Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Finding Reality ACT II

Bimabet
Part 14: It's Not Enough


1. Lebih Banyak Tersenyum Dari Biasanya
2. Malu-Malu Kucing
3. Lebih Responsif Terhadap Bahan Pembicaraan
4. Sering Curi-Curi Pandang
5. Memberi Perhatian Lebih
6. Sering Salah Tingkah
7. Merasa Senang Saat Diajak Berbicara
8. Ngambek Jika Ada Pembicaraan Yang Menyinggung Perihal Gadis Lain
9. Menginginkan Kejelasan Status
10. Menirukan Kebiasaan Anda
11. Tatapan Matanya Selalu Berbinar
12. Berusaha Untuk Selalu Ada Disisi Anda


Bagus. Semua itu ada pada Gracia.
Lalu kenapa?
Itu artinya,... Artinya Gracia memang menyukaiku.

Apa yang disebutkan oleh poin-poin tadi adalah ciri-ciri jika seorang gadis menyukai seorang laki-laki.
Sebenarnya aku tidak terlalu percaya dengan artikel-artikel seperti itu.
Tapi entah kenapa setelah membaca artikel tadi dan membandingkannya dengan apa yang dilakukan Gracia belakangan ini.
Aku rasa artikel itu ada benarnya dan membuatku semakin yakin kalau Gracia memang menyukaiku.
Ya, memang dari awal seperti itu sih. Yang harus dicari tahu sebenarnya adalah, 'Apakah aku juga mencintai Gracia?'.

Kriett~~

Terdengar suara pintu kamar yang terbuka, otomatis aku menoleh kearah sumber suara. Dan terlihatlah seseorang di ambang pintu dengan membawa sebuah kantong kresek.

"Masih disini lo? Belom pulang juga?" bentaknya.

Tidak kuperdulikan dia dan kembali mengalihkan pandangsn kearah laptopku.

Tunggu, sebelum kalian membaca lebih lanjut. Harus kuingatkan lagi.
Ini part 14 lho, kalian sudah membaca part 13 belum?
Ini double update lho, part 13 dan 14.
Part 13 ada di page 26. Jika belum, sebaiknya kalian membacanya dulu.

"Lagi ngapain lo? Nonton Sixteen lagi?" tanyanya sembari duduk dikasur.

"Lama banget lo" balasku tanpa menjawab pertanyaannya. "Darimana aja" tanyaku balik.

"Beli pulsa" jawabnya singkat.

"Beli pulsa bawa kresek? Lo belinya kiloan?" tanyaku meledeknya.

"Kampret! Sekalian beli cemilan gue" balasnya lagi. "Eh, gue ada cemilan baru yang cara makannya asyik lho, lo mau coba enggak?" tawarnya kemudian.

Apa'an sih? Makan ya tinggal makan. Kan cuma tinggal gigit, kunyah kunyah kunyah, telen, gigit, kunyah kunyah kunyah, telen gitu aja terus sampai habis. Ngapain pakai repot-repot makan dengan cara-cara sendiri seperti,... Pegang pakai dua tangan, gigit kanannya, puter, gigit kanannya lagi, baru gigit tengahnya. Tapi itu masih lebih baik sih, masih ketahuan kalau dimakan, daripada cara makan 3D. Bukan dilihat diraba diterawang lho ya, apalagi ditutup, dikuras, dikubur (itu kan untuk pencegahan nyamuk Aedes Aegepty, lagipula yang benar 3M). 3D yang kumaksud adalah, diputer, dijilat, dicelupin. Terus makannya kapan? Nunggu larut di dalem susunya? Ada-ada saja.

"Eh gue tadi minjem dapur bentar buat bikin kopi" kataku padanya sambil menunjuk secangkir kopi disebelah laptopku.

"Oh, ya gapapa. Santai aja kali" balasnya santai. "Minta dong kopinya" pintanya kemudian.

"Bikin sendiri kenapa" balasku.

"Dikit doang, pelit amat. Lagian kan ada lagunya juga,... Uuuhhh.... La la la. Kopimu kopiku~. Uuuhhh.... La la la. Kopi kopi Joni~"

Perasaan lagunya gak gitu deh. Lagipula kopi Joni itu kan punyanya 'Laki-laki Hot dari Paris'.
Eh, tunggu dulu.

"Sejak kapan lo minum kopi?" tanyaku penasaran karena seingatku dia tidak terlalu suka minum kopi. Bahkan kalau kami nongkrong yang embel-embelnya 'Ngopi-ngopi santai', dia malah memesan teh. "Jangan bilang alasan lo minum kopi sama kayak Samuel?"

"Minum kopi karena sadar kalau dirinya adalah ghoul? Wanjer" balasnya. "Udah, gue mau minum kopi aja ribet banget" tambahnya lalu meminum kopi tersebut. "Aaahhh..... Kopi dapet minta~~"

Lah dipikir acara 'Ini Gimmick' apa, batinku.

"Lo gak usah nyanyi kenapa sih" balasku. "Ganggu"

"Kenapa? Suara gue kan bagus, serak serak gitu" katanya membela diri.

"Serak lo kayak orang penyakitan anjir!!" ledekku.

"Kampret!! Oh iya, tugas lo gimana? Ngomong-ngomong tugas apa'an sih sebenernya yang lo kerjain dari kemaren?" tanyanya kemudian.

"Udah selesai kok" jawabku. "Udah gue kirim juga lewat e-mail"

"Itu gak ngejawab pertanyaan gue kampret!!" balasnya. "Lagian kalo udah selesai, pulang sono!" usirnya. "Kenapa masih dirumah gue sih?"

"Lo sebenernya cuma mau ngajak Sarah kesini kan biar bisa...." kata-kataku menggantung. "Makanya lo ngusir gue" tambahku dengans suara pelan.

"Gak gitu, Dri.. C-Cuma,..." balasnya terbata-bata.

"Gak usah alesan lah, Raf. Tadi waktu gue bersih-bersih kamar lo, gue nemu rambut panjang. Gak mungkin rambut lo kan"

"Bisa aja rambut lo sendiri, rambut lo kan juga panjang"

"70% cewek itu ngalamin yang namanya rambut rontok. Lagian rambutnya warna item. Jadi lo gak bisa ngelak lagi" balasku. "Makanya punya kamar sering-sering dibersihin"

Dia ini bukannya jorok tapi hanya malas saja kalau membersihkan kamarnya sendiri. Malesnya itu yang kebangetan.
Bahkan aku pernah menemukan kecoa di lemarinya dulu saat membantunya pindahan.
Alasan kenapa dia pindah?
Sederhana sih, lingkungan di sekitar rumahnya yang dulu itu kurang menyenangkan.
Nenek-nenek didaerah sana itu sudah tidak ada yang perawan. (Eh, itu wajar ya).
Lalu ada juga anak umur 15 tahun udah hamil, ibunya. (Ternyata dia mau punya adek).
Disana itu juga dekat dengan pasar, jadi ada banyak juga preman. Ada preman pasar, preman kampung, preman utina, macem-macem lah.
Kalau nodong juga sadis, biasanya kalo nodong pakai pisau gitu kan, terus ditanya, 'Pilih ngasih nyawa atau ngasih harta?'.
Aku pernah waktu pulang main dari rumahnya ditodong seperti itu. Ditanya, 'Pilih ngasih nyawa atau ngasih harta?'. Lalu aku bingung, kalau ngasih nyawa, nanti aku meninggal. Sedangkan kalau ngasih harta, nanti aku tidak punya ongkos pulang.
Tapi daripada meninggal, lebih baik aku tidak punya ongkos. Jadi saat ditanya, 'Pilih ngasih nyawa atau ngasih harta?'. Aku jawab saja kalau aku ngasih harta. Eh, premannya membalas 'Salah. Yang benar ngasih nyawa. Maaf anda belum beruntung', lalu pergi. (Ternyata sedang ada acara kuis).
Tidak. Aku hanya bercanda, jadi alasan kenapa dia pindah adalah karena kelakuan orang dilingkungan sana itu yang suka seenaknya sendiri.
Jalanan disana itu tidak terlalu lebar. Nah orang-orangnya banyak yang punya mobil, tapi tidak punya garasi. Alhasil mobilnya diparkirkan di pinggir jalan yang sempit itu. Udah sempit jadi makin sempit jadinya. Kalau ada mobil yang lewat jadi susah.

Kenapa jadi membahas ini sih?
Kita kembali ke cerita saja.

"Seberapa sering sih Sarah nginep?" tanyaku kemudian.

"E-Ehh,... Itu..."

Oh iya, kalian belum kujelaskan dengan keadaan saat ini ya.
Apa yang sebenarnya terjadi sekarang adalah,...
Aku sedang berada dirumah Rafli. Menginap, Ehmm.... Mengungsi sih lebih tepatnya.
Ya, jadi yang daritadi kuceritakan itu Rafli. Sudah jelas kan, nama pacarnya juga sudah disebut tadi.
Kenapa? Kenapa aku bisa berada dirumah Rafli?
Sebenarnya aku agak malas menginap dirumah Rafli, karena dia pasti menginterogasiku. Dan itu benar, dia memang menginterogasiku kemarin. Tapi sebelum menginterogasiku, dia mencari gara-gara terlebih dahulu dengan mengajakku bertengkar. Tentunya bukan bertengkar yang sampai baku hantam, kami hanya saling mengunci satu sama lain sampai salah satu diantara kami menyerah. lagipula Rafli juga tahu kalau dia tidak akan bisa menang jika melawanku.
Kenapa aku dan Rafli melakukan itu?
Ya tentunya karena Shani dan Gracia. Apalagi?
Rafli kesal saat mendengar kabar kalau aku berpacaran dengan seorang gadis yang bernama Gracia padahal dia tahu kalau aku dan Shani itu juga sudah bertunangan.

Awalnya aku berniat menginap dirumah Samuel, tapi saat aku menelfonnya. Dia malah melarangku untuk datang karena sepupunya sudah ingin menginap duluan.

Pilihan kedua adalah rumah Jose, tapi seperti sebelumnya, sudah ada yang menginap duluan. Siapa? Sepupunya Jose? Bukan. Bukan sepupunya Jose. Sepupunya Samuel? Ngapain? Bukan juga. Tapi pacarnya, Dinda. Dinda yang menginap. Meskipun mungkin lebih tepatnya 'dipaksa' menginap sih. Bahkan, saat aku telfon. Jose dan Dinda sedang,... Yah, begitulah.

Pilihan terakhir barulah Rafli.
Hah? Kenapa? Tedi?
Tidak. Dia tidak masuk kedalam opsi.
Masalahnya Tedi kalau tidur, badannya suka berputar seperti jarum jam. Aku, Samuel, Rafli dan Jose yang pernah menginap bersamanya mengetahui hal itu. Dan yang lebih parah lagi, jika menginap dirumah Tedi, kalian pasti akan disuguhkan film porno koleksinya yang 'aneh-aneh'. Kalau ingin tahu seperti apa, silahkan coba datang dan menginap sendiri ke rumahnya.

Sebenarnya ada satu pilihan lagi, tapi aku tidak bisa berhubungan dengannya dulu sampai waktu yang belum ditentukan.
Siapa? Kalian mungkin akan mengetahuinya nanti saat sudah waktunya.

Tunggu itu hanya menjelaskan kenapa aku memilih rumah Rafli sebagai tempat mengungsi. Tidak menjelaskan kenapa aku berada dirumah Rafli dan bukannya berada di rumahku sendiri.
Tenang, nanti akan kujelaskan kok. Tapi tidak sekarang, ada waktunya sendiri. Santai saja.

"Mungkin Samuel cuma alesan. Trauma kali kalo lo nginep di rumahnya" kata Rafli.

"Gue kan cuma bercanda" balasku. "Mana gue tau kalau akhirnya kayak gitu"

"Iya sih"

"Lo kok lama habis darimana aja sih?"

"Kan gue tadi udah bilang, gue beli pulsa" jawab Rafli. "Lo lagi banyak pikiran ya?" tanyanya kemudian.

"Y-Ya gitulah, Raf" jawabku.

"Gue beli pulsa buat ngehubungin Sarah. Ngasih tau kalo malem ini gue gak bisa malam mingguan sama dia" jelas Rafli. "Malam mingguan gue malah sama lo" tambahnya menggerutu.

"Kalo lo mau malam mingguan ya sana, jemput kerumahnya" usirku.

Tunggu, ini rumahnya siapa sih? Kenapa aku yang mengusir?

"Percuma. Ada bokap-nyokapnya dirumah"

"Kenapa? Lo takut gak dibolehin?" tanyaku.

"Bukan gitu, tapi percuma... Nanti gak ada tempat buat,...."

"Tujuan lo bejat, anjir!" balasku.

"Yee,.. si kampret. Malam mingguan mana seru kalo gak pake-"

"Ajarannya si Jose ya? Parah lo" potongku menasehatinya. "Modal dong. Ajakin ke hotel kek" tambahku menyarankan.

Menasehati tapi setelah itu memberi saran yang sama bejatnya.

"Mahal"

"Ya udah, ajakin kesini aja" balasku. "Gak bakal gue ganggu kok, kecuali kalo Sarah yang minta gue buat gabung ya" tambahku setengah bercanda.

"Kampret lo" umpatnya. "Kalo lo pengen, ya pulang sono. Main sama Gracia. Gak mungkin Gracia belum lo,... Eh, lo udah apa belum ama Gracia?"

"Diem"

"Beneran belum, Dri"

"Diem!!!"

"Iya, Iya. Gue Diem"

"Kalo sama Shan-"

Rafli tidak meneruskan kata-katanya begitu aku sudah melotot kearahnya.

"Oh iya, titipan gue mana?" tanyaku menagih.

"Curang lo, perjanjiannya Cheetos, mintanya coklat" umpatnya tapi tetap memberikan sebungkus coklat itu padaku.

"Masih mending gue gak minta yang mahal" balasku sambil mulai membuka bungkus coklat tersebut kemudian mulai menggigitnya.

"Bisa aja alesan lo, bilang aja kalo lo suka coklat ini gara-gara bungkusnya. Iya kan" tuduh Rafli.

"Hah?" balasku tidak mengerti.

"Bungkusnya kan warnanya ungu, sama kayak warna kesukaan...."

"Diem lo!"

Oh iya, jika kalian bingung tentang perjanjian apa antara aku dan Rafli, itu adalah perjanjian tentang dia yang mentraktirku cheetos selama setahun. Tapi sekarang sudah kuganti dengan dia yang mentraktir coklat selama setahun. (Untuk yang lupa dengan asal usul perjanjiannya, silahkan baca Finding Oshi part 25. Sekalian Promosi cerita sendiri kan). Aku menggantinya dengan alasan,...

"Lagian gue kan butuh gula buat mikirin tugas" tambahku sambil menggigit kembali coklat tersebut.

Ya, hanya karena alasan untuk mengerjakan tugas saja.

"Tugas apa'an sih? Masih penasaran gue"

Huft~
Aku sedikit menghela nafas.

"Ya udah, gue ceritain. Tapi jangan cerita-cerita lagi lo ya"

Rafli hanya mengangguk membalasnya.

"Jadi, sebenernya,..."

"Lo dagang narkoba?"

"Bajingan! Bukan lah" bantahku. "Gue desain t-shirt"

"Oalah. Gue kira apa'an"

"Gue kan manfaatin keahlian gue" sahutku. "Lumayan dapet duit kan"

Sebenarnya desain t-shirt yang aku maksudkan bukanlah desain t-shirt biasa, karena t-shirt yang aku desain adalah birthday t-shirt member.
Aku melakukannya hanya untuk mencari tambahan uang. Karena aku ingin cepat-cepat memberikan sesuatu kepada Shani.
Sudah dari bulan kemarin aku melakukan tugas ini. Jadi member yang berulang tahun dibulan agustus aku juga yang mendesain birthday t-shirt mereka. (Meskipun desain dariku tidak benar-benar dipakai sih, tapi itu memberikan ide bagi mereka mau dibuat seperti apa desainnya nanti).
Dan di bulan ini, aku mendesain untuk member yang berulang tahun di bulan september besok. Nadila dan Cindy.
Sekarang kalian tahu kan kenapa nama mereka muncul di beberapa part sebelumnya. Jangan berfikir macam-macam dulu.
Orang yang aku temui waktu itu? Bang Kenzo lah, mau siapa lagi?

Nah hal itulah yang menjadi salah satu alasanku untuk 'pergi' dulu dari rumah dan 'mengungsi' dirumah Rafli. Agar Shani atau Gracia, atau yang lainnya tidak mengganggu konsentrasiku dalam mengerjakan tugas tersebut.
Memangnya Shani dan Gracia mengganggu? Iya, mengganggu konsentrasi.
Kalau gangguan dari Gracia sudah tidak perlu dijelaskan lagi ya, di part sebelumnya itu sudah cukup jelas tentang bagaimana Gracia menggangguku dengan cara menggodaku.
Nah, kalau gangguan dari Shani. Sebenarnya hanya gangguan kecil, dan hal itu cukup menyenangkan sebenarnya, dia hanya mencolok-colok pipiku. Dia selalu melakukannya saat aku sedang berkonsentrasi akan sesuatu, seperti sedang belajar, mengerjakan tugas, bermain game, membaca komik dll. Shani selalu melakukannya jika dia sedang berada di dekatku, dia pasti akan pindah ke sampingku dan melakukan hal tersebut. Masalahnya hal itu membuatku gemas sekali untuk menciumnya, dan pasti akan selalu kena 'Cek Cek Ehem' saat aku ingin melakukannya. Itu membuatku sedikit jengkel.
Ya, itulah gangguan dari Shani dan Gracia yang kumaksudkan. Memangnya kalian berfikir gangguan seperti apa yang akan dilakukan Shani? Sama seperti Gracia? Lah, dipikir ini cerita apa'an? Eh, ini memang cerita semacam itu ya? Hehehe, lupa.

"Lo butuh duit? Bokap lo udah gak ngirimin? Kenapa gak kerja di bengkel bokapnya Tedi aja kayak dulu?" tanya Rafli beruntun.

"Masih, masih ngirim kok. Gue cuma pengen ngasih sesuatu buat Shani dari hasil kerja keras gue aja" balasku. "Lagian lo sendiri tau kan, gue gak dibolehin ama Tedi kerja dibengkel bokapnya. Gak tau kenapa" tambahku.

"Ya iyalah, jelas aja" balas Rafli. "Lo belepotan oli, sama Tedi yang udah mandi 7 kali juga masih tetep gantengan lo"

Lah, apa urusannya?

"Tunggu, tunggu,... Lo pengen ngasih sesuatu buat Shani,... Terus dari kemaren lo nonton Sixteen..." gumam Rafli seperti sedang berfikir.

Mikirin apa nih orang, batinku.

"Sekarang tanggal berapa?" tanya Rafli pada diri sendiri lalu menengok kearah kalender diatas meja belajarnya. "LO MAU NONTON TWICELAND YA, KAMPRET!!!" teriak Rafli yang langsung memekakan telinga.

"Biasa aja kali, Raf!!" balasku.

"Habisnya lo tumben-tumbenan nonton begituan"

Ngomong-ngomong soal Sixteen. Jika kalian tidak tahu, googling saja ya.
Haha, bercanda. Sixteen adalah acara tv reality show Korea yang memperlihatkan bagaimana girlband Twice terbentuk. Jadi seperti menunjukkan bagaimana cara member-membernya diseleksi.
Dari situ aku baru tahu kenapa girlband/boyband Korea lebih sukses dan bertahan lama daripada girlband/boyband di Indonesia. Selain karena media yang mendukung (maksudnya benar-benar ada acara musik yang benar-benar acara musik bukan acara gimmick para host-nya), member-membernya memang benar-benar diseleksi dengan ketat, menjalani masa trainee bertahun-tahun. Latihan yang keras, tapi meskipun mereka berlatih, nilai mereka tidak boleh jelek karena mereka nantinya jadi sosok idola yang merupakan panutan fansnya tentu saja. Tidak seperti girlband/boyband Indonesia yang 'musiman' tidak jelas asal-usulnya, tiba-tiba ada, tiba-tiba hilang. Persis seperti jailangkung.
Kalau JKT48 beda ya, kan mereka idol grup dengan motto atau tagline atau apalah itu yang berbunyi 'Tumbuh dan berkembang bersama dengan fans'. Jadi kalau fansnya baik JKT juga akan menjadi baik, begitupun sebaliknya. Nah, karena berkembang bersama fans, jadi wajar kalau saat debut mereka bisa dibilang 'belum' bisa apa-apa. Dan perlu diingat juga, 'berkembang' disini maksudnya bukan 'berkembang biak' ya, kalian harus ingat itu.
Dan dari menonton Sixteen juga aku menyadari Nayeon skillnya keren, gigi kelincinya bikin Gees, ember tua rasa maknae. Momo bodynya,... uuuuhhhhhh.... Tzuyu,... bego kalo gak suka sama Tzuyu. Lagu-lagu mereka juga bagus, apalagi lagu debut mereka 'OOH AAH'. Kira-kira kalau member Twice lagi begituan bunyinya 'ooh aah' juga enggak ya? Tunggu, apa jangan-jangan secara tidak sadar aku sudah menjadi mantan vokalis band dewa 19? Once. Eh maksudnya fansnya Twice, kan namanya Once.
Kenapa aku malah membahas ini?
Soal Twiceland? Iya, aku akan menontonnya, tapi... Bukan itu yang alasan aku mencari uang. Aku ingin memberikan Shani sesuatu yang nantinya akan aku sematkan di jari manisnya. Asyeek.

"Oh iya, gue lupa. Kemaren-"

"Udahlah, udah gue maafin" kataku memotong perkataan Rafli.

"Bukan. Kalo itu gue emang masih kesel, lagian dua sahabat lo embat semua. Ini bukan soal itu"

"Trus?"

"Kemaren gue ke theater kan. Nah, gue ketemu sama bang Aldo" terang Rafli.

"Hm.."

"Dia nyariin lo, dia mau nanya soal rambut lo itu yang asli warnanya apa" tambahnya.

"Ud-"

"Tapi udah gue jawabin kok" potong Rafli.

"Lah terus masalahnya apa?"

Kenapa akhir-akhir ini sepertinya banyak sekali yang mempermasalahkan rambutku sih?
Kan ini rambut, rambutku. Letaknya juga di atas kepalaku. Kenapa mereka yang repot.

"Lagian kemaren gue juga kesel sama firasat lo itu, beneran ada yang ngumumin grad barengan anjir kemaren itu" kata Rafli tiba-tiba.

"Oh ya? Siapa aja?" tanyaku penasaran karena aku memang baru tahu.

"Naomi, Lidya sama Ikha"

"Ohh..."

Dari generasi 2 semua ya?
Berarti memang sudah janjian.

"Terus soal member 'langganan senbatsu' yang bakal grad juga itu juga bener kejadian"

"Eh? Emang gue pernah ngomong gitu ya?" tanyaku.

"Pernah"

"Siapa emang yang bakal grad juga?" tanyaku lagi. "Perasaan Naomi, Lidya sama Ikha bukan langganan senbatsu deh"

"Devi" jawab Rafli singkat. "Kan udah ngumumin"

Aku berfikir sebentar,....
Devi?
Selama ini aku tidak terlalu memperhatikan member gen 4 kebawah.
Jadi,... yang dimaksud firasatku itu pasti bukanlah Devi.
Tunggu, lalu siapa?
Pasti member dari gen 1, 2, atau 3.
Tapi siapa?
Kita hilangkan gen 2. Kenapa? Kalau dari member gen 2, pastilah bersamaan dengan Naomi, Lidya dan Ikha. Mereka bukanlah member langganan senbatsu. Jadi, pasti bukan dari gen 2.
Kalau dari gen 3? Rasanya tidak mungkin, member gen 3 sekarang sepertinya baik-baik saja. Tidak ada masalah. Terakhir dari mereka yang grad,... Man-. Yah,... itulah, kalian tahulah. Itupun karena,... ah sudahlah, aku tidak mau membahasnya lagi. Lalu sebelum dia, ada duo Nadse & Cesen. Mereka grad juga karena,... Lebih baik tidak dibahas juga. Sebelumnya lagi, ini yang paling banyak, badai grad dari Nina dkk. Kacau emang mantan oshinya Rafli.
Baiklah, tersisa gen 1. Kemungkinan besar memang dari gen 1 sih. Siapa kira-kira? Siapa member dari gen 1 yang 'langganan senbatsu'?
Kita bahas satu persatu.
Ayana? Kapten team T. Kapten Team T biasanya grad saat RH. Dia langganan senbatsu juga, tapi tahun ini tidak ada RH. Tahun depan mungkin.
Beby? Beberapa kali masuk senbatsu, tapi tidak sering. Bukan langganan senbatsu.
Frieska? Jelas. Bukan langganan senbatsu.
Gaby? Bukan langganan senbatsu juga.
Sonia? Jelas juga. Bukan langganan senbatsu.

Siapa lagi?
Tunggu, kenapa aku bisa terlupa?
Masih ada,...
Dia sudah jelas langganan senbatsu.
Apa itu artinya dia akan,...

Saat itu juga aku langsung lemas. Baru kali ini aku benar-benar tidak suka dengan firasatku.

"Ngelamun jorok ya lo" tuduh Rafli tiba-tiba.

"Diem, Raf" balasku malas.

"Eh, kenapa lo?" tanya Rafli. "Bantuin dulu ini!!" ajaknya dengan menunjukkan solder di tangannya.

"Eh, lo gak usah aneh-aneh. Nanti lo bakar lagi kabelnya" kataku memperingatkannya.

"Ya kali gue ngebakar kamar gue sendiri?" balasnya.

"Ya kemaren lo kan gitu"

"Makanya lo bantuin, lo juga kan yang ngajakin bikin ginian awalnya" bentaknya.

"Lo anjir yang ngajakin"

"Ah udahlah, gak penting. Pokoknya sekarang ayo bantun gue"

"Ya udah. Iya" balasku.

Aku langsung bergegas menuju kearah Rafli dan segera membantunya.
Apa yang akan aku dan Rafli buat.
Bukan sesuatu yang istimewa, hanya LS Handmade.
Dengan sedikit tutorial dan informasi dari internet ditambah contoh dari LS pemberian bang Alif dulu saat aku ke Malang. (Maaf ya, bang. LS dari situ saya bedah, buat contoh, pengen bikin sendiri. Kalo beli mahal)

Karena aku akan sibuk untuk beberapa saat, silahkan kalian lihat flashback dibawah ini. Flashback apa?
Kalian sudah tidak mau tahu alasan aku, Shani dan Gracia bisa tidur bersama?
Ya sudah kalau beg-
Oh, berubah pikiran.

Baiklah, silahkan menikmati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam lewat ketika aku tengah mengambil minum di dapur.
Gracia? Dia sudah tidur dikamarku, dan masih tetap mengigau seperti tadi.
Ya, ini adalah kejadian beberapa saat setelah aku dan Gracia... Baca saja part sebelumnya kalau ingin tahu.

Setelah rasa hausku hilang aku berniat untuk kembali ke kamarku menemani Gracia tidur, tapi firasatku mengatakan kalau aku lebih baik tetap berada dibawah sini sebentar lagi.
Dan benar saja, tidak lama kemudian,...

"Assalamualaikum"

Seseorang masuk ke dalam rumahku sambil mengucapkan salam. Seseorang yang memang seharusnya kutunggu sedari tadi.
Akhirnya dia pulang juga.
Siapa? Siapa lagi? Tentu saja Shani.

IMG-20180903-005301.jpg


"Waalaikumsalam" balasku.

Shani sepertinya sedikit terkejut karena ternyata ada yang membalas salamnya, itu bisa terlihat dari wajahnya. Tapi kemudian dia tersenyum dan berlari kecil ke arahku kemudian langsung memelukku.
Tentu saja aku juga langsung mendekapnya kedalam pelukanku.

"Capek?" tanyaku.

Dia hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Aku pun mempererat pelukanku padanya dan sesekali mencium keningnya.

"Shan, maafin aku ya" kataku lirih.

Shani diam tanpa membalas perkataanku.

"Sekarang aku mau jelasin. Aku sama Stefi itu sebenernya,..."

"Ssstt,..." potong Shani dengan meletakkan telunjuknya didepan bibirku.. "Aku udah tau kok. Stefi udah cerita semuanya sama aku"

"K-Ka-Kap-"

"Tadi siang waktu kamu jalan-jalan sama Gracia" potong Shani. "Stefi telfon aku terus jelasin semuanya" tambahnya.

"Maa-"

"Kamu baik banget sih" potong Shani sebelum aku ingin meminta maaf padanya. "Aku jadi maikn sayang sama kamu"

"S-Shan... M-Maksud kamu apa?"

"Kamu gak denger tadi aku momong apa? Stefi udah cerita se..mu...anya. Kamu yang awalnya digodain sama dia kan?" tanya Shani.

"I-Iya sih"

"Kamu selalu kayak gitu, sama kayak waktu sama Thacil, Shania, Okta juga. Kamu itu terlalu baik, selama ini kamu bohong, kamu bilang kalo kamu yang awalnya ngajakin mereka buat gituan.... Itu buat ngelindungin mereka aja kan" tambah Shani.

Aku mengangguk mengiyakan. Karena sebenarnya aku tidak mau mencoba membela diriku sendiri dengan cara menjatuhkan harga diri teman-temannya. Jadi aku sedikit berbohong kepadanya.

"Eh, Shan! I-Itu artinya,..."

"Iya. Mereka semua udah cerita" potong Shani. "Coba belajar ngomong 'enggak' dong kamu" omelnya.

"M-Maaf, Shan. T-Tapi,... k-kamu kok gak..."

"Marah?" tanya Shani. "Kan aku udah pernah bilang kalo aku gak bisa marah sama kamu"

Ya ampun, Shan. Kamu kok baik banget sih.

"Shan, aku janji-"

"Gak usah" potong Shani lagi. "Kamu udah pernah janji kayak gitu sama aku. Tapi buktinya apa?" tanya Shani yang menghilangkan senyuman diwajahnya lalu terdiam seperti menunggu balasan dariku.

Aku tidak suka ini. Aku tidak suka saat Shani menghilangkan senyuman diwajahnya.
Itu terkesan seperti kebahagiaan yang ada didepan mata hialng begitu saja.
Maafin aku, Shan. Maaf.
Mungkin aku memang tidak pantas untuk ada disisinya.
Mungkin seharusnya,...

"Tapi,... " Shani kembali bersuara. "Mereka juga cerita kalo sekarang kamu udah jarang gituan sama mereka, jadi gapapa. Lagian kan waktu itu kamu emang gak pernah ngucapin janji itu. Tapi aku yang 'maksa' kamu buat bikin janji biar gak gituan lagi. Bukan kamu yang ngucapin janji itu sendiri kan" kata Shani.

"Iya, Shan. Maaf kalo aku gak bisa-"

"Tapi,..." potong Shani yang kembali berbicara. "Tapi kamu... Kamu selalu nepatin satu janji kamu yang kamu ucapin sama aku, 'Kemanapun kamu pergi, pada akhirnya kamu akan balik ke aku lagi'. Itu yang terpenting" tambahnya sambil kembali tersenyum.

"J-Jadi, Shan?" tanyaku.

"Aku percaya kok sama kamu, hati kamu tetep buat aku. Ya kan" tambah Shani.

Ya ampun, Shan.
Dimana lagi aku bisa nemuin gadis kayak kamu yang mau nerima laki-laki kayak aku gini.
Aku bersyukur banget bisa kenal dan dapetin kamu, Shan.
Terutama hati kamu.

IMG-20180720-173850.jpg


"Aku yang bakal janji sama diri aku buat selalu nunggu kamu" kata Shani. "Kamu gak bisa langsung berubah gitu aja, harus ada prosesnya. Jadi selama itu, aku akan setia nungguin kamu" tambahnya dengan senyuman yang kembali menghias diwajahnya.

"Shan, kamu baik banget sih" balasku.

"Jangan berubah ya" kata Shani tiba-tiba.

"Shan..?"

"Tetep jadi Adrian yang aku kenal. Yang meskipun gampang kegoda, sedikit mesum... tapi punya hati yang baik" Shani menempelkan keningnya dikeningku lalu memejamkan matanya.

Aku kembali mengelus kepalanya, kemudian secara perlahan ku selipkan sebagian rambutnya ke belakang telinganya. Sekarang aku membelai pipinya. Mata Shani masih terpejam, aku mendekatkan wajahku dan,...
Tunggu, aku seperti pernah mengalami kejadian seperti ini, jika dilanjutkan maka,...
Tapi anak itu saat ini sedang tidur bukan, jadi kurasa...

"CEK! CEK!! E'HEM!!!!"

"G-Gre?" Shani menjawab dengan gugup saat Gracia tiba-tiba muncul dan memergoki kami yang akan berciuman. Sialnya dia juga sukses menghentikannya.

Shani memang gugup, tapi aku sekarang mulai kesal.
Kenapa? Kenapa harus gagal lagi untuk yang kesekian kalinya??

"Ci Shan,... Gak inget sama janjinya? Kak Ads,... aku kok ditinggalin dikamar? Ternyata kayak gini ya kelakuannya?"

"Gre,... Bisa gak jangan ganggu dulu" balasku.

"GAK!" tolaknya cepat. "Kakak kan pacar aku, masa aku biarin cium cium cewek lain"

Sebelum-sebelumnya juga dia seperti tidak membiarkanku dan Shani untuk berciuman dengan tenang.

"Pokoknya malam ini aku tidur sama kak Ads"

"Gre..." protes Shani

"Kenapa? Lagian itu permintaannya kak Ads kok, ci"

Shani menatapku dengan sinis seperti meminta penjelasan. Dan karena Shani lelah menunggu jawaban dariku yang sedang kebingungan untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya pada Shani. Akhirnya Shani berlalu meninggalkanku menuju kamarnya, melewati Gracia begitu saja.

"Gre..."

"Hehe. Maaf, Kak. Aku bantuin deh" balasnya. "Ci Shan~~"
.
.
.
.
.
"Kamu kalo mau masuk, masuk aja, Shan" kataku.

"Eh?!"

Perlahan pintu kamarku terbuka dan terlihatlah sesosok gadis cantik disana. Aku sebenarnya sudah tahu kalau Shani ada di depan kamarku daritadi, selain karena aku bisa mendengar suaranya, aku juga bisa melihat bayangannya dari celah bawah pintu.

"Ada perlu apa?" tanyaku.

"Aku,... Aku boleh ikut tidur disini juga gak?" tanya Shani.

"Ehh..."

Aku sedikit bingung harus menjawab apa. Bukan karena aku akan menolak permintaan Shani. Tapi masalahnya, jika aku bergeser, ada kemungkinan Gracia akan terbangun dari tidurnya. Kasig\han, sepertinya dia sangat kelelahan.

"Gak ada tempat ya" kata Shani. "Ya udah, aku balik ke kam-"

Sebelum Shani menyelesaikan kalimatnya, aku langsung menahan tangannya dan menariknya ke arahku sehingga Shani sekarang berada diatas tubuhku seakan dia sedang menindih tubuhku...

"Selalu ada tempat buat kamu kok Shan" kataku.

Seketika Shani langsung terdiam dengan wajahnya yang memerah.

"Ya,... t-tapi masa kayak gini sih?" balas Shani malu-malu.

"Trus? Mau kayak gimana?" tanyaku menggodanya.

"Mmmhhh..." Shani nampak berfikir sebentar. "Atau kita pindah kekamar aku aja?" tawarnya kemudian.

"T-Tapi, Shan..." aku melirik kearah Gracia sebentar.

"Oh iya, kasihan Gracia kalo ditinggal sendiri ya" sahut Shani.

"Tapi mau bangunin gak tega juga" tambahku.

Aku kembali menoleh pada Shani, dan dia ternyata sedang tersenyum padaku.

"Gracia juga udah cerita semuanya lho" kata Shani tiba-tiba.

"EH?!" kagetku.

"Kamu tega ya sama sahabat aku" kata Shani sinis.

"Eh,... Shan. Itu... Itu..."

"Gak usah nyoba cari alesan buat ngelindungin Gracia" potong Shani.

"Shan..."

"Sebenernya aku gak kaget sih kalo Gracia, dia itu emang..."

"Liar" lanjutku. "Iya, dia emang liar, Shan"

"Makanya aku nyuruh kamu buat 'jagain' Gracia. Selain biar nyegah keliaran Gracia, itu juga biar kamu bisa sedikit lampiasin nafsu kamu ke Gracia. Kamu kan sekarang udah jarang 'gituan' sama yang lain"

"Jadi intinya,... Kamu ngorbanin sahabat kamu, Shan?" tanyaku tidak percaya.

"J-Jangan disebut kayak kayak gitu dong" balas Shani seperti tidak suka dengan pemilihan kalimatku. "Lagian Gracia yang minta kok. I-Itu kan buat kebaikan kalian berdua juga"

"Tapi Shan-"

"Aku punya alasan tersendiri buat itu. Kamu akan tahu nanti"

Sebenarnya apa yang selama ini kamu sembunyiin sih, Shan?

"Ngomong-ngomong,..." kata-kata Shani menggantung. "Kamu percaya enggak kalo misal aku bilang, aku selalu jatuh cinta lagi sama kamu tiap liat wajah kamu"

"Eeh... Shan?"

IMG-20180720-173852.jpg


Apa ini?
Apa Shani berusaha untuk menggodaku?
Seperti yang dilakukan Gracia tadi?
Apa aku harus melakukannya juga dengan Shani?
Seperti yang biasanya aku lakukan dengan Gracia juga?
Agar adil begitu?
Ah, tidak. Tidak. Aku tidak boleh melakukannya. Aku tidak boleh melanggar janjiku pada diriku sendiri.
Tapi mungkin,...

"Shan,..? M-Mau lanjutin yang tadi?" tanyaku begitu saja.

Mungkin jika hanya ciuman saja tidak akan jadi masalah. Aku sedikit ragu apa Shani memang mau melakukannya tapi nyatanya dia saat ini mengangguk.
Melihat dia mengangguk, meyakinkanku untuk tidak lagi ragu. Kudekatkan wajahku ke arahnya, Shani menutup matanya dan saat bibir kami sudah cukup dekat,...

"E'hem!"

Suara itu langsung membuatku membelokkan wajahku dan dari mimik wajah Shani sendiri, sepertinya dia juga tidak percaya kalau kami gagal lagi untuk kesekian kalinya.

"Ci Shan mau tidur disini juga?" tanya Gracia tanpa merasa bersalah.

"I-Iya Gre" jawab Shani.

"Ya udah, aku geser dulu ya"

"Makasih lho, Gre" jawabku dengan nada sedikit kesal.

Makasih lho udah digangguin lagi, batinku.

"Hehe. Sama-sama kak" balasnya sambil tersenyum lalu menggeser tubuhnya untuk menyediakan ruang bagi Shani.

"Shan, kamu tengah ya" pintaku.

"Gak adil dong" celetuk Gracia.

"Gak mau" tolak Shani. "Nanti aku diapa-apain sama kalian berdua" tambahnya sambil tersenyum lucu.

"Trus? Aku yang ditengah?" tanyaku. "Biar aku diapa-apain sama kalian berdua"

"Iihh,... Yang ada kak Ads yang ngapa-ngapain kita berdua" balas Gracia.

"Udah ah, aku udah ngantuk tauu" tambah Shani. "Cepet geser"

"Kamu turun dulu dong, Shan" balasku.

Shani yang menyadari kalau dia masih berada di atas tubuhku seketika memerah lagi wajahnya.

Barulah saat Shani sudah turun dari tubuhku, aku menggeser tubuhku menjadi berada ditengah dan Shani pun merebahkan tubuhnya di samping kananku. Dan aku juga,...

"Kak Ads! Aku jangan dipunggungin dong" protes Gracia.

Tanpa menjawabnya aku segera mengubah posisi tidurku menjadi telentang, yang langsung disambut oleh pelukan Shani dan Gracia di kedua lenganku masing-masing.

"Kak Ads sekarang gulingnya ada dua ya" celetuk Gracia.

IMG-20180901-021716.jpg


Sembarangan!
Ada 6 kan,... untuk saat ini.

Mungkin aku akan tidur nyenyak malam ini.
Itu yang pertama aku pikirkan saat melihat Shani dan Gracia di kedua sisiku.

Tapi,.... Tidak lama kemudian mereka berdua sama-sama seperti saling berusaha melepaskan pelukan sahabatnya satu sama lain. Seperti Gracia yang berusaha melepaskan pelukan Shani pada lenganku, begitupun sebaliknya. Entah siapa yang memulai pertama kali.

Nyenyak apanya kalau mereka ribut seperti ini, batinku.
.
.
.
Setelah dua gadis itu sudah sama-sama terlelap karena kelelahan setelah tadi sempat 'ribut'. Kupandangi wajah mereka, dan tanpa sadar aku tersenyum melihat mereka.
Tapi, seketika aku juga tersadar.
Ini tidak akan membuktikan apapun.
Ini belum cukup.

Bersambung.jpg




-Bersambung-
 
Terakhir diubah:
Catatan Penulis:


Nah, sekarang udah jelas kan kenapa Shani bisa ikut tidur bareng sama Adrian juga



"Oh iya, gimana nyoblos kemaren?"

"Parah, panas!"

"Lah anjir, si kampret pake nyahutin segala lagi"

"Oh, lo gak nanya ke gue?"

"Ya udah lah, gapapa. Eh lo tadi bilang panas? Panas kenapa?"

"Waktu nunggu giliran, panas banget"

"Tapi di sebelah ada yang adem kan"

"Iya sih"

"Ya udah. Eh, ini apa'an sih kok malah gini?"

"Oh iya, tau gak. Kemaren nyoblos itu gak boleh pake sendal lho"

"Ya iyalah. Pake paku lah, gak bolong dong kalo pake sendal"

"Tau aja si kampret"

"Lo yang kampret, kampret!!"

"Tapi ada juga yang udah 18 tahun lebih tapi gak dapet surat panggilan buat nyoblos. Itu gimana ya? Padahal kan pengen menyalurkan suaranya juga, jadinya gak bisa"

"Bisa kok. Ke TPS bawa KTP aja"

"Oh gitu ya. Ya udah"


Makasih
• TTD H4N53N & Adrian


*Catatan penulis kali ini gak berfaedah.

"Oh iya, kemaren petugas TPS nya kurang ajar lagi pake cari-cari kesempatan pegang-pegang tangannya Sha-"

Bodo amat.
Yang penting siapapun nanti yang jadi semoga benar-benar bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
Jangan seperti presiden inisial itu. Malah ngasih bencana berupa lumpur panas.

Ya udah, sekali lagi

Makasih
• TTD H4N53N
 
Triple post juga bukan update part terbaru
:baca:

Siapa bilang??
Kirain ada update baru wkwk :baca:

Ada kok
Update cepet hanyalah mitos ?? :baca:

Mitos,.... HP-mya master Limbad
Kak Ads bales PM dong :(

Eh, ada apa ya?
apakah ini pertanda?

Pertanda apa?
Triple wife lebih rame

Hmm.... Boleh ga-

"GAAAAKKKKK!!!!!!"
Makin rame, makin asik

6 gak cukup?
Apa harus kayak judulnya? 'twenty'?
Ayoo kak ads update ~

Udah
 
ternyata ini alasan triple post kmrn, biar bisa double update? btw MANTAB BETUL UPDATE KALI INI. berasa kebawa cerita beneran :angel:
 
Liat udah update part 14
otw buka last page, eh suruh ke page sebelumnya,
ternyata di tempat yg dopost kemaren, parah emang
tapi enak sih, hehe
seperti pepatah, ada enak dibalik dopost

nice update suhu...
:angel::angel::angel:
 
Wah kak ads double post, selalu suka tingkahnya Gracia waktu berduaan sama kak ads
 
Gawat! Ini scene ena2nya kok kayanya real banget. Fix ga bisa teateran k3 dalam waktu dekat ini.
Takut liat Gracia terus ngebayangin dia lg ena2 sama kak Ads~ PK.
 
Wah, gagal ciuman sama Shani, gagal nyoblos Gre :kacau:


Tumben tumben, kucing nolak ikan :marah:
 
Entah kenapa gw bacanya jadi muter muter kebawa suasana wkwkwkkwkk

Udh gw bilang kykny mahyons tuh tsundere sama adrian tuhhhh eheheh..

Tutorial bikin kopinya sama kyk gw lu dri tiati kena kopiright.

Sekali kampret tetaplah kampretos.
 
Shani plus Gracia hmm okelahh

Tapi masih penasaran Yang ke 7

Vio apa ipuy sihh

Atau Ada kandidat laen
 
ternyata ini alasan triple post kmrn, biar bisa double update? btw MANTAB BETUL UPDATE KALI INI. berasa kebawa cerita beneran :angel:

Makasih makasih
Liat udah update part 14
otw buka last page, eh suruh ke page sebelumnya,
ternyata di tempat yg dopost kemaren, parah emang
tapi enak sih, hehe
seperti pepatah, ada enak dibalik dopost

nice update suhu...
:angel::angel::angel:

Hehehe
Wah kak ads double post, selalu suka tingkahnya Gracia waktu berduaan sama kak ads

Tingkahnya yang kayak gimana nih?
Ada 6, untuk saat ini...

Wah wah kapan nambah guling lagi?

EH?!!
Manteppp


Suka ketawa sendiri Klo baca cerita ini

Soalnya bacanya sendiri gak rame-rame
Entah kenapa selalu nungguin kelanjutan ceritanya adrian kkwkwk seruuuu kwwkwk:mantap::)

Makasih
Adrian kemana perginya bentol?:bingung:

Entah
Padahal saya juga nungguin kelanjutannya
BTW, terakhir sampe mana sih?
Gawat! Ini scene ena2nya kok kayanya real banget. Fix ga bisa teateran k3 dalam waktu dekat ini.
Takut liat Gracia terus ngebayangin dia lg ena2 sama kak Ads~ PK.

Wadadauw
Lama amat nyoblos gracia

Ada saatnya, nanti
Tunggu aja
Wah, gagal ciuman sama Shani, gagal nyoblos Gre :kacau:


Tumben tumben, kucing nolak ikan :marah:

Adrian kan bukan kucing
bgst anda ya :)

Lah kok?
Entah kenapa gw bacanya jadi muter muter kebawa suasana wkwkwkkwkk

Udh gw bilang kykny mahyons tuh tsundere sama adrian tuhhhh eheheh..

Tutorial bikin kopinya sama kyk gw lu dri tiati kena kopiright.

Sekali kampret tetaplah kampretos.

Mahyons ya?
Ditunggu aja deh ya
Itu emang adrian pinter ngerayu shani atau penulisnya yg bakat gombal sih :tendang::tendang:

Digabung aja, penulisnya pinter ngerayu Shani. EH?!!
Shani plus Gracia hmm okelahh

Tapi masih penasaran Yang ke 7

Vio apa ipuy sihh

Atau Ada kandidat laen

Ada banyak kandidat lain
:aduh::aduh::aduh:Bingungggg

Lah kok?
 
Bimabet
Oh iya, ada yang punya videonya JC enggak ya?

JC itu Jinan Cindy kan. Iya kan, iya dong. Kan dulu JCC, Jinan Cindy Christy. Kalo JC berarti Jinan Cindy doang kan.

Kenapa? Salah?
Yang bener apa dong?:pandaketawa:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd