Deleted Scene: Kyla and Citar, eh Citra
Malam ini cerah sekali, aku melihat bintang-bintang yang kuhitung cukup banyak. Aku berada di atas atap gudang bersama dengan Kyla, teman baruku. Kyla orangnya perhatian banget sama aku, bahkan aku mulai memanggilnya dengan sebutan "kakak" walaupun tahu aku lebih tua dari dia, tetapi sifatnya yang justru lebih dewasa dariku.
"Indah banget ya Citra" kata Kyla.
"Iya kak, banyak banget bintangnya" balasku.
"Nah lihat Citra, bulannya gede juga" kulihat Kyla menunjuk kearah bulan yang terang benderang, tampaknya sekarang bulan purnama.
"Coba ya kalau aku bisa ke bulan" kataku.
"Yaelah, disana mah gak ada apa-apa hahaha" Kyla tertawa.
Hawa dingin tampaknya sudah mulai menyerang dan aku mulai merasa kedinginan. Kulingkarkan kedua tanganku untuk melawan rasa dingin.
"Kamu kedinginan?" tanya Kyla.
"Iya kak"
"Pakai jaketku" Kyla melepaskan jaket putihnya.
"Lah kakak gak kedinginan?" tanyaku.
"Gak, aku malah suka dingin haha"
"Berarti kayak kak Dino dong, dia juga suka hawa dingin" balasku.
"Oh ya" kata Kyla menatapku. Aku sebenarnya kagum dengan kedua matanya yang besar dan indah.
"Citra"
"Iya kak?"
"Kamu suka sama kak Dino ya?"
Eh, kenapa dia ngomong seperti itu?
"Emmmm, enggak kak. Cuma sebatas temen hehe" balasku, tentu saja aku berbohong.
"Gak mungkin, kamu sama kak Dino deket banget soalnya"
"Emmm gimana ya kak......"
"Kalau mau cerita aja ke Kyla hehe, aku bisa rahasiain kok" kata Kyla
Aku lalu mulai bercerita, mulai dengan pertemuanku dengan kak Dino yang bisa dibilang aneh dan perjalananku bersama dia yang sudah dua kali menyelamatkanku dari orang jahat dan mayat hidup. Kyla tampak serius mendengarkan ceritaku.
"Beruntung banget ya kamu bisa bertemu dengan orang sebaik kak Dino" kata Kyla.
"Hehe iya kak" balasku.
"Jadi, kamu suka sama dia?" tanya dia.
"Emmmm....." sebenarnya aku sulit sekali menjawab pertanyaan dari Kyla.
"Yaudah gak apa-apa kalau gak mau jawab hehe" balas Kyla.
Kami terdiam cukup lama, aku melihat kak Dino yang sedang duduk di api unggun yang masih menyala. Terdegar sayup-sayup suara dari dia, mungkin dia sedang benyanyi.
"Cieeee, lagi liatin kak Dino ya ternyata" Kyla mengagetkanku.
"AHHHH KAK KYLAAAA"
Kulihat kak Dino kaget mendengar jeritanku, ia langsung menoleh kearahku.
"Eh ada apa?" kata kak Dino.
"Gak apa-apa kak" balasku. Kyla terkekeh melihatku gelagapan karena ulahnya. Kak Dino sepertinya keheranan melihatku.
"Kak Kyla apaan sih, bandel" balasku.
"Gak apa-apa sekali-kali hahaha" dia tertawa. Salah satu tawa yang aku suka.
"Mau tak jitak?" kataku.
"Dih masak mau jitak kakaknya sendiri hahaha"
"Kakak-kakakan kali hahaha" aku tertawa.
Kami tertawa bersama. Kyla ternyata asyik sekali orangnya, setara dengan Gracia walau dia lebih bandel kalau sama aku.
"Kamu mirip banget ya sama adikku" kata Kyla.
"Masak sih kak?" tanyaku heran. Aku baru tahu Kyla ternyata punya adik.
"Iya, persis banget sama Zara"
"Ohhh" aku tersenyum, tapi aku penasaran kenapa dia menyamaiku dengan adiknya, Zara.
"Lalu, dia dimana sekarang?" tanyaku. Kyla terdiam mendengar perkataanku. Apa aku salah ngomong ya?
"Ma..maaf kak, aku salah ngomong ya?"
"Enggak kok hehe, gak apa-apa. Dia gak selamat karena bencana ini Citra"
Aku terkejut mendengar perkataan dia.
"Maaf kak, aku gak bermaksud....."
"Aku bilang gak apa-apa kok" kulihat Kyla membuang pandangan kearah langit, air matanya mulai menetes. Kudekati dia.
"Kak Kyla....." Aku memeluknya, awalnya dia kaget namun sepertinya dia menerima pelukanku, tubuhnya hangat sekali sampai aku tak merasa kedinginan lagi.
"Kak Kyla, kamu boleh anggap aku sebagai adik sendiri" kataku. Kyla menatapku dalam. Matanya yang berkaca-kaca membesar mendengar ucapanku.
"Citra, terima kasih...." air matanya kembali membasahi matanya, dia tersenyum bahagia.
Kami berpelukan erat sekali, seakan-akan aku tak mau melepaskan momen ini, mulai sekarang Kyla aku anggap sebagai kakakku sendiri.
"WOOOOOO PANTESAN NGILANG"
Suara Gracia?
Aku menoleh kearah tangga atap, dan benar Gracia memergoki kami.
"Ada yang lagi mesra-mesraan ternyata ehehehehe"
Aku dan Kyla saling berpandangan heran mendengar perkataan Gracia.
"GRACIAAAAAAAA"
Deleted Scene End