Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Lanjut...





Aku langsung memeluknya erat.

" Ehhh Niss... Kamu tidak mau bermain itu lagi...??? ". Kata Azizah.

" Eehhhh.... Tidaaaaaakkkkk...... ". Kataku terkejut.

" Ahahahahhaaa....... ". Tawa Azizah.

Setelah kejadian kami mengetahui rahasia kami masing-masing entah kenapa aku dan Azizah semakin dekat dan kami pun jadi semakin transparan untuk saling bercerita ataupun melakukan sesuatu seperti saat itu sore hari setelah pulang kuliah saat setelah seminggu kami mengetahui rahasia masing-masing aku ingin sekali berkunjung ke rumah sahabatku Azizah dan aku pun sudah terbiasa untuk keluar masuk rumahnya tapi walaupun begitu aku tetap mengucapkan salam.

" Assalamualaikum.... Zaaahhhh... Halauuu..... Zaahhh.... Assalamualaikum..... ". Salamku.

Namun berapapun aku salam tidak ada jawaban atas salamku. Aku perhatikan sekitar rumahnya nampak biasa saja bahkan motor, mobil, sepeda, bahkan sandal dan sepatu yang sering dia kenakan pun ada. Aku yang heran dan penasaran langsung saja masuk ke dalam rumahnya lewat pintu belakang yang terbuka.

" Hmm.. Sepi seperti biasa.... Tapi itu anak kemana yaa....? ". Batinku.

Setelah aku sampai diruang tengah aku seperti mendengar suara orang merintih desahan atau apa aku juga kurang jelas dan itu di lantas. Rumah Azizah itu tingkat 2. Dengan penuh penasaran aku pun naik ke lantai 2 dan saat itu suara itu semakin terdengar jelas.

" Ehh... Azizah kenapa yaa... Ini suara itu anak tapi kok kayak gitu.... ". Pikirku.

Saat itu memang aku tidak berfikir macam-macam. Maka dari itu aku terus berjalan ke arah kamarnya dan suara itu semakin jelas.

" Ohhh.... Ssshhhh.... Aaaahhh.... Enaknyaaa..... Ssshhhhh.... ". Desah Azizah didalam kamarnya.

" Ehhh.... Astaghfirullah..... ". Kataku lirih.

Aku melihat pintu kamarnya yang terbuka lebar. Seketika itu aku langsung berjalan ke kamarnya dan berhenti di pintu kamarnya.

Aku melihat saat itu Azizah sedang dalam keadaan telanjang bulat, kakinya yang merenggang lebar.

Aku langsung saja syok melihat pemandangan yang aku lihat saat itu dimana seorang Azizah dengan wajah yang cantik dihiasi dengan kulit yang putih alis yang tipis meruncing disudut alinya, mata yang seperti daun sedikit sipit, pipi yang sedikit chubby hidung mancung seperti orang arab karena neneknya orang arab, bibir yang tipis serta dagu yang membelah.

Kulit tubuh yang putih dengan payudara yang bulat sekel tidak terlalu besar dan seperti menantang gravitasi dihiasi dengan puting kecoklatan, perut yang sedikit lemak yang nampak indah dipandang dihiasi dengan pusar yang tertindik dengan anting perak berbentuk liontin, pantat yang bulat indah dengan kemaluan berwarna merah muda yang nampak sangat mempesona dihiasi dengan bulu kemaluan yang terpotong rapi serta tipis, paha yang ideal dengan tubuhnya dengan berat badan 49kg.

Aku melihat dengan sangat jelas karena saat itu Azizah tepat menghadap kearahku tapi dengan mata terpejam. Aku juga melihat bagai mana dia memainkan sebuah dildo yang cukup besar itu dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya meremasi susunya. Dildo yang berwarna putih bening itu terus dia mainkan yang nampak sangat jelas kalau dildo tersebut terus menerus menghujam kemaluan itu sehingga nampak sangat merona indah.

" Ohhhh.... Sshhhh... Terus.... Aaahhhh.... Hmmm.... Oohhhhh..... Sssshhhhh..... ". Desahnya keenakan.

Aku yang melihat semua kejadian langka tersebut menjadi panas dingin. Seketika aku langsung teringat jikalau aku juga sedang bermain dengan vibratorku aku juga seperti itu. Merintih, mendesah, merengek, bahkan memohon untuk segera mencapai klimaks kenikmatan dunia tiada tara tersebut.

" Ahhhh.... Ssshhh.... Aaahhh.... Aaahhh.... Hmmm.... Ohhhh.... ". Desah Azizah.

" Astaghfiruhh.... Ini anak.... ". Pikirku.

Saat dimana Azizah membuka matanya dia terkejut melihatku yang berdiri bersandar di samping pintu kamarnya.

" Ahhhh... Nisss.... Sebentar yaa... Nanggung bentar lagi keluar..... ". Kata Azizah sambil terus bermain dengan dildonya.

" Haaaahhhhh.... Terserahlahhh.... Aku tunggu dibawah.... Laper.... ". Kataku sambil berjalan turun kebawah.

Sebenarnya entah kenapa aku malu melihat Azizah melakukan itu karena aku teringat kalau aku saat sedang bermain juga seperti itu.

Tapi walaupun begitu aku juga panas dingin dan aku juga merasakan kalau kemaluanku sudah lembab.

Maka dari itu aku begitu sampai di lantai bawah aku langsung berjalan ke kamar mandi untuk buang hajat dan mencuci lendir surgaku yang sudah meleleh.


" Duuuhhhh.... Niss.... Maaf yaa.... Aku terlanjur sange Niss.... Hehehhee..... ". Kata Azizah saat mendatangiku didapur.

Aku yang sedang makan pun langsung berhenti dan melihat Azizah duduk didepanku di meja makan.

" Sange ya sange Zah tapi lihat sikon dong... Memang pintu depan terkunci tapi pintu belakang kebuka lebar begitu... Astaghfirullah ". Kataku sambil cemberut.

" Hehehehe.... Mau gimana lagi Niss.... ". Kata Azizah dengan enteng.

" Lagian ini masih terang loh.... Duhh.... Kamu ini...... Udahlah makan dulu itu aku bawa nasi padang..... ". Kataku.

" Waaahhhhh.... Makasih ya sayang.... ". Kata Azizah.

" Hmm.... ". Kataku asal.

Setelah makan aku pun tidak membahas soal kejadian tadi karena aku juga menyadari kalau aku juga melakukan hal itu. Kami mengobrol ngalor ngidul saja. Biasa bahas mata kuliah.

Aku berencana untuk menginap di rumahnya Azizah oleh katena itu aku juga membawa pakaian ganti.

Saat itu malam hari sekitar jam 10 malam ketika kami sudah mapan ditempat tidurnya Azizah yang king size itu aku menanyakan soal tindik pusar itu kepada Azizah.

" Oiya Zah... Itu tindik pusarmu itu sejak kapan....? ". Tanyaku.

" Hmmm.... Sudah lama Niss.... Sejak aku kelas 3 SMA dulu.... Memang kenapa Niss....? ". Jawab Azizah serta kembali bertanya kepadaku.

" Tidak Zah..... Hmmm.... Itu sakit tidak sih Zah... ". Kataku.

" Tidak Niss.... Hmmm.... Cuma sedikit perih saja awalnya tapi sesudah itu ya sudah Niss.... Biasa saja.... Kenapa sihh.... Niss... Jangan bilang kalau kamu.... ". Kata Azizah.

Eeehhhh..... Tidak Zaahhhh..... ". Kataku mengelak.


Jujur saat itu entah kenapa aku tertarik soal tindik pusar.


"Eellleeehhhh... Nisss.... Aku itu kenal sama kamu itu tidak hitungan hari Niss tapi sudah 2 tahun lohh... Aku tau banget kamu itu seperti apa.... Kalau kamu mau nanti aku tindikin Niss.... Aku punya kok alatnya buat nindik... Ini aja lihat telingaku Niss... Kan banyak tindik.... Itu aku tindik sendiri Niss.... ". Kata Azizah.


Memang benar di masing-masing telinga Azizah terdapat 4 anting. Yang saat itu Azizah hanya memakai pakaian baby doll berwarna biru dengan gambar doraemon saja sedangkan aku masih lengkap dengan cadarku, aku sudah terbiasa tidur seperti ini jadi tidak masalah, lagipula dingin juga kamarnya Azizah karena AC yang menyala.


" Ukhh... Hmmm.... Zahh... Kalau sakit aku tidak mau ahhh.... ". Kataku.


" Tidak Niss... Sakit awalnya aja kok kayak buka segel awalnya sakit setelah itu nagih.... Wahahahahahaa..... ". Kata Azizah.


Langsung saja aku lempar bantal mukanya yang ngeselin itu.


" Iihhhh.... Apaan sihhh.... Jadi gimana... ". Tanya Azizah.


Aku hanya terdiam berfikir antara mau dan tidak.


" Uhh... Bagaimana ini... Ahhh.... Kalau untuk memperindah diri sih diperbolehkan kecuali kalau mengubah diri baru dilarang.... ". Batinku.


Setelah aku mempertimbangkan semuanya aku pun mengangguk tanda kalau aku setuju.


" Hihihi.... Ok sayang.... Sebentar aku siap-siap dulu yaa... ". Kata Azizah sambil berjalan ke arah lemari kecil disudut kanan kamar tidurnya.


Setelah beberapa saat Azizah pun menghampiriku. Kulihat Azizah sudah membawa semua alatnya dan sudah memakai sarung tangan karet putih juga.


" Astaghfirullahh.... Niss... Mau sampai kapan kamu bengong begitu.... Jadi tidak.... Kalau jadi angkat gamismu itu... Sampai pusarmu terlihat... Aku juga sudah bawa antingnya.... ". Kata Azizah.


" Ehhh.... Iya.... Iya..... ". Kataku.


Aku pun mengangkat gamisku sampai ke bawah payudaraku dan aku pun mengangkat kaos dan tantopku yang mana aku buat lapisan agar benar-benar aman dari penerawangan. Lalu aku sedikit menurunkan celana legingku sampai pusarku terlihat. Setelah itu aku melihat Azizah yang hanya bengong saja.


" Masya Allah... Zahhh... Aku tutup lagi nih.... ". Kataku.


" Ehhh.... Iya.... Sebentar yaa..... ". Kata Azizah.


Kulihat Azizah mulai dengan alat-alatnya yang mana seperti sebuah pistol atau apalah itu aku juga tidak tau.


Mula-mula pusarku dibersihkan dengan alkohol oleh Azizah sampai aku pun mendesah karena terkejut engan rasa dingin dari alkohol itu.


" Ahhh..... ". Desahku terkejut.


" Duhh.... Jangan buat suara-suara aneh deh Niss.... Kaget.... Kirain kenapa..... ". Kata Azizah sambil cemberut.


" Eh... Hehehe.... Maaf Zahh... Aku terkejut Zah..... Dingin soalnya.... ". Kataku cengengesan.


Setelah dirasa sudah setiril baru pistol itu yang diajukan oleh Azizah. Ditariklah kulit pusarku dibagian atas dan dirasa oleh Azizah sudah pas dan tidak ada syaraf yang terkena barulah Azizah menekan pelatuk dari pistol itu.


" Nahh... Sekarang tahan sebentar ya Niss.... ". Kata Azizah.


Aku hanya mengangguk dan tiba-tiba " Derrtt ". Aku sedikit terkejut saat itu.


" Aahhh..... Ssshhhh.... Zaahhhh..... ". Kataku sambil meringis menahan perih.


" Tahan sebentar Niss... ". Kata Azizah.


Setelah beberapa detik barulah pistol itu dilepas dari kulit pusarku lalu Azizah segera memberikan kapas yang sudah diberi alkohol pada pusarku yang tertindik.


" Tahan sebentar yaa Niss... ". Kata Azizah.


Aku hanya meringis menahan perih. Jujur aku yang selalu berhati-hati dan jarang sekali luka maka begitu ada rasa sedikit perih aku langsung meringis.


Setelah itu Azizah segera membersihkan peralatannya dan mencuci tangannya supaya tetap steril.


" Zahhh.... Perih.... ". Kataku.


" Yaelah anak bunda banget sih.... Tahan sebentar yaa sayangku.... Nanti juga ilang perihnya.... ". Kata Azizah mengejek.


Aku yang sedari tadi memegang kapas itu agar tetap menempel pada pusarku pun hanya menunduk.


" Jujur Zah aku itu jarang sekali luka jadi kalau ngerasain perih sedikit saja aku langsung kerasa banget... ". Kataku.


" Iya aku tau Niss.... Itulah kenapa kulitmu bisa mulus banget seperti itu... Kamu juga tidak pernah pakai sabun mandi kan.... ". Tanya Azizah.


" Iya Zah.... Sabun mandiku itu lulur jadi tidak pernah pakai sabun mandi.... ". Kataku.


" Pantas saja aku kalau mandi di kost mu tidak pernah melihat sabun mandi adanya cuma lulur bengkoang kalau tidak sakura.... Apalagi pakaianmu yang sangat tertutup itu bahkan tuh lihat sampai lapis 3 begitu.... Pantaslah kulitmu mulus begitu mana wangi lagi... Tidak pernah aku nyium bau badanmu niss pasti selalu wangi kalau tidak wangi lulur ya kasturi.... ". Kata Azizah panjang lebar.


" Segitunya banget kamu Zah.... ". Kataku asal.


" Yeee.... Aku itu sahabatmu Niss jadi pasti tau lah aku... Kalau pas tidur pun kamu anteng saja terlentang jarang banget miring-miring... Ahahahah... ". Kata Azizah.


Entah kenapa aku merasa malu sendiri dengan Azizah. Sampai hal sepele pun yang mungkin aku tidak sadar juga dia tau.


" Duhh Zahh... Kamu benar-benar sahabatku..... ". Pikirku.


" Dah ahh... Tidur yuk Niss... Besok ada kuliah pagi kan... ". Kata Azizah.


" Ehhhh... Terus ini gimana ". Tanyaku sambil menunjuk ke arah pusarku.


" Astaghfirullah.... Sayangku... Sudah biarin aja nanti juga sembuh sendiri.... Udah ahh aku tidur.... ". Kata Azizah sambil merubah posisi tidurnya sambil membelakangiku.


Aku pun hanya tersenyum saat itu melihat tingkahnya yang menurutku hiper aktif itu. Dan aku pun tidak lama setelah itu tertidur lelap.


1 tahun berlalu setelah kejadian tindik pusarku itu kini aku pun tinggal 1 tahun lagi aku kuliah disini. Akupun sudah terbiasa dengan tindik pusarku. Awalnya aneh aku rasakan tapi lama kelamaan enak juga. Setiap seminggu sekali aku bersihkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan hanya karena masalah tindik.


Aku juga membeli beberapa anting yang lucu-lucu. Tentunya aku beli anting pusar sudah aku katakan kepada Azizah karena biar bagaimanapun itu dia lebih tau bahan atau dari apa yang tidak membahayakan untukku. Total aku sudah punya 7 anting pusar yang unyu-unyu dan disaat aku bercermin pun disaat aku telanjang entah kenapa aku merasa benar-benar berbeda maksudku semakin seksi. Awalnya aku tidak percaya kalau yang ada di depan cermin itu adalah tubuhku. Tapi yang aku sadari adalah aku semakin seksi. Entah apa yang ada dipikiran para ikhwan kalau melihat akhwat bercadar sepertiku memiliki tubuh se seksi ini. Dari situ juga aku jadi semakin sering untuk bermain. Entah kenapa libidoku selalu naik ketika aku bercermin saat telanjang.


Saat itu aku sedang duduk ditaman kampusku. Aku sibuk dengan membaca buku kuliahku tanpa sadar didepanku ada seorang ikhwan melihatku sambil tersenyum. Sebenarnya tidak sekali ini saja ikhwan itu melihatku.


Saat aku tersadar kalau aku sedang diperhatikan oleh seseorang aku pun langsung melihat ikhwan itu dan menutup buku yang aku baca.


Ketika aku hendak ingin beranjak dari dudukku tiba-tiba ikhwan itu mengucapkan salam kepadaku.


" Assalamualaikum.... ". Salam ikhwan tersebut yang aku belum tau namanya dan siapa dia.


" Wa'alaikum salam ". Jawabku sambil menunduk.


" Maaf ning... Kalau aku sering memperhatikanmu... Bukannya aku ada maksud jahat tapi aku ingin kenal dengan wening.... ". Kata ikhwan tersebut dengan sopan.


Kulihat ikhwan itu berkulit putih bersih dengan alis tebal menyambung dikedua alisnya, mata yang tajam menggambarkan kedewasaannya, hidung yang mancung, bibir yang tidak tebal dan juga tipis, janggut yang membelah yang dihiasi jenggot yang rapi.


Badan yang ideal untuk laki-laki dengan tinggi sedang kutaksir sekitar 165-170 cmn.


Yang jelas ikhwan itu tampan. Hihihi....


" Ma-maaf kak... A-aku tidak bisa... Karena ada yang lebih berhak daripadaku...". Kataku gugup.


Yaa.... Saat itu aku sangat gugup melihat ikhwan itu. Aku tau kalau ikhwan itu tidak ada maksud jahat tapi entah kenapa aku merasa tenang melihat ikhwan itu. Merasa nyaman dan merasa terlindungi olehnya. Tidak sampai disitu, hatiku pun rasanya adem dan jantungku berdetak dengan cepat.


" Apa ini.... Kenapa aku merasa seperti ini dengan orang ini.... ". Pikirku.


" Huh... Yaa ning aku paham..lalu kapan ning....? ". Tanya ikhwan tersebut.


" Tu-tunggu aku siap kak baru aku bilang sama kakak.... Uhh.... Kakk a-aku permisi dulu.... Assalamualaikum.... ". Jawabku.


" Wa'alaikum salam.... ". Jawab ikhwat tersebut.


Aku pun langsung bergegas pergi dari sana. Aku percepat langkahku karena aku tidak mau kalau ada orang yang menyadari kalau aku berbicara dengan seorang laki-laki yang bukan muhrimku ditaman yang posisinya sudah sore dan sedikit sepi karena sudah banyak orang yang pulang.


Disaat aku sampai diparkiran motor aku pun langsung bergegas untuk sampai dikostku.


Aku juga punya motor yang aku beli saat aku semester 2. Motor itu tadinya punya Azizah tapi karena tidak digunakan maka aku beli saja, ya... Daripada nganggur mending aku beli.


Sesampainya di kost aku seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri. Entahlah.... Aku merasa bahagia dengan alasan yang tidak jelas. Sampai-sampai Azizah mengetuk pintu kost ku pun aku tidak sadar.


" Assalamualaikum... Nisss..... Duh ini anak.... Tok.... Tok.... Tok... ". Kata Azizah sambil mengetuk pintu kamarku yang tertutup.


" Ehhh.... Wa'alaikumsalam..... Sebentar..... ". Jawabku sambil membuka pintu kamar kostku.


" Masya Allah.... Ngapain sihh.... ". Kata Azizah sambil cemberut.


" Lahhh.... Kamu juga ngapain..... ". Kataku asal.


" Ehhh.... Hehehee aku numpang makan aja sih hehehehe.... ". Kata Azizah cengengesan.


" Dihhhh.... Yaudah aku mandi dulu.... ". Kataku.


" Siap sayang.... ". Kata Azizah.


Akupun langsung mengambil handukku dan masuk ke kamar mandi untuk mandi.


Setelah itu aku pun makan bersama dengan Azizah. Dia membawa nasi padang kesukaannya. Tidak ada obrolan yang berarti hanya obrolan soal mata kuliah saja sampai dia mau pulang kerumahnya dia mengajakku untuk menemaninya ditempat adik bungsunya menuntut ilmu yaitu di salah satu pondok pesantren daerah Ban*** besok lusa hari kamis karena hari saat itu hari selasa jam 6 sore karena ada acara haul serta khataman. Acaranya sehabis isya.


Aku yang mendengar itu pun langsung mengiyakan karena baru kali ini aku ke pesantren dan juga ada acara seperti itu maka aku pun jadi semangat.


Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba dimana saat itu aku sudah siap dengan keberangkatan kami. Entah kenapa aku sangat ingin berdandan saat itu. Maka aku pun berdandan secantik mungkin walaupun tertutup dengan cadarku aku tetap berdandan.


Saat itu aku memakai gamis hitam kesayanganku dengan khimar dan cadar kesayanganku juga dilengkapi dengan bros rantai dengan liontin bintang yang aku pasang di kepala sebelah kiriku untuk menghiasi cadarku.


Entah pokoknya saat itu aku ingin sesempurna mungkin.


Disaat Azizah menjemputku pun Azizah hanya melongo melihatku dandan seperti itu.


" Masya Allah Niss.... Cantik banget... Anggun... Duhh aku jadi iri.... ". Kata Azizah.


Aku hanya tersenyum saja melihat Azizah seperti itu.


" Heyy... Bahkan kamu pun tidak kalah cantik kok Zah... ". Kataku.


Memang benar kalau Azizah juga berdandan sangat cantik. Gamis berenda berwarna ungu gelap dengan khimar berwarna hitam. Sangat cocok dengan riasan diwajahnya. Pokoknya saat itu aku melihat Azizah seperti melihat seorang putri kerajaan. Terlihat sangat cantik dan anggun.


" Hihihi.... Yukk berangkat ustadzah.... ". Kata Azizah.


Aku hanya mengangguk saja saat itu tapi tiba-tiba dia berbisik di telinga kiriku.


" Ustadzah binal.... Ahahahahaha..... ". Kata Azizah sambil berlari saat selesai mengatakan itu.


" Astaghfirullah.... Zizaaaahhhh..... Awas kau yaaaaa..... ". Teriakku sambil berjalan menyusul Azizah.


Diperjalanan pun kami mengobrol dengan santai didalam mobilnya. Jalan juga tidak macet jadi cepat sampai.


Setelah sekitar 1 jam diperjalanan akhirnya sampai dimana adik bungsu Azizah menuntut ilmu di pesantren itu.


Aku pun terkagum dengan pesantren itu. Walaupun nampak sederhana tapi ribuan santrinya.


" Masya Allah.... Ramainyaaa..... ". Kataku.


" Hehehe.... Jangan heran Niss.... Kalau ada acara haul dipesantren ya seperti ini. Banyak yang jualan beraneka macam Niss. Bahkan warga kampung pun ikut merayakan Niss.... Jadi sudah jadi pemandangan umum setiap tahunnya... Hehehe.... Yasudah yuk turun kita langsung saja sowan ke pondoknya... ". Kata Azizah.


Maka aku pun juga turun dari mobil. Setelah turun dari mobil banyak sekali yang memperhatikan kami. Entahlah mungkin aura kecantikan Azizah atau malah melihatku seperti seorang ninja.


Aku pun berjalan bersama dengan Azizah. Tidak menghiraukan tatapan orang-orang.


Sesampainya dipondok ternyata tidak kalah ramai dari yang diluar pondok. Banyak sekali santri-santri berseliweran saat itu.


" Gimana Niss...? ". Tanya Azizah.


" Aku bingung Zah mau bilang apa lagi soalnya batu kali ini aku menginjakkan kakiku di kampung santri jadi tidak tau mau bilang apa.... Ini sangat istimewa bagiku zah... Makasih ya sudah membawaku kesini... ". Kataku takjub.


" Hihihi.... Siap sayangku.... Yasudah yuk masuk ke nDalem kita sowan dulu... ". Kata Azizah.


Aku hanya mengangguk saja saat itu. Ketika kami hendak berjalan tiba-tiba ada yang memanggil Azizah.


" Mbaaaakkkk.... Mbaaakkk ijaaaahhhh..... ". Kata salah satu santriwati itu.


Azizah langsung saja menoleh ke arah santriwati itu. Aku melihat santri itu langsung saja mendekat ke arah Azizah dan setelah itu langsung memeluk Azizah. Santri yang sekitaran usia 16 tahun itu.


" Uhhhh.... Selamat yaaa deeekkk.... Mbak bangga sama kamu.... ". Kata Azizah sambil memeluk adik bungsunya.


" Iya mbaaakkk semua berkat mama papa sama mbak juga.... ". Kata santri itu.


Setelah itu mereka melepas pelukannya dan melihatku.


" Niss... Ini loh adik bungsuku namanya Zahra.... Hari ini dia ikut khataman lohh hihihi.... ". Kata Azizah sambil tersenyum bangga.


" Masya Allah... Selamat yaaa.... ". Kataku.


" Makasih yaa mbaakkk.... Hmmm... Ini pasti mbak Nissa yaa.... ". Tanya Zahra.


" Ehh... Kok tau.... ". Kataku heran.


" Hehe... Soalnya tiap kali mbak ijah kesini asti cerita tentang mbak Nissa... Katanya mbak ijah punya saudara bernama Nissa... Gitu mbakkk.... ". Kata Zahra.


" Ehh.... ". Kataku terkejut.


Aku langsung melihat kearah Azizah dan Azizah hanya tersenyum dan mengangguk.


Tidak tau lagi saat itu harus berbuat apa ternyata Azizah sudah menganggap aku lebih dari sahabatnya bahkan ke saudaranya. Aku merasa sangat bahagia saat itu.


" Hmm.... Yasudah Araa mbak mau sowan dulu yaa nanti sambung lagi... Kamu juga harus bersiap kan.... ". Kata Azizah.


" Iya mbakk.... Ok mbaakkk aku siap-siap dulu yaaa.... Assalamualaikum... ". Salam Zahra langsung berlari entah kemana.


" Yukk Niss.... ". Kata Azizah.


Aku pun mengangguk dan berjalan mengikuti Azizah.


Sesampainya di nDalem Yai kami pun langsung disuruhnya masuk oleh seorang wanita yang sudah berumur saat itu.


" Masya Allah Azizah.... Masuk masuk sini.... ". Kata wanita itu dengan ramah.


Kami pun masuk ke nDalem dan dipersilahkan untuk duduk.


" Masya Allah.... Gimana kabarnya nduk.... Tambah cantik saja yaaa.... ". Kata wanita itu.


" Masya Allah Nyai... Alhamdulillah baik Nyai.... ". Jawab Azizah sambil tersenyum.


" Alhamdulillah... Nah ini siapa nduk.... ". Tanya wanita itu kepada Azizah.


" Ahhh iya Nyai.... Ini saudaraku Nyai namanya Nissa.... Nah Nissa ini Bu Nyai beliau istri dari pengasuh pondok pesantren ini ". Jawab Azizah.


" Astaghfirullah.... Maaf Bu Nyai Nissa tidak tau.... ". Kataku yang terkejut.


Seketika itu aku langsung bangkit dan segera mencium tangan Ibu Nyai.


Aku pernah diceritakan oleh Evi kalau seorang Ibu Nyai di pondok pesantren itu sangat istimewa maka kalau bertemu mintalah doa dan restunya.


" Subhanallah... Barokallah... Masya Allah.... ". Kata Ibu Nyai.


Seketika itu ketika aku mencium tangannya tangan kiri Ibu Nyai langsung mengelus kepalaku. Aku bisa merasakan kenyamanan dan kelembutan serta ketulusan saat itu. Hatiku entah kenapa langsung adem dan tenang.


" Nissa bisa ikut Ibu sebentar....? ". Kata Ibu Nyai.


Aku pun bingung dengan beliau saat itu. Lantasaku menoleh ke arah Azizah dan dia pun hanya tersenyum dan mengangguk. Aku bisa melihat ketulusan dan kebahagiaan saat melihat mata Azizah. Entah kenapa Azizah senang dengan itu.


" Baik bu... ". Jawabku patuh.


Setelah itu aku pun mengikuti Ibu Nyai dari belakang. Saat itu banyak sekali yang melihatku heran.


Ibu Nyai mengajakku masuk kedalam sebuah kamar. Setelah aku masuk Ibu Nyai langsung mengunci pintu kamar dan menyuruhku untuk duduk dipinggir kasurnya.


" Duduk dulu nduk.... ". Kata Ibu Nyai.


Maka aku pun langsung duduk seperti apa yang sudah diperintahkan oleh Ibu Nyai.


" Nduk... Maaf karena mengajakmu kesini... Nduk bolehkah Ibu Melihat wajahmu....? ". Tanya Ibu Nyai sambil tersenyum hangat.


" Ehhh... Ada apa ini.... ". Pikirku.


Aku pun hanya mengangguk saat itu dan aku segera melepas cadarku dan menurunkannya secara perlahan. Saat itu aku hanya menunduk ketika cadarku sudah aku lepas.


" Lihat Ibu Nduk... ". Kata Ibu Nyai dengan lembut.


Aku pun mengangkat kepalaku yang kini aku sudah tidak menunduk lagi dan melihat kearah mata Ibu Nyai. Aku melihat ketulusan seorang ibu kesungguhannya kesabarannya dan keikhlasannya.


" Subhanallah.... ". Kata Ibu Nyai.


Entah kenapa aku saat itu meneteskan air mata dan menangis. Ibu Nyai langsung memelukku dan tangisku langsung semakin menjadi jadi.


Aku teringat dengan ibuku dikampung. Sudah 3 tahun aku tidak pulang sama sekali. Aku sangat merindukan ibuku saat itu. Aku melihat Ibu Nyai itu seperti ibuku sendiri bahkan aku yang baru beberapa saat saja bertemu dan mengenalnya rasanya aku sudah mengenalnya dari lama.


" Hikss.... Ibu..... Hikss.... Hiksss.. " Kataku saat menangis.


" Masya Allah... Menangislah.... Puas-puasin menangisnya.... ". Kata Ibu Nyai.


Sekiranya aku puas dengan tangisku aku pun tersadar dan melepas pelukan Ibu Nyai.


" Ma-maaf Ibu.... ". Kataku menunduk.


" Tidak apa-apa.... Lihat jadi luntur kan... Hehehe.... ". Kata Ibu Nyai sambil tersenyum dan memberikan tissue.


" Nissa... Benahi riasanmu setelah itu pakai cadarmu kembali... Takutnya kalau kamu nanti keluar dari kamar kamu jadi bahan fitnah dan omongan yang tidak benar.... ". Kata Ibu Nyai.


Aku hanya mengangguk saja dan melakukan apa yang Ibu Nyai perintahkan. Setelah itu aku kembali duduk didepan Ibu Nyai.


" Niss... Aminkan doa ibu yaa.... ". Kata Ibu Nyai.


Aku sedikit terkejut saat itu tapi aku hanya mengangguk dan mengaminkan doa Ibu Nyai yang mana menggunakan bahasa arab. Aku sedikit faham saat itu dan sangat terkejut juga karena menyinggung masalah jodoh juga.


Setelah selesai Ibu Nyai membuka pintu kamar dan berjalan keluar bersamaku dari kamar.


" Terima kasih ya nduk... ". Kata Ibu Nyai Tersenyum hangat.


Aku pun mengangguk dan tersenyum dibalik cadarku.


Aku berjalan kearah Azizah yang sedang duduk dan mengobrol dengan wali santri yang hadir diacara itu.


" Lahhh.... Sudah Niss... ". Kata Azizah.


" Sudah Zah... ". Kataku.


" Yasudah siap-siap sholat maghrib yuk sebentar lagi maghrib soalnya... ". Kata Azizah.


" Siaaap tuan putri... ". Kataku cengengesan.


" Dih apaan sih... ". Kata Azizah.


Maka kami pun bersiap untuk melakukan sholat maghrib berjamaah dimasjid pondok.


Setelah itu kami menunggu sholat isya karena acaranya setelah sholat isya maka aku dan Azizah berniat untuk melihat lihat disekitar pesantren sampai waktu sholat isya pun tiba maka kami pun melaksanakan sholat isya.


Setelah menunggu akhirnya acaranya pun dimulai. Aku sangat takjub dengan acara itu dimana begitu istimewa menurutku bahkan susah kalau mau diceritakan secara langsung.

Setelah acara haul dan khataman itu selesai kami pun ingin pulang dan saat kami hendak berpamitan dengan Ibu Nyai kami Melihat ikhwan yang sering memperhatikanku itu sedang mengobrol dengan Ibu Nyai. Sialnya Ibu Nyai menyadari kehadiran kami.

" Masya Allah... ". Kata Ibu Nyai.

" Nyai kami mohon pamit karena acara sudah selesai dan hari sudah malam Nyai... ". Kata Azizah berpamitan.

" Aahhh.... Iyaa... Azizah, Nissa.... Terima kasih yaa sudah datang.... ". Kata Ibu Nyai.

" Sama-sama Nyai... Kalau begitu kami pamit Nyai... Gus.... ". Kata Azizah.

Kami pun pamit serta mencium tangan Ibu Nyai dan setelah itu kami berjalan ke arah parkiran yang ternyata Zahra sudah disana menunggu kami.

" Mbaakkkk nginep aja sihh.... ". Kata Zahra begitu melihat kami yang sudah berada didepannya.

" Yaelaahhh deekkkk.... Mbak besok kuliah lhoo... Sebentar lagi juga mbak KKN jadi tidak bisaa.... ". Kata Azizah.

" Yaaahhhh.... Hmmm.... Yasudah lahhh... Oiya mbak sebelum mbak KKN kesini yaa.... ". Kata Zahra.

" Insya Allah.... Yasudah mbak pamit yaa... Assalamualaikum.... ". Salam kami.

" Waalaikum salam.... ". Jawab Zahra.

Kami pun masuk mobil dan tancap gas untuk pulang. Saat di perjalanan aku menanyakan soal ikhwan itu kepada Azizah.

" Zahhh... Itu yang laki-laki tadi sama Ibu Nyai itu siapa...? ". Tanyaku.

" Lahhh.... Kamu tidak tau...? Beliau itu Gus Azmi anaknya Ibu Nyai yang bungsu... Beliau kan juga kuliah di kampus kita tapi dia beda jurusan dengan kita ". Jawab Azizah.

" Eeehhhhhh..... ". Kataku terkejut.

" Loh kenapa sihh.... ". Tanya Azizah.

Aku pun menceritakan semua kejadian soal Gus Azmi itu kepada Azizah.

" Masya Allah.... Serius....? Waahahahahahha ternyata sahabatku akan jadi Ibu Nyai nihh.... Cieeee. Cieeeeee..... ". Kata Azizah.

" Iiihhhh.... Apaan sihhh.... ". Kataku.

" Ahahahaha.... Aku seneng Nis kalau kamu sampai nikah sama beliau... Beliau itu istimewa menurutku.... Sudah hafal quran... Banyak sekali kitab yang beliau hafal juga.... Sudah haji.... Mana ganteng dan dewasa banget orangnyaa.... Duhhh aku kok jadi iri yahhh duhhh aku cembrutuuuuuu.... ". Kata Azizah.

" Apaan sihh.... Tapi aaahhhh tau aaahhhh.... Kalau beliau mau nunggu aku ya alhamdulilah kalau tidak yaa belum jodohku.... Aaahhhh..... Sudah ahhhh.... ". Kataku.

" Ahahahhahaa.... Cieeee... Ciieeee..... Ahahahhaaa..... Aku adalah yang pertama bilang SAH sama kamu Niss.... Wahahahahahaaaa...... ". Kata Azizah sambil tertawa.

Aku melihat Azizah sangat senang saat itu ketulusannya kejujurannya tidak ada rasa cemburu atau yang lain kepadaku. Aku sangat bersyukur mendapat sahabat seperti dia.

" Makasih ya Zah... ". Kataku lirih dan meneteskan air mata.

" Huhhh.... Omong apaan sih tidak jelas begitu mana dengar akunyaaa.... Apaan sihh.... Yeeee malah nangis ni anak.... ". Kata Azizah.

Aku hanya tersenyum sambil menangis saja saat itu. Aku sangat bahagia bisa menjadi bagian dari hidupnya.





Maaf ya banyak skip nya soalnya ane buat ringkas dan hanya mengambil sisi pentingnya saja supaya cepat selesai... Hehehehe


Salam...
 
Kontenmu dicaplok orang bro di tele
https://imgbox.com/SyHYEFPA
Nahh ini ni yang bikin ane malas buat nulis hu... Banyak orang2 yang tidak bertanggung jawab asal comot karya orang....

Sebenarnya ane tidak masalah hu asalkan ijin dulu sama ane selaku penulis asli nya tp tidak ada ijin begini bikin malas hu buat nulis...


Trus ane musti gimanaaaaaa.......
 
Duh,, gini ni yg bikin cerita bagus jadi ga selesai.. Ayolah temen2 hargai TS yg susah payah nulis..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd