangkahkan kakinya keluar dari kamarku.
Tak terasa air mata mengalir dari sela – sela mataku, aku merasa begitu berdosa kali ini.
“ benar apa yang telah Retno katakan…, tidak semestinya aku lakukan ini semua..”,
Kubenamkan wajahku pada bantal tidurku, dank u merenungi semua yang telah aku lakukan. “ Jahat…. Jahatnya aku, maafkan aku mamah…. Maafkan aku Retno…”, ratapanku hingga membawaku kembali dalam tidurku.
Selanjutnya sabar yaa.... sedang di garap