Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gerhana Merah

Status
Please reply by conversation.
Part11
The twists and turns of life



Gerhana Abrisyam


Bulan Anastasya



Pagi menjelang, matahari meyinari hawa pagi yang cukup dingin.
Gerhana sudah bersiap untuk pergi ke sekolah, ini adalah hari terakhir dia mengikuti ujian nasional tak terasa hampir 3 tahun dia menimba ilmu ditingkat SMP ini.

"Ibu, Gerhana mau berangkat sekolah dulu. doain ya bu semoga Gerhana dapat mengerjakan soal ujian dengan mudah"Ucapku sambil menyalimi tangan ibuku

"Pasti sayang, ibu pasti doain kamu yang terbaik. Oh ya ini uang sakumu dari kemarin kamu belum dapat uang saku kan sayang. Maafin ibu ya baru bisa ngasih kamu sekarang"Ucap ibuku sambil menyerahkan uang saku kepadaku

"Makasih ya bu. Kalo gitu Gerhana berangkat sekolah dulu"

"Hati-hati dijalan ya sayang"

"iya bu"

Sambil diperjalanan menuju sekolah, aku memandangi jam biru yang ku pakai ini. Aku merasa kalo semua ini hanya lah hayalan dan aku masih merasa bingung tentang semuanya. Apa maksud dari monster ini sebenernya sambil memandang jam yang ku pakai ini

"Tau ah, pusing lama-lama kalo dipikirin"Gumamku

Saat melewati rumah tante Billa, aku menjadi mengingat saat kemarin hampir saja aku melakukan hal yang tidak baik diusiaku yang masih sangat muda ini. Aku coba berhati-hati nanti malah tiba-tiba tante Billa keluar dari gerbang, bukannya malah nanti aku pergi sekolah tapi bakalan diseret dirumahnya.

Lalu tiba-tiba gerbang rumah tante Billa terbuka lebar, aku sampai agak kaget dibuatnya, keluarlah mobil berwarna hitam milik tante billa. Ku lihat dari kaca mobil yang terbuka ada Om Pras yang menyetir mobil dan disampingnya ada tante Billa. Ia melihatku dari kaca mobil dengan tampang cemberut seperti bulan cemberut denganku saat tidak dibelikan es.krim
mungkin tante Billa pergi ingin membeli es.krim agar mukanya tidak cemberut

Entahlah yang penting sudah ada om Pras, pasti tante Billa gak akan kesepian lagi. Mending aku lanjutin perjalananku ke sekolah.
.
.
Sesampainnya disekolah....

Seperti biasa ku lihat bulan sedang membaca buku dibawah pohon, dia terlihat sangat lucu bagiku. Apalagi dengan rambutnya yang dikepang, walaupun banyak yang menghinanya aku bakal terus menjadi sahabatnya yang baik dan terus melindunginya.

Apa kau menyukainya KYO?"ucap monster yang berubah menjadi jam tangan yang kupakai saat ini"

Maksudmu, menyukai menjadi sahabat. Itu tentu saja"ucapku"

"Bukan, itu maksudku KYO. Apa kau memiliki perasaan lebih dengan.... Siapa namanya gadis itu KYO?"

"Namanya Bulan, aku tidak tau yang kau maksud memiliki perasaan seperti apa"ucapku

Lalu tiba-tiba bulan mendongakan kepalanya dan menatapku dari bawah pohon. Dia langsung tersenyum melihatku sambil memberi isyarat agar aku duduk disebelahnya.
Aku pun menganggukan kepalaku dari tempatku berdiri sekarang

"Kita lanjutin pembicaraan ini KYO, jika kau sudah cukup besar untuk mengenal arti menyukai seseorang sebenarnya"

Setelah itu tak ada pembicaraan lebih lanjut lagi antara aku dan monster KYO.
Aku langsung berlari kecil ke arah tempat bulan berada.

"Sini duduk"Kata Bulan

Aku pun langsung menuruti perintahnya, duduk disebelahnya. Tidak ada kata yang terucap diantara kita berdua sampai aku membuka pembicaraan terlebih dahulu

"Gak kerasa ya tinggal 1 hari loh UN ini. Habis itu kita libur selama 2minggu buat nunggu hasil ujian ini. Setelah itu kita bakal lanjutin ke tempat sekolah yang berbeda. Karena aku tau cuma orang biasa aja yang paling cuma bisa masuk disekolah negri yang bebas dari biaya SPP, sedangkan kamu pasti masuk ke sekolah yang elit"Ucapku sambil menghadap ke depan sambil membayangkan waktu itu akan tiba

Tapi tiba-tiba Bulan memegang tanganku erat.

"Kau tau Gerhana, sejauh apapun aku nanti. Aku akan selalu merindukanmu"Ucapnya mengena dihatiku

Aku terdiam sesaat saat Bulan berkata seperti itu. Sampai Bell.. Masuk ujian menyadarkanku. Bulan langsung melepaskan peganganya dari tanganku dan berjalan ke arah ruang ujian.
.
.
.
.
.
.

Pov Ibu Gerhana (Dilla Rahmadani)



Sesaat setelah anakku pergi, ada rasa sesak didadaku. Kadang aku tidak tega dengan Gerhana yang kurang akan kasih sayangku. Akibat aku terlalu sering bekerja dari pagi sampai menjelang malam hanya untuk mencukupi kebutuhan hidupku dan anakku. Tapi aku bangga kepada anakku yang selalu tegar menghadapi cobaan kehidupan ini.

"Dia sepertimu mas. Selalu semangat dalam segala hal. Dan semoga kau selalu bahagia disana, dialam sana."Batinku sambil mataku berkaca-kaca. Tapi aku harus tegar ini semua demi masa depan Gerhana aku harus giat bekerja

Aku pun langsung bersiap-siap memakai seragam kerjaku. Setelah aku sudah selesai memakai pakaian kerjaku, aku langsung berangkat pergi ke tempat kantorku. Dengan berjalan ke arah depan gang sambil menunggu angkot datang tapi tiba-tiba ada sebuah mobil porche hitam berhenti tetap didepanku. Aku langsung mengenali mobil tersebut.

Keluarlah dari mobil, lelaki yang selama ini sering menolongku. Ya siapa lagi kalau bukan pak Beny atasanku. Aku pun langsung menundukan wajahku sebagai bentuk penghormatan bawahan kepada atasannya.

"Selamat pagi Pak Beny, ada keperluan apa bapak sampai pagi seperti ini datang ke kediaman saya"Ucapku ramah

"Eh... Sebenarnya saya... Bagaimana ya cara ngomongnya...."Kata Pak.Beny gugup

"Emang bapak mau ngomong apa??"tanyaku bingung

"Saya ingin mengajak kamu berangkat kerja bareng"Ucap Pak.Beny

Kulihat ke arah wajahnya, ada sebuah harapan besar agar aku mau menerima ajakannya. Tapi batinku menolak, takut malah nanti terjadi gunjingan dikantor. Bagaimana bisa seorang karyawan OB berani-beraninya berangkat kerja dengan seorang Bos besar. Aku tidak mau nanti malah reputasi dari Pak.Beny tercoreng karenaku lagi.

"Aku tidak bisa menerima ajakan bapak. Lebih baik saya naik angkot saja pak"Ucapku menolak sesopan mungkin

Sambil memegang kedua tanganku
"Kenapa Dila kamu tidak mau berangkat denganku. Apa karena aku seorang Direktur, jadi kamu merasa kastamu rendah dariku. Apa kau tidak bisa melihat ketulusan cintaku untukmu"

Ku lepas pegangan tanganku dari Pak Beny, "Maaf pak saya tidak bisa, saya terlalu sering merepotkan bapak. Lagian itu sudah ada angkotnya. Saya permisi dulu pak"

Aku langsung masuk ke dalam angkot, ku lihat raut kesedihan dari wajah Pak Beny atas penolakanku. Maafkan saya pak, sebenarnya benih rasa sukaku kepada bapak mulai ada. Tapi apalah dayaku yang hanya seorang karyawan kasta bawah dibadingkan dengannya yang seorang Bos besar pemilik tempatku bekerja. Saya malu pak, apalagi banyak gunjingan atas bapak karenaku. Setetes air mata meluncur dari mataku, cepat-cepat langsung aku bersihkan air mata ini. Aku harus kuat, aku tidak boleh lemah. Ini semua demi anakku Gerhana, aku harus bekerja keras.

Sesampainnya dikantor, aku langsung bergegas melakukan tugasku, pertama aku mengambil sapu lalu lekas menyapu ruangan ini yang ada dikantor. Saat aku menyapu, aku seperti melihat orang yang sedang mengawasiku. Ku perhatikan sekitar tapi tidak ada siapa-siapa hanya aku sendiri.
"Mungkin hanya fikiranku"bathinku

Selesai menyapu semua ruangan yang ada, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku.
"Bu Dilla...Bu dilla..."
"Oh mbak sissy, ada yang bisa dibantu mbak?"tanyaku
"Itu Bu, tolong buatkan Pak.Beny kopi. Langsung kirim ke ruangannya ya, Bu"
"Baik mbak, aku langsung buatkan"
"Oh yaudah kalo gitu bu. Saya kembali kerja dulu"
"Iya mbak"

Dengan cepat aku langsung membuatkan kopi untuk Pak.Beny, ada keraguaanku saat ingin mengantarkan kopi ini ke Pak.Beny. akibat insiden tadi pagi tadi membuatku serasa malu saat berhadapan dengannya. Tapi aku hanyalah pesuruh yang tak layak untuknnya.

Tok...tok...
"Permisi pak, saya ingin mengantarkan kopi pesanan bapak"ucapku
"Masuk"ucapnya dari dalam ruangan

Aku langsung membuka pintu ruangan Pak.Beny, tepat saat pintu terbuka mataku dengan mata Pak.Beny bertemu. Jujur ada debaran jantung disana saat melihat matanya. Ku hembuskan nafasku perlahan untuk coba menenangkan diriku sendiri.

"Ini saya bawa kan kopi pesenan bapak"ucapku

"Oh.. Iya. Taruh saja dimeja"

Selesai menaruh kopi, dimeja. aku langsung bergegas berpamitan.
Tapi tiba-tiba ada tangan yang mencekal pergelangan tanganku

"Dila, mau kah kamu makan siang denganku dan juga dengan Aulia?. Dia ingin sekali makan siang denganmu kali ini, Aulia ingin merayakan selesainya ujiannya"Ucap Pak.Beny

Aku langsung menghadap ke arah Pak.Beny, kulihat matanya. Ada sebuah guratan harapan disana. Ingin rasanya ku menolak, tapi aku tidak mau membuat Aulia kecewa. Dia sudah seperti Gerhana anakku

"Iya pak, saya mau"

Ku lihat guratan senyum dibibir Pak.Beny, hatiku rasanya ikut tersenyum melihatnya. Aku langsung bergegas meninggalkan ruangan Pak.Beny
Setelah keluar dari ruangan Pak Beny, aku berpapasan dengan Mbak Shinta yaitu seorang sekertaris dari Pak Beny. Dia melihatku dengan tatapan tidak sukanya sambil ku dengar dia bergumam "Dasar OB keganjenaan"
Tidak ku hiraukan ucapan dari Mbak Shinta malah kuberikan senyumanku untuknya.
**************

Tak terasa sudah waktunya jam makan siang, rasanya badan ini sudah cukup lelah. Ku lihat dari arah depan ada seorang anak perempuan kecil berlari kearahku sambil merentangkan kedua tangannya ke arahku
"Tante Dila, Aulia kangen......"

Kupeluk tubuh gadis mungil ini.
"Iya sayang. Tante Dila juga kangen sama kamu kok."

"Tante, Aulia ulangannya udah selesai loh. Jadi, Aulia bisa sering-sering main ke kantor papa buat ketemu sama Tante Dila"

"Ehmm..."
"Nanti lagi bicaranya ya sayang, sekarang kita makan siang dulu. Katanya kamu mau makan siang bareng sama Tante Dila"ucap Pak Beny

"Oh iya Aulia lupa pa, kalo gitu ayo Tante kita makan siang"Ucap aulia sambil menggandeng tanganku

Datang lah Mbak Shinta dan langsung menghampiri Pak Beny, tak ku dengar apa yang mereka bicarakan karena jarak Pak Beny yang ada didepanku. Tapi terlihat raut kekecewaan dari mata Mbak Shinta, setelah itu Mbak Shinta lantas langsung pergi.
Pak Beny langsung menggandeng tangan Aulia sebelah kanan dan aku menggandeng tangan Aulia sebelah kiri. Saat ingin melepaskan gandengan tanganku dari Aulia, tapi ia malah mengeratkan gandengannya kepadaku.

Berjalan beriringan oleh Pak Beny dan Aulia sukses membuatku menjadi pusat perhatian satu kantor dengan berbagai tatapan aneh.

"Tante aku mau duduk dipangku sama tante Dilla"Ucap polos Aulia

"Yaudah sayang sini Tante pangku"

Aku pun duduk disebelah kursi mobil Pak Beny sambil memangku gadis manis yang selalu manja denganku. Walaupun ini bukan pertama kalinya tapi ini tetap buat aku grogi. Seperti aku mencintai almarhum suamiku dulu

"Bu Dilla, ingin makan dimana?"tanya Pak Beny
"Gak tau pak, terserah bapak saja"
"Yaudah kalo gitu. Kita ke restoran biasanya saya dengan Aulia aja"
"Maaf pak, tapi makanan disana pasti mahal-mahal. Pasti saya tidak mampu untuk membayarnya"
"Kamu gak harus bayar makanan itu, karena saya yang akan menanggung semua biaya makanan kamu"
"Tapi pak.. Saya merasa tidak enak dengan bapak. Saya selalu merepotkan"
"Memangnya saya kenapa sehingga kamu merasa tidak enak pada saya. Anggap aja ini terima kasih saya karena kamu udah mau menerima ajakan saya untuk makan siang dengan Aulia"
"Tapi...Pak.."
"Sudah lah tidak usah pake tapi-tapi an. Ini perintah dari saya"
"Baik pak"
.
.
.
Sesampainya direstoran yang dituju

"Wah ini mewah banget pak, Restorannya"ucapku kagum saat melihat restoran yang ada didepanku



"Iya, Aulia kalo diajak ke restoran ini pasti dia suka. Iya kan sayang?"ucapnya ke anaknya
"Iya pa, Aulia seneng banget bisa kesini. Apalagi sama Tante Dila"
"Yaudah kalo gitu kita masuk aja"ucap Pak Beny lagi

Lagi-lagi saat masuk kedalam restoran, aku dibuat terkagum kembali oleh desaign interiornya. Bernuansa clasic tapi tidak menghilangkan kesan kemewahannya.

"Duduk dulu Dila"ucap Pak Beny
"Iya pak"
"Pa, aku mau duduk dipangku lagi samaa Tante Dilla. Aku gak mau duduk sendiri"ungkap polos Aulia
"Tapi sayang, dari tadi Tante Dilla udah pangku kamu loh dijalan. Pasti dia capek, biar kamu papa pangku aja sini. Lagian kamu sudah mau SMA loh"
"Gak mau, aku mau nya sama Tante Dilla"sambil bibirnya mengkerucut
"Udah pak, gapapa biar Aulia saya pangku saja. Sini sayang Tante pangku"
"Asikk...."

Lalu Pak Beny memanggil seorang waiters

"Ada yang bisa dibantu pak??"ucap ramah waiters
"Boleh dilihat buku menu nya?"
"Ohh.. Silahkan pak, dilihat dulu bukunya. kami juga ada promosi loh pak, dalam rangka memperingati ulang tahun restoran ini. Ada menu spesial untuk pasangan suami istri seperti bapak ini, untuk harganya ada promosi sekitar 50%. Dijamin bapak dan ibu pasti suka dengan menu ini"ungkap waiters tersebut

"Tapi...mas saya bu..kan.."

Belum selesai ucapanku, tapi tiba-tiba Pak Beny langsung memotong omonganku

"Yaudah, mas. Pesankan menu itu untuk saya dan istri saya. Dan untuk anak saya pesankan Fish and chips, untuk minumnya strawbery juice."

"Baiklah kalo gitu pak, dimohon untuk ditunggu pesanannya."

"Ciye... Papa cie..."ucap aulia mengejek papanya

Pak Beny yang digoda oleh putrinya kulihat beliau langsung mengambil Hp nya dan memainkannya. Entah apa yang dirasakan oleh Pak Beny saat mengatakan aku istrinya. Tapi itu sukses membuat pipiku bersemu merah.

"Tante Dilla, Aulia boleh cerita gak?"
"Yah boleh dong sayang, emangnya kamu mau cerita apa?"
"Aku kan minggu kemarin baru ikut latihan silat. Terus aku ketemu sama cowok ngeselin banget, tapi dia jago banget soal silat tapi aku gak suka sama cowok itu nyebelin sih"sambil bibirnya mengkerucut
"Gak boleh gitu sayang, sambil ku cubit hidungnya. Nanti kamu suka loh sama dia"
"Ihh.. Amit-amit aku bisa suka sama cowok kayak gitu. Tapi emang dia lumayan ganteng sih"

"Hihi... Kamu lucu sayang. Tante juga punya anak loh yang jago silat, dia seumuran kamu. Dia anak yang baik dan suka menolong, dia itu pahlawan kecil tante."ucapku menerawang tentang Gerhana anakku

"Kok aku gak tau sih Tante punya, anak seumuran aku. Pasti dia keren banget, kalo dia jadi kakak aku mungkin dia bakal bisa jagain aku"

"Kamu sih gak pernah main ke rumah Tante Dila, jadi kamu gak pernah tau sayang"sambil ku cubit hidung aulia lagi

"Tan, aku boleh minta satu permintaan gak ke Tante?"

"Emang kamu mau apa sayang ke Tante?"tanyaku bingung

"Tapi Tante janji dulu sama aku, kalo Tante harus nurtin permintaan aku"

"Kalo tante bisa, tante bakal nurutin permintaan aku sayang"

"Permintaan aku gampang kok tante, Tante mau kan jadi mama aku?"

"Deghh..."

Pak Beny yang sedang memainkan ponselnya pun lantas berhenti. Sontak aku pun juga kaget dibuatnya.
.
.
.
.
.
Pov Tante Billa


Pagi-pagi suamiku mengajaku entah pergi kemana, aku sempat bingung dibuatnya tapi bagaimana pun sebagai istri aku harus menurutinnya lagian juga pastinya suamiku hanya sebentar disini selebihnya dia bakalan dinas keluar kota lagi menunaikan tugasnya.

Ku lihat suamiku sempat terpana dengan pakaian yang kupakai, padahal aku hanya memakai dress selutut dengan tali tipis dibagian samping ditambah berkerah rendah. Tapi tidak ku pungkiri pakaian ini membuat bagian dadaku terekspor. Pasti itu sudah membangkitkan syahwat dari suamiku. Tiba-tiba suamiku mendatangiku langsung melumat bibirku dengan cukup ganas tanpa memberiku jeda bernafas, lalu ciumannya turun ke bagian leherku. Sebelum dia membuat cupangan disana, aku langsung menghentak suamiku agar terlepas dariku meskipun nafsuku juga sudah mulai mengausaiku.

"Kamu apa-apa'an sih mas, katanya kamu ngajak aku pergi tapi malah mesumin aku ish.."ucapku protes

"Maaf sayang, kamu cantik dan seksi, mas suka"berbisik tepat ditelingaku sambil menciumnya

"Geli tau mas"
¤~~~¤

Selesai memanaskan mobil, aku dan Mas Pras langsung lekas pergi. Saat melewati pagar rumahku kulihat anak kecil yang sedari kemarin merasuki pikiranku. Sempat aku beradu pandang dengannya tapi dia terlihat cuek saja, membuat wajahku cemberut dibuatnya. Entah kenapa mata itu selalu memiliki aura tersindiri dan aku seperti merasa aman jika berada didekatnya.

Jalanan yang masih pagi membuat mobil ini bergerak cepat melewati pengendara motor maupun mobil. Hingga sampailah disebuah kafe yang sepertinya buka hingga 24jam.

"Sebenarnya kita ngapain kita kesini sih mas?"tanyaku

"Kita mau ketemu sahabat lama mas, udah lama soalnya mas gak ketemu. Pumpung dia disini 2hari, sekalian reuni"

"Yaampun mas, kita pagi-pagi kesini cuma karena itu. Astaga!!"

Mas Pras tidak menghiraukan amukanku, Dia malah tetap berjalan masuk ke arah cafe tanpa menungguku. Akhirnya aku mengikuti langkah Mas Pras sambil wajahku tertekuk. Ku lihat Mas Pras mencari sahabatnya sambil menoleh kiri-kanan, tiba-tiba dari arah pojok kafe ada seorang pria yang melambaikan tangannya kepada suamiku.
Suamiku yang melihat itu langsung tersenyum dan langsung mendekatinnya dengan aku dibelakangnya.

Pria berbadan cukup atletis dengan rambut klimis dengan setelan jas, itu lah yang kulihat dari pria sahabat suamiku.
"Cukup macho"batinku

"Elo bener dika kan??"ucap suamiku
"Elo pras kan??"tanya balik sahabat suamiku
"Gila loh, beda banget penampilan lo yang sekarang dari pada jaman SMA"ungkap Mas Pras
"Haha, loh juga sekarang tambah keren aja bro."

Sahabat dari Mas Pras lalu melihat ke arahku. Dia melihatku dengan pandangan yang sulit dimengerti

"Itu yang dibelakang siapa, adek loh ya?"tanya sahabat Mas Pras ke suamiku
"Oh ya... Gue lupa kenalin ke eloh dik. Kenalin ini istri gue"ungkap suamiku

Dika langsung menyodorkan tangannya ke arahku
"Kenalin Dika"
Aku langsung menjabat tangganya
"Kenalin juga Billa"

Sekali lagi dia melihatku, Dia mengamatiku dari bawah sampai ke atas. Lalu tatapannya menuju ke arah dadaku tanpa sedikitpun berkedip, kalian tau sendiri pakaian yang kupakai ini bermodel kerah yang rendah. Membuat payudaraku yang terbalut BH berwarna merah sedikit terlihat. Sambil tangannya masih belum lepas dari perkenalan tadi. Dia mengelus pelan tanganku.

"Sialan nih cowok. Dasar otak mesum, padahal gue istri sahabatnya sendiri"batinku

Aku langsung menarik tanganku dari tangannya cukup keras. Dia seperti langsung tersadar dari khayalannya, cepat-cepat dia langsung menormalkan kembali sikapnya

"Eh Pras, Bil. Duduk dulu"

Aku dan suamiku langsung duduk, kita lalu memesan makanan.
Suamiku dan Dika berbicara ngalur ngidul tapi yang membuatku geram lagi-lagi Dika sering curi pandang ke padaku. Tepat disuatu moment saat suamiku pergi ke toilet, kini tinggal lah aku dan Dika berdua.

"Bill, loh cantik dan seksi."ucap Dika tiba-tiba
"Maksut loh, ngomong gitu ke gue apa?"tanyaku
"Loh mending cerai aja sama suami loh, terus nikah aja sama gue. Gue jamin loh bakal bahagia."
"Jaga ucapan loh ya. Gue ini istri sahabat loh sendiri, berani-beraninya ya loh ngomong gitu ke gue"
"Pras bekerja sebagai pilot, dan pasti dia gak punya waktu buat kamu. Jadi mending kamu sama aku aja, Aku bakal buat kepusaan tersendiri buat kamu"sambil dia mengenggam tanganku yang ada dimeja

Emosiku seketika tersulut ingin rasanya ku siram lelaki ini dengan kopi yang ada dihadapanku, jika saja Mas Pras tidak tiba-tiba datang dari toilet dan dia menarik tangannya dariku. Juga berpura-pura baik menyembunyikan topeng keburukannya.
Ku coba redam amarahku, karena pasti moment pertemuan ini bakalan berakhir.

"Oh iya dik, setelah ini loh bakal nginep dimana?"tanya suamiku
"Mungkin gue bakal cari, hotel yang deket-deket sini lah Pras"
"Dari pada lu nginep dihotel mending lo nginep dirumah gue, pumpung masih ada kamar yang kosong. Lagian biar kita sekalian ngobrol-ngobrol tentang masa lalu kita pas di SMA"

Aku yang mendengar Mas Pras berkata seperti itu, mataku langsung melotot. Rasanya aku ingin berteriak kepada suamiku "****** DIA MAU REBUT GUE DARI LU BEGO" tapi yang namanya juga istri gak bisa buat apa-apa. Lagian juga aku belum memiliki bukti kalau aku langsung melabrak Dika.

"Emang boleh Pras?"tanya Dika
"Haha ya boleh lah. Lo kira gue ini siapa, kita kan sahabat"ucap suamiku

Dika dan aku lalu berpandangan, dia menyunggingkan senyuman kelicikan dibibirnya. Aku tau itu sangat tidak baik.

Firasatku mengatakan kalo ini bakal sangat buruk.












#Jangan lupa tinggalin jejak, komen kek. jangan cuma jadi silent reader, sakit tau kamu gitu'in. Kritik dan saran ditunggu.... Suhu semuanya.
Dan maaf juga baru bisa update, akibat kesibukan saya diRealLife. Terima kasih juga atas apresiasinya suhu semua
 
Terakhir diubah:
tengkiu upnya gan.. sepertinya bakalan seru nih dirumahnya om pras..
 
Ane kebagian cuci piring om @RAYxy, hehehhe....

Kalo yang lain semua sudah kokentar baru ane ikutan komentar.

om @rebelion, boleh ane sentil sedikit ya, mohon maaf ya bukan bermaksud menggurui hehehe...

Penulisan tanda baca (") untuk percakapan itu harus di awali dengan "....... diakhiri ," atau ." atau ?" atau !"

Itu kaidah penulisan yang benar sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) kamus bahasa Indonesia.

Bukan apa-apa biar semakin baik nantinya tulisan dan cerita suhu @RebelionZ, biar saja orang diluar menilai tulisan kita terlalu baku.

Tetapi jika dibaca orang yang faham dalam menulis karya suhu bisa dibanggakan kalau sudah sesuai dengan tatanan bahasa dan penulisannya.

Aduh ngomong apa ane ini, kamu rad sok ngajarin orang tulis aja ceritamu....hehehe.:ampun::Peace:
 
Bimabet
wah pada lupa atau belagak ga tau nih....
justru ini yang dinamakan belah duren.
betul begitukan om @rad76.
dan ava itu adalah simbol atau icon buat petunjuk sekaligus pengingat bagi para teman-teman kita, juga bagi member yang laen.
maknya ane ga pernah ganti ava, walau terkadang ada keinginan pingin ganti ava. tapi ya kembali lagi ke semula, bahwa ava ane dah di ketahui banyak member, juga mungkin sudah diingat-ingat ama beberapa member forum ini.

Betul om 100, deh pontennya.

Avatar atau Ava itu gambar/icon yang disediakan oleh forum untuk mempermudah kita dikenal selain dari akun id semprot.

Gambar Ava om @RAYxy juga benar om... Tapi dalam artian sebenarnya, orang yang lagi membelah duren dan makan duren dari wadahnya.

Kalo om @RAYxy memberi gambar orang sedang bersetubuh dimana sang lelaki memasukkan kelaminnya di dalam kemaluan perempuan dan di kelamin keduanya terdapat bercak darah itu juga dinamakan belah duren dalam artian kiasan.

Wkwkwk.... Kok ane jadi ceramah nggak jelas gini... Duh maaf...maaf.... agak giman nih ane....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd