lunaticzey
Suka Semprot
- Daftar
- 29 Jan 2012
- Post
- 12
- Like diterima
- 1
Eh yang itu cakep tuh . .
Nggak ah cakepan yang kanannya . . Lebi
imut. . .
Ah nggak nurut gue cakepan yang kiri. .
Ini kebiasaan teman -temanku setiap jam
istirahat ketiga pada hari Kamis. Kami , siswa-
siswi SMA , pulang sekolah pukul 13 . 30 setiap
harinya ; sementara siswa- siswi SMP sudah
mengakhiri pelajaran pada pukul 11 . 45 ,
bertepatan dengan jam istirahat ketiga kami.
Setiap saat itulah , teman -temanku berdiri
bersandar di balkon dan menonton siswa-siswi
SMP sekolah kami yang sedang berjalan pulang
sekolah . Seringkali mereka mengomentari siswi -
siswi mana yang imut atau cantik , dan terutama
yang menurut mereka memiliki tubuh yang seksi .
Beberapa temanku bahkan sering bersiul pada
mereka, atau menggoda mereka, hanya untuk
menarik perhatian salah satu dari cewek - cewek
SMP yang cantik -cantik itu . Hari ini pun begitu,
sementara aku duduk di bangku panjang sambil
mendengarkan iPod ku .
Dit! Dit ! Vany tuh !
Nah, di antara semua cewek SMP yang lain, ada
satu cewek yang paling menarik perhatian
hampir semua temanku ( dan sepertinya hampir
semua cowok di SMA dan SMP , dan mungkin
bahkan beberapa bapak guru) . Cewek itu adalah
Stevany, adik perempuanku . Stevany 4 tahun
lebih muda dariku , dia duduk di kelas 2 SMP .
Sebenarnya Vany sama seperti cewek -cewek
yang lain; dengan tinggi badan 153 cm dan
berat 46 kg , Vany tergolong kecil mungil, tidak
tinggi semampai . Rambutnya yang hitam pun
hanya dipotong pendek sebatas leher . Memang
wajahnya sangat imut dan kulitnya pun putih
mulus tanpa cacat, tapi bukan itu yang
membuat teman -temanku tergila -gila padanya.
Duh gilak tuh anak cute banget sih !!
Sexy banget , maksud lu. . !?
Yap . . . Kontras dengan wajahnya yang sangat
imut seperti anak kecil , Vany bisa dibilang
sangat sexy . Alasan utamanyadan aku yakin
bagian inilah yang selalu dilihat oleh hampir
semua cowok Vany memiliki dada berukuran 34
C , yang termasuk sangat besar untuk anak
seusianya . Bentuknya pun sangat bulat dan
penuh .
Duh gue ngaceng . . . Gede banget gilak . . .
Hus! Ada kakaknya tuh . . Ntar lu dibunuh . . .
Hahaha
Tiba -tiba teman- temanku ber Oooh . . . !! seru .
Aku melongok ke arah lantai dasar , mencari
tahu penyebab Ooh . . !! tiba - tiba itu . Pantas ,
pikirku. Vany sedang berlari berkejar -kejaran
dengan beberapa cewek lain. Aku tahu apa yang
diperhatikan oleh teman- temanku: dada Vany
yang berguncang - guncang menggiurkan saat ia
berlari. Aku melirik ke arah teman -temanku, dan
aku dapat melihat tonjolan- tonjolan tegang di
bagian tengah celana panjang mereka.
Heh! Udah ! Adek gue bukan tontonan! ujarku .
Teman-temanku menoleh .
Yee . . . Salahnya adek lu punya badan kayak
gitu . . kata Martin , salah satu temanku.
Toket kayak gitu , lebih tepatnya , kata yang
lain.
Ah, udalah ! Nyebelin . . . kataku gusar . Aku
berdiri dan berjalan pergi , meninggalkan teman -
temanku yang menatapku gelisah.
Sebenarnya hal ini sudah membuatku gelisah
beberapa waktu belakangan ini . Sejak adikku
kelas 6 SD, entah kenapa seolah- olah dadanya
seperti dipompa ; pertumbuhannya pesat sekali!
Hampir setiap pergantian semester , adikku ini
mengeluh bra - nya sudah kesempitan, dan
ternyata ukurannya sudah bertambah besar lagi.
Di saat teman- teman seusianya masih belum
mengenakan bra , Vany sudah mulai memilih bra
mana yang harus dikenakannya , dan saat
teman- temannya mulai merasakan pertumbuhan
di dada mereka, milik Vany bahkan sudah jauh
lebih besar dari milik ibuku.
Dan, yang paling membuatku khawatir , adalah
kenyataan bahwa bagaimana pun, aku juga
seorang cowok normal, yang juga bisa
terangsang bila melihat sepasang dada yang
bulat dan sangat besar seperti miliknya . Bahkan
sudah beberapa lama ini aku menahan godaan
untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak
sepantasnya dilakukan oleh seorang kakak pada
adiknya .
--- -- --
Kaak . . . Deek . . . Turun sini !! Udah mulai nih
upacaranya!
Iyaa. . . Bentar aku turun !!
Ayahku memanggil. Beliau dan Ibuku sedang
menonton upacara pembukaan Euro 2008 di
ruang keluarga . Ayahku memang sangat
menggemari sepak bola, begitu pula dengan aku
dan Vany . Hanya ibuku yang tidak terlalu suka
sepak bola , tapi karena dikeroyok 3 orang
penggemar bola di rumah, akhirnya ibu
menyerah dan ikut menonton . Toh , beliau ikut
senang melihat upacara pembukaan yang
meriah.
Heeii bagus loh ini !! suara ibuku yang
memanggil kali ini .
Yaya bentaarr !!! Nanggung!! aku berteriak.
Ngapain sih , kamu?
Aku tak menjawab . Aku sedang melihat foto -
foto liburan keluargaku yang terakhir ke Bali .
Well, sebenarnya hanya foto Vany yang kulihat . . .
Sudah beberapa minggu mungkin beberapa
bulanterakhir ini aku sering menghabiskan
malamku memelototi foto -foto Vany di
komputerku . Makan apa sih kamu , aku sering
berpikir begitu. Koq bisa jadi segede itu . . .
Aku sampai ke foto -foto kami di pantai. . . Vany
mengenakan tank - top putih dan kain sarung Bali
di foto itu .
Aku menekan tombol next , foto berikutnya.
Vany sedang bermain air di pantai. Tank -topnya
basah, samar- samar memperlihatkan bikininya
yang berwarna biru muda , tampak kesulitan
menahan dadanya yang besar . Celanaku mulai
menyempit di bagian s ***** kangan .
Next lagi. . . Oh , ini video, batinku . Masih Vany
yang bermain air . Tapi kali ini ia berlari kecil .
Mataku terpaku pada dadanya yang berguncang -
guncang . Sangat menggiurkan . Aku merasakan
tonjolan di celanaku semakin membesar . Aku
merogohkan tanganku ke dalam celana , dan
perlahan mulai mengocok penisku yang sangat
tegang.
Aku memejamkan mata , pikiranku mulai
melayang . . .
Heh! Kakak liat apa tuh sampe melotot gitu ?!
Aku melonjak kaget di kursiku. Astaga ! Aku lupa
mengunci pintu tembusan antara kamarku dan
kamarnya! Vany berjalan mendekat. Cepat - cepat
aku menarik tanganku keluar dari celana . Tapi
aku tak tahu bagaimana menyembunyikan
tonjolan besar dari balik celanaku ini ! Vany
sudah membungkuk di belakangku .
Eeh . . . Nggak koq. . . Ini lagi ngeliat foto -video
waktu kita ke Bali terakhir . . . kataku gugup . Aku
buru-buru menarik bantal kecil di ranjangku
untuk menutupi s ***** kanganku.
Hoo. . . Hm ? Koq isinya fotoku semua ? katanya
sambil menekan - nekan tombol next - next -next -
next . . . Memang foto -fotonya sudah aku
kelompokkan kedalam satu folder sendiri .
Eeh ? Eh . . . Mm . . . Biar gampang milihnya kakak
kelompokin ke dalem satu folder gitu . . .
Jantungku berdegup - degup kencang .
Ooo. . . Yaya . . . aku merasakan ada nada
keraguan dibalik suaranya , Yuk turun . . Udah
mulai tuh ! Lucu loh ada sapi -sapi segala!
Oke oke. . Yuk . . .
Aku mematikan komputerku . Vany menggamit
lenganku saat kami berjalan keluar kamar dan
turun ke bawah. Kami duduk bersebelahan .
Kak , tiba - tiba dia berbisik. Sangat pelan .
Hm ?
Kakak ngaceng ya tadi waktu ngeliat fotoku?
Dosa loh kaak . . . Hihihi. . . bisiknya.
HAH?! Eh . . . Ng. . . Nggak koq! ujarku
gelagapan .
Aku liat koq kak tadi . . . bisik Vany . Senyum
jahil melintas di wajahnya yang imut.
Eh . . .
Bilang mama aahh . . . senyumnya semakin jahil .
Ehh ! Eh jangan Van! bisikku panik.
Hehehe nggak dehh . . .
Kami terdiam . . . Tomas Ujfalusi dan Alexander
Frei, kapten Swiss dan Ceko , berjalan memasuki
lapangan . Pertandingan segera dimulai.
Kak , bisiknya lagi.
Ya ?
Punya kakak gede banget . . .
Cepat -cepat aku menarik bantal.
--- -- --- -
Kak , bangun ! Udah mau kick off tuh !
Mmm. . .
Aaa. . . Kak ! Luca Toni tuh ! Gattuso ! Pirlo !
Aaa. . . Buffon Kak !
Mmm. . . .
Kaakk . . . BaanguuUnn . . .
Pagi itu pertandingan grup C Euro 2008 , Belanda
vs Italia . Kami menonton di kamarku . Vany
memang pendukung setia Italia , sedangkan aku
pendukung baru Belanda. Sebenarnya aku
pendukung setia timnas Inggris , tapi sayang
sekali Inggris tidak lolos tahun ini , jadi aku
beralih mendukung Belanda. Aku dengar tahun
ini pelatih Van Basten membawa kejutan dalam
timnas Oranye.
KAAK! Udah kick off !!! Kak . . . . Kaaakkk . .
Bangguunn . . !!! Iih nyebelin!! Vany habis
kesabaran , mengguncang - guncangku hingga
terbangun.
Eeehhh. . . Eh . . . Ehh . . . Iya iya iya udah bangun
ini !! kataku mengantuk . Vany terus
mengguncang -guncang badanku , tidak
mempedulikan protesku . Tapi pemandangan
yang aku lihat setelah itu benar- benar
membuatku tidak mengantuk sama sekali.
Vany rupanya telah duduk mengangkang di atas
perutku. Baju tidurnya yang putih -pink terlihat
tipis sekali dini hari itu . Dadanya yang besar
menggelayut, dan samar-samar aku melihat 2
tonjolan kecil di masing -masing ujungnya . Vany
nggak pake bra ?
Bangun, ulangnya, nyengir .
I. . . Iya. . . entah kenapa aku merasa mukaku
terbakar. Rupanya Vany menyadarinya .
Nyengirnya makin lebar .
Kenapa mukanya merah, Kak . . . suaranya
pelan, menggoda . Vany mendekatkan wajahnya
ke arahku , hingga hanya berjarak beberapa senti
saja . Penisku mulai menegang . Aku menelan
ludah, memberanikan diri .
Van. . .
Hm ?
Kamu. . . Kamu beneran liat kakak ngaceng
waktu itu ? tanyaku gugup .
Vany mengangguk , tersenyum .
Koq bisa gitu , Kak ? Sampe setegang itu ?
Yah . . . Eh . . .
Apa karena . . . Punyaku gede ? dia tidak
menunggu jawabanku.
Yah . . . Aku mengangguk. Iya. . . Jujur , iya . . .
Hmmm. . . muka Vany memerah . Ia berkata
pelan, Emang segede itu ya ?
Well. . . Buat anak seumuran kamu sih gede
banget, Van. . . kataku . Kamu tau banyak
cowok yang nafsu banget sama punyamu ?
Iya. . . katanya perlahan. Kakak juga ?
Aku tak dapat menjawab . Aku merasa bersalah .
Tapi Vany tersenyum .
Gapapa , Kak . . . ujarnya . Aku gapapa koq kalo
kakak yang nafsu . . . Hehee . . .
Penisku semakin tegak berdiri .
Be. . . Bener ? Ia mengangguk. Vany menunduk ,
mengecup pipiku . Dadanya menekan dadaku .
Tepat saat itu tanpa sengaja pantatnya yang
empuk menyenggol penisku yang sudah sangat
tegang. Vany melonjak kaget .
Kak . . . Kakak tegang lagi. . . bisiknya perlahan .
Ia berbalik , memunggungiku , menatap tonjolan
besar di balik celana pendekku . Be. . . Besar
banget. . .
Saat itu 2 hal bergejolak di dalam diriku: nafsu
dan logika . Logikaku berkata aku ini kakaknya,
dan sesexy apa pun Vany , dia adikku . Tapi
nafsuku berkata , Vany itu cewek yang luar biasa
sexy, yang sedang duduk di atas perutku
menghadapi penisku yang tegang.
Nafsu memang selalu lebih kuat dari logika .
Aku mendudukkan diri , sehingga Vany merosot
ke pangkuanku . Penisku benar -benar terjepit di
antara kedua pahanya yang mulus sekarang .
Aku merasakan penisku berdenyut -denyut
tegang.
Kak . . . ? bisik Vany .
Aku mulai mencium belakang telinganya dengan
lembut, kemudian turun ke arah rahang
belakangnya. Aku mencium perlahan tapi pasti,
sesekali menjulurkan lidahku untuk menjilatnya
lembut.
Hhh. . . Ka. . . k . . . Vany mendesah pelan.
Perlahan, lehernya kulumat. Vany menelengkan
kepalanya, sehingga dapat dengan cukup mudah
aku mencium lehernya . Nafasnya semakin berat .
Mmhhh. . . Kak . . Kaakk . . . G . . . Ga boleh l . . . lohh. . .
Mmhh. . . desahnya perlahan,
memperingatkanku. Aku tak peduli.
Vany mulai menggeliat keenakan, membuat
penisku tergesek pahanya . Bahkan walaupun di
dalam celana , aku merasakan nikmatnya . Tak
tahan, aku menanyakan sesuatu padanya yang
mungkin sangat ingin ditanyakan oleh hampir
setiap cowok di sekolah .
Van. . . Boleh kakak pegang toket kamu?
Vany terdiam . Aku bisa merasakan pertentangan
di dalam dirinya . Namun, sekali lagi, nafsu
mengalahkan logika . Vany mengangguk lambat.
Tak menunggu disuruh dua kali , perlahan -lahan
aku menjangkaukan tanganku di bawah
ketiaknya, dan dengan lembut aku meremas
kedua buah dadanya yang besar dan
menggiurkan itu . Sensasi empuk dan bulat
penuh memenuhi tanganku yang tak cukup
besar untuk meremas buah dadanya secara
keseluruhan . Aku bisa merasakan putingnya.
Benar dia tidak memakai bra .
Aahh. . . Kaak . . . Mmmhh. . . Pe. . . lan . . Pelan. . .
Vany mendesah nikmat . Kedua tangannya
mencengkeram erat seprei di ranjangku.
Aku masih menjilati lehernya , kali ini cukup
cepat. Kedua tanganku meremas -remas dadanya
yang empuk dan besar , yang sudah menjadi
kencang karena terangsang . Jari -jariku
memainkan putingnya yang sudah tegang dan
keras.
Koq udah keras banget gini, Van ? bisikku
menggodanya.
Mmhh. . . Abisnya . . . Mmmhh. . .
Kalo diginiin jadi tambah keras nggak? Aku
menjepit kedua putingnya di antara jari telunjuk
dan jempolku, kemudian memelintirnya perlahan -
lahan.
Aaahhh. . . Aaaahhh . . . Kaakkk. . !!!
Saat itu aku merasakan penisku tersiram
sesuatu . Rupanya Vany sudah sangat basah
sehingga cairannya ikut membasahi penisku .
Aku meremas dadanya semakin kencang , sambil
terus melumat leher dan belakang telinga Vany .
Ooohh . . . Kakk . . . Kak . . Kalo gini teruss. . . Aku . . .
Akku. . .
Kamu kenapaa ? Tangan kananku memainkan
putingnya, sementara yang kiri meremas lebih
kuat .
Aku . . . Aaahhhh . . . Mmmhh . . . Kaakk . . . Mmhh. . .
Kenapa. . .
Ga. . . gapapa . . . Ooohh . . . Ka. . . k . .
Aku merasakan penisku semakin tegang , nafas
Vany pun semakin tak karuan . Ia menggeliat -
geliat keenakan , merangsang penisku semakin
hebat.
Van, pegang penis kakak donk. . .
Mmmhhh. . . Ga . . . Ga . . . Ga bo . . . leh ah, Kak . . .
Hhhh . . .
Boleehh. . . Ayo . . . Gapapa koq. . . aku
membujuknya .
Ragu-ragu, Vany melepaskan cengkeraman
tangan kananya , dan meletakkan jari telunjuknya
di kepala penisku . Rasanya sudah mau
kuledakkan saja spermaku saat itu .
Van, digenggam aja. . .
G. . . Ga ah kak . . . Gini aja. . . . Mmhh. . . Ia
memainkan jari telunjukknya di sekitar tonjolan
di balik celanaku itu . Itu saja cukup, pikirku. Aku
meremas dadanya yang besar semakin liar ,
memainkan putingnya dan menjilati lehernya
dengan ganas . Aku mulai menggosok -gosokkan
penisku ke s ***** kangannya yang sudah sangat
basah.
Aaahhh. . . Kaakk . . . Kak . . . Aku . . . Aku bisa . . Aku
bisa kelu . . . arr . . Mmmhhh . . .
Keluarin aja. . . Mmhhh. . . Gapapa . . . Aku
menggerakkan pahaku semakin kuat , rasanya
aku sendiri sudah mendekati klimaks . Aku
mengeluarkan penisku dari celanaku ,
membuatnya bergeletar liar menggesek
s ***** kangan dan paha Vany . Remasanku
semakin kencang dan liar . Aku benar-benar
sudah mau keluar .
Kaakkk. . . Kaakkk. . . Aku . . . Aku KELUAR . . .
aaAAHHH . . . AAHHH !!!
Slllsssrrrlsshhhhh. . . . Aku terkejut saat penisku
tersemprot cairan vaginanya. Vany orgasme dan
< i > squirting < /i > , menyemprot penisku dengan
sangat kuat . Tak butuh waktu lama untukku
untuk mencapai giliranku.
Ooohhh . . . VAAANNN!!! MMMMHH!!!
Aku meledakkan spermaku satu , dua , empat,
enam kali dalam jumlah besar , melumuri paha
dan perutnya , bahkan ada yang menyemprot
hingga dada dan wajahnya yang imut.
Vany terkulai ke ranjang. Ia terlentang , dadanya
yang besar bergerak naik -turun mengatur nafas .
Putingnya masih sangat tegang. Aku mengatur
nafas . Penisku masih sangat tegang, mungkin
karena hasrat yang sudah kupendam begitu
lama untuk merasakan empuknya dada Vany
yang besar . Aku siap untuk m ***** kah lebih jauh
lagi.
Tapi saat itu logika kembali ke pikiranku . Tidak,
batinku . Ini sudah cukup parah buat kakak -adik .
Aku melirik Vany yang tergeletak lemas ,
celananya basah kuyup . Paha, perut , dadanya
yang besar dan wajahnya berlumuran cairan
putih kental milik kakaknya . Aku tersenyum .
Thanks Van. . . bisikku .
Hhh. . . Hhh . . . Vany masih terengah-engah . I . . .
Hhh. . . Iya. . . Sama-sama . . .
Aku terdiam , terpaku menatap layar TV. Rafael
van Der Vaart sedang bersiap mengambil
tendangan bebas untuk Belanda .
Kak . . .
Ya ?
Jangan lagi ya . . . Dosa . . . bisiknya lemah
menegurku.
Oke. . .
Van der Vaart menendang bola lambung , tinggi
ke arah tiang jauh. Buffon menepis .
Van. . .
Hm ?
Tapi . . . terlintas pikiran jahil dalam benakku,
Enak nggak?
Joris Matijsen mengambil bola muntah ,
mengopernya pada Wesley Sneijder. Aku
menoleh , dan dalam gelap, aku melihat senyum
mengembang di wajah Vany yang kelelahan.
. . . Enak , Kak . . . jawabnya . Enak banget . . .
Ruud van Nistelrooy meneruskan tendangan
Sneijder ke gawang Buffon .
Van. . .
Ya ?
Belanda gol tuh . . .
APA ?! KOQ BISA !!!!
Nggak ah cakepan yang kanannya . . Lebi
imut. . .
Ah nggak nurut gue cakepan yang kiri. .
Ini kebiasaan teman -temanku setiap jam
istirahat ketiga pada hari Kamis. Kami , siswa-
siswi SMA , pulang sekolah pukul 13 . 30 setiap
harinya ; sementara siswa- siswi SMP sudah
mengakhiri pelajaran pada pukul 11 . 45 ,
bertepatan dengan jam istirahat ketiga kami.
Setiap saat itulah , teman -temanku berdiri
bersandar di balkon dan menonton siswa-siswi
SMP sekolah kami yang sedang berjalan pulang
sekolah . Seringkali mereka mengomentari siswi -
siswi mana yang imut atau cantik , dan terutama
yang menurut mereka memiliki tubuh yang seksi .
Beberapa temanku bahkan sering bersiul pada
mereka, atau menggoda mereka, hanya untuk
menarik perhatian salah satu dari cewek - cewek
SMP yang cantik -cantik itu . Hari ini pun begitu,
sementara aku duduk di bangku panjang sambil
mendengarkan iPod ku .
Dit! Dit ! Vany tuh !
Nah, di antara semua cewek SMP yang lain, ada
satu cewek yang paling menarik perhatian
hampir semua temanku ( dan sepertinya hampir
semua cowok di SMA dan SMP , dan mungkin
bahkan beberapa bapak guru) . Cewek itu adalah
Stevany, adik perempuanku . Stevany 4 tahun
lebih muda dariku , dia duduk di kelas 2 SMP .
Sebenarnya Vany sama seperti cewek -cewek
yang lain; dengan tinggi badan 153 cm dan
berat 46 kg , Vany tergolong kecil mungil, tidak
tinggi semampai . Rambutnya yang hitam pun
hanya dipotong pendek sebatas leher . Memang
wajahnya sangat imut dan kulitnya pun putih
mulus tanpa cacat, tapi bukan itu yang
membuat teman -temanku tergila -gila padanya.
Duh gilak tuh anak cute banget sih !!
Sexy banget , maksud lu. . !?
Yap . . . Kontras dengan wajahnya yang sangat
imut seperti anak kecil , Vany bisa dibilang
sangat sexy . Alasan utamanyadan aku yakin
bagian inilah yang selalu dilihat oleh hampir
semua cowok Vany memiliki dada berukuran 34
C , yang termasuk sangat besar untuk anak
seusianya . Bentuknya pun sangat bulat dan
penuh .
Duh gue ngaceng . . . Gede banget gilak . . .
Hus! Ada kakaknya tuh . . Ntar lu dibunuh . . .
Hahaha
Tiba -tiba teman- temanku ber Oooh . . . !! seru .
Aku melongok ke arah lantai dasar , mencari
tahu penyebab Ooh . . !! tiba - tiba itu . Pantas ,
pikirku. Vany sedang berlari berkejar -kejaran
dengan beberapa cewek lain. Aku tahu apa yang
diperhatikan oleh teman- temanku: dada Vany
yang berguncang - guncang menggiurkan saat ia
berlari. Aku melirik ke arah teman -temanku, dan
aku dapat melihat tonjolan- tonjolan tegang di
bagian tengah celana panjang mereka.
Heh! Udah ! Adek gue bukan tontonan! ujarku .
Teman-temanku menoleh .
Yee . . . Salahnya adek lu punya badan kayak
gitu . . kata Martin , salah satu temanku.
Toket kayak gitu , lebih tepatnya , kata yang
lain.
Ah, udalah ! Nyebelin . . . kataku gusar . Aku
berdiri dan berjalan pergi , meninggalkan teman -
temanku yang menatapku gelisah.
Sebenarnya hal ini sudah membuatku gelisah
beberapa waktu belakangan ini . Sejak adikku
kelas 6 SD, entah kenapa seolah- olah dadanya
seperti dipompa ; pertumbuhannya pesat sekali!
Hampir setiap pergantian semester , adikku ini
mengeluh bra - nya sudah kesempitan, dan
ternyata ukurannya sudah bertambah besar lagi.
Di saat teman- teman seusianya masih belum
mengenakan bra , Vany sudah mulai memilih bra
mana yang harus dikenakannya , dan saat
teman- temannya mulai merasakan pertumbuhan
di dada mereka, milik Vany bahkan sudah jauh
lebih besar dari milik ibuku.
Dan, yang paling membuatku khawatir , adalah
kenyataan bahwa bagaimana pun, aku juga
seorang cowok normal, yang juga bisa
terangsang bila melihat sepasang dada yang
bulat dan sangat besar seperti miliknya . Bahkan
sudah beberapa lama ini aku menahan godaan
untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak
sepantasnya dilakukan oleh seorang kakak pada
adiknya .
--- -- --
Kaak . . . Deek . . . Turun sini !! Udah mulai nih
upacaranya!
Iyaa. . . Bentar aku turun !!
Ayahku memanggil. Beliau dan Ibuku sedang
menonton upacara pembukaan Euro 2008 di
ruang keluarga . Ayahku memang sangat
menggemari sepak bola, begitu pula dengan aku
dan Vany . Hanya ibuku yang tidak terlalu suka
sepak bola , tapi karena dikeroyok 3 orang
penggemar bola di rumah, akhirnya ibu
menyerah dan ikut menonton . Toh , beliau ikut
senang melihat upacara pembukaan yang
meriah.
Heeii bagus loh ini !! suara ibuku yang
memanggil kali ini .
Yaya bentaarr !!! Nanggung!! aku berteriak.
Ngapain sih , kamu?
Aku tak menjawab . Aku sedang melihat foto -
foto liburan keluargaku yang terakhir ke Bali .
Well, sebenarnya hanya foto Vany yang kulihat . . .
Sudah beberapa minggu mungkin beberapa
bulanterakhir ini aku sering menghabiskan
malamku memelototi foto -foto Vany di
komputerku . Makan apa sih kamu , aku sering
berpikir begitu. Koq bisa jadi segede itu . . .
Aku sampai ke foto -foto kami di pantai. . . Vany
mengenakan tank - top putih dan kain sarung Bali
di foto itu .
Aku menekan tombol next , foto berikutnya.
Vany sedang bermain air di pantai. Tank -topnya
basah, samar- samar memperlihatkan bikininya
yang berwarna biru muda , tampak kesulitan
menahan dadanya yang besar . Celanaku mulai
menyempit di bagian s ***** kangan .
Next lagi. . . Oh , ini video, batinku . Masih Vany
yang bermain air . Tapi kali ini ia berlari kecil .
Mataku terpaku pada dadanya yang berguncang -
guncang . Sangat menggiurkan . Aku merasakan
tonjolan di celanaku semakin membesar . Aku
merogohkan tanganku ke dalam celana , dan
perlahan mulai mengocok penisku yang sangat
tegang.
Aku memejamkan mata , pikiranku mulai
melayang . . .
Heh! Kakak liat apa tuh sampe melotot gitu ?!
Aku melonjak kaget di kursiku. Astaga ! Aku lupa
mengunci pintu tembusan antara kamarku dan
kamarnya! Vany berjalan mendekat. Cepat - cepat
aku menarik tanganku keluar dari celana . Tapi
aku tak tahu bagaimana menyembunyikan
tonjolan besar dari balik celanaku ini ! Vany
sudah membungkuk di belakangku .
Eeh . . . Nggak koq. . . Ini lagi ngeliat foto -video
waktu kita ke Bali terakhir . . . kataku gugup . Aku
buru-buru menarik bantal kecil di ranjangku
untuk menutupi s ***** kanganku.
Hoo. . . Hm ? Koq isinya fotoku semua ? katanya
sambil menekan - nekan tombol next - next -next -
next . . . Memang foto -fotonya sudah aku
kelompokkan kedalam satu folder sendiri .
Eeh ? Eh . . . Mm . . . Biar gampang milihnya kakak
kelompokin ke dalem satu folder gitu . . .
Jantungku berdegup - degup kencang .
Ooo. . . Yaya . . . aku merasakan ada nada
keraguan dibalik suaranya , Yuk turun . . Udah
mulai tuh ! Lucu loh ada sapi -sapi segala!
Oke oke. . Yuk . . .
Aku mematikan komputerku . Vany menggamit
lenganku saat kami berjalan keluar kamar dan
turun ke bawah. Kami duduk bersebelahan .
Kak , tiba - tiba dia berbisik. Sangat pelan .
Hm ?
Kakak ngaceng ya tadi waktu ngeliat fotoku?
Dosa loh kaak . . . Hihihi. . . bisiknya.
HAH?! Eh . . . Ng. . . Nggak koq! ujarku
gelagapan .
Aku liat koq kak tadi . . . bisik Vany . Senyum
jahil melintas di wajahnya yang imut.
Eh . . .
Bilang mama aahh . . . senyumnya semakin jahil .
Ehh ! Eh jangan Van! bisikku panik.
Hehehe nggak dehh . . .
Kami terdiam . . . Tomas Ujfalusi dan Alexander
Frei, kapten Swiss dan Ceko , berjalan memasuki
lapangan . Pertandingan segera dimulai.
Kak , bisiknya lagi.
Ya ?
Punya kakak gede banget . . .
Cepat -cepat aku menarik bantal.
--- -- --- -
Kak , bangun ! Udah mau kick off tuh !
Mmm. . .
Aaa. . . Kak ! Luca Toni tuh ! Gattuso ! Pirlo !
Aaa. . . Buffon Kak !
Mmm. . . .
Kaakk . . . BaanguuUnn . . .
Pagi itu pertandingan grup C Euro 2008 , Belanda
vs Italia . Kami menonton di kamarku . Vany
memang pendukung setia Italia , sedangkan aku
pendukung baru Belanda. Sebenarnya aku
pendukung setia timnas Inggris , tapi sayang
sekali Inggris tidak lolos tahun ini , jadi aku
beralih mendukung Belanda. Aku dengar tahun
ini pelatih Van Basten membawa kejutan dalam
timnas Oranye.
KAAK! Udah kick off !!! Kak . . . . Kaaakkk . .
Bangguunn . . !!! Iih nyebelin!! Vany habis
kesabaran , mengguncang - guncangku hingga
terbangun.
Eeehhh. . . Eh . . . Ehh . . . Iya iya iya udah bangun
ini !! kataku mengantuk . Vany terus
mengguncang -guncang badanku , tidak
mempedulikan protesku . Tapi pemandangan
yang aku lihat setelah itu benar- benar
membuatku tidak mengantuk sama sekali.
Vany rupanya telah duduk mengangkang di atas
perutku. Baju tidurnya yang putih -pink terlihat
tipis sekali dini hari itu . Dadanya yang besar
menggelayut, dan samar-samar aku melihat 2
tonjolan kecil di masing -masing ujungnya . Vany
nggak pake bra ?
Bangun, ulangnya, nyengir .
I. . . Iya. . . entah kenapa aku merasa mukaku
terbakar. Rupanya Vany menyadarinya .
Nyengirnya makin lebar .
Kenapa mukanya merah, Kak . . . suaranya
pelan, menggoda . Vany mendekatkan wajahnya
ke arahku , hingga hanya berjarak beberapa senti
saja . Penisku mulai menegang . Aku menelan
ludah, memberanikan diri .
Van. . .
Hm ?
Kamu. . . Kamu beneran liat kakak ngaceng
waktu itu ? tanyaku gugup .
Vany mengangguk , tersenyum .
Koq bisa gitu , Kak ? Sampe setegang itu ?
Yah . . . Eh . . .
Apa karena . . . Punyaku gede ? dia tidak
menunggu jawabanku.
Yah . . . Aku mengangguk. Iya. . . Jujur , iya . . .
Hmmm. . . muka Vany memerah . Ia berkata
pelan, Emang segede itu ya ?
Well. . . Buat anak seumuran kamu sih gede
banget, Van. . . kataku . Kamu tau banyak
cowok yang nafsu banget sama punyamu ?
Iya. . . katanya perlahan. Kakak juga ?
Aku tak dapat menjawab . Aku merasa bersalah .
Tapi Vany tersenyum .
Gapapa , Kak . . . ujarnya . Aku gapapa koq kalo
kakak yang nafsu . . . Hehee . . .
Penisku semakin tegak berdiri .
Be. . . Bener ? Ia mengangguk. Vany menunduk ,
mengecup pipiku . Dadanya menekan dadaku .
Tepat saat itu tanpa sengaja pantatnya yang
empuk menyenggol penisku yang sudah sangat
tegang. Vany melonjak kaget .
Kak . . . Kakak tegang lagi. . . bisiknya perlahan .
Ia berbalik , memunggungiku , menatap tonjolan
besar di balik celana pendekku . Be. . . Besar
banget. . .
Saat itu 2 hal bergejolak di dalam diriku: nafsu
dan logika . Logikaku berkata aku ini kakaknya,
dan sesexy apa pun Vany , dia adikku . Tapi
nafsuku berkata , Vany itu cewek yang luar biasa
sexy, yang sedang duduk di atas perutku
menghadapi penisku yang tegang.
Nafsu memang selalu lebih kuat dari logika .
Aku mendudukkan diri , sehingga Vany merosot
ke pangkuanku . Penisku benar -benar terjepit di
antara kedua pahanya yang mulus sekarang .
Aku merasakan penisku berdenyut -denyut
tegang.
Kak . . . ? bisik Vany .
Aku mulai mencium belakang telinganya dengan
lembut, kemudian turun ke arah rahang
belakangnya. Aku mencium perlahan tapi pasti,
sesekali menjulurkan lidahku untuk menjilatnya
lembut.
Hhh. . . Ka. . . k . . . Vany mendesah pelan.
Perlahan, lehernya kulumat. Vany menelengkan
kepalanya, sehingga dapat dengan cukup mudah
aku mencium lehernya . Nafasnya semakin berat .
Mmhhh. . . Kak . . Kaakk . . . G . . . Ga boleh l . . . lohh. . .
Mmhh. . . desahnya perlahan,
memperingatkanku. Aku tak peduli.
Vany mulai menggeliat keenakan, membuat
penisku tergesek pahanya . Bahkan walaupun di
dalam celana , aku merasakan nikmatnya . Tak
tahan, aku menanyakan sesuatu padanya yang
mungkin sangat ingin ditanyakan oleh hampir
setiap cowok di sekolah .
Van. . . Boleh kakak pegang toket kamu?
Vany terdiam . Aku bisa merasakan pertentangan
di dalam dirinya . Namun, sekali lagi, nafsu
mengalahkan logika . Vany mengangguk lambat.
Tak menunggu disuruh dua kali , perlahan -lahan
aku menjangkaukan tanganku di bawah
ketiaknya, dan dengan lembut aku meremas
kedua buah dadanya yang besar dan
menggiurkan itu . Sensasi empuk dan bulat
penuh memenuhi tanganku yang tak cukup
besar untuk meremas buah dadanya secara
keseluruhan . Aku bisa merasakan putingnya.
Benar dia tidak memakai bra .
Aahh. . . Kaak . . . Mmmhh. . . Pe. . . lan . . Pelan. . .
Vany mendesah nikmat . Kedua tangannya
mencengkeram erat seprei di ranjangku.
Aku masih menjilati lehernya , kali ini cukup
cepat. Kedua tanganku meremas -remas dadanya
yang empuk dan besar , yang sudah menjadi
kencang karena terangsang . Jari -jariku
memainkan putingnya yang sudah tegang dan
keras.
Koq udah keras banget gini, Van ? bisikku
menggodanya.
Mmhh. . . Abisnya . . . Mmmhh. . .
Kalo diginiin jadi tambah keras nggak? Aku
menjepit kedua putingnya di antara jari telunjuk
dan jempolku, kemudian memelintirnya perlahan -
lahan.
Aaahhh. . . Aaaahhh . . . Kaakkk. . !!!
Saat itu aku merasakan penisku tersiram
sesuatu . Rupanya Vany sudah sangat basah
sehingga cairannya ikut membasahi penisku .
Aku meremas dadanya semakin kencang , sambil
terus melumat leher dan belakang telinga Vany .
Ooohh . . . Kakk . . . Kak . . Kalo gini teruss. . . Aku . . .
Akku. . .
Kamu kenapaa ? Tangan kananku memainkan
putingnya, sementara yang kiri meremas lebih
kuat .
Aku . . . Aaahhhh . . . Mmmhh . . . Kaakk . . . Mmhh. . .
Kenapa. . .
Ga. . . gapapa . . . Ooohh . . . Ka. . . k . .
Aku merasakan penisku semakin tegang , nafas
Vany pun semakin tak karuan . Ia menggeliat -
geliat keenakan , merangsang penisku semakin
hebat.
Van, pegang penis kakak donk. . .
Mmmhhh. . . Ga . . . Ga . . . Ga bo . . . leh ah, Kak . . .
Hhhh . . .
Boleehh. . . Ayo . . . Gapapa koq. . . aku
membujuknya .
Ragu-ragu, Vany melepaskan cengkeraman
tangan kananya , dan meletakkan jari telunjuknya
di kepala penisku . Rasanya sudah mau
kuledakkan saja spermaku saat itu .
Van, digenggam aja. . .
G. . . Ga ah kak . . . Gini aja. . . . Mmhh. . . Ia
memainkan jari telunjukknya di sekitar tonjolan
di balik celanaku itu . Itu saja cukup, pikirku. Aku
meremas dadanya yang besar semakin liar ,
memainkan putingnya dan menjilati lehernya
dengan ganas . Aku mulai menggosok -gosokkan
penisku ke s ***** kangannya yang sudah sangat
basah.
Aaahhh. . . Kaakk . . . Kak . . . Aku . . . Aku bisa . . Aku
bisa kelu . . . arr . . Mmmhhh . . .
Keluarin aja. . . Mmhhh. . . Gapapa . . . Aku
menggerakkan pahaku semakin kuat , rasanya
aku sendiri sudah mendekati klimaks . Aku
mengeluarkan penisku dari celanaku ,
membuatnya bergeletar liar menggesek
s ***** kangan dan paha Vany . Remasanku
semakin kencang dan liar . Aku benar-benar
sudah mau keluar .
Kaakkk. . . Kaakkk. . . Aku . . . Aku KELUAR . . .
aaAAHHH . . . AAHHH !!!
Slllsssrrrlsshhhhh. . . . Aku terkejut saat penisku
tersemprot cairan vaginanya. Vany orgasme dan
< i > squirting < /i > , menyemprot penisku dengan
sangat kuat . Tak butuh waktu lama untukku
untuk mencapai giliranku.
Ooohhh . . . VAAANNN!!! MMMMHH!!!
Aku meledakkan spermaku satu , dua , empat,
enam kali dalam jumlah besar , melumuri paha
dan perutnya , bahkan ada yang menyemprot
hingga dada dan wajahnya yang imut.
Vany terkulai ke ranjang. Ia terlentang , dadanya
yang besar bergerak naik -turun mengatur nafas .
Putingnya masih sangat tegang. Aku mengatur
nafas . Penisku masih sangat tegang, mungkin
karena hasrat yang sudah kupendam begitu
lama untuk merasakan empuknya dada Vany
yang besar . Aku siap untuk m ***** kah lebih jauh
lagi.
Tapi saat itu logika kembali ke pikiranku . Tidak,
batinku . Ini sudah cukup parah buat kakak -adik .
Aku melirik Vany yang tergeletak lemas ,
celananya basah kuyup . Paha, perut , dadanya
yang besar dan wajahnya berlumuran cairan
putih kental milik kakaknya . Aku tersenyum .
Thanks Van. . . bisikku .
Hhh. . . Hhh . . . Vany masih terengah-engah . I . . .
Hhh. . . Iya. . . Sama-sama . . .
Aku terdiam , terpaku menatap layar TV. Rafael
van Der Vaart sedang bersiap mengambil
tendangan bebas untuk Belanda .
Kak . . .
Ya ?
Jangan lagi ya . . . Dosa . . . bisiknya lemah
menegurku.
Oke. . .
Van der Vaart menendang bola lambung , tinggi
ke arah tiang jauh. Buffon menepis .
Van. . .
Hm ?
Tapi . . . terlintas pikiran jahil dalam benakku,
Enak nggak?
Joris Matijsen mengambil bola muntah ,
mengopernya pada Wesley Sneijder. Aku
menoleh , dan dalam gelap, aku melihat senyum
mengembang di wajah Vany yang kelelahan.
. . . Enak , Kak . . . jawabnya . Enak banget . . .
Ruud van Nistelrooy meneruskan tendangan
Sneijder ke gawang Buffon .
Van. . .
Ya ?
Belanda gol tuh . . .
APA ?! KOQ BISA !!!!