Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ACKD - Aku Cinta Kau & Dia (By : FigurX )

Andai kamu TS, ingin Yosa berpasangan dengan siapa di akhir cerita? #vote tdk mewakili kisah akhir

  • Menjadi pasangan Tyas

    Votes: 5 6,3%
  • Menjadi pasangan Nesa

    Votes: 11 13,8%
  • Menjadi pasangan Dua2nya

    Votes: 49 61,3%
  • Tidak semuanya

    Votes: 3 3,8%
  • Menjadi pasangan Cewek lain

    Votes: 12 15,0%

  • Total voters
    80
  • Poll closed .
Waduh yosa kalah... kudu belajar banyu mili nih ben sakti....


Suwun kang bro updatenya... sip lanjutkan
 
Waduh yosa kalah... kudu belajar banyu mili nih ben sakti....


Suwun kang bro updatenya... sip lanjutkan

Banyu mili opo banyu langit kang?


Ga sekalian bojo anyar tah?

๐Ÿ˜‚ :Peace: :beer:
 
Update ke 10 :





โ—โ€ขโ—โ€ขโ—โ€ขโ—โ€ขโ—โ€ขโ—

Part 10

Pars Pro Toto

(Dilema)


โ—โ€ขโ—โ€ขโ—โ€ขโ—โ€ขโ—โ€ขโ—


Yosa tergolek lemah diatas ranjang rumah sakit dr.Soetomo Surabaya. Lengan kirinya dibebat perban mulai dari atas ketiak hingga perbatasan siku setelah sebelumnya luka menganga yang cukup panjang tersebut dijahit.

Wajahnya lebam membiru disana sini. Hidungnya bengkak di bagian pangkal. Kulit dibagian alis juga nampak menebal seperti kening mike tyson setelah bertanding.

Kepala Yosa juga diperban, ada luka terbuka di bagian rambut tergores sepatu biadab mantan suami Tyas.

--------------

Nampak Dodo, Yanto, Doni, dan juga Tyas duduk resah memandang Yosa. Hanya Mita yang tak nampak batang hidungnya. Sepertinya Mita sedang bekerja.

"Yas, mana Nesya?. Bahaya loh kamu tinggal sendiri..", wajah Yosa berkeliling di dalam ruangan dan tak menemukan adanya wajah mungil disana.

"Ga papa mas, udah sama budhe", Tyas berusaha menenangkan.

"Jangan remehkan !!, kamu sedang diperhatikan. Aku ga mau kamu sedih kehilangan Nesya. Ambil dia sekarang. Amankan dia di kosan. Ehmm Yan, siapa yang shift sore jaga?", Yosa masih tetap berusaha serius meski sesekali ia meringis menahan sakit.

"Ada Pak Ramudi dan Pak Nanang shift sore", jawab Yanto menanggapi pertanyaan Yosa.

"Nah kan, lebih aman di kosan !!", imbuh Yosa.

"Tapi..tapi mas aku mau nemanin kamu mas.. a.aku aku..", wajah Tyas masih terlihat sendu. Airmata seperti hendak mengalir membasahi kelopak matanya.

"Sudahlah Yas.. lakukan skala prioritas. Toh aku sudah banyak teman yang jagain disini", Yosa sedikit membentak. Ada air muka masam tergambar disana. Kegetiran nurani melanda. Ditambah kondisi tubuh yang lunglai membuat Yosa kurang bisa mengendalikan emosi.

"Eh.. injih mas", balas Tyas patuh. Meski ia pun tak kuasa menahan kesedihan hingga derai airmata jatuh basahi pipi tembus ke jiwa.

"Maafkan aku mas, maafkan mas Karjo mantan suamiku, maafkan kehidupanku yang telah menyeretmu masuk ke dalam kerumitan ini..hik hiiks", Tyas menangis sesenggukan sebelum akhirnya berlari keluar dari kamar Yosa.

"Do.. Ikuti dia.. pastikan dia sampai di kosan dengan selamat !!", pinta Yosa pada Dodo sahabatnya.

"Ashiaaaap bro.. wkwkwk Karjo, ndeso banget namanya hahaha", Dodo terkekeh dan berlari ke arah Tyas pergi di iringi mata Yosa yang melotot kearahnya yang bercanda di waktu tak tepat.


-----------





Dodo terus menguntit kemana Tyas pergi. Saat itu terlihat Tyas sedang membonceng Ojol kearah kertajaya indah. Nampaknya Tyas langsung menuju rumah budhe nya dan mengambil Nesya sesuai yang disarankan Yosa.

Tiba di mleto, nampak gerbang pagar budhe terbuka. Sepertinya sedang ada tamu. Terlihat beberapa motor parkir di depannya.

Tyas masih sibuk membayar tarif Ojol ketika sayup-sayup terdengar adu mulut dari bagian dalam rumah budhe. Dodo yang saat itu 'ndempis' di sisi luar tembok samping rumah budhe bisa mendengar cukup jelas suara adu mulut yang terjadi.

"Sudahlah budhe, pinjam sebentar saja. Tidak lama kok. Cuma ingin main sama Nesya sebentar", ucap seorang laki-laki yang disimpulkan Dodo adalah si ndeso Karjo.

"Bukan begitu mas, saya diamanahi Tyas untuk jaga dan titip Nesya.. ya ga bisa dong saya seenaknya ngasih ijin. Kalau ada apa-apa nanti saya yang disalahkan", sanggah seorang wanita yang sepertinya budhe.

"Halahh gausah sok ngatur gitu lah budhe, saya bapaknya mosok ga boleh ngajak anaknya jalan-jalan", bantah Laki-laki tersebut, masih ngeyel.

"Maaf mas, mending tunggu Tyas aja, sampaikan sendiri", jawab budhe sedikit tergetar.

"Kakehan omong, minta dikasar nih orang bro..", ucap Karjo kepada teman-temannya. Namun sebelum Karjo melangkah lebih nekad tiba-tiba muncul teriakan dari depan pagar.

"Tungguu... apa-apaan sampean !!?", Tyas datang tergopoh-gopoh.

"Eh ada dek Yas, sekalian deh.. yuk ajak Nesya ikut mas Jo. Kita nikah lagi..", bujuk Karjo kepada Tyas yang baru tiba dihadapannya.

"Opoo?, nikah?, ojok mimpi sampean mas. Setelah kamu sia-siakan aku dan Nesya. Setelah kamu lukai perasaan kami. Trus minta rujuk?. Ga gampang mas menata hidup berdua sama Nesya. Sampai kayak gelandangan pun aku lalui", Tyas menghardik kesal. Tak habis pikir ia melihat apa yang di mau Karjo.

"Berilah kesempatan kedua.. ", Karjo memelas.

"Jangankan kesempatan kedua.. aku sudah kasih kamu 3x kesempatan tapi kamu sia-sia kan. Ingat saat aku minta kamu berpikir lagi tentang gugatan cerai ke pengadilan?, itu kesempatan kedua mu !!. Ingat saat kemarin kamu hajar pria yang mendekati aku, disitulah kesempatan ke tiga mu haaaangusss. Andai saja kamu datang baik-baik, memintaku baik-baik tentu akan kamu temui kesempatan terbaikmu. Tapi perbuatan premanmu telah meyakinkanku bahwa Kaa-Muu tak pantas diterima kembali !!", Tyas menyalak galak laksana lolongan serigala yang tak mau anaknya direnggut tajamnya taring-taring harimau.

"Oooh dua wanita bangsat ini minta di kasar ternyata... ayo kawan-kawan rebut Nesya dari mereka !!!", wajah Karjo memerah marah. Tak ada lagi kebaikan dari ucapannya.

Tyas dan budhe saling mendekat. Pun juga Nesya yang terlihat mengkerut di belakang sana dalam pelukan mbak pembantu rumah tangga.

"Woiii... Gathelll. Stoppp", Dodo sudah tidak bisa membiarkan kejadian itu berlarut-larut. Ia muncul dari persembunyian nya, seorang diri. Kerempeng dan tak bisa sedikitpun ilmu beladiri.

"Ehh siapa kamu ikut campur?", sergah Karjo gusar.

"Koen ancen congok opo pikun mergo wes tuwek??. Utek bosokmu lali wingi sopo seng ngobraki nang ngarep indomar*t ???" (kamu emang gobl*k atau pikun karena sudah tua??. Otak busukmu sudah lupa dengan siapa yang membubarkan kalian kemarin di indomar*t ???), bukan ahli beladiri tak berarti Dodo tak bisa bermain kata-kata. Keberaniannya menghardik cukup membuat Karjo terperangah. Dalam benak Karjo berpikir, pasti pemuda kerempeng ini bukan orang sembarangan.

"Opo koen kabeh??, raimu kate ngetokno celurit kabeh??, ayooh kene tak ladeni. Koen kabeh durung tau ngerasakno dirajang manukmu yo?" (Apa kalian?, mau keroyokan bawa celurit semua??, ayooh sini aku layani. Kalian semua belum pernah ya merasakan kontolnya di kebiri?), Dodo berteriak jumawa. Dalam keadaan seperti ini, omong besarlah yang akan berkuasa.๐Ÿ˜‰

Masing-masing preman terdiam. Satu pikiran mereka, Dodo bukan orang sembarangan. Bisa jadi dia ahli beladiri, atau reserse yang sedang menyamar, atau ketua genk kelompok tertentu, atau..entahlah. Keberanian Dodo seolah mewakili kelebihan dirinya yang masih semu dan cadas.

"Lhoo diem lu pada... udah sono pergiii !!. Mau nunggu orang-orangku satu peleton datang bentar lagi hahh ?!!", mata Dodo melotot marah. Tangannya menyelinap ke balik jaket seolah hendak mengambil pistol. Karjo melotot panik dan segera mengajak kawanannya berlalu.

"Ehh sek sek koen bedhes. Njaok WA mu kene. Gae opo iku urusanku. Hayooh wes kene.. njaluk tak whesss ta ndasmu??" (Ehh bentar kamu monyet. Minta WA mu sini. Untuk apa itu urusanku. Udah sini buruan.. minta di hajar kepalamu ??), Dodo tersenyum licik sambil mencongak nomor WA yang di eja kan untuknya.

"Awas ya sampai nomer abal-abal", imbuh Dodo bengis. Dijawab gelengan bergidik oleh Karjo.


Owalaah Dooo.. do.., rai kimpet isok ae rek ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚


----------


"Kasihan Tyas bro kalau kamu kasar gitu", ucap Yanto saat Dodo sudah berlalu meninggalkan mereka bertiga.

"Iya, tapi itu buat kebaikan dia juga", balas Yosa pelan. Pandangannya menerawang menatap langit-langit kamar rumah sakit.

"Kami paham Yos, tapi kesannya kamu seperti menghindar dari Tyas semenjak kejadian kemarin", imbuh Doni menimpali.

"Apa hubungan kalian kemudian berakhir secepat ini gara-gara si Karjo muncul. Come on bro.. mana Yosa tegas, mana Yosa cerdas, mana Yosa tenang yang kami kenal saat menghadapi Mita kapan hari... ehm, atauu.. kamu takut dengan ancaman Karjo?", lagi-lagi Yanto mencecar dengan serangan bertubi-tubi. Yosa hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam.

"Aku masih ada ganjalan bro...", Yosa mulai menceritakan isi hati kepada dua sahabat barunya. Yosa menceritakan kembali awal dia berbincang dengan Tyas tentang perasaan mereka. Kemudian berlanjut cerita tentang obrolan dengan Tyas terkait Mita dan Nesa. Dan terakhir ditutup dengan kisah panjang tentang siapa itu Nesa dan mengapa gadis itu mampu sedemikian rupa membetot sukma hingga Yosa seperti mampu memaksa Tyas untuk menunggu hanya karena seorang dara bernama Nesa.

"Yo wes ndang dibudali lho bro Nesa e" (Ya sudah buruan disamperin dong Nesa nya), usul Doni.

"Iya, niatku memang seperti itu. Yah nanti setelah sembuh aku harus segera menemui Nesa", sambung Yosa yakin.

"Eh tapi nanti dulu.. kita musti kasih pelajaran preman Karjo itu..!!", sergah Yanto menyela rencana Yosa untuk menemui Nesa.

"Untuk apa bro?, untuk perjuangkan wanita yang aku masih ragu mencintainya?", tanya Yosa seolah meminta penjelasan lebih masuk akal.

"Untuk harga diri", tukas Yanto datar.

"Bull shittt dengan harga diri", sanggah Yosa. Ia tak peduli derita sakitnya. Ia tak peduli lebam pada tubuhnya. Ia tak peduli lebam hati. Ia tak peduli kalah atas mantan Tyas. Yosa tak memerlukan itu semua. Ia hanya ingin ketenangan.

"Bagaimana kamu bisa hidup tenang nantinya dengan Nesa ataupun dengan Tyas jika ada sekelompok preman yang senantiasa mengamati gerak-gerikmu. Ok kamu bisa jaga diri, tapi bagaimana dengan keselamatan Nesa? Keselamatan Tyas? Nesya?", Doni turut berargumentasi dalam upaya mengarahkan sahabatnya yang sedang didera permasalahan.

"Kasih pelajaran biar ga ganggu lagi. Bangun harga dirimu di mata mereka", lanjut Yanto.

"Kalau mereka dendam, dikemudian hari membalas gimana?", Yosa masih saja berusaha menyangkal usulan kedua sahabatnya.

"Membalas?, prosentasenya 50:50 daripada kamu menyiapkan harga rendahmu di hadapan mereka. Akan lebih besar prosentasenya untuk mereka menerormu jika mereka menganggap kamu lemah !!", pungkas Doni. Ucapan terakhir ini cukup mengena di hati dan benak Yosa. Dia mulai berpikir.

"Gimana cara mencari Karjo?", satu lagi pertanyaan yang harus ketemu jawabannya sebelum Yosa mengiyakan rencana tersebut.

"Hahaha.. santai broooh. Menemukan Karjo dimana? Serahkan padaku caranya...", Dodo muncul diambang kamar lengkap dengan gaya tengilnya. Yosa tersenyum melihat sahabatnya itu ikut mendukung.

Dodo pun bercerita tentang apa yang telah dialami Tyas dan bagaimana Dodo memutarbalikkan sugesti pada diri Karjo. Semua terbahak mendengarkan cerita Dodo yang lebih mirip cerita lucu daripada cerita mendebarkan.


"Eh ini lho bro yang namanya Nesa.. kebetulan dia lagi chat nih. Aku ga bilang kalau lagi di RS, daripada banyak pertanyaan nanti", Yosa memanggil Yanto dan Doni untuk melihat foto Nesa di layar handphone. Dodo si raja keppo otomatis ikut mendekat.





"Hmmm.. sopo maneh brooo iku ???. Tyas ae aku durung sido dikenalno. Malah kenalan dewe wingi aku gara-gara koen jongor ngunu. Eh saiki onok mane jenenge Nesa. Indonesa raya tak jeneng lengkap e??" (Hmmm.. siapa lagi itu brooo???. Tyas aja kemarin belum jadi dikenalin. Akhirnya aku kenalan sendiri gara-gara kamu terkapar kemarin. Eh sekarang ada lagi namanya Nesa. Indonesa raya kah nama lengkapnya?), ocehan Dodo yang tak bermutu. Ocehan kaum keppo yang tak rela melewatkan informasi meski tak penting sekalipun.

"Gendeng koen.. minum jamu opo seh koen iku, kok cakep terus ceweknya", seloroh Doni.

"Wkwkwk.. rendaman celana dalam bekas pakai 3 hari", jawab Yosa asal. Ingin terbahak namun wajahnya masih sakit untuk dipakai membuka mulut agak lebar. Yosa hanya bisa meringis dan tertawa kecil.


----------


Terkadang bimbang tak berkawan ragu,
ia tumbuh melata,
Menjalar di kalbu.

Mamang mengambil peran,
Menahan,
menunda irama.

Namun perih tak mudah pergi,
Masih meradang,
Sisakan jerit,
Tersimpan luka.

Biarkanlah...
Derap langkah pasti,
Yakinkan diri,
Dahaga harus terhenti,
Lapar pun tak lagi,
Untuk sanubari,
Bagimu hati,
Toreh mau menjadi inspirasi.


(Goresan pena : Mamang - FigurX 2020)



-----------


Hanya duduk dan tidur membuat Yosa lama-lama bosan. Ia sudah 3 hari di rumah sakit dan sudah tidak betah lagi.

Meski Dodo and the genk selalu menemani, namun tinggal di rumah sakit tetap saja bukan hal yang membuat Yosa nyaman. Ia meminta perawat untuk mengajukan rawat jalan setelah jahitan sudah selesai diangkat. Pihak rumah sakit menyarankan untuk pulang di keesokan hari sambil menunggu observasi.

"Jangkrikk bro.. bosen aku nang kene. Pindah turu nang kosan ae enak"(Jangkrikk bro.. disini terus rasanya bosan. Mending pindah tidur di kamar kos), keluh Yosa.

"Iyo, itu tadi kan sudah dibilangin mbak perawatnya kalau besok pagi baru boleh pulang. Kontol mu wes ga kuat tah? Pengen kentu?", seloroh Dodo. Yosa hanya mendelik sebal.

"Gampang, nanti aku bawakan timun.. tau timun kan?, nah potong ujungnya. Kerok bagian dalamnya dengan sendok. Lalu masukkan kontolmu, ojo lali dikocok. Asli mirip banget deh ama kimpet wkwkwk", Dodo lagi-lagi berulah jenaka. Semua terpingkal-pingkal termasuk Yosa. Tak terkecuali Tyas yang hari itu juga datang menemani Yosa.


Dodooo...
Jampuuuut !!!



----------

Segera sembuh Yos. Segera kita menyusun langkah berikutnya untuk si Karjo. Ga sabar TS mengetik kisah selanjutnya.

#staydisini #pantenginterus #jangankasihkendor
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd