Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ACKD - Aku Cinta Kau & Dia (By : FigurX )

Andai kamu TS, ingin Yosa berpasangan dengan siapa di akhir cerita? #vote tdk mewakili kisah akhir

  • Menjadi pasangan Tyas

    Votes: 5 6,3%
  • Menjadi pasangan Nesa

    Votes: 11 13,8%
  • Menjadi pasangan Dua2nya

    Votes: 49 61,3%
  • Tidak semuanya

    Votes: 3 3,8%
  • Menjadi pasangan Cewek lain

    Votes: 12 15,0%

  • Total voters
    80
  • Poll closed .
Kakek Seno muncul nih... *kakek kebijaksaan dari cerita yang ntuh..

Ke wetan ah, menanti update disana..
Hahaha masih inget aja ente broh, gw aja udahblupa tuh kakek seno yang mana wkwkwkwk
 
Semalam udah update ya?, kalo malam ini update lagi kayaknya maknyus deh. Sebentar dirapiin sejenak 😂😂😂
 
Update ke 5 :


()()()()()() AKU CINTA KAU DAN DIA ()()()()()()
________FigurX Productions 2020____________








××××××××××

Part 5

Sempel





Setelah tadi malam berjibaku dengan layar ponsel guna menggenjot Nesa via VCS, pagi itu Yosa 'mruput' ke kosan Mita maksud hati ingin berdamai dengan keadaan, atau opsi kedua yaitu gencatan senjata total menyudahi pandemi virus cinta mereka. Istilah kerennya 'putus' alias 'ga wawuhan'.

Yosa memilih pakaian terbaiknya untuk memberikan kesan terakhir nan indah buat Mita jika memang terpilih opsi gencatan senjata. Pakaian terbaik itu berupa celana kolor ijo kumal, berpadu dengan kaos singlet putih tapi mulai menguning 'mangkak' plus parfum bauk ketek, lengkap dengan sepatu PDH berleher tinggi hingga mendekati lutut dan helm proyek yang dibungkus kantong kresek sebagai pelapisnya. Tak lupa jam tangan pink berbentuk strawberry melingkar menghiasi pergelangan tangannya.

Jangkrikk..Yos, koen iki kumat sarap e opo ancen iku jati dirimu?. Nggilani koen Yosss yos. Amit-amit jabang baby temen. Wkwkwkwk asli ini TS ampe ngakak ga abis-abis membayangkan kostum Yosa yang superman-tul 😂

Bukan mengada-ada, memang Yosa sengaja berpakaian demikian dengan banyak alasan dan pertimbangan. Pertama, ingin memberikan humor segar berharap Mita akan luluh emosinya. Kedua, menorehkan kesan tak terlupakan jika memang Mita mencampakkannya. Ketiga, menguji mental dirinya sendiri untuk mengetahui sejauh mana keberaniannya mengalahkan rasa malu dan gengsi. Tapi apapun alasan yang diutarakan Yosa, tetap saja hal tersebut sangat aneh dan menggelitik wkwkwk.

Tokk.. tokk..tok
Tokk tok
Dek...dek Mita..
Tokk tok tokk

Dogg dog dogg..
Dooog dogg dog..

Ketokan hingga gedoran di pintu kamar kos Mita berlangsung lama. Tak ada tanda-tanda sang penghuni ada di dalam kamarnya. Sampai akhirnya Yosa memutar handle pintu berulang-ulang berharap bisa menemui Mita. Perasaan Yosa jadi tak enak. Berbagai pikiran berkecamuk di otaknya. Ia khawatir terjadi apa-apa terhadap Mita, cewek tersebut mudah hilang kendali. Ia khawatir Mita di dalam sana sedang pingsan atau mungkin sedang sakit. Atau mungkin pula Mita sedang menghadapi permasalahan diluar. Tak biasanya jam-jam seperti ini Mita tak ada di kosan. Jam kerja Mita masih sekitar 2-3 jam lagi.

"Woy, koen kate nyolong yo?" (Woy, kamu mau maling ya?), belum reda kepanikan Yosa tiba-tiba dari arah kamar lantai 2 diseberang atas kamar Mita nampak seorang cewek berteriak sembari menunjuk ke arah Yosa.

Tak cukup waktu bagi Yosa meladeni ucapan ngawur wanita tak dikenal tersebut. Yosa kembali menghadap pintu kamar Mita berharap Mita muncul di ambang pintu kamar. Disisi lain, cewek yang berteriak tadi segera meraih handphone dan menghubungi sekuriti yang sedang berjaga di depan kosan.

Buuukk !!!
Sebuah tendangan telak menghantam punggung Yosa hingga ia terdorong ke depan begitu kuat. Yosa tak menyadari sama sekali kedatangan 2 orang sekuriti karena sibuknya menggerakkan handle pintu.

Darah segar mengalir dari bibir Yosa. Mulutnya terluka setelah ia membentur pintu. Yosa membalikkan badannya menghadap 2 sekuriti tadi.

"Heeeh, koen kate nyolong yo nang kene. Pacakanmu koyo wong gendeng iku gae nyamar kan?, jangkrik koen !!" (Heeeh, kamu mau mencuri di sini ya?. Dandananmu ala orang gila itu buat penyamaran kan?, jangkrik kamu !!), Bentak salah satu sekuriti menghakimi Yosa dengan tiba-tiba.

"Jancuuuuuk !!!", amarah Yosa telah memuncak. Bersamaan dengan kedua sekuriti yang kembali mengirim tendangan, Yosa berjongkok dan kemudian melakukan tendangan melingkar. Otomatis kedua sekuriti tersebut langsung terjengkang.

Yosa menerjang maju tak memberi waktu untuk sekuriti tersebut berdiri. Na'as bagi Yosa, karena sangat emosi hingga ia tak berkonsentrasi penuh pada pergerakannya. tongkat sekuriti melesat cepat menghantam wajah Yosa. Yosa meringis kesakitan memegang wajahnya.

Melihat peluang emas, kedua sekuriti segera berdiri dan merangsek maju untuk memberikan tambahan pukulan. Namun sebelum tangan mereka terangkat tinggi tiba-tiba terdengar teriakan seorang wanita yang menempati kamar kos tak jauh dari kamar Mita.
"Berhentiiiii... apa-apaan ini?. Sekuriti kok main hakim sendiri !!. Sebentar aku telp ibu kos", ucap wanita tersebut lantang.

Sekian menit berselang baik Yosa, wanita tersebut, maupun sekuriti masih terdiam. Yosa nampak terduduk di lantai menahan sakit di wajahnya. Para sekuriti menunjukkan wajah geram kearah Yosa namun berusaha menahan diri menunggu pemilik kosan datang.
"Ada apa Yas?", seorang wanita setengah baya muncul mengendarai motor matic gede yang lagi tren saat ini. Ia menyapa wanita yang berteriak tadi dengan panggilan Yas. Mungkin beliaulah pemilik kos yang dimaksud si Yas.

Tatapan ibu kos berkeliling dan berhenti pada Yosa. Ia terkejut sekali. "Yaaa ampun bang Yos, kamu kenapa?". Tak hanya ibu kos, para sekuriti juga terkejut saat ibu kos mengenal siapa pria yang saat ini sedang meringis menahan sakit. Ibu kos sangat mengenal siapa itu Yosa. Hampir setiap bulan Yosa datang ke rumah ibu kos untuk mengantar Mita membayar sewa bulanan kamar.

Memang Yosa tidak begitu familiar di mata para penghuni kosan. Jangankan Yosa, Mita pun sendiri juga jarang bersosialisasi. Datang, masuk kamar jebret, keluar lagi, seperti itulah kegiatan Mita setiap hari. Disamping memang kawasan kos cukup elit umumnya lebih individualis orang-orang nya. Beda dengan kos-kosan kelas marmut, sekali ga ramah sama tetangga kos bisa digunjing tujuh turunan dia hehe.

...skip...

Di dalam ruangan sekuriti, ibu kos menghardik habis-habisan para sekuriti bodoh yang sok hebat tersebut. Nampak cewek yang menelepon ibu kos tadi sedang berjongkok memberikan P3K di wajah Yosa.

"Nah kamu ngapain sih bang pake baju kayak gitu segala, SEMPEL sampean", sergah ibu kos meminta penjelasan dari Yosa.

"Niat hati ingin memberi kejutan ke Mita buuu, kami habis bertengkar..", Yosa menjelaskan.

"Mas, sepurane seng akeh yo. Ga ngerti hareee lek sampean tamu.." (Mas, beribu maaf. Ga tau kalo kamu tamu..), ucap sekuriti. Yosa tersenyum mengiyakan permintaan maaf para sekuriti.

"Yowes tak tinggal dulu, iku mau masak belum selesai udah lari kesini", ibu kos berpamitan.

Sepeninggal ibu kos tersisa 2 sekuriti, Yosa, dan mbak penolong. Mereka saling berkenalan sebagai penebus perkelahian yang salah sangka tadi. Melalui perkenalan itu Yosa mendapatkan nama sekuriti yakni mas Yanto dan mas Doni. Sedangkan nama mbak yang menolong tadi adalah Tyas.

"Yaudah aku juga mau masuk dulu.. yuk monggo semua", Tyas berdiri dan meminta diri untuk kembali ke kamarnya.

"Makasih ya mbak sudah nolong aku", ucap Yosa tersenyum. Tyas membalas dengan senyuman indahnya. Tak lupa Yosa meminta nomer Whatsapp Tyas. Tubuh Tyas menghilang dari pandangan di iringi tatapan kagum Yosa.



Tiati Yosss, mosok tonggo kamar e Mita kate mok gasak pisan !!!

...skip...

Yosa tiba di kosannya diantar mas Yanto dan mas Doni sebagai bentuk permintaan maaf. Hikmahnya adalah Yosa mendapatkan teman baru bernama Yanto, Doni, dan Tyas meski harus melalui siksaan fisik dan babak belur dahulu 😕😯.

Setelah membersihkan badan, Yosa merebahkan tubuhnya. Tangannya sigap membuka whatsapp dan mengetik sesuatu kepada Mita. Namun whatsapp Mita tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Centang satu tak jua berubah.

Bosan menghubungi Mita, iseng Yosa mencoba menyapa Tyas yang tadi menolongnya.

Yosa (Y) : Haloo Mbak Yas..

Sekian menit menunggu akhirnya muncul juga pesan balasan dari Tyas

Tyas (T) : Hii mas. Gmn masih sakit wajahnya?

Y : Yo isih rek, wong mrempul ngene bathukku 😵😨 (ya masih lah, orang ampe bengkak gini keningku)

T : Hehe yo gapopo, cowok harapan bangsa mosok lemah rek

Y : 😁 Harapan Jaya, bukan harapan bangsa

T : 😂😂😂. Tapi asli dandan kamu tadi edan tenan mas, jan pekok banget jadi org wkwkwk

Y : Wkwkwkk pekok katanya.. kalo ga pekok ga bakal kita bs kenal hahaha

T : Iya juga sih hihi. Yaudah mulai sekarang aku panggil mas pekok aja ya. Panggilan khususon hahaha. Mas Peck alias mas peckok 😂

Y : Sakarepmu, terserahh 😁 eh sibuk ta mbak?. Lek sibuk yowes nanti aja lanjut

T : Santai mas, tas mari nurokno anakku(santai mas, baru selesai nidurin anakku)

Jeduwerrrrr...
Woy playboy cap kadal buntung.. mampus koen kenek bu ibu wkwkwk. Sosoren wes konoo, prei sampah ambe telek 😂


Y : Ooh Sdh punya anak to. Umur brp mbk?

T : 4th ms

Y : Suami juga tinggal di kosan?

T : Hhehe. Aku rondo mas. Bojoku minggat nang Taiwan tibakno katut arek kono (Hhehe. Aku janda mas. Suamiku ke taiwan ternyata kepincut anak sana)

Cieeeeeh.. isih onok harapan Yos.. gasak wesss ga kathek kendoww 😂

Y : umur brp sih, kyknya masih muda deh mbaknya

T : slawe mas. Aku nikah umur 20 (dua lima mas)

Y : Jangkrik... pantesan isih cemlorot ngunu mbk hahaha

T : Hahaha.. rondo kempling mas. Makanya gausah panggil mbak segala. Lngsung panggil nama aja. Tua kamu kan ya hehe...

Y : sakarepku, sak njeplak e lambeku wkwkwk. Kadang mbak, kadang njangkar (terserah aku deh, asal mangap aja. Kadang mbak, kadang langsung nama)

T : Oyi

Y : Lah tapi ngapain ngekos?, ga balik ke rumah ortu aja sih

T : Aku kerjo mas, nang daerah keputih. Biasane anakku si Nesya tak titipkan budhe kalo aku kerja. Pulangnya tak jemput lg nang daerah mleto, searah kok.

Y : Nesya mbk? (Yosa kaget, mirip nama Nesa haha)

T : Iya. Knp dah?

Y : Gapopo. Wes lupakan. Lha sampean asline mana?

T : uka kera ngalam

Y : Owalahh

Chat terus berlanjut, semakin akrab. Sejenak Yosa dapat melupakan Mita. Tapi tidak bagi Nesa yang juga sedang chat dengan Yosa. Yosa sedang melayani chat 2 wanita cantik sekaligus. Warbiasahh..

Malam harinya Yosa menerima undangan ngopi dari Yanto dan Doni yang sudah habis shift tugas jaga nya. Keakraban tumbuh setelah kekerasan, beuh bener-bener dah. Mereka ngopi di Merr, salah satu tempat nongkrong paling nyaman di Surabaya buat ngopi, genjreng gitar, dan suit-suit in cewek kece yang lewat.

Kesamaan hobi beladiri dan usia yang sepantaran menjadi latar belakang keakraban mereka. Hanya saja disiplin ilmu beladiri mereka sedikit berbeda. Yosa sejak SD terdidik sebagai calon jawara pencak silat di tempat kelahirannya, sedangkan duo sekuriti terdidik sebagai atlet karate sejak usia SMA sehingga tak aneh jika hobi mereka tersebut memuluskan jalan mereka untuk bekerja sebagai sekuriti. Ditunjang postur tegap dan cukup tinggi melebihi postur badan Yosa.

...skip...

Esok paginya, kembali Yosa meluncur ke kosan Mita

"Woyy broo, ga macak gendeng maneh ta?" (Woyy broo, ga dandan ala orgil lagi kah?), canda Yanto menyapa kedatangan Yosa di gerbang kosan.

"Iyo rek dungaren klemis ngene iki haha" (Iya tuh tumben keren), imbuh Doni terkekeh.

"Wooehh isok ae, kapok aku mok tungkak i wkwkwk. Eh yopo, wes ketok tak penghuni kamar kos 31 ?" (Wooehh bisa aja, aku nyerah kalian tendangin wkwkwk. Eh gimana, apa sudah kelihatan penghuni kamar kos 31?), jawab Yosa sembari bertanya balik. Namun hanya gelengan kedua sohib barunya yang Yosa dapatkan. Yosa pun terduduk lemas di bangku ruang sekuriti.

"Mas Peck....", spontan Yosa menoleh kearah suara yang memanggilnya, dan dia tahu pasti siapa yang memanggil dengan sebutan itu.

"Jaitt.. sedino ae wes akrab rek ketoke" (Gila.. selang sehari udah akrab aja kayaknya), bisik Doni di telinga Yosa.

"Ssttt.. ojok banter-banter, sek yo tak ngosek giringan sek.. tenang engko tak critani", (Stttt.. jangan kencang-kencang ngomongnya, sebentar aku mau manuver giring bola dulu.. tenang saja nanti aku critain), jawab Yosa juga dengan berbisik.

...skip...

Yosa menunggu santuy di depan kamar Tyas sambil menyulut rokok kebanggaan masyarakat Surabaya, sebatang Surya 12 Gudang Garam. Sepuluh menit berlalu rokok Yosa sudah hampir habis di pangkalnya, perlahan pintu Tyas terbuka. Muncul Tyas bersama gadis mungil cantik yang tak lain adalah Nesya.

"Haloo adek cantik, kenalin ini om Yos.. namanya siapa sayang?", sapa Yosa ramah. Salah satu kelebihan Yosa adalah mudah mengambil hati anak-anak. Dia ramah dan penyayang.

"Nesa", jawab si bocah cantik polos.

"Nesa apa Nesya hayooo", goda Yosa sambil tersenyum.

"Necia", Imbuh si kecil berusaha menirukan ucapan Yosa. Yosa tersenyum lepas dan mencubit gemas pipi Nesya.

"Eh Nesya umur berapa?", lanjut Yosa mengakrabkan diri

"2 taun", jawab Nesya namun langsung disambar ibunya.. "4 tahun Nesyaa.. hehe sori mas, Nesya baru bisa berhitung 123, angka 4 belum hafal dia", Tyas tertawa geli melihat anaknya yang belum bisa menghafal umurnya sendiri.

"Yaudah deh yuk, jadi kita jalan Yas?", tanya Yosa meyakinkan jadi tidaknya rencana mereka. Kebetulan hari itu Tyas posisi shift sore, jadi masih ada waktu yang cukup untuk mereka jalan-jalan.

"Jadi dooong, udah cantik gini masa ga jadi.. eh coba mas cantik mana nih sekarang Nesya sama Mamanya?", ucap Tyas dengan mengembangkan senyuman yang termanis.

"Eh.. yang mana yah.. itu ehhm.. haduhh bingung.. cantik Nesya deh", Yosa gelagapan menanggapi pertanyaan yang sangat mendadak tersebut. Masih ada sedikit kecanggungan. Yosa masih jet lack setelah mendarat dari pesawat Mita Airlines dan berpindah ke Tyas Airways.

"Hmmmm..", Tyas sedikit cemberut mendengar jawaban Yosa, meski Yosa juga tahu bahwa itu cemberut yang dibuat-buat. Mana mungkin seorang ibu akan iri kepada anaknya.

"Nesya cantik, karena nurun dari mamanya yang lebih cantik", imbuh Yosa menahan senyum.

"Gomballl mukiyoo", balas Tyas tak mampu menahan senyumnya.

Meluncurlah Yosa dan 2 'sahabat' barunya meikmati udara pagi Surabaya. Terlihat Yanto memonyongkan bibirnya tatkala motor Yosa melintas di depan pos penjagaan. Yosa hanya memberi kode dengan satu kedipan mata kepada Yanto dan pahamlah Yanto untuk segera pura-pura cuek. Terlihat Doni menunggu Yosa di luar gerbang kos untuk membantu menyeberangkan seperti layaknya para penghuni lain yang hendak menyeberang. Doni tersenyum penuh arti kearah Yosa, sebaliknya Yosa pun begitu juga.


××××××××

Sementara sampai disini dulu updatenya. Akan dilanjut secepatnya.
#staydisini #pantenginterus#jangankasihkendor
 
Terakhir diubah:
Update ke 6 :


()()()()()() AKU CINTA KAU DAN DIA ()()()()()()
________FigurX Productions 2020____________








××××××××××

Part 6

Sempel 2




Riang suara Nesya bermain ayunan bersama Mama nya. Yosa tersenyum menikmati pemandangan tersebut. Pagi sedikit siang itu mereka bermain bersama di kebun bibit Surabaya. Keakraban terbentuk, keserasian tercipta. Sendau gurau mereka bertiga layaknya keluarga kecil yang harmonis.
"Pean pacarnya mbak yang kamar 31 itu ya mas?", ucap Tyas membuka percakapan tatkala Nesya sedang asyik menikmati es krim tanpa pedulikan Mama nya yang juga asyik ngobrol dengan Yosa.

"Iya awalnya begitu..", jawab Yosa lirih.

"Awalnya begitu, maksudnya?", nalar Tyas seperti tak bisa mencerna ucapan Yosa.

"Awalnya kami berpacaran sebelum akhirnya kami bertengkar dan putus kontak hingga kejadian kemarin pagi, sampai hari inipun aku tak tahu kemana dia berada", ucap Yosa mempertegas kalimat sebelumnya.

"Kemarin pagi aku sudah berniat memperbaiki hubungan atau sebaliknya mengakhiri. Namun kenyataannya dia menghilang yang secara tidak langsung dia memilih opsi ke dua yaitu ingin berpisah dariku..hmmm", lanjut Yosa.

Kemudian perlahan Yosa menceritakan awal perkenalan dengan Mita. Kemudian komitmen untuk berpacaran. Hubungan intim layaknya yang semua pasangan inginkan. Hingga ragam pertengkaran tak masuk akal yang diusung Mita.

Tyas terdiam menghayati setiap kalimat yang diucapkan Yosa. Dalam hati ia mengagumi sosok Yosa yang kalem dan tenang. Terlihat berlawanan dengan tabiat pacar Yosa yang sesuai cerita dari Yosa adalah cewek yang mudah naik darah tanpa sebab yang jelas. Di sisi lain Tyas menilai bahwa Yosa tidak sekedar kalem, namun pada hal tertentu seperti kejadian dengan sekuriti pagi kemarin terlihat bahwa Yosa juga bisa menunjukkan taringnya. Sebuah pribadi yang membuat Tyas merasa terpesona. Namun dia sebagai perempuan tentu malu jika harus mengutarakan hal semacam itu.

Di lain pihak, Yosa melihat Tyas juga dengan kekaguman yang sama. Seorang wanita yang tegar menghidupi anaknya seorang diri. Wajahnya cantik, masih muda, orangnya santai dan kalem namun bisa juga menunjukkan taringnya tatkala dibutuhkan seperti yang terjadi pada kejadian kemarin pagi yang serta merta ia melerai perkelahian seorang diri. Ada juga kekaguman Yosa terhadap Tyas yang mampu menjadi pendengar yang baik saat Yosa bercerita panjang lebar tentang hubungannya dengan Mita. Tyas mampu mengendalikan diri dengan baik. Umumnya, orang yang dicurhati akan ikut terpancing emosi pencerita dan kemudian memberikan gong penyemangat amarah.

Namun ada ganjalan dalam benak Yosa. Disamping ia harus mencari kejelasan hubungan dengan Mita, Yosa juga harus memenuhi panggilan cintanya terhadap Nesa yang sedang menunggu dalam sekarung rindu nun jauh di Lampung sana. Yosa bukan tipe cowok yang suka menarik ludahnya sendiri.

"Yas.. boleh aku ngomong sesuatu?", tanya Yosa setelah beberapa menit mereka diam terpekur dalam alam pikir mereka sendiri.

"Apa mas.. monggo", jawab Tyas lembut dan tenang setenang angin yang bertiup sepoi menerpa wajah mereka.

"Aku paham bahwa kamu adalah sosok pribadi yang matang. Pola pikirmu sangat dewasa. Maka aku harap kamu bisa mencerna apa yang akan aku ucapkan", terasa berat Yosa mengawali kalimat ini, kerongkongannya serasa tercekat dan lidahnya begitu kelu.

"Injih mas", balas Tyas takzim. Yosa tersenyum, dia menemukan satu tanda yang jelas bahwa Tyas memang tertarik padanya.

"Kamu perlu paham posisiku, pertama aku harus menemukan kejelasan hubungan dengan pacarku yang bernama Mita. Kedua, aku mengakui bahwa aku juga sedang dekat dengan seorang wanita dari Lampung dan itupun juga perlu aku cari kejelasannya. Ketiga, kamu tentu bisa menilai bahwa aku memiliki ketertarikan padamu. Memang demikian adanya. Jadi yang perlu kamu serap adalah biarkan aku melangkah menemukan takdirku. Biarkanlah Tuhan menyatukan kita dikemudian hari jika memang kita berjodoh. Berikan aku waktu maksimal 6 bulan kedepan untuk menemukan cinta sejatiku. Dalam kurun waktu itu aku tak menutup diri, kamu boleh memberikan perhatian padaku, kamu boleh berjuang merebut hatiku, akupun juga akan tetap baik sama kamu dan Nesya tanpa mengurangi takaran sedikitpun", Yosa mengungkap kan semua yang menyumpal di benaknya. Yosa paham bahwa Tyas sosok yang beda, keterbukaan malah akan membuat ia simpatik.

Suasana hening beberapa saat. Semua terdiam, tak terkecuali Nesya yang jadi ikut diam melihat mamanya serius berbicara dengan Yosa.

"Mas.. ini mungkin terlalu prematur. Kita baru kenal dalam 2 hari. Tapi aku juga memiliki keyakinan yang sama dengan yang mas rasakan. Aku mengakui ketertarikanku kepada mas Yosa. Dan aku sangat sangat bahagia mas mampu mengucapkan itu semua. Aku menyukai keterbukaan dan mas sekali lagi sangat sangat memenuhi ekspektasiku. Aku hanya mampu berdoa, semoga kelak mas bisa menjadi ayah bagi Nesya-ku", tetes air mata mengalir perlahan membentuk garis panjang membelah kedua pipi indah Tyas. Bukan airmata duka. Namun airmata yang sarat akan doa, harapan, dan kebahagiaan.

Berrrt brttt..
Handphone Yosa bergetar, satu pesan whatsapp masuk yang ternyata dari Doni

Doni (D) : Bro, gendakanmu teko (pacarmu datang)

Yosa (Y) : Wihhh ciamik. Meluncur bro.. sebisa mungkin tahan dia sampai aku datang yo

D : Rebes bro

Y : Suwun sob (terimakasih sobat)

D : Telek 😂😂

Yosa tersenyum membaca balasan terakhir dari Doni dan memasukkan kembali handphone ke dalam kantong celananya.

"Yas, penghuni kamar 31 udah dateng. Kabar baik buat kamu ini, satu masalah akan terlewati hahaha. Yuk balik..ehmm ini mau jam 1, kamu juga perlu istirahat, katanya masuk shift sore", Yosa terlihat sedikit berubah riang.

"Kabar baik tapi juga bisa buruk mas, kalo kamu berdamai dengan mbak 31, sudah deh end buat saya hehe", sedikit sinis Tyas menjawab, namun berusaha ia tutupi dengan senyuman.

Crupp..
Sebuah kecupan hangat dan cepat mendarat di bibir Tyas, hanya sekian detik dan kemudian berlalu.
"Yakinlah.. untuk cewek yang ini aku rasa kamu lebih unggul", bisik Yosa singkat kemudian tersenyum dan berlalu menggendong Nesya ke arah parkiran motor. Tyas membalas senyum itu dan berlari mengejar Yosa. Mengejar harapannya agar tak sirna.

...skip...



"Lho mbak kok jalan kaki", sapa Yanto melihat Tyas berjalan santai bersama Nesya memasuki gerbang kosan. Padahal sejatinya Yanto Cs sudah paham tentang trik cerdas sahabat baru mereka, Yosa. Tyas hanya tersenyum dan melintas. Tatapan sekuriti mengantarkan tubuh seksi Tyas yang terlihat aduhai berbalut kaos putih sporty dan celana jeans ketat.

Selang beberapa menit muncul Yosa mengendarai motornya. Kedua sahabatnya melihat dengan tersenyum.

"Bro, siaga yo.. kalau ada apa-apa nanti aku call", ucap Yosa kemudian berlalu ke arah kamar nomer 31. Lingkaran pertemuan ibu jari dan telunjuk mewakili jawaban Yanto dan Doni mengamini apa yang disampaikan Yosa.

Tokk tok tokk
Kreeek..
"Mas Yos, ada apa?", Mita muncul di ambang pintu dengan wajah sayu. Terlihat ia seperti sangat lelah. Pakaian Mita bagian atas yang hanya ber tank top ria, dan hot pant di bagian bawah tak membuat Yosa tergiur sedikitpun seperti sebelum-sebelumnya.

"Boleh aku masuk?", ucap Yosa pelan.

"Iya tapi sebentar saja, aku mau istirahat", jawab Mita bernada ketus.

Mita berlalu ke bagian dalam bilik kamarnya untuk mengambilkan Yosa minum. Di kosan yang ditempati Mita memiliki 2 ruangan terpisah berbentuk L. Satu ruangan terhubung dengan pintu keluar sekaligus sebagai ruang tamu. Ukurannya berkisar 2x5 meter memanjang kesamping. Ruangan kedua berfungsi sebagai ruang tidur lengkap dengan kamar mandi berbentuk persegi berukuran 4x4 meter terhubung langsung dengan ruang tamu melalui satu celah berukuran pintu dan hanya tertutup korden.

"Gausah lah dek minumnya, tambah kelamaan engko aku disini", teriak Yosa memberitahu Mita.

"Iyo mas", jawab Mita dari dalam

"Koen nang ndi dek kok baru kelihatan?" (Kamu kemana de kok baru kelihatan), Yosa berbasa-basi sekedar untuk memecahkan kekakuan obrolan diantara mereka.

Tak dinyana tak diduga, Mita muncul di ruang tamu dengan membawa sebilah pisau dapur. "Lapo pean takon aku nang ndi?, kate nuduh selingkuh maneh?, cek kejem e dadi uwong. Iki lading.. patenono ae aku mas. Lek sampean ga gelem yo jen aku seng mati dewe, jen puas atimu mas !!!" (Kenapa tanya aku kemana?, mau nuduh aku selingkuh lagi?, kejam banget sih kamu jadi orang. Nih lihat pisau.. bunuh saja aku mas. Kalau kamu tidak mau ya biar aku bunuh diri, biar puas hatimu mas !!!), Mita kalap mendekat ke arah Yosa.

Yosa masih saja tenang karena sudah sangat sering ia menghadapi Mita semacam ini. Masih sempat Yosa mengirim sebuah pesan whatsapp untuk kemudian berdiri dari kursinya dan berjalan perlahan mendekati Mita. Perlahan Yosa melangkah dan terkesan sangat perlahan seperti mengulur waktu.

Tepat saat pintu kamar yang tiba-tiba terbuka dari luar dan otomatis Mita menoleh kesana, kaki kiri Yosa selangkah bergeser sedikit serong ke sisi kanan luar dari tubuh Mita dan dengan sangat cepat mengangkat kaki kanannya tinggi kemudian mendaratkan tumitnya tepat di pergelangan tangan Mita. Terlemparlah pisau dari tangan Mita bersamaan dengan masuknya dua orang sekuriti ke ruang tamu kamar Mita.

Sejurus kemudian Yosa bergerak cepat ke belakang tubuh Mita untuk mengunci kedua tangan Mita dari sisi belakang. Mita terhenyak mengalami kejadian yang begitu cepat. Dia kini hanya mampu meronta.

"Bro.. tulung gantian cekeli arek iki, awas tapi.. ga kathek koen rempon lho yo, tak gibeng koen engkok" (Bro.. tolong gantian kalian pegangi cewek ini, tapi awas.. ga boleh cari kesempatan pegang dada, bisa ku hajar kalian berdua nanti), ucap Yosa pada Yanto dan Doni sembari sedikit berseloroh. Yanto dan doni hanya terkekeh mendengar ucapan Yosa namun tetap maju ke arah Mita.

"Hehh stopp iki urusan pribadi, lapo satpam bangsat iki melok mlebu rene" (Hehh stopp ini urusan pribadi, ngapain satpam bangsat ini ikut campur?), bentak Mita galak.

"Menengo cangkemu cuk !!. Koen iku SEMPEL, stress. Yapo olehku iso ngobrol lek polahmu koyo setan ngunu. Wes menengo, pisan maneh ngeyel.. tak kirim nang menur koen !!!" (Diam kamu bangsat !!. Kamu itu gila, stress. Gimana aku bisa ngobrol kalau tingkah mu seperti setan gitu. Diamlah, sekali lagi rewel.. ku kirim ke RSJ menur kamu !!!), bentakan Yosa lebih menggelegar melebihi kegalakan Mita. Seumur-umur baru kali ini Mita melihat Yosa segalak itu. Mengkerut juga akhirnya Mita menuruti apa kata Yosa.

"Aku ga ngoros koen nang ndi. Aku cumak kate takon.. koen isih gelem dadi pacarku opo ga?. Lek koen ancen pacarku kudune koen terbuka gelem crito wingi nang ndi ae. Siji maneh, lek ancen koen pacarku kudune gelem nurut barek aku, ojok ngomak ngamuk sak penak dengkulmu, mok kiro aku jongosmu ta?" (Aku ga peduli kamu kemarin kemana. Aku hanya mau tanya.. masih mau jadi pacarku ga?. Kalau emang kamu pacarku, harusnya bisa terbuka dan mau cerita kemarin kemana saja. Satu lagi, kalau emang kamu pacarku harusnya mau aku nasehati, jangan dikit-dikit ngamuk se enak dengkulmu, kamu kira aku pembantumu?), Yosa kembali duduk dan menegakkan badannya menghadap ke Mita yang masih posisi berdiri dan terkunci dari belakang.

"Pantes ta aku ngomong didengerin dua orang ini?", tanya Mita sambil melotot ke samping kanan dan kiri.

"Mereka saksi, jelas??", tegas Yosa berucap.

"Ok mas, aku juga cuma mau ngomong satu aja. Aku ga bersedia memberi tahu tentang dimana aku kemarin. Ok, selesai", Mita yang menggemaskan berubah menjadi Mita yang menyebalkan.

Dalam hati Yanto dan Domi "Bener aja kata Yosa, menyebalkan nih cewek.. woooo kudu tak rempon kuat-kuat ae susune.. asuu" (wooo pengen ki remas aja susunya kuat-kuat.. anjing". Namun nyatanya mereka masih bisa menahan diri.

"Ok kesimpulan yang jelas yah, kamu udah ga mau jadi pacarku.. gimana saksi?", sambung Yosa tegas.

"Saahhh", jawab Yado (Yanto dan Doni) serempak. Hampir saja Yosan terpingkal-pingkal demi mendengar tersebut. Tapi harga dirinya lebih ia utamakan mengingat Mita sudah mencabik-cabiknya.

"Baiklah dek Mita.. kita berawal dengan baik-baik, maka berpisahpun juga dengan baik-baik. Mas sekuriti tolong lepaskan mantan pacarku", Yosa melangkah maju ke arah Mita kemudian mengecup lembut bibir Mita. Mita terperangah, begitu juga Yado. Namun itu tak berlangsung lama. Sejenak kemudian Yosa melangkah ke arah pintu.

"Yuk mas sekuriti kita pamit. Dek Mita, dulu hingga detik ini aku masih mencintaimu. Setelah aku melewati pintu ini maka kamu bukan apa-apa ku lagi. Cinta berakhir dan kita hanya teman. Ok.. bye", Dua sekuriti mengikuti langkah Yosa meninggalkan ruangan tersebut. Namun selangkah sebelum Yosa mencapai pintu, Mita berteriak.

"Tunggu masss...", Mita berlari dan menghambur memeluk Yosa.

"Mas, kamu adalah kenangan terindah buatku mas. Tak ada satupun mantan Mita yang bisa melebihi kesabaran dan perhatianmu. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Terimakasih mas atas semuanya. Maafkan aku.. hiks hikss", Mita tersedu.

"Stttt, sudah ya.. nangisnya nanti aja di kamar sana. Tunggu aja, setelah ini akan ada orang yang akan melebihi perhatianku ke kamu. Kamu boleh pegang omonganku ini", Ketegasan sosok Yosan terlihat begitu jelas. Intonasi, keyakinan ucapan, hingga ketenangan berbicara sungguh membuat semua yang ada di ruangan tersebut tercengang.

"Yawes gitu aja, selamat siang Mitakuhh 👋", lambaian tangan Yosa mengakhiri sisa tubuhnya yang menghilang dibalik pintu kamar.

...skip...

"Hebat koen ndeng.. lek aku ngerti pacar ngerangkul maneh koyo iku mau karo nangis yo sido tak gebleh maneh ga katek suwe hahaha" (Hebat kamu bro.. kalau aku melihat pacar merangkul lagi sambil nangis ya sudah aku kikuk-kikuk lagi GPL hahaha), tangan Yanto merangkul pundak sahabatnya dan beriring bertiga menuju pos sekuriti.

"Hebat opone cuk.. wingi-wingi aku yo koyok koen, ngalah, kelon maneh.. tapi panggah ae ga berubah arek iku" (Hebat apanya.. kemarin-kemarin aku kayak kamu, mengalah, tidur bareng lagi.. tapi ternyata tetep aja anak itu ga berubah), jawab Yosa dan menghentikan langkahnya.

"Sek sek.. ngomong soal tidur bareng.. mending aku sekarang tidur di kamar 41 rek.. wkwkwk. Sek yo", Yosan memutar langkah menuju kamar Tyas. Yanto dan Doni hanya bisa geleng-geleng kepala melihat polah tengil Yosa yang konon katanya kalem dan pendiam.

...skip...



"Selamat ya mas, kamu udah lega dengan terselesaikannya satu masalah", ucap Tyas yang sedang menemani Yosa ngobrol di ruang tamu kamar kos Tyas.

"Kamu yang selamat, selangkah lebih maju hahaha..", Goda Yosa.

"Ish apaan sih", Tyas merajuk manja. Yosa memeluk pundak Tyas yang duduk disampingnya. Tyas menurut dan meletakkan kepala di dada Yosa.

"Kita ini apa ya mas? Status ga jelas, tapi berpelukan..", ucap Tyas lirih sambil tetap merebahkan kepala di dada Yosa.

"Kita tak butuh status fatamorgana Yas.. Status yang jelas ya nanti namanya suami istri. Kalau sekarang sih kita saling paham kok apa yang kita butuhkan, apa yang kita tunggu, apa yang kita mau. Jadi ikuti aja kata hatimu. Jika kamu yakin aku milikmu maka aku adalah milikmu", ungkap Yosa berceramah.

"Iya mas, Tyas paham.. ucapanmu sudah seperti ucapan kepala rumah tangga bagiku", sambut Tyas lagi-lagi dengan sangat lembut. Hingga melembutkan sekujur tubuh dan hati Yosa, tapi tidak untuk satu benda di bawah sana. Benda itu akan semakin keras jika diberi kelembutan 😁

Hemmm koen Yosss, rasakno.. kebulet kebulet koen nang lingkaran enyar ambe Tyas... coba ndeloki, yopo maneh polahmu maringene 😕

"Nesya mana Yas?", tanya Yosa celingukan mencari si riang lucu.

"Tidur mas, kecapekan abis dari kebun bibit tadi", jawab Tyas pelan.

"Nah trus gimana dong kerja nya kalau Nesya belum bangun, katanya shift sore. Bentar lagi berangkat lho", tanya Yosa lagi, keppo.

"Aku sebenarnya off mas hari ini, tadi sih sengaja bilang masuk sore biar kita ga lama-lama diluar. Maklum mas namanya baru kenal, khawatir gimana gimana", Tyas menahan senyum sambil menjawab pertanyaan Yosa.

"Kalau sekarang udah kenal?", tanya Yosa tiada henti.

"He eh", jawab Tyas pendek sambil tersenyum dan mendongak keatas menatap wajah Yosa.

Slurrrp...
Tanpa menunggu aba-aba Yosa melumat bibir Tyas dengan gemas. Tyas menerima ciuman bibir tersebut. Kecipak permainan lidah mulai terdengar. Cukup lama mereka melakukan itu hingga akhirnya berhenti sejenak. Mereka terengah-engah kehabisan napas karena terlalu bersemangat berciuman. Mereka pun saling berpandangan dan tersenyum bersama.

"Mass ehhm.. aku ngomong tapi jangan diketawain ya", bisik Tyas yang kini sudah berada di pangkuan Yosa dan bergelayut manja seperti seorang bayi dalam gendongan ayahnya.

"Iyaah.. apa sih..", tanya Yosa penasaran.

"Kalau pengen anu boleh minta ya meski tak ada status pacaran?", tanya Tyas malu-malu. Ia tersipu, pipinya merona merah menambah cantik wajah mama yang masih sangat muda tersebut.

"Sekarang aku balik tanya deh, bolehkah aku bilang sayang meski kita tanpa status pacaran?", ucap Yosa pelan namun sangat bermakna.

"Yaa boleh aja doong, kenapa tidak..", jawab Tyas genit membuat Yosa seakan ingin menerkamnya.

"Yaa jawaban pertanyaanmu sama seperti ucapan sayang tadi. Jika kamu nyaman dan mau ya itu pilihanmu. Kan sudah aku bilang dari awal tadi.. Jika kamu yakin bahwa aku milikmu, maka aku adalah milikmu", lanjut Yosa

"Cinta itu rumit ya mas", ungkap Tyas bertukar pikiran dengan orang spesial yang baru hadir di kehidupannya.

"Cinta itu simpel, hanya pikiran yang membuatnya rumit. Jalani sajalah, ikuti kata hati. Itu saja", balas Yosa kembali berpetuah.

"Siaaaap bosss", senyum Tyas terkembang. Ia sekarang tak peduli lagi pada kecamuk pikiran yang silih berganti tak menentu, tak pasti. Ia hanya ingin mengikuti kata hati. Jodoh atau tidak itu urusan nanti.

"Trus sekarang mau minta anu?, sudah yakin sama aku belum?", Yosa menggoda mencoba menggoyahkan pendirian Tyas. Namun Tyas hanya tersipu malu tanpa berkata apapun.

Melihat lampu hijau menyala benderang, Yosa dengan cepat kembali melumat bibir mungil Tyas. Masing-masing saling melumat tanpa jeda. Gelegak jiwa telah meronta-ronta.

Perlahan Yosa mengajak Tyas untuk berdiri dan mencoba melucuti pakaian yang melekat pada tubuh Tyas. Tyas menurut saja, bahkan ia juga mulai sibuk membuka pakaian yang dikenakan Yosa. Dalam hitungan menit kini mereka telah benar-benar telanjang tanpa ada seutas benangpun menempel pada tubuh mereka. Yosa sedikit melangkah mundur menikmati pemandangan indah dihadapannya.

"Wahh kamu cantik dan sangat seksi sayang. Dadamu padat proposional. Kulitmu putih.. pinggulmu lebar menyokong bulatan sekal buah bokongmu. Pahamu padat berisi tapi tidak gemuk. Ooh sungguh rugi mantan suamimu telah menyia-nyiakan kamu", decak kagum Yosa bukan hanya sekedar hiburan untuk Tyas namun nyata adanya. Bagaimanapun juga Tyas adalah wanita yang masih sangat muda dan memiliki daya tarik magis seperti wanita-wanita muda lainnya. Itu bukan berarti wanita yang lebih tua akan hilang daya tariknya. Ini lebih kepada konteks pembahasan seputar Tyas.

Tyas tersipu malu tanpa mampu berucap apa-apa. Saking gugupnya Tyas sampai ia sama sekali tak memperhatikan batang jumbo yang ada di antara dua kaki Yosa.

Perlahan Yosa menuntun Tyas rebahan diatas sofa ruang tamu kamar kosan. Yosa ingin memanjakan wanita elok dihadapannya yang sepertinya telah cukup lama tak mereguk manisnya sirup cinta. Yosa mencium bibir Tyas yang nampak setengah terbuka menahan gejolak nafsu yang mulai menjalari tubuh. Mata Tyas terpejam menikmati percumbuan itu.

Masih dalam berciuman Yosa menggerakkan tangannya meraba halus kulit tubuh Tyas. Jari jemari Yosa berputar disekujur tubuh Tyas hingga membuat tubuh Tyas bergerak-gerak lembut menikmati bulu kudu yang meremang hampir disemua bagian tubuh. Perjalanan jemari Yosa berhenti di dua bukit kembar yang bulat menggoda.

"Ehmmm..", Tyas mendesah pelan saat Yosa mulai menekan dan meremas dadanya.

"Ehhm mas.. sssst", lanjut desah Tyas.

"Ouuugh...masss", Tyas mengejut saat Yosa mencoba memilin puting ranum yang masih cukup orisinil warnanya. Mungkin mantan suami Tyas jarang memainkan bagian ini. Begitu juga Nesya mungkin tidak minum asi sehingga tonjolan di puncak dada Tyas masih terlihat wah seperti pengantin baru.

Tak cukup itu, Yosa perlahan menghentikan ciuman dan mulai berkonsentrasi mengulum buah dada Tyas. Alhasil Tyas langsung kelojotan dibuatnya.

"Awwwh mass.. ehmmmmmhh", desah Tyas meninggi tatkala putingnya menjadi bulan-bulanan mulut dan tangan Yosa.

Melihat respon positif dari Tyas, Yosa menjalarkan tangannya mencari lubang surgawi diantara selangkangan Tyas.

"Oooouhhh... aaah sssst", tubuh Tyas melengkung membentuk seperti jembatan saat tangan Yosa mulai menggesek area paling sensitif di tubuh Tyas. Dengan gerakan berpengalaman Yosa menggosok, menusuk, dan menggoyang area kewanitaan Tyas. Masih pula mulut Yosa melumat buah-buahan ranum di dada Tyas.

"Oohh sayang.. nikmat sekali...hmmm", Tyas semakin terbiasa menerima perlakuan Yosa atas dirinya. Tubuhnya meliuk mengikuti permainan tangan dan mulut Yosa.

"Oooh aku mo nyampe mas... ooohh", Yosa semakin bersemangat menfokuskan rangsangan pada mulut kemaluan Tyas saat mendengar bahwa orgasme Tyas akan segera datang.

"Oooooh masss... aku nyampehh...ehmmm ahhhh", tubuh Tyas mengejang. Tangan Yosa dijepit kuat oleh kedua kaki Tyas. Yosa sejenak berhenti dari aktifitas rangsangannya.

"Hmmm.. makasih mas, ini kenikmatan terdahsyat yang pernah Tyas rasakan sejak awal nikah hingga sekarang, mantan Tyas tidak pernah membuat Tyas puas hingga seperti ini", Tyas berucap manja sambil mengelus dada bidang Yosa.

"Tyas mau dilanjut?", tanya Yosa memastikan kesiapan Tyas.

"He em sayang, aku ingin jadi milikmu sepenuhnya", jawab Tyas sedikit mendesah. Membuat Yosa dan palkon dibawah sana pusing tujuh keliling 😀.

Yosa segera mengambil posisi menelungkupi tubuh Tyas. Sejenak Yosa mencium bibir mungil dihadapannya dan kemudian menggesekkan palkon berhelm tempur ke lubang senggama Tyas.

"Uuhmm geli sayang..", bisik Tyas.

Perlahan Yosa menekan masuk batangnya. Tyas terbelalak kaget. Sedikit ia mendorong tubuh Yosa agak naik guna ingin menyaksikan batang kejantanan Yosa yang telah mengejutkannya.

"Iku opo mas?, kok gede banget... iih takut. Punya suamiku dulu paling ga sampai setengah dari ini", ucap Tyas sedikit panik.

"Kalau kamu ragu yaudah kita tunda saja lain hari", bisik Yosa.

"Engga mas.. lanjut aja, aku cuma kaget. Tapi kayaknya muat deh. Bayi Nesya aja bisa lewat situ kok", balas Tyas meyakinkan Yosa.

"Uhhhhh.. mass", Yosa kembali menekan pelan batangnya dan menghssilkan lenguhan syahdu dari bibir mungil tyas.

"Terussh kan mass.. oooh", lanjut Tyas terpejam

Yosa sangat menguasai cara jitu menghadapi hal semacam ini. Yosa segera melakukan tehnik AAB sebuah istilah yang ia buat sendiri yakni dua kali tujukan pendek dan satu kali tusukan maksimal. Dengan gerakan pompa tahan - pompa tahan - full akan membuat dinding kewanitaan Tyas beradaptasi menyesuaikan. Dengan cara itu pula cairan pelumas akan semakin banyak melumuri setiap milimeter daging yang dilalui oleh batang Yosa.

Beberapa kali pengulangan AAB kini hampir seluruh batang Yosa mampu menyumpal ke dalam liang kedut Tyas.

"Oooooghh....", Tyas mendesah panjang saat Yosa menekan habis batangnya. Yosa mendiamkan sejenak batangnya terkurung rongga nikmat agar Tyas sedikit rileks dan terbiasa menerima benda gede asing di selangkangannya.

"Ayo sayang goyang yukk... aku pengen rasain kontol gede iki", Tyas mulai rileks dan tumbuh kebinalan dalam dirinya.

Perlahan tapi pasti Yosa menarik dan menusuk lubang memek tyas. Semakin lama semakin cepat dan cepat hingga terdengar suara kulit selangkangan Yosa beradu dengan kulit Tyas.

"Ouhhhh mas hmmmm.. ahhh", Tyas mulai mendesah menikmati

"Enakk mas kontolnya.. guedeee banget... uhhh", rancau Tyas semakin binal.

Entah mengapa Yosa sudah mulai merasa bahwa batangnya akan segera muncrat. Tidak seperti biasanya yang sangat lama. Mungkin karena Yosa terlalu menggebu menikmati kisah pertamanya bersama Tyas sehingga merenggut daya tahannya.

"Masss aku mau nyampe lagi mass..oooh ohh", teriak Tyas.

"Aku juga mau sampe Yas..ooh hmm", teriak Yosa membalas.

"Oooh oooh mass aku nyampe lagiiiii.., aaaaaaahhh", Tyas kembali mengejang dan menjepit batang kekar Yosa. Merasakan jepitan yang sangat nikmat, Yosa semakin pula merasakan cairannya tak akan lama lagi akan menyembur.

"Yas aku mau keluar yas..ohh", desah Yosa

"Di dalem aja mas gpp.. aku belum lepas steril", sambut Tyas membahagiakan hati Yosa.

"Ooooohh keluaaarrr", Yosa menggeram mendapati klimaks

Berdua mereka terkulai lemas. Yosa segera beringsut dari tubuh Tyas dan duduk. Begitu pula Tyas yang ikut duduk disamping Yosa. Kepala Tyas bersandar di bahu Yosa.

"Makasih ya mas atas semuanya, aku sangat bahagia mas. Aku menunggu kabar terindah untukku setelah kamu pulang dari Lampung", lirih Tyas bersuara. Tenaganya belum terlalu pulih. Napasnya masih agak tersengal.

"Semoga engkau takdirku Yas.. tapi bagaimana pun juga hasilnya nanti, aku tetap akan selalu membahagiakanmu sayang", balas Yosa dengan ucapan penuh rasa kasih.


××××××××××

Cerita semakin berliku dan menantang. Tetap tunggu kehadiran update berikutnya. Support dari pembaca adalah penyemangat bagi kami untuk melanjutkan kisah ini.
#staydisini #pantenginterus #jangankasihkendor
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd