Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Keterusan

KETERUSAN
Part 08 Syahwat

Seumur hidupku, aku tidak pernah mengira jika wanita yang telah kunikahi selama ini, memiliki sisi lain yang benar-benar liar. Ia, tak polos yang kubayangkan. Bahkan, sampai detik ini pun, aku tak pernah menemukan wanita lain yang memiliki kebinalan seperti itu.


Tanpa malu-malu, Mela mempermainkan batang penisku. Menjilat, menghisap dan mengocoknya dengan cara yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Perlakuannya pun benar-benar beda. Tak ada rasa canggung seperti Mela yang kukenal sebelumnya.

Ia juga begitu percaya diri. Tak ada rasa malu sedikitpun. Mela juga sama sekali tak mempedulikan jika saat ini, kita berdua masih berada diluar ruangan. Meskipun masih terhalang kaca gelap mobil, Mela benar-benar berani untuk melakukan perbuatan mesum itu.

TEK TEK TEK
Suara tarikan tangan Mela, mulai menyiksa kulit penisku. Meskipun Mela memperlakukan kocokan tangannya dengan kasar, entah kenapa, aku merasa menikmatinya.


“Jadi… Meskipun aku dan Fadil tak ada niatan untuk berbuat lebih jauh, akan tetapi entah kenapa semua itu bisa terjadi, Mas…” Ucap Mela membuka cerita, “Aku tak rencakan, Fadil juga tak membicarakan… Semua berjalan biasa saja…”

“Jadi….”
“Ssssttt….” Bisik Mela sambil mengatupkan mulutku dengan jari telunjuknya, “ Biarin aku cerita dulu, Mas..”
“Oke…”


“Hingga saat Mila dan Edwar bercinta, tiba-tiba, kami berdua teringat akan masa lalu…” Jelas Mela sambil melihat reaksiku, “Suara persetubuhan kedua pengantin baru itu begitu heboh, Mas… Sehingga membuatku dan Fadil menjadi kikuk..”

“Hingga aku gak tahu siapa yang memulai duluan, tiba-tiba kami berdua sudah saling cium…”
“Aku tak memulai, Fadil juga tak berniat. Hanya saja, mungkin sudah kebiasaan dari jaman pacaran bareng dia yang membuat tubuhku langsung menerima perlakuan tak senonohnya. Meskipun kami berdua sudah bertahun-tahun tak ketemu…”


“Sambil berciuman, Fadil berkata jika ia benar-benar kangen dengan diriku, Mas… Ia kangen tetekku... Kangen sepongan mulutku… Kangen jepitan memekku… “ Mela kembali menghentikan kocokan tangannya pada penisku. Sekedar untuk melihat reaksiku.

“Iya, terusin…” Jawabku memberikan instruksi.
“Fadil juga berkata, jika satu-satunya hal yang paling membuatnya kangen denganku… Adalah adalah, ia pengen bisa menyetubuhiku dengan kasar, Mas. Ia pengen melakukan hal itu seperti jaman kami masih pacaran. Fadil berkata,
selama jauh dariku, Ia tak bisa menemukan wanita lain yang lebih jago dariku…”

“Bagiku, itu bukan pujian yang baru satu atau dua kali kudengar darinya. Karena memang, asal kamu tahu ya Mas. Hampir semua mantan yang sudah bersetubuh denganku, pasti berkata seperti itu…”

“Tapi kok aku ga pernah kamu……..”
Mela melirik tajam kearahku. Seolah berkata
“Diam…! Mau aku ceritain lebih lanjut? Atau tidak?”

TEK TEK TEK TEK TEK
Lagi-lagi, Mela mengencangkan lagi gerakan tangannya pada penisku. Ia seperti memerintahkan diriku supaya diam. Membuatku harus menahan pertanyaan atau komentarku jika ingin mendengar cerita cabul istriku.
“Sambil melumat bibir, Fadil mengunci kedua pergelangan tanganku. Mencengkramnya diatas kepalaku, dan tanpa persetujuanku, mulai melucuti pakaian yang ada ditubuhku… Ia berkata jika sejak awal melihatku, Ia langsung merasa kangen… Mantanku itu ingin ngelihatku telanjang dan ingin menikmati aurat tubuh yang sering ia rasakan…”


Wajahku memerah. Aku ingin bertanya. Namun sebelum aku membuka mulut, Mela kembali mengatupkan bibirku. Seperti tahu dengan apa yang kupikirkan, Mela hanya tersenyum.

“Aku tahu apa yang akan kamu tanyakan, Mas… Kenapa aku tak menolak perlakuan lancangnya itu… “ Ucap Mela mewakili pertanyaanku, “Betul begitu khan…?”

Aku mengangguk. Mela juga tersenyum.

“Jika Fadil sedang bersamaku, aku juga ga tahu Mas kenapa gak bisa melarang kelancangannya. Ia seperti memiliki sihir yang selalu membuatku, tak mampu menolak keinginannya… Setiap kali ia berbuat cabul, tubuhku seolah mengiyakan… “ Jelas Mela terus mengurut penisku naik turun. Sesekali ia meludahi kepala kemaluanku supaya dapat memberikan kenikmatan lebih.

“Fadil, benar-benar berbeda denganmu Mas.. Fadil bukanlah orang yang lembut. Ia juga bukan orang yang romatis… Akan tetapi, dari sikap kasarnya, sepertinya Ia berhasil mengubahku, Mas… Bersamanya, aku seolah menjadi budak… Wanita murahan yang selalu menurut setiap perkataannya dan permintaan mesumnya…”

“Dan dari sebab itu, Fadil membuatku tergila-gila.. Membuatku rela melakukan apapun ia minta… Termasuk ketika ia memintaku untuk tak menjawab telephon darimu selama sedang bersamanya…”

“BRENGSEK…”
“Sstttt…. Mas….” Ucap Mela kembali mengatupkan bibirku sambil makin mempercepat kocokan tangannya pada penisku.


ANNNJIIIMMM
Nikmat sekali rasa kocokan tangan Mela. Membuatku tak mampu berkata-kata lagi.


“Kamu aneh deh mas… Masa kontolmu ini terasa semakin keras ketika mendengar ceritaku seks-ku bersama Fadil…” Ejek Mela terus menggerakkan tangannya naik turun. “Kamu suka ya, Mas.. Ketika tahu kelakuanku istrimu seperti ini…?”

TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK
Kampret…


Aku tak tahu, apakan ini karena aku sudah terlalu nafsu? Atau memang kocokan tangan istriku terasa begitu enak. Karena jujur, aku tak pernah merasakan kocokan tangan yang senikmat ini. Aku juga tak pernah tahu, jika Mela bisa tahu, titik-titik nikmat pada selangkanganku. Kocokan tangan Mela, membuatku seolah sedang benar-benar beronani dengan tanganku sendiri.

“Hihihi… Liat… Makin keras kontolmu Mas… “ Goda Mela yang sesekali menepukkan batang penisku ke telapak tangannya, “Kamu masih lama keluarnya khan Mas…?”
“Masih…” Jawabku sok cuek. Padahal aku sudah mulai merasa kesulitan untuk menahan denyut ejakulasiku.
“Bagus.. Karena ceritaku juga bakalan panjang… Hihihihi…” Kekeh istriku dengan tatapan mengejek, “Kalo gitu, aku lanjutin ceritanya ya, Mas…”


Aku mengangguk

“Fadil sebenernya lelaki brengsek. Kasar. Dan tak punya pengertian mengenai perasaan wanita. Jika dibandingkan dengan sikap gentlementmu, Fadil tuh jauh dibawahmu. Hanya saja. Untuk sebagian wanita, kadang ia ingin dikasarin, Mas. Ingin dihina. Ingin disiksa. Dan kalo aku simpulkan, ketika bercumbu wanita kadang bosan dengan sikap lemah lembut seperti yang sering dirimu beri padaku…”

“Wanita, terutama seperti istrimu ini, kadang ingin disakiti secara seksual, Mas…” Ucap Mela memberi kesimpulan.

“Hah…?” Kagetku
“Iya, kamu ga salah denger kok…” Sahut Mela, “Wanita memang kadang pengen dianiaya… Oleh lelaki bajingan seperti Fadil.. Ngerti…?”
Seperti sedang diajari oleh sosok guru mengenai seks wanita, aku hanya mengangguk.


“Bagus… Kalo gitu, aku lanjutin ke cerita kemarin ya Mas…?”
Lagi-lagi aku mengangguk.


“Jadi setelah Fadil melucuti pakaianku, ia langsung menatap dalam-dalam kedua tetekku. Sebelum akhirnya, mulutnya melahap tetekku dan menggelitik putingku secara bergantian. Seperti sedang mengajak gulat, tak henti-hentinya Fadil melilit putingku dengan lidahnya. Aaaahhh. Sumpah… Geli banget rasanya, Mas.. Apalagi ditambah dengan jenggot yang ada diwajahnya, membuat lendir memekku langsung membanjir basah…”

“Secepat itu..?” Celetukku.
“Iya… Ketika si wanita menemukan orang yang tepat, hal sekecil apapun, bisa langsung membuat memeknya becek, Mas…” Jelas Mela lagi, “bahkan, saat giginya mengerat putingku… Lalu mengunyahnya dengan kasar… Aku merasa, sepertinya memekku mulai berkedut…”


“Ketika sedang melumat tetekku, Fadil juga sering membisikkan kalimat-kalimat jorok yang sangat tak pantas. Ia sering memanggilku pelacur, menyebutku perek, bahkan sering mengataiku anjing… Tapi, itu malah membuatku makin terangsang, Mas. Iya… Aku suka..

“Setelah itu, Fadil membaringkanku ke sofa. Kemudian, ia berdiri dihadapanku, dan memintaku untuk melucuti pakaiannya… ” Cerita Mela
“Sebentar-sebentar…. Fadil memintamu untuk melucuti pakaiannya…?” Tanyaku heran, “Memang ia tak bisa melepas bajunya sendiri…?”
“Suka-suka dia, Mas… Mau perintahin aku apa…” Jawab Mela ketus, “Toh aku ga komen kok. Karena ya memang aku suka menelanjangi dia…”


“Terus…? Kamu telanjangin dia…?” Tanyaku lagi.
“Iyalah…” Jawab Mela spontan
“Terus liat kontolnya…?” Sambungku makin penasaran


Mela tiba-tiba menghentikan kocokan tangannya dan menatap tajam kearahku lagi. Seolah merasa terganggu karena pertanyaan-pertanyaanku bodohku yang sepertinya mengganggu ceritanya.

“I… Iya deh.. Aku ga nanya lagi….” Jawabku mencoba mengerti akan arti dari tatapan matanya.

“Iya. Aku liat kontolnya… Aku liat kontol besarnya… Kontol yang sama… Seperti kontol yang dulu seringkali ngentotin memek aku…”

“Uhhh… Mela…” Erangku spontan karena mendengar penjelasan istriku.
“Hihihi… GILA kamu Mas… Makin aku ceritain cerita mesumku… Makin keras aja nih kontolmu Mas… “ Goda Mela sambil terus mengocok batang penisku, “Sampe-sampe, udah keluar precumnya juga… Kamu tuh suami macam apa coba…? Denger cerita istrinya dientotin cowok lain kok bisa-bisanya pengen ngecrot…”


“Aku ga pengen ngecrot kok Dek…”
“Hihihi… Gausah bohong, Mas… Akuin ajalah… Gapapa kok…” Tebaknya sambil memperkuat gerakan kocokan tangannya.


TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK
“Uuuhhhh…. Deeekk…” Erangku kelojotan karena rasa nikmat pada penisku. Sepertinya, Mela benar-benar paham bagaimana cara memperlakukan penisku. Karena ejakulasiku terasa benar-benar ingin segera keluar.


BANGSAAAAAATTT
Jeritku dalam hati. Aku harus bisa menahan dorongan ngecrotku. Aku tak mau cerita istriku terputus karena ejakulasiku. Aku harus bisa mendengar keseluruhan cerita Mela sebelum orgasme.


“Te.. Terus terus…?” Tanyaku berusaha menenangkan gelegak ombak birahiku.
“Masih kuat nahan ngecrotnya…?”
“Kuat dong…. “ Jawabku yang mati-matian berusaha meyakinkannya, “Sampe pagi kamu kocokin kaya gini pun, aku masih bisa nahan, Dek…”


“Hihihi.. Sok kuat deh…” Ejek Mela sembari meremas batang penisku. Ia juga memutar-mutar mulut penisku dengan ibu jarinya. Meledek cairan precum-ku yang semakin lubar karena gelombang ejakulasiku yang makin tak tertahankan lagi.

“Aku tahu bener kemampuan kontolmu, mas…” Bisik Mela yang kemudian mengecup lembut kepala penisku.

CUUUUPPPP
“SHhhhh…. Ooohhhh…” Erangku yang lagi-lagi spontan terlontar dari mulutku.
“Hihihihi… Sehebat-hebatnya kontol ini… Kemampuannya cuman separuh dari kontol Fadil, Mas…”
“Mak… Maksudnya…?”


Mela menyeringai. Menampilkan kebinalan serta keseksian wajahnya padaku.

“Maaf ya Mas, tapi aku harus cerita kepadamu hal yang sebenarnya…” Ucap Mela dengan mulut tak henti-hentinya tersenyum kepadaku, “Kontol Fadil tuh kontol idaman setiap lelaki… Kontol dia tuh besar banget… Dan saking besarnya…. Sekuat apapun Fadil memaksakan kontolnya masuk kedalam mulut… Aku tak pernah bisa menampungnya, Mas… karena aku hanya bisa melahap separuh dari panjang batangnya…”

“Kontol Fadil emang sebesar itu ya…?”

Mela berhenti sejenak. Kemudian ia menatap penisku, dan menimang-nimang sebentar.
“Kontol Fadil, sepertinya hampir dua kalinya kontolmu deh, Mas…” Senyum Mela dengan raut wajah sedikit menyepelekan. Setelah itu, Ia membuka mulutnya dan melahap penisku bulat-bulat.


HAAAAAAPPPP
Meskipun ukuran penisku sudah diatas rata-rata, ternyata istriku sanggup memasukkan semua kedalam mulutnya. Bahkan aku bisa merasakan, kepala penisku menembus tenggorokan, dan lanjut kedalam kerongkongannya. Hingga beberapa detik kemudian, aku bisa merasakan ujung hidung istriku, pada rambut kemaluanku.


GAAAGG.. GAAAAGG… GAAAAAAGGG…..

BANGSAAAT
Ternyata Mela bisa menelan seluruh batang penisku.


“Kenapa aku baru tahu kemampuan istriku sekarang….?” Raungku ketika merasakan pijatan-pijatan nikmat yang tak pernah kurasakan sepanjang hidupku. Pijatan yang terstruktur. Pijatan yang begitu kompak. Pijatan yang bergerak secara estafet. Yang membuat syaraf-syaraf kepala kemaluanku, seketika menjadi supersitif.

GAAAGG.. GAAAAGG… GAAAAAAGGG…..

Dan, beberapa detik kemudian

CROOOTT CROOT CROOOCOOOTT CROOOTT CROOOTTTT
Tak kusangka-sangka. Sepermaku menyembur begitu saja tanpa aba-aba. Penisku menegang, dan ejakulasi tanpa kuperintah sama sekali. Otot dan syarafku berdenyut kencang, dengan kedut yang begitu nikmat. Memompa jutaan benih segar dari kantung zakar, dan bermuara di dalam mulut istriku.


SLUUURRPPP…. SLUUURRPPP…. PUAAHHH…
Suara mulut Mela ketika menelan seluruh semburan spermaku dan menyapu kepala penisku hingga bersih.


“PUUAAAHHH…. Begitu aja kok kamu udah keluar, Mas…?” Tanya Mela dengan nada dan intonasi datar. “Nggghhhh….” Erangku dengan tubuh kelojotan.
“Hihihi… Percuma dong Mas… Kontolnya besar aja tapi cepat keluar…” Sindir Mela yang memuji, sekaligus menghina, “Padahal baru denger ceritanya aja loh…. Belom liat aslinya….”


“Ngelihat…? Buat apa coba…?” Heranku.
“Yah…. Kali aja kamu beneran pengen ngelihat istri tercintamu ini… Dientot oleh kontol selingkuhannya…”


ANJIM memang si Mela ini.
Sekarang ia mulai berani mengambil alih dominasiku.


“Yaudah… Ini khan pejuh kontol kamu udah keluar, Mas… Jadi sekarang kita pulang atau gimana…?” Tanya Mela setelah selesai membersihkan lelehan sperma yang ada batang penisku sambil melirik kearahku.
“Aku masih pengen denger kelanjutannya…”
“Beneran…?” Ucap Mela dengan mata terpicing, “Kamu ga sakit hati denger ceritaku barusan…?”


“Sepertinya… Kamu telat kalo nanya hal itu kepadaku, Dek…” Sindirku
“Hiihihihihi… Jadi yakin ya, aku lanjutin ya ceritaku kemaren…”


Aku mengangguk, dengan debar jantung yang masih memburu.

“Oke….” Lanjut Mela dengan senyum mengembang, “Sumpah.. Nyepong batang kontol Fadil yang sebesar pergelangan tangan itu tuh… Membuat rahangku cepat pegel, Mas..”
“Besar banget ya…?”


Mela mengangguk, “Bener-bener ga muat Mas, meskipun ia memaksanya masuk ke mulutku… Lalu, tak lama kemudian, Fadil bertanya kepadaku…” Mela menghela nafas. Melirik kearahku dengan mata bulatnya.
“Ta.. Tanya apa…?” Ucapku bingung dengan tatapan mata istriku.
“Iya. Fadil nanya… Bolehkah kontolnya bersilaturahmi dengan memekku….?” Ucap Mela sambil tersenyum


GLEEEKKK.
“BAJINGAN….” Erang Batinku, “Kok bisa-bisanya Mela menjadi sebinal ini…? Sumpah, seksi sekali senyumnya…”


“Fadil bilang, kalo kontolnya sudah benar-benar kangen dengan memek sempitku, Mas… “ Senyum Mela seolah menghina kearahku, “Fadil juga bilang kalo ia kangen ingin membuang spermanya kedalam memekku… Membuahi rahimku dengan pejuh panasnya…”

“Se… Serius…?” Tanyaku gagap. Dengan penis yang mulai kembali menegang.
Mela melirik kearah kemaluanku. Ia menyunggingkan senyum karena melihat betang penisku yang perlahan-lahan menegak. “Iya… Fadil tuh orang yang tak pernah main-main… Ia beneran pengen membuahiku, Mas…” Sambungnya seolah ingin melihat reaksiku lebih lanjut.


“Lalu…? Ka… Kamu jawab apa…?” Tanyaku dengan dada berdebar-debar. “Kamu bolehin…?”
“Kalo menurutmu, kira-kira aku bolehin apa nggak…?”


AAHHSSS… SIIIAAAALLLL…!!
Leherku tercekat melihat kebinalan cerita Mela kepadaku. Suaraku benar-benar menghilang dan otakku menjadi tak bisa berpikir.


“Tanpa melepas celana dalam yang aku pake, Fadil menempelkan kepala kontolnya dicelah kemaluanku... SUMPAH… Kepala kontolnya, terasa panas banget…. Padahal itu masih terhalang kain kancutku…” Bisik Mela sambil tersenyum. Mengusap air mazi yang kembali keluar dari mulut kepala penisku dengan ibu jarinya

“Ssshhhh….” Aku hanya bisa mengerang. Tubuhku menggigil.
“Fadil lalu menyampirkan bawahan celana dalamku. Menggesek-gesekkan kepala penisnya ke memekku yang sudah membanjir, lalu membenamkan batang jumbonya membelah liang kenikmatanku. Merojoh kemaluannya ke memek istrimu ini, Mas….”


ANJJJIMMMMM.
Mendengar cerita gak jelas seperti ini saja, penisku menggeliat dengan kuatnya. Menampakkan kegagahannya ke istri yang sudah dinikmati lelaki lain.


“Sepertinya… Otakmu udah bener-bener konslet deh, Mas… Masa kamu sange lagi gara-gara denger cerita aku dientot kontol lelaki lain sih…? Padahal khan kamu baru aja ngecrot…”
“Aku…. Aku….”
“Hihihi… Gapapa, Mas… Aku ga perlu dengerin penjelasanmu kok… “ Ucap Mela sambil mengatupkan mulutku dengan jarinya, “Kalo gitu, aku terusin lagi yaa…?”


Aku mengangguk.

“Saat kontol Fadil menyodok memekku, bibir liang senggamaku terasa ikut terdorong masuk kedalam… Meskipun lendir memekku sudah membanjir, entah kenapa rasanya ga cukup untuk bisa melumuri kepala kontol Fadil yang seperti bola billyard…”

“Bulat, mengkilap, dan begitu keras….”

“Oleh karena itu, Fadil harus mencoba beberapa kali menusuk dan mencabut kepala kontolnya kememekku.. Ia juga tak henti-hentinya meludahi batang penisnya supaya bisa memasuki kemaluanku lebih jauh lagi… Dan kamu tahu nggak, Mas…Rasanya pedes banget Mas… “ Senyum Mela terus-terusan kearahku, “Kamu tahu sendiri khan… Kalo memekku ini kecil… Kena kontolmu yang besarnya cuman segitu aja memek aku berasa kepenuhan, gimana coba kalo disodok kontol sebesar botol mineral…?”

“Cuman… Karena aku juga ingin tahu kemampuan memekku, akupun membiarkan kontol Fadil mengaduk-aduk memekku… Dan ketika kepalanya berhasil masuk….”

PREEETT… PREEEETTT...PREEETT…
“Memekku sampai terkentut-kentut, Mas… Kaya rongga yang ada dikemaluanku, keisi penuh oleh batang kontolnya yang super besar itu….” Jelas Mela dengan kalimat penuh semangat.
“Ngggg…?” Aku hanya tertegun mendengarnya.


“Namun, setelah beberapa kali kontol Fadil keluar masuk di memekku, lama-lama aku merasa ada sebuah kelegaan di diriku…”
“Hah…? Kelegaan…?”


“Iya Mas. Lega…. Maksudnya, aku tak perlu lagi merasakan sakit seperti awal ketika bersetubuh. Ketika kepala kontol masuk, sakit memekku seketika tergantikan oleh sebuah rasa nikmat yang begitu hebat. Geli, gatal, perih, sekaligus nikmat…. Dan setelah beberapa kali kontol Fadil bisa keluar masuk ke memekku, aku mulai merasakan kenikmatan yang membuatku terbang keawang-awang…”

”Enak…?” Tanyaku spontan.
Mela tak menjawab. Ia hanya memejamkan mata sambil tersenyum.


“Dengan terburu-buru, Fadil terus menusukan batang kontolnya yang jumbo. Memaksa memekku supaya bisa mengimbangi kekasarannya sodokan kasarnya… Hingga… tiba-tiba, aku merasakan sodokan kencang di mulut rahimku…”
“Kesodok kontol Fadil…?”
“Iya….” Senyum Mela dengan wajahnya yang begitu menggoda, “Sodokan kepala kontol Fadil benar-benar berasa… Mungkin karena batangnya terlalu panjang, sampai-sampai ulu hatiku sesak karena tusukannya….


“Sakit…?” Tanyaku polos.
“Menurutmu…?” Lirik Mela terus dengan senyum manisnya.
“Ya aku juga gak tahu Dek… Khan aku ga punya rahim…”
“Ihhhsss bego.. “ Ketus istriku sambil memutar bola matanya, “Ya jelas sakitlah… Cuman karena dia udah sering ngentotin memekku, Fadil tahu banget… Kalo mulut rahimku tuh merupakan titik sensitif tubuhku…. Makanya, ia tahu cara merangsang syaraf mulut rahimku..”


“Emang bisa ya…? Merangsang mulut rahim…?” Heranku seolah tak percaya dengan ucapannya.
“Hihihi… Nah itulah bedanya dirimu dan Fadil, Maassss….” Ejek Mela sambil tersenyum mengejek. “Fadil, tahu cara memanjakan seksual wanita. Ia tahu dimana titik kenikmatan wanita, hanya dengan sentuhan sesaat…”


BANGSAT
Kena lagi aku dihina istriku.


“Kontolmu, sebenernya juga pernah merangsang rahimku loh, Mas….” Jelas Mela
“Serius…?” Tanyaku dengan nada tak percaya.
“Iya…. Beberapa kali malah…” Sambung istriku, “Akan tetapi karena keegoisanmu… Mungkin membuatamu tak menyadarinya…”
“Ya karena kamu ga bilang…” Jawabku berusaha membela diri.


“Kamu tuh ya, benar-benar bego deh….” Sindir Mela makin ketus. “Wanita manapun, tak akan menceritakan apa yang ia rasakan ketika ngentot kalo ga ditanyain, Massss…. Sumpah, sepertinya kamu harus belajar ama Fadil deh… Gimana cara memuaskan nafsu birahi istrimu…”

BAJINGAAAANN.
Mendengar ejekan di kalimat Mela, ingin rasanya kupatahkan tulang si Fadil sialan. Karena dimata Mela, aku jadi seperti lelaki yang tak tahu sama sekali mengenai cara berhubungan badan.


“Kenapa Mas…?” Tanya Mela ketika mendapati tubuhku bergetar karena ejekan kalimatnya, “Kamu marah…?”
“Enggak…”
“Mau diterusin nggak ceritanya…?”
Tak menjawab. Aku hanya menganggukkan kepala.


“Selama beberapa menit kemudian, desahan dan erangan nikmat kami berdua, mulai terdengar di kamarku. Fadil menusukkan penisnya dengan kasar ke memekku. Saking kasarnya, bibir memekku sampai ikut masuk dan keluar, seiring sodokan kontolnya…”

PLAK PLAK PLAK
“Tak henti-hentinya aku menjerit Mas…. Tapi itu bukan jeritan kesakitan… Melainkan jeritan nikmat… Dan dari sodokan sodokan kasar itu, aku mendapat orgasme pertamaku…”
“Hah…? Cepet banget, Dek…?”
“Iya. Ga sampe 5 menit, memekku orgasme.... Aku keluar Mas…. “


“Muncrat ga…?”
“Dengerin dulu… “ Potong Mela “Ini, yang membedakan kamu dan Fadil, Mas… “
“Maksudnya…?”
“Ia ga sepertimu yang langsung mendiamkanku ketika orgasme… Ketika aku muncrat, Fadil terus menyodokkan kontolnya… Dia akan terus ngentotin memekku, meskipun aku sudah kelojotan karena semburan orgasmeku… Fadil nggak akan berhenti ngentotin meskipun memekku sudah muncrat tak karu-karuan…”


“Muncrat seperti kemarin..?”
“Beda dong, Mass. Kalo ngentot ama Fadil, aku bisa muncrat sampe ngebasahin sprei dan lantai kamarku… Dia tuh penakluk wanita… Dan selama ia melihatku masih bisa berdiri, kontolnya akan terus menghajar memekku hingga aku tak sadarkan diri karena tenggelam dalam kenikmatannya…”


KAMPREEETTTT
“Segitu hebatkah Fadil, sampai istriku memuja-muja dia…?” Heranku membayangkan Mela ketika sedang dientotin selingkuhannya.


“Hihihihi… Kontolmu kok makin ngaceng, Mas…?” Goda Mela ketika mendapati penisku yang makin mengeras.

“Malem itu kamu ngecrot berapa kali, Dek..?” Ucapku mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Gatau…. Buat apa coba diitung-itung…? Hihihihi… “ Ucap Mela sambil menertawakan diriku. “Lagian, buat apa sih ngitungin aku ngecrot…? Kaya kurang kerjaan aja…. “
“Gitu ya…?”
“Kira-kira, kamu pengen tahu nggak Mas… ? Kontol Fadil tuh sepanjang apa…?”


“OGAH…! Buat apaan….?”
“Hihihi…..Serius aku Mas… Pengen tahu nggak….? Liat kontol yang udah ngentotin memek istrimu ini…?” Goda Mela yang kemudian menarik tuas sandaran kursi mobilku. Memundurkan penuh kebelakang, dan memintaku tiduran. Setelah itu, ia mengangkangi pahaku dan duduk diatas pangkuanku.


Diraihnya batang penisku, dan mendirikannya di depan selangkangannya. “Kontolmu khan kalo berdiri, hampir setinggi puser aku ya Mas….”
“Iya. Lalu….?”
“Kalo kontol Fadil, berdirinya bisa sampe ke ulu hatiku, Mas… Jauh melewati lubang puserku….”


AAAANNNNNJJJJJIIIIIMMMMMMMM
Mela sengaja membuatku membayangkan betapa besarnya penis selingkuhannya.


“Hihihihi… Gerah nggak kamu denger penjelasanku tentang kontol si Fadil…?” Goda Mela yang setelah itu, mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur, “Gimana mas? Kebayang nggak gimana rasanya disodok ama kontol sepanjang itu..?”

SREEKK SREEEK SREEEKKK
Suara bawah celana dalam Mela menggesek penisku.


“Oohhhh… Sssshhhh…..” Bingungku harus menjawab apa. Yang jelas, penisku berasa makin tersiksa karena nikmat goyangan pinggul Mela. Meskipun tak masuk kedalam vaginanya, tapi aku merasa begitu nikmat karena jepitan celah celana dalam istriku.
“Hihihi… Dasar suami GILA… Ternyata kamu suka ya denger cerita kalo memek istrimu ini, dientotin kontol lelaki lain…?” Ejek Mela sambil terus menggoyangkan pinggulnya kepenisku. “SAKIT KAMU MAS….”


Karena aku tak mampu menjawab pertanyaan Mela, aku buru-buru mengalihkan pembicaraanku. “Waktu kalian sedang ngentot, Mila khan ada dikamar sebelah ya…? Kira-kira ia denger nggak ya…?”
“Hmmmm… Sepertinya begitu sih Mas…”
“Oh iya…?”


“Iya, Mila dan suaminya khan awalnya ngentot didalam… Nah begitu mereka selesai acara tukar lendir kelamin, Edward keluar kamar dan ngelihat aku yang sedang memadu birahi…” Jelas Mela.
“Terus…?”
“Sepertinya Edward juga naksir aku deh, Mas….”
“Sotoy amat… Kamu tahu darimana…?”
“Ya logika aja sih... Mana ada lelaki yang baru punya istri secantik dan se-seksi Mila, masih ngintipin wanita lain seperti aku…?” Cerocos istriku, “Terus, kontol Edward yang baru saja ngecrot… Bisa langsung ngaceng gitu pas ngeliat aku, Mas… Aneh gak sih…? Padahal, dia khan baru aja kelar ngentotin Mila…”
“Iya sih…”


“Dan lucunya lagi, pas suami Mila ketahuan sedang ngintipin aku… Fadil iseng ngajak Edward gabung…”
“Hah…? Serius…?”
“Iya… Fadil melambaikan tangannya ke arah Edward… “ Jelas Mela, “ Ia ngajak suami Mila buat ikutan gabung…. Padahal waktu itu, kontol Fadil masih terus memompa memek aku, Mas…”
“Astaga…. Yang bener Dek….?” Kagetku dengan penjelasan Mela, “Trus…? Edwardnya mau…?”


Mela mengangguk sembari makin memperkuat goyangan pinggulnya.
SREEKK SREEEK SREEEK SREEEKKK


“Wooww…. Terus…? Akhirnya Edward ngentotin kamu..?” Tanyaku dengan dada bergemuruh karena terselimuti oleh birahiku yang meledak-ledak
“Menurut kamu…?”


SREEKK SREEEK SREEEK SREEEKKK
“Sumpah… Ga kebayang deh, Dek… “ Seruku sambil meremasi pantat Mela yang tak berhenti bergoyang maju mundur menggesek penisku, “Ketika memek kamu sedang diaduk-aduk kontol Fadil, berarti Edward menghajar lubang bo’olmu…? Gitu Dek…?”


Mela tak menjawab, ia hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.
“Edward nggak ngentoton bo’ol…?” Panikku makin beringas menggoyang pantat Mela, “Kalo gitu, Edward…? ngentotin memek kamu, barengan ama Fadil…?”


AAAARRRGGGHHH… GIIIIILLLLLAAAAAA……
“Satu lobang memekmu…. Dientotin dua kontol…?” Tanyaku histeris meminta jawaban dengan tangan terus meremas serta meminta pinggul istriku menggesek penisku lebih cepat lagi.


Lagi-lagi, Mela tak menjawab. Ia hanya menuruti goyangan tanganku.
“Gitu ya Dek…? Astaga… Kamu kok bisa nakal seperti itu sih…?”
“Hihihihi…. Sepertinya kamu pengen banget ya… Istrimu dientot kaya gitu…?” Tebak Mela ketika melihat raut wajahku yang begitu bernafsu.
“I.. Iya…” Jawabku masih penasaran.
“Beneran…?”
“Iya Deek..”
“Uhhh. Suami nakal…” Sela Mela makin mempercepat goyangan pinggulnya, “Cuman, aku punya ide mas…”
“Ide…?”
“Iya… Semisal kontol Fadil mengaduk-aduk memek aku… Terus kontol Edward meng-anal pantatku…


“OOOGGGGHHHHH…. MEEEELLLAAAAA….” Erangku makin terhanyut dengan imajinasi yang digambarkan mela kepadaku.

“Terus… Kontolmu… Menyodok-nyodok mulutku…? Menurutmu gimana Mas…??” Tanya Mela sambil makin menggesek batang penisku, “Pasti kamu bakalan puas banget ngerasainnya, Mas… Pasti seru lah yaaa…?”

CROOOTT CROOT CROOOCOOOTT CROOOTT CROOOTTTT
Lagi-lagi, aku muncrat. Meskipun penisku begitu tersiksa karena gesekan celana dalam Mela, akan tetapi aku masih bisa merasakan puncak kenikmatan. Mendengar cerita detail Mela, penisku tak mampu menahan desakan birahi otakku. Walhasil, pejuhku tiba-tiba menyembur dengan kencangnya. Membasahi celana dalam istriku dan baju yang kukenakan.


“Hihihihi… Heboh banget Mas…?” Ucap Mela yang kemudian kembali pindah ke kursi samping. Mengambil tisue dan membershkan celana dalamnya yang belepotan spermaku.
“Hhhhhhhh…..Hhhhhhhh…..Hhhhhhhh…..” Deru nafasku begitu kencang.
“Puas Mas..? Denger ceritaku barusan…?”


Aku tak menjawab. Hanya ikut membersihkan penis dan kursi tempatku duduk.

“Hhhh…Hhhh…Hhhh… Emang semua yang kamu ceritain bener…?” Tanyaku begitu nafasku mulai tertata.
“Menurutmu…?”
“Entahlah Dek… Makanya ini aku nanya… Hhhh…Hhhh…Hhhh… ”
“Terserah kamu mau percaya atau enggak, Mas…”


“Sakit nggak Dek…?” Tanyaku yang tiba-tiba menyelidik.
“Sakit…?” Tanya Mela, “Maksud kamu gimana…?”
“Ya itu…. Pas Edward ngentotin bool kamu…?” Tanyaku dengan jantung yang kembali berdebar-debar
“Kok kamu malah nanya hal itu…?”
“Pengen tahu aja.. Apa yang kamu rasain ketika dua kontol besar itu men-double penetration tubuhmu…” Ucapku dengan pikiran yang begitu kalut. “Kontol Fadil ngentotin memek kamu… Terus kontol Edward ngentotin bo’ol kamu…?”


PLAAAKKKK
Mela menampar pipiku pelan,


“Kok…?”
“Hehehe…. Makin kesini… Kamu kok kaya jadi benar-benar sinting ya, Mas…?”
“Kok sinting…?”
“Iyalah… Imajinasimu bener-bener ga lazim…”


“Lha tadi katanya… Kamu dientot edward dibool-mu, Dek…?” Tanyaku mencoba mengingatkan
“Siapa bilang…?” Sahut Mela
“Hmm. Salah ya…?’
“Itu khan cuman imajinasimu aja, Mas…”
“Jadi…? Edward ga ngentotin bool kamu…?”
“Hihihihi… Sumpah deh….. Otakmu sepertinya perlu diperiksa, Mas….”


“Berarti BOOL KAMU MASIH PERAWAN ya, Dek…?”
“Hmmm…. Gimana ya ngejelasinnya…?” Jawab Mela dengan senyum penuh artinya, “Kapan-kapan, aku kasih tahu cerita lain deh, Mas… Hihihihi…”


Bersambung,
By Tolrat
 
gila kok jadi candu banget gw baca cerita suhu....
mantap banget suhu👍👍👍
lonte banget si mela
 
Kwkwkwkwkwkw ****** ****** ******. Pas banget dpt laki cuckold, istrinya ngerole play 🤣🤣🤣
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd