Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menurut pembaca siapa tokoh yang bakal MATI di episode akhir cerita 'Astaga Bapak' ?

  • Suhardi

    Votes: 92 16,4%
  • Dahlia

    Votes: 24 4,3%
  • Yuda

    Votes: 27 4,8%
  • Bayu

    Votes: 23 4,1%
  • Mang Ujang

    Votes: 394 70,4%

  • Total voters
    560
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Mohon maaf ya kemarin, mohin maaf juga kalo update kali ini kurang memuaskan barang kali :Peace:

Update

Kisah dari masa lalu tersebut masih berlanjut, membuka tabir yang menutupi sepasang keluarga selama ini,...

"Heehee...."
"bagaimana rasanya sperma kita, cantik?"
"manis tidak sayang?"
"hehe"... Pak darmo orgasme di mulut dahlia, sembari mengelus kepala sekaligus rambut wanita itu, bersama pak arso keduanya puas meniduri bini suhardi, anak buahnya.

"Ayoo di buka mulutnya dong..."
"hehee..."
"uhh banyak juga ternyata ya...", di atas ranjang yang spreinya tak karuan, pak arso memerintahkan dahlia untuk menganga, memperlihatkan isi rongga mulut yang telah dibasahi cairan mani lelaki.

Diperintahkan menjulurkan lidah, mulut sensual dahlia dengan rela hanya menumpahkan seluruh sperma pak arso dan pak darmo yang melumer di sela-sela bibirnya. Dahlia tak mau menelan air mani lelaki yang telah mengotori tubuhnya. Maka, Dahlia cuma bisa menitikkan setetes demi setetes air mata yang terpancar dari matanya yang sembap. Bagaimana tidak, kedua lelaki itu baru saja menikmati tubuh dahlia luar-dalam semenjak siang tadi. Dipaksa berbuat hina, dahlia tak sanggup melawan kekuatan dua lelaki yang berusia lebih tua dari suaminya. Ia hanya merengek tangis, membuang anggapan bahwasanya ia menikmati persetubuhan itu. Ya, kemaluan dahlia telah dimasukki secara bergantian oleh kedua batang kemaluan lelaki tersebut. Hatinya sangat terkikis, tak tahu musti bicara apa nanti kepada suaminya bahwasanya tubuh dahlia telah bercampur dengan tubuh lelaki lain. Parahnya, lelaki lain itu ialah bos suaminya.

Dihadapan wajah derita dahlia, seraya meremas pelan salah satu buah dada milik istri suhardi itu, pak arso berkata dengan nada pelan, tetapi amat mengancam,
"Tenang saja, kita berdua tak akan beritahu suami kamu kok..."
"Asalkan kamu juga jangan berbuat macam-macam juga sama kita.."
"iya gak, mo?", mata pak arso melirik ke arah pak darmo.

"kalo kamu sampai berani.........", lanjut pak arso.

Pak arso lantas mendekatkan mulutnya lebih dekat ke telinga kanan dahlia. Tanpa harus mencari lubang pendengaran wanita itu, pak arso berbisik lembut tentang sesuatu,

"kamu mau, hamil anak kita berdua?,...."
"apa kata suhardi nanti, punya anak masa gak mirip sama bapaknya....haha....", bisik pak arso di dekat indera pendengaran dahlia, disambut pula gelak tawa keras lelaki itu.

Pak darmo tak mau kalah dengan pak arso, ia coba ikut-ikutan bisikki dahlia juga. Berbeda dengan pak arso, pak darmo sempat menyibakkan rambut dahlia yang panjangnya sebahu dan menutupi telinga istri suhardi tersebut.

"susu kamu ini bener-bener disukai lelaki.."
"dijaga baik-baik yaa...", kedua tangan pak darmo mencangkup sepasang bukit kembar dahlia, mengusir tangan pak arso yang tadinya menjamah lebih dulu.

Dahlia hanya terdiam ketika kedua lelaki paruh baya itu sedang membisiki kedua telinga mungilnya dan masih sempat pula berbuat nakal. Seakan masih trauma, tatapan bola dahlia yang biasanya bersinar kini tampak redup. Ia trauma atas apa yang baru menimpanya. Ia juga tidak tahu apa reaksi mas suhardi mengetahui dahlia telah dicampuri lelaki lain. Dahlia merasa dirinya telah berkhianat, mengingkari janji dan sumpah setia sebagai istri.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kejadian yang menimpa dahlia, bukanlah kemauannya pribadi. Ia yang tidak tahu menahu persoalannya, mempersilahkan dengan senang hati kedua orang atasan suaminya masuk ke rumah. Katanya ada janji dengan mas suhardi, yang terjadi malah sebaliknya justru dahlia diperlakukan biadab. Di dalam rumah, karena situasi dahlia lengah, kedua lelaki itu langsung mempreteli satu per satu pakaian dahlia. Dahlia sempat melawan, tetapi kedua lelaki itu sangat sangar dan kuat tenaganya. Selesai berbuat demikian, keduanya dengan paksa menyeret dahlia ke kamar dimana ranjang perkawinan dirinya bersama mas suhardi selama ini berada di sana. Selanjutnya, Dahlia tak sanggup membayangkan apa yang telah terjadi di atas ranjang perkawinannya barusan, seolah-olah ia telah melupakan apa-apa saja yang telah dilaluinya di kamar itu.

Kini, dalam lamunan dan bisunya, dahlia yang menjatuhkan dirinya rebah di kasur, memperhatikan pak arso dan pak darmo sedang memakai pakaian mereka kembali usai turun dari ranjang. Sebelumnya, sempat terlihat keduanya membersihkan kepala penis yang masih terlumuri sisa-sisa cairan kemaluan dengan menggunakan sprei tempat tidur dahlia. Setelah penampilan mereka utuh kembali, dahlia ditinggali seorang diri tanpa rasa bersalah sedikit pun. Meskipun demikian, terlepas dari peristiwa cabul yang terjadi, ada yang sedikit membuat perasaan dahlia lega, yaitu kalimat perpisahan pak arso.

"Kamu tidak usah khawatir, kami tidak berniat menikmati tubuhmu lagi. Ada wanita lain yang ingin kami nikmati....."
"Yang jelas, selama kamu tidak berbuat macam-macam, kamu aman...", pesan pak arso sebelum meninggalkan rumah dahlia.

Ketakutan yang menguasai dirinya, membuat dahlia mencap dalam-dalam pesan-pesan pak arso bahwasanya ia benar tak akan menceriterakan kejadian hari ini kepada siapapun, termasuk kepada suaminya, mas suhardi. Dalam benaknya ia musti bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa hari ini di depan sang suami. Kalaupun harus bercerita, dahlia khawatir malah bakal dituduh macam-macam oleh suaminya. Apalagi sang suami belum mau menuruti kemauannya untuk memiliki seorang anak. Dahlia kembali menitikkan air mata, melepaskan kumpulan emosi yang harus tersalurkan. Ia menangisi keadaan yang baru saja dialaminya.

Menjelang sore, sehabis ditinggal pergi pak arso dan pak darmo, dahlia yang masih shock dan tak berbusana berbaring cape di atas kasurnya yang berbau apek keringat lelaki. Ia ingin sekali tidur sebentar . Akan tetapi, dalam kondisi yang masih penuh kerisauan, ia ingat harus sesegera mungkin membersihkan kamarnya supaya mas suhardi tak menaruh curiga apa yang telah terjadi hari ini. Di sisi lain tak sabar ia ingin segera mandi. Apalagi puting susunya habis dilumat dan dijilati berkali-kali oleh kedua bos sang suami. Baru saja dahlia hendak beranjak bangun, ingin menurunkan kedua telapak kakinya di lantai, tiba-tiba ada orang masuk ke dalam rumahnya karena terdengar suara keras seseorang pria berjalan seraya memanggil namanya dan nama sang suami. Dahlia sedikit panik. Terlebih, dengan kondisinya sekarang...

###​

Siang yang tidak terasa begitu terik dirasakan pening oleh pak usman yang baru saja keluar dengan penuh keterpaksaan dari rumahnya. Di rumahnya marni ngomel-ngomel, memarahinya yang dianggap pantas untuk diceraikan. Masalah yang menerpa hubungan pak usman dengan istrinya bukanlah janji yang dahulu disepakati bersama. Malahan, kondisi pak usman yang sekarang menganggur. Beda cerita dengan suhardi, pak usman tidak pernah mendapatkan pekerjaan tetap. Kondisi yang demikian, membuat marni merasa ditipu. Ia merasa dirinya dulu tak usah mengundurkan diri dari pekerjaan kalau saja yang terjadi seperti ini. Sebaliknya, pak usman tak mau diam dimarahi istrinya. Ia malah menuduh marni telah main hati dengan lelaki lain yang seumuran dengannya. Benar atau tidaknya, pak usman menuduh marni seperti itu untuk membela posisi dirinya sekarang. Ia juga sebetulnya tak tahan dengan kondisi luntang luntung tak berpenghasilan.

Sembari berjalan kaki tak tentu arah harus kemana, pak usman melihat limgkungan sekelilingnya. Sepi, karena rata-rata di daerah tempat tinggalnya pergi mencari nafkah. Ia merasa tersindir sendiri dengan keadaan nyata yang ia lihat. Semilir angin lewat. Angin yang menghembusi tubuhnya diharapkan mampu mengurangi penat yang sedang dirasakan pak usman. Di samping itu, ia berpikir mungkin di suatu tempat dapat bertemu seseorang yang baik hati yang barangkali mau memberinya pekerjaan. Khayal semata, yang ada pak usman melihat dua orang lelaki tertawa lepas saat melintas di depan rumah kawan akrabnya di lingkungan tempat tinggal, suhardi. Dari jauh memperhatikan, pak usman coba dengarkan sepasang suara kedua orang lelaki yang tampaknya baru keluar dari rumah suhardi. Sepasang lelaki tersebut pun tak berdebat.

"Arso, maksud kamu apa tadi gak minat lagi sama istrinya suhardi? heh?"

"Ada wanita lain yang lebih menarik buatku..."

"siapa?"
"udah jelas-jelas istrinya suhardi itu cantik"
"udah gitu susunya itu loh, emhh.. aku pengen disusuin setiap hari sama dia..."

"Heh Daarmo! Inget kamu jangan macem-macem lagi dengan wanita itu!"

"Lah?! kenapa kamu marah?!"
"Bukannya kamu dendam dengan keluarga suhardi, terutama bapaknya yang udah meninggal itu?"

"Iya betul. Aku dendamm.... Tapi, setidaknya kamu musti tahu aku ngelakuin ini bukan hanya buat kamu sebagai teman, tetapi juga suhardi yang meminta pekerjaan tetap...!"
"jadi aku minta kamu dengerin kata-kataku, darmo...!"

Serius sekali sepasang mata pak usman memperhatikan kedua lelaki yang terlihat sedang berdebat tersebut. Pandangan mata itu terkesan tak mau lepas, begitu juga telinganya yang tetap terjaga. Sesaat kemudian, pak usman lihat kedua lelaki yang tadinya beradu argumen sudah masuk ke dalam sebuah mobil sedan yang terparkir tepat di depan rumah suhardi. Pak usman tunggui hingga mobil itu pun pergi melintas, melewati dirinya. Ketika keadaan sudah berubah, pak usman kembali berjalan. Di depan rumah suhardi, entah mengapa mendadak pak usman ingin berhenti. Ia pikir suhardi ada di rumah karena melihat kedua orang tadi yang baru saja keluar dari suhardi. Karena penasaran melihat kedua orang yang dilihatnya tadi seperti bertengkar, hubungan pertemanan rumah yang sudah terjalin cukup dekat membuat pak usman lantas masuk untuk mencari tahu dengan menemui kawannya itu.

"Suhar! har! suhar!", pak usman mengetuk pintu depan rumah suhardi sembari menyebut-nyebut nama kawannya itu dengan keras. Akan tetapi, tak ada yang menyahut, membuat pak usman malah tambah ingin tahu dan mulai berpikir aneh-aneh.

Karena tak ada jawaban dari dalam, lagipula tak mungkin tak ada orang di dalam pasca dua orang pria yang dilihat pak usman keluar, pak usman tanpa ragu langsung masuk ke dalam rumah suhardi. Kebetulan pula pintu rumah tersebut juga tidak terkunci. Sesampainya di dalam, samahalnya di luar, pak usman lagi-lagi berteriak memanggil nama kawannya. Namun, hasilnya tetap sama tak ada yang menyahut. Situasi itu membuat pak usman tambah semakin penasaran kemana kiranya penghuni rumah. Ia coba berkeliling sejenak sambil mengecek satu per satu sudut ruangan. Hingga pada akhirnya, ketika membuka pintu kamar suhardi, seraya mengenggam dan menekan gagang pintu kemudian mendorongnya pak usman sangat terkejut saat melihat dahlia, istri suhardi, dalam keadaan seorang diri di atas kasur. Memelototi dahlia, pak usman memperhatikan bahwasanya dahlia sedang tidak berpakaian, punggung dan lengan wanita itu terbentang bebas, sisa tubuhnya yang sedang terduduk hanya dilapisi sebuah selimut yang menutupi gundukan payudara hingga ujung kakinya.

"Mbak dahlia??!!" terperangah bola mata pak usman melihat istri kawannya tersebut.

"Mas usman??!! Melihat sebentar, Dahlia lantas menunduk, ia yang sudah menyadari kehadiran pak usman tak bisa berkata-kata. Tidak mungkin rasanya ia bercerita polos bahwasanya dirinya baru saja disenggamai secara paksa oleh dua lelaki yang bukan suaminya.

"ehhh, maaf mbak sebelumnya saya jadi gak sopan begini..."
"masuk, masuk, tanpa mengetuk pintu lebih dulu"
"soalnya saya panggilin dari luar gak ada yang nyahut"
"saya malah khawatir terjadi apa-apa pas tahu pintu rumah ini tidak terkunci...", agak sedikit berbohong, pak usman menerangkan kepada dahlia kenapa dia bisa masuk ke rumah.

"iyaa, udah gapapa kok mas. gak usah dipikirin"
"ngomong-ngomong ada apa ya mas usman kemari?", dahlia agak risih dengan keadaan yang sedang dialaminya sekarang, sesaat pak usman coba memandanginya.

"enggh, gini......"
"mas suhardinya mana ya?", tanya pak usman yang tiba-tiba memalingkan muka.

"mmm..... mas suhardi di kantor mas...."

"ohhh di kantor yaa..."
"yaudah deh saya pamit keluar, mbak", sikap dahlia yang sepertinya amat merasa terganggu membuat pak usman lantas segera pergi terburu-buru keluar dari rumah suhardi.

Sesampainya di luar, suami marni tersebut tampak kebingungan menerjemahkan apa yang dilihat di luar sebelum masuk ke rumah suhardi dan sesudahnya ketika di dalam. Pak usman coba menghubungkan dua orang lelaki yang tadi datang bertamu ke rumah suhardi, sedangkan suhardi tadi setelah ia cek tidak ada di rumah. Dalam pikir positif pak usman barangkali kedua orang itu cuma mampir sebentar layaknya orang yang sedang menanyakan alamat. Lagipula pikirannya segera teralihkan teringat kondisi istri suhardi, dahlia, di sebuah kamar sendirian. Rambut dahlia yang sedang terurai lemas seolah-olah ikut menutupi ketelanjangannya, menyelip dalam selimut, menyentuh gunungan bukit kembar milik wanita itu. Begitu juga kedua tangan dahlia yang pak usman lihat coba menggenggam erat selimut seraya menutupi bentuk bulat buah dadanya agar tidak dilihat oleh orang lain. Alhasil, lamunan macam itu membuat imajinasi pak usman terbang melayang kemana-mana. Jadi penasaran pak usman terhadap istri kawannya tersebut.

Alhasil, khayal kotornya sebagai lelaki normal naik ke permukaan, ia timbul minat untuk meniduri dahlia sekaligus membungkam rasa penasarannya. Akan tetapi, pak usman tak mengerti bagaimana mewujudkan minat cabul yang sepertinya sangat tidak mungkin dilakukan itu. Apalagi ia akan berhadapan dengan suhardi, suami dahlia, kawannya sendiri. Sempat ia pikir untuk coba memperkosa, tetapi pertimbangannya sangat berisiko besar. Ia bisa diamuk warga sekitar sekaligus marni 'kan menggugat cerai dirinya.

###​

"Mas, bagaimana pekerjaan kamu hari ini?", tanya dahlia sembari menikmati makan malam bersama suaminya.

"Biasa aja, gak ada yang beda", jawab singkat suhardi selagi menikmati makan malamnya.

"Ohh..."

Sejujurnya malam itu dahlia ingin menceritakan apa yang terjadi padanya siang hari ini kepada mas suhardi. Teringat pesan pak arso, dahlia terpaksa mengurungkan niatnya tersebut. Malahan, ia bertanya-tanya mengapa suaminya lebih banyak diam setibanya di rumah. Ketika ditanyakan langsung oleh dahlia, mas suhardi malah berkata,"tidak ada apa-apa". Dahlia pun heran. Padahal, suaminya sudah mau diangkat sebagai pekerja tetap. Akan tetapi, bukannya senang, malah sikap cenderung murung.

Bagi suhardi, dia lebih banyak diam sepulang dari kantor karena sebelum pulang, pak darmo menemuinya. Dalam pertemuan yang berlangsung tidak begitu lama tersebut, pak darmo melaporkan bahwa dirinya bersama pak arso sudah meniduri istri suhardi siang tadi. Tanpa rasa malu, justru berbangga hati, pak darmo menceritakan secara jelas dihadapan suhardi bagaimana pak darmo dan pak arso memperlakukan istri suhardi. Bersamaan dengan itu, pak darmo juga mengemukakan bahwa suhardi tidak perlu khawatir akan statusnya yang ingin diangkat menjadi pekerja tetap.

"Tolong sampaikan maaf bapak ya, pada istrimu, har.."
"soalnya bapak tuh tadi gemas lihat puting istri kamu, makanya bapak sedotin kuat-kuat aja..."
"siapa tahu ada susu keluar ..."
"hehe...", begitulah beberapa hal yang disampaikan pak darmo kepada suhardi, sore hari.

Terkait statusnya, inilah membuat suhardi jengkel dan banyak diam di rumah. Pak darmo mengajukan syarat tambahan, yakni ia ingin diberi kebebasan menyetubuhi istri suhardi kapanpun. Mendengar keinginan ngeres pak darmo, jelas-jelas suhardi sebagai suami yang masih normal menolaknya, karena syarat tambahan tersebut di luar kesepakatan suhardi dengan pak arso. Meskipun begitu, Pak darmo tak menyerah. Ia tetap ngotot dengan keinginannya walaupun suhardi menolak. Malahan, pak darmo mengancam balik suhardi bahwasanya ia ingin memberitahu istri suhardi kalaulah kejadian siang hari tersebut merupakan kemauan suhardi demi mendapatkan statusnya sebagai pekerja tetap. Bingunglah suhardi dibuatnya. Sebetulnya Ia ingin melaporkan hal ini pada pak arso, tetapi ia ragu pak arso akan membantunya karena pak arso merupakan kawan pak darmo.

"mas, mas....."
"kamu kenapa? kok melamun...?", dahlia menyentuh pundak sang suami

"gak apa kok-kok", jawab suhardi dengan tersenyum, berharap sang istri tidak mengetahui persoalan yang sedang ia pikirkan.

"kamu sendiri baik-baik aja 'kan?", lanjut suhardi yang malah balik bertanya sembari memperhatikan bentuk tubuh istrinya yang tidak berubah. Suhardi malah terpikirkan apa-apa saja yang istrinya alami siang hari.

"mmm?? baik-baik aja kok...", mengangguk ragu dahlia.

Kini, pasangan suami-istri tersebut dalam keadaan seakan terjebak. Tentu penyebab dari semua ini ialah suhardi sendiri. Kalaulah ia tidak mempertaruhkan istrinya, tidak bakal jadi runyam begini persoalannya. Alhasil, mencoba menagih janji, Suhardi memberanikan diri untuk menemui pak arso besok. Dalam pikirnya suhardi berharap pak arso berpihak padanya.

"kamu ini kenapa sih, mas?"
"melamun mulu daritadi.....", cemas raut wajah dahlia memperhatikan sang suami.

###​

Keesokan harinya, apa yang pak darmo katakan kepada suhardi benar terjadi. Atasan suhardi tersebut kembali ke rumah suhardi untuk meniduri dahlia.

"aaahhhh tolongg....."
"Aaahhhhhh pakkk......"
"hentikaann sayaa mohonnn ahhh......", desah dahlia dalam pangkuan penis tegak pak darmo. Lagi-lagi peristiwa kemarin hari yang menimpanya kembali terulang di kamar yang sama. Kali ini, dahlia berhadapan dengan pak darmo seorang. Lelaki itu berhasil menyusup ke rumah saat dahlia sedang tidur. Dahlia yang lengah kiranya setelah penjelasan pak arso peristiwa biadab kemarin hari tidak lagi terjadi, nyatanya tidak demikian.

"gak ada yang nolongin kamu sayang di sini..."
"mending kamu terus goyangin pinggul kamu itu"
"urghhhh....."

"aahhhh saayaa mohonnn hentikkannnn ini pakk"
"aahhhh.....", desah dahlia memohon, menggumal dengan kesal

"yaudah kamu mau berhentii gakk?!! heh?!!", tanya pak darmo yang sedang berbaring bugil di atas kasur kamar dahlia, menahan dan memikul tubuh wanita itu yang sedang duduk tak bercelana di atas penis yang menancap lurus pada vagina.

"hhhsss maauu pakk! mau! saya mohonn! aahhhh....", ucap dahlia dalam desahnya, pinggulnya masih dipaksa turun naik oleh kedua tangan kasar pak darmo yang memegang erat pinggang dahlia.

"oke..."
"sini sodorin dulu susu kamu itu ke mulut bapak..."
"hehe....."
"mau nenen nih sayang....", ejek pak darmo memandang hina dahlia.

"engghh... enggak maauuu pak....", geleng-geleng kepala dahlia menolak sembari menutupi putingnya dengan telapak tangan.

Tak menyerah, Pak darmo berpikir cepat, kembali ia paksa pinggul dahlia naik turun, menjepit batang penisnya yang tetap berdiri tegak dan semakin basah oleh cairan pelumas kemaluan dahlia. Dahlia pun sontak terkaget. Desah dari mulutnya kembali terucap. Kedua tangannya lantas terjatuh, bertopang pada perut buncit pak darmo.

"yaudahhh kalo gakk mauu yaa..."
"uhhh urghhhhh"

"aahhhhh ahhhhh.....", dahlia menghadapkan wajahnya langit-langit kamar, sensasi luar biasa sedang ia rasakan ketika liang peranakannya kembali ditembusi penis pak darmo. Ditambah kedua tangan kasar pak darmo mulai menjamah gemas dua payudaranya yang berayun-ayun saat bokong bulatnya terus naik-turun. Tidak dibiarkan begitu saja dahlia, Kondisi seperti itu dimanfaatkan baik oleh pak darmo. Bibir beserta mulutnya menghampiri puting susu dahlia. Sedangkan, dahlia tak bisa apa-apa vaginanya dipaksa terus naik turun memijat-mijat batang penis pak darmo.

"Emmmmpphhhhhhh kenaa kamuu yaa.."
"nyyommpphhhh enakk nenennya....", bibir pak darmo mencaplok puting kanan payudara dahlia.

"Aahhhhh...", jerit dahlia yang sempat melirik ke arah wajah pak darmo. Kepala lelaki itu sekarang berada tepat di depan buah dada kenyalnya.

Suasana kian panas. Dahlia meracau makin tak karuan. Sementara vaginanya tak berhenti naik turun memuaskan penis pak darmo. Begitu juga pak darmo yang tetap mengemut puting susu dahlia laksana bayi menetek pada ibunya. Akan tetapi, karena pak darmo terlalu asyik, ia tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke rumah suhardi. Orang tersebut ialah pak usman. Ia sedang mencoba membunuh rasa penasarannya kemarin hari. Melihat lagi mobil sedan terparkir di depan rumah suhardi, ia bertanya-tanya kiranya pemilik mobil ini hendak bertemu siapa dan mengapa harus sampai dua kali berkunjung. Lagipula, kemarin ia tidak melihat suhardi di rumah. Oleh karenanya, pak usman lagi-lagi mengecek ke dalam rumah suhardi. Sesampainya di dalam, situasi awalnya mirip seperti kemarin, hening dan sepi. Sangat berbeda kala ia kembali mengecek kamar suhardi dan istrinya. Ia dengar suara istri suhardi menjerit-jerit minta tolong.

Membuka pintu pelan-pelan, terperangah pak usman melihat pemandangan seorang lelaki asyik menyusu dengan dahlia, istri suhardi. Pak usman berpikir apakah kemarin hari kejadian seperti ini yang terjadi? Dia lupakan itu sejenak. Dahlia yang melihat kedatangan pak usman diberi sinyal untuk tetap diam, terus melayani lelaki itu. Seakan ngiri dengan lelaki tersebut, pak usman mulai mengambil tindakan. Merayap-rayap ke dalam dengan beraninya, tangannya yang kekar sudah mengepal kuat, ia colek lelaki yang sedang asyik kemusuk tersebut. Ketika lelaki itu lantas menoleh, mendaratlah sebuah pukulan keras dari pak usman.......

"bbbbuuuuughhhhh"

............................................................................................................................................................................................................

"Mbak dahlia gapapa 'kan?", sembari menyerahkan sebilah kain, pak usman tidak bisa bohong pada dirinya sendiri. Ia terpana menatap tubuh polos dahlia.

"gapapa kok mas", di atas ranjang, kedua tangan dahlia berusaha menyilang, tidak membiarkan pak usman melihat satu pun anggota tubuhnya.

Pak darmo yang belum orgasme lari pontang panting, kabur membawa seluruh pakaiannya menuju sedan yang ia parkirkan di depan. Tak lama, sedan yang cukup lama berdiam diri itu melaju kencang, pergi meninggalkan rumah suhardi. Ya, tak bisa melawan, Pak darmo baru saja diberi pelajaran keras oleh pak usman. Bahkan, sempat ia diinterogasi sebelum dibuat babak belur pipi dan perut lelaki yang sedang asyik menggumuli dahlia itu.

Sesaat pak darmo telah pergi menjauh, Pak usman sedang bersama dahlia. Usai menguber pak darmo sampai depan rumah, pak usman kembali ke kamar, memastikan dahlia baik-baik saja. Selain berusaha menolong dan menenangkan istri kawannya, ia ajukan beberapa pertanyaan bahwasanya apa yang sebenarnya terjadi. Dahlia pun menjawab jujur. Seraya meneteskan air mata, Ia bicara blak-blakan mengenai peristiwa yang dialaminya dua hari berturut-turut tersebut kepada pak usman. Hanya saja, di akhir cerita, dahlia minta dengan sangat agar pak usman tidak menceritakan hal ini kepada siapapun, terutama suaminya. Ia juga dengan ketakutan memohon agar pak usman tidak perlu repot-repot melapor ke pihak yang berwenang.

Awalnya pak usman sangat tidak sepaham dengan kemauan dahlia. Justru, ia bersikukuh suhardi musti tahu hal ini. Namun, entah mengapa pak usman yang coba berpikir sejenak menjadi berubah pikiran seketika. Ia menjadi tidak konsisten dengan pendapatnya sendiri. Lantas kini ia dengan mudah mengiyakan ucapan dahlia.

"Yaudah mbak, saya tinggal dulu...."
"ohh iya, lain kali mbak dahlia jangan lupa kunci pintu kalo di rumah ...."
"kalo masalah mas suhardi, tenang saja saya gak bakal bilang kok", pak usman mengingatkan.

"iya mas..."
"saya juga sekali lagi terima kasih banyak sama mas usman....", balas dahlia yang tak bisa mengantarkan pak usman keluar rumahnya.

Meninggalkan dahlia seorang diri, pak usman terlihat berbahagia. Memang kedatangannya ke rumah suhardi bukanlah sebuah kebetulan sehingga ia bisa menolong dahlia. Pak usman yang sedang berada di luar rumah kala itu memang sudah berencana bertamu. Bukan sambutan hangat yang ia dapat, malahan ia mendapati dahlia sedang digumuli oleh lelaki lain yang bukan suaminya. Akan tetapi, bukanlah itu yang membuat pak usman berbahagia.

"suhar, suhar,...."
"daripada istrimu kamu serahkan ke bosmu..."
"mending istri kamu, kamu kasih ke aku har..ckck."
"tapi, biarlah...."
"aku punya rencana bagus untuk kita berdua...."
"kalo begini jadinya 'kan adil..... hee....", sepanjang jalan pak usman bicara sendirian. Padahal, istrinya, marni, di rumah sudah mencak-mencak karena uang belanja belum juga di dapat.

###​

Lembayung senja menghiasi sore hari, Suhardi pulang dari kantor dengan wajah bergairah, karena begitu senang ia aduannya dikabulkan oleh pak arso, mengenai pak darmo. Di sisi lain Ia terheran-heran melihat wajah pak darmo ketika pulang kantor, seperti seseorang habis dipukuli. Suhardi tak peduli Yang terpenting baginya, ia bisa tenang sekarang, keinginannya menjadi pekerja tetap, tetap terjamin. Begitu pula sang istri tak bakalan diganggu lagi. Ia yang sedang melintas di depan rumah pak usman, tiba-tiba tersentak, melihat kehadiran marni yang sedang menyirami tanaman di area perkarangan rumah wanita itu. Marni yang gemar berpakaian menggoda nafsu lelaki, membuat hati suhardi bertanya-tanya bahwasanya kapan ia bisa meniduri wanita bukan istrinya tersebut.

"pppukkk...."
"Har, baru pulang?!", suhardi dikejutkan oleh kemunculan pak usman yang menepuk pundaknya dari belakang.

"Eh kamu, man"
"Iya nih...", suhardi segera menengok.

"Ohh iya Har, aku kepengen ngobrol sama kamu nih malam ini di rumahku..."
"bisa??", tanya pak usman di depan muka suhardi.

"bisa, memangnya ada apa ya?", heran suhardi, biasanya pak usman mengajak ngobrol malam minggu.

"Adalah pokoknya...", balas pak usman seraya melihat sang istri.

"man, man, sama temen sendiri aja pakai rahasia-rahasiaan..."
"ya sudah...habis magrib saja, bagaimana?", suhardi menawar balik.

"terserah kamu sajalah....", balas pak usman tersenyum-senyum karena melihat suhardi sedang curi-curi pandang ke arah tubuh istrinya.

Suhardi terpaksa harus lebih cepat tiba di rumahnya. Kalau saja tidak ada pak usman, barangkali ia bisa basi-basi dulu, berlama-lama mengobrol dengan marni. Di rumah, sang istri sudah menyambutnya dengan wajah lelah seakan habis kerja bakti membersihkan rumah. Suhardi lekas tanyakan kiranya sang istri sakit. Namun, dahlia merasa biasa-biasa saja dan merasa sehat di rumah. Badan yang sudah beringat membuat suhardi lantas segera pergi mandi, membersihkan tubuhnya yang tak lagi harum. Ia yang belum sempat membawa handuk dan pakaian, diambilkan oleh dahlia dengan penuh kasih sayang sebagai seorang istri.

Selesai mandi dan berpakaian rapi, suhardi sempat duduk sebentar menikmati secangkir kopi hangat buatan dahlia. Sembari beristirahat sepulang kerja, ia melamun seorang diri, masih memikirkan bagaimana caranya bisa meniduri marni, istri pak usman. Selagi berpikir demikian, ia baru teringat akan janjinya dengan pak usman. Maka, suhardi mencoba berpamit kepada dahlia untuk keluar sebentar. Sementara Dahlia yang tidak bisa duduk menemani suhardi sedang tertidur mengantuk di kamar. Alhasil, suhardi biarkan istrinya beristirahat. Dengan celana pendek suhardi keluar rumahnya. Sempat pula ia menutup rapat pintu rumah.

Hari yang beranjak malam tidak menggugurkan niat pak usman menyambut kedatangan suhardi di rumahnya. Layaknya seperti orang punya keinginan tersembunyi, pak usman memperlakukan suhardi baik sekali seolah-olah tamu yang datang dari jauh. Melalui marni, pak usman sediakan beberapa makanan ringan dan secangkir teh hangat sebagai jamuan untuk suhardi. Suhardi heran diperlakukan demikian. Tak biasanya pak usman begitu. Di sisi lain, ia melirik-lirik tak karuan, mencari marni yang tidak kelihatan.

Selama penjamuan, keduanya terlibat obrolan santai, baik mengenai keadaan politik dan ekonomi sekarang hingga masalah lingkungan sekitar. Akan tetapi, lambat laun waktu terus berjalan mengiringi inti pembicaraan yang akan disampaikan pak usman.

"Har, kamu tahu maksud aku ngajak ngobrol di rumah?", tanya pak usman terduduk bersebalahan dengan suhardi.

"Hmmm.... ternyata ada maunya...", mimik muka suhardi terlihat sinis.

"hehe... iya har...", mendadak malu reaksi pak usman.

"yaudah mau ngomong apa kamu, man?"
"ngomong aja langsung gak usah bertele-tele...", suhardi mendesak pak usman mengatakan keinginannya.

Sebelum menjawab pertanyaan suhardi, pak usman menoleh sebentar, melihat keadaan sekelilingnya, lantas barulah ia berbicara pelan di depan suhardi.

"Har, kamu tahu 'kan aku 'kan dah gak kerja"
"sementara marni nuntut uang belanja terus..."
"jadinya.... maksud aku ngundang kamu kemari itu aku pengen...."

"pinjem duit?", suhardi buru-buru memotong.

"hehe iyaa har...."
"gimana, bolehkan?"
"pasti aku ganti kok har..." sangat berharap sekali pak usman. Namun, suhardi tak langsung mengiyakan. Kawannya itu malah diam sejenak, memikirkan sesuatu.

Keinginan pak usman meminjam uang, tampaknya akan dimanfaatkan betul oleh suhardi. Lelaki yang punya hasrat terpendam kepada istri pak usman itu berkeinginan mengajukan syarat, layaknya pak arso kepadanya. Ya, pak usman akhirnya mendapatkan momentum untuk menyetubuhi marni. Ia tak akan sia-siakan peluang yang sudah di depan mata tersebut.

"Maaf man..."
"aku gak bisa minjemin....", balas suhardi memupuskan keinginan pak usman.

"Yah har..., tolonglah kawanmu ini...."
"kita 'kan sudah berkawan lama...", kecewa pak usman dengan pernyataan suhardi.

"hhmmm oke..."
"tapi ada syaratnya.... bagaimana?"

"syarat? syarat bagaimana?", tanya pak usman tersenyum heran, namun sepertinya ia sudah tahu.

Suhardi pun lantas berbisik pelan di telinga pak usman, dibarengi tawa kecil dari mulut lelaki itu.
"Aku kepengen tidur dengan marni, man..."
"hehe...."

Bukannya kaget mendengarnya, pak usman malah ikut tertawa setelah mengetahui syarat yang diajukan suhardi. Malahan, gampang sekali ia mengabulkan permintaan suhardi hendak menyetubuhi istrinya.
"Ohhh itu, tenang bisa diatur, har..."
"tapi...."
"sebelumnya aku mau kasih tahu ini dulu ke kamu..."

"Hmm? kasih tahu apa?", suhardi sedikit bingung dengan reaksi pak usman yang tidak terkejut mendengar keinginannya. Malahan, kawannya itu seperti ingin mengungkapkan sesuatu terkait dirinya

Ya, diajukan syarat aneh oleh suhardi kala meminjam uang, membuat pak usman juga tak mau kalah dengan sang kawan. Ia berterus terang kepada suhardi bahwa tadi siang ada seorang lelaki sedang menyetubuhi dahlia. Pak usman yang melihat kejadian itu dan sempat memergokinya lantas tidak bisa berdiam diri. Ia memberi lelaki itu pelajaran dengan beberapa pukulan. Tidak hanya sampai disitu, pak usman sempat menginterogasi orang yang mengaku sebagai pak darmo, atasan suhardi. Sebelum dibiarkan pergi, orang itu pula mengatakan kepada pak usman bahwasanya suhardi mempertaruhkan sang istri demi statusnya sebagai pekerja tetap. Dihadapan suhardi, pak usman bersikap seolah tak menyangka bahwa suhardi bakal menggadaikan istri sendiri. Padahal, ia bersikap demikian demi kemauannya juga.

"parahh kamu yaa har..."
"mbak dahlia sampai nangis gitu..."
"gimana kalo dia sampai tahu kalo sebenarnya belangnya itu kamu ya, har?!!"
"hehe...", keadaan tampak berbalik.

Panik sudah suhardi mengetahuinya. Pantas saja ia melihat pak darmo babak belur sepulang dari kantor. Tahu pak usman mengetahui hal tersebut, ia sangat tidak menghendakki pak usman memberitahukan istrinya. Bisa berantakan semuanya.
"Hmmm yaudah sekarang mau kamu bagaimana, man?", suhardi yang tadinya sudah merasa menang di depan pak usman berubah tunduk.

"hehe..."
"tenang har.... tenang...."
"aku sebagai kawan baikmu..."
"tentu tidak akan membuatmu rugi...", ucap pak usman.

"maksud kamu?", suhardi tak mengerti

Tak pahamnya suhardi, membuat Pak usman lantas berbisik di telinga kawannya itu.
"kita bikin sesuatu buat istri kita har..."
"kamu dapat marni, aku dapat mbak dahlia..."
"bagaimana?"

Suhardi lantas tertawa. Ia menyambut baik ide gila pak usman.
"hehe..."
"ternyata kamu suka sama dahlia, man?"

"Iyaa har..."
"tete istrimu itu bikin aku penasaran".... curhat pak usman sekilas.

"marni juga, man"
"aku penasaran diranjang dia bakalan seperti apa", suhardi juga ikut-ikutan sikap pak usman.

"yaudah daripada cuma bayangin, apa rencana kita selanjutnya?", tanya pak usman kepada sang kawan.

Setelah pembicaraan sebenarnya terungkap, ketahuanlah bahwa pak usman dan suhardi berencana bertukar istri demi kemauan dan rahasia masing-masing. Tentu bukan rencana yang bakal berjalan mudah. Terlebih, tidak mungkin mereka memberitahu dahlia dan marni terkait rencana ini. Yang ada bisa tak terwujud sama sekali rencana keduanya, dahlia dan marni akan marah besar. Sekarang Suhardi dan pak usman sibuk berpikir bersama tentang ide mesum itu seraya memikirkan pula kapan dan dimana akan dilakukan. Bersamaan dengan hal tersebut pula keduanya saling bertukar cerita bagaimana istri masing-masing saat berada di ranjang. Suhardi bercerita tentang sintalnya tubuh dahlia, pak usman bercerita binalnya marni di ranjang. Tak ayal, hal itu penting sebagai bekal bagi keduanya yang akan bertempur.

###​

Suatu ketika di minggu sore, di kamar marni dan pak usman yang ranjang kayunya semalaman baru saja dibongkar, kasurnya pun tiba-tiba diletakkan bersentuhan di lantai, ditambah pula tikar, terlihat marni sedang membantu dahlia berganti daster seksi kepunyaan marni. Bukannya apa-apa, kunjungan dahlia ke rumah marni memang atas permintaan marni. Walaupun sejujurnya marni tak mengungkapkan kepada dahlia kalau itu ialah murni permintaan mas suhardi melalui suaminya, pak usman. Ya, kata pak usman yang baru dipinjami uang oleh suhardi, suhardi ingin marni mengajarkan dan membimbing dahlia bagaimana cara berpakaian yang membuat suami tetap betah di rumah. Tak hanya itu, mas suhardi ingin marni mendesak dahlia agar mau menggunakan daster seksi kala bercinta. Mas suhardi yang sudah mau menolong meminjami uang, lekas mau dibantu oleh marni sebagai tanda terima kasih. Sekarang kala kedua suami marni dan dahlia sedang keluar rumah pergi entah kemana, marni sedang menggunakan daster belahan dada rendah kepunyaannya. Dahlia pun sedang dipinjaminya. Sesuai janji, marni mencoba membimbing dahlia.

"kenapa sih daster kamu begini banget, mar?", dahlia tampak tak menyukai.

"Hmmm kamu itu yaa...."
"biar suami kamu itu betah sama kamu dahliaa...", terang marni memperhatikan bentuk tubuh berisi dahlia.

"masa sih....?", dahlia sedang bercermin seakan tak percaya.

"iyyaa....", angguk marni kagum dengan dahlia yang tampak lebih seksi darinya.

"Ohh ya mar..."
"ini kamar kamu kenapa berubah jadi begini....?", tanya dahlia yang terheran-heran dengan kondisi sekitarnya.

"katanya mas usman sih buat nanti malam....", malu-malu marni mengungkapkannya.

"ada-ada aja yaa suami kamu, mau bersetubuh aja sampai repot-repot buat kamar jadi begini"...

"variasi bercintalah...."
"biar gak bosen..", balas marni.

"hmmmm.....", dahlia hanya menggumam.

"payudara kamu gede yaa dahlia..."
"pasti mas suhardi seneng...." Dahlia tidak menanggapi ucapan marni. Ia malah teringat ucapan pak darmo beberapa waktu yang lalu.

Saat sedang asyik ngobrol berduaan dengan dahlia, tiba-tiba pintu kamar marni yang tak terkunci terbuka. Masuklah dengan gampang pak usman dan suhardi dalam keadaan telanjang tanpa malu-malu dihadapan kedua istri mereka. Melihatnya, Marni dan dahlia pun sontak terkejut apalagi dihadapan mereka terlihat batang kemaluan sang suami masing-masing sedang berdiri mengeras. Bagi suhardi dan pak usman, keduanya terlihat senang sekali karena berhasil menjebak dahlia dan marni dalam satu kamar.

"Apa-apaan sih kalian ?!" kesal marni dengan ulah aneh sang suami dan mas suhardi

"kamu juga mas, kenapa ikut-ikutan sih?"
"gak enak sama mbak marni!", dahlia menyerang suaminya.

Pak usman tidak menanggapi, justru berbicara lain.
"Har, montok mbak dahlia har...."
"bakal kenyang nih aku malam ini....", pak usman melirik ke arah suhardi.

"Man, kamu lihat nanti marnimu, man hehe...."
"kubuat dia kejang-kejang..."
"Hmmm ayolah man, tunggu apa lagi..!!", ucap suhardi seakan memberi perintah pada kawannya.

Marni dan dahlia yang berpenampilan seolah siap melayani nafsu seks suhardi dan pak usman tiba-tiba diterjang oleh syahwat kedua lelaki itu. Bedanya, bukan lagi oleh suami sah mereka. Dahlia sedang digerayangi pak usman. Marni sedang dicumbu suhardi. Keduanya pun melakukan perlawanan di tempat yang nyatanya sudah dipersiapkan oleh pak usman semalaman. Hanya saja, perlawanan dahlia dan marni hanya membuat pak usman dan suhardi makin nafsu menelanjangi mereka. Lihat saja pak usman, berusaha keras menjangkau buah dada dahlia yang masih tertutupi daster. Seolah ingin merobek, tak sabar pak usman segera menyusu dengan dahlia. Begitu juga dengan suhardi. Daritadi tangannya mencoba meraba-raba selangkangan marni. Berharap wanita itu segera orgasme, dan lantas suhardi bisa mencicipi vagina marni yang telah didambakannya jauh-jauh hari.

"harr... gede nenen istrimu harr....."
"ughhh.... sini... susuin mas usman, mbak dahlia...", pak usman berhasil menjangkau payudara dahlia.

"Aahhhh...... janggann mass suharr...."
"hentikaannnn!!!!", jerit marni selangkangannya tengah coba dimasuki oleh jari tangan suhardi.

###​
 
Terakhir diubah:
Suhu.... Seperti nya tokoh nya pas trrakhir nya saling tertukar ato gimana yakk.. Ane sedikit bingung baca nya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Keren..., motong ceritanya sinetron banget., di bikin kentang semua kalo gini hu.,,,:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:
 
Kapok tuh pak darmo... :haha:
Ooooh ini asal muasalnya rina ma yuda..:pandajahat:
 
Status
Please reply by conversation.

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd