Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gerhana Merah

Status
Please reply by conversation.
Part6 SADNESS IN THE HEART


Gerhana Abrisyam


Bulan Anastasya


Mobil BMW ini melaju mengantarku ke arah rumah ku, tapi saat melewati sebuah taman. Aku meminta kepada pak sopir yang mengantarku ini untuk berhenti di sini saja. Aku beralasan rumahku sudah tidak jauh dari taman tersebut, pak supir pun menghentikan laju mobilnya sebelum aku keluar dari mobil tersebut, Aku berterima kasih kepada supir yang mengantarku ini.

Aku berjalan ke arah taman dan ku melihat ada Bulan di sana yang sudah menungguku dia lagi duduk dibangku taman dan wajahnya nampak tertunduk lesu. Kulihat dari kejauhan sepertinya dia kayak menyimpan sebuah masalah, sebelum aku menghampiri Bulan, ku beli sebuah es krim yang tidak jauh dari taman. Setelah membeli es krim coklat kesukaan Bulan, aku langsung menghampiri Bulan yang sudah menungguku.

############


Pov Bulan

Sekarang aku berada di taman, aku menunggu datangnya Gerhana. Aku ingin menceritakan sesuatu kepadanya. Kupegang dada ku untuk bersiap menyampaikan sesuatu kepadanya, Walaupun sangat menyakitkan tapi ini harus dikatakan aku tidak mau membuat dia malah menjadi kepikiran jika suatu saat aku harus meninggalkanya tanpa alasan.

Tess.. Air mata ku tiba-tiba jatuh tak tertahankan. Sangat sakit sekali rasanya tapi aku harus kuat

Cepat-cepat kuhapus air mataku, aku tidak ingin Gerhana tau kalo aku habis menangis.

Lalu dari kejauhan kulihat Gerhana datang membawa es krim coklat kesukaanku, mungkin ini akan menjadi kenangan terindahku bersamanya. Aku akan ingat semua kenangan ini dikepalaku

"Halo princes cantik, maaf ya aku datangnya terlambat. Tadi pas pulang sekolah, ada kakak-kakak butuh bantuan aku. Yaudah aku tolongin dulu, ini aja aku masih pake baju seragam"Jelas Gerhana terdengar sangat menyesal

Kubuat mimik wajah cemberutku ke Gerhana, aku ingin berpura-pura ngambek. Aku tidak ingin momen ini terlewati begitu saja

"Ya kok princessnya ngambek sih. Oh iya ya klo biasa-biasanya tuan putri marah itu di film-film ada seorang laki-laki yang bawain bunga, tapi aku gak punya uang buat beli bunga. Jadi aku kasih es.krim ini sebagai permintaan maaf"ucap Gerhana sambil menyodorkan es krim coklat kepadaku

Senyumku langsung mengembang saat Gerhana berkata seperti itu. Ku ambil es krim tersebut. Dalam hati aku sangat sedih Gerhana, aku bingung ingin berkata yang sejujurnya bagaimana. Mungkin jika aku jujur, senyuman itu mungkin akan langsung pudar dari wajahmu.

"Ya gitu dong jangan ngambek lagi ya. Oh iya katanya Bulan mau ngomong sesuatu???"

Gerhana langsung duduk di sebelahku sambil menatapku lekat-lekat. "Pliss.. Gerhana jangan melihatku seperti itu, Aku sangat takut" Batinku berteriak

"Aku pingin buat perjanjian" Ucapku spontan

Maafin aku gerhana, aku gak bisa bilang sejujurnya ke kamu.

"Emang kamu mau buat perjanjian apa, hmm?tanya Gerhana

"Aku pingin buat perjanjian, kan 3 bulan lagi kita udah Ujian Nasional. Gimana klo siapa yang Nilai nya paling besar. Salah satu dari kita harus kasih hadiah, meskipun gak mahal yang penting ikhlas dari hati"

"Ok, deal kalo gitu. Kali ini aku gak bakalan kalah sama kamu princes"ucap Gerhana terdengar ambisius sambil tersenyum ke arahku

Hatiku sangat hancur, sangat sulit sekali bicara jujur denganmu Gerhana. Tapi setidaknya aku masih bisa melihatmu tersenyum sebelum aku pergi jauh

Setelah ku habiskan es krim coklat, aku berdiri. Ku tarik tangan Gerhana menuju sepedaku yang tadi aku bawa.

Sore itu menjadi, sore yang tak akan pernah ku lupakan bagiku. Aku dan Gerhana bersepeda mengitari taman sambil bercanda gurau, ku peluk dia dari belakang seakan aku tidak ingin meninggalkannya.

Mungkin umurku baru 15 tahun, kata orang cintaku hanya cinta monyet cinta masa abg yang hanya sesaat tapi aku yakin dengan cintaku yang tulus untuk Gerhana sampai kapan pun


"Kebahagiaanku adalah senyumanamu. Tangisanmu adalah kesedihanku"


___________________________________________



Aku kira Bulan bakalan ngomongin tentang apa, ternyata cuma buat perjanjian. Tapi yang buat pertanyaanku adalah maksud omongan bulan yang bakal ninggalin aku. Ah udahlah mungkin bulan cuma lagi marah aja sama aku waktu itu.

Hari demi hari berlalu, menit demi menit berlalu dan detik demi detik berlalu. Ini sudah 3 bulan sejak kejadian di taman waktu itu, UN pun tinggal tiga hari lagi.

Sejak 3 bulan ini, Bulan hampir menghabiskan waktunya hanya dengan Gerhana. Sampai-sampai membuat Gerhana bingung dengan perubahan sifat dari bulan, tapi itu semua tidak ditanggapi dengan serius oleh Gerhana.

Padahal dibalik senyuman dari Bulan terdapat kesedihan yang mendalam.

Sekarang Bulan dan Gerhana sedang belajar dirumah Gerhana

"Bulan UN tinggal 3 hari lagi, terasa cepet banget ya kita udah mau SMA aja. Aku takut kebersamaan kita ini bakalan berakhir juga" Kata Gerhana sambil menatap Bulan

"Iya cepet banget ya. Aku juga gak mau kebersamaan kita ini berakhir Gerhana" Ucap Bulan menunduk menyembunyikan wajahnya yang sedih

(Tapi percuma Gerhana semuanya bakalan sia-sia aku bakalan pergi dari hidup kamu)batin Bulan

"Ya meskipun kita nanti entah beda SMA, tapi aku masih bakalan main sama kamu terus bulan dan jagain dari anak-anak yang suka bully kamu nanti. Aku bakalan ada disamping kamu terus Bulan."

Bulan tak kuasa membendung air matanya, dia langsung memeluk Gerhana sangat erat. Air matanya tumpah membasahi baju dari Gerhana.

Gerhana juga membalas pelukan dari Bulan, air matanya sedikit keluar dari matanya tapi cepat-cepat dia hapus. Sebagai laki-laki Gerhana tidak mau terlihat lemah dimata Bulan

"Hiks...Hiks... Makasih ya Gerhana udah ada buat aku selama ini, dan mau sahabatan sama cewek cupu kayak aku ini"ucap Bulan sambil tersedu-sedu

"Kamu jangan ngomong kayak gitu Bulan, seharusnya aku yang makasih sama kamu. Udah mau temenan sama cowok miskin kayak aku ini"

Dielusnya kepala Bulan sampai tenang sambil Gerhana mengusap air mata yang menetes di mata Bulan.

Setelah itu pelukan mereka terlepas, Bulan dan Gerhana saling pandang. Mereka memejamkan mata, sambil bibir mereka saling mendekat dan Cup....

Bibir mereka saling menempel. Lembut, tidak ada pergerakan saling menikmati, ini adalah ciuman pertama bagi mereka berdua dan menjadi moment yang tak terlupakan bagi mereka.

Setelah itu ciuman mereka berdua terlepas, Gerhana dan Bulan berpandangan sekali lagi. Ada semburat kemerahan di pipi Bulan dan Gerhana.

Keesokan harinya Ujian nasional segera dimulai. Gerhana dan Bulan dapat mengerjakan soal dengan mudah, apalagi dengan ditunjang daya ingat oleh Gerhana membuat dia gampang mengerjakan soal.

"Gimana tadi kamu ngerjain soal Bhs Indonya, Gerhana" Tanya Bulan

"Biasa aja sih, gak sulit. Kalo kamu gimana Bulan??"

"Ya lumayan sih, gampang. Besok yang bakalan sulit nih UN nya" Ucap Bulan terdengar tidak bersemangat

"Besok matematika ya. iya nih kayaknya bakalan sulit" Ucap Gerhana padahal dalam hati bagi Gerhana soal matematika adalah soal yang biasa aja

"Yaudah yuk kita pulang, biar kita bisa belajar" Ucap Bulan

Gerhana pun mengangguk dan berdiri tapi Bulan masih tetap duduk diam

"Katanya kamu mau pulang bulan???" Tanyaku

Bulan hanya merentangkan kedua tangannya. Aku pun yang tau maksud dari bulan langsung berjongkok membelakangi nya dan hap.. Bulan langsung naik di pundakku. Gerhana langsung berlari setelah bulan naik ke pundaknya, membuat Bulan menjerit kesenangan. Walau masih di area lingkungan sekolahan yang jelas masih banyak siswa yang melihatnya dan mencibir mereka. Gerhana dan Bulan tidak ambil pusing. Gerhana menggendong bulan sampai ke rumahnya tanpa terlihat lelah, bagi Gerhana ini suatu hal yang mudah apalagi ini untuk kesenangan bulan.

"Tuan putri sudah sampai ditempat tujuan, apa tuan putri masih pingin digendong terus" Kata Gerhana

Setelah itu bulan turun dari gendongan Gerhana

"Makasih ya pangeran kodok udah nganterin aku"

"Apapun untuk princes. Yaudah kalo gitu pangeran kodok mau pulang dulu, belajar yang pinter buat UN besok"ucap Gerhana sambil mengacak-acak rambut bulan

Bulan mengangguk, setelah itu Gerhana pergi meninggalkan rumah dari Bulan. Lagi-lagi air mata keluar membasahi pipi dari Bulan. Pada saat Bulan berbalik badan, alangkah terkejutnya. ia melihat mamanya sedang memandangnya dari dalam jendela rumah. Cepat-cepat bulan mengusap air matanya.

Bulan memasuki rumah tanpa semangat, saat hendak menuju kamarnya.

"Bulan tunggu, Mama ingin bicara sama kamu"ucap mama Bulan

"Apa lagi ma, bulan udah packing barang-barang Bulan kok"

"Bukan itu yang mama pingin bicarain sama kamu sayang. Ini masalah tentang Gerhana, maafin mama gara-gara mama kamu harus pisah sama Gerhana. Tapi ini demi kepentingan kita Bulan, mama tau kamu sangat sedih"

"Maafin Bulan juga ma, Bulan terlalu egois buat mentingin diri sendiri, Bulan cuma sedih harus ninggalin Gerhana."

"Iya mama tau sayang. Kamu sudah beritahu Gerhana soal kepergian kamu"

"Belum ma, bulan takut buat kecewa gerhana. Padahal bulan udah janji gak bakal ninggalin gerhana"

Kembali air mata keluar dari mata bulan

Tangan dari mama bulan menghapus air mata yang keluar dari mata anaknya sambil berkata "Kamu harus ngomong sayang, kasihan gerhana. Dia bakalan kecewa kalo sahabat baiknya, gak jujur sama dia"

Bulan menggelengkan kepalanya setelah itu Bulan berlari menuju kamarnya. Dikuncinya pintunya rapat-rapat

"Maafin mama bulan" Batin mama bulan matanya tampak berkaca-kaca



Ditempat berbeda

.

.

Setelah Gerhana sampai dirumahnya, dia langsung mengganti pakaiannya menjadi baju santai. Selepas mengganti pakaian Gerhana langsung mengambil buku matematika, dia mengulang apa yang sudah diajari oleh gurunya. Kira-kira sudah 2 jam Gerhana berkutat dengan bukunya, cacing di perutnya seakan berdemo ingin diberi makan.

Gerhana langsung menutup bukunya, dia menuju ke meja makan dibuka penutup sajinya, hanya ada nasi dan telur goreng. Makanan sederhana tapi bagi Gerhana sangat bersyukur masih diberi nikmat oleh Tuhan. Segera Gerhana langsung mengambil piring dan memakan masakan yang ada. Setelah menghabiskan makanannya Gerhana langsung mencuci piring yang dipakainya tadi. Selepas mencuci piring Gerhana melihat jam

"Sudah hampir waktunya, aku harus siap-siap buat latihan silat"

Gerhana langsung bersiap-siap memakai pakaian silatnya dan pergi ke tempat padepokan kakeknya, di perjalanan menuju padepokan, Gerhana melihat Yogi dan Roni seperti sedang terlihat masalah dengan anak yang usianya jauh diatas mereka. Tiba-tiba Yogi perutnya dipukul hingga dia mengerang kesakitan, Roni yang tidak terima Yogi dipukul langsung menyerang anak yang memukul Yogi. Tapi naas bukanya membalas Roni malah menjadi balik dipukuli, aku yang tidak terima langsung merangsek maju, ku tendang perut anak yang menyerang roni.

Anak itu mengerang kesakitan, tapi aku tidak memperdulikannya kuberikan pukulan sikuku ke arah pelipisnya. Dia terjatuh di tanah sambil meminta ampun kepadaku, kusuruh dia pergi. Anak itu pergi sambil tertatih-tatih tapi pas cukup jauh dia meneriaki ku "Awas loh bocah tunggu pembalasan gue". Aku cuma tersenyum menanggapinya

Kulihat Yogi kesakitan sambil memegangi perutnya, disampingnya ada Roni yang wajahnya babak belur. Ku ulurkan tanganku kepada mereka berdua, mereka menerima uluran tanganku

"Kenapa kalian bisa ada masalah sama anak itu" Tanyaku

"Kita juga gak tau tiba-tiba anak itu datang sambil meminta uang sakuku dan juga uang saku Roni" Jelas Yogi

"Lain kali kalian harus hati-hati, soalnya tempat ini sering ada pemalakan" Kataku kepada mereka berdua



"tapi kenapa kamu menolong.......

Belum selesai kata-kata dari yogi, aku langsung berbalik badan melanjutkan perjalananku ke padepokan. Menolong orang tidak harus tanpa alasan

Sesampainya di padepokan, sudah banyak anak yang datang. Aku langsung bergegas ke arah kakekku dan menyalaminya. Lalu terdengar suara dari bang Reno untuk segera membuat barisan karena latihan silat akan segera dimulai.

Singkat cerita soal bang Reno, dia ini usianya di atasku 4 tahun. Bang Reno udah mengikuti silat dengan kakekku dari umurnya yang masih belia, jadi kemampuanya udah setara dengan kakekku. Sekarang dia lah yang ditunjuk untuk membimbing anak-anak yang ingin belajar silat di padepokan ini. Bang Reno sangat aku hormati seperti kakek, nenek dan orang tua ku, karena bang Reno sudah aku anggap abang aku sendiri.

Kembali ke masa sekarang

Bang Reno menyuruh anak-anak keliling lapangan 5X untuk melakukan pemanasan dulu, sehabis berlari. Bang Reno mengajari tentang pergerakan silat. Dari gerakan pukulan, tendangan hingga kombinasi keduanya. Setelah itu mereka semua harus mempraktekkannya sambil berpartner, semua murid langsung sibuk mencari partnernya masing-masing. Aku pun bingung ingin berpartner dengan siapa, tapi tiba-tiba tanganku ditarik oleh seseorang.

"Kamu sama aku aja ya" Ucapnya tiba-tiba



Note: Jangan lupa kasih komentar apapun sebagai bagian apresiasi untuk penulis. So stay enjoy!

Bon voyage🔥
 
Terakhir diubah:
Bulan kemana dan ada apa suhu? Belum waktunya diceritakan ya?
Wkwkwk

Ini kayaknya part2 awal masih ngenalin calon2 pendamping hidup gerhana nih.. Bulan, Zura, "sparing partner?"
 
Bulan kemana dan ada apa suhu? Belum waktunya diceritakan ya?
Wkwkwk

Ini kayaknya part2 awal masih ngenalin calon2 pendamping hidup gerhana nih.. Bulan, Zura, "sparing partner?"

Kira-kira gerhana sama sapa ya? Hehehe
 
uwahh:panlok2:hhh baru lagi nichh si Manies.. habis kenal siswi eSeMPe sepertinya siswi eS-eM-A yang ini eahh
:D
 
Bulan mau kemana?

sparring partner Gerhana jgn2 Bintang atau Meteor?
 
Hmm, 2 hari lalu kan baru ane up om hehehehehe yang Citra sama cha-chanya..
Hahahaha bakal terpisah sementara nih antara bulan dan gerhana..
Dan nantinya ada perubahan dari bulan yang menjadi cantik jelita
Hohoho

Wah suhu jadinya spoiler:galau:
 
Hiks... Hanya 1 aja update nya, padahal udah disiapin kopi nih sama Ayank beb..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd