Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mama Sayang Kamu Bagas (TAMAT)

Bimabet
Mama Sayang Kamu Bagas | Part 7 - END of STORY
GOAL



“Tahan ya Maaa.. Bagas mau benerin sumbatan di badan Mama…” Ucap putraku sebelum dia menarik buttplug dari lubang pembuanganku.
"Oh… Pelan-pelan Sayang….” desahku kegelian sembari makin menunggingkan pantatku tinggi-tinggi.

PLOP
“Uuuuhhhh… Bagassss….” Desahku keenakan, mendapat gelitikan dari legokan-legokan buttplug yang berliku, “Uuuhh… Enak sekali Sayang…”

“ASTAGA MAMA…. Lubang anusmu… Menganga sekali Maa..” Ucap Bagas yang kemudian langsung menjilati liang duburku. Menusuk-nusukkan lidahnya

“Uuuhhh.. Geli Sayang… Ihhhssss….”
“Hehehe… Biar ga geli… Bagas benerin sumbatan di anus Mama ya…” Ucap putraku yang juga menggelitik klitoris sekaligus liang peranakanku.

“Ooohhh.. Bagas… Ayo Sayang… Mama udah nggak tahan lagi…”
“Yakin Ma..?”
“Iyaaa… Ambil keperawanan anus Mama… Mama udah pake sumpelan anus itu dari pagi Sayang…. Demi menyiapkan otot-otot anus mama biar tahan ketika ditusuk oleh kontol besarmu…
“uuuhh.. Mama nakal banget…”

“Iya Sayang… Mama nakal… Mama rela ngelakuin apa aja demi kamu…”
“Ya Tuhan.. Bagas sayang Mama… Bagas cinta Mamaa…” Ucap putraku yang kemudian merayap naik keatas, dan mencium lembut bibirku.

Ciuman intim yang begitu penuh perhatian. Basah, saling lilit, dan penuh dengan liur nafsu.
Lidah Bagas menjelajahi lidahku.
Lidahku berputar di giginya.
Saling bertukar liur.

“Ooohh.. benar-benar seksi…”

Bagas, menangkup payudaraku.
Meremas dan membelai pantatku

“Ohh benar-benar gatal…”

Aku tak tahan lagi. Nafsu birahiku sudah begitu terbakar. Gatal.
Kuraih minyak pelumas dan kulumuri tanganku. Kubalurkan semua pelumas itu kebatang penis putraku yang sudah berdenyut begitu hebat.

NYUUT NYUTT NYUTT
Pompa darah birahi Bagas di penisnya. Begitu panas. Begitu terasa.

“Ayo Sayang… Mama udah siap…”
“Beneran Ma…?”
“Iya Sayang… Tusuk anus Mama…”

“Oohh Mama…. Kata-kata nakalmu barusan… Bener-bener kata yang udah Bagas impikan jutaan kali…” Ucap Bagas mengecup bibirku pelan, “Dan terimakasih ya Maa… Udah mau mengabulkan impian mesum Bagas…”
“Iya Sayang… Mama ingin jadi segalanya untukmu…. Ibumu yang pengasih... Kekasih hatimu… Teman mesummu… Musuh bawah selimutmu… Dan pelacur murahanmu…”

"Oooh ASTAGA… Mama… Nakal sekali mulutmu Maaa…” Erang Bagas, menarik bibir bawahku. Dan mengecupku lagi dengan buas.

"Yuk Sayang…. Sekarang tusuk anus Mama… Entot lubang pembuangan Mama… Kasih Mama kenikmatan sodokan kontolmu di lubang anus perawan Mama…" Pintaku sambil menarik pipi pantatku kesamping. Melebarkan lubang anusku lebar-lebar, “Sodomi Mama Sayang…. Sodomi Mamaaa…”
"Oke," Kata Bagas singkat ,”Tahan sedikit ya Maaa…”

CLEEEEEEPPP
"Ooooooooooh… Sayaaanngg…." Erangku, saat kemaluannya yang begitu panjang dan tebal melebarkan lubang pantatku. Membelah liang anusku sedikit demi sedikit. Menyeruak masuk dan melahap kepala penisnya yang berbonggol besar.

Sekilas, rasanya benar-benar beda dengan apa yang kurasakan dari buttplug nomor tiga. Walau beberapa kali aku sempat mencoba menggunakan buttplug keempat yang lebih besar, namun rasanya tak sesakit ini.

“Sakit Maaa…?” Tanya Bagas sambil kembali menuang cairan pelumas di lubang pantat dan batang penisnya. Terus mencoba masuk lebih dalam lagi daripada sebelumnya.
“Ooohhh… Engga….Terus sodok Sayang… Masukin lebih jauh lagi…” Gelengku sedikit berbohong. Mengabaikan rasa sakit yang baru begitu terasa di lubang anusku.

Berbagai rasa, muncul di benakku. Sakit, nikmat, geli, dan ngilu, semua bercampur menjadi satu dan menciptakan sensasi baru yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya.

PLEEK
Suara perut Bagas ketika menabrak pantatku. Yang artinya, penis besarnya telah terkubur jauh di dalam lubang pantatku.

“Ssshhh… Mentok Maaa…” Lenguh Bagas sambil mengecup punggungku.
“Masuk semuanya Sayang…” Tanyaku sambil menengok kebelakang
“Fullllll…” Senyumnya riang.

YUP. Selamat Manda Wulansari. Kamu telah resmi menjadi pelacur tiga lubang.
Senyumku mengembang. Dadaku bergemuruh. Hatiku memanas. Dan air mataku pun jatuh.

“Mama…?” Panggil Bagas yang lansung mengusap air mata di pipiku, “Mama kenapa…?” Sambungnya lagi sambil mengusap punggungku.
“Ngga kenapa-napa Sayang…” Balasku sambil terus meneteskan air mata.

“Mama kesakitan…?”
Aku menggeleng.

“Mama ga suka ya Bagas ajak seks anal kaya gini…?”
Aku tersenyum kuraih tangan Bagas yang masih mengusapi pipi basahku, dan kukecup dalam-dalam.

“Kamu membuat Mama sempurna Sayang…”
“Ohhh Mama…” Peluk Bagas yang kemudian menarik tubuhku mendekat kepadanya. Memelukku erat dan mencancapkan batang penisnya dalam-dalam di liang duburku.

PREEEEETTT
Suara aneh, percampuran minyak pelumas dan udara yang terjepit diantara usus besarku, keluar dengan tak sengaja. Membuat suasana kikuk dan sakit, seketika hilang.

“Hahahahaha….” Tawaku dan Bagas meledak hampir bersamaan.

“Gimana rasanya Sayang…?” Tanyaku sambil mulai menggerakkan pantatku maju mundur.
“Panas…” Jawab putraku spontan, “Anus Mama…. Lebih terasa ngejepit kontol Bagas Ma… Sempit banget…”
“Hihihihi… Bukan sempit Sayang… Itu karena kontolmu aja yang kegedean…”
“Aaaahhh Mama bisa ajaaa…” Ucap Bagas mau-malu sebelum kemudian, ia menggerakkan pinggulnya, dan mulai menyodomiku dalam-dalam.

"Ohhhhhhhh," Erangku, saat kejantanannya makin cepat bergerak masuk dan keluar dari anusku.
“Ssshh…. Enak banget Maaa…”

Sebuah kesenangan langsung tumbuh dengan cepat saat sedikit rasa sakit akan gesekan penis dan anusku mulai memudar. Makin kencang Bagas menghentak-hentakkan batang penisnya. Makin terasa nikmat sodokan-sodokan yang kurasa.

"Sumpah Sayang… Kontolmu terasa bener-bener enak…." Pujiku
"Pantat Mama juga terasa begitu ketat…" Erangnya.

Selama beberapa belas menit, Bagas menghajar liang anusku habis-habisan. Tenaganya begitu besar, sehingga setiap kali ia menghentakkan pinggulnya, mampu menggeser meja dapur hingga meja dapur membentur dinding.

PLAK PLAK PLAK
JDUK JDUK JDUK
Begitu keras. Begitu brutal.
Dan anehnya, semakin aku dikerasi. Semakin membuatku gila.

Kuraih liang senggamaku yang sama sekali tak dipergunakan Bagas sore ini. Aku gelitik dan aku tusuk-tusuk dengan jemariku. Aku benar-benar merasa begitu terangsang.

PLAK PLAK PLAK
“Oohhh Bagasss… Entot anus Mama kenceng-kenceng Sayang… Entot perek murahanmu ini Sayang… Sodomi anus Mama pelacurmu ini… Ohh… Ooohhh… Ooohhhhhh…” Erangku sambil terus menggoyang pinggulku, menerima sodokan keras batang penis putra kandungku di lubang pembuanganku. Tak lupa, aku juga semakin kencang mengobel vaginaku, mengejar gelombang orgasmeku yang sudah begitu memuncak.

PLAK PLAK PLAK
"Sshhhh…. Mamaaaa… Mulut kotor Mama… Bikin Bagas mau keluar Maaa…." Erang Bagas makin kesetanan. Gerakannya begitu cepat, maju-mundur dengan tak terkontrol.

PLAK PLAK PLAK
Tubuh kami bertabrakan satu sama lain. Suara tamparannya menggema, disusul oleh deru napas dan rintihan semakin berat.

“Ohhh.. Sama Sayang… Mama juga mau keluarrr… Ooohhh….”

Dan setelah beberapa ratus tusukan batang penis di anusku, aku merasa jika batang kemaluan putraku makin menggembung. Menandakan jika sebentar lagi ia akan ejakulasi.
Oleh karenanya, akupun makin mempercepat kobelan jemari di vaginaku, berusaha menyelaraskan ritme orgasmeku supaya dapat keluar secara bersamaan.

“Sssshh.. Bareng-bareng Sayang…Mama juga mau keluaarr… Ssshhh.. Oooohhh….”

CROOOT CROOOT CROOOTT
CREEET CREET CREEETT

Kami berdua, mengejat dalam nikmat.
Sperma bagas menyembur kencang di anusku.
Dan lendir vaginaku juga muncrat membasahi kantung zakarnya.

***​

“Makasih ya Maaa.. Udah mau ngabulin permintaan aneh Bagas ini…” Ucap Bagas lirih. Sambil mengusap rambut yang basah oleh keringat di keningku.
“Ohhh.. Mama yang harusnya bilang makasih ke kamu Sayang… Kamu yang membuat Mama jadi wanita yang bener-bener sempurna…” Balasku mengecup bibir empuk putraku.

“Jujur… Bagas ga pernah mengira… Jika bisa punya Mama yang begitu nakal… Liar… Dan penuh kejutan…”
“Lalu… Setelah kamu tahu jika Mama kandungmu ini nakal… Apa kira-kira kamu kecewa…?”
“Kecewa…? Sama sekali tidak…” Geleng Bagas, “Malahan… Bagas punya pemikiran lain buat bisa nyenengin Mama…”

“Pemikiran lain…? Apa itu Sayang…?”
“Hmmmm….. Gimana ya bilangnya….?” Ragu putraku sambil tersenyum penuh pertanyaan.

“Gapapa Sayang… Bilang aja… Mama rela kok ngelakuin apa aja keinginan kamu…”
“Hmmm… Bener Maaa…?”
“Iya Sayang… Coba sebut deh sekarang… Kamu mau apa…?”

“Bagas pengen ngajak Mama….”
“Ngggg….”
“Maen…. “ Sengaja Bagas menjeda kalimatnya. Guna melihat ekspresi penasaran wajahku.

“Bagas pengen ngerasain kita main…. Bertiga….”
“Threesome…? Hmmmm….”
“Gimana Ma…? Mau ga…?”

“Nggg. Main bertiganya… Ama orang spesial kamu khan Sayang…? Bukan ama orang asing…?”
“Iya Maaa…”

“Waaahhh… Akhirnya…. “ Girangku sambil mencubit hidung Bagas.
“Mau Maaa..?”
“Maulah… Jadi Mama bisa sedikit istirahat karena bisa gantian melayani nafsu kontolmu yang tak pernah capek… Jadi…? Siapa cewek beruntung itu Sayang…?”

“Cewek…?” Tanya Bagas heran, “Bukan Maaa… Bagas ga pengen ngajak Mama maen threesome bareng cewek…”
“Lhaaa… Terus…?”

“Bagas pengen ngajak temen Bagas…. Mama juga pasti kenal dia…”
“Kenal Dia…?” Tanyaku, “Siapa Sayang…?”
“Andi Ma…Dia bener-bener fans berat Mama…” Jawab Bagas sambil tersenyum lebar, “Bahkan… Andi rela transfer ke Bagas… Uang mahar sebesar 25 juta rupiah… Demi bisa ngentotin Mama….” Jelas putraku lagi dengan mata berbinar-binar.

“Bagas ngebayangin… Memek Mama dientot kontol Andi… Trus anus Mama Bagas entotin…. Uuuhhh… Main bertiga gitu… Kebayang gimana seksinya Mama nggak sih…?” Girang Bagas membayangkan, “Uuuhhhh… Belum terealisasi aja… Kontol Bagas udah sekeras ini…”

PLAAAAKK
Satu tamparan keras, mendarat di wajah Bagas.

“HAAAAHH….? Manda…? Anakmu sudah gila ya…?” Suara batinku teriak saking kagetnya.

Emosiku memuncak ketika mendengar penjelasan putraku. Karena dengan adanya mahar, itu artinya Bagas secara nggak langsung, sudah menjual aku. Ibu kandungnya sendiri.

Tak pernah sekalipun aku mengira, akan diperlakukan seperti ini oleh darah dagingku sendiri. Walau aku rela disetubuhi vagina dan anusku, tapi aku bukanlah wanita yang serendah itu. Aku tak bisa diperlakukan seperti ini. Aku juga tak mau dianggap wanita murahan.

Yang walau selama beberapa bulan terakhir ini, aku udah merendahkan derajat dan martabatku serendah-rendahnya. Hanya demi bisa disetubuhi putra kandungku.

“Maaa…? Mama…?” Tanya Bagas sambil melambai-lambaikan tangannya diwajahku.
“Maafin Bagas ya Ma… Kalo Mama tak suka ama rencana Bagas barusan…”
“Nggg… Bagas bener-bener minta maaf Maaa…”
“Bagas kira… Mama mau diajak ngerasain kontol lain…” Tutup Bagas dengan wajah begitu sedih.

Seolah penuh penyesalan, raut wajah putraku mendadak muram.
Begitu bersalah.
Sehingga membuat hatiku yang sedang naik karena emosi, tiba-tiba menurun.

“Emang kamu rela Sayang…? Tubuh Mama dipake Andi…?”
“Emang kamu ga Sayang…? Lubang tubuh Mama yang sengaja Mama persiapkan spesial untukmu… Bakalan disodok-sodok ama kontol lain…?”

“Yaaaahh.. Bagas khan cuman pengen ngajak Mama nyobain hal-hal baru aja sih Maaa…” Jelas Bagas lagi dengan wajah yang masih menunduk, “Ya kalo emang Mama ga setuju… Bagas kembaliin aja 25 jutanya duit Andi…”
“Ngggg… Emang Andi sebegitu nge-fansnya ya ama Mama…?” Celetukku tiba-tiba setelah mendengar ada kemungkinan kehilangan nominal yang begitu besar, “Andi bener-bener kasih kamu uang sebanyak itu…?”

“Iya Maa… 25 juta kalo Bagas bisa buat Mama mau ditidurin Andi… Dan 35 juta lagi kalo Mama mau bener-bener ngentot ama tuh anak…”
“Sebegitunya ya dia…?”
“Ho’oh…” Angguk Bagas lemah.

“Nggg… 35 juta rupiah…?” Pikirku mulai galau. Membayangkan apa yang bisa aku dapatkan dari hanya sekali bersetubuh dengan teman pria anakku. “35 juta rupiah…”
“Kontol Andi besar nggak Sayang…?” Tanya mulutku yang tiba-tiba lagi, mengeluarkan pertanyaan mesum dengan tanpa dapat aku kontrol, “Ehhh… Maksud Mama….”
“BESAR MA…” Potong Bagas, tanpa menunggul koreksiku, “Bahkan kontol Andi… Jauh lebih besar daripada kontol Bagas…”

“Haaaah…? Ada kontol yang lebih besar daripada kontol anak kandungku…?” Tanyaku dalam hati yang langsung membayangkan, gimana rasanya ketika vagina dan anusku diaduk-aduk oleh dua penis ekstra jumbo dalam waktu yang bersamaan.

Seketika, lendir vaginaku kembali membanjir. Membuat liang vaginaku kembali mengkilap basah.

“Jadi gimana Ma…?” Tanya Bagas membuyarkan lamunanku.
“Nggggg… “ Aku lalu mengambil handphone Bagas yang ada disaku celananya. Lalu.

“Coba telp Andi gih… Mama pengen liat…”
“Kali aja ukuran kontol Andi… Bisa cocok masuk ke memek Mama…"

"Ohhh... Mama..." Ucap putraku memeluk tubuhku kencang. Mengecup keningku dalam-dalam.
"Bagas memang tak salah memilih wanita pendamping hidupku..."



END.

By Tolrat
 
Terakhir diubah:
Selamat hu, sudah sukses menamatkan ceritanya. Ditunggu update lainnya.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd