Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

adek yang sexy

lunaticzey

Suka Semprot
Daftar
29 Jan 2012
Post
12
Like diterima
1
Bimabet
“ Eh yang itu cakep tuh . . ”
“ Nggak ah cakepan yang kanannya . . Lebi
imut. . . ”
“ Ah nggak nurut gue cakepan yang kiri. . ”
Ini kebiasaan teman -temanku setiap jam
istirahat ketiga pada hari Kamis. Kami , siswa-
siswi SMA , pulang sekolah pukul 13 . 30 setiap
harinya ; sementara siswa- siswi SMP sudah
mengakhiri pelajaran pada pukul 11 . 45 ,
bertepatan dengan jam istirahat ketiga kami.
Setiap saat itulah , teman -temanku berdiri
bersandar di balkon dan menonton siswa-siswi
SMP sekolah kami yang sedang berjalan pulang
sekolah . Seringkali mereka mengomentari siswi -
siswi mana yang imut atau cantik , dan terutama
yang menurut mereka memiliki tubuh yang seksi .
Beberapa temanku bahkan sering bersiul pada
mereka, atau menggoda mereka, hanya untuk
menarik perhatian salah satu dari cewek - cewek
SMP yang cantik -cantik itu . Hari ini pun begitu,
sementara aku duduk di bangku panjang sambil
mendengarkan iPod ku .
“ Dit! Dit ! Vany tuh !”
Nah, di antara semua cewek SMP yang lain, ada
satu cewek yang paling menarik perhatian
hampir semua temanku ( dan sepertinya hampir
semua cowok di SMA dan SMP , dan mungkin
bahkan beberapa bapak guru) . Cewek itu adalah
Stevany, adik perempuanku . Stevany 4 tahun
lebih muda dariku , dia duduk di kelas 2 SMP .
Sebenarnya Vany sama seperti cewek -cewek
yang lain; dengan tinggi badan 153 cm dan
berat 46 kg , Vany tergolong kecil mungil, tidak
tinggi semampai . Rambutnya yang hitam pun
hanya dipotong pendek sebatas leher . Memang
wajahnya sangat imut dan kulitnya pun putih
mulus tanpa cacat, tapi bukan itu yang
membuat teman -temanku tergila -gila padanya.
“ Duh gilak tuh anak cute banget sih !!”
“ Sexy banget , maksud lu. . !?”
Yap . . . Kontras dengan wajahnya yang sangat
imut seperti anak kecil , Vany bisa dibilang
sangat sexy . Alasan utamanya—dan aku yakin
bagian inilah yang selalu dilihat oleh hampir
semua cowok —Vany memiliki dada berukuran 34
C , yang termasuk sangat besar untuk anak
seusianya . Bentuknya pun sangat bulat dan
penuh .
“ Duh gue ngaceng . . . Gede banget gilak . . . ”
“ Hus! Ada kakaknya tuh . . Ntar lu dibunuh . . .
Hahaha ”
Tiba -tiba teman- temanku ber “ Oooh . . . !!” seru .
Aku melongok ke arah lantai dasar , mencari
tahu penyebab “ Ooh . . !!” tiba - tiba itu . Pantas ,
pikirku. Vany sedang berlari berkejar -kejaran
dengan beberapa cewek lain. Aku tahu apa yang
diperhatikan oleh teman- temanku: dada Vany
yang berguncang - guncang menggiurkan saat ia
berlari. Aku melirik ke arah teman -temanku, dan
aku dapat melihat tonjolan- tonjolan tegang di
bagian tengah celana panjang mereka.
“ Heh! Udah ! Adek gue bukan tontonan!” ujarku .
Teman-temanku menoleh .
“ Yee . . . Salahnya adek lu punya badan kayak
gitu . . ” kata Martin , salah satu temanku.
“ Toket kayak gitu , lebih tepatnya , ” kata yang
lain.
“ Ah, udalah ! Nyebelin . . . ” kataku gusar . Aku
berdiri dan berjalan pergi , meninggalkan teman -
temanku yang menatapku gelisah.
Sebenarnya hal ini sudah membuatku gelisah
beberapa waktu belakangan ini . Sejak adikku
kelas 6 SD, entah kenapa seolah- olah dadanya
seperti dipompa ; pertumbuhannya pesat sekali!
Hampir setiap pergantian semester , adikku ini
mengeluh bra - nya sudah kesempitan, dan
ternyata ukurannya sudah bertambah besar lagi.
Di saat teman- teman seusianya masih belum
mengenakan bra , Vany sudah mulai memilih bra
mana yang harus dikenakannya , dan saat
teman- temannya mulai merasakan pertumbuhan
di dada mereka, milik Vany bahkan sudah jauh
lebih besar dari milik ibuku.
Dan, yang paling membuatku khawatir , adalah
kenyataan bahwa bagaimana pun, aku juga
seorang cowok normal, yang juga bisa
terangsang bila melihat sepasang dada yang
bulat dan sangat besar seperti miliknya . Bahkan
sudah beberapa lama ini aku menahan godaan
untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak
sepantasnya dilakukan oleh seorang kakak pada
adiknya .
--- -- --
Kaak . . . Deek . . . Turun sini !! Udah mulai nih
upacaranya!”
“ Iyaa. . . Bentar aku turun !!”
Ayahku memanggil. Beliau dan Ibuku sedang
menonton upacara pembukaan Euro 2008 di
ruang keluarga . Ayahku memang sangat
menggemari sepak bola, begitu pula dengan aku
dan Vany . Hanya ibuku yang tidak terlalu suka
sepak bola , tapi karena dikeroyok 3 orang
penggemar bola di rumah, akhirnya ibu
menyerah dan ikut menonton . Toh , beliau ikut
senang melihat upacara pembukaan yang
meriah.
“ Heeii bagus loh ini !!” suara ibuku yang
memanggil kali ini .
“ Yaya bentaarr !!! Nanggung!!” aku berteriak.
“ Ngapain sih , kamu?”
Aku tak menjawab . Aku sedang melihat foto -
foto liburan keluargaku yang terakhir ke Bali .
Well, sebenarnya hanya foto Vany yang kulihat . . .
Sudah beberapa minggu —mungkin beberapa
bulan—terakhir ini aku sering menghabiskan
malamku memelototi foto -foto Vany di
komputerku . Makan apa sih kamu , aku sering
berpikir begitu. Koq bisa jadi segede itu . . .
Aku sampai ke foto -foto kami di pantai. . . Vany
mengenakan tank - top putih dan kain sarung Bali
di foto itu .
Aku menekan tombol ‘next ’ , foto berikutnya.
Vany sedang bermain air di pantai. Tank -topnya
basah, samar- samar memperlihatkan bikininya
yang berwarna biru muda , tampak kesulitan
menahan dadanya yang besar . Celanaku mulai
menyempit di bagian s ***** kangan .
‘Next ’ lagi. . . Oh , ini video, batinku . Masih Vany
yang bermain air . Tapi kali ini ia berlari kecil .
Mataku terpaku pada dadanya yang berguncang -
guncang . Sangat menggiurkan . Aku merasakan
tonjolan di celanaku semakin membesar . Aku
merogohkan tanganku ke dalam celana , dan
perlahan mulai mengocok penisku yang sangat
tegang.
Aku memejamkan mata , pikiranku mulai
melayang . . .
“ Heh! Kakak liat apa tuh sampe melotot gitu ?!”
Aku melonjak kaget di kursiku. Astaga ! Aku lupa
mengunci pintu tembusan antara kamarku dan
kamarnya! Vany berjalan mendekat. Cepat - cepat
aku menarik tanganku keluar dari celana . Tapi
aku tak tahu bagaimana menyembunyikan
tonjolan besar dari balik celanaku ini ! Vany
sudah membungkuk di belakangku .
“ Eeh . . . Nggak koq. . . Ini lagi ngeliat foto -video
waktu kita ke Bali terakhir . . . ” kataku gugup . Aku
buru-buru menarik bantal kecil di ranjangku
untuk menutupi s ***** kanganku.
“ Hoo. . . Hm ? Koq isinya fotoku semua ?” katanya
sambil menekan - nekan tombol next - next -next -
next . . . Memang foto -fotonya sudah aku
kelompokkan kedalam satu folder sendiri .
“ Eeh ? Eh . . . Mm . . . Biar gampang milihnya kakak
kelompokin ke dalem satu folder gitu . . . ”
Jantungku berdegup - degup kencang .
“ Ooo. . . Yaya . . . ” aku merasakan ada nada
keraguan dibalik suaranya , “ Yuk turun . . Udah
mulai tuh ! Lucu loh ada sapi -sapi segala!”
“ Oke oke. . Yuk . . . ”
Aku mematikan komputerku . Vany menggamit
lenganku saat kami berjalan keluar kamar dan
turun ke bawah. Kami duduk bersebelahan .
“ Kak , ” tiba - tiba dia berbisik. Sangat pelan .
“ Hm ?”
“ Kakak ngaceng ya tadi waktu ngeliat fotoku?
Dosa loh kaak . . . Hihihi. . . ” bisiknya.
“ HAH?! Eh . . . Ng. . . Nggak koq!” ujarku
gelagapan .
“ Aku liat koq kak tadi . . . ” bisik Vany . Senyum
jahil melintas di wajahnya yang imut.
“ Eh . . . ”
“ Bilang mama aahh . . . ” senyumnya semakin jahil .
“ Ehh ! Eh jangan Van!” bisikku panik.
“ Hehehe nggak dehh . . . ”
Kami terdiam . . . Tomas Ujfalusi dan Alexander
Frei, kapten Swiss dan Ceko , berjalan memasuki
lapangan . Pertandingan segera dimulai.
“ Kak , ” bisiknya lagi.
“ Ya ?”
“ Punya kakak gede banget . . . ”
Cepat -cepat aku menarik bantal.
--- -- --- -
“ Kak , bangun ! Udah mau kick off tuh !”
“ Mmm. . . ”
“ Aaa. . . Kak ! Luca Toni tuh ! Gattuso ! Pirlo !
Aaa. . . Buffon Kak !”
“ Mmm. . . . ”
“ Kaakk . . . BaanguuUnn . . . ”
Pagi itu pertandingan grup C Euro 2008 , Belanda
vs Italia . Kami menonton di kamarku . Vany
memang pendukung setia Italia , sedangkan aku
pendukung baru Belanda. Sebenarnya aku
pendukung setia timnas Inggris , tapi sayang
sekali Inggris tidak lolos tahun ini , jadi aku
beralih mendukung Belanda. Aku dengar tahun
ini pelatih Van Basten membawa kejutan dalam
timnas Oranye.
“ KAAK! Udah kick off !!! Kak . . . . Kaaakkk . .
Bangguunn . . !!! Iih nyebelin!!” Vany habis
kesabaran , mengguncang - guncangku hingga
terbangun.
“ Eeehhh. . . Eh . . . Ehh . . . Iya iya iya udah bangun
ini !!” kataku mengantuk . Vany terus
mengguncang -guncang badanku , tidak
mempedulikan protesku . Tapi pemandangan
yang aku lihat setelah itu benar- benar
membuatku tidak mengantuk sama sekali.
Vany rupanya telah duduk mengangkang di atas
perutku. Baju tidurnya yang putih -pink terlihat
tipis sekali dini hari itu . Dadanya yang besar
menggelayut, dan samar-samar aku melihat 2
tonjolan kecil di masing -masing ujungnya . Vany
nggak pake bra ?
“ Bangun, ” ulangnya, nyengir .
“ I. . . Iya. . . ” entah kenapa aku merasa mukaku
terbakar. Rupanya Vany menyadarinya .
Nyengirnya makin lebar .
“ Kenapa mukanya merah, Kak . . . ” suaranya
pelan, menggoda . Vany mendekatkan wajahnya
ke arahku , hingga hanya berjarak beberapa senti
saja . Penisku mulai menegang . Aku menelan
ludah, memberanikan diri .
“ Van. . . ”
“ Hm ?”
“ Kamu. . . Kamu beneran liat kakak ngaceng
waktu itu ?” tanyaku gugup .
Vany mengangguk , tersenyum .
“ Koq bisa gitu , Kak ? Sampe setegang itu ?”
“ Yah . . . Eh . . . ”
“ Apa karena . . . Punyaku gede ?” dia tidak
menunggu jawabanku.
“ Yah . . . ” Aku mengangguk. “ Iya. . . Jujur , iya . . . ”
“ Hmmm. . . ” muka Vany memerah . Ia berkata
pelan, “ Emang segede itu ya ?”
“ Well. . . Buat anak seumuran kamu sih gede
banget, Van. . . ” kataku . “ Kamu tau banyak
cowok yang nafsu banget sama punyamu ?”
“ Iya. . . ” katanya perlahan. “ Kakak juga ?”
Aku tak dapat menjawab . Aku merasa bersalah .
Tapi Vany tersenyum .
“ Gapapa , Kak . . . ” ujarnya . “ Aku gapapa koq kalo
kakak yang nafsu . . . Hehee . . . ”
Penisku semakin tegak berdiri .
“ Be. . . Bener ?” Ia mengangguk. Vany menunduk ,
mengecup pipiku . Dadanya menekan dadaku .
Tepat saat itu tanpa sengaja pantatnya yang
empuk menyenggol penisku yang sudah sangat
tegang. Vany melonjak kaget .
“ Kak . . . Kakak tegang lagi. . . ” bisiknya perlahan .
Ia berbalik , memunggungiku , menatap tonjolan
besar di balik celana pendekku . “ Be. . . Besar
banget. . . ”
Saat itu 2 hal bergejolak di dalam diriku: nafsu
dan logika . Logikaku berkata aku ini kakaknya,
dan sesexy apa pun Vany , dia adikku . Tapi
nafsuku berkata , Vany itu cewek yang luar biasa
sexy, yang sedang duduk di atas perutku
menghadapi penisku yang tegang.
Nafsu memang selalu lebih kuat dari logika .
Aku mendudukkan diri , sehingga Vany merosot
ke pangkuanku . Penisku benar -benar terjepit di
antara kedua pahanya yang mulus sekarang .
Aku merasakan penisku berdenyut -denyut
tegang.
“ Kak . . . ?” bisik Vany .
Aku mulai mencium belakang telinganya dengan
lembut, kemudian turun ke arah rahang
belakangnya. Aku mencium perlahan tapi pasti,
sesekali menjulurkan lidahku untuk menjilatnya
lembut.
“ Hhh. . . Ka. . . k . . . ” Vany mendesah pelan.
Perlahan, lehernya kulumat. Vany menelengkan
kepalanya, sehingga dapat dengan cukup mudah
aku mencium lehernya . Nafasnya semakin berat .
“ Mmhhh. . . Kak . . Kaakk . . . G . . . Ga boleh l . . . lohh. . .
Mmhh. . . ” desahnya perlahan,
memperingatkanku. Aku tak peduli.
Vany mulai menggeliat keenakan, membuat
penisku tergesek pahanya . Bahkan walaupun di
dalam celana , aku merasakan nikmatnya . Tak
tahan, aku menanyakan sesuatu padanya yang
mungkin sangat ingin ditanyakan oleh hampir
setiap cowok di sekolah .
“ Van. . . Boleh kakak pegang toket kamu?”
Vany terdiam . Aku bisa merasakan pertentangan
di dalam dirinya . Namun, sekali lagi, nafsu
mengalahkan logika . Vany mengangguk lambat.
Tak menunggu disuruh dua kali , perlahan -lahan
aku menjangkaukan tanganku di bawah
ketiaknya, dan dengan lembut aku meremas
kedua buah dadanya yang besar dan
menggiurkan itu . Sensasi empuk dan bulat
penuh memenuhi tanganku yang tak cukup
besar untuk meremas buah dadanya secara
keseluruhan . Aku bisa merasakan putingnya.
Benar dia tidak memakai bra .
“ Aahh. . . Kaak . . . Mmmhh. . . Pe. . . lan . . Pelan. . . ”
Vany mendesah nikmat . Kedua tangannya
mencengkeram erat seprei di ranjangku.
Aku masih menjilati lehernya , kali ini cukup
cepat. Kedua tanganku meremas -remas dadanya
yang empuk dan besar , yang sudah menjadi
kencang karena terangsang . Jari -jariku
memainkan putingnya yang sudah tegang dan
keras.
“ Koq udah keras banget gini, Van ?” bisikku
menggodanya.
“ Mmhh. . . Abisnya . . . Mmmhh. . . ”
“ Kalo diginiin jadi tambah keras nggak?” Aku
menjepit kedua putingnya di antara jari telunjuk
dan jempolku, kemudian memelintirnya perlahan -
lahan.
“ Aaahhh. . . Aaaahhh . . . Kaakkk. . !!!”
Saat itu aku merasakan penisku tersiram
sesuatu . Rupanya Vany sudah sangat basah
sehingga cairannya ikut membasahi penisku .
Aku meremas dadanya semakin kencang , sambil
terus melumat leher dan belakang telinga Vany .
“ Ooohh . . . Kakk . . . Kak . . Kalo gini teruss. . . Aku . . .
Akku. . . ”
“ Kamu kenapaa ?” Tangan kananku memainkan
putingnya, sementara yang kiri meremas lebih
kuat .
“ Aku . . . Aaahhhh . . . Mmmhh . . . Kaakk . . . Mmhh. . . ”
“ Kenapa. . . ”
“ Ga. . . gapapa . . . Ooohh . . . Ka. . . k . . ”
Aku merasakan penisku semakin tegang , nafas
Vany pun semakin tak karuan . Ia menggeliat -
geliat keenakan , merangsang penisku semakin
hebat.
“ Van, pegang penis kakak donk. . . ”
“ Mmmhhh. . . Ga . . . Ga . . . Ga bo . . . leh ah, Kak . . .
Hhhh . . . ”
“ Boleehh. . . Ayo . . . Gapapa koq. . . ” aku
membujuknya .
Ragu-ragu, Vany melepaskan cengkeraman
tangan kananya , dan meletakkan jari telunjuknya
di kepala penisku . Rasanya sudah mau
kuledakkan saja spermaku saat itu .
“ Van, digenggam aja. . . ”
“ G. . . Ga ah kak . . . Gini aja. . . . Mmhh. . . ” Ia
memainkan jari telunjukknya di sekitar tonjolan
di balik celanaku itu . Itu saja cukup, pikirku. Aku
meremas dadanya yang besar semakin liar ,
memainkan putingnya dan menjilati lehernya
dengan ganas . Aku mulai menggosok -gosokkan
penisku ke s ***** kangannya yang sudah sangat
basah.
“ Aaahhh. . . Kaakk . . . Kak . . . Aku . . . Aku bisa . . Aku
bisa kelu . . . arr . . Mmmhhh . . . ”
“ Keluarin aja. . . Mmhhh. . . Gapapa . . . ” Aku
menggerakkan pahaku semakin kuat , rasanya
aku sendiri sudah mendekati klimaks . Aku
mengeluarkan penisku dari celanaku ,
membuatnya bergeletar liar menggesek
s ***** kangan dan paha Vany . Remasanku
semakin kencang dan liar . Aku benar-benar
sudah mau keluar .
“ Kaakkk. . . Kaakkk. . . Aku . . . Aku KELUAR . . .
aaAAHHH . . . AAHHH !!!”
Slllsssrrrlsshhhhh. . . . Aku terkejut saat penisku
tersemprot cairan vaginanya. Vany orgasme dan
< i > squirting < /i > , menyemprot penisku dengan
sangat kuat . Tak butuh waktu lama untukku
untuk mencapai giliranku.
“ Ooohhh . . . VAAANNN!!! MMMMHH!!!”
Aku meledakkan spermaku satu , dua , empat,
enam kali dalam jumlah besar , melumuri paha
dan perutnya , bahkan ada yang menyemprot
hingga dada dan wajahnya yang imut.
Vany terkulai ke ranjang. Ia terlentang , dadanya
yang besar bergerak naik -turun mengatur nafas .
Putingnya masih sangat tegang. Aku mengatur
nafas . Penisku masih sangat tegang, mungkin
karena hasrat yang sudah kupendam begitu
lama untuk merasakan empuknya dada Vany
yang besar . Aku siap untuk m ***** kah lebih jauh
lagi.
Tapi saat itu logika kembali ke pikiranku . Tidak,
batinku . Ini sudah cukup parah buat kakak -adik .
Aku melirik Vany yang tergeletak lemas ,
celananya basah kuyup . Paha, perut , dadanya
yang besar dan wajahnya berlumuran cairan
putih kental milik kakaknya . Aku tersenyum .
“ Thanks Van. . . ” bisikku .
“ Hhh. . . Hhh . . . ” Vany masih terengah-engah . “ I . . .
Hhh. . . Iya. . . Sama-sama . . . ”
Aku terdiam , terpaku menatap layar TV. Rafael
van Der Vaart sedang bersiap mengambil
tendangan bebas untuk Belanda .
“ Kak . . . ”
“ Ya ?”
“ Jangan lagi ya . . . Dosa . . . ” bisiknya lemah
menegurku.
“ Oke. . . ”
Van der Vaart menendang bola lambung , tinggi
ke arah tiang jauh. Buffon menepis .
“ Van. . . ”
“ Hm ?”
“ Tapi . . . ” terlintas pikiran jahil dalam benakku,
“ Enak nggak?”
Joris Matijsen mengambil bola muntah ,
mengopernya pada Wesley Sneijder. Aku
menoleh , dan dalam gelap, aku melihat senyum
mengembang di wajah Vany yang kelelahan.
“ . . . Enak , Kak . . . ” jawabnya . “ Enak banget . . . ”
Ruud van Nistelrooy meneruskan tendangan
Sneijder ke gawang Buffon .
“ Van. . . ”
“ Ya ?”
“ Belanda gol tuh . . . ”
“ APA ?! KOQ BISA !!!!”
 
repos bang...udah ada di sub forum sedarah.
bagus sih emang.
:Peace:
 
ini cerita legend banget. gua ngikutin sampai series terakhir. ini dari detik dot com haha...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
nubiew izin baca ya datuk suhu :ampun::ampun::ampun:
 
Iya ini cerita legend yg nubi suka banget...

Minta tolong dong om TS tulisannya dirapihin, trus kata selakangan jangan di sensor maupun diubah, kesannya kurang gitu.. hehe

Ditunggu next updatenya ya, nubi izin mantau :Peace:
 
Cerita punya orang ini. Kalo ga salah penulisnya punya akun semprot jg..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd