Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Finding Reality ACT II

Bimabet
Dih ngambekan, mentang-mentang kalah.
Ngambekan?? Siapa ya?
Siapa yang ngambek sampe nge-blok orang??
Terus diunblok cuma buat dimintain bacol

Alias

Screenshot-20200304-191823-2.jpg


3 kali pertemuan dan,....
Ya, kalo ditotal, kalahnya 8-1

Tapi kan dulu pernah ada yang kalah 8-2
Ada yang inget siapa??
Yang masih invicible itu lho

Inget juga,... Treble isn't for everyone..

Sekali melempar batu, tiga burung kena wkwkwk :pandaketawa: :pandaketawa: :pandaketawa:
 
Ngambekan?? Siapa ya?
Siapa yang ngambek sampe nge-blok orang??
Terus diunblok cuma buat dimintain bacol

Alias

Screenshot-20200304-191823-2.jpg


3 kali pertemuan dan,....
Ya, kalo ditotal, kalahnya 8-1

Tapi kan dulu pernah ada yang kalah 8-2
Ada yang inget siapa??
Yang masih invicible itu lho

Inget juga,... Treble isn't for everyone..

Sekali melempar batu, tiga burung kena wkwkwk :pandaketawa: :pandaketawa: :pandaketawa:

Ohh.......ok
 
Ngambekan?? Siapa ya?
Siapa yang ngambek sampe nge-blok orang??
Terus diunblok cuma buat dimintain bacol

Alias

Screenshot-20200304-191823-2.jpg


3 kali pertemuan dan,....
Ya, kalo ditotal, kalahnya 8-1

Tapi kan dulu pernah ada yang kalah 8-2
Ada yang inget siapa??
Yang masih invicible itu lho

Inget juga,... Treble isn't for everyone..

Sekali melempar batu, tiga burung kena wkwkwk :pandaketawa: :pandaketawa: :pandaketawa:
Ya maap hu, emang cuma mang ujang doang dah yang bisa tribel.

kmvrt
#ynwa

*Tetangga lu yang warnanya biru langit apa kabar tuh, katanya abis 2 taun dibanned ucl trus mau lanjut ke league two:pandaketawa::pandaketawa:
 
Ngambekan?? Siapa ya?
Siapa yang ngambek sampe nge-blok orang??
Terus diunblok cuma buat dimintain bacol

Alias

Screenshot-20200304-191823-2.jpg


3 kali pertemuan dan,....
Ya, kalo ditotal, kalahnya 8-1

Tapi kan dulu pernah ada yang kalah 8-2
Ada yang inget siapa??
Yang masih invicible itu lho

Inget juga,... Treble isn't for everyone..

Sekali melempar batu, tiga burung kena wkwkwk :pandaketawa: :pandaketawa: :pandaketawa:
ane suka yang beginian.,
Glory Glory Manchester United
 
Ngambekan?? Siapa ya?
Siapa yang ngambek sampe nge-blok orang??
Terus diunblok cuma buat dimintain bacol

Alias

Screenshot-20200304-191823-2.jpg


3 kali pertemuan dan,....
Ya, kalo ditotal, kalahnya 8-1

Tapi kan dulu pernah ada yang kalah 8-2
Ada yang inget siapa??
Yang masih invicible itu lho

Inget juga,... Treble isn't for everyone..

Sekali melempar batu, tiga burung kena wkwkwk :pandaketawa: :pandaketawa: :pandaketawa:

Nah ini saya suka ini yang beginian wkwkw GGMU suhuuu:beer:
 
buset setelah lebaran. wa pasti lupa kak ads pernah ada seperti bego story
Wkwkwk lol lol :pandaketawa:
Malu malu nih yeee...
"What??" Eno nyahut.
Mana nihh yg bacottt Gua tampol atu”
Cari tau sendiri dooonngg...
Ohh.......ok
Dih,... Ngambek lagi cuma gara-gara ga di follback
Ya maap hu, emang cuma mang ujang doang dah yang bisa tribel.

kmvrt
#ynwa

*Tetangga lu yang warnanya biru langit apa kabar tuh, katanya abis 2 taun dibanned ucl trus mau lanjut ke league two:pandaketawa::pandaketawa:
#YNWA??
You Never Win Again??

Bahas tetangga??
Jangan deh, nanti tetangga ada yang ngambek.. Meskipun dia ga begitu tau tentang bola sih...
Nah ini saya suka ini yang beginian wkwkw GGMU suhuuu:beer:
ane suka yang beginian.,
Glory Glory Manchester United
Woy nambah lagi :bata:
Ya masalahnya, kalo bahas bola dalam negeri...
Belum tentu bisa diterima dengan pikiran terbuka kayak gini

Kayak misal, bahas big match akhir pekan yang ditunda...

Sayang banget sih ditunda.. Soalnya tuan rumah dalam performa yang bagus dan pasti juga pengen balas dendam setelah kekalahan di final turnamen pramusim. Apalagi tim tamu performanya menurun.
Terlalu jumawa sih habis juara kompetisi pramusim gitu doang..


Eh, tapi.. Katanya musim ini jadwalnya sekali kandang, sekali tandang....
Tapi kok,... Pekan pertama udah main di kandang, pekan kedua (kalo ga ditunda) mau main di kandang lagi??

Susah emang kalo lawan anak papa

Lah, saya mihak yang mana sih sebenernya?
emang udah ada bocoran siapa yang ke-7.,??
ke-7 bukannya CinHap ya?
*eh gimana
Mamah yona
Jatah kakaknya tuh.. Jangan diusik
masih menunggu..
menanti
Kaya lagu ini mah
lagu apa ya??
Drama banget lo ads hahahahaha
Lah, kan prefix-nya emang drama
Gimana sih..
Marathon dari semalamm
So??
Hmmm 2 minggu Tanpa ni Cerita

HAMPA CUKKK
Hampa seperti hatimu wkwkwk
 
At That Time...
One By One...
The Pieces...
Will Be Set.







Part 45: UpGreAds


"Gre,... Jadian yuk.." ucapku akhirnya.

Gracia masih dengan ekspresi bingungnya hanya menatapku tanpa mengucapkan apapun.

"Kalo kamu kehabisan kata-kata,.. Kamu bisa jawab pake anggukan"

Dan Gracia pun langsung mengangguk tanpa kuminta untuk kedua kalinya.

Ya, aku memang hanya memberinya satu opsi. Mengangguk.
Karena aku yakin, memang hanya itulah jawaban yang akan diberikan oleh Gracia.

"Kak Ads.."

Akhirnya. Akhirnya aku bisa mendengar panggilan itu lagi. Dan hanya dengan panggilan itu saja, sudah cukup untuk membuatku bahagia saat ini.

"Aku sayang kamu, kak Ads.."

"Aku juga sayang sama kamu, Gre.."

Dan entah siapa yang memulai, tapi pada detik berikutnya,... Bibir kami pun bertemu.

Cukup lama kami berciuman. Tentu bukan ciuman yang diselimuti nafsu, tapi bisa dibilang ciuman ini adalah ciuman yang romantis karena kami hanya saling diam dengan bibir yang saling bersentuhan dan kedua mata kami yang sama-sama terpejam. Entah apa yang dirasakan oleh Gracia, tapi aku merasa nyaman ketika bibirku bertemu dengan bibirnya yang lembut dan juga ada sedikit rasa manis disana. Mungkin itu berasal dari coklat panas yang dia minum tadi yang masih tertinggal di bibirnya.

Setelah cukup lama berciuman, aku dan Gracia sama-sama memundurkan wajah kami lalu saling menatap satu sama lain. Dan entah kenapa tiba-tiba aku merasa gugup ditatap seperti itu oleh Gracia.
Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke posisi semula dengan duduk bersandar lagi.

"Sekarang yang harus kita lakuin adalah,... Berjuang.. Bersama.." ucapku. "Dan yang aku maksud 'kita' adalah,.. Kita bertiga, aku, kamu, dan Shani.."

"Iya, kak Ads aku ngerti" kok tumben ya. "Jadi... Kita balikan ya, kak?"

"Engga" jawabku singkat. "Emang sebelumnya kita udah pernah jadian?" tanyaku kemudian.

"Jadi,... Sebelumnya itu, kakak cuma manfaatin aku aja?" tanyanya tiba-tiba. "Kakak ngambil keuntungan dari tubuh aku.." dia menarik kesimpulan dengan menuduhku.

"Eh?! Engga dong.. Engga gitu dong" aku langsung membantahnya. "Tapi yang jelas,.. Kita sekarang udah resmi jadian, Gre.. Resmi pacaran" aku pun menjelaskan.

"Oh, berarti sekarang ini kak Ads selingkuh dari ci Shani.." dia kembali menuduhku.

"Gre,... Ga usah sok polos deh. Ga usah sok kayak pura-pura ga tau gitu" balasku. "Kamu sendiri udah tau kan sebenernya kalo Shani yang--"

"Iya, iya.." potongnya. "Maaf ya, sayangku, cintaku.."

"Eh?!"

"Kenapa? Wajar dong... Kan pacaran" Gracia tersenyum.

Entah kenapa, tapi saat melihat senyumannya itu aku tiba-tiba merasa kebingungan harus menjawab apa. Akhirnya aku pun memutuskan untuk kembali meminum sisa coklat panas tadi sedikit demi sedikit.

"Kak.." panggil Gracia. Aku otomatis menengok ke arahnya.

"Ya?"

"Kedinginan engga??" Gracia melontarkan pertanyaan yang sebenarnya adalah sebuah ajakan. Hal itu dapat terlihat dari tingkahnya yang memainkan ujung rambutnya ditambah dengan dia menggigit-gigit bibir bawahnya sendiri.

Aku menatap matanya sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk,... Menyodorkan gelas yang berisi coklat panas itu padanya.

"Eh,.. Kok??"

"Katanya kedinginan" sahutku. "Ya udah, nih.."

"Kak Ads.. Ga usah sok polos deh. Ga usah sok kayak pura-pura ga tau gitu" kalimatku tadi dikembalikan padaku. "Emang kakak ga kangen apa sama--"

"Ya, makanya... Nih.." potongku. "Tolong taruh di meja kamu itu"

"Ooohh... Ya.. Ya.. Ya.." Gracia dengan cepat langsung menerima gelas itu dan meletakkannya di meja riasnya.

Begitu Gracia sudah selesai meletakkan gelas tersebut, aku pun langsung memeluk tubuhnya dari belakang dan juga menciumi belakang lehernya.

"Ehm... Ga sabar ya.."

"Kangen banget aku, Gre.." balasku yang lalu mengarahkan Gracia agar tiduran di tempat tidurnya.

Kemudian aku membungkukkan badanku dan mulai menciumi wajahnya. Mulai dari keningnya, kedua kelopak matanya, hidung mancungnya, pipi tembemnya, sampai akhirnya pada bibir indahnya. Kami kembali berciuman bibir dan tidak sampai disitu saja, lidah kami saling membelit satu sama lain. Ciuman kali ini sedikit berbeda dengan ciuman yang tadi. Tetap romantis, tapi ciuman kali ini dibumbui dengan sedikit nafsu yang menggebu dariku maupun dari Gracia.
Kami masih terus berciuman sampai,...

"Errgghh..."

Aku sedikit kaget karena tiba-tiba merasakan adanya sentuhan di selangkanganku. Ya, Gracia yang terlebih dahulu mengambil inisiatif dengan mulai meraba-raba penisku dari balik celana boxer-ku.

"Cium-cium mulu daritadi... Sentuh aku dong, kak Ads~~" pintanya dengan ekspresi yang tidak sesuai dengan keadaan saat ini.

Ya, Gracia memasang ekspresi lucu saat mengucapkan hal tersebut. Sangat tidak sesuai karena sebentar lagi dia akan melakukan sesuatu yang nakal, bukan lucu.

Aku pun langsung kembali mencium bibirnya, bedanya kali ini tanganku tidak diam saja. Aku meremas-remas lembut kedua payudara Gracia yang empuk itu dari balik kaosnya.
Hal itu membuatnya sesekali mengeluarkan desahan dan erangan lembut di sela-sela ciuman kami.

"Aakkhh... Kak Ads... Kak.. Aaahhh... Kak Adriaaann.."

Terus ku ciumi bibirnya yang terasa manis itu, membuatku tidak akan pernah bosan untuk berciuman dengannya.

"Aahhh.... Kak Ads tangannya nakal.."

Langsung kuhentikan ciumanku begitu mendengar Gracia mengucapkan kalimat itu.

"Katanya tadi mau disentuh.. Gimana sih??" aku pura-pura heran dengan memasang ekspresi polos.

"Habis sentuhannya kak Ads enak.. Aku suka"

Gracia menampilkan senyumannya lagi. Senyuman yang membuatku salah tingkah.

"Tapi,..." ucap Gracia lagi. "Sentuh aku secara langsung dong.." pintanya kemudian. "Lepas aja baju aku, biar kita bisa saling lepas rindu.... Dan nafsu"

GLUP~
Aku menelan ludah mendengar ucapannya itu.

Langsung saja kusingkap kaosnya ke atas dan seketika terlihatlah kedua payudara indah Gracia dengan dihiasi puting payudaranya yang berwarna pink. Ya, Gracia tidak memakai apa-apa lagi dibalik kaosnya tersebut.

"Pantesan kamu kedinginan, Gre. Ga pake daleman..." sindirku.

Gracia kembali tersenyum dengan kedua pipinya yang semakin memerah dan aku yakin itu bukan karena malu.

"Nakal ya.. Mau godain siapa sih?" tanyaku menggodanya.

"Mau godain kesayangan aku.. Udah ah.. Ga usah banyak omong. Nih.." balas Gracia yang kemudian meraih kepalaku dan lalu membenamkannya di dadanya. "Nikmatin, kak Ads.. Aku milik kak Ads~~"

Ku ciumi, ku jilati, ku gigit kecil, dan kuhisap kedua payudara dan putingnya itu secara bergantian. Dan hal itu tentu saja membuat Gracia semakin keenakan yang diekspresikannya melalui desahan dan lenguhannya yang semakin menjadi.
Tidak mau berhenti disana, tangan kananku pun ku gerakkan menuju vagina Gracia guna semakin memanjakan dirinya.

Awalnya aku hanya membelai-belai vaginanya itu dari luar celana pendeknya, sampai akhirnya aku mulai memasukkan tanganku ke dalam sana dan,...

"Kamu udah bener-bener siap ya, Gre.." godaku saat jariku merasakan langsung bersentuhan dengan vaginanya. Gracia juga tidak memakai celana dalam. Itu menandakan kalau dia sudah benar-benar siap untuk hal ini.

"Dari dulu, kak Ads.." ucapnya. "Aku udah siap untuk nyerahin tubuh aku ini buat kak Adrian seorang. Udah dari dulu..."

Tentu aku merasa senang dan bangga mendrgar hal itu langsung dari Gracia. Dan aku, tentu tidak ingin membuatnya kecewa karena sudah mengungkapkan hal tersebut. Jadi langsung saja aku menarik lepas celana pendeknya dan melemparnya ke sembarang arah. Vaginanya yang indah dihiasi oleh sedikit bulu halus di atasnya membuatku menelan ludah untuk sesaat.

Setelah itu aku langsung mengarahkan kepalaku ke sana dan langsung menyerang vaginanya itu dengan lidahku. Kukeluarkan semua teknik lidahku, mulai dari menjilat-jilat belahan vaginanya sampai menekan-nekan biji klitorisnya. Sesekali aku juga menusuknya dengan lidahku.
Kali ini Gracia tidak hanya mengekspresikan kenikmatan yang didapatnya hanya dengan erangan dan rintihan dari bibirnya, tapi tidak jarang juga Gracia menahan kepalaku dengan kedua tanganya agar terus memberikan kenikmatan padanya. Hal itu terus berlangsung hingga akhirnya,...

"TERUS... KAK... ADRIAAN.. TERUUUSSSHH..... AAAHH... AAHHH... AAAAHHH......"

Gracia orgasme dengan dahsyatnya. Cairan vaginanya yang tidak sedikit itu menyembur membasahi wajahku.
Gracia menatapku sayu sambil sesekali tersenyum seperti puas telah membuat wajahku basah oleh cairannya, sampai akhirnya dia tiba-tiba menarik kepalaku dan menciumi wajahku yang basah akan cairannya. Entah Gracia hanya sekedar ingin merasakan cairannya sendiri atau dia memang ingin menciumiku. Tapi yang jelas aku suka dengan apa yang dilakukannya sekarang padaku.

Tangan Gracia juga tidak diam saja, tapi dia juga berusaha melepaskan kaos yang aku kenakan. Tentu aku menerima dan pasrah saja perlakuannya itu, bahkan aku juga ikut membantunya menelanjangi tubuh bagian atasku. Dan ternyata Gracia tidak puas hanya dengan itu, setelahnya dia juga berusaha untuk melepaskan boxer-ku.
Jadinya sekarang aku ditelanjangi oleh oshiku sendiri, aku ditelanjangi oleh seorang Shania Gracia. Tentu aku semakin pasrah saja, tidak ada alasan bagiku untuk menolaknya.

Setelah aku benar-benar telanjang, Gracia langsung merangkak menghadap ke arahku dan,...

"Ehmm... Kangen aku tuh sama kamu.." ucapannya dengan nada manja sambil memegang penisku menggunakan kedua tangannya. Sungguh lucu... Liar... Dan nakal kelakuannya itu.

Dan tanpa menunggu balasan dariku, Gracia langsung memulainya dengan menjilati batang penisku sambil menatap mataku. Dilanjutkan dengan menyedot kedua buah zakarku dan juga menjilati kepala penisku dengan cara memutar-mutar, sampai akhirnya dia menjilati lubang kencingku dengan menggunakan ujung lidahnya. Semua itu dilakukan Gracia dengan masih tetap menatap mataku.

"No Hands" pintaku ditengah kenikmatan yang diberikan Gracia pada penisku.

Gracia langsung menurutiku, dia melepaskan kedua tangannya dari penisku. Tapi bibirnya langsung menangkap penisku ke dalam mulutnya kemudian bibirnya itu langsung mengatup dengan hanya kepala penisku saja yang masuk ke dalam mulutnya. Sungguh pemandangan yang indah.
Tanpa menunggu waktu lama, Gracia pun mulai memaju mundurkan kepalanya mengulum penisku. Aku pun tidak tinggal diam, posisi Gracia yang semakin menungging saat mengulum penisku membuatku gemas untuk meremas kedua pantatnya itu. Aku juga terkadang meremas kedua payudaranya yang menggantung indah itu.

"Terussshh... Greee... Pinter banget.." pujiku. "Suka ya nyepongin kontol.. Aaahh..." aku juga sesekali menggodanya.

"Hehohing hak had"

"Kalo ngomong jangan sambil nyepong dong.." aku gemas melihatnya berusaha berbicara dengan penisku yang masih menyumpal bibirnya.

"Nyepongin kak Ads" ucap Gracia yang melepas penisku untuk sesaat. "Udah masuk dalam salah satu hobi aku.."

Aku tidak bisa menahan senyumanku saat Gracia menjelaskan kalau mengulum penisku adalah salah satu hobinya.

"Lanjutin kalo gitu.." aku mendorong belakang kepalanya agar kembali menjalankan hobinya itu. "Buat gue keluar, Gre... Yang banyak.."

Sepertinya kata-kataku itu layaknya kata-kata penyemangat baginya karena Gracia langsung semakin bersemangat dalam mengulum penisku, dia memaju mundurkan kepalanya lebih cepat dari sebelumnya. Lidahnya juga berperan penting dengan memutar-mutar di kepala penisku. Dan semua itu dilakukan Gracia dengan masih tetap menatap mataku.

SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~

"Terusin Gre.. Teruusshh... Aaahhh..." aku sangat menikmati permainan bibir Gracia pada penisku. "Seneng banget ya nyepongin kontol?? Aaaahh... Punya oshi kok bikin repot sih.. Kalo gini,... Aaahh.... Pejuh aku bakal dikuras tiap hari yaaa... Aaaahhh...."

SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~

Suara bibir Gracia yang tengah mengulum penisku terdengar begitu heboh menandakan kalau dia sangat menyukai kegiatannya tersebut seakan bermaksud membalasku. Ya, Gracia pasti sangat suka mengulum penisku.

SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~

"Iyaaagghhh, Greee... Teruuusshh..."

SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~
SLLUURRPPP~

Aku sendiri semakin tidak tahan dengan perlakuannya itu. Sampai akhirnya,...

"Grrreee?!!!"

Aku panik sekaligus bingung ketika secara tiba-tiba Gracia menghentikan kulumannya dan kemudian dia hanya memegang penisku saja dengan tangan kanannya padahal tinggal sedikit lagi aku akan keluar. Tapi yang masalah utama sebenarnya adalah,...

"Gree... Jangan di.."

Aku memohon karena Gracia dengan sengaja menutup lubang kencingku menggunakan ibu jarinya. Sengaja agar aku tidak bisa mengeluarkan spermaku.

"Mau dikeluarin??" Gracia bertanya dengan sengaja untuk menggodaku.

"Iyaa, Greee... Tolong biarin jangan di.."

"Kakak mau bikin muka aku kotor pake pejuh kakak??" dia masih menggodaku. "Iya, kak Ads...? Iyaa??"

"Iya, Gree... Iyaa... Biarin aku ngeluarin pejuh aku, Gre... Aku pengen ngotorin muka kamu yang cantik itu pake pejuh akuuu.."

Dan tiba-tiba Gracia berbaring di tempat tidurnya kemudian,...

"Kalo mau dikeluarin..." Gracia sengaja menggantungkan ucapannya. "Keluarin disini, kak... Ayo.." lanjutnya sambil memasang ekspresi menggoda dengan sedikit mengigit bibir bawahnya sendiri dan mengusap-usap permukaan vaginanya.

"Gree..??"

"Kalo kak Ads ga mau.. Dan lebih milih buat ngocok sendiri..." ucapnya lagi. "Besok-besok aku ga mau ginian lagi sama kak Ads.." dia mengancam.

Sepertinya aku memang tidak ada pilihan lain lagi. Sepertinya aku memang harus melakukannya. Sekarang dan saat ini juga.

"Kamu bener-bener yakin, Gre..??" tanyaku dengan menatap matanya dalam-dalam.

"Banget" jawabnya singkat. "Aku yakin banget, kak Ads.."

Langsung kuposisikan penisku tepat di depan vaginanya. Vagina Gracia sudah begitu basah karena memang saat dia mengulum penisku, tangannya juga tidak tinggal diam dengan merangsang vaginanya sendiri. Penisku sendiri juga sudah begitu tegang. Hanya perlu sedikit dorongan saja, maka sudah pasti penisku akan masuk kedalam vaginanya. Hanya perlu satu dorongan saja dari pinggulku, maka aku akan mengambil keperawanan Gracia, merenggut kesuciannya yang selama ini dia jaga. Tapi apa aku tega untuk melakukannya?

Tunggu sebentar, selama ini Gracia menjaga kesuciannya karena apa?
Karena memang itu hal yang seharusnya dilakukannya sebagai seorang wanita, iya memang.
Atau,... Selama ini Gracia memang menjaga kesuciannya itu untuk akhirnya diberikan padaku. Seperti yang selama ini dia katakan.

Jadi,... Tidak ada salahnya jika aku melakukannya bukan. Tapi,...

"Kak Ads??" tanya Gracia tiba-tiba.

"Kamu yakin kan, Gre..."

"Kak Ads kok nangis??" Gracia langsung bangkit duduk dan memegang kedua pipiku.

Aku menangis?
Ya, sepertinya aku menangis.
Tapi kenapa? Karena apa?
Oh, sepertinya....

"Kak Ads kenapa nangis?"

"Aku... Aku yang ga yakin, Gre..." balasku. "Aku.. Takut kita ga bisa terus sama-sama... Aku sayang sama kamu, tapi aku ga yakin kita bisa terus..."

Gracia tidak membiarkanku menyelesaikan kalimatku saat dia tiba-tiba mendekap kepalaku ke pelukannya sehingga wajahku terbenam di dadanya. Rasanya empuk, hangat, dan begitu nyaman.

Tapi,... Kenapa mereka berdua mirip sekali?
Kenapa mereka suka sekali melakukan hal itu ya?
Kenapa disaat aku sedang bersedih, mereka berdua, Shani dan Gracia akan membenamkan wajahku ke dada mereka?

Ya, Shani juga melakukannya tadi. Aku sudah menjelaskannya atau belum ya? Ya sudahlah.

"Kak Ads, tenang aja... Kak Ads kan ga berjuang sendiri" ucap Gracia sambil mengelus-elus rambutku. "Kayak yang kak Ads bilang, kita cuma perlu berjuang bersama.."

"Gre.."

"Udah ah, mau lanjut engga??" tanyanya kemudian.

"Tapi..."

"Ga usah tapi-tapi..." potongnya. "Oh, gini aja.. Kalo kak Ads masih belum siap buat ngambil hadiah kakak, kak Ads boleh kok masukin lewat belakang" Gracia sedikit berbisik saat menawarkan hal tersebut.

Aku masih hanya terdiam di dalam dekapannya tapi aku tidak benar-benar diam, aku juga sedang memikirkan sesuatu.

"Kalo kayak gitu,.. Kan kita bisa seneng-seneng, tapi aku masih segel. Jadi kak Ads ga perlu merasa bersalah" Gracia memberikan penjelasan. "Hahaha... Tapi kayaknya kak Ads tetep ga bakal mau ya.." tambahnya. "Ya udah, aku pake mulut aja ya.. Kasihan soalnya kak Ads belum keluar kan.."

Aku langsung saja mengangkat wajahku dan menatap mata Gracia sebelum akhirnya berucap,... "Nungging, Gre.."

"Hah?! K..Kenapa, kak??"

"Nungging, Gre.." ucapku lagi.

"Se..Sekarang, kak?" tanyanya yang sepertinya tidak yakin. "Mau ngelakuinnya sekarang?"

Kali ini aku tidak langsung menjawabnya, ku raih dagunya hingga membuatnya menatap mataku dalam-dalam. Kemudian,...

"Nungging, Gre.." ucapku sekali lagi. "Aku udah minta sampe 3 kali lho.."

"I..Iya, kak.."

Dan tanpa bertanya lagi, Gracia langsung mengambil posisi menungging. Aku pun juga langsung bersiap dengan posisiku di belakangnya.

"Ini agak ke bawah, Gre.." aku membenarkan posisinya dengan sedikit menekan punggungnya ke bawah.

"I..Iya, kak.."

"Jangan terlalu tegang ya.."

"Tapi,..."

"Coba kamu liat aku.." Gracia menuruti dengan langsung menengok ke belakang melihatku. "Apa aku bakal nyakitin kamu?" tanyaku kemudian.

"Mungkin" jawabnya singkat. "Kak Ads kemaren nyakitin aku.."

"Itu beda, Gre.." aku berusaha membela diri. "Kamu juga harus inget,.. Kamu ngelakuin ini karena apa? Ngelakuinnya sama siapa?"

Gracia diam, sepertinya kali ini dia yang menjadi ragu.

"Tenang aja, kalo kamu ngerasa sakit,.. Bilang aja, aku bakal berhenti.." ucapku lagi.

"Lakuin, kak.. Aku siap" jawab Gracia mantap.

Tapi aku tidak langsung melakukannya. Kurasa butuh sedikit pelicin agar aku bisa melakukannya.

"Aku minta sedikit ya, Gre.." ucapku lalu mengambil hand & body lotion dari atas meja riasnya.

Lalu ku keluarkan isinya sedikit kemudian mengoleskannya pada penisku dan lobang pantat Gracia. Sambil sedikit mencoba memasukkan jariku pada lobang pantatnya itu berusaha membuka jalur anal yang akan segera kunikmati tidak lama lagi. Aku juga sesekali mengocok penisku agar tidak mengurangi ketegangannya. Setelah kurasa Gracia sudah siap dan rangsanganku pada lobang pantatnya kurasa sudah cukup,...

"Siap ya, Gre... Bakal aku masukin nih.."

Cukup dengan satu anggukan kepala dari Gracia, aku pun mendorong penisku untuk memasuki lobang pantatnya.

"AAKKH...." Gracia sedikit berteriak saat baru kepala penisku berhasil masuk kedalam lobang pantatnya. Sungguh sempit dan pastinya juga sungguh nikmat.

"Sakit??" tanyaku sambil mengarahkan tanganku untuk menggosok klitorisnya guna memberikan rangsangan tambahan.

Gracia tidak mengatakan apapun. Tapi dari gerakan kepalanya itu membuatku bingung, karena awalnya Gracia mengangguk, tapi kemudian menggeleng, lalu mengangguk lagi, dan menggeleng lagi. Aku... Bingung.

"Gapapa kok, kak. Ayo, lanjutin.." intruksi dari Gracia sungguh jelas. Aku tidak perlu bertanya lagi. Maka,...

"AAAAKKKKKHHHH.....!!!!" Gracia berteriak sangat keras saat aku kembali mendorong penisku untuk memasukin lobang pantatnya diiringi juga dengan kilatan-kilatan cahaya.


Sepertinya banyak paparazi..

((Ga gituu...))

Lah, giliran gini nyahutin..
Eh, tapi.. Kok kayak ada yang aneh ya..
Thor, terakhir kita ngobrol kapan sih?

((...))

Ga dijawab. Sombong amat...
Ya udahlah, bodoamat. Lanjutin aja ini..



Untungnya tidak ada orang lain lagi di rumah ini selain kami berdua. Dan untungnya lagi, bertepatan dengan teriakan Gracia itu terdengar pula suara petir yang juga tidak kalah kerasnya. Sungguh cara menyamarkan suara yang bagus. Terimakasih untuk penulisnya.

Jadi cuaca buruk berupa hujan deras itu untuk hal ini ya?
Awalnya aku kira hanya untuk drama ala sinetron saja.

Ya sudahlah, yang terpenting sekarang batang penisku sudah masuk semua di dalam lobang pantat Gracia. Benar-benar sempit dan nikmat.
Aku benar-benar melakukannya, aku sedang melakukan anal seks dengan Gracia. Salah satu dari dua gadis yang kucintai, yang juga merupakan oshiku sendiri. Dan juga adik kelasku dulu..

Lobang pantat itu terasa seperti sebuah vagina. Karena sesekali aku juga merasakan adanya kedutan dari dalam lobang pantatnya tersebut.

Tunggu sebentar,... Apa aku salah memasukkan ya?
Seketika aku panik sendiri kemudian berusaha untuk melihat kebawah dan,...

"Jangan digerakin dulu, kak... Ngilu.." Gracia mengingatkan. "Bentar ya.... Sabar.."

"Gre.." panggilku. "Aku bener kan masukinnya.."

"Hah?! Ehmm..." Gracia berfikir sejenak lalu tiba-tiba dia mengerakkan pantatnya ke kanan dan ke kiri.

"Gre.." aku sedikit meringis merasakan nikmat dari gerakan Gracia tersebut.

"Bener kok, kak.." jawab Gracia. "Udah,.. Ayo gerak sekarang, kak.." pinta Gracia kemudian. "Nikmatin aku.."

Kalimat dari Gracia itu seperti aba-aba agar aku segera memulai pergerakanku. Tapi sebelumnya aku memastikan sendiri terlebih dahulu kalau aku benar-benar tidak salah memasukkan penisku. Dan setelah memastikannya, akhirnya aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur menggenjot lobang pantat Gracia.
Gerakan yang awalnya lambat, perlahan mulai cepat.

"AAHH... AHHH... AH.... KAK ADS.. AAH.. ENAAKKK... AAAHHH"

"AAAHHHH.... IYAAA, GREEE... LOBANG PANTAT LO JUGA ENAAAKK.. ENAK BANGEETT..."

Aku terus menggenjot lobang pantatnya yang sempit itu, lobang pantat yang terus menekan penisku seakan tidak rela untuk melepaskannya. Lobang pantat Gracia benar-benar memberikan kenikmatan pada penisku.
Sambil tetap menggenjotnya, sesekali aku juga mengelus vaginanya atau meremas payudaranya yang bergoyang seirama dengan gerakan pinggulku.

"AAHH.. Gimana... Rasanya,.. Gre...?? AAAHH..." aku yang sedikit membungkukkan badanku bertanya dengan berbisik di dekat telinga Gracia. "Masih sakit? Apa gimana??"

"ENAAKK, KAK ADS.. INI ENAK... ENAK BANGEEETT..!!!" jawab Gracia. "Aku ga nyangka bakal seenak ini... Dan ternyata ga sesakit yang aku bayangin..."

"Jadi ga sakit ya?" tanyaku lagi berusaha memastikan.

"Engga.." Gracia menjawab sambil menggeleng.

"Makasih.." sahutku. "Itu artinya kamu benar-benar cinta sama aku.. Makasih ya..."

"IYAAA... KAK... IYA.. AKU CINTA SAMA KAK ADS.. AKU CINTA SAMA KAK ADRIAAANN..."

Aku kembali meneruskan genjotanku pada lobang pantat Gracia dengan diiringi suara pantatnya yang bertemu pahaku dan juga suara desahan, rintihan, erangan, lenguhan dan racauan yang keluar dari bibir Gracia yang terlihat dengan sangat jelas kalau dia sangat menikmati perlakuanku padanya. Kedua tanganku begitu asik menggerayangi kedua payudara milik Gracia yang memang begitu kenyal dan sangat membuat ketagihan untuk meremas-remasnya. Sementara kedua tangan Gracia berpegangan pada tubuhku yang ada di belakangnya. Pemandangan yang sungguh sensual dan seksi, seorang gadis berkulit putih mulus berpegangan pada seorang laki-laki yang sedang menggenjotnya dari belakang. Hal itu terus berlangsung sampai pada akhirnya,..

"AAAKKKHHH... GREE... AKU GA KUAATT.. AKU MAUUU..."

"IYA, KAK.. AKU JUGA.. BENTAR LAGII... TERRUUUSSSHHIIN.. LEBIH CEPEEEETT AAAAHHH"

"GRACIAAAAAARRRRGGGGHHHH...."

"KAK ADRIAAAAAANNNNNNHHH......."

Kami orgasme dalam waktu yang hampir bersamaan. Aku menyemburkan spermaku yang sudah tertahan daritadi ke dalam lobang pantatnya dan Gracia juga menyemburkan cairan orgasmenya sampai benar-benar membasahi tempat tidurnya. Gracia squirting.
Tapi ternyata itu saja masih belum cukup bagiku. Penisku masih tegang, aku masih bisa melanjutkan untuk satu atau dua ronde lagi.

Tapi sepertinya Gracia sudah kelelahan, hal itu bisa dilihat dari wajah lelahnya yang menempel pada bantal. Ya, Gracia sudah tidak menggunakan tangannya lagi sebagai tumpuan, badannya sudah ambruk ke depan tapi penisku masih menancap di lobang pantatnya. Sejujurnya aku masih ingin melakukannya, tapi melihat keadaannya yang seperti sekarang ini membuatku harus,...

"Kak Ads kalo masih mau gapapa kok" sahut Gracia tiba-tiba.

"Eh?! Gre??"

"Kalo masih mau lanjut, gapapa.. Lanjutin aja" ucapnya lagi. "Aku juga masih mau kok..."

"Bener ya,.."

"Iya... Habis enak.."

Setelah memastikan kalau Gracia tidak akan mempermasalahkan jika aku masih ingin melanjutkannya, maka aku pun langsung saja melanjutkan seperti keinginanku. Dan keinginan Gracia tentunya.

PLOOKK
PLOOKK
PLOOKK
PLOOKK

Aku langsung menggerakkan pinggulku pada tempo tinggi. Selain karena memang sudah sangat bernafsu dengan pantat Gracia, aku juga berfikir kalau orang tua Gracia bisa pulang kapan saja.
Ya, aku juga berfikir ke depan. Aku juga memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nanti. Bukan hanya memikirkan nafsuku saja.

Yaah,... Meskipun harus kuakui posisi Gracia yang saat ini membuat pantatnya semakin menungging tinggi juga membuatku tidak tahan untuk tidak meremas pantatnya yang sekal nan padat itu.

"Kak..." panggil Gracia tiba-tiba ditengah genjotanku pada pantatnya.

Dia mulai bangkit ke posisi semula dimana dia kembali bertumpu dengan kedua tangannya.

"Tampar aja, kak..." ucap Gracia tiba-tiba.

"Hah?!" aku bingung dengan maksud perkataannya tapi tidak menghentikan gerakan pinggulku dalam menggenjot pantatnya.

"Tampar aja pantat aku..." ucap Gracia lagi. Memperjelas ucapannya yang sebelumnya. "Aku tau kok kalo kakak pengen nampar pantat aku. Jadi,... Tampar aja, kak.. Tampaarr"

"Gapapa, Gre?" tanyaku memastikan.

"Gapapa, kak" jawabnya cepat. "Tampar aku.. Kasarin aku... Aku gapapa kok.. Justru dari lama aku udah sering bayangin 'dikasarin' sama kak Ads dalam keadaan kayak gini..."

Jujur, aku tidak penah menyangka kalau Gracia akan mengatakan kalimat seperti itu. Jadi, tanpa membuang waktu lagi...

PLAKK
PLAKKK
PLAKKKK

Aku benar-benar menuruti permintaan Gracia. Bisa dibilang, kalau sekarang ini aku sedang membalasnya. Ya, tadi dia menamparku sebanyak dua kali bukan. Jadi sekarang ini aku membalasnya, kali ini aku yang menamparnya, tapi aku tidak menampar wajahnya, aku menampar bongkahan pantatnya yang sungguh menggoda itu.

Rasanya sangat salah bagi seorang laki-laki untuk menampar seorang gadis. Ya, meskipun aku sendiri pernah melakukannya sih. Tapi itu kan karena gadis itu yang terlebih dahulu menghina gadis yang paling kucintai. Ah, sebaiknya aku tidak perlu terlalu memikirkan hal itu saat ini.

Ya, lebih baik aku berkonsentrasi pada gadis yang sedang menungging di hadapanku saat ini dengan penisku yang sedang menusuk-nusuk lobang pantatnya. Sesekali juga aku jambak pelan rambutnya itu hingga membuat kepalanya mendongak dan dari bibirnya keluar desahan kenikmatan.

PLAKKKK
PLAKKKK
PLAKKKK
PLAKKKK
PLAKKKK
PLAKKKK
PLAKKKK
PLAKKKK

"AAHHH.. IYAAA... TERUS KAK ADS.... IYAA" Gracia terus meracau.

Kemudian aku sedikit merendahkan tubuhku sehingga aku bisa membisikkan kata-kata di dekat telinganya..

"Gre, kamu tau kan apa yang kamu lakuin saat ini?" tanyaku dengan berbisik.

"Kak Ads~~" balas Gracia lirih.

"Kamu itu idol, Gre... Punya banyak fans.. Dan lagi kamu itu juga center tim.." bisikku lagi. "Tapi kamu udah ngerengek-rengek ke aku minta buat dianalin.. Kamu nakal, Gre... Kamu idol yang nakal..."

Gracia tidak mengatakan apapun untuk membalas ucapanku, justru tiba-tiba dia mencium bibirku dengan cukup ganas.

"Iya, kak.. Aku emang nakal. Aku idol nakal yang minta dianalin sama kakak" ucap Gracia sesaat setelah ciuman kami terlepas. "Gimana, kak rasanya pantat aku? Oshinya kak Ads..."

Gracia justru semakin menggodaku dengan memutar-mutarkan pantatnya. Kurasa aku tidak perlu menjawab pertanyaannya Gracia tadi dengan kata-kata. Cukup dengan gerakan pinggulku yang semakin lama semakin cepat saja, itu sudah bisa menjadi jawaban betapa nikmatnya lobang pantat oshiku ini.

Ya, pantat seorang Shania Gracia yang mungkin selama ini menjadi objek fantasi kalian. Sekarang aku sedang merasakan betapa nikmatnya pantat tersebut, betapa sempitnya lobang pantat Shania Gracia.
Mungkin selama ini kalian sering membayangkan bagaimana sempitnya lobang pantat ini, tapi aku tidak peduli sama sekali bagaimana kalian membayangkannya karena sekarang ini, saat ini, detik ini juga, aku sedang merasakannya sendiri.

Dan jika kalian menanyakan bagimana rasanya. Jujur, kenikmatan yang kudapat ini tidak bisa untuk diungkapkan dengan kata-kata. Tapi yang jelas, ini sudah pasti melebihi semua ekspetasi kalian.
Padahal aku hanyalah fans-nya saja, hanya salah satu dari sekian banyak orang yang meneriakkan namanya saat dia sedang menari-nari di atas stage. Tapi 'fan service' yang diberikannya ini sungguh sangat istimewa.

Oh, bukan.
Aku baru ingat, aku bukan hanya sekedar fans-nya saja. Tapi aku juga adalah,...

"Gre... Junior nakal harus dihukum kan ya.."

"Ah?! Iya, senior... Hukum aku, senior.."

"Nakal banget sih junior satu ini.. Minta dikentotinnya di pantat" ucapku memanas-manasi telinganya. "Seks pertamanya minta di anal... Ahhh... Dasar junior nakal"

"Iya.. Kakak senior,.. Junior kakak ini emang nakal banget.. Ah.. Ahhh... Hukum aja.. Tubuh aku... Seutuhnya milik kamu" balas Gracia dengan mendesah sebelum kami kembali berciuman dengan mesra.

Sambil terus meremas-remas payudaranya dan melumat bibirnya, aku terus memompa penisku keluar masuk lobang pantat Gracia. Kulepaskan kedua tangannya dan melepaskan pegangannya pada tubuh Gracia. Gadis cantik itu kini menungging seperti semula. Tapi aku langsung menarik kedua tangan Gracia ke belakang. Terlihatlah diriku seperti sedang 'mengendarai' Shania Gracia. Gracia sendiri pasti seakan merasa tak berdaya kuperlakulan seperti itu. Aku benar-benar telah menguasai oshiku sendiri.

"Emmhhh.. Eenngghhhh... OOOHHH!! TERUUSSHHH KAAAKK!!! Uuuhhhmmm...." tubuh Gracia sudah benar-benar berkeringat, panas karena gairah & nikmat yang terus menerus mendera dirinya.

Kedua buah payudara Gracia yang menggantung dengan indahnya itu bergerak maju-mundur seiring dengan gerakan tubuhnya. Indah sekali pemandangan susu Gracia bagaikan 2 buah jam bandul yang bergoyang maju mundur secara terus menerus.

"MMMNNHHHH...." Gracia melenguh. Cairan hangat meleleh keluar dari bibir kemaluannya, tanda kalau dia telah merasakan puncak dari kenikmatannya.

"UUOOOHHHH..." hanya berselang beberapa detik, aku juga ikut melenguh. Aku menarik kedua tangan Gracia ke belakang lebih kuat dan menekan penisku sampai mentok di lobang pantat Gracia.

"HEMMHHH..." ekspresi wajah Gracia yang tadinya sedang meresapi rasa hangat & nyaman pada liang anusnya berubah menjadi ekspresi kenikmatan lagi.

Ya, aku sudah mulai kembali menggenjot Gracia lagi. Aku sudah benar-benar ketagihan dengan kenikmatan yang kudapat dari lobang pantat Gracia, ditambah aku memang sudah lama tidak merasakan hal seperti ini. Kutekan tubuhnya ke bawah sehingga Gracia pun jadi tidur tertelungkup dan aku menindihnya dari atas. Posisi ini membuat penisku terasa masuk begitu dalam di lobang pantat Gracia.

"Kamu masih kuat kan, Gre..?" bisikku di telinga Gracia sebelum mengecupi pundak kirinya.

"Masiihhh, kaakkk..." jawabnya agak mendesah.

Aku pun mulai 'menyeboki' Gracia dengan penisku lagi. Kali ini tidak berlangsung lama, cukup dengan beberapa kali tusukan saja sebelum akhirnya aku kembali mengeluarkan spermaku. Tapi aku sempat mencabutnya terlebih dahulu -yang menimbulkan bunyi 'plop' yang cukup kencang- sehingga semburan spermaku bermuncratan membasahi pantat Gracia, ada juga yang mengenai punggungnya, bahkan ada juga yang sampai mengenai rambutnya meskipun cuma sedikit.

Kulihat sekilas lobang pantat Gracia menganga cukup lebar akibat perbuatanku. Tapi perlahan lobang pantat tersebut kembali menutup dengan sendirinya sampai akhirnya kembali terlihat menjadi lobang yang kecil dan sempit.
Itu menandakan kalau suatu saat nanti, saat aku melakukan melakukan anal seks lagi dengan Gracia, aku pasti akan merasakan kenikmatan yang sama atau mungkin lebih, hehehe...
.
.
.
.
.
.
.
"Kak Ads.. Kenapa sih kok ga mau?"

Entah sudah berapa kali Gracia menanyakan hal tersebut. Tapi yang pasti itu bukan yang kedua atau ketiga, melainkan sudah lebih dari 10 kali dia menanyakan hal tersebut.

Sebenarnya apa yang ditanyakan Gracia?
Sederhananya begini, di meminta -atau mungkin lebih tepatnya memaksa- agar kami berdua memakai panggilan sayang seperti pasangan bodoh lainnya.
Masalahnya, sudah menjadi rahasia umum kalau panggilan sayang adalah,... Kejijikan yang ga perlu.
Ya karena perasaan sayang kepada seseoramg, tidak perlu ditunjukkan dengan kata-kata saja, tapi harus dengan tindakan. Tapi sepertinya sulit untuk menjelaskan hal itu pada Gracia.

Oh iya, aku belum menjelaskan..
Tadi setelah kami selesai, kami beristirahat sebentar, kami langsung beres-beres menghilangkan 'bukti-bukti' sisa dari pertempuran kami berdua. Selain mengganti sprei Gracia yang basah karena terkena banyaknya cipratan cairan vaginanya dan juga keringat kami, kami juga mandi sekali lagi. Bedanya kali ini kami mandi bersama, benar-benar hanya mandi. Meskipun memang kami juga sesekali saling mrnyentuh satu sama lain.

"Oh,.. Atau gini aja, kak Ads.. Kita saling manggil kayak biasanya aja" ucap Gracia lagi. "Tapi kita nyebut diri kita sendiri pake panggilan itu. Gimana?"

"Engga" tolakku cepat.

Sebenarnya aku tidak begitu mengerti dengan apa yang dimaksud Gracia karena penjelasannya itu agak tidak menjelaskan apapun. Jadi, aku akan coba untuk memikirkannya sebentar ya...

Ah, aku paham.
Jadi yang dimaksud oleh Gracia adalah. Kami berdua memanggil satu sama lain seperti biasanya, jadi aku memanggil dia 'Gre' dan dia akan memanggilku 'kak Ads'.
Tapi bedanya, dia ingin agar kami, mengganti kata aku/saya/gue dengan menggunakan panggilan masing-masing. Jadi aku harus menyebut diriku sendiri kak Ads, dan begitupun sebaliknya dengan Gracia.

Itu bahkan lebih buruk daripada panggilan sayang. Aku memberikan contoh saja untuk lebih memperjelas jika kalian belum paham...
Jadi kalau orang normal, akan seperti ini...
'Gre, kalo menurut aku...' atau 'Gre, kalo menurut gue...'

Itu orang normal, tapi kalau menuruti permintaan Gracia. Jadinya akan seperti ini...
'Gre, kalo menurut kak Ads...'

Itu kan jadinya seperti orang narsis ya, yang selalu ingin eksis. Seperti ingin sekali dikenal banyak orang. Biasanya ini artis baru sih yang seperti ini. Aku tidak akan menyebutkan nama. Itu tidak perlu...

"Kak Ads... Kenapa sih?" Gracia masih bersikeras.

"Udahlah, Gre.. Aku punya rencana sendiri"

"Rencana apa?"

"Sulit jelasinnya.. Harus ada Shani juga. Soalnya ini rencana berhubungan sama hubungan kita bertiga..." balasku asal. Sebenarnya tidak ada rencana apa.

"Hmm..."

"Ya udah deh, nonton TV aja yuk" ajakku yang kemudian duduk di sofa dan mengambil remote TV. Ini rumah siapa sih? Kok sepertinya aku seenaknya ya?

"Kak Ads ga laper? Mau aku bikinin sesuatu?"

"Ga usah, kebanyakan telor dadar ga baik" tolakku halus. Itu halus kan ya.

"Kalo gitu mau apa? Soto? Sop buntut? Kare?"

"Ga sehat kalo semuanya dalam bentuk mie" aku tahu isi pikirannya.

Gracia tiba-tiba duduk di pangkuanku, menghadap ke arahku sambil memasang ekspresi cemberut.

"Mau apa lagi sih?" tanyaku. "Aku pengen nonton TV ini"

Meskipun aku tidak yakin ada acara yang bagus di jam-jam seperti ini.
Mungkin ada acara yang bagus, tapi itu menurut orang bodoh kebanyakan. Contohnya acara apa?

Rumah Uye... (Uyeee.. Gaya Reggae)
Acara yang bisa merelaksasi orang (bukan hipnotis katanya) sampe bisa ngomong jujur apa adanya.
Kenapa dia tidak bekerja pada KPK saja ya? Dengan begitu kan koruptor akan lebih mudah untuk ditangkap.
Tapi yang paling kampret dari acara ini adalah,... Mantan oshiku pernah ada di acara tersebut. ****** memang.

Lagian stasiun tv ini kenapa suka sekali ada hipnotis-hipnotisnya sih?
Kalau tidak salah, nanti malam ada juga acaranya yang pakai hipnotis juga, dengan kalimat template...
'Ga tau kenapa ya...'

Tidak bertanggung jawab sekali bukan, setelah menghipnotis orang, dia... 'Ga tau kenapa'.

"Nonton TV buat apa sih kak? Nyari hiburan?" tanya Gracia lagi. "Kan udah ada aku,... Gadis penghibur kakak"

Oke, itu pernyataan yang sedikit ambigu. Jadi aku lebih memilih untuk diam tanpa menanggapinya.

"Kak... Kakak tau ga kenapa aku suka warna ungu?"

Kenapa Gracia tiba-tiba mengatakan hal tersebut?
Oh, aku paham. Gracia tentu hanya ingin agar aku fokus pada dirinya saja.

"Hmm?" tanggapku singkat.

"Jadi warna ungu itu kan gabungan antara dua warna yang berbeda, merah dan biru. Dua warna yang kalo dijejerin, rasanya agak gimana gitu.."

Ya, memang benar apa yang dikatakan Gracia, merah dan biru memanglah dua warna yang kontradiktif. Tapi berbeda dengan hitam dan putih yang masih bisa cocok. Merah dan biru jika ditaruh bersebelahan, seperti kurang bagus untuk dilihat.
Tapi kenapa Gracia tiba-tiba membahas ini?
Tujuannya apa?

"Tapi,... Warna ungu seakan mengubah cara pandang itu" tambah Gracia. "Kalo ga bisa di jejerin,... Ya disatuin aja. Hasilnya malah lebih bagus.." jelasnya kemudian. "Aku pengen kita kayak gitu, kak Ads... Bersatu untuk menghasilkan sesuatu yang indah. Makanya aku suka warna ungu, itu karna kak Ads~~"

Gracia mengakhiri 'presentasi'nya dengan memelukku. Tentunya masih dengan dirinya yang duduk di pangkuanku.

Dasar,... Kenapa gadis tiba-tiba bisa menggunakan warna favoritnya untuk menjelaskan bagaimana rasa cintanya padaku.
Itu membuatku akan merasa sangat berdosa jika tidak membalas rasa cintanya itu bukan.

Tapi, tunggu sebentar...

"Bukannya kamu suka warna ungu sejak kecil ya?" tanyaku akhirnya.

"Justru itu" sahutnya. "Itu artinya aku udah cinta sama kakak sejak aku kecil, bahkan mungkin semenjak aku bayi" tambahnya. "Atau,... Aku udah punya firasat kayak gitu sejak aku lahir kalo aku pasti bakal jatuh cinta sama kak Ads, hehe"

Bisa saja dia menjawabnya.

"Kak, Adrian... Aku sayang kamu, dan akan selalu begitu" bisiknya lembut.

Kemudian kuelus-elus rambutnya itu saat kepalanya bersandar di bahuku. Aku kehabisan kata-kata untuk membalasnya ucapannya tadi.

"Kamu mau sampe kapan aku pangku?" tanyaku kemudian. "Pegel tauu... Kamu berat"

"Maaf ya, kak.."

Aku cukup terkejut karena Gracia justru meminta maaf. Awalnya aku kira dia akan marah saat aku mengatakannya, tapi ternyata tidak. Ya, meskipun aku tidak mengharapkan dia marah sih, aku kan hanya bercanda saat mengucapkan kalimat itu tadi.

"Kalo aku duduk sendiri, rasanya aneh, kak... Kayak masih ada yang ngeganjel gitu.." jelas Gracia kemudian.

Oke, jadi intinya apa?
Jangan mangku Gracia, berat. Kalian mungkin mau, tapi Gracia-nya engga. Biar aku saja.

"Oh iya, kak. Kakak mau aku kasih tau satu rahasia ga?" tanyanya tiba-tiba. "Ini ada hubungannya sama ci Shani"

Rahasia dan Shani. Untuk di beritahu soal rahasia saja, sudah pasti siapapun akan tertarik, termasuk aku. Apalagi ini ditambah dengan rahasia yang berhubungan dengan Shani. Aku wajib untuk mengetahuinya.

"Apa?"

"Jadi sebenernya,... Sebelum kak Ads nyampe di rumah aku, ci Shani udah ngasih tau duluan ke aku kalo kak Ads bakal dateng buat minta maaf.. Dan aku seneng banget dengernyaaa..." terang Gracia. "Tapi,.... Ci Shani nyuruh aku buat nge-test kak Ads dulu.. Bener-bener niat mau minta maaf apa engga"

Shan,... Kenapa kamu bikin aku repot sih?

"Dan sebenernya ci Shani juga tau lho masalah surat itu. Aku dulu pernah cerita sama.." tambah Gracia. "Tapi itu aku ceritanya sebelum aku tau kalo kak Ads sama ci Shani ada hubungan.."

Tunggu?
Shani sudah tahu?
Apa itu yang membuatnya memintaku untuk segera datang kesini dan meminta maaf kepada Gracia secara langsung?

"Jadi, kak..."

Sebelum Gracia menyelesaikan kalimatnya yang berikutnya, aku langsung memindahkan Gracia untuk duduk di sofa kemudian bangkit berdiri dan segera berjalan ke arah pintu depan.

"Eh?! Kak..?" Gracia sedikit terkejut. Tapi itu tidak perlu terlalu dipermasalahkan.

Kubuka pintu depan dan,... Hujan masih cukup deras meskipun tidak sederas tadi. Tadi itu mungkin bisa dibilang badai ya?
Pada siang yang berbadai, aku dan Gracia,... Hehehe.

Sudahlah, yang terpenting sekarang bukanlah masalah hujan, tapi ada sesuatu yang menarik perhatianku. Yaitu, di depan gerbang ada mobil yang baru saja datang.

"Ada apa sih, kak?" tanya Gracia yang ikut menyusulku.

"Firasatku tidak pernah salah" gumamku pelan.

Aku segera mengambil payung dan membukakan gerbang agar mobil tersebut bisa masuk.

Kenapa kalian harus bertanya lagi sih?
Ya mau mobil siapa lagi?
Itu keluarganya Gracia, ada papanya, adik-adiknya, dan tentunya,... Mamanya.

"Koh Ads.. Udah lama nih ga main kesini. Kemana aja??" sapa Ecen saat memasuki rumah.

"Habis pulang kampung. Nyari wangsit" jawabku bercanda. "Oh iya, Aten.. Pinjem kaosnya ya, tadi waktu kesini, kehujanan"

"Pake aja koh.. Gapapa"

Aten dan Ecen terlihat sangat senang melihatku ada disini. Terutama Ecen yang kemudian langsung mengajakku untuk mabar, sayangnya aku tidak bisa karena hapeku yang rusak.

Mamanya Gracia hanya melihatku sebentar sebelum akhirnya berjalan melewatiku begitu saja, dari sorot matanya seakan keheranan kalau ternyata aku masih bernafas.
Sebenarnya salahku apa sih?
Ya, memang anak gadis satu-satunya baru saja aku... Tapi kan dia tidak tahu. Belum. Jangan sampai dia tahuuuu.

Sikapnya itu sungguh berbeda dengam suaminya yang langsung mengajakku bicara. Tapi, entah kenapa firasatku mengatakan kalau dia akan mengatakan hal yang konyol.

"Jadi sekarang bawa martabak?" tanya papanya Gracia. Benar kan firasatku.

"Oh,.. Mmm..."

"Jangan kesini cuma buat numpang makan dong.." tambahnya. Kenapa kesannya aku jadi seperti orang yang tidak tahu diri ya?

"Ini kan masih sore, om.. Belum ada yang buka" aku memberikan alasan. "Nanti deh, sebelum saya pulang, saya beliin. Tapi nunggu ujannya sampe bener-bener reda dulu ya, om"

"Kenapa tiba-tiba kamu pengen pulang? Ga betah kamu di rumah saya?"

Ini om-om satu maunya apa sih?

"Kalo sampe malem masih hujan,... Nginep aja koh.. Tidur di kamar aku" tawaran yang menarik dari Ecen, tapi ada hal lain yang harus aku selesaikan terlebih dahulu.

"Om, mau toping apa? Nanti saya beliin martabak yang sesuai sama request om deh" aku berusaha membujuk calon papa mertua.

"Saya ada penyakit gula.. kamu mau bunuh saya ngasih martabak manis??! Heh??!" kok tiba-tiba galak.

Tapi aku tidak habis akal, kujawab saja pertanyaannya..

"Oh gitu.. saya ga tau om.. Nanti saya beliin martabak telor khusus buat om deh, gimana??"

"........."

Deg.. Deg..
Deg.. Deg..

Beliau memandangiku beberapa saat.. Lalu..

"NAAAHH!!" "Gituuu doooongg! Hahahaha! Itu baru calon menantu yang baik!" gayung bersambut.

Beberapa detik yang lalu aku menyebut dia 'calon papa mertua', dan sekarang dia menganggapku 'calon menantu yang baik'. Tinggal diskusi antar 3 keluarga saja.
Dan dari yang aku tahu ibunya Shani cukup akrab dengan Gracia. Begitupun sebaliknya, mamanya Gracia juga cukup akrab juga dengan Shani.
Lalu bagaimana dengan ibuku?
Kalau dia, aku bisa menyatakan dengan pasti kalau dia akan menyukai Shani dan Gracia. Ya, mungkin bisa dibilang akan akrab dengan siapapun gadis yang berpotensi menjadi calon menantunya, hehehe.
Tinggal bagaimana caranya meyakinkan mamanya Gracia agar mau menerimaku sebagai menantunya saja.

Kalau para orangtua yang laki-laki, selama kekonyolan mereka satu frekuensi, sepertinya mereka akan ceoat akrab.

"Oh iya, Ads.." panggil papanya Gracia tiba-tiba. "Kamu suka bola kan.. Suka emyu"

Tunggu sebentar..
Dia tahu darimana?

"Waktu itu kamu kesini pake jaket emyu kan" oh, gara-gara itu.

"Iya, om.. Kenapa ya?"

"Kamu nginep aja kalo gitu, kayak kata Ecen" sahutnya. "Nanti malem, dini hari besok sih.. Ada pertandingan emyu kan. Kita nonton bareng.."

"Kalo diijinin..... Saya mau aja sih, om.." jawabku.

"YEAY!! NOBAAARR!!"

"Aten!! Ecen!! Kalian besok harus sekolah.." mamanya Gracia memang ahlinya merusak euforia anak-anaknya. Kedua anaknya yang sedang menonton TV itu pun langsung memasang ekspresi kecewa.

"Bagus.." sahut papanya Gracia. "Awas kalo sampe nanti kamu ketiduran.." lah, kok ngancem..

Setelah itu papanya Gracia meninggalkan aku dan... Gracia yang sejak kepulangan keluarga hanya diam saja.

"Kak Ads.. Kak Ads.." akhirnya dia buka suara. "Aku mau lanjutin omongan aku yang tadi.." tambahnya.

"Hah?! Ya ngomong aja.." balasku.

"Jadi, sekarang kak Ads udah tau kan kalo ci Shani juga ikut andil dalam ngerjain kakak.."

Apa lagi tujuan Gracia kali ini?

"Ga ada rencana buat 'ngehukum' ci Shani juga??"

"HEH?!!"


Bersambung.jpg

-Bersambung-
 
Terakhir diubah:
Catatan Penulis:


Ya, semua cerita tentang Adrian yang galau soal perasaannya ke Gracia, sampe dia ngilang, balik lagi, terus pergi lagi, ke Belanda, flashback Eno, berita soal pesawat, sudut pandang Gracia, Adrian pulang ke Indonesia, bikin Gracia nangis, Adrian hujan-hujanan demi minta maaf ke Gracia, Adrian kena tampar Gracia...

Itu semua demi ini
Demi ngeyakinin Adrian buat eksekusi Gracia
Ya, meskipun sebenernya Gracia masih segel sih..
Tapi gapapa, ini baru langkah awal. Tunggu aja kedepannya kayak gimana....

Alias
Ini baru Gracia lho, Shani nanti kayak gimana ya....???


Oke, cukup. Dan bagi kalian yang bingung di rumah mau ngapain..
Saya saranin buat nonton one piece aja..

924 episode lho

Inget juga, Adrian pernah bilang,...

Jaga diri.

Jangan sampai kamu sakit, pastikan untuk makan dengan benar




Makasih, Stay Safe, Take Care & Don't Forget To Be Happy
• TTD H4N53N


Alias
Udah ya, jangan nagih lagi..
"Haha hehe mulu ga update update"


Pengen nge-post foto aja..

Aduh.. Pada manyun semua biar apa sih??

P-20200316-093107.jpg


'GreShaNinAy'
Eh, kayak pernah gue sebutin dimana gitu...
 
Terakhir diubah:
Ga ada yang mau meriksa page 82 nih?
Mending periksa sendiri deh,.. Daripada ngeliat komen.
Belum tentu mereka jujur, bilang belum padahal udah.. Biar ga pada tau kalo update
Atau sebaliknya, bilang udah, padahal belum.. Biar ketipu juga wkwkwk
udah diperiksa tu page 82 belum ada perubahan jadi page 83.,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd