Part-45 Aku jadi raja minyak
Kehidupan sex kami kembali normal, bukan normal seperti orang kebanyakan, tetap suka eksib tapi tanpa melibatkan cowo lain lagi.
Suatu kali si cici WA aku bertanya kabar. Dalam hatiku pasti ingin minta jatah deh. Kupancing cici dan cici mengakuinya, bahkan si cici ingin minta ijin ke doi. Aku ketakutan akan keributan yang bisa terjadi dengan si doi, jadi hendak kusembunyikan permintaan cici ini. Sebelumnya kujelaskan ke cici supaya tidak banyak berharap agar tidak kecewa. Kujelaskan bahwa kehidupan sex kami sekarang hanya bereksib ria sambil make love.
Tiba tiba entah doi datang dari mana segera merebut hapeku dan membaca semua chat ku dengan si cici. Si doi kesemsem karena melihat perubahanku yang nyata itu. Tanpa kusadari doi malah membalas sicici merencanakan sesuatu yang tidak kuketahui lewat hape doi sendiri.
Doi yang mulai melihat aku mendingin karena biasanya aku exciting mencoba berbagai hal baru, sekarang biasa saja, sex just for need, not for fun anymore karena doi tahu aku tuh sukanya sesuatu yang baru dan menantang. Akhirnya tanpa kuketahui doi membuat rencana dengan cici untuk gang bang aku.
Seperti biasa kami bercumbu di kost doi yang terbilang kost bebas. Doi bilang mau mengikat aku, mau BDSMin aku. Ya uda deh aku nurut aja, mana tau menarik. Doi tutup mataku rapat, senjata perangku untuknya sekarang malah dipakai untuk memuaskan aku. Penasaran juga aku jadinya. Setelah itu doi dekatkan mekinya minta kujilat dan doi jilat kontiku dengan lembut, gaya 69 yang tentu disukai semua suhu disini. Tidak lama kemudian doi mulai menunggangi aku dengan lembut dan romantis, asyik juga nih dilayani doi, tidak perlu bekerja keras.
Kami belum klimaks tiba tiba ada yang mengetok pintu. Aku kaget dan tidak bisa menyembunyikan ketelanjanganku ini karena kondisi terikat tak berdaya. Aku bahkan tidak tahu siapa yang datang, secara mataku ditutup rapat. Kuberbisik bertanya doi siapa yang datang. Dijawab doi "Teman ingin pinjam buku." Tunggu bentar ya seraya doi pergi meninggalkanku kentang.
Tidak lama doi datang dan aktifitas sex kami lanjutkan. Loh kok mekinya kering, cepat kering juga ya batinku berpikir. Doi lanjut gaya WOTnya dan akhirnya doi klimaks. Doi cabut mekinya tanpa banyak bicara. Tapi setelah itu doi benamkan mekinya lagi ke kontiku. Wow, kok doi cepat pulih dari orgasmenya? Biasa doi orgasme memang masih bisa kugenjot tapi doi tidak kuat WOT lagi. Ada apa ini? Apakah karena doi terangsang melihatku terikat tak berdaya pikirku. Digenjot kuat bertenaga lagi bak baru bercinta. Beberapa saat kemudian doi klimaks lagi... Wait a minute, ini meki doi karena kedutannya terasa sekali, jadi tadi meki siapa batinku bertanya. Klimaks meki doi membuatku tidak tahan karena sedotan mekinya biasa menjebol pertahananku makanya aku tanda dari situ.
Doi rebah ditubuhku, doi bertanya apakah aku puas dengan pelayanannya itu? Kujawab, siapa tadi yang pertama menggauliku? Doi bilang rahasia...
Doi lepaskan tanganku tapi minta kuberjanji tifak lepaskan penutup mataku, katanya biar tetap jadi misteri. Aku ikuti permainan doi dan biarkan doi yang mengepalai jalannya permainan kali ini. Tanganku dibawa ke satu payudara, ow ini payudara doi, kekenyalannya, besarnya dan putingnya aku tandai. Tanganku satu lagi dituntun tangan cewe lain ke dadanya... Rasanya aku pernah merasakan payudara ini. Tidak mau pikiranku dipenuhi pertanyaan bodoh lebih baik kunikmati saja service dari dua wanita ini. Saat ini aku bak raja minyak, sungguh nikmat.
Ronde ke dua siap dimulai, pedangku sudah teracung karena dikulum. Kurasakan orang lain yang genjot penisku, kali ini dirinya lebih bertenaga, digenjot lama juga sambil membiarkan kedua tanganku meremas dua dadanya. Kunikmati permainan ini dan tidak lama dirinya melenguh panjang tanda orgasme. Kemudian diganti ceweku, genjotan dan kebiasaannya kutandai. Kuremas lembut dada dan mainkan putingnya, doi paling lemah di puting sehingga tidak perlu waktu lama doi klimaks, setelahnya aku juga.
Setelah itu baru doi bukakan penutup mataku. Doi tidur di kananku, ternyata si cici tidur di kiriku. Kubertanya meledek ke doi "Uda akur?" Doi tersenyum lebar, katanya ingin memuaskan aku. Aku makin sayang dia karena doi lebih memilih hidup sederhana ketimbang jadi peliharaan dua sugar daddy; doi tidak pedulikan materi, yang dikejarnya hanya memuaskanku seorang. Memang Bidadari dari Surga yang disediakan untukku seorang.
Part-46 BDSM dengan dua bidadari