Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Finding Reality ACT II

Malah ibu tiri lebih mantap gan. Ente cari "stepmom" banyak banget kok videonya yg uhuy :adek:
"Ibu tiri biasanya jahat"

Maksud saya kan gitu, kok malah nyambung ke genre bokep sih? :kaget:

Mantap.
Gw baca ini ketawa2 sendiri btw, apalagi pas bagiannya gracia... wkwkwk
Sekarang ketawa ketawa dulu, nanti,......
Hehe :pandaketawa:

kok hasil drawingnya ketemu emyu sih :groa:hadeh:hua:
Kenapa?
Jangan pesimis gitu dong, kan waktu itu imbang eh, waktu itu imbang soalnya masih dilatih,....
Sekarang beda ya :pandaketawa:

Saya udah PD gini, tau-taunya nanti malah kalah :kacau:

Numpang mendirikan gedung serbaguna di lapak barunya ya hu.
:cendol:
Oh, silahkan :ampun: :ampun:

Waduh adrian ini ceweknya banyak banget. Mau dong saya satu.
Hmm,..... Enggak.:ogah:
Nanti Della gimana?
 
"Senin: Stefi, Selasa: Gue, Rabu:, Gracia, Kamis: Shani, Jum'at: Okta, trus Sabtu: Thacil" kata Shania.
jadi inget masa-masa pas masih punya aura casanova dulu.
cuma bedanya
Selasa : Naomi
Rabu : Sinka
kamis : Imel
Jumat : Nat
sabtu : Frieska
Minggu : lupa soalnya suka beda-beda
Senin : All in soalnya pada libur.
mungkin Bro ian ini mau meneruskan? jadi next mantannya para member?
 
jadi inget masa-masa pas masih punya aura casanova dulu.
cuma bedanya
Selasa : Naomi
Rabu : Sinka
kamis : Imel
Jumat : Nat
sabtu : Frieska
Minggu : lupa soalnya suka beda-beda
Senin : All in soalnya pada libur.
mungkin Bro ian ini mau meneruskan? jadi next mantannya para member?
Ah,... Eehhh,......
Terserah situ aja deh

maka dari itu
ibu tiri memang tampak dari luar jahat
tapi kalau sudah diajak ke kamar ya uhuy
:jimat:
Wadadauw

Update, update, update...
Sabar, sabar, sabar...

Se enggakny gak kayak karius lhh:sendirian:
Fun Fact:
2 kali tersingkir (Piala Liga & Piala FA)
Dan 2 2-nya kipernya Mignolet :pandapeace:

Bikin patok dulu, nungguin scene ads mati keseringan ngewe
Baru 1 part udah di doain mati aja :sendirian:

numpang selonjoran di teras rumah kak ads
Sekalian deh, tolong disapu ya kalo kotor :pandaketawa:
 
wah gw ketinggalan update senin kemaren
ditunggu updatenya lagi gan
 
Part 2: Who's Next?


777.jpg


Internet sekarang isinya kalo gak politik, ya hoax.

Kalo digabung, gimana jadinya ya?, pikirku.

Ini juga, portal berita.
Judulnya clickbait banget, tapi isinya apa. Penipuan sih ini namanya.

Apalagi ini?
Viral! Viral!!
Di Indonesia kayaknya gampang banget buat jadi viral. Polisi yang kurang kerjaan, terus lipsync atau joget-joget gak jelas aja bisa jadi viral.
Orang asing yang nyanyi-nyanyi lagu dangdut aja juga bisa jadi viral. Padahal cara nyanyinya gak jelas dan kesannya asal-asalan, tapi bisa jadi viral gitu?
Lagian belum tentu juga mereka peduli kalo kita bisa nyanyi lagu berbahasa inggris dengan pelafalan yang benar.

"Nonton TV aja deh" gumamku.
.
.
.
.
.
Ini acara TV gak ada yang bener apa gimana ya?, pikirku.

Cerita Punya Dunia.
Tapi perasaan daritadi gak ada yang dari Indonesia.
Indonesia bukan bagian dari dunia apa gimana?

Bukannya stasiun TV ini di awal tahun katanya mau nayangin film-film box office ya?, batinku.

Mana?
Segera segera doang, jangan bilang kalau tayangnya nanti pas tahun baru.
(*Fun Fact: Dan kenyataan memang begitu).

Ganti.

Ini juga, nama acara kok kayak sistem pembelian tiket, OTS.
Isi acaranya kayak portal berita di internet yang judulnya clickbait banget itu. Yang tadi itu.
7 hal bla bla bla, nomor 8 akan membuat anda tercengang dan mencari (karena emang gak ada, kan 7 hal).

Ganti.

Ini apalagi. Ngasih acara yang ada edukasinya dong,...
Bedah soal misalnya.
Ini rumah kok dibedah.

Ganti.

Aduh, sinetron azab.
Itu judul apa sinopsis sih? Panjang banget.

Baca judulnya juga kok gue kesel sendiri ya?
Azab seorang pria yang suka berselingkuh dari tunangannya, mati terkena pukulan magma menembus dadanya, wajahnya hilang setengah terkena semburan magma dan kuburannya tertimpa meteor.

Kok matinya kayak bang Ace dan kakek Shirohige gini ya?
Terus kenapa harus ada meteor segala sih?

Ganti.

Ini juga, sinetron macam apa ini?
Wasiat dari bapaknya itu setan apa gimana?
Kok kayak gak sinkron gitu antara judul sama jalan ceritanya.

Ganti.

Kok sinetron azab lagi?
Gue salah pencet tombol atau gimana?
Eh, ini beda?
Judulnya beda.

Azab seorang laki-laki yang sering berbuat mesum kepada idolanya, mati tersedak serpihan meteor (meteor dari sinetron yang tadi itu) saat menonton konser kemudian terinjak-injak oleh penonton yang lain dan kuburannya tersambar petir.

Ini siapa sih sutradaranya?
Bajingan banget. Berantem aja ayok!!
Nyindir nya gak kira-kira.
Trus kenapa harus selalu ada meteor nya sih?

Gak sekalian aja nanti ada sinetron azab yang judulnya,...

Azab seorang VVOTA mesum yang sering nge-zombie member, saat sakaratul maut bukannya membaca syahadat tapi malah melafalkan chant. Kuburannya menyala bagai lightstik. Bangkit dari kubur jadi zombie.
Biar puas sekalian.

Hidup dan matinya jadi zombie.

Ganti.

Astaga. Sinetron lagi?
Oh, tapi ini bukan sinetron azab. Sinetron biasa.

Eh, ini sinetron yang viral gara-gara ada adegan skidi-skidipap sawadekhap-nya ya?
Astagfirullah.

Ganti.

Haduh, malah acara ini.
Katanya acara talkshow, tapi isi acaranya kebanyakan gimmick.
Gimmick-nya sama aja lagi setiap hari.

Pertama ada ibu-ibu ngeluh soalnya hidupnya yang serba masalah. Tiap hari kok harus dapet masalah terus. Mati aja. Lagian kalo ada masalah kenapa harus dateng ke rumah itu sih? Apa urusannya coba?

Kedua ada mamang-mamang yang nyanyi-nyanyi gak jelas. Kalo suaranya enak gapapa. Ini suaranya gak enak lho. Lagu nya tentang makanan lagi, apa faedahnya?

Lalu, ada supir yang sok asyik sama majikannya. Dateng-dateng ngajakin main 'seberapa greget'. Kalo bego gak gini gini amat kayaknya.

Terus, kadang ada gimmick jadi orang luar negeri. Tapi anehnya, bahasa Jepang, Korea dan China kedengarannya sama. Bahasa Thailand juga bisanya sawadikap sama kapunkap. Kalo gak bisa, mendingan gak usah, daripada membodohi penonton.

Terakhir, gimmick tentang ketua RT yang budeg. Udah tau budeg jadi ketua RT. Ngapain coba?

Harusnya nama acaranya diganti aja, jadi 'Ini Gimmick'.

Acara gini kok 2 jam?
Pantesan penontonnya yang nonton langsung di studio banyak yang ketiduran. Kualitas acaranya semakin hari semakin menurun sih.

Ganti?

Ah, enggak deh.
Ini kalo diganti lagi, tinggal saluran TV yang isinya politik doang. Ada satu waktu, stasiun TV itu gak bahas politik, kalo ada bencana. Yang dibahas pasti bahas bencana. Berhari-hari bahas bencana. Ini saluran TV punya acara gak sih sebenernya?

"Download bukan donloat"

"Itu kan tulisannya gitu, ya dibacanya harus gitu juga dong. Kita harus mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar, agar bangsa ini bisa maju"

Prok! Prok! Prok!

Kenapa yang seperti itu diberi tepuk tangan?
Ini masih acara yang 'Ini Gimmick' tadi lho, kelihatan kan bego nya.

Justru yang seperti itulah yang membuat bangsa ini tidak maju, orang yang sok tahu.

Mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dia bilang?
Tapi apa dia tidak tahu kalau 'Download' itu bukanlah bahasa Indonesia, itu bahasa asing. Bahasa Indonesia yang benar adalah 'Unduh'. Dan kalau 'Upload', bahasa Indonesianya adalah 'Unggah'.

Jadi tolong, jangan sok tahu ya.

Matiin aja deh daripada nanti gue ketularan bego, pikirku.

Jangan sampe lah ketularan bego.
Nanti tiba-tiba ending lagi. Ups.

Setelah mematikan TV aku baru sadar,....

Harusnya tadi gue bawa laptop aja ya, batinku.

Ketinggalan dikamar lagi.
Main HP lagi aja deh,...

Ting~

324 unread message from Dinda Asamarawati.

Huft~
Aku sedikit menghela nafas

Masih ngirim chat juga?
Padahal tidak pernah aku balas, dan 3 hari terakhir ini bahkan tidak pernah aku baca.

Aku ingin tahu, bisa sampai 999+ atau tidak?
Tapi tunggu, 324?
Itu kan,.....
Ah sudahlah.

Chat dari siapa?
Ya dari si 'Dinda Asmarawati' itu.
Ya,..... itu bukan nama dia yang sebenarnya sih.
Dia hanya mengacak huruf-hurufnya saja, dia adalah mantanku. Mantan terakhir ku.
Amanda Dwi Arista.

Masa lalu yang menghantui sampai masa sekarang.

Eh, kata-kata itu sudah pernah dipakai untuk membalas komentar di thread sebelah kan.
Bodo amatlah.


You make me feel so special tonight~
With You Tonight
Even if you burn a short good moment~
Alright~


"Kampret!! Malah nelfon dia-nya" kagetku saat melihat layar HP-ku dan mendapati Manda menelfonku.

Chat nya gak gue bales, terus nelfon gitu?, batinku.

Aku langsung saja melempar HP-ku ke sofa dan menutupnya dengan bantal.

"Sekarang jam berapa sih?" tanyaku pada diri sendiri

Kemudian aku melihat kearah jam dinding yang ternyata menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit.

Belum terlalu malem sih, tapi kalo 5 orang itu gak cepet-cepet diusir, alamat gue bakal tidur di sofa lagi sih ini, batinku.

Ya, tidur di sofa. Jika mereka tidak segera disuruh pulang, maka akan ada kemungkinan mereka akan menginap.
Lalu, jika mereka menginap, mereka akan terbagi menjadi 2 tim, Tim Shani dan Tim Shania.
Tim Shani yang beranggotakan, Shani (ya pasti lah), Gracia, dan Okta akan tidur di kamar Shani.
Lalu, Tim Shania yang beranggotakan, Shania (gak perlu dijelasin), Stefi dan Vanka akan tidur di kamarku.

Nah, karena hal itulah. Satu-satunya pilihanku adalah tidur di sofa.
Sebenarnya masih ada satu kamar lagi di lantai bawah tapi,.....
Ah, lupakan saja. Aku tidak mau terlalu membahasnya.

Karena aku tidak mau tidur di sofa lagi, maka sekarang aku harus segera mengusir mereka.

Aku kemudian menaiki tangga, kembali keatas. Menuju kamarku.
Begitu sampai di depan kamarku dan hendak membuka pintu kamar, aku mendengar sesuatu,.....

"Seriusan, ci? Ci Shani sama Adrian belum pernah,......"

Terdengar suara Okta yang seperti sedang bertanya pada Shani.

"Belum, Ta"

Kali ini terdengar suara Shani. Aku sudah sangat hafal dengan suaranya, ya bagaimana tidak hafal. Kan setiap aku mendengar suaranya.

"Seriusan? Terus kalian selama ini ngapain aja?"

Kalau yang ini suara Vanka.

"Pegangan tangan"

Kembali terdengar suara Shani. Suaranya terdengar seperti sedang malu-malu.

Apa mereka sedang menginterogasi Shani?

"Apa'an! Waktu itu pernah pelukan juga"

Kalau yang ini suara Gracia.

"Kalo ciuman?"

Akhirnya terdengar suara Shania.

"Gak pernah"

Suara Shani terdengar lagi.

"Selalu digangguin"

Masih suara Shani.

"Kenapa ci? Kok ngeliatin aku kayak gitu?"

Itu suara Gracia.

Lemotnya masih ada aja ya?, batinku.

"Kerja bagus, Gre!!"

Suara Shania lagi.

(Ribet ya kalo kayak gini, balik kayak biasanya aja deh ya).

"Ngomong-ngomong,....." kata-kata Shania menggantung.

Mau apa lagi nih anak?, batinku.

"Keenakan ga sih si Adrian, kalo kita ngerebutin dia? Kok rasanya tuh kayak gak ada cowok lain, gitu ya?" tambah Shania.

"Kak Shania sendiri kenapa? Udah enak-enak punya pacar malah diputusin?" balas Shani. "Trus kalian juga, kenapa malah nempel-nempel ke tunangan orang?" Shani kembali mengomeli yang lainnya.

Hmm,..... Aku jadi ingin mendengarkan pendapat mereka tentang diriku saat tidak ada aku di depan mereka. Aku akhirnya mengurungkan niatku untuk masuk kedalam.

"Ya... gimana ya, ci,...... Aku maunya sama kak Ads, terus gimana dong?" jawab Gracia.

Tumben sekali dia menjadi yang pertama menjawab.

"Iya iya. Aku sama kayak Gracia" celetuk Okta.

"Eh, jangan ikut-ikutan dong. Sesekali kalian mikir dong" balas Gracia lagi.

Sial, aku hampir tertawa mendengar Gracia berkata seperti itu.

Lo gak pantes ngomong kayak gitu, batinku.

"Iya juga ya, apa sih kelebihannya Adrian?" tanya Okta seperti menanyakan pendapat teman-temannya tentangku.

Nah, ini baru seru, batinku.

"Jangan ngomongin soal fisik ya, udah jelas kalo dia itu ganteng" tambah Okta.

Emang iya ya?
Iya juga sih.

"Kak Ian itu beda" kata Vanka tiba-tiba. "Dia gak kayak cowok kebanyakan. Dia lain"

"Lain gimana maksud kamu, Cil?" tanya Shani.

"Kak Ian itu,..... kalo ngobrol sama aku, matanya selalu ke aku, bukan ke badan aku" jawab Vanka. "Selama ini, kebanyakan cowok kalo ngobrol sama aku, matanya selalu ke badan aku. Terutama ke,..... Ya kalian tau lah"

"Iya juga" balas Shania. "Mungkin itu yang ngebuat banyak yang suka sama dia. Ngeselin!"

Iya, Nia. Gue paham sama perasaan lo kok. Maafin gue ya, batinku.

"Dia itu,.... baik ke semua orang Eh, ralat. Ke semua cewek" kata Okta. "Emang dasarnya playboy ya"

Woi!! Gak usah diralat!!!
Udah bener yang pertama tadi. Aku kan memang baik kepada semua orang yang juga baik padaku.

"Ian itu baik, sopan, ramah. Tapi ya gitu,..... Nafsuan" tambah Shania.

Gak usah diperjelas dong.

"Selain itu apa lagi ya?" tanya Shania lagi.

"Bakatnya juga banyak. Bisa main musik, dia dulu anak band kan" kata Vanka. "Iya kan, kak Shania"

"Jago gambar, jago olahraga juga" balas Gracia.

"Olahraga apa nih, Gre?" tanya Vanka menggoda.

Eh?! Tunggu, Gracia tahu darimana aku jago 'olahraga'?
Tunggu, olahraga apa dulu ini yang dia maksud?
Kenapa aku malah berfikir yang tidak-tidak.

"Adrian juga pinter" kata Okta.

"Pinter apa, Ta?" tanya Vanka menggoda lagi.

"Pinter itu lah" jawab Okta malu-malu. "Kamu kayak gak tau aja"

"Tahan lama lagi ya" balas Vanka.

Oke, percakapan mereka barusan benar-benar membuatku berfikir yang tidak-tidak.

"Ngomongin apa sih?" celetuk Gracia. "Aku jadi penasaran deh"

Aduuuuuh,..... Gracia, jangan terlalu dipikirin deh. Aku cukup tahu kamu polos sifatnya aja, jangan polos yang lain.

"Udah! Udah! Cukup!!" bentak Shani. "Kok malah mengarah kesana sih?"

"Dia juga rajin ibadah" kata Shania lagi. "Mau itu ibadah agamanya yang dulu, ataupun ibadah agamanya yang sekarang. Iya kan, masih rajin kan, Shan"

"Masih kok. Masih rajin" jawab Shani.

Nah, gitu dong. Akur.
Kalau kalian akur, kan aku yang seneng. Hehehe.

Memang hanya aku yang bisa membuat mereka akur. Mereka akurnya saat sedang membicarakan tentang aku bukan.

Oh iya, sebenarnya aku juga tidak terlalu rajin sih ibadahnya. Kalau sedang ingat saja dan untungnya sampai saat ini, aku jarang lupa.

"Oh iya. Persiapannya udah apa aja, Shan?"

"Persiapan? Oh, tenang aja, kak. Udah beres. Tinggal tunggu hari-H nya aja" jawab Shani.

"Ngomongin apa sih?" tanya Gracia.

"Gre,..... udah! Jangan diberantakin" pinta Shani. "Ini juga. Kok malah ikutan sih"

"Habisnya kasurnya kak Ads enak sih. Aku jadi pengen tidur sini" jawab Gracia.

"Iya, ci. Kasurnya kak Ads enak" tambah Vanka.

Woii!! Mereka mengacak-acak kamarku?

"Berarti tinggal hari-H nya aja ya. Pokoknya nanti itu tugasnya Thacil ya buat nahan Adrian" kata Shania. "Bisa kan"

"Aku gak yakin sih bisa apa enggak" jawab Vanka.

"Kenapa?" tanya Shani.

"Harusnya kak Shania aja yang nahan kak Adrian" balas Vanka.

Daritadi mereka ngomongin soal 'nahan'.
Nahan apa'an sih maksudnya?

"Gak! Jangan!" tolak Shani. "Pokoknya aku gak setuju kalo kak Shania"

"Udahlah, lo aja, Cil" kata Okta. "Tinggal lo sodorin pake ini aja, nanti juga anteng si Adrian"

"Aaahh~ Okta" desah Vanka. "Kok tiba-tiba ngeremes sih"

What?!
Kamar gue dipake mereka buat tempat mesum?

"Okta,....."

"Maaf, ci" balas Okta.

"Kenapa gak bisa sih, Cil?" tanya Shani. "Kan tadi udah sepakat"

"Aku takut baper sendiri kalo lama-lama sama kak Ian" jawab Vanka.

"Manfaatin aja, Cil. Buat,....." kata-kata Okta menggantung.

"Iihhhh,..... Kesannya aku cewek apa'an kalo gitu" balas Vanka. "Tapi kalo kak Ian yang ngajakin duluan....."

"Godain aja" kata Okta.

"Kalian ngerencanain apa?" tanya Shani curiga.

"Ini ngobrolin apa sih?" tanya Gracia.

Iya. Kalian ngobrolin apa sih?, batinku.

"Ya ampun, Gre,....." kata Shani. "Kamu daritadi main terus, gak merhatiin kan jadinya. Ini kita lagi ngomongin surprise buat ulang tahunnya Adrian"

EHH?!!

"Eh, kak Ads mau ulang tahun? Kapan?" tanya Gracia.

"Jangan keras-keras, Gre. Nanti dia kedengeran gimana" balas Shani.

Telat, Shan. Aku udah disini, dengerin daritadi, batinku.

"Kapan sih, ci?" tanya Gracia.

"Sabtu depan" jawab Shani.

"Oh iya ya" balas Gracia. "Kasih kado apa ya?"

Masa sih?
Sekarang tanggal berapa sih emang?, pikirku.

"Kalo Thacil gak mau, aku aja ya ci yang nahan Adrian" celetuk Okta.

"Mana bisa. Otut kan jelee. Wleee" balas Gracia. "Aku aja ya"

"Gak!! Bahaya" tolak Shani. "Kamu itu liar, Gre"

Liar?
Apa ini?

"Ihh,..... Apa'an sih, ci. Kalo gitu, kenapa gak ci Shani sendiri aja" balas Gracia.

"Gak!!" tolak Shania. "Kalo itu, gue yang gak setuju"

Ternyata mereka belum benar-benar akur ya.
Repot lagi deh gue, batinku.

"Berarti tinggal Stefi" balas Okta.

"Gak!!" tolak Shani lagi. "Aku gak bisa percaya lagi sama Stefi setelah dia duplikat kunci aku"

Sepertinya aku harus segera masuk dan menenangkan mereka sebelum perang dunia ke sekian terjadi.

"Oh iya, ci Shan. Aku penasaran deh, cici sama kak Ads gak pernah diomongin tetangga tetangga gitu, kan cowok cewek kok tinggal berduaan serumah. Padahal kan kalian belum,...."

Pengalihan pembicaraan yang bagus. Good job, Gracia

"Enggak sih, kan udah izin sama RT RW setempat. Yang ngurus perizinannya, ayahnya Adrian" jawab Shani. "Aneh deh, sehari setelah aku sama Adrian balik dari Jogja, masa ayahnya Adrian nyusulin. Harusnya kan bareng aja ya"

Ya, itu memang agak aneh sih.
Kenapa ayahku harus menyusul sehari setelahnya, kenapa tidak bersama-sama saja?

Ah, mungkin ayahku hanya lupa, pikirku.

"Kalo soal diomongin tetangga apa enggak, awalnya sih emang diomongin ya. Tapi Adrian bilang gini, 'Biarin aja, itu akan jadi dosa mereka soalnya ngomongin orang. Cuek aja'. Gitu katanya" tambah Shani.

Ya itu memang benar kan.
Tapi, Shan. Kamu sadar gak?
Kamu sekarang ini lagi ngomongin aku lho, aku kan juga orang. Nanti kamu dosa lho, Shan.
Kalo kamu dosa aku yang nanggung lho nanti.

"Dan kalian tau gak, sebenarnya tetangga yang ngomongin itu kebanyakan ibu-ibu" kata Shani lagi.

Oke, firasat ku mulai tidak enak soal ini.

"Dan yang mereka omongin itu sebenernya cuma Adrian" tambah Shani.

"Maksudnya, ci?" tanya Gracia tidak langsung mengerti.

Ya, itu wajar saja kalau Gracia tidak langsung mengerti. Itu memang sifatnya.

"Maksudnya ibu-ibu disekitar sini sukanya brondong gitu, ci?" tanya Okta berusaha memastikan.

Tidak terdengar jawaban dari Shani, mungkin dia menjawabnya dengan gerakan kepala.

"Iihhh,..... Gak kaget sih kalo kak Ian populer juga dikalangan ibu-ibu" sahut Vanka.

Kok gue ngeri ya dengernya?, batinku.

"Gak cuma dikalangan ibu-ibu tauu,.... Di kalangan makhluk lain juga" balas Shani.

"M-maksudnya gimana, ci?" tanya Okta heran.

"Oh ini soal Adrian yang baru pindahan itu ya" kata Shania menanggapi.

"Iya" jawab Shani. "Aku pernah diceritain sama mama Dian"

Kok jadi gini sih? Jangan kearah situ dong pembicaraannya, pikirku.

"Tau ceritanya juga?" tanya Shani balik.

"Tau. Aku juga pernah diceritain sama mama Dian" jawab Shania.

Entah kenapa, dari nada bicaranya terdengar seperti Shania tidak mau kalah dengan Shani.

Itu nyokap gue, kenapa kalian yang manggil 'mama' sih?, pikirku.

Apa mereka tidak puas hanya dengan memperebutkan anaknya, sekarang ibuku juga diperebutkan oleh mereka?

"Cerita apa sih?" tanya Vanka seperti penasaran.

"Oke, aku ceritain ya. Tapi jangan nyesel lho" kata Shania memperingatkan.

"I-Iya, kak Shania" jawab Vanka seperti ragu-ragu.

"Jadi gini,..... Dulu itu waktu Adrian sama orang tuanya baru pindah kerumah ini, Adrian awalnya mau kamar di lantai bawah" kata Shania mulai menceritakan.

Kampret lah, bulu kuduk gue kok mulai merinding ya?
Ini malem apa sih?

"Tapi,..... waktu Adrian mau lihat-lihat kamar itu, begitu baru masuk tiba-tiba pintu kamarnya ketutup sendiri terus gak bisa dibuka"

"Lho terus kak Ads gimana? Selamet?" tanya Gracia panik.

Lah, gimana sih nih anak? Kan gue udah ada disini, ya pasti selamet dong, batinku.

"Adrian kekurung di kamar itu seharian, baru bisa keluar waktu dipanggilin ustadz" terang Shania.

Ini obrolan mereka kok malah kemana-mana ya?, batinku.

"Begitu di cari tau, sebenernya penghuni kamar itu gak jahat. Cuma katanya dia 'suka' sama Adrian" tambah Shania.

"Suka? Maksudnya?" tanya Vanka.

"Ya suka. Suka sama Adrian kayak kita ini" jawab Shania.

Itu namanya, tampan dunia akhirat.

"Terus sekarang penghuninya itu,.....?" tanya Okta.

"Masih disana, gak diusir. Kan dia yang duluan di rumah ini, selama gak ganggu, ya gapapa" jawab Shani.

"Kok jadi serem sih" kata Vanka.

"Iya. Bahas yang lain aja deh" tambah Okta.

"HUAAAAAA....!!"

"HYAAAAAAHHH......!!!"

"GRACIAAA......!! Kenapa teriak-teriak sih?" bentak Shani.

"Biar rame aja, ci" jawab Gracia polos.

Kampret emang!
Gue jadi ikutan kaget lho.

Mereka tau gak ya kalo daritadi gue nguping?, pikirku.

"Bahas soal siapa yang harus nahan Adrian lagi aja deh" kata Okta.

"Ya udah, aku aja" kata Vanka. "Aku usahain"

"Kok aku curiga ya" balas Shani.

"Ya udah, aku aja, ci" Gracia kembali mengajukan diri.

"Gak!!" balas Shani.

"Ya udah lah, Shan. Thacil aja. Nanti Adrian tinggal kamu 'ancem' dulu biar gak macem-macem" kata Shania.

Mereka akur lagi?
Cewek memang susah dipahami ya.

"Tapi menurut kalian, Adrian keterlaluan gak sih?" tanya Okta.

Aduh,.....
Pertanda buruk nih kayaknya, batinku.

"Adrian itu kok kayak masih kurang gitu ya. Padahal ada enam cewek lho disini, cantik-cantik semua lagi, apalagi ci Shani" kata Okta memuji teman-temannya.

"Apa'an sih, Ta. Cantikan kamu kali" balas Shani.

Duh, Shan. Kamu pake merendah segala. Kamu itu yang terbaik, Shan, batinku.

Enak ya, jadi cewek. Muji sesama cewek malah dipuji balik.
Coba kalo cowok, muji cowok lain ganteng. Dikatain homo pasti.

"Makasih, ci" balas Okta.

"Cantik apa? Orang panggilan kamu aja 'Otut Jelee', wleee" ledek Gracia.

"Ayo deh, coba kalian pikir! Tadi dia bilang kalo 'tujuh itu angka yang bagus'. Maksudnya apa coba? Masih kurang kita-kita ini?" kata Okta lagi tanpa menghiraukan ledekan Gracia. "Sok ganteng banget sih"

Ya, aku kan hanya memanfaatkan anugrah yang sudah diberikan tuhan padaku sebaik mungkin.

"Iya juga. Ini kita berenam yang ketauan lho ya, kita gak tau yang di luar sana" sahut Shania.

Kenapa lo komporin sih, Nia?, batinku.

Shania sepertinya ingin membuat Shani agar menjadi curiga padaku.

"Maksudnya, kak Shania?" tanya Vanka.

"Siapa tau, diluar sana masih banyak yang ngerebutin Adrian. Misalnya,...." kata Shania sedikit menggantung. "....temen kampusnya mungkin"

Aduh, itu mengarah banget sih, batinku.

"Kok mikir kesana?" tanya Okta.

"Ya, waktu itu aku kan PERNAH JALAN sama IAN AKU eh, Adrian" kata Shania.

Kenapa lo harus ngasih penekanan dikata-kata 'pernah jalan' sama 'Ian aku' sih?, pikirku.

"Kita papasan sama temen kampusnya, cewek. Ya,.... bisa dibilang cantik. Trus cewek itu kayak pernah punya 'sesuatu' sama Adrian dulu" tambah Shania. "Kayaknya sampe sekarang sih"

Hei! Mia itu udah punya pacar kali. Sahabat gue sendiri lagi pacarnya, batinku.

Dan kenapa juga dia hanya menceritakannya secara lengkap?
Waktu itu ada Samuel juga kan.
Sepertinya Shania memang sedang berusaha memanas-manasi Shani.

Tenang, Shan. Tenang.
Julukan kamu itu 'Adem Shani' kan, kamu jangan terpengaruh omongannya Shania ya, jangan jadi panas, batinku.

Aku membatin seperti sedang berbicara pada Shani secara langsung.
Ya, tidak apa-apa lah ya. Aku dan Shani kan memang sehati. (Ceilah, apa'an sih).

"Menurut kalian, siapa kira-kira nanti yang ke tujuh?" tanya Shania.

"Kata kak Ads tadi yang jadi center kan" jawab Gracia. "Kayaknya gak ada yang ketujuh deh. Kan center nya nanti aku, jadi tenang aja" kata Gracia lagi dengan penuh kepercayaan diri.

"Pertanyaan sebenernya bukan itu" kata Shani. "Bukan 'siapa'. Tapi,.... 'kenapa'. Kenapa Adrian nyari yang ketujuh?"

"Ya karna Adrian masih aja 'merasa kurang' kan" kata Okta.

"Itu pun kalo Adrian 'berhenti' di tujuh, angka favorit dia kan delapan" celetuk Shania.

Terus aja, Nia. Terus, batinku.

"Emang iya delapan?" tanya Gracia. "Tau darimana kak?"

"Tanggal lahirnya, Gre" jawab Shania.

"Oohhh......" jawab Gracia. "Ci Shan kenapa? Kok keliatan cemas sih?"

"Aku kepikiran perkataannya Adrian dulu. Dia pernah bilang kalo, dia seneng banget sama anak kecil, berasa punya adek katanya" jawab Shani. "Apa jangan-jangan,......"

"Berarti, sebenernya incerannya Adrian itu,.... An-"

"Pastesan waktu itu di Malang dia kok deket banget sama Yupi" kata Shania memotong perkataan Okta.

Kenapa mereka membuat spekulasi sendiri sendiri ya?

"Hah Adrian deketin ci Yupi?" tanya Shani kaget.

Siapa yang deketin sih?
Perasaan gue ama Yupi malah ribut deh.

"Enggak, Shan. Ian gak deketin Yupi kok, cuma mereka sering interaksi aja waktu itu" jawab Shania.

Nah, gitu dong. Jangan asal fitnah aja.
Tapi itu juga gak sepenuhnya bener!!

"Tapi dia deketin Julie" tambah Shania.

Kok gue kesel ya dengernya, batinku.

"Kalo gak percaya, tanya aja sama Stefi" kata Shania lagi. "Iya kan, Stef"

"Stefi, kok kamu daritadi diem aja sih?" tanya Shani.

Oh iya, benar juga. Daritadi aku tidak mendengar suara Stefi.

"Kenapa kalian gak nanya orangnya langsung aja" jawab Stefi. "Orangnya daritadi disini kok"

"HAHH?!!"

Oh, sial.

"Kak Ads! Buka pintunya!!"

-Bersambung-
 
Catatan Penulis:

"Nah, gitu dong. Ada sekuelnya"

Ya gara-gara lo paksa anjir, batinku.

"Lo ngapain kesini lagi sih? Kasih gue ketenangan dong"

"Ya habisnya gue kalo di cerita gak dapet ketenangan, ya jadinya,...."

"Kalo ketenangan lo diambil, bukan berarti lo harus ngambil ketenangan gue juga"

"Ya,..... biar adil aja. Oh iya, lo kelamaan gak sih, Thor. Kebanyakan drama. Langsung ke part akhir aja biar yang baca langsung tau, gue ending nya sama siapa"

"Banyak maunya lo ya. Ya kali, masa langsung bagian akhir aja. Emang ini bokep pake di skip skip segala?"

"Lo sendiri kalo baca novel atau komik juga suka langsung ke halaman terakhir kan buat ngintip ending nya"

"Iya sih. Tapi ini kan beda, gak bisa langsung aja, kan harus ada prosesnya"

"Prinsip lo sendiri kalo nonton serial kan 'No More Drama, Straight Last Episode'. Kenapa gak di praktekin disini? Jadi 'No More Drama, Straight Last Part' gitu"

"Bodo amat lah, Dri. Itu tadi juga apa thar thor thar thor, emangnya gue anggota avengers"

"Daripada gue sebut nama asli lo"

"Woe, jangan dong. Nanti pada nyangka orang lain lagi"

"Eh, denger-denger kemaren ada orang lain yang mampir ke catatan penulis ini ya? Siapa?"

"Gak ada"

"Gak usah boong, kampret"

"Lo yang kampret, kampret!"

"Siapa sih yang kesini kemaren?"

"Gak ada"

"Maksud gue di catatan penulis epilog season 1"

"Gak. Gak ada siapa-siapa kok. Udah lo fokus ke cerita aja, gak usah main main kesini lagi"

"Bentar deh, lo kok buru-buru amat sih. Kita adain pembahasan dulu"

"Pembahasan apa?"

"Kalo 6 diibaratkan 'Infinity Stones' kalo 7 diibaratkan apa dong?"

"Power Stone nya Bima Sakti"

"Bima Sakti?"

"Eh, Bima X maksud gue"

"Anjir!! Ya kali"

"Ya udah, kalo gak mau. Itu aja...... Apa,..... Itu,..... Apa,....."

"Apa'an kampret!"

"7 bola naga gimana?"

"Boleh tuh. Kalo udah kumpul 'permintaan' gue terkabul ya"

"Terserah lo lah"

Makasih.
• TTD Adrian & H4N53N

*Woi! Kok nama lo duluan?!






WN.jpg
 
wkwk nice disscord, tapi sayang lu belum nge-diss space toon

"Jangan ngomongin soal fisik ya, udah jelas kalo dia itu ganteng"
bagaimana perasaan anda saat menulis ini, kok gw yg emosi ya

Anyway bodo amat gw ga protes kalo ga ada ena-enanya, dan gw ga protes sama calon² anggota(?) ke tujuh, tp tolong jangan banyak² kasian gw dan penulis lain wkwk :victory:

Ngga ding bercanda, nice update Ads~
 
Bimabet
Nice update hu di tunggu kelanjutannya

Ane masih penasaran dengan ke enam idol itu masih terbagi team atau udah 100% apalagi Shani sama Shania itu udah akur apa belum ya dan ane masih penasaran siapa yang menjadi ketujuh

Semangat nulisnya hu biar cepet update lagi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd