Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ACKD - Aku Cinta Kau & Dia (By : FigurX )

Andai kamu TS, ingin Yosa berpasangan dengan siapa di akhir cerita? #vote tdk mewakili kisah akhir

  • Menjadi pasangan Tyas

    Votes: 5 6,3%
  • Menjadi pasangan Nesa

    Votes: 11 13,8%
  • Menjadi pasangan Dua2nya

    Votes: 49 61,3%
  • Tidak semuanya

    Votes: 3 3,8%
  • Menjadi pasangan Cewek lain

    Votes: 12 15,0%

  • Total voters
    80
  • Poll closed .
Asline sopo seh sing njaluk skuirt² barang, awas ae lek gak melok ngumbah sprei
:ngupil:

Om TS perbanyak adegan wikwik sama Dodo po'o .. aku biasa ae lek ambek Yosan, aku ngesir Dodo soale :malu:

Wah wurung wes, ga atek skuit2 an.. rinsoku entek :sendirian:

Nah Dodo ada penggemar... sek asekkk
#dukungdodo #prododo
 
Update ke 7 :


()()()()()() AKU CINTA KAU DAN DIA ()()()()()()
________FigurX Productions 2020____________







××××××××××

Part 7

Ayam Sori


××××××××××

Senja menyisakan selaksa cahaya menjilat wajah letih ibukota jawatimur. Julur sinarnya yang kuning keemasan membelai hangat pada setiap yang dilaluinya.

Derap hari sarat liku,
Dinamika menghentak syahdu,
Buih makna menyatu,
Residu sendu,
Kelu,
Rindu,
Biru.

Manis adalah perasa,
Getir adalah coba,
Suka atau nestapa,
Tertutup jelaga,
Fatamorgana,
Kidung senja,
Sukma.

Riangkan hati,
Lupakan imaji,
Lepaskan duri,
Rengkuh esok pagi,
Membunuh sepi,
Prasasti.


(Goresan pena : Lika-Liku - FigurX 2020)

.......


"Nang ndi ae cak ga mole mole !!" (Kemana aja kamu ga balik-balik !!), sambut Dodo diambang pintu kamar Yosa sesaat setelah melihat Yosa dengan wajah kuyu memasuki areal kosan.

"Koen seng nang ndi ae ndeng... mari pulkam ta nang Duduk Sampean?. Ngunu ga kabar-kabar broo bro.. Ga ngerti tak aku nang kene pirang ndino iki klimpungan dewe koyok wong gendeng?. Butuh ewanganmu tapi koen minggat pisan" (kamu itu yang kemana aja.. habis pulang kampung ke Duduk Sampean kah?. Kok ga ngabari sih bro.. kamu ga tahu kalau aku disini mumet sampai mirip orang gila?. Butuh bantuanmu tapi kamu hilang juga), semprot Yosa sedikit emosi. Badan yang penat, udara yang gerah, ditambah gaya bicara Dodo yang menyebalkan cukup membuat Yosa sukses naik pitam.

"Sepurane bro, engko tak critani. Aku yo perlu ngomong serius ambe awakmu. Wes saiki aduso sek jen seger" (Maaf kawan, nanti aku cerita. Aku juga perlu ngobrol serius ke kamu. Ya sudah sekarang kamu mandi saja dulu biar segar), balas Dodo mengalah. Ia teringat telah memiliki rasa bersalah yang besar ke Yosa. Sudah sepantasnya ia sekarang tidak membuat Yosa marah.

"Aku juga mau curhat puentiing bro", lanjut Yosa sambil berlalu menuju kamar mandi umum kosan.

...skip...

Malam yang cerah. Bintang gemintang berceceran cantik di hamparan langit. Angin berhembus tenang mengusir mendung yang seakan ingin merebut tahta cuaca. Malam itu Yosa sedang duduk berhadapan dengan Dodo ditemani 2 cangkir kopi jahe panas yang masih mengepulkan asap. Beberapa pasangan muda bergandeng mesra lalu mengambil posisi duduk di depan meja persegi berukuran kecil yang cukup jauh dari tempat Yosa dan Dodo duduk. Malam itu Kopitiam tidak seramai biasanya. Cafe ala warkop jaman pendudukan Belanda di Indonesia tersebut nampak sedikit lega tanpa terlihat jubel pengunjung.

"Bro.. mengenai design rumah yang sudah aku berikan kepadamu waktu itu berikut denahnya apa masih kamu simpan?", ucap Yosa mengawali pembicaraan.

"Masih lahh..aku ga amatir", jawab Dodo sedikit sombong. Pekerjaannya sebagai orang besutan teknik sipil dalam mendampingi berbagai perusahaan konstruksi memang tergolong berhasil. Berbagai pernik kebutuhan bangunan seperti design, kalkulasi perhitungan, dan lain sebagainya diselesaikan Dodo dengan sangat memuaskan.

Tak terkecuali perusahaan tempat Yosa bekerja yang notabene adalah real estate cukup berkelas di Surabaya juga memesan kebutuhan penunjang kepada Dodo. Hal ini tak lepas dari campur tangan Yosa sebagai manager produksi di perusahaan tersebut. Yosa mengarahkan bagaimana caranya agar jasa Dodo laku.

Mereka berdua laksana si kaya yang menyamar. Posisi Yosa maupun larisnya Dodo tentu saja telah menghasilkan pundi - pundi rupiah yang tak sedikit. Membeli rumah sendiri lengkap dengan mobil pribadi atau minimal kontrak rumah yang jauh lebih luas daripada sesak dan pengapnya kamar kos sebenarnya bisa mereka lakukan. Namun mereka memilih untuk menabung segala hasil jerih payah mereka dan menunda pembelanjaan yang sekiranya dirasa masih belum waktunya.

"Sektalah bro, design yang dipesan kantormu atau design impianmu sendiri?", tanya Dodo kurang yakin.

"Impianku", tukas Yosa pendek.

"Hmm.. K.kamu ingin melangkah se..serius dengan Mita?", Dodo terbata menanggapi ucapan Yosa. Dalam benak Dodo berputar segala yang telah terjadi beberapa hari ini. Terbesit pertanyaan dalam hatinya.. apakah mereka belum bertemu untuk membicarakan nasib hubungan mereka??

"Lho justru iku, mergo aku wes resmi putus ambe Mita, makane aku saiki optimis tenanan kate mbangun omahku" (Lho justru itu, karena aku sudah resmi putus dengan Mita, makanya aku sekarang optimis fokus mau membangun rumahku), imbuh Yosa tenang. Yosa melihat sekelebat sinar mata yang aneh dari pandangan Dodo. Seperti tatapan ketakutan, namun sekilas tertutup oleh senyum simpatik seorang sahabat.

"Pu..putuss??!!", pertanyaan yang sebenarnya tak perlu malah terlontar dari mulut Dodo yang pernah mengecapi lembah basah milik kekasih sahabatnya sendiri.

"Wkwkwk..biasa ae po'o. Gayamu koyok pemain sinetron" (Wkwkwk..biasa saja lah. Gayamu seperti pemeran sinetron), Yosa terbahak melihat wajah tirus Dodo yang semakin terlihat ompong saat melongo seperti itu.

"Wwwohh pak tile.. mirip pak tile wkwkwk", imbuh Yosa makin terbahak. Ia tak tahu bahwa masih ada api dalam sekam. Ia tak tahu bahwa kepolosan wajah pak tile menyimpan sejuta panah api yang sebagian telah mengoyak lipatan-lipatan asa dan menghanguskannya seakan tak bermakna bagi persahabatan mereka.

"Bro.. aku oleh ngomong?, eh tapi ga jadi wes.. ehm, tapi...", Dodo seperti menggumam tak jelas, padahal jelas-jelas kalimat itu tertuju untuk sahabatnya. Yosa menjadi bingung sendiri.

"Koen iki nggedabrus opo ancen mulai sarap seh?. Ngomong undal-undul ga jelas blas gadhas" (Kamu ini omong kosong atau emang mulai stress?. Ngomong plin-plan ga jelas sama sekali), ucap Yosa gemas sendiri. Tapi gemasnya Yosa bukan gemasnya mahoni pada pasangannya lho. Sori guys ini cerita murni antara ka'al dan kimpet 😁.

"Susah mulai aku bro... hmmm", Dodo menjadi tidak tenang dalam duduknya. Berulangkali ia merubah posisi duduk hanya demi mencari ketenangan alam pikirnya yang kini sangat kusut mawut koyok jembut.

"Koen kebelet ngising tah?, nggilani koen. Wes kono nango jeding sek.. selak njlembret nang kene" (Kamu kebelet boker?, menjijikkan. Sudah sana buruan ke toilet.. keburu keluar disini), wajah Yosa sedikit menegang. Bukan karena curiga dengan sesuatu yang disembunyikan Dodo.. tapi lebih kepada kekhawatiran jikalau Dodo boker sembarangan. Wkwkwkwk.. bisa malu tingkat nasional. Ga bawa pempers uh. 😂

Demi mendengar perkataan sahabatnya, Dodo segera berlari kearah belakang dari cafe tersebut. "Yosa bener, lebih baik aku menenangkan diri sejenak di toilet", batin Dodo.

"Ehh mas mau kemana?", teriak seorang waitress cantik yang berdiri tak jauh dari tempat Dodo melintas.

"Toilet mbak", jawab Dodo ringkas sambil tetap ngeloyor kearah belakang cafe.

"Toiletnya disamping masss", sambung mbak waitress tersenyum jenaka sembari menutup bibirnya menyaksikan tingkah konyol Dodo. Alhasil merah padam wajah Dodo mendapati malu yang tak terbendung.

"Wooo ancen longor arek iku mbak..wkwkwk" (Wooo emang bego anak itu mbak... wkwkwk), teriak Yosa dari balik mejanya menimpali ucapan mbak waitress.

"Jambuuu.. njaok tak suwek lambemuu !!" (Jambuu.. minta di sobek-sobek mulutmu !!), ucap Dodo mendelik ke arah Yosa menirukan gaya marah artis Tukul Arwana namun sambil berlalu kearah samping bangunan. Yosa masih terbahak.

"Taiii.. malu bangsat !!. Ehmm.. tapi mbak waitress tadi lumayan cakep eh..", Dodo mengumpat dalam hati. Sesekali ia menoleh ke mbak cantik tersebut sampai tubuhnya hilang dibalik kaca bening yang membungkus penuh bagian terluar cafe.

...skip...

Kenyataan bukan kenyamanan,
Namun kenyamanan mampu membentuk kenyataan,
Puing bukan jelaga,
Jelagapun tak berarti tak berguna ,
Semua tersembunyi dalam bilik pemahaman.

Ingin tak selalu menjadi akan,
Karena akan adalah anugerah,
apraisal polah yang disetujui sebagai arah.

Bungkam bukan pula menyerah,
Setangkup asa terkulum dalam karsa,
Makna tergantung jiwa,
Merekah,
Merah,
Darah,
Cerah.

(Goresan pena : Akan menjadi... - FigurX 2020)


.....


"Broo.. jadi kamu sudah putus dari Mita?", ucap Dodo memulai pembicaraan sekembalinya ia dari toilet.

"Iya.. gapapa bro.. namanya perjalanan", jawab Yosa tenang.. setenang genangan kopi dihadapannya yang masih juga belum tersentuh bibir-bibir hitam mereka yang gelap karena bertahun-tahun mencumbui dara manis bernama miss nikotine.

"Oooh.. iya tapi gini bro.. gimana ya.. sek sek", Dodo masih sedikit bingung mengutarakan isi hatinya yang sedari tadi menyumpal, menyedak, dan menghimpit kerongkongan jiwanya.

"Pisan maneh koen nggarai bingung, tak congor lambemu !!" (Sekali lagi kamu bikin bingung, aku hantam mulutmu), Yosa mendelik sadis meski itu hanya pura-pura belaka.

"Iyoh iyohh santai broo..", hati Dodo mengkerut. Jangankan ia melawan Yosa, membayangkan saja ia tak mampu. Apalah artinya Dodo dibanding jawara silat bernama Yosa. Bisa boker ditempat beneran jika Yosa bener-bener melayangkan tinju sakti ke mulutnya.

"Koen asli wes nikah... eh pisah ama Mita?", sekali lagi Dodo meyakinkan diri sebelum memulai ceritanya. Lidahnya sampai 'belibet' karena hatinya dilingkupi getar ketakutan atas perbuatannya.

"Koen lak wes tak jawab seeeh iku mauuu !!!" (Kan tadi udah aku jawab), satu jambakan telak diatas ubun-ubun mengiringi ucapan Yosa.

"Hehehe AYAM SORI brooo..soriii. Jadi gini.. ehm kamu tahu kemana Mita pergi selama beberapa hari ini?", Dengan wajah tidak yakin pada ucapannya sendiri Dodo mulai berusaha memasuki wilayah 'pengakuan dosa' yang takut untuk ia lakukan, tapi hati kecilnya yang waras memaksa untuk melakukan itu.

"Nah itu yang ingin ku ketahui Do, wah beruntung ketemu kamu.. jadi bisa tahu sebenarnya apa yang telah terjadi. Yahh meski ga ngefek juga sih sekarang aku tahu atau tidak, toh Mita wes ucul..", wajah Yosa sedikit berbinar. Namun kemudian meredup lagi seperti tak ada gairah mendengarkan cerita Dodo.

"Yos.. sepurane seng akeh. Wingi iku Mita keluar sama aku", ucap Dodo lirih hampir tak terdengar. Sejenak suasana hening. Tak ada suara diantara mereka kecuali dengus nafas Dodo yang terdengar mulai tak teratur dan suara bibir Yosa yang menyeruput kopi.

Tak ada reaksi kaget pada wajah Yosa. Ia malah nampak asyik mengangkat bungkus gudang garam filter ke arah mbak waitress sekedar menanyakan boleh tidaknya merokok di ruangan itu. Mbak waitress mengangguk cepat menjawab isyarat dari Yosa. Sejurus kemudian asap mengepul diantara wajah Yosa dan Dodo. Dodo masih terdiam.

"Mungkin terlalu panjang untuk menjelaskan detailnya. Intinya.. sore itu yang aku pamit ke rumah tante sebenarnya diajak Mita keluar. Awalnya dia mau curhat masalah kalian. Tapi makin kesini dia seperti sudah merasa bosan ke kamu. Maksud hati ingin menguatkan dia agar tak merasa sendiri, aku menawarkan sandaran untuk dia bro... Barusan kamu malah cerita kalau putus dengan Mita. Jujur aku serba salah dan ga enak bro. Aku merasa sudah merebut Mita darimu. Ka..kamu boleh meng.ha..hajarku kalau kamu mau. Aku sahabat yang t.tak pan.pantas. Anggap saja itu permintaan maaf dariku", Dodo bergetar mengucapkan kalimat demi kalimat. Sangat hati-hati memilih kata demi menghiba belas kasihan.

Yosa tak bergeming. Masih asyik menikmati kepulan asap di rongga mulutnya. Tatapannya tenang memandang ke arah Dodo yang blingsatan seperti seorang gadis yang salah tingkah dipandangi lelaki pujaan hati. Dodo bingung sendiri menghadapi sikap Yosa yang diluar dugaan. Wajahnya tanpa ekspresi sedikitpun. Dodo ragu harus berbuat apa. Duduk segan, berdiri tak mau. Mau minta rokok tak berani 😁.

"Bro.. ngomong dong.. kasih reaksi apa kek", imbuh Dodo menyikapi.

"Sssttt.. diem. Eh mbak sini deh !!", Yosa memotong ucapan Dodo seperti menahan amarah. Mbak waitress dipanggilnya mendekat.

"Mbak, iki jajan opo?", ucap Yosa menunjuk salah satu gambar pada daftar menu yang terbungkus laminating tebal.

"Tahu isi pentol mas", jawab mbak waitress sopan.

"Gede ga?", tanya Yosa lagi.

"Sedengan sih mas", jawab waitress sedikit berpikir.

"Ehm saya perjelas non.. tahu mu sudah pernah ada yang isi pentol gede?", Yosa merubah kata-kata. Dodo mengernyitkan kening mendengarnya. Mbak waitress sedikit bengong kemudian tersenyum menyuguhkan rona malu di pipinya.

"Gausah dijawab mbak. Aku pesen 2 yo gae aku sama mas ini. Ehmmm.. buat pertanyaan tahu isi pentol gede tadi kalau mbak penasaran silahkan tulis nomer WA di struk sebelum saya pulang nanti. Kalau mbak ga suka, ga usah kasih nomer WA.. okeh??", Yosa mengucap tenang namun lugas. Dodo makin terbengong. Mbak waitress tersenyum simpul dan mohon diri untuk menyiapkan pesanan. Sekian menit berselang, tahu pentol pesanan telah dihidangkan.

Kembali suasana hening. Hanya suara jangkerik bersahutan memenuhi seisi alam. Nampak di kejauhan bulir-bulir padi bergoyang tertiup angin sepoi lepas. Terbentang permadani hijau persawahan yang bertingkat-tingkat disapu temaram sinar bulan. Sunyi sepi menemani dua insan yang duduk berhadapan mencari jawaban atas serakan fragmen-fragmen kejadian yang saling silang, tumpang tindih. Eh wait.. stopp !!! ini bukan kisah sang maestro @Jaya Suporno dalam masterpiecenya : Paradiso 2015.
Yosa, tak usah bermimpi menjadi Ava. Mimpimu terlalu tinggi untuk seorang anak kampungan dari pelosok jawatimur. Kamu bukan Pelukis Mimpi dengan 3 lukisan magisnya. Kamu cukuplah sebagai Yosa sang kadal buntung dari kota buaya 😂.


"Wes mari koen encuk yo?" (Sudah kamu setubuhi ya?), tanya Yosa datar dan tiba-tiba membuat Dodo bergidik membayangkan amarah Yosa akan menanjak naik. Dodo hanya mengangguk lemah.

"Manukmu gede?", imbuh Yosa semakin membuat Dodo lemas. Persendiannya mendadak seperti lunglai. Dodo hanya mampu menunduk tanpa berani mengangkat kepalanya.

"Dodooo dodo...", gumam Yosa sembari meremas kuat bungkus rokok. Sudah dapat dipastikan batang-batang rokok di dalamnya akan ikut remuk dalam genggaman tangan kekarnya.

"Ampun bro.. ampuun", Dodo merengek menghiba.

"Dooo...", ucap Yosa datar.

"Iya Yos, ampun", lagi-lagi Dodo memelas.

"Dooo... koen iki sempel ta?", nada suara Yosa meninggi.

"Matek akuuu...", risau Dodo dalam hati. Hawa basah mulai merembes turun dari selangkangannya membasahi celana berikut kursi tempat ia duduk. Wkwkwkwk jangkrik Dodo ngompol 😂

"Do, koen iki sempel ta?, gausah ketakutan seperti itu. Koen iki sahabatku sejak dulu Do. Mita mau kamu ambil kek, mau kamu sate kek.. sakarepmu. Ga ada hak ku buat melarang kamu Do. Kamu tahu kan, persahabatan kita lebih penting dari hanya sekedar kimpet. Susah senang kita lalui Do. Masih aku ingat sejak jaman kuliah sampai-sampai kita makan nasi sepiring dibagi dua cuma lauk krupuk saat kiriman ortu kita terlambat, masih aku ingat kamulah teman luarkota pertama dan satu-satunya yang hadir saat ibuku meninggal, masih aku ingat kamu yang kalang kabut membantu tiada lelah saat aku opname dan divonis asites. Dan sekarang aku harus marah padamu karena seorang wanita yang mencintaiku karena kontolku?. Tidak Do tidak akan kulakukan itu.. persahabatan berubah menjadi persaudaraan jika kamu menginginkannya. Persahabatan berujung perpecahan jika kamu menginginkannya. Aku marah dan meremas rokok ini bukan karena benci kamu, tapi karena tragisnya kedangkalan pemikiranmu terhadapan persahabatan kita", Yosa seakan puas dengan semua yang telah disemprotkan kepada Dodo malam itu. Di sisi lain, Dodo masih saja melongo melongo dan melongo.

"Cuma pesan ku Do, ati-ati mendampingi Mita. Arek iku rada ga beres. Aku sudah tahu latar belakang masa lalunya seperti apa.. Yah nanti kamu akan tahu sendiri lah. Tapi aku yakin, karaktermu lebih cocok untuk Mita. Dia butuh jiwa humoris mu, dia butuh supporter fanatik sepertimu, dia juga butuh kontol mu yang lebih gede dari punyaku hehe. Makanya tadi aku tanya, apa benar kontol mu gede?, karena ga mungkin Mita tiba-tiba mau sama kamu kecuali udah pernah kamu tunggangi dan memastikan bahwa kontolmu emang gede wkwk", Yosa tersenyum bahagia. Setidaknya ia tahu bahwa Mita jatuh ke pelukan orang yang tepat.

"Bro... aku isin, aku malu. Jiwamu besar sekali. Dan jiwaku kerdil sekali", Dodo masih menunduk.. ia seperti tak sanggup menatap kebesaran hati seorang Yosa.

"Itulah gunanya sahabat bro. Kita saling bantu, saling melengkapi. Westalahhh.. santai ae", balas Yosa meruntuhkan puri kerdil yang dibangun Dodo dalam kerapuhan.

"Suwun Yos, suwun seng akeh", ucap Dodo simpatik. Senyumnya kembali terkembang.

"Westalah cuk, gausah prembak prembik koyo arek wedok. Kono budhalo mangkal nang irba ae pisan. Aku ngomong wes yo wes mari.. gausah mulek ae koyok entut" (sudahlaaah, gausah mellow kayak cewek. Sekalian aja sana mangkal di irba. Aku bilang sudah ya sudah selesai... jangan kusut terus kayak kentut), bentak Yosa. Namun kali ini bentakan yang di iringi senyum. Senyum persahabatan yang tulus. Dodo membalas dengan senyum serupa. Dodo bersyukur telah memiliki sahabat sehebat Yosa.

"Oya bro, kembali ke design rumah tadi. Tolong segera buatkan gambar kerjanya. Kamu masih ingat kan letak tanah luas milik Kaji Husni yang aku beli sangat murah karena dia butuh uang?. Nah.. selesaikan designnya sesuai denah yang aku beri. Kamu pegang aja sekalian urusan konstruksi nya. Gausah mewah bro.. cukup pasangan bata tanpa finishing, tanpa plafon, genteng tanah liat kodok biasa. Tapi hollow dan rangka atap tetap pakai baja ringan ya. Detailnya besok kita bicarakan setelah kamu lihat lokasinya lagi. Kira-kira butuh berapa bulan pengerjaan bro?", Yosa kembali pada topik pembahasan yang tadi tertunda.

"4-5 bulan an", jawab Dodo yakin.

"Sippp.. yowes yuk balik bro", ajak Yosa kepada Dodo setelah pembicaraan dirasa cukup, ditambah mata yang mulai sepet karena malam yang kian larut. Tak lupa mereka menghabiskan dulu tahu isi pentol dan kopi pesanan mereka.

"Lah tapi gimana nih celana basah?, coba lihat kebawah bro", bisik Dodo malu-malu.

Jangkrikkk 😂

...skip...

Satu kerlingan mata Yosa tertuju pada mbak waitress sebelum akhirnya ia dan Dodo melangkah pergi meninggalkan lokasi ngopi. Dodo berjalan kikuk dalam bungkusan jaket Yosa yang terpaksa harus direlakan demi menyelamatkan aib mereka 😂.

Senyum simpul Yosa tersungging sambil mengamati deretan angka dibalik nota yang ia bawa.
"Hmmm.. Amanda", gumam Yosa lirih.


××××××××××

Amanda dengarlah suara hatiku
Yang selalu memanggilmu
Amanda datanglah temani hidupku
Sempurnakanlah cintaku

Dia bilang cinta itu indah
Anugerah dari sang kuasa

Beri aku cinta
Beri aku hidup
Beri aku semuanya
Semua yang kubutuhkan

Beri aku cinta
Beri aku hidup
Beri aku semuanya
Semua yang kudambakan

Amanda lihatlah ku nanti dirimu
Di dalam sepi malamku
Amanda tolonglah ucapkanlah cinta
Yang menenangkan hatiku


(Diskografi : Amanda - Putih band)


××××××××××××

Semakin penasaran?
Nantikan Update selanjutnya 👌

#staydisini #pantenginterus #jangankasihkendor
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd