Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Akibat Hujan Deras

Koboy_kolot

Semprot Baru
Daftar
8 Oct 2010
Post
25
Like diterima
126
Bimabet
Aku pulang kerja dengan sekujur tubuh yang basah kuyup karena hujan yang sangat deras. Hujan seperti ini jas hujan ponco memang seperti tak bermanfaat. Basah basah juga kena air hujan. Dengan susah payah kunaikan skuter kuno tahun 1960 menuju teras rumah. Nampak sepi. Di pintu rumah tertempel kertas note yang bertuliskan “Pah, mamah sama anak-anak ke tempat ibu. Ibu tadi telepon, asam uratnya kambuh, sampe ga bisa jalan. Makanan ada di lemari. Kalo mau nyusul, nyusul aja. With Love, mamah & kids”. Yaah, mau ngangetin badan, kompornya pergi.... aku hanya menggerutu dalam hati. Sambil berjalan ke kamar mandi aku merencanakan pergi ke tempat mertua jika hujan sudah mulai reda nanti. Saat berada di kamar mandi, kudengar pintu diketuk dengan tergesa-gesa dan terdengar suara perempuan memanggil nama istriku “Han, Hani... buka pintu Han... Assalamualaikum, Han... cepetan nih...”. Ku kenal suara itu. Suara Mbak Iin, kakak istriku. Dengan berbalut handuk dan badan yang masih berlumur sabun, aku keluar dari kamar mandi dan menjawab salamnya, “wa alaikum salam, bentar mbak... “. Ku buka pintu rumah dan Mbak Iin nampak sangat kedinginan dengan tubuh yang basah kuyup. “Lha, dah tua masih seneng ujan-ujanan Mbak?” tanyaku... “Gundul, orang aku keujanan tadi.. kukira Cuma gerimis makanya aku nekat nerobos. Lhadalah ujannya makin gede... udah aku mampir aja... Istrimu mana?” tanyanya sambil melepasi sepatu dan kaus kakinya yang basah juga. Tempat kerja Mbak Iin dengan rumahku memang tidak terlalu jauh jaraknya. Kurang lebih 250 m, kadang-kadang pulang kerja ia sering mampir untuk sekedar melepas lelah usai bekerja. “Hani ke rumah ibu, katanya ibu sakit lagi. Ntar ujan berenti juga aku mau kesana... “ kataku. “wes, ndang adus kono... gentenan aku yo kepengen adus ndisik... teles kebes ngene..(ya udah, cepet mandi sana, gantian aku mau mandi juga. Badan ku basah kuyup gini)” Mbak Iin menyadari kalau aku masih berlumur busa sabun. “ya udah mbak, akunya mandi dulu. Nanti gantian”. Sambil berlalu ke kamar mandi sempet kulirik badan Mbak Iin yang tercetak jelas pada baju seragamnya yang basah kuyup. Mbak Iin memang tidak terlalu gemuk, payudaranya juga tidak terlalu besar namun cukup membusung dan penuh. Pantatnya saja yang terlihat lumayan besar. Kulitnya Kuning langsat dan bersih, karena ia selalu rajin merawat tubuhnya ke salon.


Imbasnya cuaca yang hujan dan dingin, dikamar mandi aku sempat membayangkan menggumuli Mbak Iin... Saat aku baru lima menit onani, pintu kamar mandi sudah digedor oleh Mbak Iin, “Woy gundul... aku kedinginan... buruaaan....!!!” Hancur berantakan smuah.... cepat-cepat kusiram tubuhku dan segera mengeringkan badan dengan handuk lalu bergegas keluar. Saat kubuka pintu kamar mandi, kulihat mbak Iin sudah melepas semua pakaiannya , dan ia hanya berbalut handuk tanggung milik istriku. Seerrrrrr.... berdesir darah ini melihat tubuhnya.... “Dhancuk... malah nglamun nang lawang... (sial, malah ngelamun di pintu) minggir...!!” katanya sambil menepis tubuhku... Aku Cuma nyengir sambil berlalu ke kamarku. Didepan Lemari aku termenung, melamunkan angan-angan.... andai saja mbak Iin mau kuajak bercumbu... menghangatkan waktu dan bertukar lendir... tak teras kulepas handukukku dan kukocok sendiri penisku sambil membayangkan tubuh mbak Iin....


Klothak... “halaaah... gundul siji ki... tak kira wes klambinan...ngopo ta kowe dul? (kukira sudah pake baju, lagi apa kamu?)” tanya mbak Iin. Karena reflek aku berbalik badan dan nampak mbak Iin mukanya memerah melihat penisku tegak lurus. Gelagapan kusambar handuk dan mencoba menutup badanku bagian bawah. Celakanya, karena penisku sudah tegang, ia menyembul dibalik belahan handuk dan kepalanya terlihat menonjol. “Aku pinjem baju istrimu dulu. Bajuku basah semua. Tuh adekmu ngintip, hihihi...” katanya sambil menuju lemari baju. “I... I... iya, silakan mbak” jawabku tergagap bercampur tengsin. Lalu Ia nampak mencari baju istriku dan setelah didapat yang dia mau ia bertanya lagi, “kutang karo sempake disimpen dimana dul..? Skalian tak pinjem...” Aku cuma berjongkok membuka laci lemari pakaian plastik tempat menyimpan onderdil daeleman istriku yang tersimpan bersama pakaian dalamku. “Disini Mbak, pilih aja...” akupun berlalu sambil tetap agak membungkuk menyembunyikan rudalku yang nampaknya tak kunjung meredup.


Mbak Iin berjongkok memilih Cd dan kutang, karena handuk yang kekecilan, handuknya tak sanggup menutupi pahanya yang mulus dan mengkilap itu. Aku berpura-pura memilih baju sambil terus melirik kearah belakang menikmati pemandangan yang sangat indah itu. Saat mbak Iin berdiri, handuk yang tak seberapa lebar itu terlepas dan darahku seakan berhenti melihat tubuh kakak iparku bugil tanpa sehelai benangpun... Kepalaku semakin pening dengan keadaan ini. Mbak Iin terlihat sedikit terkejut, dan dengan cepat ia memakai celana dalanya. Entah karena nafsu atau mungkin setan yang merasuk, kuhampiri ia dan kupeluk ia dari belakang sambil mencoba meraih payudaranya. “Heh... diancuk ... hey... arep ngopo kowe koplak..?? Bocah edan meneng kowe...(hey... mau apa kamu, nak edan... diem kamu)” Mbak Iin mencoba menyingkirkan tanganku dari payudaranya dan menghindarkan wajahnya agar tak bisa kucium. Namun aku tak menyerah begitu saja, kupegang tangannya sambil tubuhnya ku pepet ke arah lemari baju. Kugesekkan penisku kearah belahan pantatnya yang belum tertutup CD dengan sempurna.


“Dul... owh... hey... stop... ah.. aduh.... tak gampleng kowe mengko ... (saya pukul kamu nanti)”... Tangan mbak Iin sudah aku pegang erat kearah bawah dan kuciumi lehernya... Tiba-tiba ... PREEEKKKK.... tangan mbak Iin meremas keras bijiku dan memukulnya... TOBAAAAAATTTTTT..... enek ... ga karuan rasa perutku, terasa seperti mau kencing bukan mau berak bukan... aku hanya nungging menahan sakit dan sesak tiada terkira. Akhirnya BRUUUk.... aku jatuh dikasur sambil mengerang kesakitan dan memegangi penisku.... “Dul... kamu kenapa.... lah ... aduh piye iki... dul jangan mati ... hey... bangun... kamu ga papa kan?” suara mbak Iin nampak seperti cemas. Aku tak melihat raut wajahnya karena mataku terpejam menahan sakit.... Sekitar 3 menit aku KO. Mbak Iin terus mendorong – dorong tubuhku sambil terus menanyaiku... Setelah agak reda sakitnya, aku pun memohon maaf padanya, “Mbak maaf ya ... aduuuh... sakit banget.... aaaahhh” aku terus mengerang sambil memegangi penis. “Kamu yo kebangeten sih.... kamu mau apa sih? Aku yo direjeng gitu?? Ne kepengen ngenthu yo ngomong, jangan maksa...” HAAAHH??? Ga salah dengar aku??.... “Bener mbak.??? “ tanya ku penasaran... “Karepmuu... nek wes ngene ki kepiye ?? (Terserah.. kalo dah begini gimana lagi)” katanya. “Lah terus gimana, wong burungku KO diremek jenengan!!” kataku memelas... Nampak Mbak Iin dengan wajah bingung menatapku. “Kamu ... kamu ... “ ia tak melanjutkan kata-katanya. Kudekati dia dan kucoba kembali mencium bibirnya. Mbak Iin membalas ciumanku, kami terus berciuman sambil duduk. Lidah kami saling mengejar didalam mulut dan tanganku mulai aktif menggerayangi payudaranya. “Oooowhhhh..... ssshhhh... aaahhh.. ddduuulll... oukh... akkhhhhh” katanya saat kujilati puting susunya.


“Mbak, aku pingin ....” kataku berbisik lirih ditelinganya... “Yoo wes... terusno... garap aku...” jawabnya. “Tapi gimana mbak, burungku masih lemes nih....” aku berdalih. Ia pun mengelus lembut penisku. “Tak obati deh... biar sembuh..” katanya sambil menggelosor mengambil posisi setengah nungging menghampiri si otong yang terangguk lemas. Ia lalu menciumi batang penisku dan menciumi bijinya yang beberapa menit yang lalu KO terkena pukulannya. Mula-mula ia hanya menciumi ujung kepala penisku, lama lama ia pun mulai memasukan batang penisku ke dalam mulutnya. Aaaakkhhhh.... lembut dan hangat... maju mundur ia pun mulai mengocok penisku dengan mulutnya. Aku pun sangat menikmatinya. “Mbaaaakhhh.... ouuukhh.... ssshhhh...” rupanya desahan ku membuat mbak Iin semakin semangat mengoral penisku.


Akibat dari rangsangannya, aku pun menarik paha mbak Iin. Ia menghentikan sejenak aktifitasnya dan menuruti keinginanku. Kulepas CD yang belum terpasang sempurna itu. Mbak Iin membantu sedkit dan dalam waktu yang sekejap bugil lah kami berdua... Mbak Iin lalu melanjutkan tugasnya menyembuhkan penisku yang masih belum keras benar. Sedang aku mulai menjilati bagian sebelah luar dari memek mbak Iin. Lama kelamaan aku mulai menjilati bagian dalam dan itilnya. Sejenak Mbak Iin menghentikan kegiatannya, “Ooooooooooooouuuuhhhh..... ssshhhhh.... aaaahhhh... bener disitu ddduuuuuuuulll... aaaakhhh..... isep terus... jilat terus dduuulll.... aaaahhh... mmmmppphhhh... “ Kudorong kepalanya agar ia melanjutkan kerjanya. Sekitar 15 menit kami melakukan oral sex dan tiba tiba mbak Iin bangun dan langsung membalikkan badannya dan kembali menyorongkan memeknya ke mukaku. Tanpa basa basi langsung kusantap lagi memeknya dan tak lama mbak Iin membenamkan kepalaku ke memeknya sampai aku ga bisa napas. “Duuulllll...... aaaaaaaaahhhhhh.... hnnnngggghhhhh..... ohh... ohhh...oohhh.... aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh...” dengan jeritan kecil dan rintihan nikmat, mbak Iin melepas kenikmatan melalui orgasmenya. Mukaku jadi basah kuyup kena cairan memeknya.... Usai melepas orgasmenya, mbak Iin terkulai lemas memeluk aku dalam posisi terduduk. Kubaringkan dia dengan perlahan dan kucoba memasukkan penisku ke dalam memeknya. Slllleeeeeppp.... bleeesssshhh... penisku masuk dengan lancar tanpa kendala, diiringi dengan erangan nikmat mbak Iin. Kukocok maju mundur penisku dengan speed rendah agar dia menikmati. Tapi rasa nikmat yang tiada tara membuat aku mengocok semakin kencang dan menderu hingga tak sampai 10 menit kukeluarkan air maniku kedalam rahimnya, entah berapa kali dan usai melepas hajatku akupun tertunduk lemas dipelukan mbak Iin sambil menjilati payudaranya. Mbak Iin lalu menarik wajahku dan kami berciuman dan saling memagut bibir, sementara penisku masih membenam didalam memeknya yang kembung. Agak lama kami berciuman dan saling meraba. Tak terasa hujan diluar sudah mulai berhenti.


Saat akan kumulai ronde kedua, tiba-tiba HP ku berbunyi dan setelah kuangkat terdengar suara istriku di seberang memintaku agar segera menuju rumah mertuaku. Kami mandi bersama dan sempat bermain cinta di kamar mandi. Namun tidak berapa lam karena sekarang gantian Hp mbak Iin yang berbunyi. Saat akan mengambil Hpnya, keburu terputus dan kami segera mandi lalu berpakaian dan segera meluncur ke rumah mertuaku. Sesampainya disana aku memberikan kode kepada mbak Iin agar tidak membuat curiga istri dan mertuaku. Ia hanya memberikan senyum pengertian.
 
hujan membawa berkah !!!
 
Kurang panjang dan detil pas eksekusinya nih suhu...
 
“Dhancuk... malah nglamun nang lawang...
ayo ndang lanjutno... Wkwkwk
rumangsamu opo penak, yo penakk...
 
owalah dulllllll...
moco critamu marai ngaceng peliku....
bojoku wes turu... kepekso mlothot henbodi dulll
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd