Siang hari Jay berjalan sendirian dekat pantai sambil membawa kameranya. Dia mulai mencoba mendapatkan feeling fotografinya kembali setelah dirinya beristirahat beberapa waktu dirumah sakit.
Sedang asyik-asyiknya fokus memotret, Jay tidak sadar tidak melihat langkah kakinya dan tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berfoto.
Brukkkk...
Aduhhhhhhh...
Keduanya saling berbenturan dan Gracia yang bertubuh mungil terpental jatuh, tapi jay dengan sigap berusaha menarik lengan Gracia akan tetapi tidak berhasil dan gracia terduduk diatas pasir pantai.
"Eh kalo jalan liat-liat dong..!" ujar gadis yang ditabrak Jay sambil menepuk tubuh bagian bawahnya yang terkena pasir.
"My bad, Sorry yah..." Jay meminta maaf kepadanya karena dia yang bersalah tidak memperhatikan jalan dan memjulurkan tangannya untuk membantunya untuk berdiri.
[Pandangan Jay sedikit terpana kepada sosok gadis yang baru saja dia tabrak itu.]
"Eh kamu bukan orang lokal ya? It's okay... Be careful ya..." balas gadis itu menyambut tangan jay yang membantunya berdiri.
*sebelum gadis itu berlalu, Jay menghentikannya dan mengajaknya berkenalan.
"Hai... Nama lu siapa? Ini kartu nama gua, salam kenal ya. Sorry sebelumnya gua mau minta maaf soal nabrak tadi. Gua beneran terlalu fokus sama layar kamera gua, oh iya gua punya studio foto disini. Kalau berkenan lain kali lu mau enggak gua ajak jadi model foto buat nambah portofolio gua? Lu boleh jawab nanti, bisa via sosmed yang gua punya yang terlampir dikartu nama gua. Gua gak minta gratis pasti gua bakal bayar jasanya kok."
"Halo nama aku Gracia. Oh nama kamu Jay... Lama disini toh, logatnya makin didengerin makin ketauan hihihi... Salam kenal juga. Hmmm, boleh aja sih kalo mau foto aku tapi tunggu setelah aku tanya manajer aku ya, nanti aku kabarin kamu. Oh iya, aku pergi dulu ya. Aku udah ditunggu teman-teman aku. Byeee..."
[Mereka pun berpisah setelah perkenalan singkat itu.]
*Boleh juga tuh cowok, lebih ganteng daripada cowok-cowok yang ngedeketin aku. Nanti deh aku coba kontak dia, bisa-bisa aku telat lagi ke party sama anak-anak. pikirnya sambil mempercepat langkah kakinya menuju hotel untuk mengganti pakaian sebelum mengikuti acara di venue utama mereka.
=POV Gracia=
[Di venue tempat Gracia berkumpul, mereka sedang merayakan liburan mereka setelah hektik seminggu bekerja.]
"Cieee... Lama bener sampenya, kecantol apa bu???" tanya salah satu temannya itu.
"Apaan sih, shel? Enggak lah, tadi pas mau kesini ditengah jalan aku ditabrak orang tau..." balasku mencubit lengannya.
"Dihhh ditabrak apa menabrakkan diri? Ehemmmm..." balas shani terus ikut menggodaku karena terlambat datang ke after party yang mereka hadiri.
"Dasar kamu ya... Sini aku cium baru tau rasa kamu..." balasku bercanda sambil menekan pipinya berpura-pura akan kucium.
"Eh tapi emang bener sih, rejeki nomplok banget tadi. Yang nabrak aku orangnya ganteng bener, ini aku dikasih kartu namanya. Nanti aku mau cek sosmednya, semoga gak diprivate yak... Hihihihi." gre menunjukkan kartu nama jay kepada teman-temannya.
"Ngapain nanti, sekarang aja oon..." balas shani mengkompori gre.
"Bener juga ya. Tumben lancar mikirnya..." otakku sedikit lambat bekerja karena masih membayangkan jay didalam pikirannya ketika menceritakannya kepada teman-temanku.
"Yee yang ada kamu tuh yang lemot. Kalo bisa sekarang kenapa nanti... Hahahaha" ledek shani mencubit pipi gre.
"Iya iya bawel..." gre mengambil ponselnya dan membuka aplikasi sosial media miliknya.
"Mana sih liat... Orangnya kaya gimana..." ashel yang mendesak sambil menyenderkan kepalanya menatap ponsel gre.
"Jay... Jay... Nah ketemu ID nya..." gre selesai mengetik username milik jay dan profilnya mulai terlihat oleh mereka bertiga.
"Widihhhh ini baru cowok... Mirip artis barat kesukaan kamu tuh Gre..." lanjut mereka mendapat kesempatan untuk terus menggodaku
"Buset bawanya lambo cuy... Cowok tajir nih, eh tapi siapa sih cewek yang diprofilnya? Pacarnya ya? Ada yang bisa artiin huruf jepangnya gak?" lanjutku
"Eh dasar lemot ye emang, kerjaannya ngurusin wibu tapi gak mahir-mahir bahasa jepang gimana sih... Pinjem HP gua kan bisa, scan-translate... HPnya canggih tapi orangnya kaga... Hahahaha..." ledek shani lagi sambil mengambil ponsel miliknya.
[Setelah menscan semua halaman profilnya...]
"Ohh staffnya toh... Gila staff ceweknya sama-sama cakep begini, ini yang make baju dinas sexy banget... Langsing terus padet lagi tete nya, apalah aku kurang montok..." balasku memperlihatkan ekspresi sedikit kagum dan kecewa sambil menarik belahan atasan dress hitam yang kupakai dan melihat isi didalamnya.
"Dasar... Dikira semua cowok cuma tertarik cewek modal tete apa, Gre? Liat aja tuh staffnya gak semuanya over sexy begitu, kalo dia tertarik kenalan sama kamu berarti dia ngeliat yang lain kali. Ngapain lirik-lirik kalo begitu." sahut shani masih menatap layar ponsel gre melihat staff jay meskipun fokus utamanya tetap kepada jay yang tidak bisa ditolak oleh banyak gadis ketika melihatnya.
"Iya ya... Oon banget dah... Udah lah ayok kita party sekarang..." gre mengambil ponselnya kemudian menutup aplikasinya setelah memfollow jay.
=POV Gracia end=
Jam smartwatch Jay menunjukkan pukul 5 sore dan hpnya berbunyi.
"Anin?"
[Jay kamu pulang jam berapa, aku sendirian disini. Haruka belum juga dateng, cepet balik. Jangan lupa pesenin kopi buat anak-anak sama kamu bawain apa kek dari luar...]
*Jay pun bersiap-siap pulang setelah cukup banyak mengambil foto kemudian segera menuju mobilnya diparkiran.
"Gua beliin Starbucks aja deh, deket juga dari sini..." pikir jay sambil menyalakan mobilnya kemudian pergi dari parkiran tepi pantai yang cukup ramai pada hari itu.
Setelah membeli pesanan anin dan juga yang lain, Jay bergegas pergi menuju villanya. Dan...
[Tidak sengaja Jay melewati salah satu villa disekitar kompleks villa yang dia miliki, dan mendengar suara cewek seperti mengerang dan beberapa suara lain yang bersorak tertawa hingga terdengar olehnya meski berada didalam mobil.]
"Ayok terusin ngentotnya... Katanya perkasa cuy, gendong lah dia kaya film-film bokep. Mumpung dia mulai mabuk efek minuman yang lu bawa."
"Gini maksud lu? Hahahaha..." ucap salah satu pria mempenetrasi sambil menggendong tubuh gadis itu
"Udahhh... Saaaakit... Aaaaaahhh..." ucap gadis itu merasakan kulit pahanya cukup perih karena cengkeraman jari pria yang memaksanya.
"Nah gitu dong... Jadi rekaman langka nih, bisa kita jual mahal coy..."
"Keluarin dalem ntar bro, biar dia ngerti enaknya ngentot... Hahahaha..." ujar pria lain yang sedang memegang kamera merekam aksi bejat mereka itu.
"Pleaseeee... Jangan dong... Aku gak mau hamil..."
"Rasain akibatnya kalo gak nurut apa kata kita Gre!"
"Ahhh gua ngecrot... Makan nih peju gua Greeeeeee! Bodo amat lu bunting... Hnggghhhhhh!!" pria yang sedang menggendongnya menghentakkan kontolnya dengan kasar ketika mengeluarkan spermanya didalam memek gre.
"Hahahahaha liat tuh banjir bener memeknya Gracia..." mereka mentertawakan gre yang tak berdaya dilempar keatas kasur setelah selesai dipakai oleh pria itu.
"Eh gantian gua dong... Masa gua udah ngaceng dari tadi cuma nontonin lu main doang kaga dibolehin nyicip sih!" salah satu pria yang sedang mengocok kontolnya itu mulai maju mendekati gre.
"P~please... Jangan... jangan dia... takuuuttttt..." gre bergidik ngeri melilhat pria yang diyakininya sebagai turis amerika berambut gimbal dan berkulit gelap itu mendekatinya terutama ketika matanya menatap kejantanannya yang makin membuatnya ketakutan.
"Udah makan tuh sisaan gua, udah puas gua sama dia." pria itu menjambak rambut gre dan memaksanya untuk membersihkan kontolnya.
[Jay pun yang sudah sampai villanya, setelah menaruh pesanan untuk para gadisnya dimeja kemudian segera menuju lantai 3 untuk melihat keseberang villanya. Beruntung villa Jay termasuk yang paling besar dibanding villa yang lain.]
"Hah? Ada yang sex party disini? Apa mungkin bukan orang lokal sini ya? Eh tapi? Ituuuu... Gracia?" jay menggunakan kameranya untuk memastikan wajah gadis itu.
*Jay baru menyadari bahwa suara gadis yang berasal dari seberang villanya adalah suara Gracia, gadis yang dia tabrak tadi.
Tanpa sengaja dia mengarahkan kameranya yang tadinya hanya untuk menzoom malah jadi memotret kejadian itu.
"Gua pikir awalnya tadi dia gadis biasa ternyata apalagi yang dia lakuin sama temen-temennya itu udah termasuk ekstrim untuk ukuran dia..." pikir Jay
"Tapi disatu sisi gua yakin, suaranya tadi bukan suara menikmati, malah kayak dipaksa gitu." terusnya sambil menatap layar kameranya.
[Dari belakang, jay tidak memperhatikan pintu kamar yang terbuka itu dan cindy muncul dengan mengendap-endap, dan mengagetkannya]
"Dorrrr... Hayooo ngapain?" ujar cindy yang sedang libur bertugas merangkul Jay untuk mengagetkannya.
"A~apaan sih, cin? Gak ada apa-apa kok..." Jay berusaha mengalihkan cindy dengan menepuk pipinya lembut kemudian mengajaknya pergi dan cindy pun mengikutinya tanpa melihat kearah tempat awal Jay tadi.
"Jay tadi kamu bawain aku kopi sama croissant ya? Tahu aja sih kalo aku laper, hehehe. Makasih ya, ini sekalian buat Haruka sama yang lain kan... Ihhh kemana dah tuh anak, belum balik juga jam segini katanya tadi siang mau balik..."
"Biarin deh cin, mungkin belum selesai urusannya. Kan bajunya dia disini sama anin juga udah ngasih duplikat kunci villa kan."
"Oh iya, ini obat kamu jay. Awas gak diminum yah! Nanti aku kasih pelajaran kamu, hihihi!"
"Halah, paling lu yang KO nanti cin..."
Cindy hanya tersipu malu ketika mengingat jay sanggup membuatnya orgasme berulang kali sewaktu dirumah sakit.
[Matahari pun kian terbenam dan mulai gelap jam menunjukkan pukul 6 sore]
Ting... Tong... Bel pintu villa kami berbunyi.
Haruka pun datang, aku tidak sempat mengenalinya karena dia mengenakan masker. Dia memakai atasan kuning dengan jeans ketat terlihat cocok dipakainya. pikir Jay
"Hai Jay... Maaf ya nunggu lama, tadi abis brainstorming kerjaan lagi buntu. Ini baru selesai langsung kesini, eh mana yang lain?" ucapnya sambil menunjukkan raut wajah yang berseri-seri.
"Tuh didalam lagi nonton netflix tuh, oh iya katanya hari ini kita masak masakan rumah aja. Lu bisa masak, har?" tanyaku
"Masakan rumah ya? Aku bisa beberapa hidangan sih, bentar ya aku ganti baju dulu. Abis itu kita siapin semua yang mau dibuat masak, oke?" balas Haruka riang
"(Tumben dia riang banget hari ini. Apa kerjaannya kemarin selesai dengan harapan mungkin ya?)" pikir jay menatap haruka yang sangat gembira nada bicaranya hari itu.
Kembali ke dapur dengan suasana yang kosong, "Wah ada bahan makanan apa nih?" celoteh Haruka sambil membuka kulkas.
"Tadi aku udah pesenin daging, udang, bumbu+sayuran lengkap Har... Kamu sih kemarin gak jadi pulang, kelewatan ikutan BBQ kan." balas anin yang keluar dari kamarnya menuju dapur.
Kalo gitu kita bikin gyoza sama donburi aja yah, mayan nih ada udang buat tempura. Oke?
"Terserah kamu deh Har, kamu yang ikut pegang dapur sekarang. Tapi garamnya dikurangin ya, jay gak boleh banyak garam masakannya jadi biar kamu tahu besok-besok kalo masak seberapa rasanya atau nanti buat jay kita masak terakhir biar gak kecampur sama punya kita." lanjut anin memberi arahan untuk haruka.
Sipppp... Yuk kita mulai... haruka memakai celemek yang diambilnya dari laci meja dapur.
[Mereka berdua pun mulai memasak dengan kompaknya.]
*tak lama kemudian makan malam selesai dihidangkan...
"Jay!!! Ayo turun kita makan..." panggil anin
"Aneh tumben gak nyaut kalo dipanggil, apa jangan-jangan dia ketiduran? Har, aku panggil Jay dulu keatas ya."
[Anin melangkah pergi menuju kamar jay di lantai 2...]
Tok... Tok... Tok... bunyi pintu kamar Jay diketuk.
"Jay..? Kamu tidur? Aku masuk ya?"
Cklek...
[Jay melamun sambil memandangi layar kameranya]
"Hei... Ngelamun aja sih... Ayo makan..."
"Eh nin... Gua tadi fokus liatin foto-foto yang gua ambil pas jalan-jalan..." balasnya
"Ada foto apa sih? Serius amat? Coba sini aku lihat!" lanjutnya penasaran
"Ah bukan apa-apa kok nin, cuma bandingin foto-foto aja gimana apa udah bagus apa perlu diedit dulu... Ayo lah kita turun..." jawabnya tergesa-gesa dan juga berusaha tenang sambil meletakkan kameranya disamping tempat tidurnya dan merangkul pundak anin pergi dari sana.
[Wajar jika Jay terlihat panik karena foto yang dilihat nya adalah foto telanjang Gracia yang digilir beberapa temannya sore tadi. Dia tidak ingin anin salah paham akan foto yang diambilnya itu.]
"Ayo kita makan semua... Pertama kali kita nyicipin masakannya Haruka nih, kalo enak besok-besok bisa minta bikinin lagi. Bisa hemat gak perlu sewa ART tambahan nih, hihihihih." ajak anin sambil tertawa menggoda Haruka.
"Dasar ya... Aku disamain ART, pasti enak lah masakanku. Bukan Haruka namanya kalo gak serba bisa." balasnya
"Hmmm... Not bad Har, enak juga seleranya cocok. Iya, boleh juga masakannya..." ujar cindy yang pertama mencoba sesuap makanannya sementara yang lain masih menunggu giliran berbagi lauk.
"Tuh kan... Kalo mereka suka, berarti kita emang gak perlu nambah cari ART lagi Har... Hahahahahaha!" sahut bella tertawa ikut menggoda anggota baru mereka itu
[Makan malam berlanjut dan beberapa saat setelah mereka akan menyelesaikan makan malamnya, ada seorang sosok yang berjalan pelan menahan sakit menuju kearah villa jay yang lampunya menyala terang dibandingkan villa yang lain dan membunyikan bel interkom pintu villa mereka.]
"Bentar ya, gua buka pintu dulu. Ada tamu kayanya deh." ujar jay sambil melihat layar interkom yang berada ditembok samping dapur untuk melihat siapa tamu yang datang.
"Dih Haruka fansnya banyak juga ya disini, sampe nyari kesini loh." kartika membalas perkataan jay barusan
"Tunggu... Siapa itu?" tanya Jay lewat interkom pintu
[Ada seorang wanita yang berdiri didepan interkom sambil terisak menahan tangis dihadapannya saat ini sambil memencet interkom villanya.]
"Gracia???" Jay terkejut melihatnya.
*Gracia terus menutupi tubuh atasnya dengan jaket yang dibawanya karena pakaian yang dia pakai tidak mungkin menutup area payudaranya dengan benar.
"P~please... siapapun... tolong aku..? S~sembunyiin aku dari teman-temanku!" balasnya memelas
*jay pun tidak tega melihat keadaan Gracia itu.
"Masuk gih, pintunya udah gua buka... Lu tunggu disini ya, gua panggil yang lain sama ambil handuk." jay mengajak Gracia masuk kedalam villanya.
*Jay pun membuka pintu gerbang dengan remote agar Gracia bisa masuk lalu berlari menuju ruang tengah dan mengabari yang lain.
"Nin... Nanti gua ceritain tapi didepan ada tamu, tolong temenin dia. Gua mau ambil handuk dulu diatas." ucap jay bergegas
"Hah? Siapa sih? Kok Jay gesit bener? Aku liat dulu deh." balas anin
Anin berjalan menuju pintu depan...
"? Maaf kamu siapa?" tanya anin
"H~halo... Maaf kak, aku gak punya pilihan selain kesini, aku cuma mau minta tolong sama kalian..." belum sempat dia menyelesaikan perkataannya Jay pun datang.
"Nin... Dia Gracia, tadi sore gua gak sengaja ketemu dia di sekitaran pantai. Ini Gre, tutupin badan kamu pake handuk ini." Jay memberikan handuk itu dengan tergesa-gesa dan sedikit memalingkan wajahnya dari tubuh Gracia.
"Apa ini Jay? Aku butuh penjelasan!!!" lanjut anin menyela setelah melihat tubuh Gracia dengan pakaian terkoyak tidak tertutup sempurna
"Lu minta gua jelasin detail nanti gua kasih, seenggaknya tolong dia dulu kek. Lu liat dia, liat bajunya. Lu tahu kan dia habis kena apa? Har... Haruka... Sini gih cepet... Tolong bantu bawa Gracia kedalam, pinjami baju yang ada dikamar wardrobe dulu ya." ujar jay sempat berdebat dengan anin yang merasa cemburu dengan tindakan spontan jay.
[Haruka mengerti hanya dengan melihat kondisi Gracia. Ia menuruti Jay dan membawa Gracia kekamarnya. Sementara Jay mengajak gadis yang lain ke halaman belakang untuk berbicara.]
"Kalian minta penjelasan kan? Gua bakal kasih tahu, tapi gua mohon jangan salah paham dulu ya."
... mereka hanya mengangguk menunggu jawaban jay seperti jay sedang melakukan bersaksi dalam persidangan.
[Jay fokus menceritakan versi dirinya ketika bertemu dengan gracia pertama kalinya...]
"Jadi gitu ceritanya. Gua juga gak nyangka bakal ada kejadian kayak begini dan tadi gua memang sempat ngedenger sesuatu dari villa sebelah. Terus gua iseng coba liat pake kamera dari kamar atas sebelum cindy mergokin gua kan tadi, tapi dia sendiri gak liat gua fokus kearah mana."
"Jay... Aku tahu kamu bersimpati, kamu pernah cerita ngelihat kejadian yang sama beberapa tahun lalu. Aku senang kamu masih berhati murni mau nolongin orang yang baru kenal. Tapi aku minta satu hal, jangan terlibat jauh karena kamu bisa bikin masalah kedepannya. Untuk sekarang kamu sebagai orang yang bertanggung jawab sama villa ini, terserah kamu nampung dia sementara waktu tapi inget untuk mastiin dia untuk pergi. Maksud aku bukan ngusir dia, takutnya dia bisa bawa masalah buat kita." balas anin yang takut jay terlibat masalah apalagi dia baru saja pulih dan kembali dari rumah sakit.
"Ya tapi jangan khawatir berlebihan gitu juga nin, kita udah sama-sama tahu sifat dasar jay kayak gimana." sahut cindy
"Iya bener tuh nin, coba misal kita diposisi Gracia. Jay juga bakal ngelakuin hal yang sama..." bella ikut membela tindakan jay
"Nanti kalo ada apa-apa kan bisa kita telepon polisi, apalagi jay juga kenal seseorang kenalannya di institusi polri kan?" tambah cindy menguatkan posisi jay
[Akhirnya mereka sepakat mendapat suara bulat untuk menolong Gracia sementara waktu...]
"Lu yakin, nin? Kita kan ada dokter sekarang disini... Gak bakal ada apa-apa kok, gua janji sama lu." ujar Jay sambil memeluk anin karena menyetujui keinginannya.
~Sementara itu di kamar Haruka...
"Kamu enggak apa-apa? Ini pakai baju ini dulu yah, aku turun dulu nunggu didepan yah kalo kamu butuh sesuatu. Kamu tenang aja, disini kebetulan cuma ada kita berenam kok dan juga mayoritas disini cewek semua cuma jay sendiri yang cowok."
"..." Gracia hanya tersenyum dan menuju ke kamar mandi
[Gracia menyesali apa yang terjadi pada dirinya dibawah shower dan mulai menangis mengingat dirinya sudah tidak perawan. Dirinya berusaha membersihkan liang memeknya yang sudah dinodai oleh banyak pria sekaligus hari itu dan yang paling menyakitkan hatinya dia dipaksa dan dikerjai beramai-ramai oleh banyak pria sekaligus. Dirinya dibuat taruhan oleh adik-adiknya dan sebagai konsekuensinya dirinya harus merelakan dirinya disetubuhi oleh banyak pria dari beragam penjuru karena gracia yakin teman-teman adiknya itu banyak yang membawa turis ketika berlibur disana. Seharusnya dia tidak mempercayai adiknya dengan langsung menyetujui untuk sedikit minum alkohol, yang ternyata memang sudah direncanakan sebelumnya. Dirinya hanya samar ingat, ketika berpesta baik shani maupun ashel juga terlihat mabuk. Saat dirinya diperkosa beramai-ramai itu, dirinya tidak melihat shani dan juga ashel yang kemungkinan dibawa ketempat lain dan mendapatkan perlakuan serupa.]
"Tok... Tok... Gracia... Kamu bisa jawab aku? Haruka yang sedikit khawatir masuk kembali ke kamar tempat gre berdiam dan mencari Gracia karena suara tangis didalam kamar mandi... "
"Klek..." pintu terbuka
Gracia yang sesenggukan berjalan keluar kamar mandi dan memeluk Haruka yang tepat berada dihadapannya ketika mencarinya didalam kamar.
"T~terima kasih ya kak..."
*Haruka mencium bau alkohol dari mulut Gracia meski Gracia berusaha menutupinya dengan tidak membuka mulut lebar-lebar.
"Jangan gitu ah, bukan aku yang nolong kamu tapi teman aku yang punya villa ini. Aku cuma ngebantu mereka, kamu jangan sedih lagi ya. Kamu udah makan? Kita baru aja makan malam, masih ada sisanya. Aku siapin buat kamu ya." balas Haruka
"E~enggak... I~iyah terserah kakak..." gre sedikit linglung dengan apa yang harus dikatakannya karena pikirannya masih shock.
[Haruka pun kembali turun menuju dapur, sedangkan sisanya menunggu diruang tengah.]
"Har... Gimana keadaan dia? Perlu sesuatu?" tanya anin
"Dia sudah mendingan kayaknya, bentar aku mau siapin makan malam sisa tadi sama coklat panas buat dia."
[Anin ikut naik dan menghampiri Gracia dan ikut menenangkannya.]
"Tok... Tok... Boleh aku masuk?"
"Hai... Kamu udah mendingan? Hmmm... Kamu boleh tinggal disini sementara waktu... Eeeh tapi ini semua karena permintaan jay. Tolong dipertimbangkan baik-baik ya." ucap anin sedikit tegas karena sangat protektif terhadap jay karena kesalahannya kemarin.
"..." gre hanya duduk termenung ketika anin mengajaknya berbicara.
[Setelah memastikan keadaan Gracia, anin bergegas kembali keruang tengah bertepatan dengan haruka yang membawakan makan malam untuk Gracia.]
"Gracia... Kamu kalau mau makan, ini aku udah siapin dimeja ya. Ini coklat panas biar kamu relaks, kamu minum ya. Kamu nanti tidur dikamar aku berdua sama aku ya!" ujar Haruka yang tidak segan berbagi kamarnya malam itu
"Iyaaa terima kasih ya kak. Kak? Aku belum sempet tanya nama kakak..."
"Panggil aja aku Haruka, disini aku tinggal sama yang itu barusan kesini namanya anin, ada juga dokter disini namanya cindy & bella, ada lagi yang lain yang masih keluar ada kartika sama fera. Mereka juga belum lama jadi pendatang baru disini, kamu cukup beruntung bisa ketemu mereka. Jangan khawatir mereka orang baik kok, kamu aman disini."
"Terima kasihhhh..." Gracia mengusap air matanya sedikit terharu karena dia diperhatikan oleh orang asing yang bahkan baru dikenalnya.
"Kita tunggu dibawah ya kalo kamu perlu sesuatu lagi, kalo enggak kamu langsung tidur aja. Oke?" balas Haruka sambil keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang tengah.
"Gimana dia Har? Mau makan? Apa butuh sesuatu?" tanya Jay cemas begitu melihat haruka menuruni tangga.
*Tumben banget Jay cemas sama orang, apalagi cuma sama orang yang dia baru kenal. Apa karena trauma dia balik ya? Kan waktu itu dia pernah janji bakal berusaha jagain adiknya dari orang-orang jahat, jay memang pernah cerita kalo punya saudara bukan kandung sih pernah dibully habis-habisan sewaktu di sekolah. Apa itu berlaku juga buat semua cewek ya? Anin sedikit mencurigai spontanitas jay tersebut.
"Iya gimana Har? Dia mau turun?" tanya cindy yang insting kedokterannya menyala.
"Dia masih mengurung diri dikamar, lagi tidur dikasur waktu aku kasih makan malam. Biarin dulu deh, besok kan dia pasti udah mau makan." balasnya
"Ya udah kalo gitu, nanti aku yang bantu urus dia. Ada beberapa tindakan medis yang bisa aku bantu nanti sekalian kalau dia mau bisa kita ajak untuk ambil visum buat laporan polisi. Oh iya jay... Kata kamu dia dari villa sebelah, ada kemungkinan temannya nyari kesini. Kamu serius mau sembunyiin dia sementara disini? Aku rasa dia dijahatin temannya sih. Kalo gitu semuanya... Kita harus buat alasan kalo ada yang nyari Gracia kesini ya, nanti kalo dia sudah pulih baru kita pikirin harus gimana, orangtuanya pasti nyariin kan. Dari logat bahasanya kayaknya dia orang luar bali deh." ujar cindy
"Okee... Siap bos..." balas jay dengan cepat menyetujui perkataan cindy
[Setelahnya mereka kembali dengan aktivitas masing-masing, sedangkan Gracia perlahan tertidur tanpa menyentuh makan malamnya karena energi tubuhnya yang terkuras.]
Hampir setiap dia bisa tertidur, ketakutan pikirannya berubah menjadi mimpinya. Setiap kali dirinya terbangun, gre terbangun dengan nafas tersengal-sengal dan memegang tubuhnya yang ternoda. Mimpinya diperkosa oleh banyak pria, tubuhnya dibuat mainan oleh mereka disemua sudut villa secara bergantian yang wajahnya tidak bisa dia singkirkan dengan waktu cepat itu kembali seperti sebuah timeloop dalam pikirannya.
[3 hari berlalu semenjak Gracia ditolong oleh Jay. Gracia pun menjadi begitu nyaman dengan mereka bahkan sesekali ia mulai aktif mengajak mengobrol baik jay, anin, haruka atau gadis yang lain dibanding pertama saat ia bertemu mereka dan pikirannya pun teralihkan dengan berinteraksi dengan mereka. Gre pun tak segan untuk membantu kegiatan di villa mereka sebagai balas budi karena sudah menolong dan menyembunyikan dirinya disaat genting.]
[Perlahan mereka semakin akrab meski sesekali Gracia terlihat menangis sendiri, Jay yang melihat itu mulai bersimpati untuk menghiburnya.]
"Gracia... Liat sini dong!!!" sahut jay spontan
"Ckrek!!!" Jay menekan shutter kameranya kearah Gracia yang belum siap.
*Gre dengan cepat reflek menutup wajahnya...
"Ihhh kak jay... Kamu fotoin apa?" tangannya menjauhkan kamera jay darinya.
"Eh maaf... Gua cuma pingin hibur lu kok, liat ini lu cantik kok pas difoto. Jangan sedih terus ya, senyum lu manis soalnya." ujar jay
[Gracia tersipu mendengar perkataan jay, meski dia sedikit trauma dengan kamera karena kejadian memalukan kemarin.]
"Makasih ya kak, kakak baik banget orangnya. Aku juga seneng liat fotonya, kakak pinter juga moto orang yah..." balasnya sambil memegang kamera milik jay.
"Gua disini aslinya juga dari kecil udah tertarik belajar fotografi sampe ada kesempatan kayak sekarang bisa punya manajemen sendiri."
"Ohh gitu... Gak ada mimpi yang lain? Misal bikin event di jakarta gitu?" tanya Gre padanya mencari tahu.
"Gua sebenarnya sering bolak-balik keluar kota buat foto, lagian suntuk tinggal lama di kota besar, gua pilih disini karena lebih santai dan banyak yang bisa gua pelajari selain fotografi, sampe gua gak sengaja kemarin ketemu lu pertama kali itu."
[Obrolan mereka berlanjut...]
*Selama berbincang, baik jay maupun gre perlahan semakin mengenal satu sama lain dan mereka bisa semakin terbuka karena kenyamanan yang terjalin.
"Ohh iya Gracia... Maaf gua harus tanya ini, lu ada rencana apa kedepannya? Lu enggak pulang dan ngurusin kerjaan lu yang sekarang?"
"A~aku..."
"Aku enggak tahu kak... Kejadian kemarin sebenarnya dilakuin sama adik aku dan juga teman-teman satu agensi sama aku, kalo aku balik tentu aku bakal ketemu mereka lagi. Aku juga gak berdaya karena mereka punya video rekaman buat ngancam aku lagi pastinya. Aku bingung harus apa!" jawab Gre sedikit berlinang air mata.
*jay pun tidak tega melihatnya kembali menangis dan spontan merangkul pundak Gre
"Lu yang sabar ya. Jangan khawatir gua pasti bantu, udah jangan nangis lagi. Lu jadi jelek kalo sedih gitu, senyum lagi ya kaya difoto kemarin."
[Gracia merasa tenang dan menikmati berada dalam dekapan jay yang meski mereka hanya sebatas pertemanan. Dia merasa ada perbedaan antara cowok yang biasa mendekatinya dengan Jay yang begitu hangat kepadanya.]
*dari kejauhan anin melihat itu dan sedikit jengkel karena terbakar cemburu. "Kenapa jay berubah banget semenjak ketemu Gracia ya? Apa dia cuma bersimpati atau memang punya rasa suka? Aku harus cari tahu secepatnya.]
[5 hari berlalu...]
Ting... bunyi sms masuk kedalam notifikasi hp Gracia dan raut mukanya sedikit tertekan setelah membaca isinya.
[Gre... Kita gak tahu lu sembunyi dimana, kita mau lu dateng ke tempat yang gua kasih karena kita belum selesai dengan urusan kita kemarin...
[Kali ini banyak sponsor yang mau kenalan sama lu, awas kalo lu sampe nolak lu bakal paham kalo rekaman full durasi lu nyebar di internet bakal jadi gimana. Pikirin reaksi keluarga lu sebelum nolak permintaan kita, terutama adik-adik lu...]
[Jangan lupa pake dress yang sexy juga... Hahahahahaha]
*Gracia yang panik kemudian mencari jay...
"Kak jay... Maaf... Tolongin aku...!"
"Mereka mau manfaatin aku lagi pake ngancem nyebarin rekaman aku ke internet." ujar gre menunjukkan sms yang baru saja masuk kedalam ponsel miliknya.
"Lu tenang ya. Gua sendiri udah berpikir kalau bakal kaya gini kejadiannya, gua juga sudah nunggu kesempatan ini dengan perencanaan matang sekarang lu ikutin saran gua aja ya. Lu konfirmasi aja permintaan mereka, kasih info detailnya sama gua nanti sisanya biar gua yang urus." balas jay percaya diri
"Kak... Kamu yakin???"
"Iya... Lu percaya sama gua sekarang, ini kesempatan bagus buat ngambil rekaman itu dan juga ngasih mereka pelajaran. Lu setuju dengan syarat mereka ngasih file asli rekaman mereka dan mau nemuin lu ditempat yang kita rencanain nanti." jay memegang tangan Gracia meyakinkannya.
[Gracia belum mengerti maksudnya dan hanya menurutinya berharap semua berjalan lancar seperti kata jay.]
*Hari yang ditentukan tiba. Gre yang sedari malam tidak bisa tidur, cemas akan nasibnya hari ini...
"Lu tinggal tunggu aja di kamar hotel yang gua siapin buat lu yah... Lu harus santai kaya biasa biar mereka enggak curiga dan pastikan rekamannya lu minta duluan. Oke? Good luck ya." jay memeluk gre seperti seorang kakak kemudian gre berjalan menuju kamar yang dibuat pancingan untuk mereka dengan pengawasan jay.
[Didalam hotel yang sudah disiapkan jay sebelumnya, Gracia kemudian masuk kedalam kamar itu dan menunggu kawanan manusia buas yang ingin mengerjainya sekali lagi. Gracia sering berpikiran buruk apa lagi yang akan terjadi kalau sebelumnya saja sudah melewati batas.]
Tok... Tok... pintu kamar tempat Gracia diketuk dan dia segera membukanya dan memmbuat tatapan matanya seperti melihat sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.
"Halo Gracia sayang... Udah kangen ya sama kita? Kita bawa banyak pasukan loh, pasti lebih asyik kali ini... Hahahahaha!!!" ujar salah satu pria itu sambil mencoba memeluk Gracia.
[Gracia pun menghindar dari percobaan asusila mereka itu, dan mencoba berlari keluar. Tapi tentu pintu depan dijaga banyak cowok kurang lebih belasan orang dibandingkan sebelumnya. Mustahil baginya untuk bisa menerobos keluar. Dengan mudah mereka menangkap Gracia, dan menggendongnya kembali masuk kamar dan menjatuhkan tubuhnya tepat diatas kasur kamar utama.]
"Kamu mau kemana cantik? Kamu janji kan mau ngelayanin kita, kok mau kabur? Gak liat yang aku pegang ini apa? Bayangin kalo ini aku post di sosial media, kamu bisa apa hah?" balasnya keras dengan menunjukkan rekaman dirinya sedang mabuk dan digerayangi oleh teman-teman prianya.
"B~berikan rekaman itu!! A~aku janji nurutin apa mau kalian...!!" mata Gracia mulai berkaca-kaca.
"Oke... Oke... Rekaman ini jadi buat kamu dan ini yang asli, sebagai gantinya kita bikin rekaman baru lagi ya. Huahahahahahaha!!!" pria itu melempar rekaman ditangannya keatas kasur dan pria lainnya mengeluarkan beberapa kamera untuk menyorot pada tubuh gracia.
*Gracia hanya bergidik mendengarnya karena tidak menyangka akan jawaban mereka dan kembali berusaha lari dari kamar itu.
"Pegangin dia! Hari ini kita nikmatin lagi semua lubangnya guys... Setuju???"
"Setujuuuuuuuuuuuu!!!!!" sahut yang lain sambil beberapa sudah ada yang menanggalkan celananya dan memperlihatkan kontol mereka tepat dihadapan Gracia.
[Hah? Semua lubang aku? Gracia merasa jijik dengan memikirkannya apa yang akan mereka perbuat kepadanya.]
"Kalian nanti gantian setelah gua kelar ya, siapin kamera lagi!"
"Siap bos!!!"
*Mereka pun mencoba menggerayangi tubuh Gracia yang masih terbalut pakaian rapi itu...
"Sini manis... Kita main enak-enak lagi..."
"Hahahahahaha..."
[Adegan itu ternyata sudah direkam dengan hidden cam dari berbagai arah sehingga wajah tersangkanya terekam jelas oleh tim yang disiapkan jay sebagai barang bukti akan percobaan pemerkosaan terhadap seorang wanita. Dan beberapa saat kemudian, sebelum Gracia menjadi korban kembali jay sudah memberi arahan pada petugas kepolisian yang menyamar yang ikut bersama dengan jay...]
Cklek... pintu kamar mereka terbuka dengan memakai kunci cadangan yang diberikan oleh manager hotel dan masuklah sekelompok polisi bersenjata lengkap...
"SEMUA ANGKAT TANGAN!!! KAMAR DAN HOTEL INI SUDAH DIJAGA DAN DIKEPUNG OLEH POLISI, KAMI MINTA KALIAN MENYERAHKAN DIRI TANPA PERLAWANAN KARENA TERBUKTI SUDAH MELAKUKAN PERCOBAAN TINDAK KRIMINAL!!!"
"Para pria yang mencoba menggerayangi gre kemudian meletakkan tangan mereka diatas kepala mereka..."
"SATUAN TUGAS!! BORGOL MEREKA SEMUA!!" perintah sang kapolres yang berdiri paling depan barisan mereka.
[Jay pun masuk ke TKP belakangan, dan Gracia melihatnya kemudian berlari menuju kearahnya. Dan Haruka beserta temannya menyusul kemudian.]
"Lu enggak apa-apa kan? Maaf ya lu harus sedikit mengalami kejadian gak enak ini sekali lagi, gua berusaha sebaik mungkin nepatin janji gua untuk ngebebasin lu dari orang seperti mereka." balas jay menenangkan gracia.
[Gracia yang mendengar perkataan jay hanya bisa tersenyum dan memeluknya erat.]
"Pak, tolong kasus ini diproses. Barang bukti sudah kita dapatkan, kalau bapak perlu keterangan saksi lebih lanjut silahkan hubungi saya kapanpun." ujar salah satu rekan yang menolong jay dengan membantunya karena memiliki koneksi dalam lingkaran kepolisian itu.
"Terima kasih ya Ron... Kamu udah berjasa banget nolongin Gracia hari ini." kata Haruka kepada sahabatnya itu.
"Terima kasih brother. Terima kasih juga Har.. Kalian berjasa banget hari ini..." ucap jay kepada mereka berdua.
"Terima kasih ya mas, sudah nolongin aku..." balas Gracia kepada teman jay yang baru dia jumpai hari itu.
"Hei... Hei... Gak perlu sungkan begitu, aku juga berniat menolong setelah Haruka dan jay berdiskusi soal rencana itu. Aku seneng aja bisa bantu kalian..." balasnya santai
"Ehemmm... Udahan kali pelukannya, gak enak juga diliatin orang..." celetuk Haruka dengan situasi yang ada.
*Mereka pun melepaskan pelukannya dan sedikit tersipu. Sementara Gracia pun mulai merasa jay menjadi sosok cowok idamannya yang gentle dan peka akan perasaan cewek.
"Kita pulang sekarang, biar disini ada Roni yang ngatur sisanya." ucap jay mengajak gracia pergi dari tkp mereka.
[Gracia mengangguk setuju dan mengambil jaketnya yang tertinggal, sementara Haruka mengikuti mereka dari belakang.]
[Setelah hari yang melelahkan, mereka pun sampai di villa dengan perasaan yang lega.]
Jay dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Gracia,kemudian mengambil perbekalan dari bagasi. "Ayo kita sudah sampai... Hari ini kita bisa santai party soal kemenangan kita..."
"Kamu bawa apaan tuh jay?" tanya Haruka...
"Ini? Buat BBQ nanti har, ada daging,sosis,jagung,dll... Lu nanti gak pake grill yang ada dideket kolam renang kan? Gua mau nyiapin BBQ spesial buat kalian semua." balasku
"Wah...wah... Party nih kita nanti..."Anin menyusul membuka pintu untuk mereka
Gracia yang terlihat riang hari ini membalasnya, "Iya kak, ini semua berkat jay dan kak Haruka juga."
"???" anin bingung akan balasan Gracia.
"Nanti aku ceritain deh, kamu free kan hari ini nin? ujar Haruka
[Persiapan makan malam mereka sudah selesai dan...]
"Nin! Kar! Har! Ron! Gracia! Fer! Cin! Bel! Yuk turun kebawah, kita party sekarang!!!" teriak jay memanggil mereka.
"Iya... Iya... Tuan muda bawel..." balas anin
"Ayo Har kamu panggil Roni didepan... Gracia... Kita turun..." ajak kartika mendengar panggilan jay dari ruang tengah.
"Tadaaaaaaa... BBQ special buat kalian... Ayo silahkan ambil, suka daging atau sosis, ini ada roti kalo mau dibuat sandwich sekalian..." balas jay
"Tumben girang banget kamu jay... Boleh nih, aku coba makan ya... balas cindy yang paling dekat dengan tempat jay memanggang sambil mengambil lauk yang tersaji.
"Iya nih... Ehemmm apa gara-gara tadi siang? Hahaha..." goda haruka.
"Hah? Emang ada apaan Har?" tanya anin
"Nin... Sebenarnya gua dari beberapa hari lalu udah ada rencana buat nolong Gracia, dan sesuai prediksi gua tadi siang orang-orang yang kemarin mencoba berbuat jahat sama Gracia jadi bisa kita tangkap dan masukin penjara. Itu semua berkat bantuan Haruka dan Roni."
[Anin pun masih sedikit tidak terima dan menarik jay menjauh untuk berbicara berdua.]
"Kamu apa-apan sih, jay? Aku kan udah bilang gak usah ikut campur masalah orang!" ucap anin dengan nada kesal
"Nin... Gak semua cewek seneng diperlakuin begitu? Lu sama Gracia juga pernah jadi korban, bedanya gua tahu lu sekarang enjoy dan terbuka soal gituan makanya gua berani nakal sama lu tapi kan Gracia gak begitu. Lu mau fera juga digituin sama orang? Kan lu tahu sendiri, lu yang marah-marah tahu adek lu pacaran diem-diem. Kalo fera lagi jauh terus diapa-apain cowok terus lu gak bisa bantu, gimana perasaan lu?"
"... (Iya juga omongan jay, aku kemarin gak sadar berusaha protektif sama adek aku sendiri takut diapa-apain sama cowoknya.) Terus kamu ada rencana apa lagi sama dia?" balas anin
"Kalo kita bikin agensi model disini lebih besar gimana? Biar gak semua talent tinggal disini sekaligus dan mereka gak perlu jauh-jauh ke bali untuk foto doang. Jadi Gracia nanti gabung sama kita, gua bakal coba minta agensinya buat oper kontrak ke kita. Tentu semua legalitas bisa kita urus, minta bantuan Haruka atau Roni sebagai pengelola di kota lain sebagai ganti kita, kita sebagai investornya." balasku
"Oke... Terserah kamu deh, kalau gagal harus kamu stop! Fokus aja disini? Deal?" tantang anin.
"Deal..!"
[Setelah perbincangan serius itu, mereka pun kembali berkumpul...]
"Perhatian semuanya... Bisa dihentikan dulu makannya, gua ada pengumuman penting untuk dibagi sama kalian..." ujar jay
"Mulai hari ini, dengan pertimbangan dan ijin dari anin sebagai tangan kanan gua, gua putusin untuk buat talent agency diluar bali dibawah pengawasan Haruka/Roni. Talent pertama disana yang gua pilih Gracia sama Haruka yang kemungkinan sering di jakarta atau kartika yang sebelumnya punya kontrak singkat 1 tahun yang bentar lagi habis juga bisa ikut kalo berminat. Gua gak perlu lagi kontak Gracia via agensi lamanya untuk kebutuhan foto, dan juga villa bisa kita sebagian kita renovasi untuk ekspansi setelah gua kemarin udah deal beli lahan disebelah jadi nanti HQ kita punya kamar lebih banyak lagi. Gua rasa gak adil kalo gua tinggal dikamar sendiri, sedangkan beberapa talent ada yang berbagi kamar. Untuk sekarang beruntung clara sama jena balik kerumahnya sendiri, jadi kalian bisa enjoy gak banyak tugas, yah kalian tahu kan mereka berdua lagi hamil jadi agak cerewet. Gimana?"
"Kamu yakin jay???" tanya cindy
"Gua justru ngelihat peluang, karena Gracia talent yang mumpuni buat narik pasar ada satu segmen yang kurang menurut gua pribadi. Gracia mungkin gak cocok sama segmen dewasa kaya beberapa dari kalian pernah foto, tapi menggeluti segmen j-pop itu langkah yang cocok buat dia karena cocok. Itulah kenapa gua pertama liat dia kayak liat karakter tertentu dalam anime/drama/something, siapa tahu dia makin terkenal nantinya, kan feedbacknya bagus buat kita ngejangkau pasar kalo gak buang uang jauh kesini cuma ketemu kita. Haruka juga mayan terkenal kan, kalo dapet tawaran endorse banyak juga seneng kan."
"Iya sih... Kalo gitu aku ikut ya! Kerjaan di jakarta juga sering dapet." ujar Haruka...
"A~aku mau gimana lagi. Aku ikut keputusan kak anin aja." balas fera
"Kita karena baru gabung dan tinggal disini, kita gak perlu ngapa-ngapain kan?" ucap bella
"Gak perlu sih bel, gua juga butuh kalian yang dokter disini. Gua juga belum sembuh bener kan? Sedangkan gua udah harus ke dubai, kalo gak fit dan ngawasin pengobatan gua bisa-bisa batal gua kesana. Nah... Untuk sementara itu dulu bayangan gua, nanti kita follow up lagi setelah gua pulang dari dubai. Optimis kita soal project ini, sekarang ayo kita lanjut party nya. Cheers..." jay mengangkat kaleng minuman kepada mereka.
"(...)" gre hanya termenung dan menatap jay yang menurutnya sudah banyak membantu dan memberi untuknya.
[Menjelang tengah malam, satu per satu mereka mengantuk dan kembali ke kamar masing-masing.]
*Jay yang sendirian dipinggir kolam renang sedang membereskan perlengkapan BBQ mereka, kemudian Gracia menyusul hendak menolongnya.
"Hai kak... Aku bantu boleh?"
"Hai.. Belum tidur? Kalau lu mau silahkan, bawa yang ringan aja. Tuh piring/nampan bisa lu bawa ke dapur..."
"Kak jay... Aku jujur mau terima kasih sekali lagi, berkat bantuan kakak tadi siang aku bisa terbebas dari mereka. Aku ngerasa belum bisa balas jasa kakak cukup dengan cuma nerima jadi talent, bahkan gak sebanding dengan bantuan kakak."
"Udah jangan dipikirin lagi... Gua dari awal kan emang fokus mau bantuin lu, bukan kemudian pamrih minta lu harus gimana-gimana buat gua. Gua sendiri ikhlas karena gua pernah mengalami kejadian yang sama... Upsss..." jay keceplosan berkata...
"Hah? Pernah? Kenapa?" gre yang kemudian rasa penasarannya muncul makin mendekati jay dan duduk disampingnya.
[Jay yang terlanjur kemudian bercerita pengalaman pahitnya...]
"Gua harap lu jangan sebarin ini ke siapa-siapa ya, keluarga gua cukup menderita karena hal ini sedangkan waktu itu gua enggak bisa bantu apa-apa. Sekarang gua udah mulai bisa hidup jadi individu yang baru dan punya kemampuan buat jagain orang disekitar gua..."
*Gracia terkesima mendengar jawab jay dan merasakan jay benar-benar cowok idaman yang melindungi cewek. Perasaannya terhadap keluarganya sendiri yang jarang diutarakan, yang malah dia sendiri bagikan dengannya yang bukan siapa-siapa justru semakin mendekatkan mereka.
Gre berdiri mengambil nampan dan piring yang tersisa, "Kak ini aku bawa masuk yah..."
"Oke..."
Kemudian...
"Kak liat sini?" Gracia memanggil jay kearahnya...
"???" jay menoleh kearah Gracia memanggil.
*Chuuuuup... "Makasih ya kak! Panggil aku gre aja biar enak dan akrab!!" Gracia mencium pipi jay dan berjalan cepat menuju ke arah dapur.
Jay kaget memegang pipinya yang spontan dicium Gracia.
"Gre... Lu?"
Bersambung...