Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

1. Rumah Kami Surga Kami 2. Petualangan Hot 3. Langkah Langkah Jalang (TAMAT)

Bagian 04



S
eperti anak menemukan mainan baru, Bu Naya menimang - nimang dan menciumi penisku yang sudah ngaceng berat ini.

“Kenapa ? Bu Naya takut sama kontolku ?” tanyaku sambil menjawil dagu wanita setengah baya yang sangat cantik itu.

“Takut sih nggak. Cuma kebayang seperti apa kalau kontol ini sudah dimasukkan ke dalam memek saya ... pasti mantaaap ... !” sahutnya sambil menelentang kembali, “Masukin aja deh Nak Sam ... mudah - mudahan memek saya bisa dimasuki kontol segede dan sepanjang itu. “

“Dimasukin ke memek Tami juga muat kok, “ sahutku keceplosan.

“Iya ... apa Tami gak kesakitan waktu pertama diperawanin oleh kontol Nak Sam ?”

“Nggak tuh. Soalnya memek Tami dibikin basah kuyup dulu sebelum ditembus oleh punyaku ini, “ sahutku sambil meletakkan moncong penisku tepat di ambang mulut memek wanita setengah baya itu.

Bu Naya pun ikut memegangi penis ngacengku. Mungkin takut kalau arahnya salah.

Lalu Bu Naya mengangguk sambil mengedipkan matanya, sebagai pertanda “pesawat sudah diizinkan take off”.

Aku pun mendorong penisku sekuat tenaga, sementara Bu Naya tetap memegangi leher penisku. Mungkin agar arahnya jangan meleset ke mana - mana.

Dan ... uuuugh .... akhirnya penisku membenam ke dalam liang memek Bu Naya, meski baru masuk sebatas lehernya. Namun setelah kudorong lagi sedikit demi sedikit, akhirnya berhasil juga, penisku membenam lebih dari separohnya.

Bu Naya seperti tersengat arus listrik tegangan tinggi. Dia memelukku erat - erat, “Nak Saaam ... bnaru kali ini saya merasakan kontol yang segini enaknya. Baru dimasukin segini aja saya sudah seperti melayang gini. Ayolah Nak Sam ... bahagiakan hati saya yang sudah lama merindukan detik - detik seperti ini ... detik - detik berada di dalam rangkuman kehangatan lelaki ... “

“Bu Naya ... jujur ... di antara sekian banyaknya wanita yang pernah saya singgahi, baru sekali ini aku melakukannya dengan sepenuh perasaan, “ sahutku sambil menggerakkan penisku sedikit demi sedikit ... makin lama makin lancar ...

Dan mulailah aku benar - benar mengentot ibunya Utami ini ... !

Bu Naya pun mulai merintih - rintih erotis sambil meremas - remas sepasang pangkal lenganku, “Nak Saaam ... ooooooh ... oooooh ... Nak Saaaam ... ini ... ini luar biasa nikmatnya Nak Saaam ... baru sekali ini saya merasakan disetubuhi yang senikmat ini ... silakan entot terus sepuas Nak Sam ... bawalah saya ke langit yang ketujuh ... langit di atas surga dunia kita Naaaak ...,. “

Sambil mengentotnya kuperhatikan wajah cantik Bu Naya ini. Memang ucapanku tadi bukan gombal. Bahwa di Surabaya aku menyetubuhi Renata, Mbak Widi dan Mbak Icha ... tapi saat itu aku hanya melampiaskan nafsu birahi semata. Lalu kenapa waktu mengentot Bu Naya ini aku melakukannya dengan segenap perasaanku ? Apakah dalam tempo sedemikian cepatnya aku mencintai wanita setengah baya ini, secepat aku jatuh cinta kepada Mamie Yun ?

Entahlah. Yang jelas aku merasaskan sedemikian nikmatymnya mengentot ibunya Utami ini. Bahkan aku merasa ibunya Utami ini lebih enak daripada Utami sendiri.

Karena itu aku tak merasa ragu lagi untuk menjilati ketiaknya yang berbulu lebat, menjilati lehernya yang jenjang dan mulai berkeringat, menyedot - nyedot puting toketnya yang tegang mancung dan mencium serta melumat bibirnya yang sensual.

Bu Naya pun semakin merengek - rengek histeris, “Iyaaaa ... iyaaaa ...entot terus Nak Saaaam ... entooooot .... entooot ... entooot teruuuuusssss ... oooo .... ooooh ... baru sekali ini saya merasakan disetubuhi sampai kayak melayang - layang di langit begini Nak Saaam ... ooooh ... saya cinta kamu, Nak Saaam .... oooh ... Nak Sam seolah malaikat diturunkan dari langit untuk membahagiakan hati sayaaa ... ooooh ... kontol Nak Sam luar biasaaaaaa ... enak sekali ... enaaaaaak .... entot terus Naaak ... entot teruuuussss ... edaaaan ... ternyata di dunia ini ada kontol yang seenak ini Naaaak ... “

Leher Bu Naya sudah basah dengan keringatnya. Dahinya pun sudah keringatan. Namun dalam keadaan seperti itu Bu Naya malah semakin seksi di mataku. Sehingga aku tiada ragu untuk menjilati lehernya selahap mungkin. Bahkan ketiaknya yang berbulu lebat pun kujilati tanpa mengenal rasa jijik.

Bu Naya pun tiada keragu8an lagi untuk berulang - ulang memagut bibirku ke dalam lumatan hangatnya.

Namun kali ini aku tak mau habis - habisan mengentot wanita setengah baya itu. Karena aku ingin seperti menghidangkan nasi di piring. Kalau terlalu banyak, takkan berkesan. Tapi kalau sedikit nasinya dan enak lauk pauknya, tentu akan meninggalkan kesan dan ingin lagi, ingin lagi dan ingin lagi menikmatinya.

karena itu, ketika Bu Naya mulai bderkelojotan, aku pun memusatkan pikiraqnku untuk ejakulasi bersamaan dengan terciptanya orgasme Bu Naya.

Maka kupoewrcep[at ayunan penisku ketika Bu Naya masih klepek - klepek. Lalu ketika ia mengejang tegang dengan perut sedikit terangkat, aku pun sudah tiba di pintju gerbang kenikmatanku.

Ya ... aku merasakan betapa erotisnya geliat liang memek wanita setengah baya itu, membuat penisku seolah sedang diremas olehnya. Lalu ... ketika liang memek legit itu berkedut - kedut, aku pun sedang membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, disusul dengan berkejut - kejutnya alat kejantananku yang tengah menembak - nembakkan sperma ... craaaat .... craaaat .... craaaattttt .... craaaaattttt .... cretcret ... craaaaaaaaattttttt ........ cratttt ... cretttt...... !

Pada saat itulah aku dan Bu Naya saling cengkram, saling remas dan akhirnya sama - sama terkulai lemas.

Sesaat kemudian, ketika aku sudah mencabut penisku dari liang memek Bu Naya, kulihat spermaku membludak. mengalir cairan putih kental dan menetes ke atas kain seprai.

Bu Naya pun terduduk sambil mengambil kertas tissue untjuk menyeka memeknya yang berlepotan air maniku bercampur dengan lendir libidonya sendiri.

“Barusan dibarengin ya ?” tanya Bu Naya sambil mengerlingkan mata indahnya.

“Iya. Kan biar nikmat dan mengesankan. “

“Nanti kalau saya hamil gimana, ayooo ?!”

“Hamil ya rawat aja kandungannya. Lalu anaknya kita jadikan ikatan batin kita. “

“Ya udah. Saya percayakan semuanya pada Nak Sam. Karena Nak Sam pasti tau jalan terbaik bagi kita. Ohya ... gak terasa sudah jam empat sore. Biasanya jam segini Tami baru pulang. “

“Tidak, “ aku menggeleng, “tadi sebelum berangkat ke sini, aku sudah berpesan agar Tami jangan dulu pulang sebelum aku kembali ke hotelku. “

“Ogitu ya. “

“Kalau aku pulang dulu gimana Bu Naya Sayang ?” tanyaku sambil mendekap pinggang wanita yang masih tewlanjang bulat itu.

“Silakan. Tapi sering - sering tengok saya ke sini ya Nak Sam. “

“Tentu aja aku akan sering datang ke sini. Waktunya bisa diatur. Aku akan ke sini waktu Tami sedang sibuk di kantor. Dan akan selalu kuberi pesan agar jangan pulang dulu sebelum aku kembali ke hotel. “

Tiba - tiba Bu Naya memeluk leherku, lalu mencium bibirku dengan mesranya. Mesra sekali. Mengingatkanku pada ciuman Mamie yang selalu seperti ini kalau sedang mencium bibirku.

“Nak Sam ... saya ini orang tua yang tak tahu malu ... tapi saya harus bicara jujur ... entah kenapa ... dengan cepatnya saya merasakan cinta ini ... cinta kepada Nak Sam ini ... “ ucapnya sambil tetap memelukku.

“Sama Bu. Aku juga seperti itu. Kehadiran Bu Naya menggugahkan masa laluku. Sekarang aku merasa menemjukan lagi sesuatu yang hilang dahulu ... dalam keadaan lebih baik lagi ... karena saya harus jujur juga, bahwa Bu Naya lebih cantik daripada wanita yang telah meninggalkanku itu ... “ sahutku yang kususul dengan ciuman mesra pula di bibir sensualnya.

Sebelum meninggalkan rumah baru itu, masih sempat aku meminta nomor rekening tabungan Bu Naya. Setelah menyimpan nomor itu, aku langsung mentransfer dana lewat mobile banking..

Lalu kuperlihatkan buktinya yang sudah tertera di handphoneku, bahwa dana tersebut sudah masuk ke dalam rekening tabungan Bu Naya.

Bu Naya terbengong - bengong dan mengucapkan terima kasih berulang - ulang.

Lalu aku meninggalkan rumah yang kuhadiahkan untuk Utami itu. Dan kembali ke hotelku.

Setibanya di ruang kerjaku, kupijat nomor hape Utami.

“Hallo Boss... !”

“Masih banyak kerjaan ?”

“Sudah selesai. Tinggal menunggu Boss pulang saja seperti yang dipesankan tadi. “

“Sekarang aku sudah di ruang kerjaku. Ke sini dulu ya. Ada yang mau kubilangin. “

“Siap Boss. “

Utami sudah terbiasa memanggil Bang atau Abang padaku pada waktu sedang bertemu empat mata. Tapi kalau sedang berada di ruang kerjanya, dia selalu memanggilku Boss. Selalu dalam sikap dan ucapan formal pula.

Tak lama kemudian, Utami muncul dalam seragam baru yang telah kutetapkan. Blazer dan spanrok serba putih dan blouse berwarna abu - abu muda.

“Kamu tampak cantik dalam seragam itu, “ sambutku sambil tersenyum.

Utami hanya menyahutku dengan senyum manis.

“Sejak kuambil virginitasmu di Batu Malang, aku tak pernah menyetubuhimu lagi kan ?”

“Iya. Soalnya kita kan langsung sama - sama sibuk. “

“Sekarang aku akan melakukannya untuk kedua kalinya. Oke ?”

“Tapi Bang ... aku harus mandi dulu. Takut bau keringat nanti. “

Aku tersenyum sambil berdiri dan memegang pergelangan tangan Utami. “Mandinya di tempatku aja, “ kataku sambil menuntunnya ke dalam kamarku yang berbentuk suite room, yang tak kalah canggih dibandingkan dengan suiteroom di hotelku yang di Surabaya itu.

Ini adalah pertama kalinya Utami dibawa masuk ke suiteroom pribadiku. Dan dia terbengong - bengong setelah berada di dalam bedroom yang tak kalah canggih dibandingkan dengan bedroom hotel bintang lima sekali pun.

“Tuh kamar mandinya. DI sana ada handuk dan peralatan mandi lainnya yang masih baru. Kimono baru pun ada di sana. Pilih aja yang sesuai dengan ukuran tubuhmu, “ kataku.

Utami mengangguk. Lalu melangkah ke pintu bathroom yang bersatu dengan bedroom itu.

Aku tercenung sejenak. Merasakan bangkitnya kembali penisku setelah mengatakan akan menyetubuhi Utami tadi. Aku memang harus merawat penisku sebaik mungkin. Karena senjata pusakaku ini selalu saja mengerti kapan harus bangun dan kapan harus tidur.

Namun tiba - tiba aku teringat bahwa aku pun harus mandi dulu, agar tubuhku bersih dari keringat bekas pergumulan habis - habisan dengan Bu Naya tadi ... !

Maka aku pun melangkah ke pintu kamar mandi yang tak bisa dikunci itu.

Begitu pintu terbukja, kulihat Utami yang sudah telanjang bulat dan berdiri di bawah pancaran air hangat shower.

Hmmm ... si johni semakin berdiri di bawah perutku.
 
baru ngeh :pandaketawa:
P.o.V yoga ngak pernah muncul.....

:ngacir:
 
Aku pun menelanjangi diri di dalam kamar mandi. Tampaknya Utami belum menyadari kehadiranku di belakangnya. Karena matanya terpejam di bawah pancaran air shower, sementara tangan kirinya memegang botol shampoo. Kemudian ia mundur sambil mengeramasi rambutnya dengan shampoo.

Pada saat itulah aku memeluknya dari belakang.

Utami terperanjat, “Waaaw ! Abang bikin kaget aja ... ! Mau mandi juga Bang ?”

“Iya, “ sahutku sambil menggenggam sepasang toket gedenya dari belakang, “Sekalian ingin menyabuni kamu. Seperti waktu di Surabaya dan Batu tempo hari. “

Utami memutar badannya, jadi berhadapan denganku. Lalu memegang penisku yang sudah agak tegang tapi belum ngaceng benar. “Aku udah kangen sama ini Bang, “ ucapnya sambil menatapku dengan senyum manis.

“Kenapa gak ngomong dari kemaren - kemaren ?” tegurku.

“Malu, “ sahutnya, “lagian kata Abang kan biar sembuh dulu luka di dalam memekku. “

Aku mengambil botol sabun cair dan menuangkannya ke telapak tangan kananku. Lalu menyabuni memek Utami yang sudah disemprot air hangat dari shower manual.

Utami tampak enjoy dengan “kegiatan” tanganku di memeknya yang mulai dilicinkan oleh air sabun.

“Tami ... ibumu sudah berapa lama hidup menjanda ?” tanyaku sambil mengelus -elus celah memek Utami.

“Sudah lebih dari limabelas tahun Bang, “ sahut Utami.

“Kasihan ya. Apa dia nggak kepengen menikah lagi ?”

“Yang naksir sih banyak. Tapi Mama selalu menolaknya secara halus. Karena gak mau aku punya ayah tiri, katanya sih. “

“Padahal mamamu itu cantik sekali lho. “

“Iya. Kalau dibandingkan dengan Mama, rasanya aku juga kalah cantik. “

“Kamu ini item manis. Keempat istriku putih semua, makanya aku merasa beruntung punya kamu yang berkulit agak gelap gini. Orang bule banyak lho yang ingin punya kuolit seperti kulitmu ini. Mereka sampai sengaja berjemur di daerah tropis, supaya warna kulitnya jadi gelap. “

Obrolan kami terputus, karena kami mulai mandi sebersih mungkin.

Setelah menghanduki badannya, Utami kusuruh memilih kimono baru yang tersimpan di lemari kaca kamar mandi.

Setelah Utami mengenakan kimono putih yang terbuat dari bahan handuk, yang menurutnya pas dengan ukuran tubuhnya, aku berkata sambil mengenakan kimono yang lain, “Malam ini tidur di sini aja ya. Udah lama nggak tidur telanjang berdua ... “

“Iya, tapi aku mau nelepon Mama dulu ya Bang, “ sahut Utami.

Aku mengangguk sambil tersenyum.

Setelah kami berada di bedroom, Utami mengeluarkan handphone dari tas kecilnya. Lalu :

“Mama ... aku mau tidur di hotel aja ya. Soalnya sedang menyiapkan kerjaan yang harus selesai besok pagi ... mmm ... iya Mam. Kunci aja pintu garasinya Mam.... iya ... iya Mamaku Sayang ... daag ... ! “

Utami memasukkan hape itu ke dalam tas kecilnya kembali. Lalu duduk di pinggiran bed sambil berkata, “Ini sih bedroom hotel bintang lima, ya Bang. “

Aku cuma tersenyum. Lalu naik ke atas bed dan menarik Utami ke dalam gumulanku.

“Bang ... kalau aku hamil nanti gimana ?”

“Kan udah dikasih pil konrtrasepsi. Jangan hamil dulu deh. Supaya kamu bisa konsen ke tugasmu untuk mengembangkan hotel ini sebisanya. “

“Ohya ... Mama cantik sekali di mata Abang ?”

“Iya, “ sahutku sambil mempermainkan pentil toket Utami, “makanya kasihan juga wanita secantik mamamu hidup dalam kesepian dalam waktu segitu lamanya. “

“Kalau Abang mau ... hangati aja Mama Bang ... yang penting aku jangan dilupakan. “

“Hahahaaa ... kamu ini ngomong apa, Sayang ?” ucapku sambil memijit hidung Utami.

“Aku ngomong sejujurnya Bang. Apakah Abang mengagumi kecantikan Mama ?”

“Kagum sih kagum. Tapi biar gimana dia kan mamamu. “

“Justru karena beliau itu mamaku, jadi kepikiran terus selama ini. Karena Mama berkorban demi aku Bang. Mama tidak mau menikah lagi, karena takut kalau aku punya ayah tiri. Padahal aku yakin Mama masih membutuhkan sentuhan lelaki. “

“Emangnya kamu gak cemburu kalau aku punya hubungan dengan mamamu ?”

“Kalau Abang punya hubungan dengan cewek lain, pasti aku cemburu. Tapi kalau dengan Mama, aku takkan cemburu Bang. Malah aku akan ikut bahagia kalau Abang bisa membahagiakan hati Mama. Karena tujuan utamaku saat ini, ingin membahagiakan Mama Bang. “

“Nanti deh kita rundingkan lagi, “ sahutku sambil menarik kimono Utami yang ikatan talinya sudah dilepaskan. Lalu kucampakkan kimono itu ke pinggiran bed.

Utami jadi telanjang, karena hanya kimono itu yang melekat di tubuhnya tadi. Sementara kimonoku pun sudah kutanggalkan sehingga jadi sama - sama telanjang bulat.

Tadi aku habis menyetubuhi Bu Naya untuk pertama kalinya. Tapi tadi sengaja aku tidak habis - habisan dengan wanita setengah baya itu. Karena aku memang punya rencana untuk menyetubuhi Utami di bedroom pribadiku ini.

Setelah sasma - sama telanjang bulat, aku merayap ke atas perut Utami sambil menciumi bagian mana pun yang terjangkau oleh bibir dan lidahku.

Namun setelah menciumi bibir Utami dengan sepenuh kehangatan gairahku, sesaat kemudian aku pun melorot lagi, sehingga wajahku mulai berhadapan dengan memek tembem Utami yang berwarna kecoklatan itu.

Utami dan Mamanya memang jauh berbeda. Kulit Bu Naya begitu putih dan mulusnya, sementgara Utami berkulit sawomatang. Tubuh Bu Naya tinggi langsing, sedangkan putrinya bertoket dan berbokong gede dengan pinggangnya yang ramping. Sehingga kalau aku ini pertualang dengan jam terbang masih rendah, memiliki cewek dan ibu kandungnya seperti Utami dan Bu Naya itu sudah cukup memenuhi syarat untuk menikmat keduanya, dengan bentuk dan warna yang jauh beda.

Dan kini aku mulai asyik menjilati mulut memek Utami yang masih segar sekali karena baru mandi. Terkadang kutepuk - tepuk memek tembem berwarna kecoklatan ini. Lalu menjilatinya kembali dengan gairah yang sudah bangkit lagi, seolah belum pernah menyetubuhi wanita lain tadi.

Tubuh belia Utami memang sangat kukagumi. Segalanya masih terasa padat dan kencang. Memeknya poun masih segar, baru satu kali “kupakai” waktu di Batu Malang tempo hari.

Dan kini aku berani menjilati memeknya sambil menyelusupkan jari tengahku ke dalam celah licin dan hangatnya. Terkadang jari tengahku ini kugerak - gerakkan seperti gerakan kontol mengentot memek.

Sehingga Utami mulai merintih - rintih histeris, “Baaang ... ooooh Baaaang ... ini geli tapi enak sekali Baaang ... ooo ... oooh Baaaang ... “

Pada saat itu pula diam - diam kualirkan air liurku ke celah memek Utami, agar cepat basah dan siap untuk dimasuki penis ngacengku.

Cukup lama kulakukan semua ini, sehingga akhirnya kuanggap liang memek Utami sudah cukup basah. Sudah banyak pelicinnya dan sudah siap untuk dicoblos oleh batang kemaluanku yang sudah ngaceng berat ini.

Maka segera kudorong kedua belah paha Utami agar mengangkang selebar mungkin. Lalu kuletakkan puncak peniskju yang bentuknya seperti jamur ini, tepat di ambang mulut memek Utami.

Kemudian kudorong penis ngacengku sekuat tenaga. Dan ... blesssss ... membenam sampai lehernya. Kudorong lagi sekuatnya ... kudorong terusssss .... sampai membenam separohnya.

Lalu aku menghempaskan dadaku ke atas sepasang toket gede Utami. Dan mulai mengayun penisku perlahan - lahan ... sambil meremas toket kanannya dan mengemut pentil toiket kirinya.

“Ooo .... Baaaang ... inik enka sekali Baaang ... dududuuuuuh ... aku merasa seperti melayang - layang gini Baaaang ... “ rintih Utami sambil mendekjap pinggangku erat - erat.

Makin lama entotanku makin jauh jaraknya, sampai akhirnya moncong penisku terasa mentok di dasar liang memek Utami. pada waktu penisku sedang kudorong.

Lama kelamaan aku mulai mengentot Utami dengan gerakan dan jarak yang njormal. Maju mundur dan maju mundur dan maju mundur terus secara berirama ... !

Rintihan dan rengekan manja Utami pun berlompatan terus dari mulutnya.

“Bang Sam Sayaaaaang ... iyaaaaa Bang ... ini enak sekali Baaaang ... entot terus Baaaaang ... enak sekali ... oo ... ooooohhhhhh ... Baaaang ... Baaaang ... entot tyerus Baaang ... entot teruuuussssss ... entooot ... entooot ... entooooooootttttt ..... !”

Terlebih lagi ketika aku mulai menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, sambil menyedotnya di sana - sini ... makin menggila juga rintihan dan rengekan erotis cewek hitam manis ini.

“Entot terus Baaang .... entooooot .... entoooooottttt .... iyaaaaaa ..... iyaaaaaaaaaaa... oooh ... Abaaaang ... ini enak sekali Baaaang ... enaaaak .... entot yang kenceng Baaang ... entooot ... entooootttttttttt... ooooh ... kenapa kontol Abangb enak gini sih Baaang ... entot yang kencang Baaang ... entoooottttttttt ... entooootttt .... “

Dan ketika kedua tangan Utami terjulur ke atas, kujilati ketiaknya disertai gigitan - gigitan kecil. Hal ini pun membuat Utami menggeliat - geliat erotis sambil menghampurkan rintihan - rintihan histerisnya.

“Ooooh ... oooo .... oooooh .... oooo ....ooooohhhh.... kontol Bang Sam membjuatku gila nih Baaang ... luar biasa enaknyaaaa ... ayo Bang entot sekencang mungkin Baaaang ... ooooh ... oooo ... oooooh ... Abaaaang ... enak bang ... entot terusssss ... entooot ... entooooooooooooooooootttttttttt....... entoooooooooooooooooottttttttttttt ... !”

Cukup lama semua ini terjadi. Sehingga keringatku mulai bercucuran, berbaur dengan keringat Utami.

Sampai akhirnya Utami tampak berkelojotan. Hmm ... pertanda orgasmenya sudah hampir tiba. Maka kugenjot kontolku seedan mungkin. Maju mundur dan maju mundur terus dengan cepatnya.

Manakala sekujur tubuh Utamki mengejang tegang, aku pun membenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, lalu kudiamkan ... tidak kugerakkan lagi.

Pada saat itulah aku dan Utami saling cengkram dan saling remas. Sampai akhirnya terasa liang memek sempitnya berkedut - kedut kencang berbarengan dengan kejutan - kejutan batang kemaluanku yang sedang memancar - mancarkan air mani dari moncongnya.... croooottttt .... crot ... crot ... croooooooooottttttttttttttttt ... crot ... crooooot ..... crooootttttttttt... croooooooooooooooooooootttttttttttt ... !

Lalu kami sama - sama terkapar lunglai. Seolah tak bertenaga lagi.



Esok paginya, kupanggil Yoga ke ruang kerjaku.

Setelah Yoga muncul dan duduk di depan meja kerjaku, “Yoga ... kamu sanggup kalau kuangkat jadi general manager di sebuah hotel bintang empat di Surabaya ?” tanyaku.

“Hotel punya siapa Bang ?” Yoga balik bertanya.

“Punyaku lah. Kalau punya orang lain, masa aku menawarkan jabatan strategis gitu. “

“Hotelnya pasti lebih gede daripada hotel ini ya Bang. “

“Iya. Lebih mewah pula kalau dibandingkan denganhotel ini. Bagaimana ? Kamu sanggup kalau kuangkat jadi GM di hotel itu ?”

“Wulan bagaimana nanti ?”

“Ya bawalah sekalian ke Surabaya. Kan di sana ada rumah inventaris untuk general manager. Mobil juga disediakan berikut sopirnya. “

“Iya deh Bang. Sebenarnya ini surfprise besar buatku. Tapi aku siap Bang. “

“Jangan asal siap - siap. Kamu harus menyiapkan diri, minimal harus membeli buku - buku tentang perhotelan secara lebih mendetail. Mmm... mungkin dua minggu lagi aku akan mengantarkanmu ke Surabaya. “.

“Iya Bang. “

“Kalau kamu sudah jadi GM, sebaiknya Wulan jangan disuruh kerja juga di hotel itu. Nanti wibawamu malah turun di mata karyawan. “

“Iya Bang. Wulan biar jadi ibu rumah tangga aja. Mmm ... kalau aku jadi GM, mungkin aku harus punya banyak stelan jas dan dasi ya Bang. “

“Gampang soal itu sih. Nanti kubelikan. Ohya ... gaji GM di sana tiga kali gaji manager di sini. “

“Wow ... baguslah. Bikin aku yakin kalau Wulan gak usah kerja segala di sana. Cukup - cukupkan dengan gajiku aja. “

“Bagaimana rumah tanggamu dengan Wulan, baik -baik aja kan ?”

“Baik - baik aja Bang. Hanya ada sesuatu yang aneh pada diriku. Sebenarnya sudah lama aku ingin curhat tentang masalah ini kepada Bang Sam ... tapi malu mengucapkannya. “

“Lho ada apa sebenarnya ? Kenapa kamu pake malu - malu segala ? Apakah kamu mengalami sesuatu yang serius ?”

“Serius juga sih Bang. ENtah kenapa aku sering diganggu oleh pikiran yang aneh ini. “

“Pikiran apa ? Ngomong dong terus terang. Masa sama abangmu sendiri masih main rahasia - rahasiaan ?”

”AKu tidak tahu apa yang telah terjadi pada jiwaku ini. Yang jelas aku sering membayangkan Wulan disetubuhi oleh orang lain ... bahkan aku sering membayangkan seandainya Wulan disetubuhi oleh Abang ... pasti gairahku akan bangkit sesudahnya. Apakah aku ini seorang lelaki cuckold Bang ?”

Aku terhenyak mendengar pengakuan adikku itu. Tapi aku berusaha untuk menenangkannya. “Sebenarnya kebanyakan suami suka mengkhayalkan istrinya disetubuhi pria lain. Lalu khayalan itu dianggap mampu membangkitkan gairahnya. Jadi apa yang terjadi pada dirimu itu masih tergolong lumrah. Malahan di dunia Barat, sering terjadi wife sharing, wife swap dan sebangsanya. “

“Iya Bang. “

“Yang penting, jangan sampai pikiran itu mengganggu keutuhan rumah tanggamu. “

Lalu banyak ... banyak lagi yang Yoga sampaikan padaku. Dan aku memiliki prediksi, bahwa sangat mungkin Yoga bisa kugolongkan sebagai seorang lelaki yang cuckold.

Tapi aku tak mau terlalu jauh membahasnya. Karena aku ingin membesarkan hati Yoga, agar dia konsen mempersiapkan dirinya untuk menjadi general manager hotelku yang di Surabaya itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd