Aku mendapatkan pelayanan perawatan tubuh komplit disalon ini. Mulai dari mandi susu, meni pedi, hingga wax dan bahkan bulu-bulu kemaluankupun dirapikan, termasuk perawatan organ intim, juga perawatan rambut..
.
Semula aku mengira akan diberi pakaian yang berbeda, atau gimana gitu, tapi ternyata setelah selesai aku hanya diminta berganti pakaian dengan rok dan tanktop hitam.
.
#
Jam 11 siang, Selesai dari Salon aku langsung diantarkan kesebuah rumah yang sangat besar. Berpagar tinggi dan dijaga oleh beberapa orang.. Taksi hanya mengantarku sampai gerbang depan, lalu dengan diantar Satpam aku dipertemukan dengan pemilik rumah..
.
"siapa nama kamu." tanya wanita paruhbaya itu.
.
"Liana bu.." jawabku..
.
"kamu sudah mendapat penjelasankan..?" tanyanya lagi dengan nada yang terkesan angkuh..
.
"iya bu.." jawabku.
.
"ya sudah ikuti pak Dayat, dia akan mengantarkan kamu.." katanya sambil menunjuk satpam yang sejak tadi berdiri disampingku.
"Mari mbak,.." katanya memintaku mengikuti..
.
Satpam itu membawaku kebelakang rumah. Ternyata ada sebuah rumah lagi disana, terpisah dari rumah utama..
"ini tempat den Mario.. Langsung masuk aja mbak, ga usah ketuk pintu, percuma ga akan dibukain.." jelas si satpam, lalu bergegas pergi, aneh sekali.
"non..tunggu sebentar.." sebuah suara menghentikan langkahku memasuki rumah itu. Ternyata seorang perempuan tua bertubuh gemuk.
"ini non, tolong sekalian bawakan makan siang untuk den Mario" katanya sambil menyerahkan nampan berisi nasi dan minuman.. "kalo non juga mau makan nanti kedapur aja minta sama mbok.." katanya lagi.
.
"iya makasih, saya Liana mbok, panggil aja Lian ga usah pake non.."
.
"ya nanti kalo lian perlu apa-apa, minta aja sama mbok,." katanya lagi. "den Mario itu baik, mungkin mulutnya kasar tapi cuma mulut aja.." lanjutnya.
.
Selesai mendengarkan soal si Mario dari pembantunya itu akupun masuk kedalam rumah itu,. Sebuah ruangan kosong, aku masuk keruang tengah, karena kudengar ada televisi menyala.. Disana ada sebuah televisi dan sofa dengan meja yang berantakan oleh puntung rokok dan kaleng-kaleng bekas bir..
"siapa itu..." sebuah suara keras terdengar dari dalam kamar yang ada kiri ruang tengah ini, "saya Lian.. Mau nganter makan siang.." jawabku agak terkejut.
.
"taruh aja disitu.. Cepat keluar..." bentaknya..
.
Kutaruh nampan itu diatas meja dan tetap diam berdiri mematung disitu.. Karena aku juga bingung harus ngapain, tak lama kemudian pria itu keluar dari kamar, tanpa berpakaian hanya mengenakan celana boxer.. Tubuhnya kurus, guratan tulang tampak menggaris jelas dibalik kulit putihnya.. Rambutnya acak2an dan matanya sayu, sebuah rokok yang mengepul terjepit dijarinya.. . "siapa tadi nama luh..?" tanyanya kasar.
.
"liana." jawabku
.
"si tua bangka itu pikir dengan mengirim lonte, seperti lu, yang wajahnya mirip Diah, bakal bikin gua lupain semua hah.." ia berkata sambil mendekatiku memegang wajahku dan menekan tangannya kuat-kuat dipipiku, lalu didorongnya aku, aku langsung terjatuh karena tidak menyangka akan tindakannya itu.
Kulihat iapun sedikit terkejut melihatku jatuh, ia memandangku, menyusuri tubuhku, ah ternyata rok ku tersingkap, aku bergegas bangkit berdiri..
.
Ia mendekatiku, ada perubahan diwajahnya, dari yang terkesan marah, kini berubah menjadi seperti orang bingung.. Kembali disentuhnya wajahku, kali ini tidak kasar seperti tadi, tangannya merayapi wajahku, rambutku.. "Diah... Aku kangen kamu.." ucapnya lirih...
Dan ia langsung memelukku.. "aku sangat merindukan aroma parfum ini .." katanya sambil menarik nafas dalam-dalam ditelingaku.. Setelah memeluk dengan cukup erat ia melepaskannya, namun tangannya tetap dibahuku.. Ia menatapku untuk sesaat, dan kemudian mengecup keningku, lalu berpindah kebibir, beberapa kali kecupan, lalu melumat bibirku, dan kubalas dengan lumatan juga, sambil melumat tangannya bergerak dari bahuku, kedadaku, dan memeremasnya.. Akupun menggerakan tanganku, menyentuh boxernya dan dapat kurasakan batang yang sudah mulai mengeras, kupelorotkan boxer itu dan kugenggam kontol nya, dengan mulut dan lidah kami tetap saling mengulum.
.
.
Dilepaskan lumatannya dimulutku, diangkatnya tanganku agar memudahkannya, melolosi tanktop hitamku, juga bra ku, diremas-remas kedua buah dadaku itu, sesekali ditarik-tarik putingnya, lalu ia menundukan kepala mengemut salah satunya sambil satu lagi tetap diremasnya. "arrhhh..eah..ah.." aku mendesah menerima semua perlakuannya itu. Bergantian kedua payudaraku itu diemut dan diremas olehnya, sebelum akhirnya ia berjongkok dan melepas rok sekaligus celana dalamku.