Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Finding Reality ACT II

Yg folder 1.2 kok gw kgak bisa dengerin yak apa emang kgak bisa wkwkwkwkwk
saya bisa kok
Loh kenapa sampai ga tau ada updatenya hihi
ckckck
Hehe not bad

alias

nice voice
hehehe
Yee maksudnya bikin kepengen baca lagi huu.
oh
Iya kak, soalnya kemaren gangguan jaringan, gak bisa buka forum 2 hari, cuma blank putih
:hua:
wah... Koneksinya mungkin, saya juga pernah tuh
kesengajaan dia hu, mintak dipentung=))
fitnah
oooh, orang manchester ya? ngetiknye nap nop

kalo ane nyesel sih kagak, lebih ke pengen dikasih yang lebih ngeselin dan nyeselin sih, hayo lo:hore:
apa'an??
Ooo pantes sue emang wkwkwkwk
sue dewe
Waduhhh ganti ava Apakah ada yg terjadi kemudian ???
gatau
 
Kalo typo, biasanya langsung dihapus terus tweet ulang
Atau beberapa jam kemudian akan klarifikasi
Berarti yang ini sengaja dong ya

Screenshot-20200617-165626-1.jpg


Alias
No mention banget nih?? :pandaketawa: :pandaketawa:
 
Selamat kak ads, akhir nya Shani udah gak malu2 mengakui dirimu sebagai penyemangat diri nya 🤭👏👏👏
Oia emang situ ada kegiatan apaan ya ?
 
Terakhir diubah:
Wah, semangat kak ads!
:semangat:
hehehe
Semungut ads udah dimention gitu Walaupun typo
justru itu no mention dong
Iya itu sengaja kan biar kak ads update :pandajahat:
mang iya?
Selamat kak ads, akhir nya Shani udah gak malu2 mengakui dirimu sebagai penyemangat diri nya 🤭👏👏👏
Oia emang situ ada kegiatan apaan ya ?
selama ini emang ga pernah malu, cuma kurang berani aja..

Alias
anda kok kepo sama kegiatan saya?
Fix dibajak gracia:marah::marah:
iri anda bos?
waahhh ada apa nihhh :baca:
angel ga usah cemburu..
pusing bgt perkara hp dan taiwan
HEH?!
Kirainnn udahh up masih sabar menunggu GRESHANIN
waduh... Disuruh nambah lagi
Masih menunggu dan selalu menunggu
ciee
Sedihhh gua dua kali oda sensei up sini masih nihil
animenya libur
Ci Shani tolong ngetweet lagi.,tulis aja
Yey.,Martial hattrick.,
jangan bilang disini..
sana ke twit**ter atau ig nya
Tumben si Ads lama yakkk
ah masa..
Hmmm 3minggu
ya udah, 3 bulan deh
 
Bimabet
IMG-20181214-203035.jpg



Part 48: Studio


POV Adrian

P-20200530-213649.jpg






Pergilah tanpa mengucapkan satu katapun
Seperti saat pertama kau datang kepadaku~

Pada momen perpisahan kita ini
Kenangan indah sedikit demi sedikit runtuh~

Meski aku berharap itu kan bertahan selamanya
Tapi ku tahu itu bukan apa-apa, hanya doa tak berarti~

Apakah kita benar-benar saling mencintai?
Atau apakah cinta ini hanya untuk saling menyakiti?




"Gila!! Yang ini juga enak" ucapnya memuji. "Baru denger beberapa detik langsung suka gue sama lagu ini. Ada lagu-lagu kayak gini, tapi lo masih ga mau masuk dapur rekaman??" dan dia juga tanpa lelah masih berusaha membujukku. Aku jadi sedikit ragu akan pujiannya tadi.

"Ogah, bang.. Males gue" jawabku akhirnya.

"Padahal ini ada sekitar 60-70 lagu. Belum lagi ditambah sama lagu-lagu yang lo backup di e-mail. Kalo bikin satu album, isi 10-12 lagu lah misal.. Rilis satu tahun sekali aja, bisa sejahtera hidup lo" dia masih berusaha membujukku. "Pasti bakal sukses, manggung sana sini, terkenal. Dalam beberapa tahun, lo bisa ngehasilin duit banyak. Selama masa itu juga bisa bikin lagu baru kan"

"Justru itu. Saking banyaknya dan bagus-bagus semua. Gue jadi bingung, kalo misal debut nanti.. Pake lagu apa buat single pertama" jawabku. "Istilahnya buat perkenalan gitu.."

Itu penting bagi musisi di era sekarang. Karena kalau ada seorang musisi baru yang muncul, lagu pertamanya pasti menjadi lagu yang identik dengannya. Seperti first impression.
Tidak perlu jauh-jauh, JKT48 misalnya. Orang-orang pasti pikirannya langsung ke 'yang lagunya i want you'.

Kalau lagu pertama bisa diterima masyarakat dan mendapat respon yang baik, untuk selanjutnya pasti akan lebih mudah. Tapi kembali lagi, aku tidak tertarik dengan itu semua.

"Atau kalo engga, lo coba jual ke musisi lain" bujuknya lagi.

"Ogah banget malahan.. Persoalan tentang royalti di Indonesia kan masih belum jelas" balasku.

"Bener juga.. Tapi sayang banget lho"

"Siang..~" tiba-tiba ada seseorang yang datang.

Bang Fey langsung menengok dan aku sendiri memutar kursi untuk melihat siapa yang datang.

"Sendirian aja, kak Nadila?" aku berusaha menyapanya seramah mungkin.

"Lo liatnya gimana?" dia masih judes terhadapku.

Tanpa memperdulikan apa aku akan membalas atau tidak pertanyaannya itu, kak Nadila langsung saja menjatuhkan bokongnya, ehm.. Pantat,.... Ya itulah pokoknya. Dia duduk di sofa intinya begitu.

Oh iya, aku belum menjelaskan ya. Daritadi aku belum menjelaskan apapun. Sekarang aku berada di studio. Ada di judul part-nya sih.
Seperti yang sudah kujelaskan, aku membantu acoustic untuk membuat lagu original mereka. Meskipun sebenarnya aku masih bingung, tugasku itu apa??

Ya, dan aku daritadi itu sebenarnya sedang bersama bang Fey. Dia itu..., bagaimana menjelaskannya ya. Dia sebenarnya bukan staff jeketi. Tapi beberapa kali dia membantu jeketi dalam proses 'pembuatan' lagu.
Nah, itu dia yang membuatku bingung dengan tugasku disini. Kalau sudah ada bang Fey. Kenapa masih memerlukan diriku?

Kami belum mulai proses recording. Karena lirik dan musiknya sendiri juga belum jadi.
Aku meminta kak Nadila dan yang lainnya untuk menulis lirik mereka sendiri, maksudku selain untuk melatih mereka dalam 'menulis', itu mungkin juga akan membuatku untuk sedikit memahami mereka.

Setelah liriknya jadi, baru nanti aku akan membuat musiknya.
Tapi kenapa aku sudah ada di studio meskipun aku belum mulai dam pembuatan musiknya?
Sebenarnya aku juga tidak tahu. Maka dari itu, sejak kemarin aku hanya bermain-main disini. Seperti mengubah beberapa lirik lagu yang sudah ada, menulis lirik baru, mengaransemen ulang, atau melakukan recording sendiri. Seperti kebiasaan lama..

Karena.., begini ceritanya, jadi seperti yang sudah kuceritakan sebelumnya. Hape-ku rusak dan aku membeli hape yang baru. Nah, kalau hape baru, untuk e-mail dan segala macam harus didaftarkan lagi bukan. Dan aku lupaaa.... Alu lupa dengan password e-mail ku yang lama.

Akhirnya aku memutuskan untuk membuat e-mail yang baru. Tapi sialnya... atau mungkin untungnya kemarin aku akhirnya ingat dengan password e-mail ku yang lama. Tiba-tiba muncul begitu saja di kepalaku.

Kemudian karena bosan tidak melakukan apapun, aku iseng memeriksa isi e-mail ku yang lama. Dan ternyata disana ada beberapa lagu lama. Rasanya itu seperti menemukan uang di kantong celana kita sendiri.
Karena aku merasa menemukan harta karun, aku langsung mengirimkan semua lagu-lagu itu ke e-mail yang baru, lalu kemudian aku iseng untuk memeriksanya satu persatu dan... Wow. Suara masih terdengar sangat cempreng disana. Tapi terlepas dari semua itu, aku menemukan fakta kalau aku ini jenius. Karena saat itu aku masih berusia belasan tahun, mungkin sekitar 14-15 tahun. Tapi aku sudah bisa menulis lirik sedalam itu, yang mungkin tidak bisa dilakukan anak-anak di usia yang sama. Intinya aku jenius.

Sudahlah jangan terlalu banyak membahas kejeniusan diriku, lebih baik aku memikirkan tentang lagu seperti apa yang akan kugarap bersama dengan Acoustic.

Sebenarnya aku sudah menentukan sih akan bagaimana lagunya nanti, tapi sepertinya kak Nadila dan yang lainnya belum begitu mengerti maksudku. Mungkin nanti aku akan menjelaskan secara langsung saja pada mereka.

Nanti enaknya siapa duluan ya?
Kak Nadila, kak Rona, Aurel atau Sisca?

Mungkin tergantung dari seperti apa lirik yang mereka tulis nanti.

Apa? Maksudku saat proses recording...
Kalian memikirkan apa?
Jangan berfikir yang aneh-aneh!!

"Siang~~"

"Wih.. Nad, udah dateng lo. Semangat banget kayaknya. Pengen ketemu Adrian ya"

"Iihhh.. Ogah banget" bantah kak Nadila cepat.

Yang baru datang itu adalah kak Rona dan Aurel. Tidak apa-apa kan ada kak Rona disini, aku tidak ingin ada masalah nanti.
Lagipula di JKT Acoustic memang ada kak Rona kan.

"Jadi tinggal Sisca nih ya yang belum dateng?" aku mencoba untuk berbasa-basi.

"Ya sabar aja, rumah dia kan jauh" balas kak Rona.

"Iya.. Kira-kira aja kayak kakak lagi jemput Gracia lah" tambah Aurel.

Hei!! Bukan begitu dong cara mainnya. Kenapa mengungkit-ungkit Gr-- Tunggu sebentar...

"Maksudnya gimana?" tanya gue akhirnya. Pura-pura tidak tahu apa-apa.

"Tenang aja, cuma anak-anak KIII kok yang tau" sahut Aurel.

"Rahasia aman deh pokoknya" tambah kak Rona.

"Rahasia? Rahasia apa ya?"

"Ga usah pura-pura bego deh" celetuk kak Nadila. "Lo deketin Shani, tapi sebenernya yang lo incer Gracia kan.. Atau sebenernya lo udah selingkuh sama Gracia ya"

Lah, kok..
Gosip darimana lagi ini woi!!!?

"Kata Yona kayak gotu soalnya.." tambah kak Rona lagi.

Nenek lampir kurang ajar!!

Ya Yona tidak sepenuhnya salah sih, tapi dia tidak sepenuhnya benar juga kan. Dan aku juga memang niatnya tadi hanya untuk meledek dia saja sih. Sekali lagi ya...,

Nenek lampir kurang ajar!!!

"Hei, ga gitu ya... Gue.." tapi aku juga bingung menjelaskannya bagaimana.

"Parah emang,.. Berasa ganteng banget apa.. Selingkuh sama sahabat pacarnya sendiri" celetuk kak Nadila menuduhku.

"Tapi emang ganteng kok" sahut Aurel sambil memandangiku.

"Iya, gue juga mau" tambah kak Rona.

Sebuah tambahan yang tidak perlu sepertinya.

"Yoo.. Wassup. Good afternoon everybody~" Sisca datang-datang sok asik.

"Sis.." nada suara kak Nadila mengintimidasi.

"Ya sorry gue telat" balas Sisca.

"Oke, udah kumpul semua kan" ucapku membuka obrolan kembali.





Ku kan mengantarkanmu dalam kepergianmu
Tanpa mengucapkan sepatah katapun~

Sekali lagi ku ditinggalkan
Bersama semua kenangan menyedihkan~




"Bang, bisa lo matiin dulu ga lagunya" pintaku ke bang Fey. Ternyata daritadi lagunya masih berputar.

"Oke.." jawab bang Fey.

"Biarin aja kenapa sih" sahut kak Nadila. "Daripada omongan lo, gue lebih tertarik buat dengerin lagu tadi. Lagunya enak. Suara penyanyinya juga bagus"

Aku antara senang dan kesal dengan ucapannya barusan.

"Oke, nanti selesai gue ngomong. Gue bakal nyanyiin dikit.."

"Maksudnya?" tanya kak Nadila heran.

"Kalian emang ga sadar? Ini kan suaranya Adrian.." bang Fey menjelaskan.

"Oh iya.. Mirip sih. Tapi lebih cempreng lagi, tapi enak" sahut Sisca.

"Hei.. Itu suara gue pas masih SMA ya wajar lah kalo-"

"Jakunnya baru tumbuh" celetuk bang Fey memotong.

"Udah.. Udah.. Kenapa malah bahas soal jakun gue sih? Lupain dulu soal itu, oke.. Sekarang gue mau nanyain, gimana? Kayak gimana yang udah kalian tulis?" tanyaku akhirnya.

"Belum sama sekali" jawab kak Rona.

"Kok? Kan gue udah minta kalian buat nulis juga kalo ada waktu luang"

"Kita ga ada waktu luang. Kita semua sibuk" balas kak Nadila.

"Heh?!"

"Bukan gitu maksudnya.. Tapi kita cuma takut nanti apa yang udah kita tulis dibuangin lagi" sahut Aurel.

Oh ya, kemarin aku memang membuang-buang apa yang sudah mereka tulis. Karena menurutku apa yang mereka tulis tidak sesuai dengan harapanku. Mereka membuatku jadi membuang-buang kertas. Jangan sampai ketahuan kak Viny.

"Karena apa yang kalian tulis kemaren itu ga sesuai sama harapan gue. Ga sesuai sama konsep lagu yang mau kita garap.. Gue maunya lagu tentang kehidupan, tentang pengalaman kalian, gimana perasaan kalian selama ada di jeketi selama ini" aku akhirnya mulai menjelaskan. "Bukan malah lagu tentang cinta.. Udah biasa yang kayak gitu. Dan lagian..., kalo gue boleh jujur, menurut gue yang kalian tulis kemaren itu biasa. Biasa banget"

"Tap-"

"Kalian ga bisa bantah soal itu" bang Fey memotong ucapan kak Nadila.

Itu bagus, karena sepertinya kak Nadila memang berusaha untuk membantah perkataanku tadi.

"Kalian udah denger sendiri gimana lagu-lagu yang dinyanyikan Adrian kan" tambah bang Fey yang membelaku.

"Tapi... Tapi semuanya kan lagu cinta, belum ada bukti dia bisa bikin lagu tentang kehidupan yang bagus juga" kak Nadila mencoba mencari celah dariku.

Tanpa menjawab perkataannya, aku langsung memutar kursi kembali dan langsung memutar satu buah lagu...,





Hoo.. Ku lelah dengan semua yang terjadi~
Dan ku menjadi marah hanya karna hal-hal kecil~
Aku berjalan di tengah keramaian
Orang-orang tak membicarakanku
Tapi mengapa ku tertunduk~
Aku tak sadar, kini ku tlah dewasa
Di depan ibuku, aku berpura-pura tegar
Agar ia tak lagi cemas memikirkanku~
Tapi kenyataan yang berat, buatku tak bisa tidur
So I sing~

Eh,.. Eh...
Dalam cermin kulihat bayangan diri yang tak kukenali~
Ingin ku kejar mimpi, tetapi tanggung jawab terus membebani~

Jika kau melihat ku yang mulai goyah
Tolong bawalah aku pergi jauh
I wanna runaway...~
Yeah..~ Yeah..~ Yeah..~ Yeah..~

Ke tempat yang tak mengenalku
Dan tak ada yang mencariku
Angkatlah saat ku jatuh~
Aku tak bisa untuk bertahan
I wanna runaway..~ Eh, yeah..~

Hoo.. Ku selalu berpikir kesalahan merupakan kegagalan~
Ku tak ingin gagal, maka ku berhenti mencoba~
Ku tak ingin disakiti, pertemuan ku hindari~
Lebih baik menangis sendiri, ku tak khawatir
Ku baringkan diriku tapi terasa tak nyaman
Ku hanya ingin pergi jauh meninggalkan semua~
Meski esok mentari bersinar dan masih ada harapan~
Tapi itu tak berarti lagi untukku
So I sing~




Kuhentikan lagunya sampai sana.

"Itu contoh satu.. Cukup sampe situ aja ya. Terus ini satu lagi"

Kemudian aku memutar satu lagu lagi.





Hari esok tak menentu
Buatku risau tak bisa tidur~
Banyak yang harus aku lakukan
Tapi kurasa hanya aku yang kekurangan waktu~

Ku harus memikul sebuah tanggung jawab
Harus terbiasa akan sebuah pengkhianatan~
Kulakukan ini agar aku bahagia
Tapi saat ini kurasa tak bahagia~

Semua berubah begitu cepat
Semua sisi memaksaku tuk naik~
Istirahat bagiku kemewahan
Tapi waktu tak kumiliki~




"Oke, cukup.. Segitu aja" aku menghetikan lagu yang kedua. "Gimana?" tanyaku kemudian.

"O-Oke, kita bakal tulis.." balas kak Nadila yang tidak bisa membantah lagi.

Ya, baguslah kalau begitu..

"Ini pelajaran buat kalian" ucap bang Fey tiba-tiba. "Jangan ngeremehin orang lain. Apalagi kalo orang itu Adrian"

"Iya, bang.. Maaf"

Ya, itu benar. Sebaiknya memang jangan meremehkanku. Jangan pernah.
Karena itu adalah tugasku, meremehkan orang lain. Hahaha... Canda guys.


~~~~~~

"Tuh, bang.. Disitu bang. Disitu suara gue kedengeran pitchy ga sih?" aku menanyakan pendapat bang Fey.

"Yang mana sih?" tanyanya.

Karena masih bingung juga harus melakukan apa, akhirnya aku dan bang Fey kembali memeriksa lagu-lagu yang berasal dari e-mail lamaku. Dan aku menemukan ada satu lagu yang dimana suaraku terdengar pitchy disana.

"Gue puter lagi ya..."





Kau hancurkan aku dengan tawamu
Seakan sakit ini tak berarti bagimu.. Wohooo...

Pergilah kau, jangan menghampirku
Ku tak ingin memulainya, jika kau tinggalkanku~~~




"Nah, tuh disitu tuh.. Pas bagian terakhirnya" aku memberi penjelasan.

"Oohh... Ya jangan tanya gue, kalo menurut lo pitchy, kan telinga lo yang lebih peka. Dan kalo menurut lo emang kedengeran kayak gitu, ya lo tinggal record ulang aja" balasnya santai. "Dan juga ini pas bagian verse 1 sama 2-nya, ga kedengeran jelas sih.. Jadi kenapa ga sekalian aja lo record ulang semuanya"

"Nah itu masalahnya..., gue agak lupa waktu itu gue nulis apa" aku juga bingung. "Udah berapa tahun.. Dari gue kelas 2 SMA"

"Ya lo coba inget-inget aja dulu"

"Eh, kalian gapapa kan.. Ga ngerasa keganggu sama lagu-lagu yang kita puterin kan" aku bertanya pada anggota Acoustic.

"Gapapa kok... Orang lagunya bagus-bagus, ga ngebosenin.." sahut Aurel.

"Iya, genre-nya juga beragam... Kok bisa keren gitu sih, kak?" tambah Sisca.

"Takdir.." jawabku asal.

"Nih.." tiba-tiba kak Nadila memberikan kertasnya padaku.

"Ah.. Oh, gue periksa dulu ya"

Kemudian aku segera memeriksa lirik yang ditulis oleh kak Nadila.., dan menurutku itu sudah cukup bagus.

"Bagus sih, tapi.. Mungkin bakal gue ubah dikit, biar lebih ringkas aja ke intinya ya. Gapapa kan" ucapku kemudian meminta ijin setelah membaca apa yang kak Nadila tulis.

Tapi bukannya menjawabku, kak Nadila malah langsung berdiri dan pergi keluar ruangan. Otomatis itu membuat semua orang disini heran.

Apa aku salah bicara?
Apa dia tersinggung karena aku berniat mengubah apa yang sudah dia tulis?
Apa dia berfikir kalau tulisannya buruk dan akan lebih baik kalau aku yang menulis sendiri?

Dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu di kepalaku, maka aku putuskan untuk mengejarnya.

"Kalian lanjut nulis ya, gue mau ngejar kak Nadila dulu.." ucapku pada yang lainnya. "Bang Fey, lo awasin mereka.. Lo nilai juga, kalo menurut lo bagus, nanti kasih tau gue"

Setelah berkata begitu, akhirnya aku keluar ruangan mengejar kak Nadila.

"Kak.. Kak... Kak Nadila"

Aku berusaha menahan tangannya tapi dengan cepat langsung di tepis, dia juga kembali berjalan menjauh dariku. Tapi anehnya dia bukannya turun ke bawah, melainkan malah menuju ke arah balkon. Apa jangan-jangan...

Tidak!! Tidak!!
Jangan sampai seperti itu, kenapa pikiranku langsung mengarah ke kemungkinan terburuk sih.

"Kak.., kak Nadila, jangan!! Maafin gue.." aku masih berusaha menjelaskan padanya. "Bukan maksud gue buat ngubah apa yang udah lo tulis. Bukan berarti tulisan lo jelek juga.. Gue ngerti kok, sebelum lo serahin ke gue, pasti udah lo pikirin berkali-kali kan.. Gue ngerti itu. Gue cuma mau ngubah kata-katanya biar lebih ringkas aja, gue juga ga akan ngubah inti dan maksud dari apa yang mau lo sampein. Lagian kan udah gue jelasin juga dari kemaren kalmmmppphh....."

Aku tidak bisa menyelesailan kalimatku di saat tiba-tiba kak Nadila menyerang bibirku dengan bibirnya. Ya, singkatnya kak Nadila tiba-tiba menciumku.

"K-K-Kak??" aku masih bingung bahkan di saat ciuman kami terlepas.

"Lo ternyata cerewet juga ya" balasnya dengan ekspresi datar tapi kemudian memberikan senyuman tipis.

"M..Maksudnya yang tadi itu apa?" tanyaku lagi.

"Guebyang harusnya minta maaf karena udah judes sama lo selama ini, tapi kalo ga gitu.. Lo belum tentu bakal merhatiin gue kan." balasnya.

"Eh?!"

"Setelah bener-bener kenal sama lo, gue baru paham.. Selain tampang, lo juga cukup menyenangkan, dan... mungkin ada hal-hal lain yang gue belum tau.."

Aku masih bingung dengan apa yang dia maksud.

"Maksudnya gimana sih?"

"Ya intinya.. Gue ga bener-bener benci sama lo kok" balasnya. "Gue cuma agak ga suka pas denger dari Yona kalo lo itu 'ngincer' Gracia padahal udah ada Shani"

Oh ternyata biang keroknya adalah si Nenek Lampir itu. Awas saja.. Akan kubalas jika ada kesempatan.

"Ya udah, berarti lo ga marah kan. Sekarang kita balik yuk.." ajakku kemudian.

"Tunggu" cegahnya. "Katanya lo tadi mau minta maaf sama gue kan"

"Katanya lo ga marah?"

"Oh, jadi tadi itu lo ga bener-bener mau minta maaf.."

"Bukan gitu"

"Ya udah, minta maaf yang bener!!"

"Kak Nadila,... Gue minta maaf ya"

"Hmm,... Gimana ya?" menjengkelkan ternyata ya. "Gue baru mau maafin lo dengan satu syarat"

"Syarat?? Syarat apaaahhh..." aku tidak bisa menghentikan desahanku saat tiba-tiba kak Nadila meremas daerah selangkanganku.

"Hmm..., gede juga punya lo ya" komentarmya yang sekarang mulai mengelus penisku dari luar celana.

"Kak... Ini maksudnya apa? Jangan bilang kalo--"

"Gue bakal maafin lo kalo lo bisa hibur gue"

"Heh?!!"

Tunggu sebentar, sepertinya aku mulai paham maksudnya ini. Aku paham ini akan mengarah kemana. Mulai dari aktingnya yang pura-pra judes padaku, pura-pura marah, pengakuannya tadi, pendapatnya tentang diriku, sampai apa yang baru saja dia lakukan ini. Kalau begitu sebaiknya aku menghukumnya saja agar dia sadar berhadapan dengan siapa. Tapi mungkin sevaiknya aku..

"Kak Nad, kita ga seharusnya.."

"Tenang, ini cuma 'selingkuh fisik' kok" potongnya. "Gue juga ga bakalan cerita-cerita ke yang lain. Yang penting lo-nya jangan sampe baper aja" balasnya. "Tapi kalo lo ga maummmpphhh..." sekarang berbalik, aku yang menciumnya.

"Siapa bilang gue ga mau?" balasku. "Kalo lo yang nawarin sih, gue oke oke aja.."

Ya, tadi aku sebenarnya memangbhanya pura-pura akan menolaknya, aku ingin tahu reaksinya seperti apa. Dan berhubung dia bilang kalau ini hanyalah 'selingkuh fisik' dan dia juga memperingatkan untuk tidak melobatkan perasaan, jadi ini hanya untuk kesenangan sesaat kan. Jadi,.. Kenapa tidak.

"Hmm..., ketahuan ya sifat aslinya gimana" ledeknya kemudian.

"Tapi kan bukan gue yang ngajak.. Lo yang mulai duluan" ledekku balik.

Kami kembali berciuman, bibir kami kembali bertemu. Tak cukup sampai disana, lidah kami juga saling beradu satu sama lain dan sialnya dia berhasil menguasai mulutku. Tapi aku menikmatinya.

"Kak.., waktu kita ga banyak. Kalo kelamaan yang lain bisa curiga juga" ucapku saat ciuman kami terlepas.

"Iya gue tau" balasnya. "Tapi emang lo ga penasaran gimana rasanya dikocokin sama cewek kidal"

Tanpa menjawabnya, kudorong pundaknya kebawah agar kak Nadila segera berlutut di hadapanku dan dia juga segera menurutinya. Dengan cekatan dia langsung membuka resleting celana ku dan mengeluarkan penisku yang langsung mengenai hidungnya.

"Ya ampun, bukan cuma gede.. Panjang juga ternyata" ucapnya lirih dengan mata berbinar. "Bakalan puas nih gue"

"Iya, gue tau... Udah sering gue denger pujian kayak gitu, sekarang cepet kasih service yang lo bilang tadi" balasku sambil tersenyum bangga.

"Oke.. Oke...,"

Kak Nadila mulai mengocok penisku pelan. Dia melakukannya dengan lembut, dan permukaan tangannya yang cukup halus benar-benar memanjakan penisku. Rasanya memang sedikit berbeda karena baru pertama ini aku merasakan penisku dikocok oleh gadis kidal. Tapi rasanya tetap nikmat, aku tetap menyukainya.

"Ssshh... Aaah..."

"Keenakan ya?" tanya kak Nadila disela kocokannya. "Mau langsung ke menu utama atau lanjut gue kocokin aja sampe keluar?

"Sshh.. Terserah sih. Sshh... Tapi waktu kita kan ga banyak" balasku.

"Hmm,... Gimana kalo gue tantangin lo.." tawarnya kemudian sambil tetap mengocok penisku.

"Tantangin apa'an?" jawabku penasaran.

"Gue bakal ngasih lo blowjob, dan kalo lo bisa tahan dalam kurun waktu tertentu..., lo boleh penuhin memek gue pake pejuh lo.. Gimana?" balasnya sambil tersenyum. "Karena ukuran doang ga cukup kan.."

"Lah, ya ayo.. Emang berapa lama gue harus nahan?" tanyaku balik.

"Kalo itu rahasia.."

Bukannya itu curang ya. Tapi...,

"Ya udah, ayok.. Langsung aja" ajakku yang kemudian mendorong belakang kepalanya agar dia segera memanjakan penisku dengan service mulutnya.

"Eh, lo ga mau nanya dulu kalo misal lo gagal gimana?"

"Ga perlu.. Karena gue ga akan gagal" balasku dengan penuh percaya diri.

"Hmm... Okey"

Sebelum memulai aksinya, kak Nadila terlihat melirik jam tangannya sebentar. Kemudian barulah dia kembali mengocok penisku perlahan, dengan tangan lembutnya. Dan dia mulai menjilati kepala penisku dengan lidahnya secara memutar, lalu tanpa peringatan tiba-tiba kak Nadila langsung melahap penisku dengan mulutnya.

"Aahhss,... Kak, sepongan lo mantep juga ternyata.. Aahsss" racauku. "Udah biasa nyepong kontol ya?"

SRLLLRRUUUPPP
SRLLLRRUUUPPP
SRLLLRRUUUPPP

"Tapi ga pernah yang segede punya lo..."

SRLLLRRUUUPPP
SRLLLRRUUUPPP

Kak Nadila semakin dalam menghisap penisku dengan sesekali melirik nakal.

Selanjutnya kak Nadila melepaskan tangannya dari penisku, dan hanya memaju mundurkan kepalanya saat menservice penisku dalam mulutnya. Tak lupa juga dia tetap memberikan lirikan nakalnya itu.

SRLLLRRUUUPPP
SRLLLRRUUUPPP
SRLLLRRUUUPPP
SRLLLRRUUUPPP

Suara sepongannya sungguh seksi terdengar, tapi aku berharap tidak ada orang lain yang mendengarnya saat ini karena suara ini cukup kencang.

Entah sudah berapa lama waktu berjalan, tapi sepertinya aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi kalau seperti ini caranya. Tapi tentunya aku tidak mau seperti itu.

"Sshsssshhh oh, pawpaw jago banget sih" pujiku dengan mengelus-elus kepalanya.

Mendengarku 'memujinya' dengan cara seperti itu, dia menjadi sedikit melotot tapi sederik kemudian dia malah semakin binal, kak Nadila kini mengulum kedua buah zakarku perlahan, dan tak lama kemudian dia memberikan deepthroat yang jika boleh kutebak merupakan senjata pamungkasnya.

"Owhsssssshh...." racauku.

Penisku terasa masuk begitu dalam di tenggorokannya, cukup lama. Tapi aku tetap berusaha menahan supaya tidak keluar, setidaknya sampai dia sendiri yang kewalahan. Dan untung saja akhirnya berhasil, karena tak lama kemudian justru kak Nadila yang melepaskan penisku mundur dan terbatuk-batuk karena kehabisan nafas.

"Jadi gimana? Gue menang ya.."

Tak langsung menjawabku, kak Nadila melihat jam tangannya sebelum kemudian matanya membelalak seakan tak percaya. Barulah kemudian dia menatapku lalu memberikan senyuman.

"Hmm,... kuat juga lo ya. Ga sia-sia deh mulut gue dimasukin kontol lo" ucap kak Nadila kemudian. "Yang kayak gini nih yang emang layak masuk ke memek gue.."

"Ya tapi selesaiin dulu dong.. Dikit lagi kok" balasku sambil memukul-mukul wajahnya dengan penisku.

"Iya deh, iya... Lagian gue juga suka kok kontol yang udah gede dan tahan lama kayak gini shh srlslrlslrrrruupp"

Kak Nadila kembali menghisap penisku kuat-kuat.

"Sshhh"

Lihat saja kak Nadila aku sudah membuktikan kualitas penisku padamu. Dan sekarang adalah waktunya untuk memberikan hadiah..

Kutekan kepala kak Nadila agar tak bisa kemana-man, lalu kemudian...

CROOTT
CROOTT
CROOTT
CROOTT
CROOTT

"Shhh... Ohh... Oohhhsss..." racauku tak karuan.

Aku memuntahkan spermaku di dalam mulut seorang Nadila Cindi Wantari. Banyak, sangat banyak, bahkan ada yang meluber keluar dari sela bibirnya.

"Telen.." perintahku singkat.

GLUP~

Dan kak Nadila benar-benar menelan spermaku. Bahkan dia kuga membuka mulutnya setelahnya, menunjukkan padaku kalau dia benar-benar menelan seluruh spermaku.

"Kurang ajar ya, berani-beraninya nyuruh gue nelen pejuh" kalimatnya terkesan marah, tapi ekspresinya menunjukkan kalau dia sebenernya senang.

"Ya masa gue buang di muka lo sih.. Nanti malah kemana-mana" balasku setengah bercanda. "Tapi gue emang pengem sih ngeliat muka lo itu belepotan pejuh gue.."

"Gue juga jadi ga sabar kontol lo itu masuk memek gue. Terus lo mandiin seluruh tubauh gue pake pejuh lo" balasnya tak kalah nakal. "Tapi ga sekarang ya,.. Kita udah terlalu lama, takutnya mereka curiga"

"Oke, berarti lo utang memek ke gue ya" balasku.

"Hmm..., kok rasanya bisa manis gini sih" komentarnya saat mengecap bibirnya. "Kok jadi penegn lagi sih"

Mendengarnya mengucapkab kalimat terakhirnya itu membuatku ingin segera menerkamnya saja. Tapi langsung kuurungkan niatku itu, lain kali saja.. Lagipula dia juga 'berhutang' padaku bukan. Dan pada saat itu, tidak hanya mulutnya saja, wajah, vagina dan mungkin juga analnya akan kupenuhi dengan spermaku. Atau mungkin seluruh tubuhnya akan kumandikan dengan spermaku. Akan kubuat dia benar-benar berteluk lutut.

Lalu aku kembali membenarkan celanaku. Sedangkan kak Nadila sendiri saat ini sedang merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Ya udah yuk.. Balik" ajaknya kemudian setelah dia merasa penampilannya sudah kembali rapi.

"Tunggu, bentar..." cegahku.

Aku lalu sedikit merapikan rambutnya yang masih agak berantakan dengan menyelipkannya ke belakang telinganya.

"M-Ma-Makasih. U..Udah kan, yuk.." kak Nadila tiba-tiba memalingkan wajahnya dan lalu berjalan duluan meninggalkanku.

Oh, tidak... Jangan.
Jangan bilang kalau kak Nadila tadi itu terbawa perasaan. Tidak. Jangan sampai.
Kenapa repot sekali sih menjadi orang tampan? Ah, ralat tampan dan menyenangkan.
Modal tampang saja tidak cukup kan.
Ya, semoga saja kak Nadila tidak benar-benar terbawa perasaan tadi.

Tapi terlepas dari itu semua, aku menyadari satu hal. Ternyata ada banyak juga gadis yang bisa memberikan service oral dengan sangat hebat selain Stefi.

Oh iya, ngomong-ngomong soal Stefi, apa sebaiknya nanti malam aku.. Ah, tidak!! Kenapa aku malah berfikiran kesana saat mengingat tentang Stefi?
Jangan.. Jangan lagi. Seharusnya aku tidak melakukannya.

Memang Gracia sekarang sedang tidak ada disini, dia ada di Taiwan. Dan aku tidak akan melakukan apapun pada Shani sebelum waktunya. Tapi bukan berarti aku harus melakukannya dengan gadis lain kan. Tidak. Itu sudah cukup.

Shania? Dia kan ke Taiwan bersama dengan Gracia. Bukan berarti juga kalau dia ada disini aku akan melakukan dengannya. Bukan begitu.
Vanka? Aku sudah memuruskan untuk mengakhiri 'hubungan' kamu kan. Jadi tidak mungkin aku melakukannya dengan dirinya.
Okta? Tidak. Cukup sekali itu saja kurasa.
Stefi? Justru karena dia lah aku berniat untuk tidak melakukannya lagi. Mungkin seharusnya aku memang tidak pernah melakukan dengannya. Dari awal.

Maksudku, sudah cukup aku melakukan hal hal seperti itu..
Apalagi semenjak obrolanku dengan si tua bangka sialan alias kakekku. Akan kuceritakan apa obrolan kami di lain waktu.


~~~~~~

"Kak Nad--"

"Gue balik dulu.." potongnya sebelum aku menyelesaikan kalimatku. "Lo boleh ganti liriknya, tapi sesuai janji.. Jangan ubah maknanya" aku merasa dia kembali judes.

Kak Nadila pergi setelahnya. Mungkin tadi kak Nadila hanya baper sesaat. Dia sadar, saingannya duo GreShan. Mungkin sulit baginya.

"Yang lain kemana?" tanyaku kemudian ketika kembali dan hanya mendapati Sisca dan Aurel saja.

"Kak Rona ada kelas.. Jadi dia pergi duluan" balas Sisca. "Tapi dia udah selesai kok nulisnya" kemudian dia menyerahkan beberapa kertas padaku.

"Kalian sendiri gimana?" tanyaku lagi.

"Udah selesai juga tuh.." jawab Aurel menunjuk kertas yang kepegang.

"Oh.. Oke" balasku. "Bang Fey kemana sih?" aku juga mencari keberadaan bang Fey

"Tadi pergi, katanya ada urusan bentar" jawab Aurel.

Agak canggung rasanya bersama dengan mereka berdua sekarang tanpa didampingi bang Fey. Mungkin ini disebabkan karena kekhilafanku bersama kak Nadila beberapa menit sebelumnya. Aku jadi takut pada diriku sendiri. Aku takut khilaf dan tiba-tiba menerkam mereka berdua disini.

Tidak.. Tidak... Hilangkan pikiran seperti itu!!

"Oke, gue periksa dulu ya..." ucapku.

Kemudian aku memeriksa kertas itu, membaca apa yang mereka tulis. Semoga dengan begini pikiranku bisa teralihkan. Dan ternyata tulisan mereka sudah cukup bagus. Mungkin memang cara ini yang paling berhasil. Tapi...,

"Punya Aurel udah oke.. Tapi kayak kak Nadila, mungkin bakal gue ubah dikit tanpa ngilangin maknanya" ucapku kemudian. "Kalo Sisca, gue mau tanya dulu.. Lo sendiri udah puas engga sama apa yang udah lo tulis?" tanyaku akhirnya.

"Hmm,..."

"Jujur aja, gapapa"

"Eemmm..., sebenernya belom sih. Tadi itu cuma,..."

"Cuma??"

"Kan kak Nadila tadi udah, Aurel juga udah, kak Rona juga.. Jadi..."

"Oh gue ngerti.. Gapapa kok. Lo tulis ulang aja... Gapapa" balasku. "Lagian punya kak Rona juga belum sempurna sih, di dua kalimat terakhir ini masih ada yang 'kurang' gitu kayaknya.. Mungkin dia buru-buru karena ada kelas kali ya" tambahku menjelaskan. "Kalian bisa kasih tau dia engga.. Gue ga punya nomornya soalnya"

"Aku punya nomornya sih" balas Aurel. "Kosong delapa--"

"Maksudnya" selaku. "Gue ga minta nomornya kak Rona, gue cuma minta tolong buat disampein aja..." balasku. "Gue ga punya nomornya, bukan berarti gue minta.."

"Ya siapa tau buat--"

"Ga.. Ga usah" potongku sekali lagi. "Terus kalian berdua gimana? Mau balik juga atau gimana? Kalo mau balik juga ya silahkan. Tapi kalo masih ada latihan ya jangan balik dulu, nanti gue yang disalahin dong.."

"Kalo kita berdua masih mau disini gapapa?" Aurel tersenyum mencurigakan. Firasatku tidak enak.

"Maksudnya?" tanyaku tidak mengerti.

"Ya siapa tau kan.. Kak Adrian kesepian karena ga ada Gracia" jawab Aurel yang kemudian mendekat maju. "Iya kan, Sis..."

"I-Iya..." tidak seperti Aurel, Sisca tampak gugup.

Oh, jadi begitu. Aku mengerti sekarang.

"Kalian disuruh Gracia buat godain gue ya.." tebakku langsung.

"Eh?!!" Aurel kaget.

"Lah kok bisa tau!!?" Sisca langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Sis..!!" bentak Aurel. Ternyata benar.

"Kalo pas aku lagi ga ada, kalian coba godain kak Ads ya" ucapku menirukan Gracia. "Ketebak tau ga sih.. Akting kalian jelek juga, Sisca terlalu gugup.. Terus Aurel terlalu dibuat-buat"

"Beruntung banget sih Shani dapet cowok kayak lo, kak.." celetuk Aurel tiba-tiba. "Iya bener, Gracia emang nyuruh kita biat godain lo.. Karena dia sebagai sahabatnya pasti ga mau kalo Shani jatuh ke pelukan cowok yang salah.."

"Ya mudah-mudahan gue emang pantes buat Shani" balasku. "Menurut kalian sendiri gimana? Pantes ga?"

"Pantes kok.. Pantes.." jawab mereka berdua bersamaan.

"Makasih. Oh iya, kalian bilang aja ke Gracia kalo kalian berhasil godain gue.. Gue pengen tau reaksi dia kayak gimana nanti, hehehe" aku sedikit tertawa membayangkannya.

"Lah?? Kok malah..."

"Tapi terserah kalian sih" balasku lagi. "Gre... Gre... Kamu kok itu ada-ada aja sih" gumamku lirih.

"Patut makin dicurigai sih ini"

"Udah, ga usah mikir aneh-aneh.. Sana.., sana..."

"Duh..., diusir"

"Sekarang kalian mau apa? Masih mau coba godain gue?" tanyaku kemudian. "Nanti kalo ternyata gue kegoda beneran gimana..? Malah kalian yang repot"

"Ya udah, maaf... Kalo gitu kita balik dulu.." pamit mereka berdua.

"Sisca jangan lupa ya"

"Eh, apanya??"

"Nulisnya.. Kalian mikir apa sih?"

"Oh, yaudah... Dah~~"

Ya ampun, Gre... Aku jadi makin kangen lho sama kamu.
Lagi apa sih sekarang disana?

Untuk sedikit mengobati rasa rinduku pada Gracia, aku pun memutuskan untuk memainkan satu buah lagu untuknya. Sebenarnya ini adalah lagu sedih, tapi tidak apa-apa.. Lagipula lagu ini sesuai dengan keadaan sekarang. Karena aku berharap disana dia bisa menjaga diri. Take Care...

Ga dibuka juga gapapa sebenernya
Takutnya kalo dibuka itu nyesel nanti, soalnya isinya cuma demo lagu doang sih

POV Adrian end



POV Gracia


IMG-20200713-210005.jpg


Huft~
Kak Shania sama kak Haruka jalan-jalan berdua ga ngajak-ngajak, masa aku ditinggal di hotel sendirian. Parah.. Parah banget.

Kak Ads juga jahat banget sih, masa hari ini masih aja ga nelfon aku.. Udah berapa hari semenjak aku pergi, ga kangen apa ya?
Padahal kan bentar lagi hari spesial aku, tinggal beberapa jam lagi.

Masa harus aku yang nelfon duluan sih?
Apa iya aku yang harus nelfon duluan?

Tapi kang gengsi, tapi kangen, tapi gengsi, tapi kangen... Aaakkkhh... Pusing!!

Ya udah deh... Ya udah..
Aku lebih milih kangen daripada gengsi. Aku bakal telfon kak Ads duluan, nanti begitu diangkat bakal langsung aku marahin. Biarin aja, biar tau rasa..

TTUT.. TTUT... TTUT.. TUT TUT TUT

"Ihh..., kok sibuk sih" gerutuku. Lagi telfonan sama siapa sih emang?

Aku coba sekali lagi.

TTUT.. TTUT.. TTUT... TUT TUT TUT

Masih sibuk juga??
Ini aku coba yang terakhir, kalo masih sibuk juga awas aja...

TTUT.. TTUT...

"Iya halo, Gre.." diangkat!! "Kamu belum tidur? Disana jam berapa? Selisih berapa jam sih?"

Ya ampun. Suaranya itu lho.. Mana tega aku marahinnya. Enak banget kedengerannya di telinga aku. Apalagi kak Ads kedengeran khawatir gitu sama aku.

"Kak..."

"Hmm.. Pfffttt..." kok sekarang suaranya kayak lagi nahan ketawa sih?

"Kak Ads kenapa??"

"Engga. Gapapa. Kamu mau ngomong apa tadi?"

"Kak,.. Aku ka...." aku agak ragu buat ngelanjutin kalimat aku. Nanti dia kepedean lagi.

"Kenapa? Kok ga diterusin sih? Aku pengen denger kamu bilang kalo kamu kangen sama aku lho padahal"

"Aaahhh... Kak Ads!! Iya,.. Iya.. Aku kangen.. Puas"

"Tenang aja, kamu ga sendirian, karena aku juga kangen kok sama kamu"

"Kalo kangen kok ga nelfon aku? Terus tadi pas aku coba telfon kok sibuk? Selingkuh ya..."

"Iya, sama Shani, hehehe. Tadi aku telfonan sama Shani"

"Iihh... Kenapa harus pake telfonan segala sih? Emang ci Shani kemana?"

"Di rumah.."

"Kalo di rumah, kenapa harus pake telfonan, kan.... Kak Ads lagi dimana sekarang!!? Kak Ads jawab!! Jangan bohong! Kak Ads selingkuh ya!!!"

"Kenapa nuduhnya selingkuh banget sih? Aku ga selingkuh. Mau video call?"

Aku belum bilang setuju, kak Ads udah langsung request video call aja. Terus pas udah masuk mode video call..., ternyata bener kak Ads lagi ga di rumah, dia ada di studio. Dan...,, ganteng banget sih pacar aku.

"Eh,... Beneran ternyata. Maaf ya, kak Ads aku udah nuduh.. Kak Ads udah makan?"

"Udah.. Tapi sekarang agak laper dikit, jadi aku pesen burger. Bingung mau pesen apa.. Belum dateng sih tapi"

Kok malah dijawab kayak gitu sih?
Aku kan tadi nanya maksudnya biar ditanya balik. Kok malah kak Ads belum makan.

"Eehhh... Kak Ads kenapa?"

Dia keliatan kayak lagi kedinginan gitu.

"Ini.. Remote AC-nya ilang, lupa naruhnya dimana.. ga bisa digedein. Jadi ya gini deh"

"Iihh... Pake jaket sana!!"

"Udah nih"

"Kalo keluar pake masker.. Biarvga gampang kena virus"

"Siap..."

Lagian kak Ads kocak banget sih.. Masa remote AC-nya lupa naruhnya dimana. Biasanya kan remote TV, ini kok remote AC gitu lho.

"Kak Nadila,... Kak Rona,... Nanti ketahuan" kak Ads bisik-bisik sambil ngeliat ke arah bawah. Tapi aku masih bisa denger.

Eh, kok?? Kok kak Nadila sama kak Rona?
Kan aku minta tolongnya sama Aurel sama Sisca. Apa jangan-jangan..

"Kak Ads!!!"

"Bercanda, Gre... Bercanda. Tuh,..." kak Ads nunjukkin ke sekelilingnya. Ga ada siapa-siapa.

"Iihhh..., kak Ads!! Aku ngambek pokoknya"

"Ya udah"

"Eh.... Kok malah ya udah"

"Emang aku harus gimana?"

"Dibujukin dulu kek aku nya"

"Dibujukin gimana?"

"Ya kan kak Ads lagi ada di studio--"

"Siapa bilang" potongnya. "Ini greenscreen kok"

"Kak Ads..."

"Iya,.. Iya.. Kenapa emang? Kalo aku lagi ada di studio, kenapa?"

"Puterin lagu dong.."

"Ah, engga ah.. Ga mau. Kamu ngambeknya juga cuma boongan"

"Kak..."

"Mau diputerin lagu apa sih? Orang daritadi aku juga lagi muter lagu kok.. Emang ga kedengeran?"

Oh iya, aku baru sadar.. Samar-samar kedengeran satu buah lagu, jadinya kayak ada backsound-nya gitu. Musiknya enak juga.

"Ini musik apa, kak?"

"Musik country... Aku lagi nyoba genre baru. Gimana menurut kamu? Enak ga?"

"Enak.."

"Bagus deh kalo gitu"

IMG-20200713-210003.jpg


"Tapi aku pengen dengerin fairytale. Ppuk ppuk tikki tikki bbom bbom. Itu favorit aku, kak.. Nyanyiin dong buat aku"

"Oh, hahaha... Yang..., Ini adalah dongeng, cinta kita~. Itu? Iya, aku juga suka lagu itu"

"Nyanyiin full dong, kak Ads.."

"Ga mau. Ga boleh"

"Terus kapan aku boleh dengerin lagu kak Ads yang full?"

"Segera, Gre... Segera. Tunggu aja.. Makanya kamu cepet pulang"

"Hmm.. Emm.. Kak Ads"

"Apa?"

"Kak Ads ga mau ngucapin sesuatu gitu buat aku sebelum kita udahan video call-nya?"

"Emang kamu mau udahan?"

"Sebenernya sih engga, tapi takut nanti pas kak Shania sama kak Haruka balik malah.. Nanti kak Shania..."

"Oh iya, aku lupa nanya. Kamu sendirian? Emang Shania kemana?" tuh, kan.. Kak Ads pasti langsung nanyain kak Shania.

"Kak Shania sama kak Haruka lagi jalan-jalan berdua, aku ditinggal di hotel sendirian"

"Tau gitu aku ikut aja ya kesana... Biar bisa nemenin kamu di hotel. Biar kamu ga sendirian, hehehe"

"Iya.. Eh?! Kak Ads nakal!!" aku baru sadar maksud dia apa. Pacar aku nakal banget sih..

"Tapi kamunya juga seneng kan kalo aku nakalin"

"Hehe, iya sih.. Kak Ads!!"

"Makanya cepet pulang, biar aku bisa nakalin kamu lagi"

"Kak Ads... Aku masih nunggu ucapan dari kak Ads lho"

"Eemm..., Thank You, I'm Sorry, and I Love You. Oke, dah.."

"Eh.. Kak Ads.. Kak Ads.." kok tiba-tiba dimatiin gitu aja sih. Dan ucapannya kok kayak gitu sih?

"Happy birthday, Gracia~"

Eh, aku kaget. Tiba-tiba aja kak Shani sama kak Haruka muncul sambil bawa kue ulang tahun.

"Duh, kasihan banget sih.. Maaf ya, tadi kita tinggal buat beli kue ulang tahun"

"Ah... Gapapa.. Kak Shania kak Haruka, makasih" aku terhura.

Ternyata mereka itu ninggalin aku mau ngasih surprise.. Mereka beliin aku kue.

"Tiup lilinnya.. Tiup lilinnya.." mereka nyanyi lagi sambil aku pegang kuenya.

"Habisin sendili ya kuenya" ucap kak Haruka tiba-tiba.

"Eh, serius??"

"Engga dong.. Sini karo ga mau aku yang abisin" jawab kak Haruka yang langsung ngambil kue aku.

"Kak Har--"

"Gre.."

"Eh,.. Iya, kak Shania?"

"Nih" tiba-tiba kak Shania ngasih aku amplop.

"Apa ini?"

"Surat.. Dari Adrian" jawab kak Shania.

"Eh?!!"

"Dia titipin sebelum kita berangkat.. Yang pas di theater"

Oh, yang pas itu.. Kapan sih?

"Tenang, aku belum buka kok" tambah kak Shania.

Ya udahlah.. Sekarang yang penting aku pengen baca apa isi surat itu..

IMG-20200713-210002.jpg



Hai, Gre..

Di surat ini, pertama aku mau bilang ke kamu kalo..., aku juga kangen sama kamu.

Iya, aku tahu kok.. Ga mungkin ada satupun cewek yang ga akan kangen sama aku, hehehe..

Bahkan aku tahu juga kalo kamu pasti lagi senyum-senyum sendiri pas baca surat ini kan..
Mungkin..., mungkin itu salah satu alasan aku hidup. Bikin kamu senyum.. Always Smile ya.

Jadi gimana?
Apa kamu seneng-seneng disana?
Mungkin iya, mungkin juga engga.. Apa kamu bisa seneng-seneng tanpa aku? Hahaha...

Terus... Kamu jangan genit!!
Jangan genit-genit disana! Pake baju yang sopan, jangan yang kebuka-buka. Kalo aku tau kamu pake baju yang kebuka..., awas aja pas aku pulang nanti, langsung aku 'hukum'.

Gapapa kan dihukum sama pacar sendiri?

Oh iya, karena kita ini udah 'pacar'... Nanti kamu ga perlu lagi tuh, ngeliatin aku dari kejauhan.. Kamu bisa ngeliat aku, sedekat yang kamu mau.
Ga perlu juga cuma ngeliatin punggung aku dari belakang, karena kita bisa jalan berdampingan..

Tapi apa kamu tau, Gre.. Beberapa hari ini sebenernya aku agak gugup mikirin gimana pas kita jauh. Aku berdoa lagi hari ini biar kamu ga diambil sama orang lain.

Jujur, aku juga bisa cemburu...
Semenjak kita punya hubungan yang resmi, aku malah jadi mikir hal-hal negatif tentang kamu.

Maksudku kayak,...
Kenapa kamu harus punya banyak fans cowok sih?
Ya mereka mungkin emang cuma sekedar fans, tapi tetep aja, mereka bisa megang tangan kamu kan..
Mereka juga bisa liat senyuman manis kamu kan..
Bisa foto bareng sama kamu juga..

Dan aku mungkin juga belum cukup siap kalo nanti hape kamu ga aktif karena ada 'kegiatan'
Padahal aku tau, kamu mungkin cuma lagi theateran atau lagi ada acara di tv

Dan juga kenapa kamu harus make make-up tebal, pake rok yang lebih pendek, dan baju yang 'kekecilan'.. Jujur, aku ga rela

Memang, aku lebih tau daripada orang lain kalo kamu cinta sama aku. Aku tau banget..

Dan aku percaya itu.., atau mungkin lebih tepatnya,.. Aku pengen benar-benar percaya sama kamu tanpa ada keraguan sedikitpun..

Keraguanku itu, mungkin akan hilang tergantung dari kapan kamu nelfon aku hari ini, setelah baca surat ini atau sebelumnya..

Tapi kapanpun itu, selama apapun itu, aku akan tetap nungguin telfon kamu
Jadi kamu jangan marah ya kalo beberapa hari ini, aku ga nelfon kamu.. Karena aku mau kamu yang nelfon aku duluan

Gimana gimana??
Keren kan surat yang ditulis Shani.
Hehehe, engga.. Bercanda.
Ya emang ada ikut andilnya Shani waktu aku nulis bagian yang 'aku cemburu' itu... Aku nanya ke dia, kira-kira kalo aku cemburu, kemungkinan itu gara-gara apa...?
Ternyata sebenernya sepele semua, tapi kalo aku pikirin lagi,.. Ada benernya juga. Mungkin aku emang bisa cemburu cuma gara-gara hal kayak gitu.

Udahlah, mungkin itu aja... Selamat ulang tahun.
Ya, aku masih inget kok sama ulang tahun kamu, tenang aja..

Mungkin kamu ngiranya aku lupa kan.. Engga kok aku ga lupa, aku inget.

Aku harap, dengan bertambahnya usia kamu, kamu bisa jadi pribadi yang lebih dewasa.. Tapi jangan salah, kalo kamu masih mau manja-manja ke aku, ga masalah kok.. Justru aku seneng.
Dan kalo masalah nanti aku manja-manjanya ke siapa, kan ada Shani, hehe..

Maaf ya, aku masih aja nyebutin Shani beberapa kali... Padahal harusnya, mungkin, kamu berharap kalo aku lebih membahas soal kita berdua aja kan. Tapi kamu pasti ngerti lah maksud aku gimana.

Semoga kamu paham sama semua kata-kata ini yang mungkin ga bisa aku ungkapkan secara langsung.

Intinya,... Aku sayang kamu, Shania Gracia Harlan



TTD
Penunggang Phoenix




Hmm,... Kak Ads. Aku seneng deh, seneng banget bacanya!!
Ternyata gitu ya, dia emang sengaja ga nelfon aku duluan karena itu.. Aku jadi ga sabar pengen cepet-cepet pulang.

Kalo kayak gini aku jadi pengen nyanyi deh..




Semua kata rindumu
Semakin membuatku tak berdaya~
Menahan rasa ingin jumpa~~
Percayalah padaku aku pun rindu kamu
'Ku akan pulang~
Melepas semua kerinduan
Yang terpendam~~



"Kak Shania.. Aku jadi makin kangen sama kak Ads" reflek aku langsung meluk kak Shania yang ada di deket aku.

"Eh?!! Iya.. Iya.., aku juga kangen kok sama dia. Ya udah sekarang kita makan kue aja dulu yuk" ajak kak Shania kemudian.

"He'em.." aku ngangguk. Tapi,...

"Haruka!! Kok dihabisini beneran sih kuenya"

"Yah..., kak Haruka"

Aku sama kak Shania syok ngeliat kak Haruka yang cepet banget bisa ngabisin kue itu sendirian.

"Aku kila karian ga mau.., jadi ya udah.. Aku abisin"

"HARUKAAA...!!"

IMG-20200713-205959.jpg



POV Gracia end



Bersambung.jpg



-Bersambung-
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd