Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Anak Gunung

II

“dahlah.. sekarang harus mandi karena mau kuliah walau dah telat… huffthh…” sungutku sambil terus berjalan kearah kamar mandi yang ada dikamar ku dengan rasa kantuk yang belum hilang

“duhh… nih joni dah lama kaga masuk meki… mana baru putus lagi.. huftth..” gumamku sambil mengelus joni perkasa kebanggan ku ini, karena bersamanya aku sudah menembus 3 selaput dara, tapi lebih dari 12 memek. Ya memang aku juga adalah tipe orang yang menganut gaya hidup western, makanya tidak pernah mempermasalahkan keperawanan cewe, apalagi pacarku, karena gaya hidup ini juga aku jadi sering urak-urakan dan sembrono diluar lingkungan keluarga, dan juga sering melanggar hal-hal mistis yang katanya bisa memakan korban, padahal hanya omong kosong belaka, buktinya aku masih hidup nih. Ya memang aku adalah tipe yang tidak percaya hal begituan seperti setan, penunggu, ki, aura, dsb. Walau ayahku sendiri merupakan orang berilmu tinggi (aura) yahh begitulah yang ku dengar dari bawahan ayah yang sudah lama bersamanya.

Kata mereka ayah dulu cukup terkenal dan di akui, tapi yang ku lihat sepanjang hidupku ini ayah hanyalah orang biasa yang bekerja di kantoran dengan posisi yang cukup tinggi sehingga aku dan keluarga tidak pernah kekurangan. Aku tidak pernah mempercayai perkataan bawahan ayah, tapi mimik muka mereka mengatakan bahwa mereka berkata jujur tentang keberingasan ayah dulu, dan ibu lah yang berhasil merubah ayah dan mengarahkannya ke arah yang lebih baik, ya mau dikata apapun aku cuma menganggap angin lalu, karena yang aku percayai ayah adalah orang biasa yang sangat penyabar dan mengasihi keluarganya, bahkan dia tidak pernah marah dan menunjukkan kekuatannya pada orang yang pernah mencibir dan menghina nya, makanya aku tidak pernah percaya perkataan bawahannya.

Setelah 20 menit aku akhirnya siap untuk berangkat ke kampus, dan jam sudah menunjukkan pukul 8.25, yap betul aku sudah ketinggalan hampir separuh kelas, namun aku tidak pernah khawatir karena teman-teman ku pasti sudah mengamankan absenku. Oh iya aku dan 3 orang teman dekatku masuk dalam universitas yang sama, yaitu ptn yang sangat terkenal, namanya universitas kami adalah “Universitas Gajah Duduk”, aku jaya dan tian berada dalam jurusan yang sama yaitu jurusan IT, kami mengambil ini juga karena berfikir IT nanti kerjanya hanya main game, ya memang itu adalah pemikiran yang dangkal dan bodoh, namun kami tetap menikmati jurusan ini karena kami juga dari dulu sering bermain komputer jadi untuk adaptasi cukup mudah walau kadang tugas yang diberikan dan deadline yang terbilang tidak ngotak.

Sedangkan mada dia ambil jurusan ekonomi bersama pacarnya gadis, wanita periang yang amat mada cintai sehingga dia rela mengambil jurusan yang sebenarnya bukan minatnya, toh dalam pemikiran mada kalau jurusan tidak penting, karena dia pasti melanjutkan usaha bengkel ayahnya yang cukup besar dikota ini. Mungkin sebagian orang menganggap bahwa mada adalah laki-laki pecundang karena lebih memilih pacarnya dibanding sahabatnya, namun justru disitulah kami sahabatnya memaklumi dan tidak memaksakannya karena belum pernah mada memiliki ikatan resmi bersama perempuan, yapp sekali lagi ini menjadi bukti kekuatan tersembunyi wanita dalam menjinakkan pria mereka.

“bagas berangkat ya bu…” izinku sambil melewati ibu yang sedang menonton tv

“iya gass.. hati-hati…” jawab ibu sambil memperhatikanku yang lewat dari belakangnya

Dalam perjalanan aku biasanya memakan waktu ±20 menit juga menggunakan motor benelli kesayanganku yang sudah membonceng banyak wanita cantik, ya memang lumayan jauh dari kampusku. Terkadang aku ingin ngekos tapi ibu selalu melarang karena takut aku akan menjadi lebih liar dan tak terkendali. Aku hanya bisa menerima hal ini karena perkataan ibu memang ada benarnya dan juga karena aku menyadari betapa besar kasih yang diberikannya padaku. Sesampainya di kampus…

“waduhhh… belum selesai lagi nih kelasnya…” batin ku dalam hati, dan kulihat jam ternyata masih ada sisa 30 menit lagi sebelum perlajaran berakhir

“men… alihkan perhatian dulu, biar gua bisa masuk” chat ku pada jaya… tak perlu menunggu lama…

“ARRRGGGHHH….ARGGHHH…ARRRGHHH” teriak jaya dari dalam kelas yang berhasil memancing sedikit keributan…

“eh..ehh.. kenapa itu…” ucap bu sarni yang merupakan dosen basis data

“gatau bu.. ini jaya kayaknya kerasukan…” seru tian yang berusaha menahan pergerakan jaya

“aaarrrgghhh….arrrgghhh” jaya masih berteriak seperti kerasukan dikelas, dan dalam keributan singkat ini aku langsung masuk dan duduk dibagian atas

“udahh ayok dibawa ke uks dulu… cepet.. ” panik bu sarni sambil berjalan menuju kearah jaya

“”huuffttthh… hahhh…udah bu, udah sadar kok..” ucap jaya saat melihatku sudah masuk kedalam kelas

“ehh.. ini kamu kan jaya?? Beneran udah baikan?? ” Tanya bu sarni sedikit heran karena perubahan tiba-tiba dari raut wajah jaya

“iyaa buu… aman ini jaya…” balasnya enteng seperti tidak terjadi suatu apapun

“huhh.. yaudah kamu ini bikin panik saja” ujar bu sarni dan kembali melanjutkan perlajaran. Beruntung memang memiliki teman yang bisa diandalkan seperti jaya, lumayan juga acting nya hahaha

Setelah 30 menit berlalu dan kelas sudah berakhir, langsung saja aku mendatangi kedua kawanku itu…

“makasih ya men.. udah bantuin gua masuk hehheh…” ucapku sebagai rasa terimakasih

“udah sanss aja kali.. kayak baru kenal 2 hari bgsat” balas jaya sambil nyengir
“yaudah yukk ngobrolnya di kantin aja… gua agak laper nih..” ajak tian pada kami

“ahh… males gua, nanti ketemu mantan gua lagi…” keluh ku pada ajakan tian tadi, karena tidak ingin bertemu dengan vadela, mantanku

“ah lu mah gitu doing dipermasalahin… mana tau entar jadi akrab trus bisa lu ewe lagi goblokk..” rayu tian padaku karena dia tahu bahwa setelah putus aku belum menyentuh cewe lain, sekitar 1 setengah bulan lah.

“ahhh.. mau ditaruh dimana muka gua anjing… lagian lu kan tahu gua putus sama dia karena gua ga puas main sama dia bangsat…mending warkop samping kampus aja..” bela ku karena aku memang malas mengingat vadela, dia memang sangat cantik dan baik, juga rela memberi kehormatannya padaku tapi walau sudah 4 bulan kami bersama namun dia tetap enggan dalam hal blowjob, padahal kalau kami having sex, pasti meki nya basah aku jilati. Bangsat. Lagi pula aku dengar dia sudah dekat dengan orang lain, kalau tidak salah rama namanya.

“udah kantin aja ayoo… gua juga udah chat cewe gua biar makan bareng kita…” ucap jaya, ya memang kadang gini nih yang kontol, cewe kedua kawanku ini juga berada dikampus ini dan memang akrab juga dengan ku, namun sekarang aku sendiri, masa aku jadi nyamuk?? KONTOLLL… KONTOLLL…

“yaudah deh ayokk dahhh…” ucapku mengalah pada mereka, lalu kami pergi kearah kantin dan beremu dengan pacar jaya dan tian, kami juga berkumpul dengan mada yang sedang bersama dengan pacarnya

“nahh.. gua duduk sendiri kann… kontoll kontolll” maki ku dalam hati, bukannya tidak senang namun canggung aja karena tidak bisa bebas bercanda dengan temanku, tapi ya sudahlah toh ga sering-sering

“ehh.. gua ambil makan dulu ya…” ucapku pada mereka karena ingin keluar sebentar dari situasi yang canggung ini

“ohh iya iya.. ntar kalau balik kesini bawa cewek yaa.. kasian lu sendirian hahaha..” ledek mada padaku

“bangsattt….” Jawabku singkat pada ledekan mada tadi, dan aku langsung berjalan ke arah penjaja makanan, belum jauh aku melangkah aku disadarkan oleh sebuah tangan yang merangkul lenganku, walau hanya sesaat aku mendengar sesuatu dari orang yang merangkul tangan ku tadi.

“aku masih sayang kamu…” terdengar lirih di telingaku, ya itu diucapkan oleh vandela disaat dia sedang berpapasan denganku. Walau dia sempata merangkul lenganku namun tidak membuat dia berhenti berjalan, yah bangsat kenapa dia masih datang padaku? Padahal aku bajingan yang meninggalkannya karena hal blowjob saja, kenapa dia tidak membenci ku? Kembali berkecamuk pikiran ku karena perkataannya barusan.

“ahh.. apa yang aku pikirkan?? Jelas dia hanya menggoda saja.. perempuan mana yang tidak membenci laki-laki yang mencampakkannya? Huhh…” gumamku dalam hati sambil menunggu pesanan yang baru ku pesan

Tak berapa lama aku mulai memperhatikan keadaan sekitar kantin sambil menunggu makanan ku siap

“rame juga nih kantin yahh…” pikirku sambil memperhatikan para wanita kampus ini

“hmmm… tapi gada yang secantik vandela… duh, bodohnya aku mencampakkan wanita cantik yang aduhai Cuma gara-gara ga bisa blowjob.. dasar bagas begookk..” maki ku sambil sesekali memukul jidat. Namun tiba-tiba mataku terfokus kepada sebuah kumpukan di salah satu meja makan, ya tempat vandela dan gebetannya rama. Entah kenapa ku perhatikan vandela begitu tidak nyaman bersama rama, ku dengar memang beberapa dari teman vandela kalau dia menanggapi rama hanya sekedar menghargai da nada juga yang bilang hanya ingin membuat ku cemburu karena dia bisa move on dengan cepat. Tapi entahlah setelah putus dengannya memang aku sedikit malas untuk mendekati wanita lain, lagi pula aku memang masih menyayangi dan rindu padanya, kalau bukan karena ego besar ku mungkin sudah ku ajak balikan dia… hufftthh….

“udahh… apaan sih ram pegang-pegang mulu??.. ga nyaman tau…pacar juga bukan huhh..” ujar dela pada rama yang sedari tadi berusaha memegang tangannya

“kan kamu gebetan aku… jadi boleh dong aku pegang tangannya.. lagian harusnya kamu senang aku pegang… ” balas rama dengan pd yang selangit yang membuatku mendengarnya jadi sedikit jijik

“apaan sih kamu??... gausah pegang-pegang lah… gaenak dilihat yang lain..” sambil menepis tangan rama yang masih berusaha menggenggam jemarinya

“jadi gimana??... Cuma bagas yang ngebuang kamu yang boleh megang??... iya??... cuma pecundang itu yang boleh megang??... ” ucap rama yang sedikit mengeratkan rahangnya

Aku yang melihat itu dari jarak yang sedikit jauh jadi cukup emosi, selain karena dia meremehkan ku juga karena dia memaksa vandela, padahal vandela tidak suka cowo agresif kecuali sudah pacaran.

“vann… aku mau ngomong sebentar…” ucapku saat sudah berada disamping mereka, rama dan kawan-kawannya sedikit terkejut melihat kehadiranku saat itu

“apaan lagi sih gass??.. kamu mau ngomong apa lagi??...belum cukup semuanya ya??..” ucap vandela dengan tertunduk dan sedikit getir. ‘van, vanela/vanila’ adalah panggilan sayangku kepadanya, karena orang lain memanggilnya dela…

“lu mau apa bro??... gausah ganggu urusan orang dahh..” ucap rama sambil mencoba kembali menggenggam tangan vandela untuk mencoba membuktikan kepemilikan terhadap dela, sambil dia sedikit menyeringaikan senyumnya

“diluar van… aku mau ngomong…” ucapku sambil mengulurkan tangan tanpa menghiraukan rama

“heh.. lug a dengar ya apa kata gua?? Lu mau nge-tes gua bangsat??...” ucap rama dan terlihat emosinya mulai tersulut

“ppfftt…” singkatku membalas ocehannya

“apaan maksud lo hah?? Bangsatt… lu ngeremehin gua??” ujar rama sambil berdiri karena emosi dan memegang kerahku. Aku tidak gentar… tidak sedikitpun. Kutatap balik matanya dengan tajam

“udah..udah.. apaan sih gass??.. kita udah putus.. aku udah kamu campak-in… jangan ribut lagi napa sih??.. ” ucap vandela yang menatapku, seakan menunjukkan protes karena kecewa pada sikap dan keputusan bodohku itu. Ya saat itu kami ribut masalah bj dan sama-sama mempertahankan ego masing-masing. Dan yang membuat aku terenyuh adalah tatapan yang dulu sering ia berikan padaku, tatapan penuh cinta namun kini tatapan itu berselimut kesedihan

“udah ayok pergi ram..” ucap dela yang ingin menggandeng tangan rama agar pergi dari situ. Bak seperti film kebanyakan yang akan membiarkan gadis itu pergi dengan pria lain, aku tidak semudah itu. Segera ku tarik balik tangan vandela untuk kearahku dan ingin membawanya pergi, karena bagaimanapun aku tahu bahwa dia ingin membawa rama agar tidak ribut denganku. Namun aku ini lelaki, aku adalah anggota ‘FHM’ kebanggan sma7, hal seperti rama tidak membuatku gentar sedikitpun lagi pula selama hidupku ini belum ada hal yang membuatku gentar selain tangisan ibu.

Saat kutarik balik lengan vandela bisa kurasakan bahwa dia terkejut dan senang karena aku menahannya untuk tidak pergi, namun itu hanya sekilas karena sekarang ia tahu pasti aka nada keributan

“apaan maksud lo narik tangan cewe gua haahh??..” bentak rama yang melihat aku menarik vandela dan vandela juga mengikuti tarikanku

“pd amat lu bilang dia cewe lu anjingg!!!..” maki ku balik karena aku mulai terbakar emosi melihat tingkah menjengkelkannya sedari tadi

“jadi lu mau cari ribut sama gua??.. udah ga sayang nyawa lu ya??..” ujarnya sambil mendorong leherku dengan lengan bawahnya

“apaan lu kontol?? Lu mau ribut disini??... gua hajar juga lu nanti pemai…” maki ku balik karena tidak senang dengan cara dia mendorong yang membuktikan dia meremehkan ku

Kawan-kawannya dan 3 orang sahabatku sudah berkumpul mendekat karena melihat keributan yang terjadi…

“kenapa nih men.. kok ribut??” Tanya mada padaku dengan raut siap membantuku untuk menghadapi mereka

“eh lu rama bangsat… mau apa lu sama teman gua hah??..” bentak mada pada rama yang ada didepannya… rupanya mereka satu jurusan di ekonomi

“eh mada.. lu bilangin sama kawan lu itu supaya gausah sok jagoan, gw bantai lu semua nanti..” balas rama dengan meremehkan kami karena melihat jumlah kami hanya berempat

“woi kontol… udah jagoan lu??..” ucap jaya yang sudah naik pitam karena mendengar perkataan remeh dari rama

“hahahaha… lu tunggu nanti pulang kampus ya bangsat… gua tunggu lo pada di belakang warkop ” tantang rama, lalu mengajak gengnya untuk balik ke kelas dan meninggalkan kami di kantin

“lu kenapa men??...” Tanya tian padaku saat kondisi sudah kembali kondusif

“gapapa nanti gua ceritain pas kelas, gua mau ngobrol bentar sama vandela…” ucapku meninggalkan mereka, dan menarik vandela ke arah sepi dekat parkiran

“van…” ucapku yang ingin berbicara secara serius padanya

“apalagi gass??.. kurang puas kamu ngehancurin aku??... kamu udah ngebuang aku, sekarang kamu rusak hubunganku sama rama..” ucapnya dengan mata berkaca-kaca yang membuat ku terdiam, karena dia selalu menekankan kata ‘ngebuang’ yang membuatku semakin mengutuk tindakan bodohku itu. Tapi ngomong-ngomong vandela adalah anak dari jurusan sastra inggris, dia baik dan rajin, dia juga sering membantuku mengerjakan tugas yang malas ku kerjakan serta rajin memberi semangat agar aku tidak terlalu bermalas-malasan.

“hubungan apa van??... hubungan apa yang kamu maksud dengan rama??... apa kamu bahagia sama dia??.. aku lihat dengan jelas rasa keterpaksaan dari matamu..” ucapku padanya yang ingin agar dia mengakui hal tersebut

“lebih baik aku terpaksa bareng rama.. dari pada harus sakit membayangkanmu yang udah ngebuang aku gass… KAMU NGEBUANG AKU…” ucapnya lagi yang membuat hati ku semakin tawar

Tanpa meminta izin darinya aku langsung mendekati wajahnya dan mengecup bibirnya agar dia tidak melanjutkan perkataan yang sangat menyakitkan hatiku

“cuphhh… cuphhh..” panjang kecupan kami sehingga membuat nafas ku dan dia tersenggal.

Namun tiba-tiba ‘plakk…’ vandela menampar pipiku cukup keras dan menutup bibirnya seakan menyadari bahwa yang kami lakukan itu seharusnya tidak dilakukan… seketika ia langsung berlari kecil pergi meninggalkanku sendiri di lorong dekat parkiran… hufttthh kok cewek ribet banget sih untuk dimengerti???

Lalu akupun berjalan kembali ke kelas untuk melanjutkan matkul yang terakhir… hatiku bimbang dan kelu disaat yang bersamaan, entah bagaimana aku nanti bisa menceritakan kepada para sahabatku yang sangat peduli padaku. Ahh iya belum lagi tantangan rama yang tidak mungkin ku hindari, karena bagaimanapun aku paling tidak bisa menolak ajakan untuk bertarung, apalagi kalau duel.

“huftthh… sorry men agak lama hehehe…” ucapku saat sampai dikelas agar suasana kami agak mencair

“lu kenapa sih gass??...masalah cewe??...” Tanya jaya padaku yang ingin mengulik sedikit beban dihati ku

“engga juga sihh…gua tadi cuma ga tega liat vandela di agresif-in sama si rama… ” jawabku dengan lugas

“tapi lu kan harusnya sadar men kalau lu gada hubungan lagi sama vandela… lu yang putusin kok lu yang panas sih liat dia sama orang lain…” timpal tian yang membuatku semakin sadar akan kesalahan yang ku lakukan

“iya gass… lu harusnya bisa tahan diri, biar ga jadi ribut kayak tadi…kan jadi barabe…” ucap jaya yang menguatkan komentar tian… huhh kawan-kawanku memang pemberi solusi yang baik…

“iya sihh… gua akuin gua ga bisa control emosi tadi… ” jawabku pelan agar obrolan ini segera berakhir karena aku kurang nyaman membicarakan vandela sekarang ini

“nahh… sekarang gimana soal tantangan rama?...jangan bilang kalau lu mau datengin dia??...” Tanya tian mengalihkan pembicaraan seolah menyadari aku kurang nyaman membicarakan vandela

“yahh pasti gua jabanin lah…yakali ga gua lawan…” jawabku pasti karena aku memang sudah mempersiapkan mental untuk itu

“gass… mending gausah dehh…udah biarin aja gausah ditanggepi…” saran jaya padaku, padahal dia pasti paling tau kalau aku akan menolak untuk menyerah…

“hadeh…lu kayak ga kenal bagas aja jay…” sergah tian yang juga pasti paham kalau aku akan menerima tantangannya

“iya tapi… gass, kata mada si rama itu pengguna aura walau masih tahap awal…” singkat penjelasan jaya yang membuatku sedikit tertegun

“lu kan tau jay kalau gua ga percaya hal kayak gituan…bagi gua semua pukul rata jay…” balasku, ya memang ada atau tidaknya aura, aku tetap menganggap itu tidak ada.

*aura hanya bisa diliihat dan dirasakan oleh sesame pengguna, baik tinggat pemula maupun yang sudah ahli. Nah disini jaya, mada, dan tian sebenarnya sudah memperlajari aura tahap awal, karena kebetulan orangtua mereka adalah pengguna aura, kecuali tian karena orangtuanya adalah pastor maka orangtuanya melepas kekuatan auranya. jadi mereka bisa merasakan aura rama walau masih tipis

“yaudah kalau lu masih berkeras… nanti pasti kita bantu kok…” ucap tian seolah merasa yakin aku pasti kalah, memang disini aku kurang senang dengan perkataannya karena seperti meremehkan kekuatanku karena ditahap ini ego ku masih tinggi-tinggi nya. tapi aku tidak marah padanya karena aku yakin dia berkata seperti itu karena khawatir padaku

“makasiih ya men… tapi tenang aja gua pasti menang… sanss…” ucapku karena aku masih pd dengan power sendiri… ini juga mengakhiri percakapan kami karena dosen kami sudah masuk…

Saat matkul usai kami langsung menuju tempat yang ditentukan oleh rama tadi, karena sebetulnya aku sudah tidak sabar untuk menggunakkan tinjuku lagi… ‘ahh sudah lama ga olahraga seperti ini’ batinku, betapa ku merindukan hal seperti ini yang sudah tidak ku lakukan sejak tamat sma dulu, berarti sudah setahun lebih aku tidak ‘olahraga’, namun…

“mau kemana..??..” tiba-tiba ada tangan yang menahanku pergi saat sudah digerbang kampus, ya itu vandela

“kenapa??...aku mau pulang…” kilahku padanya agar dia tidak banyak tanya

“jangan bohong!!... kamu mau kelahi kan??..” Tanya nya serius seakan ingin mendapatkan kebenaran dari ku

“apaansih… tadi nampar sekarang nanya-nanya…” jawabku sekena nya agar dia tidak menghalangi tujuanku, memang berat mengatakan hal tersebut karena pasti menyakiti hatinya tapi aku tidak punya pilihan lain agar dia cepat menyingkir

“kamu…kamuu…kamu kenapa sih harus kek gini…” ucapnya yang mulai terisak

“kayak gini gimana??... emang kamu masih peduli sama aku??... emang kamu masih perhatian sama orang yang mencampakkan kamu?...” tanyaku balik dengan nafas yang memburu karena berat mengatakannya

“iya aku masih peduli… kenapa??... kamu ga senang??...” ujarnya yang sudah berlinang air mata membuatku merasakan getir dan tidak tega padanya

“udah…kamu tenang aja yaa…” ucapku sambil memeluknya agar tenang
“kamu…’pukhh’…kamu tau kan aku gasuka liat kamu urak-urakan…’pukhh’… apalagi sampai luka…’pukhh’…. Kamu tau kan bagas??...” ucapnya sambil memukul-mukul dada ku

“iya vann…kamu percayakan sama ku…aku ga bakal kenapa-napa…” ucapku sambil mengelus rambut indah dan wangi itu, ya ini juga yang kurindukan darinya, aroma vanilla yang menggoda dari ujung rambut sampai ujung kaki yang dulu biasa ku nikmati untuk diriku sendiri

“aku… aku gamau tau…aku gamau pulang kalau kamu kesana…” vandela masih bersikeras agar aku tidak melanjutkan niatku, ya memang dia sedikit keras kepala yang membuat kadang aku gemas melihatnya karena keras kepalanya terasa begitu lucu dan asyik untuk diperhatikan

“yaudah kamu tunggu disini sebentar ya… aku ga akan lama kok…” aku mencoba untuk menenangkannya karena bagaimanapun aku tahu dia benar-benar tidak akan pulang, jadi aku menyuruhnya untuk menunggu ku disini karena aku yakin bisa menyelesaikan rama dengan mudah

“kamu janji harus cepat ya… kamu juga harus janji ga boleh luka ya…” ucapnya yang kini sudah menengadah ka atas untuk melihat mata ku

“iya aku janji sayangg…’cuphh’…” jawabku sambil ku kecup singkat bibirnya, entah darimana datang perkataan sayang tadi hahaha dasar bodoh

“ihh…apaan sih manggil sayanga… emang aku pacar kamu apa??... make acara kecup segala lagi” ucapnya yang mulai berseri… aduuhh senyumannya ini yang bisa melemahkan niatku jika lama kupandang… senyuman yang biasanya diberikan padaku seorang untuk kunikmati dengan bebas, aku juga rindu kasih sayang dan tubuhnya yang dia berikan padaku, akses bebas bagiku untuk menyentuhnya disegala area, memberiku izin untuk melakukan apapun padanya (kecuali nyepong huh :( ) padahal hal itu selalu diinginkan lelaki lain tapi aku yang berhasil dan beruntung mendapat akses private tersebut malah menyia-nyiakan gadis yang mencintaiku seutuhnya ini…

“hehehe…iya sih…emang ga boleh ya aku kecup??...” tanyaku penuh harap hahahha

“gimana yaa… engga deh..” ucapnya tapi langsung ‘cuphhh…’ melumat bibirku dengan cukup kuat

“yaudah aku tunggu disana ya” ucapnya berlari kea rah parkiran tempat mobilnya

“apaan sih katanya ga boleh kok malah dicium ganas gitu…” goda ku padanya

“wleee..” cuma itu lah jawabannya yang membuatku gemas ingin mengejar dan mencumbunya, duhhh dasar vandela pinter banget mainin perasaanku bangsat hahhaha…

Lalu aku pun menuju warkop tempat yang sudah ditentukan rama untuk kami berjumpa…

“gass… lu dari mana aja??... dah lama kita nungguin nih…” panggil jaya padaku

“iya sorry gua telat… mana mereka??... gua mau cepat selesaiin masalah ini…” balasku yang ingin buru-buru balik menjumpai vandela

“gini gass… gua tau siapa itu rama dan gua tau kemampuannya… lu kan ga percaya aura, jadi biar gua aja yang lawan dia ya… gua udah belajar sedikit dari warisan ortu gua…” kata mada yang mungkin ingin mencoba menyelamatkanku dari situasi yang belum ku sadari

“da…gua tau niat lu baik, gua juga percaya sama lu… tapi tolong jangan buat gua malu dengan lari dari pertarungan ini dan digantikan sama lu…apa lu udah ga percaya sama gua??..” tanyaku pada mada dengan tulus karena aku merasakan ketulusan juga dari perkataannya tadi, aku tau dia siap maju demi diriku tapi tidak mungkin kubiar kan kawanku bertarung dan mungkin akan terluka karena masalah yang aku buat. Aku juga sedikit terkejut pada pengakuan mada tentang penguasaannya dalam hal aura, aku juga jadi sedikit penasaran apakah kedua kawanku yang lain juga sudah? tapi bodo amat lah, toh ada atau engga nya aura aku tetap kuat, begitulah batinku saat aku masih naïf mengenai hal mistis seperti aura

“huuhhththh… yaudahlah gua percaya sama lu…tapi kalau misalnya nanti lu kesulitan, jangan marah pada kami kalau kami semua maju…” balas mada dengan membuang nafas yang dalam tanda dia serius akan perkataannya

“oke makasih sob…percayakan sama gua…” balasku sambil menepuk pundaknya agar dia bisa rileks

“dahh yukk kebelakang… biar cepat kelar masalah ini…” ucapku sambil mengajak mereka untuk bergerak

“yaudahh kuyyy…” jawab mereka serempak

Kami berjalan kebelakang warkop sesuai perjanjian, belakang warkop ini cukup luas dan tertutup dengan pohon-pohon yang cukup tinggi. Sesampainya di sana kami melihat ada sekitar 8 orang bersama dengan rama, mereka asik merokok dan mengobrol, namun ketika kami datang mata mereka langsung tajam menatap kami seakan bersiap untuk memulaikan pertarungan, tapi itu saja tidak cukup untuk membuat kami gentar

“wahh..wahh..wahh.. berani juga lu datang bangsat… gua kira udah lari lu ke kamar si dela hahhahah….” Hina rama yang membuatku sedikit menggeram karena dia membawa vandela pada masalah ini

“gausah lu bawa-bawa dia…dia gada urusan disini…” ucapku geram karena aku paling benci jika cewe diikutkan dalam masalah lelaki


“hhuuuhh…gua gatau entah lu ewe gimana dia sampai susah banget buat dideketin hahaha… pake ilmu peju apa lu makanya dia susah lupain elu hahh??” hinanya lagi dan kali ini aku merasakan emosi yang semakin meningkat, karena bukan saja dia mengikutkan vandela dalam urusan ini namun juga ikut menghinanya

“KONTOLL!!!...” maki ku keras dan langsung menerjang rama tanpa pikir panjang

“ ’bughh’ sakit… sakit sekali pukulannya… apa-apaan itu” gumamku karena jatuh dan bertekuk lutut sekitar 2 meter kebelakang, rasanya mungkin seperti ditabrak mobil

“hahhaha makan tuh tinju… baru sekali doing kok… tiga kali lagi dapat kulkas lu hahahah….” hina nya yang semakin meremehkanku

“huupphh..hahh… aku harus serius kali ini, tidak boleh lebih dari tiga kali aku kalah dalam pertarungan” geramku dalam hati mengingat dulu saat smp aku pernah kalah dalam perkelahian sekali dan dua kali di masa sma. Masa harus kalah lagi sihh??? BANGSATTT!!! Maki ku karena memang rasa sakit yang ditimbulkan benar-benar tidak normal.

“tunggu apalagi??.. maju lo sampah…” pancingnya padaku… aku kali ini tidak boleh hanya menggunakan emosi, ingatlah bahwa ketenangan merupakan kunci utama kemenangan dalam pertarungan

“ayooo bangsaatt!!!” balasku dan langsung maju menghadapi nya, memang masih terasa nyeri bekas pukulannya di rusuk kanan ku

“wusshh..wushh…wushh” tiga pukulan rama hanya mengenai angin, mungkin ini lah keunggulanku yaitu pengalaman bertarung

“wushh… ” satu fake hook untuk memancingnya dan membuka bagian perut kanannya dan masuk satu pukulan ku dengan tepat dan cepat “jlabb…” namun entah kenapa sepertinya pukulan ku yang cukup keras menurutku tidak memberi efek yang signifikan padanya… kenapa???...

“tuphh..tuphh…” dua lagi serangannya hanya mengenai ruang kosong dan ku balas dengan Brazilian kick yang dulu kupelajari “dakkhhh” tepat mengenai pundak kanan bagian dalamnya… namun kembali seperti tadi, dia hanya goyah sedikit menunduk padahal itu salah satu teknik andalanku yang biasanya apabila mengenai dengan tepat akan membuat lawanku terkapar atau jatuh berlutut kebawah, tapi entah kenapa tidak memberi efek signifikan lagi??... kenapa???

“tapphh” berhasil dia mencengkram lenganku dan kurasakan tenaga yang cukup kuat dan terasa agak nyeri padahal harusnya tidak berefek jika mengingat badanku cukup atletis tapi kenapa dengan mudahnya dia mencengkram dan memberi damage yang lumayan??... kenapa??...

“mampus lu” ucapnya dan ingin memberi bogem ke arah wajahku…

Namun aku dulu bukan hanya belajar satu beladiri, aku menggengam erat tangannya lalu melompat dan menguncinya dengan kakiku dan menggunakan teknik triangle choke dari jujitsu yang dulu kupelajari sehingga kami berdua terjatuh ditanah dan dia jadi susah bergerak akibat kuncianku, lalu kutarik dengan keras dengan tujuan dia meminta ampun agar tangannya tidak patah, namun…

“AARRGGHH…” teriaknya yang membuatku berfikir itu adalah teriakan kesakitan meminta ampunan… tapi sebaliknya dia mengangkatku dengan satu tangan dengan notabene beratku sekitar 70kg dan tinggi 178cm dan jelas aku sudah menguncinya dengan pasti hingga keujung tangan satunya… tapi… bagaimana bisa???... dan sekali lagi kenapa???...

“arrggghhh” dia mencoba bangkit berdiri dalam kondisi yang seharusnya mustahil dilakukan oleh siapapun, namun kenapa?? Aku merasakan tubuhku terangkat dari tanah… sungguh benar-benar kekuatan monster…

Saat hampir berdiri tegak… aku langsung mengganti gaya dan bentuk kuncian ekstrem yang sebenarnya dilarang oleh para guru, yaitu teknik gawichigi dimana aku mengunci bagian paha dan belakang lutut (inspired by scene L0ok1sm) sehingga pilihannya hanya dia, bertahan dan lututnya akan hancur atau jatuh kebelakang/kedepan dan kepalanya bisa pecah, karena dulu aku sudah pernah melakukan ini sekali dan melukai bagian kepala partner ku yang untung saat itu kami menggunakan peralatan keamanan jadi tidak terlalu berbahaya, tapi sebagai konsekuensi aku dikuarkan dari tim judo…

Namun sekali lagi aku dibuat tercengang dan tidak percaya dengan apa yang aku alami sekarang…

“AARRRGGHHH!!!….” kembali dia berteriak dan kali ini dia benar-benar berteriak kesakitan, namun hal yang tidak logis dia masih bisa menahan bebannya… astaga monster macam apa dia ini padahal jika pun benar dia menggunakan aura, masa bisa menahan hal yang terhitung mustahil seperti ini… bangsatt….

“AAARRRGGHHH…” “BUUGGHH…” kembali terdengar teriakan rama dan suara pukulan yang sangat keras… ya pukulan rama kearah bagass
“……””……””…..” hening sejenak….

“apa itu??...apa itu??...pukulan macam apa itu???...bahkan ditabrak truk pun sakitnya tidak mungkin seperti itu…” batinku saat mulai tersadar dari pingsan singkat barusan… ini benar-benar tidak normal… ini tidak ADILLL!!!!

Aku yang awalnya tenang kembali terbakar emosi… mataku sudah gelap… gelap… gelap sekalii…

Bunuh….bunuhh….aku harus membunuh monster ini… itulah yang berkecamuk dikepala ku

Tanpa berfikir lebih lama aku mendirikan badanku yang sudah mulai sulit bergerak, ku lihat temanku sudah tidak sabar dan tidak tahan ingin membantuku tapi sudahlah… harus aku sendiri yang menuntaskan bajingan busuk ini…

Aku maju kembali dengan api emosi yang membara untuk menyelesaikan semua… begitu juga dengan rama dengan raut wajah yang kesakitan namun bisa ku pastikan rasa sakitnya tidak lebih dari 60% rasa sakitku… langsung saja aku berlari kearahnya tanpa memikirkan teknik apapun… hanya jual beli pukulan…

“bughh…””bagghh..” suara tinjuan rama masuk ke pipiku namun ku bayar dengan sikuan ke rahangnya…

“bughh””dughh” tijuannya kembali ke kiri wajahku dan kubayar lagi dengan pukulan tenaga penuh ke arah ulu hatinya… kami berdua mundur dua langkah akibat serangan barusan

“haarrrghhhh” teriak kami bersamaan dan…

“pakhh… dughh… dakkhh… duugghh… bughh..” kembali jual beli serangan terjadi… aku mengerahkan semua tenagaku hanya untuk pertarungan ini…

“buugghhh” suara dari pukulan lurusku (kyokushin karate) yang ku pelajari dan membuat rama mundur 3 langkah… lalu aku berlari ke arahnya untuk serangan yang sama terakhir dengan kekuatan penuh untuk menyelesaikan pertarungan

“Bugghhh” hanya satu suara yang terdengar… ya betul hanya serangan rama yang masuk lurus kearah dada ku

“gelapp… kenapa jadi gelap??... gell…” aku roboh dan pingsan disaat itu juga…
 

Similar threads

Balasan
384
Dilihat
145.033
Balasan
331
Dilihat
356.704
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd