Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ada Cinta di SMA (old ver.)

Menurut agan agan semproters disini, Farrel ke depannya sebaiknya gimana?

  • Menjadi Bad Boy dengan sering melakukan One Night Stand dengan orang asing

  • Tetap mengutamakan "Quality Sex" dengan pacar/orang yg sudah dikenal


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Mancaaaayyy.....nubi mau ganti nama ahhh jadi farrel alpenliebe ajaaa......tik tok wak waaaaww
 
BAB XII - KERELAAN HATI menjadi SEX BUDDY SAJA



Gue pandangi wajah Dea dengan serius.

“Menurut lo ini bakal berhasil?” tanya gue sambil meneguk sekaleng fanta.

“Udah deh, percaya gue.. ini yg terbaik buat elo berdua.”

“Tapi..”

“Apaan?”

“Hmm yaudah deh..” kata gue. Kemudian gue menyalakan ponsel gue, dan mencoba menghubungi nomor hp Sasa.

Tuutt.. Tuutt.. Tuutt..

“...”

“Halo?”

“...”

“Saa?”

“.. rell..”

“Are u okay? Kamu lagi dimana? Bisa ketemu sekarang?”

Selama sepersekian detik tak terdengar jawaban.

“Aku matiin nih?” kata gue mencoba mengancam.

“... Aku di rumah. Kamu boleh ke rumah, lagi sepi juga..”

“Kita out aja ya? Gue lagi pengen cari suasana baru. Setengah jam lagi gue sampe.”

“Oke deh,”

Lalu gue memencet tombol end.


“Oke deh, gue ikutin apa kata lo semalem. Tapi, jangan salahin gue kalo pas di TKP ntar gue berimprovisasi..”

“Terserah lu deh.. gue Cuma ngasih masukan aja biar kalian bisa baikan..” kata Dea. Tangannya mengelus telapak tangan gue, kemudian menggenggamnya.

Be stronger, bro. Like last night, remember?” ujarnya sambil terkekeh. Gue hanya senyam-senyum sendiri mendengarnya.


15 menit kemudian gue sudah siap. Gue sudah berpakaian serapi mungkin, sekeren mungkin, karena gue gak tahu bakalan gimana nasib hubungan gue sama Sasa. Mungkin kami sudah sama sama berada dalam titik ‘jenuh’. Menurut gue itu hal yg wajar dalam sebuah hubungan.

“Gue berangkat dulu ya,” kata gue sambil membunyikan klakson kepada Dea. Ia hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Gue langsung meluncur menuju ke rumah Sasa. Setibanya di rumahnya, gue bunyikan klakson mobil gue, dan tak lama kemudian munculah Sasa, TANPA MENGENAKAN JILBAB! Ia mengenakan setelan outfit casual dengan bawahan celana jeans, dan sepatu pink berlogo tanda ‘centang’.

Dia langsung masuk ke dalam mobil.

“Kesurupan apa, Sa? Kok engga pake jilbab?” kata gue sekedar berbasa basi dengannya. Buat gue, yg sudah biasa melihatnya tanpa jilbab, rambutnya yg panjang itu terlihat biasa saja di mata gue. Namun bagi orang lain, mungkin mereka akan melihat sesosok ‘Dian Sastro’ saat masih main di AADC I. Memang gue akui kalo keduanya memiliki bentuk rambut dan wajah yg sama.

“Hmm.. kayaknya aku udah ga pantes lagi deh pake hijab di depan kamu.” Katanya lirih. Ia menunduk terus sedari tadi.

“Apaan sih kamu, sayang..” gue mencoba membuatnya nyaman dengan mengelus tangannya, tetapi tanpa gue duga ternyata dia menghindar.

“Udah, rel. Langsung cabut aja,” katanya, masih tetap tak mau menoleh ke arah gue.


Gue hanya menghela nafas. Gue tutup jendela mobil, menyalakan AC, dan kemudian melesat menuju tempat tujuan.

Setelah sepanjang perjalanan gue mencari tempat yg pas buat ngomong berdua, akhirnya gue menghentikan mobil gue di sebuah cafe di jalan Patang Puluhan.

Turun dari mobil, gue coba menggandeng tangannya, dan ia menurut saja. Gue melangkah masuk ke dalam, dan suasananya pas sekali! Suasananya remang remang, dengan desain yg menurut gue sangat mendukung apa yg akan gue bicarakan dengan Sasa.

Gue lalu mengajak Sasa naik ke lantai atas, dan mencari tempat duduk di sudut ruangan. Tempat special kami, hehe.


Tak lama kemudian seorang waitress datang dan menyerahkan menu. Gue pun menyerahkannya kepada Sasa dan menyuruhnya untuk memesan.

“Gantian kamu aja. Aku ngikut.” Katanya sambil kembali menyodorkan menu.

Gue hanya mengangkat bahu. Lalu gue memesan coffee latte 2 cangkir. Waitress itu mencatat pesanan kami lalu pergi ke bawah.


Begitu pelayan itu pergi, gue kembali fokus pada apa yg akan gue lakukan saat ini.

Gue pandangi Sasa. Ia masih tidak berani memandangi wajah gue.

“Sasa,” kata gue sambil memegang tangannya. “Look at me.

Dia nampak menghela nafas sejenak, lalu memandangi gue dengan tersenyum kecut.

“Jadi..” gue membuka suara. “Bisa kamu mulai bercerita, kenapa kamu tega ngelakuin hal itu?”

Dia nampak kembali merengut. Tangannya gemetar.

“Hhhh.. jadi gini..” Lalu ia mulai menceritakan asal muasal kejadian itu.

Waktu itu, setelah dia tidak bertemu dengan gue di kosan, dia lalu berencana untuk kembali ke rumah. Tetapi, tiba tiba dia mengiriminya WA. Intinya, dia mengajak Sasa untuk dinner bareng. Lalu, Sasa yg malas balik ke rumah, memutuskan untuk menerima ajakan dari dia.

Sepulang dari acara dinner itu, ia langsung balik ke rumah tanpa sempat mengabari gue. Paginya, saat kedua orang tua Sasa sedang pergi, terbesit di pikirannya untuk menghubungi si dia. Sasa mengajaknya untuk mampir ke rumahnya. Nah, saat mereka sedang berduaan itulah terjadi “hal hal enak” itu.


Gue hanya manggut manggut mendengarkan penjabarannya itu. Dari caranya menjelaskan masalah itu, gue paham bahwa saat ini dia sudah mulai bosan dengan gue.

“Kamu.. emm..masih marah sama aku?” tanyanya takut-takut. Matanya berkaca-kaca.

“Yahh.. awalnya pas aku mergokin kalian lagi mesum, aku udah kebelet mau nggebukin tuh cowok. Tapi, kucoba menahan amarah, dan kuputusin buat pergi aja. Daripada ganggu kalian lagi enak enakan, ya kan?”

Mendengar jawaban gue, Sasa mulai terisak. Air matanya meleleh melewati pipinya yg merona merah menahan gejolak di dalam tubuhnya. Duh, gue paling ga tahan kalo liat Sasa nangis. Caranya nangis gue yakin bikin semua cowok yg melihatnya jadi iba.

Gue lalu mengangkat kursi dan memindahkannya di samping kursi Sasa. Gue coba merangkulnya. Kemudian ia menangis dalam dekapan gue.


Lalu datanglah pelayan yg membawakan pesanan kami. Ia terlihat kebingungan melihat Sasa. Gue pun memberi kode bahwa semua baik-baik saja. Kemudian ia pergi.

Gue mengelus rambutnya perlahan. Gue coba menghapus air mata di pipinya. Gue pegang bibirnya yg merah muda dengan jempol dan telunjuk gue.

“Udah, gak usah nangis. Iya iya aku udah ga marah kok..” kata gue sambil mencoba mengangkat kepalanya. Gue pegangi pundaknya. “Coba tatap mataku, apa aku kelihatan marah?”

Perlahan, dia mulai mengangkat dagunya, dan menatap mata gue. So deep and touching. Tangan gue kemudian bergerak ke pipinya dan menariknya agar ia terlihat tersenyum lebar.

“Nah, senyum donggg... dah lihat, kan?”

Dia memukul pelan tangan kemudian kemudian tertawa cekikikan melihat kelakuan gue.

“Udah ah, iya iya aku percayaa..” katanya manja. Entah siapa duluan yg memulainya, tapi bibir kami kemudian saling bertemu.

“Sllrrpp..hmmpphh..” suara bibir kami yg saling bertemu terdengar cukup keras. Untung saja di sekitar kami tidak ada orang sama sekali, jadinya kami leluasa menebarkan aura birahi kami.

Gue coba memasukkan lidah gue ke mulutnya. Sasa pun mengerti dan membuka celah di mulutnya sehingga lidah kami saling beradu. Air liur kami pun mengalir di sela sela bibir masing masing.

Tangan gue mengelus rambutnya, sementara tangan Sasa memegang pinggang gue.

Cukup lama kami berciuman, hingga dengan sendirinya ciuman itu terlepas.


“Rel, sebenernya aku udah tau semuanya..” tiba tiba Sasa langsung memencet hidung gue.

“Ouch! Tau apaan?”

“Kak Nata udah bilang ke aku. Waktu itu tiba tiba ada sms masuk ke hpku, isinya berupa ucapan semoga lekas sembuh, dari Kak Nata. Trus aku bales, sembuh dari apa. Kak Nata bales, Farrel bilang kalo gue lagi sakit jadi gak bisa ikut ke rumah dia..”

Gue terdiam mendengar hal itu. Ternyata...

“Maaf, Sa.. Aku masih ga rela kalo kamu dijamah sama orang lain. Mohon kamu bisa ngertiin..”

“Tapi kan waktu itu kita udah janji..” balasnya.

“Iya aku tau. Tapiii...” gue sadar kalo gue udah salah ngomong dari awal.

“Oke deh. Ngaku salaahhh..” ujar gue sambil mengangkat tangan.


Di luar dugaan, Sasa tertawa melihat tingkah gue.

“Udah lah, rel. Kita sama sama salah. Sama sama selingkuh, hanya demi kepuasan sesaat.” Katanya sambil merenung.

“Mungkinn..” katanya lagi. “Udah waktunya kita buat...pisah.”

HAH?

“Pisah kenapa, sayang?” kata gue sambil menggenggam tangannya. “Kita udah nyaman nyaman aja ‘kan sejauh ini?”

“Iya tauuu. Aku juga ngerasa kalo kamu itu selalu berusaha ngelindungi aku, selalu bikin aku nyaman, dan pastinya bikin aku puas. Hehe..” katanya sambil tersenyum. “Tapi mungkin, mungkin lho ya, kita udah sama sama bosan. Karena kita sudah mengenal ‘seks’ terlalu jauh. U know lah yaa..”

“Tapi, aku ga mau pisah sama kamu. Aku udah.. aku udah..” kalimat gue terputus. Gue bingung mau ngomong apa. Segalanya berkecamuk di kepala gue, termasuk ‘kejadian’ yg tertadi tadi malam.


Duh, kenapa semua jadi berantakan sih. Gagal deh semua rencana yg disusun oleh Dea.

“Aku punya usul, rell.” Katanya tiba tiba. Dia menggeser badannya mendekat ke arahku.

“Hmm?”

Lalu dia mendekatkan kepalanya ke telinga gue dan berbisik, “Gimana kalo jadi sex buddy aja?”

“Hah? Budak?”

“Dih, telinganya diperiksain dulu di THT gih. Sex buddy, sayang. Teman seks. Ngerti?” kata Sasa dengan sedikit penekanan pada kata aneh itu.

“Oh, jadi semacam one night stand gitu?” tanya gue.

“Yee bukann.. kalo one night stand kan sekali main langsung pergi begitu aja. Kalo ini, kita bisa main sepuasnya tanpa terikat hubungan apapun..” jelasnya panjang lebar.

Gila, makin hebat aja nih bocah.

“Hmm..menurutmu ini yg terbaik buat kita?” tanya gue sekali lagi.

Yeah, i think so.”

Hmm.. Nyerah deh. Gue gak mau memaksa Sasa untuk melanjutkan hubungan ini. Gue juga merasa udah mengkhianati pacar gue yg imut ini. NYESEL!


Gue menghela nafas panjang. Kemudian..

“Hhh.. oke deh.” Kata gue. Lalu gue mengangkat cangkir kopi gue dan mengajak Sasa toast.

Sex buddy?” tanya gue.

Sex buddy.” Jawabnya dengan tersenyum manis.
Sial, kisah NTR yg bikin ane baper hu!
Jejak hu baru sampe sini, ane shock banget baca bab ini
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ayo lanjutin lagi gan.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd