Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Finding Reality ACT II

Abis nonton mv high tension, jadi kepikiran shani trus :sendirian:


Kak Ads, tunangannya aku pake boleh?
M..m..maksudnya aku pinjem hehehe :)
 
Part 7: Permission

IMG-20181129-WA0053.jpg


"Aku turunin kalian disini aja ya" kataku begitu sudah dekat dengan mall dua huruf.

"Iya" jawab Shani.

Dan Gracia masih diam. Tapi bedanya, dia sekarang sudah tidak terlihat murung.
Tapi tetap saja, ada yang aneh. Karena sejak tadi dia,....

"Gre, kenapa ngeliatin aku kayak gitu sih?" tanya Shani.

Ya, setelah tidak murung, Gracia daritadi malah menatap Shani dengan tatapan tajam.

"Ayo turun, Gre" ajak Shani.

"Hmm,.... Iya" jawab Gracia sambil tetap menatap Shani.

Kenapa lagi nih anak?, batinku.

"Kak Ads, aku tinggal dulu ya. Kak Ads nanti nonton kan" kata Gracia.

"Gak janji ya, aku ada urusan soalnya. Kalian semangat ya performnya" balasku.

Tapi Shani dan Gracia malah membalasku dengan memberikan tatapan tajam.

"Bawa mobil ke bengkel" kataku menjelaskan.

"Oh, oke" kata mereka berdua kompak.

Gak usah curiga lah, batinku.

"Hati-hati ya" kata mereka berdua lagi.

Setelah mengingatkanku untuk hati-hati, Gracia kembali menatap tajam kearah Shani.

Tuh anak kenapa sih?, batinku.

Apa mungkin,....
.
.
.
.
.
*Beberapa jam sebelumnya (lupa tepatnya berapa jam)

IMG-20180831-WA0011.jpg


"Nih" kataku sambil menyerahkan mangkokku pada Gracia.

"Eh, apa kak?" tanya Gracia.

"Masih laper kan. Udah, nih makan. Gue gak habis" tawarku.

"Gak mungkin" celetuk Shani.

Iya, sih. Sebenarnya aku masih bisa menghabiskannya, tapi karena semenjak baksonya habis Gracia terus melihatku eh, ralat. Melihat mangkokku, aku jadi tidak tega. Mungkin dia masih lapar, jadi kutawarkan saja padanya.
Dan juga bukankah ada hadistnya ya?
Berhenti makan sebelum kenyang.

"Eh, jangan kak. Kak Ads aja yang mak-"

Kruyuuuk~

"Tuh, masih bunyi perutnya. Udah makan!" kataku lagi.

"Eh, bukannya itu bunyi perutnya kak Ads" balas Gracia.

"Atau mau gue suapin" tawarku.

"Aduh, aku ganggu ya kayaknya, aku pindah aja deh" sahut Shani. "Selamat pacaran ya" tambahnya lalu bangkit dan hendak pergi.

"Shan" panggilku.

Shani langsung menoleh ke arahku.

"T-Tolong ambilin minum dong" kataku.

IMG-20180721-060135.jpg


"Oh, udah berani merintah aku?" balas Shani.

"Aku minta tolong, Shan. Bukan- Kok kamu jadi gini sih?" tanyaku. "Kamu kram?"

"Hah? Enggak!" bantahnya. "Ya udah, aku ambilin"

Setelah memastikan jarak Shani cukup aman, aku langsung...

Cup~

Mencium pipi Gracia dengan cepat.

"Kak?"

"Ssstt..." aku memintanya untuk diam dengan meletakkan telunjuk didepan bibirku. "Buat yang tadi" bisikku kemudian.

Gracia nampak tersenyum senang.
Baguslah, itu lebih baik daripada melihatnya murung.

Kemudian aku kembali menengok kearah Shani.
Masih sibuk mengambil air.

Aman, pikirku.

"Kalo lo?" tanyaku kemudian pada Gracia.

"Hah? Apa kak?" tanya Gracia balik yang beberapa saat yang lalu sempat memperhatikan mangkok yang sedang kupegang.

"Makan!" tawarku lagi padanya.

"Y-Ya udah, aku... aku makan deh, daripada gak ada yang ngabisin" jawabnya dengan wajah memerah lalu menerima mangkokku.

"Duh, pake malu-malu segala. Lucu banget sih" kataku menggodanya.

"Duh duh, mesra banget sih" sindir Shani lalu meletakkan dua gelas air putih di dekatku dan Gracia.

"Iihhh,.... ci Shan gangguin orang pacaran terus nih" rajuk Gracia.

"Gre, kamu gak pernah ngaca ya" balas Shani.

Wajar jika Shani mengatakan hal itu, pasalnya setiap kali aku dan dia mencoba untuk bermesraan, selalu ada gangguan dari Gracia. Maksud Shani adalah agar Gracia sadar diri.

"Makasih ya, Shan" kataku pada Shani karena sudah diambilkan air minum kemudian aku langsung meminum air itu.

"Sering kok, aku sering ngaca. Aku cantik kok" balas Gracia.

'Maksud aku bukan itu, Gre', pasti Shani sedang membatin seperti itu.

"Tanya aja sama kak Ads" tambah Gracia.

Lah, kenapa gue dibawa-bawa?
Lagi enak-enak minum juga, batinku.

"Iya kan, kak? Aku cantik kan?" tanya Gracia lagi.

Entah kenapa, aku merasa tidak hanya Gracia, tapi Shani juga sedang menunggu jawabanku.

"I-Iya. Cantik kok" jawabku.

Gracia kembali tersenyum senang.

"Kan cewek ya cantik lah. Masa ganteng? Enggak dong" tambahku.

Gracia seperti langsung bersikap bodo amat dengan perkataanku dan lebih memilih untuk melanjutkan makannya.
Sedangkan Shani, dia langsung pergi lagi. Tapi dengan cepat juga, aku langsung berusaha mencegahnya.

"Katanya gak lagi kram" kataku pada Shani.

"Emang enggak!" balasnya.

"Kok ngambek?" tanyaku.

"Siapa yang ngambek?" bantahnya. "Aku cuma ngasih kalian waktu buat nyelesaiin masalah rumah tangga kalian" tambah Shani.

"Kalo rumah tangga sama kamu dong, Shan" balasku reflek.

P20180323-015407.jpg


Shani terlihat bingung harus menjawab apa, akhirnya dia memutuskan untuk kembali berjalan menjauh sambil tersenyum-senyum sendiri.
Ya, aku sempat melihatnya tersenyum tadi. Manis sekali.

Oh, tidak. Aku lupa!
Saat ini aku harus fokus ke Gracia dulu, bisa-bisa dia marah jika mengetahui aku barusan menggoda....

Sepertinya tidak. Gracia seperti tidak peduli kalau tadi aku baru menggoda Shani.
Atau dia tidak tahu?

Karena yang pasti Gracia saat ini sedang sibuk menikmati bakso ku. Ehmmm..... dalam artian yang sebenarnya ya. Gracia kan memang sedang memakan bakso milikku, bukan bakso yang,.....
Ah, sudahlah.

Kenapa gue malah mikir gini sih?, batinku.

"Lahap banget sih. Enak ya?" kataku sambil sedikit merapikan rambut Gracia dan menyelipkannya ke belakang telinganya.

IMG-20180816-095347.jpg


Gracia menoleh ke arahku sebentar sambil mengunyah makanannya, lalu kemudian dia tersenyum kepadaku.

"Ehak huahet hak" jawabnya dengan mulut masih penuh makanan.

"Hei, jangan ngomong sambil makan" balasku.

Dengan cepat Gracia mengangguk. Lalu dia melanjutkan makannya.

"Huuaaaaa~ Enak banget. Aku kenyang. Aku gak nyangka bakso campur Indomie ternyata enak juga kak" kata Gracia sesaat setelah dua mangkok dihadapannya bersih. Benar-benar bersih, seperti baru dicuci.

Lah, anjir! Tadi dia nyebutin merk ya?
Mie, besok bayar ya mie.

"Eh, atau Indomie campur bakso ya? Atau bakso bumbu Indomie? Atau Indomie yang tenggelam dalam bakso? Atau Indomie dengan sentuhan rasa bakso?" Gracia kebingungan.

Apa'an sih?
Kok makin aneh namanya?
Dan juga, jangan disebutin terus-terusan lah, batinku.

"Ah, gak tau lah. Yang penting makasih ya kak Ads. Kakak udah muasin aku" tambah Gracia.

Aku langsung memberikan tatapan heran padanya. Pernyataannya tadi sedikit ambigu bagiku.

"Maksud aku makasih udah muasin perut aku. Hehee" kata Gracia meralat.

Dasar!
Untung iman ku saat ini masih kuat, kalau tidak sudah ku-
Tunggu, apa tadi?
Saat ini?
Maksudnya?
Nanti,...
Ah, sudahlah.

"Indomie goreng bakso nya enak!" kata Gracia sambil mengacungkan dua jempolnya.

Lo sih emang dasarnya apa aja doyan, batinku.

Tunggu, Gracia baru saja menyebut merk lagi kan?
Terserahlah.

"Eh, aku baru nemu nama yang pas ya? Indomie goreng bakso. Hehee" kata Gracia lagi, kali ini sambil bertepuk tangan.

Apa'an sih?, batinku.
Tapi kok lucu sih ngeliatin tingkah lakunya dia.

"Ehmmm.... Gue mau nanya boleh gak?" tanyaku.

"Nanya apa, kak?"

"Lo gak lagi kram kan?"

"Kram? Maksudnya?" tanya Gracia balik.

"Itu.... Kedatengan tamu bulanan"

"Enggak. Kenap- Oooohh... Ayo, kak!" ajaknya tiba-tiba.

"Ayo? Ayo apa?"

"Kakak mau ngajakin gituan kan" jawab Gracia menarik kesimpulan. "Tenang, aku aman kok"

"Hah? Enggak" bantahku. "Kok mikirnya kesana sih?"

"Yaahhh.... padahal aku siap" kata Gracia dengan nada kecewa.

Nih anak otaknya kenapa sih?, batinku.

"Trus kenapa kakak tadi nanyain soal aku dateng bulan apa enggak kalo gak mau ngajakin gituan?"

"Habisnya tadi lo aneh, emosi lo berubah-ubah. Jadi ya gue kira lo..."

"Aku tadi itu lagi mikir, kak" jawab Gracia.

Kemudian dia nampak berfikir sejenak.

"Aku mikir apa ya tadi?" tanya Gracia pada dirinya sendiri. "Kira-kira tadi aku mikir apa ya, kak?" tanyanya kemudian padaku.

"Ya mana gue tau" balasku. "Justru tadi gue mikir, gue salah apa kok lo kayak kesel gitu sama gue"

"Hehee. Maaf ya, kak. Habisnya aku lagi laper, jadi bawaannya kesel terus sama orang lain" jawabnya cengengesan.

Kalo kayak gitu, artinya lo yang ngeselin, batinku sambil mencubit kedua pipinya.

Gemes banget sih.....

"Phewphew akhow" kata Gracia tidak jelas.

"Ya udah, gue mau naruh ini ke tempat cuci piring dulu ya" kataku akhirnya sambil membawa mangkok dan gelas bekas kami.

Shani sepertinya juga baru selesai makan. Dia seperti akan langsung mencuci mangkoknya.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Shani tiba-tiba tanpa menoleh ke arahku. Dia memunggungiku.

"Aku....."

"Belum puas tadi udah nyium Gracia?" tanya Shani lagi.

"Kamu ngomong apa sih, Shan?" tanyaku.

"Kamu kira aku gak tau?"

"Aku gak-"

"Gak usah bohong" potong Shani. "Kamu tau kan, aku paling gak suka kalo dibohongi. Gak mungkin Gracia makan lewat pipinya" tambahnya. "Kamu pikir aku gak liat tadi ada sedikit kuah bakso di pipinya Gracia"

"Kamu cemburu?" tanyaku sambil memegang kedua bahunya dan memutar badannya.

"Aku..."

"Aku tanya sekali lagu. Kamu cem-"

"Iya" potongnya. "Iya.... Kalian sih pake mesra-mesraan didepan aku" rajuk Shani. "Tapi, kamu sekarang harus fokus dulu sama Gracia"

"Sebenernya apa sih yang kamu... Yang kalian rencanain?" tanyaku sekali lagi.

"Ini ujian buat kamu. Kamu cukup tau itu aja dulu" jawab Shani. "Kalo udah waktunya nanti, kamu akan tau jawabannya" tambahnya sambil mengelus pipiku.

"CEK! CEK! E'HEM!!"

Gracia mengeluarkan jurus andalannya dengan suara yang lebih keras dari biasanya. Bahkan dia melakukannya sambil melipat kedua lengannya didepan dada.

Mau apa nih anak, batinku.

"Jadi gini ya kelakuannya kak Ads, ditinggal bentar udah selingkuh sama cewek lain" kata Gracia berlagak sok marah. "Ini juga. Hei, Shani!! Jadi cewek jangan kegatelan ya, pacar sahabatnya sendiri mau direbut?"

"Gre.....!!" teriak Shani sambil berlari kearah Gracia seperti ingin menangkapnya.

"A-Ampun, ci. Aku cuma bercanda!!" teriak Gracia sambil berusaha menghindari Shani. "Aahhhh..... ci Shaaaann"

"Hahaha, kenapa sih kalian ini?" gumamku.

Eh, tunggu.
Ini artinya aku yang harus melanjutkan mencuci mangkok-mangkok ini?
Ah, nanti saja lah.

Aku masih ingin melihat kelakuan dua sahabat ini. Calon istri dan calon pacarku. Hehehe.

"Ampun! Geli... Geli.... Ampun!! ci Shaaann!!"

IMG-20181223-115715.jpg

.
.
.
.
.
Oke, jadi.... kesimpulannya apa?
Tidak ada. Tidak ada kesimpulan. Aku rasa tidak ada yang aneh, sepertinya aku tidak melakukan kesalahan apapun.
Seperti sia-sia juga bukan membaca sedikit flashback tadi, seakan aku hanya pamer kalau tadi aku mencium Gracia. Hehehe.
Ya sudahlah lah, ya.
.
.
.
"Kok lu sendirian? Mana pacar lu? Pengen liat gua kayak gimana sih cewek yang bisa naklukin hati seorang Adrian" tanya seseorang eh, ralat. Sesosok.

Kampret emang! Nyebarnya cepet ternyata, batinku.

"Jawab, kampret!"

"Lo bisa diem gak sih" balasku. "Ngapain juga lo ada disini?"

"Ini kan bengkel bokap gua" balas Tedi.

Ya, aku sedang berada di bengkel ayahnya Tedi dan orang yang menginterogasiku barusan adalah Tedi.
Entah darimana dia tahu, tapi yang pasti jika Tedi tahu. Itu artinya gosip tentang aku berpacaran sudah menyebar dengan cepat.

"Lo ngapain liburan semester malah nongkrong di bengkel sih?"

"Ya, gimana ya. Tempat cuci motor sepi, bosen gua" balas Tedi.

"Bukan itu maksud gue! Lo nongkrong di mall kek, atau kafe, atau dimana lah. Biar bisa dapet pacar" saranku.

"Males gua kalo sendirian. Tapi kalo ngajak lu orang, jadi obat nyamuk doang nanti gua" kata Tedi. "Samuel sama Mia, Jose sama Dinda, Rafli sama Sarah, dan lu harapan terakhir gua, malah udah pacaran juga aja sama Gracia Gracia itu"

Harapan terakhir?
Kesannya apa'an sih?
Lagipula, jika dia nongkrong dengan salah satu dari kami, bukankah justru peluangnya untuk mendapatkan pacar semakin tipis ya?
Karena jika ada yang melihat, pasti akan langsung membandingkan, dan huh langsung memutuskan, 'gantengan yang ini'.

Eh, tunggu. Apa itu tadi?
Bahkan Tedi juga sudah tahu juga kalau 'pacarku' bernama Gracia.
Ini siapa yang nyebarin sih?

"Bodo amatlah, Ted" balasku. "Lagian emang lo gak punya temen yang lain apa?"

Tedi nampak berfikir.

Duh, kayak bisa mikir aja nih makhluk, batinku.

Tapi sepertinya memang tidak ada lagi orang normal yang mau berteman dengan makhluk satu ini sih.

"Gimana pak? Ada masalah dimananya?" tanyaku pada pak Rudi, salah satu montir di bengkel ayahnya Tedi yang sedang memeriksa mobilku.

"Gak ada masalah kok, mas" balas pak Rudi. "Semuanya oke"

"Masa sih pak? Kemaren kok agak rewel ya, gak mau nyala gitu" kataku.

"Tadi gimana? Rewel juga?" tanya pak Rudi balik.

"Tadi enggak sih, langsung nyala" balasku.

Tunggu, bedanya apa ya?, pikirku.

Aku mencoba mengingat-ingat, dan ternyata,.....

Oh, jadi gitu. Ini mobil emang kampret ya. Kemarin gak mau nyala, tapi tadi sekali stater langsung nyala.
Mentang-mentang yang dianterin itu Shani dan Gracia.

Mobil kok pilih-pilih penumpang, batinku.

"Ya udah deh, pak. Makasih" kataku lagi. "Jadi berapa?"

"Udah, gak usah" jawab Tedi. "Kayak sama siapa aja lu, lagian juga cuma periksa doang. Kenapa gak lu periksa sendiri aja sih"

"Ya, gimana ya. Gue sibuk pacaran sih" balasku.

"Malah sombong nih orang" kata Tedi.

"Oh iya, lo tau darimana sih kalo gue udah punya pacar?" tanyaku penasaran

"Grup chat" balas Tedi.

Grup chat?
Perasaan daritadi tidak ada...
Oh,.... maksudnya grup chat yang tidak ada aku didalamnya ya.
Dasar para sampah masyarakat!

"Jose yang ngasih tau duluan. Eh, habis itu dia debat sama Samuel soal siapa pacar lu yang sebenernya. Soalnya katanya mereka ketemu sama orang yang beda katanya" tambah Tedi.

Kenapa mereka yang repot sampe debat segala?, batinku.

"Bodo amatlah soal reaksi mereka gimana" balasku.

"Atau sebenernya pacar lu emang ada 2?" tanya Tedi. "Bagi gua satu lah"

"GAK!"

Ya kali gue ngerelain Shania buat nih makhluk, batinku.

Oh iya, bagaimana dengan Rafli?
Apa reaksinya ya kira-kira.

"Sialan lu. Eh, tau nggak... Reaksi Rafli yang paling heboh lho tadi, dia yang paling penasaran kayaknya sama pacar baru lo" tambah Tedi.

Wah, harus siap mental buat diinterogasi gue, batinku.

Tapi ajaibnya, daritadi tidak ada telfon ataupun pesan masuk dari Rafli, satupun. Satupun tidak ada.

Firasat ku mengatakan kalau dia saat ini masih sedang membuat daftar pertanyaan untuk diajukan padaku saat kami bertemu nanti.

Harus dihindari dulu sih ini, batinku.

Baiklah, sekarang berfikir!
Kalau aku menjadi Rafli, apa kira-kira yang akan kulakukan untuk menemui diriku?
Kenapa harus berfikir keras?
Jawabannya sudah jelas, pergi ke theater.

Oke, fix. Hari ini aku tidak theateran.

Ting~
Ada satu pesan masuk.

Rafli?
Dia memintaku untuk ke theater?
Tidak. Bukan. Ini bukan dari Rafli.
Dia tidak akan sebodoh itu, dengan menyuruhku untuk datang ke theater secara terang-terangan. Dia pasti akan tiba-tiba muncul begitu saja seperti biasanya.

"f5"

Isi pesan tersebut.
Singkat, padat dan jelas.
Mungkin bagi kalian tidak jelas, tapi bagiku ini cukup jelas.
Aku hanya perlu kembali ke mall dua huruf, lalu menuju f5. Sesederhana itu.

"Oke, Ted. Gue duluan ya. Makasih" kataku pamit pada Tedi.

"Eh, pacar lu itu punya temen yang cantik gak?" tanya Tedi.

"Punya. Tapi udah tunangannya orang" jawabku cepat.

Tedi langsung diam mendengar jawabanku.

Oke, f5. I'm coming!
.
.
.
.
.
.
.
"Gimana? Sudah kau kerjakan?" tanya orang dibelakangku dengan setengah berbisik.

Kami saling membelakangi agar tidak ada orang lain yang tahu tentang pertemuan ini.

"Bayar dulu bagian gue bulan ini, baru gue kerjain" balasku juga dengan berbisik.

"Ya sudah, ya sudah" katanya. "Sudah. Sudah aku tranfer"

"Oke, udah masuk" jawabku saat melihat m-banking melalui HP-ku.

"Cepat kau mulai mengerjakannya" perintahnya.

"Tenang, bang. 2-3 hari juga udah selesai. Kalo waktu gue banyak, malah terlalu banyak improvisasi gue nantinya" balasku.

"Tahu kan siapa berikutnya?" tanyanya ingin memastikan.

"Tau. Cindy sama Nadila kan" jawabku.

"Ya sudah, aku duluan ya" katanya pamit. "Oh iya, ini ada martabak. Buat kau saja"

"Eh, makasih lho bang martabaknya" jawabku. "Makasih juga udah mau bantuin"

Aku melihat dia sedikit mengangguk saat berjalan pergi.

Lumayan, dapet martabak buat makan malem, batinku.
.
.
.


Sudah berakhir
Wahai sayangku, dimanakah kau~


Ini kan lagu,..... Enggak, ah. Bosen.
Next.


Maaf. Maaf..
Ku tak bisa melindungimu~
Lekaslah sembuh


Kampret!
Kok lagu ini?
Next.


Perasaan yang selalu datang di setiap malam, ku sangat membencinya~


Ehmm..... Gak cocok.
Next


Baby baby, benci malam ini.
Baby baby, ku benci sendiri,~


Malah keinget waktu sama Thacil kan, batinku.
Next.


Seandainya.. aku bisa, lihatmu sekali saja.
Aku rela, kehilangan segalanya~


Enak sih, tapi kok gue sedih ya?
Keinget Shani yang kabur dari rumah.
Next.


Aku sudah tahu, kamu memang lucu..
Saat kulihat kedua matamu~
Dibawah sinar bulan
Menari bersama~ oh oohh....
Jangan ada yang mengganggu.


Ini kan lagu yang yang biasanya gue nyanyiin buat Shani, pikirku.
Tapi,....
Next


Kau adalah tipeku.
Kaulah tipeku.
Tidak perlu berbuat apapun, kau sudah mencuri hatiku~


Lah, ini kan lagu buat Shani juga.
Kok banyak ya lagu buat Shani?, batinku.
Next.


Lahir dan besar di negara yang tak kenal perang.
Jadi tidak berfikir apa itu pedamaian~


Kenapa bisa pas bagiannya dia sih?, batinku.
Next.


Di rangting telah terlihat kuncup yang keras~
Padahal musim bunga sakura belum tiba~


Makasih lho.
Next.


Jika bercerita padamu~
Dengan pandangan mata yang sedih pastinya kau hentikan~


Iya. Iya. Terusin aja.
Next.


Entah mengapa aku tahu
Kalau belok disini kan ada dirimu~


Kan. Ngulang season 1 part 18 aja kali ya, batinku.
Next.


Walaupun tiada dirimu~
Walaupun tiada aku
Tetap bisa hidup sendiri~


Haha.
Next.


Kenapa kau tertawa?
Apakah ada yang lucu?


Lah, seakan-akan disahutin.
Next.


Candy sebuah ya, masukkan ke mulut~
Kemudian di putar-putar di atas lidah~


Ambigu, anjir!
Next.


Di dalam kepalaku,
Terus terbayang-bayang~
Senyum indahmu itu~
Oh yeah


Senyuman siapa lagi ini yang dimaksud?, batinku.
Next.


Benar seperti ini!?
Selera kamu jelek.
Begitulah katanya~


Lagu nya tidak menggambarkan tentang diriku.
Next.


Ubahlah kesedihan menjadi keringat!
Kobarkanlah semangatmu!


(Uhh.. Uhh...)
Next.


Manusia yang saling mencinta
Pasti selalu merasa gelisah~
Ekspresi sampai tingkah laku pun
Saat persatu selalu terpikir~


Kalau diingat lagi, aku daritadi pagi merasa gelisah.
Apa jangan-jangan,....
Next.


Di jalan yang penuh kesedihan ini~
Aku berjalan seorang diri~


Lagu buat jomblo nih.
Next.


Suatu saat kan datang menolong
Pangeran berkuda putih~


Wah, berarti bukan diriku.
Aku kan bermotor matic hitam. Tapi sekarang lagi pake mobil.
Dan aku bukan pangeran juga sih.
Next.


Berapapun banyaknya bintang di sana~
Tak bisa jika itu bukan kau, satu-satunya bintangku~


Ini lagi LR apa gimana ya?, batinku.
Next.


Hentikan! Janganlah melihatku seperti itu.
Soalnya, aku tidak tertarik sama kamu~
Maaf ya, menghilanglah saja kau dari sini.
Sebenarnya buat semua cowok, No! Thank You~


Kampret!
Next.


Ah ha ah ha ada dimanapun~
Ah ha ah ha berbuat apapun~
Ah ha selalu saja jadi kepikiran~


Ah ha ah ha Atta Halilintar
Ashiiaaaapp....
Next.


Kamu cukup menemani saja disampingku menjadi orang terdekat~
Sama seperti dahulu tanpa berubah


Apa mungkin harus begitu ya?, batinku.
Next.


Walau ku suka, namun tak terucapkan~
Hanya pada sosokmu, ku impikan perasaanku~


Apa aku sepengecut itu?
Next.


Ah, mungkin bagi dirimu~
Hanya teman sekelas saja, yang jalan pulangnya searah.
Keberadaan yang seperti,..


Sialan! Jadi keinget Shania lagi gue, batinku.
Next.


Ternyata banyak sekali gadis yang cantik~


Kok liriknya gitu?
Kesannya gue playboy, anjir!
Ganti lirik.


Ku punya firasat tuk bisa saling mencinta denganmu~


Firasat? Apa'an sih ini?!!, batinku.
Next.


Apa kamu memahami arti dari cinta?


Entahlah.
Next.


Tidak ada kepastian
Yang kuinginkan dari dirimu~


Tapi, kayaknya dia butuh kepastian deh.
Next.


Dalam kehidupan setiap manusia
Berapa kali bisa rasakan cinta~


Gue udah berapa kali ya?, pikirku.
Next.


Ku ingin menjadi bintang diatas langit.
Yang tak berbuat apapun namun tetap bersinar~
Hatiku menggelap bersama malam gelap.
(Kesepian dan kewalahan)
Tiada yang memelukkku~


Enak kali ya.
Gak ngapa-ngapain tapi tetep bersinar.
Itu sama kayak, gak update tapi tetep di up. Hehehe.
Next.


Ku harap ini bukan lagu terakhir dariku untukmu~
Ku harap ini bukan surat terakhir untukmu~


Lah, ini kan lagu buat Shani juga.
Next.


Don't cry.~
Don't be shy.~
Kamu cantik apa adanya.


Kenapa lagunya pak Syamsuri ada di HP gue, batinku.
Next.


Kau menghapuskan,
Setiap luka~
Mengingatkanku tentang
Mimpi terpendam~
Agar semua,....


"Kan menjadi nyata~"

Tunggu, kenapa gue lanjutin?
Kenapa juga ada lagu ini di HP gue?
Next.


Gak. Gak. Gak kuat.
Gak. Gak. Gak kuat.~
Aku gak kuat,.....


Jadi keinget Yupi, batinku.
Tapi kok tiba-tiba Yupi sih?
Bodo amatlah.
Next.


Kau cantik hari ini,....
Dan aku, suka~


Hayo, kalo ini di part berapa?
Next.


A iya ya.. jika kau hanya mimpiku,
Mimpi yang indah, juga menyedihkan.
Why iya ya.. dengan suara indahmu
Kau mengatakan,


"You are my best friend~"
Next.


Jitto dekinai tomarenai
Yoake ga osokute JIREttai
Ichi, ni, Sunshine yon...WII GOO!


Ada 'Yon Yon' nya. Males.
Next.


Don’t sleep
Don’t wake me up~
Don’t sleep
Don’t wake me up~


Ini aja kali ya.
Tapi nanti dulu deh, nanggung. Lagi seru.
Next


Sekali saja, 10 detik saja, peluk aku~
Supaya tak lebih dari ini (peluk aku)
Supaya tak ada yang disesali~


Kok jadi kangen Nia ya, pikirku.
Next.


Kau dan aku (Kau dan aku)
Meskipun kita berada di bawah langit yang sama
Tapi kita berada ditempat berbeda~


Kok jadi mellow gini sih?
Next.


Jangan lupakan diriku
Jangan pernah lupakanku~


Kayak mau perpisahan aja ya.
Next.


fx sangat berarti, tempat kita demachi.
Alasan nunggu taksi~


Bisa dibilang, emang gue lagi demachi sih.
Next.


Indahnya senyum manismu~
Dalam mimpiku~


Ahh,..... keinget Shani sama Gracia.
Tapi nanti kalo ini ketauan VVOTA-nya lagi, batinku.
Next.


Hari yang baik dan hari yang sedih.
Serta hari sulit dan hari yang bahagia~


Oke, itulah kompilasi lagu-lagu di season 1.
Next.


Wake up wake up wake up wake up heartbeat!~
We are the one! Go ahead!~


Sekarang udah jamannya 'Super Powers' (buat yang paham aja).
Next.


You make me feel so special tonight~


Ini kan yang sekarang.
Next.


Ku tak menyangka~
Perpisahan (itu) menyakitkan~
Kini ku tersadar.
Saat kita (sudah) tak bersama~


Oke, masih gue pantengin.
Next.


Kamu slalu cari yang lebih
Walau yang kau cari tak pasti~


Bedebah!!
Next.


Janganlah saling jatuh cinta,
Karena kita baru dekat.
Sebenarnya ku sedikit takut,
Maafkanlah aku~


Oh, jadi begitu.
Kenapa aku jadi tidak peka begini ya?

Kenapa?
Bingung ya?
Kalian pasti berfikir, 'ngapain sih nih orang ya?'.

Sebenarnya aku hanya iseng saja, pilih-pilih lagu untuk dijadikan nada panggilan telfon.
Enaknya lagu apa ya?

Daripada bengong kan nunggu dua orang yang tadi kuantar.

Sebenernya alasan aja sih, biar tulisannya kelihatan banyak.

BLAM!
BLAM!

Lah, tiba-tiba udah masuk mobil aja, batinku.

Ini kenapa muka mereka ditekuk dua-duanya ya?
Firasat ku kenapa tidak enak ya?

"Kak, anterin aku pulang. Aku gak nginep malem ini" kata Gracia

"Kalo gak nginep. Kenapa lo duduk depan?" tanyaku.

"Udah. Cepet jalan!" sahut Shani yang duduk di kursi belakang.

IMG-20180713-104703.jpg


Waduh, mereka lagi marahan apa gimana?
Atau justru mereka marahnya padaku?
.
.
.
.
.
.
.
Di perjalanan mereka sama-sama diam. Shani berdiam diri sambil memandang kearah luar jendela, sedangkan Gracia hanya memainkan HP-nya sambil sesekali melirik padaku atau Shani di belakang.

"Kalian kenapa sih?" tanyaku.

"Diem!!" kata mereka bersamaan.

Haduh, kenapa jadi gini sih?
Salah gue apa coba?, batinku.

Oh.. Oooohhh.... Itu. Itu penyebabnya.

"Habis dari bengkel, aku ada urusan. Maaf ya gak bisa liat kalian perform di theater tadi" kataku meminta maaf.

"Oke. Gapapa kok, kak. Hehee" balas Gracia dengan nada riang.

Baguslah. Tidak ada masalah berarti.

"Oh" sahut Shani tanpa menoleh sedikitpun.

Gue harus apa sih?, batinku.

Gracia juga kenapa?
Setelah beberapa saat yang lalu sempat ceria, kenapa sekarang dia diam lagi?
.
.
.
Dan akhirnya, kami sampai di depan rumah Gracia.

"Makasih ya, kak" kata Gracia.

"Iya. Udah sana" balasku.

"Kak...." kata Gracia sedikit menggantung.

"Ya?"

"Itu,..... Itu martabaknya masih ada?" tanya Gracia kemudian. "Boleh buat aku enggak?"

Kampret, gue kira apa'an.
Udah deg-degan aja gue, batinku.

"Boleh sih, tapi tinggal dikit. Tinggal 5 atau 6 potong gitu" jawabku sambil menyerahkan kotak martabak tadi kepada Gracia.

"Gapapa, kak. Ya udah, aku duluan ya" kata Gracia. "Ci..."

"Hmm...." balas Shani.

Setelah itu Gracia keluar dari mobil, dan aku pun langsung bersiap untuk langsung menuju rumah.

"Keluar!" kata Shani tiba-tiba.

"Hah? Kenapa, Shan?" tanyaku. "Kamu mau keluar dulu? Mau pindah duduk di depan?"

"Kamu. Keluar!" kata Shani lagi dengan nada lebih tegas.

Lah, gue diusir nih ceritanya?, pikirku.

"Kamu gak ngucapin 'selamat malam' ke Gracia? Pacar macam apa kamu ini?" tambah Shani.

Tunggu, hanya karena itu?
Jadi daritadi sebenarnya dia tidak marah?

"Malah bengong. Keluar!" perintah Shani sekali lagi.

"I-Iya, Shan" balasku yang lalu langsung keluar mobil.

Gracia terlihat sedang berusaha membuka pagar rumahnya.

Daritadi nih anak belum masuk ngapain dulu?, batinku.

"Gracia" panggilku.

Dia langsung berbalik badan menghadap ke arahku. Terlihat mulutnya seperti sedang mengunyah sesuatu.

Lah, masih sempet-sempetnya makan dulu nih anak. Bukannya masuk rumah dulu, batinku.

"Kenapa kak?" tanyanya setelah selesai mengunyah dan menelan makanannya.

Aku tidak langsung menjawabnya, aku hanya mendekat ke arahnya.

"Katanya tadi boleh buat aku?" tanyanya bingung.

Kenapa malah mikirin makanan sih?
Tampol juga nih, batinku.

"Selamet malem ya" kataku sambil mengelus kepalanya.

"Eh,... I-Iya, kak" jawab Gracia sambil memejamkan matanya seakan menikmati elusan tanganku di kepalanya, aku juga bisa melihat wajahnya sedikit memerah.

"Kak Ads~" panggilnya. "Gapapa nih kita gini? Ci Shani kayaknya cemburu deh"

Justru dia nyuruh kok, batinku.

Oh, jadi itu sebabnya kenapa mereka tadi saling diam. Gracia takut kalau Shani cemburu.
Lalu Shani?
Kenapa tadi dia diam?

Mungkin aku akan menanyakannya nanti.

"Kak, aku mau bisikkin sesuatu" kata Gracia sambil memberikan gestur agar diriku mendekat.

Aku mendekatkan telingaku agar dia bisa membisikkan 'sesuatu' itu padaku.
Tapi ternyata,....

"Muaach"

"Heh?!!"

IMG-20180824-232213.jpg


"Selamat malam, kak Ads~" kata Gracia lalu membuka pagar rumahnya dan masuk dengan sedikit berlari kecil.

"Gue sayang lo, Gre" gumamku pelan.

Setelah memastikan Gracia masuk kedalam rumahnya, aku pun langsung masuk kembali kedalam mobil.

Tunggu!
Kenapa dia sudah ada di....?
Sejak kapan dia....?

"Kamu tadi langsung pindah gitu aja dari kursi belakang?" tanyaku pada Shani yang sekarang duduk di kursi penumpang depan. "Gak pake keluar dulu?"

IMG-20180723-002445.jpg


"Jalan!" kata Shani tanpa menghiraukan pertanyaanku.

"Shan..."

"Ja-lan!" kata Shani lagi.

Tidak ku jawab, aku langsung melajukan mobilku menuju jalan pulang.
.
.
.
.
.
.
.
Begitu sampai dirumah, Shani langsung turun duluan.

"Shan, bisa tolong bukain pag-"

Aku tidak menyelesaikan kata-kataku karena Shani langsung masuk kedalam rumah begitu saja.

Huft~
Aku sedikit menghela nafas.

Kamu ini kenapa sih Shan?, batinku.
.
.
.
.
.
TOK TOK TOK

"Shan, kamu di dalem kan?" tanyaku sambil mengetuk pintu kamarnya.

Tidak ada jawaban.

"Aku masuk ya" kataku lagi meminta ijin lalu membuka pintu kamarnya.

Dan pemandangan yang pertama kulihat adalah,...
Bidadari yang sedang,...
Ah, maksudku Shani. Shani sedang....
Dia sedang berganti pakaian, dan apa yang terlintas di pikiranku saat itu adalah,...

Indah sekali.
Lekukan tubuhnya yang hanya ditutupi pakaian dalam itu,...
Entah kenapa itu terlihat begitu sempurna di mataku.

Oh, sial!
Setelah melihat ini, apakah aku masih bisa bertahan lebih lama lagi?

"A-A-Adrian" Shani terlihat sedang terkejut dan kemudian dia berusaha menutupi tubuhnya.

"M-Maaf, Shan" kataku meminta maaf seraya menutup kembali pintu kamarnya.

Kemudian aku bersandar di pintu kamarnya dan berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.
Pikiranku harus tenang terlebih dahulu.

Huft~
Aku sedikit menghela nafas.

"Shan...." panggilku dari balik pintu.

"I-Iya" jawab Shani tergagap.

"A-Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, aku tunggu dibawah aja ya" kataku.

"Iya" balas Shani singkat.
.
.
.
.
.
.
.
IMG-20180721-060148.jpg


"Adrian" panggil Shani.

Aku langsung bangkit dari dudukku dan berkata,....

"Shan, soal tadi itu maaf ya. Aku gak-"

"Udah. Gak usah dibahas" potongnya. "Kamu mau ngomong apa?" tanya Shani kemudian.

"Shan, sebenernya kamu kenap-"

"Ssttt...." potong Shani. "Aku udah tau apa yang mau kamu omongin"

"Shan...."

"Kamu gak serius ya sama Gracia" tebak Shani.

"M-Maksud kamu?" tanyaku.

"Kamu ngelakuinnya setengah hati kan. Waktu 'pacaran' sama Gracia tadi, kamu setengah hati ngejalaninnya kan" kata Shani.

"Ya,..... Aku gak mungkin sepenuh ha-"

"Itu salah aku, harusnya aku tadi gak nelfon kamu waktu kamu sama Gracia lagi jalan-jalan" kata Shani. "Harusnya aku juga gak nanggepin waktu kamu godain aku"

"Shan,...."

"Ini yang aku takutin dari kamu, kalo kamu tau kamu lagi di test" tambah Shani. "Jujur aku emang cemburu! Tapi kamu,.... enggak. Kita. Kita harus ngelakuin ini"

"Kalo kamu cemburu mendingan gak usah" balasku.

"Gapapa. Aku percaya kok sama kamu. Aku rumah kamu kan, tempat kamu kembali" kata Shani sambil menatap mataku dalam-dalam. "Iya kan"

Aku langsung mengangguk mengiyakan.

"Lagian, bukannya cemburu itu tandanya cinta" tambahnya.

Sial, aku tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum setelah mendengar perkataan Shani barusan.

Kamu emang yang terbaik Shan, batinku.

"Pokoknya mulai besok, kamu harus lebih serius sama Gracia ya" kata Shani. "Janji sama aku"

"Iya, Shan aku janji" balasku.

Jujur, ini salah satu momen yang aneh dimana seorang tunangan mengijinkan kita untuk mendekati gadis lain, bahkan sampai mengijinkan untuk memacarinya juga.

"Ini juga buat kebaikannya Gracia juga, dia itu dulu pernah,...." kata-kata Shani sedikit menggantung.

"Maksud kamu, Shan?" tanyaku berharap apa yang sempat terlintas dipikiranku barusan bukanlah sebuah kenyataan.

"Intinya dia itu liar. Sama kayak kamu" kata Shani. "Tapi kalo kamu itu dalam artian bahasa inggris"

Bahasa inggris?
Heh?!

"Tapi inget! Jangan mesra-mesraan di depan aku!!" ancamnya. "Jagain Gracia!"

"Kamu juga!" balasku. "Kamu harus inget. Ini ada resikonya"

"Iya memang"

"Kamu tau resikonya apa?" tanyaku.

"Aku tau"

"Bahkan resiko terburuknya?"

"Soal itu,.... biar aku yang pikirin" jawab Shani.

"Shan,...."

"Kamu udah janji kan" kata Shani mengingatkan. "Inget! Pastiin perasaan kamu sama Gracia"

Huft~
Aku sedikit menghela nafas.

Hari begitu melelahkan bagiku. Aku butuh istirahat.

"Ya udah, Shan. Aku keatas ya. Aku capek" balasku lalu berjalan menuju tangga.

"Adrian" panggil Shani lagi.

"Ya?"

"Kamu tadi liat semua?" tanya Shani dengan wajah memerah.

Lihat?
Lihat apa'an?, batinku.
Oh,.... Itu.

"Gak kok" jawabku.

Shani terlihat menghela nafas sebentar.

"Aku gak liat bunga-bunga kok" tambahku lalu menaiki tangga menuju keatas dengan sedikit cepat.

"Hah?! Adriaaaann.....!!"

IMG-20180827-012051.jpg


-Bersambung-
 
Catatan Penulis:


Ini sudah update part 7, dan usia thread ini belum ada satu bulan.
Dan kalian dengan entengnya mengatakan kalau saya update nya harus lebih rajin?









Hehehe, bercanda bercanda.
Jangan terlalu dianggep serius lah, inget kata musuhnya Batman?

"Why So Serious?"


Sebenernya saya cukup bangga sih sama,....
.
.
.
.
.
.
.
Diri saya sendiri :pandaketawa:

Ya, masa bangga sama kalian?
Kenal juga enggak :pandaketawa:

Hehehe, maaf.
Saya bangga kok sama kalian karena masih setia nunggu update walaupun di beberapa update terakhir gak ada ena2 nya.
Tapi kalian masih nunggu lanjutan ceritanya, itu yang bikin saya bangga sama kalian.
Ya,..... bangga dikit lah.
Meskipun saya tahu kalian apa yang kalian tunggu sebenarnya.



Baiklah, mulai update selanjutnya Adrian bakal lebih 'serius' sama Gracia.
Enak nya dimulai dengan apa ya?
Tapi..... ingat juga kata abang Jidi,...

"Why So Serious?"



Makasih.
• TTD H4N53N
 
Nice update hu di tunggu kelanjutannya

Wow ternyata gracia asli liar pantas saja dulu pernah ngirim video ke thacil tapi yang ane penasaran kapan adrian ngehukum gracia btw ane bingung sama shani katanya cemburu tapi disuruh pacaran sama sahabatnya sendiri dan yang membuat ane makin penasaran reaksi Shania saat tau adrian pacaran sama gracia
 
"Ini juga buat kebaikannya Gracia juga, dia itu dulu pernah,...." kata-kata Shani sedikit menggantung.

"Maksud kamu, Shan?" tanyaku berharap apa yang sempat terlintas dipikiranku barusan bukanlah sebuah kenyataan.

"Intinya dia itu liar. Sama kayak kamu" kata Shani. "Tapi kalo kamu itu dalam artian bahasa inggris"
sepertinya gw tau maksud kalimat ini

nice update hu, ditunggu update selanjutnya
 
I felt Hungry,

Horny,

Exhausted

and

Triggered

at the same time.

Is this a desease or else?
 
Uwuuuu grasiyaaa terbaiquee skalee kamwuuutuuuuu unch unch.:panlok3:

"Bayar dulu bagian gue bulan ini, baru gue kerjain" balasku juga dengan berbisik.
That's how mafia works.

"Aku gak liat bunga-bunga kok" tambahku lalu menaiki tangga menuju keatas dengan sedikit cepat.

"Hah?! Adriaaaann.....!!"
adrian mulai nackhal nich ke mamah sunni hehehe:pandaketawa:

"Intinya dia itu liar. Sama kayak kamu" kata Shani. "Tapi kalo kamu itu dalam artian bahasa inggris
Wait what!?.. adrian penypu(?) gimana gimana shan?


Nice apded huu, lu sengaja bikin easter egg apa gimana? wkwkwk:baca:
 
Terakhir diubah:
Numpang sendal. Et dah, dari pertama di kenalin (bahkan dari cerita sebelumnya), Gracia belom pernah diapa2in nih. Walaupun selalu gemes sama tingkahnya hahaha. Tapi kayanya semakin lama semakin megarah kesitu yah, tinggal nunggu 'the moment of truth' aja berarti nih.
 
auto skip yang lagu wkwkwkkw
byk bgt anjir

btw nice update huuuu
gracia nakal gara2 si bentol
 
Ini gw yang kurang kerjaan apa gimana ya? Yang bagian lagu tetep gw baca sambil dinyanyiin kalo ada yang tau.........

Kzl bet ama shani... Nyari penyakit aja nyuruh tunangan sendiri buat pacaran ama orang lain yang sama liarnya ama tunangannya....
 
Panjang amat bagian skip2 lagunya, tp saya akui sih membuat bahagia waktu dapet notif word countnya banyak. Hahahahaha udah kak Ads~~ sama gracia ajaaa.....shani turun tahta jadi selir pertama :D
 
Bimabet
Semenjak muncul di cerita lain jadi mikirin "ini pasti mau nyambungin ke cerita itu, tapi kok timelinenya aneh.".. Kalo emang mau 1 universe semoga emang udah 1 visi dan ada semacam pengawas macam Kevin Feige di MCU biar semua cerita berjalan terstruktur, tapi kalo belum punya visi sama takutnya berantakan malah jadi kayak DCEU. Kalo gini mending balik jalan sendiri-sendiri aja tanpa perlu ngepasin sama cerita lain.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd