Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY K3luarga - PART 13 (Tamat)

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part 11

Keesokan siang harinya, aku duduk disofa ruang tamu teringat dengan gracia. Aku masih sedikit khawatir dengan Gracia, bagaimana kabarnya dia dibekasi.

Shani berjalan menuju ruang tamu dia melihatku sedang melamun, shani datang menghampiriku dan duduk disampingku.

"kenapa murung kak? Kak radit khawatir dengan Gracia?"

"iya shan aku khawatir dengannya"

"kak radit gak nelpon tanya kabarnya?"

"kak radit takut mengangunya sekarang"

"aku kenal gracia dari masuk jkt, dia orang yang tegar kok kak radit" Shani menyandarkan kepalanya dipundakku dan menenangkan diriku

Aku pun terdiam sejenak memikirkan apa yang dikatakan oleh shani, dia memegang kedua tanganku dan menyakinku.

"aku yakin kok kak radit bisa membuat Gracia bahagia"

"makasih ya shan, sekarang kak radit udah lega setelah berbicara dengan kamu shan"

B22.jpg


Shani membalasku dengan senyuman diwajahnya dan wajahnya mendekat kepadaku, dia pun mencium bibirku dan lidahnya beradu denganku.

"Mmm... Shan jangan sekarang Mmm"

"Mmm... Maaf... Kak... Mmm... Aku... Sekarang... Mmm"

Aku membalas permainan lidahnya, lidah shani bermain lebih nakal. dia terus memainkan lidahnya dimulutku dan semakin liar mulutku penuh oleh lidahnya.

"Mmm... Shan... Sesak... Mmm"

"Mmm... Kak... Radit... Mmm... Enak..."

Aku melepas kecupan lidahnya dan kumainkan lidahku dilehernya, shani memelukku dia mendesah nikmat .

"Ahhh... Kak.. Radit..."

"Mmm... Cuuppp.... Shan... Harum... Mmmm..." Aku memainkan lidahku lebih cepat

"Ahhh... Ah... Kak... Radit... Enak... Ahhh" shani memegang kepalaku

Shani sudah terangsang dia membuka bajuku, dia memainkan puting dadaku aku memegang tangan shani.

"kak radit nakal" dia tersenyum

"Ah... Shan... Ahh... Kamu... Juga... Ahhhh" aku mendesah

36C.jpg


Aku melepas pakaian dan bhnya, kumainkan jariku diputing payudara shani. Dia terangsang oleh permainan jariku, shani mendesah sambil memegang tanganku.

"Ah... Ahh... Terus... Kak... Radit... Ahhh..."

Aku pun menarik puting payudaranya Shani, badannya bergetar menikmati tarikan jariku.

"Ahhh... Kayak... Gitu... Kak... Radit... Ahhh"

"enak shan?"

"enak... Kak... Ahhhh"

Aku memegang payudaranya dan kumainkan lidahku diputingnya, shani mendekap kepalaku dia ingin merasakan lebih lagi.

"Ahhh... Terusin... Ahhh... Kak... Enak... Banget... Ahhhh" shani memeluk kepalaku

"Mmmm.... Shan... Slurrppp..." Aku terus menjilat payudara shani

Shani merasakan jilatan semakin nikmat dan terus mendesah, dia semakin terangsang tangannya meraba nakal dan masuk cdku mengocok penisku.

"Ahhh... Shan... Lembut... Ahhh..." Aku mendesah tangan shani mengocok penisku

"Kak... Radit... Keras..." Shani tersenyum

Aku juga memasukkan tanganku kedalam cdnya, kukocokan klitorisnya shani mendesah.

"Ahhh... Kak... Radit... Ahhh"

"Ahhh... Shani... Ahhh"

Kami berdua saling merangsang satu sama lain, kumasukkan jariku didalam vaginanya.

"Ah... Kak... Radit... Kocokin... Didalam..." Shani memegang lenganku

"Ahhh... Iya... Kocokin... Kakak... Juga... Shan... Ahhh"

Kami berdua saling mengocok satu sama lain, desahan kami sama-sama semakin kencang. Shani menyerah dengan kocokan jariku bermain diliang vaginanya.

"Ahhh... Ahhhh... Enak... Kak.... Ahhh... Terus... Ahhh" shani mendesah semakin kencang

AFC.jpg


Wajah shani kian memerah menikmati sensasi diliang vaginanya, jariku berhasil membuat terus mendesah. Cairan vaginanya sedikit keluar membasahi jariku dan shani ingin segera orgasme.

"Ahhh... Kak... Terus... Kak... Ahhh... Aku... Mau... Keluarrrr..." Shani memelukku

"Ayo shan... Keluarin..." Aku mempercepat kocokanku

Cairan vaginanya mengalir deras membasahi cdnya dan sofa, shani menarik nafas terengah-engah dia orgasme begitu hebat.

"Ahhhhhh... Kakak... Hebat... Ahhh" shani memelukku badannya lemas

Shani melepas pelukannya, dia menarik cdku penisku langsung dikocok olehnya.

"sekarang giliranku ya kak"

Tangan shani mulai mengocok penisku lagi, aku tak sanggup menahan desahanku.

"Ahhh... Shan... Kocokin... Shan... Ahhhh"

"punya... kak... Radit... Besar..." Shani mengocok penisku semakin cepat

"Ahhh... Shan... Enak... Ahhh" aku menikmati kocokannya shani

Shani menghentikan kocokanya, dia mendekatkan wajahnya didepan penisku.

"punya kakak keras banget aku suka" shani tersenyum dan mulutnya mengulum penisku

"Ahh... Shani... Ahhh" aku mendesah semakin kencang

Anin yang sedang mencari shani, dia menurunin tangga dan mendengar suara desahanku dari ruang tamu. Anin berjalan menuju ruang tamu, dia melihatku sedang bercinta dengan Shani disofa.

Shani yang merasakan penisku semakin hangat oleh kulumannya, kulumannya semakin cepat membuatku ingin segera orgasme.

"Mmm... Slurrpp... Kak... Hangaattt... Slluurrrpp... Mmmm" shani mengulum semakin nikmat

"Ahhhh... Shan... Kak.. Radit... Ahhh... Mau... Keluarrr... Ahhh" aku memegang kepala shani

Aku menyuruh Shani menghentikan kulumannya, dia semakin cepat mengulum penisku. Aku mendesah semakin kencang dan spermaku ingin meledak didalam mulut shani.

"Ahhh... Shan... Stoppp... Ahhh... Kakak... Gak... Bisa... Tahan...lagi... Ahhhh"

"Slurrrppp... Mmmm... Kak... Enak... Keluarin... Kak... Sluurrrppp... Mmmm" shani mengulumku lebih cepat

Cairan spermaku keluar didalam mulut shani, dia menahan penisku didalam mulutnya menghisap abis cairan spermaku. Dia melepas kulumannya dan mengeluarkan pejuku ditangannya.

C45.jpg


"banyak... Kak... Radit.... Hangat..."

"Ahhhh... Enak... Shan..."

"Ahhh... Enak banget cairan kakak" shani tersenyum menelan cairan spermaku ditangannya

Aku menarik pinggul shani dan melepas cdnya, aku pun mengesekkan penisku dibelahan vaginanya kami berdua mendesah.

"Ahhh... Shan... Kamu... Ahhh"

"Ahhh... Kak... Masukin... Ahhh... Didalam... Kak... Ahhh"

Aku mendorong masuk penisku, vagina shani yang sudah basah dengan cairan orgasmenya membuat penisku licin masuk keliang vaginanya lebih dalam.

"Ahhhhh... Kak... Dalamin... Lagi... Ahh.. Ahhh" shani mendesah kencang

"Ahh... Shan.. Sempit... Bangett... Ahhh" aku mendorong penisku lebih dalam lagi

Aku mengenjot Shani dengan perlahan, desahan shani semakin kencang liang vaginanya sesak oleh penisku.

"Ahhh... Kak... Radit... Besar... Kak... Ahhh... Enak... Ahhh" shani mendesah tidak karuan

"Ahhh... Sempit... Banget... Shann... Ahhh" aku ikut mendesah

43A.jpg


Anin yang mendengar desahan aku dan shani dia terduduk dilantai, dia terangsang meremas payudaranya dan mengocok vaginanya. Anin menahan sedikit desahannya tangannya semakin nakal meraba dan mengocok dirinya.

Cairan vaginanya shani terus mengalir keluar saat kugenjot vaginanya, shani menarik tanganku memintaku lebih cepat mengenjotnya.

"Ahhh... Kak... Radit... Cepetin... Lagi... Ahhhh"

"Ahhh... Iya Shan... Ahhh" aku mempercepat genjotanku

Anin tidak bisa menahan desahan tangannya semakin nakal bermain divagina dan payudaranya, tubuh bergerak semakin liar dia pun ingin segera orgasme. Anin mempercepat kocokan jarinya dan mengalir deras cairan vaginanya membasahi lantai.

"Aaahhhhhh" anin mendesah puas

Anin meresapi orgasmenya dan melihat aku dan shani lagi.

Kami berdua saling memgoyang pinggul kami, aku terus mengenjot shani dan spermaku ingin keluar.

"Ahhh... SHAN... KAK... RADIT... MAU... KELUAR... AHHH"

"AHHH... KAK... DIDALAM... DIDALAM..." Shani menahan pinggulku dengan kakinya

Pejuku pun keluar mengisi liang vagina Shani, dia mendesah merasakan hangatnya spermaku.

"AAHHHHHHH"

"Ahh... Shani..."

Aku langsung berbaring menindih dan mencium shani.

"Mmmm... Shan... Mmmm"

"Mmmm... Kak... Enak... Kak... Mmmm"

Anin membersihkan sisa orgasmenya dilantai, dia pergi kekamarnya dengan senyuman diwajahnya.

Aku dan shani membereskan diri kami masing-masing, shani tersenyum memelukku.

"kak radit makasih ya"

"iya kakak juga ya"

Shani pergi menuju kekamarnya tampak dia sangat lelah, begitu juga aku langsung berbaring disofa dan langsung tertidur.

Dan pada sore hari aku pun terbangun, aku pun segera menuju kamar mandi membersihkan badanku setelah tadi siang abis bercinta dengan Shani.

Aku pun masuk kekamar mandi beralaskan handuk dan mengunci pintu kamar mandi. Aku terkejut melihat anin sudah berada dikamar mandi menungguku, dia memakai handuk menatapku dengan senyuman nakalnya.

"Anin kok tiba-tiba ada disini"

"Maaf kak, aku udah dari tadi kok disini"

Aku melihat puting payudaranya menonjol didalam handuknya membuat penisku naik seketika, dia melihat penisku yang menonjol anin mengigit jarinya sambil menatapku.

"kak radit kenapa?"

"gak kenapa kok nin, bisa kakak mandi duluan gak nin?"

A42.jpg


Anin membuka ikatan handuknya dia memperlihatkan payudaranya dan vaginanya yang indah membuatku menelan lidahku, dia menjatuhkan handuknya dilantai dan berjalan mendekat kepadaku.

"kak kita mandi bareng yuk" dia mengedipkan matanya

Anin melepas ikatan handuk dia menyalakan shower kamar mandi, dia membasahi penisku yang sudah menegang diwajahnya anin mulai mengocok penisku.

"Ahhh... Nin...."

"tadi siang aku lihat kak radit dan shani diruang tamu" anin mengocok penisku semakin cepat

"Ahhh... Nin... Maafin... Kakak... Ahhh" aku mendesah penisku dikocok semakin cepat

"Kak radit shani juga, kakak jahat" anin menarik penisku

"Ahhhh.... Nin... Sakit... Ampun... Nin" aku pun kesakitan penisku ditarik

C89.jpg


Anin tersenyum nakal setelah mengerjainku, dia mengocok kembali penisku.

"kak radit nakal juga jahat, tapi aku sayang kamu kak radit"

Anin mengulum penisku menghisap batang penisku mengisi rongga mulutnya.

"Ahhh... Nin... Enak... Ahhh"

"Mmm... Keras... Kak... Slurrpp..."

Dia mengulum penisku semakin cepat, aku memegang kepalanya. Anin melepas kulumannya dan menjepit penisku dengan payudaranya.

"kak radit hangat kak terasa disini" anin tersenyum memegang payudaranya

"Ahhh... Terus... Goyang... Ahhh" aku menyandarkan tubuh ditembok

Goyangan payudara anin semakin liar dan menjepit penisku, aku mendesah nikmat merasakan goyangan dan jepitan payudaranya.

"Kak radit enak gak?"

"Ahhh... Banget... Nin... Ahhh"

27A.jpg


Anin melepas jepitan payudaranya, dia berdiri kedua tangannya bertumpu pada tembok dan mengangkat pantatnya.

"kak dihisapin anin dari belakang" anin menyuruhku menghisap vaginanya dari belakang

Aku memegang pantatnya dan membuka belahan vaginanya, kujulurkan lidahku menjilat dalam vaginanya.

"Ahhh... Dalamin... Kak... Ahhh" anin melihatku menjilat vaginanya

"Mmm... Slurrppp... Enak... Mmm" aku menjilat vaginanya

Anin menghentikan jilatanku dia membalikkan badannya, anin menyuruhku menjilat vaginanya dari depan.

"kak radit Sekarang dari depan ya" anin menuntun kepalaku ke selangkangan pahanya

Aku langsung menjilat sela vaginanya, anin mendesah nikmat dia meminta lebih membuatnya lebih terangsang.

"Ahh... Kak... Terus... Kak... Ahhh"

"Mmm... Kamu... Nakal... Nin... Mmm"

Kumainkan lidahku diklitorisnya dia semakin terangsang oleh jilatan, anin mengoyang pinggul dia mendesah lebih kencang.

"Ahhh.... Kak... Jilat... Lagi... Ahhh... Terus... Ahhh" anin memejamkan matanya menikmati klitorisnya kujilat

Anin tidak bisa menahan sensasi nikmat divaginanya, dia segera ingin orgasme aku menjilat klitorisnya semakin nakal.

"Ahhh... Aku... Mau... Keluar... Kak... Ahhh... Stopp... Kak... Ahhhh"

"Mmmm... Kak... Radit... Slurrpp... Siap... Mmmm" aku menjilat liang vaginanya

Cairan vaginanya mengalir keluar dengan deras membasahi wajahku, aku menghisap cairan vagina anin yang masih mengalir.

"Slurrpp... Nin... Enak... Banget.... Mmm" aku memainkan lidahku lebih dalam lagi

"Ahhh... Kak... Nakal... Stop... Ahhh" anin menarik kepalaku

Aku puas menghisap cairan vagina anin, aku mencium bibir anin kami saling beradu lidah.

"Mmmm... Kak... Radit... Mmm"

"Mmmm... Anin... Mmm"

Tangan anin meraba penisku dan mengocok dia meminta mengenjotnya.

"kak... Radit... Masukin... Kak...." Anin mengocok penisku

"Ahh... iya... Nin... kakak... Masukin..."

349.jpg


Aku mengangkat kaki anin dan membuka selangkangan pahanya, kudorong penisku masuk keliang vaginanya.

"Ahhh... Kak... Masukin... Lagi... Ahhhh" anin memegang leganku

"Ahhh... Nin... Sempit... Ahhhh" aku mendorong penisku

Penisku pun masuk seluruhnya mengisi liang vaginanya anin terus mendesah menikmati penisku mengisi liang vaginanya. Aku pun mulai mengenjot anin, dia menikmati vaginanya digenjot oleh penisku.

"Ahhh... Kak... Enak... Ahhh"

"Ahhh... Kamu... Juga.... Ahhhh"

Genjotanku semakin licin cairan vagina terus menerus mengalir keluar membuat penisku lebih cepat mengenjotnya.

"Ahhh... Kecepatan... Ahhh... Tapi... Enak... Ahhh... Kak... Ahhh" anin mendesah liar

"Ahhhh... Licin... Banget... Nin... Ahhh" aku mendesah dengan genjotanku

Wajah anin semakin memerah dia semakin horny, dia mencium bibirku dan aku terus mengenjotnya. Aku pun tidak bisa menahan lebih lama spermaku ingin keluar.

"AHHHH... NIN... KAK... RADIT... MAU... KELUAR... AHHH"

"AHHH... KELUAR... DIDALAM... KAK... AHHHH"

Aku mengeluarkan spermaku didalam vagina anin, kami berdua terduduk dilantai aku bersandar lemas. Anin merasakan nikmat diliang vaginanya diisi penuh oleh pejuku.

"Ahhh... Kak... Radit... Keluar... Banyak... Ahhh" anin memejamkan mata dan mengigit jarinya

"Anin... Kamu... Enak... Ahh" aku menarik nafas

Anin dia tersenyum puas memelukku erat lenganku.

"kak radit aku puas kak, makasih ya"

"iya kakak juga"

Setelah selesai mandi aku pun langsung membaringkan diriku dan segera melanjutkan tidurku lagi, aku pun kelelahan mengenjot 2 perempuan hari ini.

Dering hpku berbunyi Gracia menelponku, aku pun segera mengangkat teleponnya.

"hai kak radit apa kabar?"

"kamu gimana? Gimana kesehatanmu? Maafin kak radit ya..."

"stop kak relax dulu ya"

"iya gre maaf, kak radit khawatir sama kamu gre..."

"iya aku baik-baik aja kok, kak radit gimana?"

"iya kak radit baik-baik aja, kapan balik ke Jakarta gre?"

Aku dan gracia saling bercerita dan mengobrol melepas rindu yang baru ditinggal beberapa hari, setelah obrolan kami dari telepon malam itu aku jadi tidak bisa jauh dari gracia dan bersiap melamarnya.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Part 7

Keesokan paginya shani bersiap-siap untuk berangkat kuliah dan kebetulan hari ini kegiatan dijkt tidak ada jadi dia bisa istirahat malam ini.

Masih terbayang suara desahan dari kamarku dibenak shani, dia sangat penasaran apa yang kami lakukan pada malam itu. dia tidak mau memikirkan lebih lanjut dan lanjut menyiapkan keperluan kuliahnya.

Shani keluar dari kamar dan menuruni tangga dia berhenti mendengar aku dan anin sedikit bertengkar.

"Nin maafin kakak tadi malam" aku menahan tangan anin

"gak mau kakak jahat" dia berbalik badan

"Nin maafin kakak, please jangan marah" aku memegang bahu anin

"gak mau pokoknya kakak jahat" dia kembali membalikkan badannya

Aku mencium keningnya dia pun tersenyum dan anin memelukku.

"jadi kakak dimaafin gak nih?"

"iya kak maafin anin juga kak"

Dia pun melepas pelukannya dan ingin segera pergi kuliah.

11.jpg


"Kak nanti malam aku tunggu dikamar ya" dia pun mengedipkan matanya

aku hanya menganguk anin pun pergi dengan senyuman yang manis kepadaku. Aku merasa lega anin sudah tidak marah lagi dan aku memuaskannya nanti malam karena aku sudah berjanji sungguh susah tapi menyenangkan untukku.

Shani yang berada ditangga mendengar semua percakapan aku dan anin, dia pun penasaran apa yang aku dan anin lakukan dikamar anin. Shani menyimpan semua itu untuk malamnya dan ia segera berangkat kuliah.

Shani pun turun dari tangga aku melihat shani pun segera memangilnya.

"mau kemana shan pagi sekali?"

"mau kuliah kak"

Shani langsung pergi mungkin dia sedang terburu-buru dan aku pun bersiap-siap untuk berangkat kerja.

Sore menjelang malam hanya kami bertiga berada dimeja makan, gracia sedang ada kegiatan jkt diluar kota sementara ayah dan ibuku berkunjung dirumah saudara. Shani biasanya tidur awal, Aku dan anin bisa puas malam ini.

makanan hari ini aku dimasakin oleh anin karena tidak ada ibuku.

"kak dimakan ya ini aku yang masak loh" anin membawa masakannya sambil tersenyum

"wah enak nih jarang-jarang kamu masak" aku dengan semangat

"tadi kerjaan kakak banyak, capek gak?" Anin bertanya

"lumayan nin sedikit capek" aku tersenyum

Anin pun membalas senyumanku aku pun tau maksud dari pertanyaan itu, sementara shani hanya mendengarkan kami dan menghabiskan makan malamnya.

"Nin kak aku ke atas dulu ya, thank you masakan Nin"

"iya sama-sama ci shani"

Shani meningalkan aku dan anin, aku menghabiskan makan malam anin memperhatikanku yang sedang makan dengan lahap.

"Nin kenapa liatin kakak?"

"iya kakak lahap banget makannya"

"iya abisnya enak coba bisa setiap hari"

"semoga aja terkabul"

"lho kok terkabul?" Aku pun heran

Anin hanya tersenyum melihatku dan dia sudah selesai dengan makan malamnya.

"Kak nanti malam"

"iya Nin"

Anin pun naik tangga pergi kekamarnya, aku melanjutkan makan malamku.

22.jpg


Malam pun tiba aku segera menuju kamar anin, shani mendengar suara langkah kakiku dia pun mengikutiku. Aku sampai didepan pintu kamar anin, kuketuk pintu kamarnya anin membuka pintu untukku. Aku pun masuk kekamar anin kami pun saling bertatapan mesra.

"Kakak datang"

"iya nin kakak milikmu malam ini"

Anin mencium bibirku lidah kami beradu, anin menbawaku kekasurnya sambil memelukku dengan erat kami tidak sadar lupa menutup pintu. Shani yang mengikuti sampai didepan kamar anin, dia melihat dari pintu yang terbuka sedikit.

Shani melihat aku dan anin sedang berciuman mesra.

"Mmm... Cuppp... Aku sayang kakak... Mmmm"

"Mmmm... Kakak juga... Mmmm"

Aku pun mengecup lehernya membuat anin mendesah nikmat sambil memegang kepalaku.

"Ahhh... Kak... Nakal... Ahhh"

"Mmmm.... Cuppp... Biarin... Mmm"

Anin pun terangsang dengan permainan lidahku, dia yang sudah naik membuka bajuku memelukku dan menjilat dadaku.

"Ahh... Terus... Nin... Ahhh"

"Mmm... Enak... Kak... Mmmm"

33.jpg


Aku merasakan sensasi lidah anin yang bermain didadaku, aku memegang erat bahunya sambil mendesah. Anin puas melihat expresiku yang puas, dia menarik kedua tanganku ke payudaranya.

"kak remasin puasin anin"

"iya kakak bakal puasin kamu Nin"

Aku meremas kedua payudara anin dan lidahku kembali bermain dilehernya dia terangsang.

"Ahhh... Kak... Ahhhh"

"Mmmm... Kamu seksi Nin... Mmmm"

Puas meremas payudaranya aku membuka pakaian dan bhnya. Tampak gundakan payudara yang menetangku.

"Ah kakak" dia pun sedikit terkejut

Aku memainkan Puting payudara anin dengan jariku membuat anin mendesah semakin keenakan.

"Ah... Ah... Geli... Kak... Ah" anin memegang tanganku

Aku tersenyum melihat expresi anin yang mulai naik. Aku langsung mengengam payudara anin, shani menyilangkan dibagian dadanya dengan tangannya melihat aku mengengam payudara anin.

"Nin besar payudaramu, tangan kakak gak muat" aku berusaha mengengam payudara anin

77.jpg


"Ah... kak hisap kak" anin memegang kepalaku

Aku menghisap puting susunya anin pun mendesah nikmat.

"Ah... Ah... Kak... Enak... Ahhh"

"Mmm... Nin... Enak... Kamu... Mmmm"

Aku memainkan lagi puting payudaranya dengan lidahku,desahan anin semakin kuat dan dia semakin horny dengan permain lidahku.

"Ah... Ahhhh... Terus... Kak... Ahhhh" dia menahan kepalaku didepan payudaranya

"enak Nin Mmm..."

Shani merasakan sensasi dari jilatan lidahku di puting payudara anin secara tidak langsung dia pun merasakannya diputingnya.

Anin tampak puas dengan jilatanku aku menganti target jilatanku, aku menyentuh pinggulnya dan melepaskan celananya tampak cdnya sudah basah anin orgasme dari tadi.

"wah udah basah kamu aja Nin"

"Kakak lagi kak buat aku lebih basah lagi" anin menarik tanganku

Aku melorotkan cdnya tampak vagina anin yang mengodaku, aku membuka selangkangan pahanya menjilat klitorisnya membuat anin mendesah nikmat.

"Ahhhh... Kak... Lidah... Kak... Ahhhh" anin menahan kepalaku

"slurrpp... cairanmu... gurihh... Sluurrrppp" aku menjilat semakin liar

Aku menjilat abis cairan yang keluar dari vaginanya anin semakin mendesah dan memegang rambutku semakin erat.

"Ahhh... Ahhhh.... Kak... radit... Ahhh"

"Sluurrrppp... Anin... Sllluurrrppp"

Aku menghentikan jilatanku gantian jariku masuk ke liang vaginanya dan mengocok vaginanya dengan cepat.

"Ahhhh... Kak... Ahhhhh..." Anin mendesah kuat

"keluar Nin kakak mau cairanmu lagi" aku semakin cepat mengocok vagina anin

Tangan shani memegang bagian vaginanya dia melihatku mengocok vagina anin dengan jariku. Anin tidak menahan lebih lama lagi dia pun orgasme, cairan cinta mengalir deras keluar mengenai jariku.

"Mmm.... Enak banget Nin" aku menjilat jariku

"Ahhhhhhh... Kak... Secara gantian Anin ya"

Anin menaikkkan tubuhku dia melepas celanaku, anin mengincar penisku sudah menonjol tegang dalam cdku.

"Hmm... Punya kakak besar" anin menyentil penisku

"Ah... Nin sakit" aku menahan sentilan jarinya

Anin tersenyum melihat expresiku, dia melepas cdku penisku pun mengacung didepan wajah anin.

Shani terkejut pertama kali dia melihat penis pria, dia merasakan sensasi ditubuhnya semakin naik dia tidak tau apa setelah melihat penisku.

Anin mengocok penisku sambil tersenyum melihatku.

"tadi enak banget kak sekarang anin buat kakak radit enak"

"Ah... Buat... Kakak... Ahhh... Enak Ahhh"

Anin menjepit batang penisku dengan payudaranya dan dia mengocoknya aku mendesah merasakan nikmat dipenisku. Batang penisku semakin hangat dan berurat membuat anin semakin cepat mengocok penisku.

"penis kakak hangat banget"

"Ah... Terus... Kakak... Enak... Ah"

Aku mendesah semakin kuat dan penisku sudah tegang dengan jepitan payudaranya, anin pun tahu aku akan orgasme dia mengulum penisku untuk membuat aku orgasme lebih cepat.

"Ah... Nin... Kakak... Mau... Keluar... Ahhh"

"Mmm... Keluarin kak... Slurrrpp"

Anin melepas kulumannya mengocok penisku dengan payudaranya, aku mengeluarkan cairan spermaku mengenai wajah dan payudara anin.

66.jpg


"Ah... Banyak banget kak Mmm..." Anin menjilat spermaku diwajahnya

"Ah.. Kamu hebat Nin..."

Shani melihat anin yang menjilat spermaku, dia melihat anin begitu menikmati apa yang aku lakukan. dia merasakan tubuh semakin menjadi tetapi shani tetap ingin melihat aku dan anin lebih lanjut.

44.jpg


Anin pun berbalik menaikkan vaginanya dia pun digenjot dari belakang.

"Kak entotin aku dari belakang kayak gracia kemarin" dia membuka belahan vaginanya

Aku pun langsung memasukkan penisku kedalam liang vaginanya kami berdua mendesah bersama.

"Ahhh... Kak... Yang... Dalam... Kak... Ahhhh"

"Ahhh... Sempit.. Nin... Ahhh"

Aku memegang pinggul anin dan mempercepat genjotanku kami berdua mendesah kencang.

Tubuh shani semakin terangsang melihat aku dan anin berhubungan intim, dia pun tidak bisa menahan lagi sensasi ditubuhnya shani memilih pergi kekamarnya sambil memegang tubuhnya sendiri.

Pinggulku bertabrakan dengan pantat anin, aku memukul pantat anin yang empuk untuk merangsangnya.

"Ah... Kamu... Nakal... Nin... Ahh... Kakak... Hukum... Ahhhh" aku memukul pantat

"Ahhhh.... Kakak... Juga... Ahhh" Anin mendesah pasrah

55.jpg


Batang penisku terasa licin diliang vaginanya tampaknya anin terangsang karena dengan pukulanku dipantatnya. Penisku semakin cepat masuk keluar diliang vaginanya, aku menarik kedua tangan anin dan mempercepat genjotanku kami berdua mendesah tidak karuan.

"Ahhhhh.... Enak... Kak... Terus... Kak... Ahhhhh"

"Ahhh... Nin.... Ahhh... Ahhhh"

Aku pun menghentikan genjotanku dan menarik nafas sejenak tenagaku terkuras karena genjotan tadi, anin pun tersenyum lemas dia menyuruh berbaring.

"Ah... sekarang gantian anin... Kak Ahhh"

"Ah... Maaf nin kakak gak kuat..."

Dia pun tersenyum dan memasukkan penisku kedalam liang vaginanya. Anin menaik turunkan pinggulnya dia pun mendesah liang vagina sesak dengan batang penisku.

"Ahhh.. Kak... Sesak... Didalam... Ahh"

"Ahhh.... Kakak... Juga... Ahhh"

Anin mempercepat genjotannya dan penisku sudah tegang pejuku pun segera ingin meledak. Aku memeluk anin dan membaringkannya, aku mengenjot vaginanya penisku sudah sangat tegang.

"Ahhh.... Nin... Kakak... Mau... Keluar... Ahhh"

"Ahhh... Kita... Keluar... Bareng... Ahhh... Didalam... Ahhh"

Aku mengenjot penisku diliang vaginanya dan hingga menyentuh rahimnya, aku meledakkan spermaku memenuhi liang vaginanya dan anin orgasme merasakan cairan sperma didalam vaginanya.

"Ahhhhh.... Kak... Cuuppp... Mmm..." Anin mencium bibirku

"Ahhhh.... Nin... Mmmm" aku membalas ciumannya

Aku mencabut penisku dari vaginanya cairan spermaku bersama cairan vaginanya mengalir deras keluar dari vaginanya.

"Ahhh... Kak... Hangat... I... Love... You... Kak... Ahhhh" Anin meraba vaginanya

Aku berbaring disampingnya, aku menatap anin.

"Nin kamu enak Nin"

"kakak radit hebat"

Kami terbaring dikamar anin dan tidur pulas karena sudah kelelahan.

dikamar lain shani berusaha untuk tidur tetapi tidak bisa, dia masih terbayang-bayang apa yang dilihatnya. Shani sedikit menyesal mengikuti sampai melihatku dengan anin meninggalkan kesan yang aneh baginya.

Sensasi itu masih ada ditubuhnya, shani pun penasaran mengapa anin sangat menikmatinya. Tangannya meremas payudaranya sambil membayangkan aku yang meremas payudara anin, shani pun mendesah karena payudaranya semakin diremas enak.

“hmm kok enak banget sih”katanya dalam hati

Shani mulai sedikit terangsangan dan dia memasukkan jarinya ke dalam vaginanya, shani mengocok vaginanya sambil mengingat aku mengocok vagina anin.

“Ahhh... Mmm...” desahannya mulai keluar

Shani terus memainkan jarinya, dia pun menutup matanya karena terangsang dengan permainan jarinya.

“Ahhh... Ahhhh.... Nikmat... Ahhhh”

88.jpg


Dia pun terus merangsangnya dirinya sendiri dan tak lama dia pun orgasme untuk pertama kalinya cairan vaginanya mengalir deras.

“AHHHHHHH....” shani mendesah kuat dia pun langsung terlelap.

Bersambung....







jadi penasaran pas main sama shani ;)
 
Yess, akhirnya update jg...
Thanks banget Suhu...
Ditunggu kehamilan Shani & Anin... hehehe
 
Bimabet
Part 8

Keesokan paginya shani bangun dia merasa dirinya sangat senang seketika dia menjadi bingung apa yang dia lakukan kemarin malam, Shani tanpa sadar melakukan masturbasi belum tahu apa itu. dia mempersiapkan dirinya untuk berangkat kuliah tidak memikirkannya lebih lanjut.

Siang hari jam kuliah sudah selesai tetapi shani stay dikelas untuk menyelesaikan tugas kuliah dengan laptopnya, tiba-tiba dia teringat oleh aku dan anin sedang bersetubuh masih terbayang aku mengenjot anin membuat tubuhnya terangsang.

Shani memeluk tubuhnya sambil memejamkan matanya dia sedikit mendesah, badannya terasa gatal terutama bagian sensitifnya shani sambil bisa menahan sensasinya.

Pada saat itu dia mencari tahu dengan laptopnya mengapa tubuhnya terasa panas dan gatal pada saat membayangkan aku dan anin bersetubuh. dengan polosnya dia mendapatkan kata "sange" dan mencari cara melampiaskan sangenya bagi wanita.

Shani mendapatkan solusinya dengan melakukan masturbasi dengan vibrator, dia pun segera memesan vibrator secara online yang sampai esok hari.

1.jpg


Pada esok malamnya shani pun sudah mendapatkan vibrator yang dipesannya, dia mengelus vibrator yang besarnya seukuran dengan penisku. Membuat Shani penasaran dengan fungsi vibrator dia segera membaca cara pemakaiannya dan mengikutinya.

Dia melepas celana dan cdnya dengan perlahan-lahan shani memegang vibrator dan memasukkan ke liang vaginanya.

dia pun mendesah pertama kali liang vaginanya merasakan bentuk penis.

"Ahhh... Ahhh"

Shani memasukkan vibrator semakin dalam dia semakin mendesah

"Ahh... Ahhh... Ahhhh"

Dia mengeluarkan vibrator dari liang vaginanya dia merasakan sedikit sakit, kembali shani memasukkan vibrator kedalam vaginanya. dia memejamkan matanya menikmati vibrator perlahan-lahan masuk keliang vaginanya, Shani mulai mengenjot vaginanya dengan vibrator yang dia beli.

"Ahhh... Enak... Ahhh.... Mmmm"

Liang vaginanya sudah terbiasa dengan bentuk vibrator, shani merasakan vaginanya semakin basah dan licin. Dia pun semakin cepat memainkan vibrator membuat shani orgasme mengalir keluar cairan vaginanya.

"Ahhhhhhh.... Ahh..."

shani menarik nafas karena pertama kali dia orgasme, dia tak sengaja menekan tombol yang ada divibrator. Vibrator itu mulai bergetar shani pun mencoba memasukkan vibrator ke dalam vaginanya. Shani menahan vibrator bergetar didalam liang vaginanya dia pun mendesah.

"Ahhh... bergetar... Ahhhh"

Sensasi getaran vibrator membuat shani tidak bisa menahan orgasme kedua kalinya yang lebih dahsyat .

"Ahhhhh.... Enak banget Ahhh..."

Shani mengenjot vaginanya vibrator yang bergetar pinggulnya mengikuti getaran yang dirasakannya membuatnya semakin terangsang, shani mempercepat genjotannya dia pun mendesah tidak karuan dan meremas payudaranya sensasi yang semakin nikmat.

"Ah... Ah... Enak... Ah... Ah.... Mmm... Ahhhh"

Sensasi getaran dan genjotan vibrator membuat shani tidak menahan dirinya lagi,dia mendesah kuat orgasme lagi karena permainan sendiri.

"Ahhhhhh.... Mmm..."

Shani mengeluarkan vibrator yang masih bergetar cairan vaginanya mengalir deras nafasnya terengah-engah karena beberapa kali orgasme.

"Ahhh... Enak... Juga... Ahhh..."

Shani langsung terbaring lemas dengan dihiasi senyuman puas diwajahnya dan membiarkan dirinya tidak memakai celana shani tidur dengan lelap.

Keesokan harinya minggu siang yang cerah aku berbaring disofa ruang tamu sambil memainkan game dihpku, gracia pun mengirimkan pesan sms kalau dia malam ini akan sampai dirumah dan dia juga rindu. Sebuah kode kumengerti secara langsung aku juga rindu dengan desahan nakalnya.

kubuka you*o*n Aku pun mencari bahan gaya sex untuk gracia nanti malam sambil berbaring disofa mumpung dirumah hanya ada aku dan shani yang masih belum bangun.

Shani baru bangun tidur karena kelelahan masturbasi kemarin malam, dia meraba tubuh masih merasakan nikmat vibrator yang dia mainkan.

Shani pun turun untuk membeli makanan diluar dan dia berjalan menuju ruang tamu. Shani pun terkejut melihatku sedang menonton you*o*n.

Adegannya semakin panas membuat penisku semakin menengang dan aku pun asyik mengocok penisku sambil menonton you*o*n tidak menyadari shani berada dibelakangku sedang melihatku.

Shani mulai bergairah melihat aku mengocok penisku dan melihat hpku dia pun ikut menonton you*o*n, tangan bereaksi meremas payudaranya juga mengelus vaginanya.

"Mmmm... Mmm..." Shani menahan desahannya.

Adegan you*o*n yang kutonton semakin panas aku mengocok penis semakin cepat, shani semakin bergairah yang menonton dari belakang tangannya bermain semakin nakal. Shani menyandarkan dirinya ditembok mulai jatuh dilantai karena permainan tangannya.

"Ah... Ahh... Ahhh..." Shani mulai mendesah

dia membuka seleting celananya dan memasukkan jarinya kedalam liang vaginanya kemudian mengocoknya.

"Ahhh... Ahhhh... Ahhhhh... Enak... Ahhh"

Shani cepat terangsang dengan permainannya sensasi vibrator itu masih ada, aku masih asyik menonton you*o*n sementara shani dilantai mengocok vaginanya semakin lama semakin liar membuat vaginanya basah dengan cairan orgasme.

"Ahhhhhhhh... Aku... Mau..." Shani mengenjang nikmat

Shani yang masih belum puas dan ingin lebih lagi, dia pun mengambil inisiatif sendiri dan menghampiriku.

"Mmm... Kak... Radit..." Shani berjalan menghadapku masih meremas payudaranya dan jarinya mengocok vaginanya.

"kamu kenapa shan?" Aku terkejut melihat shani tiba-tiba berada didepanku dan kuhentikan kocokanku.

7.jpg


Shani melepaskan pakaian dan celananya, aku pun menelan ludahku melihat tubuh indah shani walaupun payudara dan pantatnya tidak sebesar anin dan gracia.

"Ahhh... Tolong kak badan shani panas... Mmmm..."

"lho kenapa buka baju shan?"

"maaf kak, shani udah gak tahan lagi..."

Shani naik ke sofa membuka celana dan melorotkan cdku, tangannya mulai mengelus penisku.

"jangan... Lakukan... Ini.. Shan... Ahh..."

"kak buat aku seperti anin dan gracia" dia mulai mengocok penisku

"mereka... Berdua... Ahhh... Kami Udah terlanjur... Ahhh"

"sekarang buat aku terlanjur oleh kak radit"

Shani mengulum penisku aku menahan desahanku, semakin lama kuluman shani semakin enak membuat desahanku keluar.

"Ahhh... Shan... Kakak... Ahhh.... Enak..."

"Mmm... Kak... Slurrppp... Radit... Mmmm..."

Aku tidak menahan penisku lebih lama kuluman sunguh nikmat, aku menyuruh shani untuk berhenti.

"kenapa kak kurang enak ya maaf pertama kali aku begini"

"enak kok shan, sekarang giliran kakak ya"

Aku memegang payudaranya yang masih tertutup oleh bhnya, aku meremas susunya membuat shani mendesah dan memegang tanganku.

"Ahhh... Kak... Enak... Ahhh..."

5.jpg


Shani menghentikan remasan tanganku dia melepas ikatan bhnya tampak payudara yang indah, dia sambil tersenyum menarik tanganku ke payudaranya.

"maaf ya punyaku tidak sebesar anin dan gracia tetapi aku yakin bisa membahagiakan kakak" shani memegang tanganku

Aku hanya bisa tersenyum mendengar shani, aku pun langsung menjilat puting payudara Shani sedikit kaget dia memelukku sambil mendesah.

"Ahhh... Kak... Radit... Aku... Ahhh... Kaget... Ahhhh"

"Mmmm... Enak... Susumu... Shan... Mmm..."

Aku terus menikmati susu Shani jilatanku membuatnya memelukku semakin erat dan desahan yang semakin nakal.

"Ah... Ah... Kak... Terus... Kak... Ah..."

"Mmmm... Iya... Shan... Mmmm..."

Aku pun puas menjilat puting payudaranya kupelintir putingnya dengan jariku, shani mendesah nikmat aku melihat wajahnya dia sedikit malu.

"Shan enak jari kakak?" Aku tersenyum melihat expresinya

"Mmm... Enak... Ah... Kak..." Shani memegang tanganku

"kakak cepatin ya" aku memainkan puting payudaranya semakin cepat

"Ahhh... Ahhhhh... Kak... Ahhh" dia memejamkan matanya menikmati

4.jpg


Shani menghentikan gerakan Jariku dia tampak puas dengan rangsanganku di payudaranya, shani melepas cdnya dia membuka selangkangan pahanya tampak vaginanya yang indah.

"kak masukin jari kakak disini" dia menuntut tanganku divaginanya

Aku memasukkan jariku dan mengocok vaginanya, shani mendesah kencang cairan vaginanya mengalir keluar dia pun orgasme.

"shan nakal juga kamu" aku terus mengocok vaginanya

"Ahhh... gara-gara... Ahhh... Kak... Radit... Ahhhh" shani memegang tanganku

Tanpa sadar Shani mengoyang pinggul mengikuti kocokan jariku, dia semakin terangsang dengan kocokanku mendesah semakin kuat.

"Ahhhhh... Kak... Cepatin... Ahhhh"

Aku mempercepat mengocok vaginanya shani mendesah tidak karuan, dia menyuruhku melepas kocokanku dan shani pun orgasme cairan vaginanya mengalir begitu deras.

"Ahhhhhhh..." Shani mendesah kuat

Aku menjilat sisa cairan vagina Shani, dia mengerang nikmat dan memegang rambutku begitu kuat.

"Slurrppp... Mmmm... Enak shan"

"Ahhhhhh... Enak kak"

Shani menarik penisku dan mulai mengocoknya dia melihatku tampak wajahnya sudah memerah dia sudah naik.

"Kak aku mau..." Shani mengarahkan penisku ke liang vaginanya

"kamu yakin shan?"

shani menjawab iya dengan angukan.

"kakak masukin ya"

Aku pun memasukkan batang penisku kedalam liang vaginanya, begitu sempit liang vagina Shani membuat batang penisku sulit masuk lebih dalam lagi. Shani begitu kesakitan pertama kali liang vaginanya digenjot oleh pria.

9.jpg


"Ahhhhhh.... Kak... Sakit... Ahhh.... Sakit..." Shani kesakitan air mata sedikit keluar.

"Ahh... Kamu... Rileks... Shan... Ahhh..." Aku berusaha mendorong penisku

Seluruh Batang penisku akhirnya sudah masuk kedalam liang vaginanya, shani Mencakar tanganku karena menahan sakit.

"Ahhh... Kak... Masih... Sakit.... Ahhh"

"Ahhhh... Sempit... Shan... Ahhh"

Kami berdua saling mendesah penisku dijepit oleh liang vagina, shani merasakan vaginanya sesak oleh batang penisku. Aku mulai mengenjot vaginanya dengan perlahan.

"Ahhh... Kak... Udah... Ahhh... Pelanin.. Shan..."

"Ahhhh... Kak... Terus... Ahhhh"

Liang vagina Shani sedikit terbiasa dengan genjotanku, aku sedikit mempercepat genjotanku Shani mulai sedikit menikmati genjotanku.

"Ahhh... Kak... Enak... Dalemin... Ahhh... Lagi... Ahhhh" shani memegang pinggulku

"Ahhh... Susah... Sempit... Shan.... Ahhh"

Aku mendorong penisku semakin dalam hingga menembus selaput daranya. Aku mengeluarkan penisku mengalir sedikit darah dari vagina shani dari selaput daranya sudah robek.

"Ahhhh... Shan... Maafin... Kakak..."

"sekarang... Aku resmi menjadi milikmu kak..." Shani sedikit menahan sakit diliang vaginanya

dia menarik penisku dan memasukkan lagi kedalam liang vaginanya, aku mulai mengenjot shani lagi.

"Ahhh... Lebih... Dalam... Lagi... Ahhhh"

"Ahhh... Enak... Shan... Ahhh"

Genjotanku semakin lancar karena shani sudah bisa rileks, aku memegang pingul shani dan mendorong penisku dengan cepat membuat shani mendesah kencang.

"Ahhhh... kak... Ahhhh... Kak...."

"Ahh... Shan... Ahhh.... Shan...."

Cairan vagina Shani mengalir keluar yang menambah kecepatan genjotanku.

"Ahhh... Kak... Cepat... Ahhhhh" shani mendesah kuat

"Ahhhh... Lancar... Shan.... Ahhhh" aku menarik kedua tangan shani.

Kami terlarut dalam nikmat bercinta hingga kami tidak sadar kalau kami bercinta disofa ruang tamu pada siang hari siapapun yang datang kerumahku dapat melihat kami berdua dari luar.

Aku pun terbaring kelelahan karena mengenjot shani yang masih perawan sangat menguras tenagaku. Shani yang belum ia ingin lebih lagi.

"kak... shani diatas ya"

"ah kamu yakin shan?" Nafasku terengah-engah

"iya kak aku mau coba" dia tersenyum lemas

Shani memposisikan vaginanya diatas penisku dengan perlahan-lahan dia menurunkan pinggulnya, vaginanya pun kembali sesak dengan batang penisku.

"Ahhh... Besar... Kak... Ahhhh"

"Ahhhh... Nikmat... Shan... Ahhhh"

Aku pun mengenjot penisku dari bawah, shani terbawa sensasi diliang vaginanya dan mengoyang pinggulnya semakin cepat.

"Ahhhhh... Kak... Ahhhhh...." Shani memejamkan matanya

"shan... Ahhh... Ahhhh"

Seseorang datang membuka pagar rumahku dan dia segera menuju pintu , dia pun melihat jendela yang sedikit tertutup gorden aku dan shani sedang bercinta disofa ruang tamu. Tampak senyum dari wajahnya dia pun terus melihat kami.

Aku sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi karena jepitan vaginanya shani yang enak, shani tidak berhenti mengoyang pinggulnya sambil meremas payudaranya.

"Ahh... Shan... Berhenti... Ahhh... Kakak... Mau... Ahhh... Keluar..."

"Ahhhh.... Gak... Bisa... Kak... Ahhh... Enak... Ahhhh"

"Ahhh... Nanti... Keluar.... Ahhhh... Didalam... Shan... Kamu... Ahhh... Bisa... Hamil... Ahhhh"

goyangan shani semakin cepat dan desahan kami semakin kuat.

"AHHHH... SHAN... KAKAK... KELUAR... AHHHH"

"AHHHH... KAKAK... RADIT... AHHHH"

10.jpg


dia melepaskan penisku dari vaginanya cairan spermaku mengalir keluar dari vaginanya, Shani merasakan hangatnya spermaku didalam liang vaginanya dia pun tersenyum puas.

"Ahhh... Kak... Hangat... Ahhhh"

"Ahhhh... Shan... Kamu...."

Kami berbaring sejenak disofa dan kami saling berpandangan setelah lelah bercinta.

"Pantas anin dan gracia gak bisa lepas dari kakak begini ya kak"

"Ya mungkin karena mereka juga sih"

Shani pun tersenyum dan memelukku.

"Shan, nanti kamu hamil kamu siap berbagi dengan anin atau gracia"

"kak radit sekarang aku milikmu"

"iya makasih shan..."

"makasih juga kak love you"

Kami membaring diri sebentar disofa, seseorang berjalan keluar dari rumahku setelah selesai melihat aku dan shani bercinta.

"Mungkin aku datangnya terlalu awal ya" gracia dengan senyumannya.

11.jpg


Bersambung...




gw ngakak yg kegep nonton youporn hahahahahahahahahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd