Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Aktivitas Seksual Para 'Gadis' (Kisah 10: Vikuy. Update 6 Januari 2021)

Diantara member yang ceritanya sudah saya buat di draft, mana yang paling menggairahkan bagi anda?

  • Yona

    Votes: 25 12,6%
  • Vienny

    Votes: 30 15,2%
  • Anin

    Votes: 35 17,7%
  • Lala

    Votes: 19 9,6%
  • Cinhap

    Votes: 29 14,6%
  • Jinan

    Votes: 11 5,6%
  • Beby

    Votes: 18 9,1%
  • Desy

    Votes: 16 8,1%
  • Shani

    Votes: 31 15,7%
  • Gracia

    Votes: 46 23,2%
  • Feni

    Votes: 8 4,0%
  • Rona

    Votes: 8 4,0%
  • Okta

    Votes: 3 1,5%
  • Amel

    Votes: 19 9,6%
  • Nurhayati

    Votes: 13 6,6%

  • Total voters
    198
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
AJAKAN BERBUAT DOSA



Minggu terakhir di akhir Juni 2020

Chika baru saja terbangun dari tidur lelapnya karena semalam dia tidak begadang untuk menjalani rutinitas tiap malam yang selalu menyempatkan waktu puluhan menit menghubungi kekasihnya tersayang, Ary. Tidak, bukan hubungan video call yang mengumbar bagian intim masing-masing karena baik Ary dan Chika bisa dikatakan masih bisa menjaga kehormatan satu sama lain. Yaaah, sedikit sih kalau sudah terbawa suasana meski bisa dibilang jarang sampai vulgar. Hubungan mereka sudah berjalan satu tahun dalam berkasih sayang antara mereka.

Kalau melihat 'karier' ngidol sang lelaki, Ary terhitung sudah menyaksikan gadis-gadis remaja di teater Jeketi sejak dia masih bersekolah di sekolah menengah pertama. Hingga kini ia sudah tingkat dua sebuah perguruan tinggi swasta di luar batas barat Ibukota. Mengambil jurusan yang dia sukai sekarang meskipun hanya di PTS. Karena kalau dari segi kecerdasan, dia cukup mumpuni dengan dibuktikan kalau dia tembus di suatu PTN yang dilambangkan seperti Patih di kerajaan masa lampau di kota Istimewa. Hanya karena ketidakcocokannya pada jurusan yang ditempuhnya di PTN tersebutlah dia lantas kembali ke megapolitan.

Menurut pengakuannya, member jeketi yang pertama menarik perhatiannya adalah member yang awalnya tidak terlalu dilihat oleh fans dan manajemen, namun sekarang dia sudah dianggap sedemikian sempurnanya oleh kita semua. Ya, Ary tertarik ngidol karena seorang Shani sejak sang gadis ini diterima menjadi member Jeketi generasi ketiga.

Terdapat banyak hal yang berubah dari seorang Shani Indira Natio sejak unggahan foto pertamanya di twit**ter per-tanggal 12 Juni 2014 dibandingkan unggahan foto tanggal 19 September belum lama ini (setidaknya ketika kisah ini mulai diketik pertama kali)…..

Tapi, mulai akhir SMA Ary menarik diri dari hobinya ngidol dan berfokus agar nilai Ujian Nasional dan keinginan orang tuanya agar dia dapat tembus di PTN tercapai. Beneran tercapai sih, tapi ya gitu. Ary gak cocok ternyata berkuliah di kota yang agak jauh dari Jakarta. Mungkin kalau dia tetap meneruskan studinya disana, ya dia tak akan bisa berkenalan hingga memadu kasih dengan seorang Yessica Tamara kan? Seorang member yang digadang-gadang akan menuju kesempurnaan dalam waktu dekat ini…


Dan waktunya kembali pada sang gadis yang belum terlalu lama meluluskan studinya di SMA. Bukan tipikal perempuan yang mudah tergoda dengan pergaulan bebas para remaja sebenarnya. Pertemuan sang gadis ini dengan seorang lelaki yang menjadi kekasihnya sekarang ini sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh kedua Ayah mereka sudah berteman sejak lama karena sesama anggota band gospel pop meskipun pada hakikatnya tetap pada keyakinan yang berbeda. Papanya Chika biasa memegang keyboard dan ayahnya Ary pemain bass. Hal inilah yang membuat Chika sangat mahir memainkan tuts piano serta menggenjreng-genjrengkan hatinya Ary, eh maksudnya hafal kunci-kunci gitar. Bisa dikatakan Papa dan Mamanya Chika sepasang suami istri asal suku Batak dan Ayah serta ibunya Ary menganut keyakinannya pada kepausan di Vatikan.
.
.
.
Minggu pagi itu Chika sudah terbangun sebelum pukul 6 pagi, jam 5 lewat 40 tepatnya Yaaah, mungkin kalau undergirls juga dibuatkan video morning routine-nya maka akan didapati Chika setelah membuka matanya akibat sering alarm yang cukup mengganggu tidurnya semalaman selanjutnya Chika akan duduk berdiam diri masih di atas kasur.

Bukan termenung meratapi nasib sebagai member di masa pandemi ini pendapatannya jelas berkurang jauh, bukan. Chika tidak memedulikan itu. Chika duduk terdiam selama lebih dari 10 menit untuk merapalkan doa pagi serta mengucapkan syukur karena masih diberikan penghidupan yang layak di masa krisis seperti ini. Tak lupa pula dia mendoakan kesehatan orang-orang yang mengasihi Chika seakan memang gadis yang satu ini tak mau egois mementingkan kebaikan baginya sendiri.

Pukul enam kurang sepuluh Chika keluar kamarnya untuk menuju kamar mandi tapi bukan untuk mandi. Sekedar untuk cuci muka dan menggosok gigi sebagai persiapan karena di pagi hari pun bisa saja terjadi kontak video call yang terjadi antara dia dengan sang Pacar. Padahal kalau dipikir lagi, yang berguna hanya cuci mukanya saja agar terlihat segar dan tidak kusam. Menggosok gigi? Memangnya aroma mulut dari sepasang kekasih yang video call bisa saling membaui?

Selepas meninggalkan kamar mandi lalu Chika menjumpai mamanya. Sosok yang sangat menjaganya dan sangat protektif dalam menjaga kehormatan anak perempuannya ini. Dan Chika termasuk sosok yang sangat nurut pada mamanya yang lantas menyuruhnya untuk menyantap roti bakar dan di meja makan itulah sudah ditunggu oleh papanya.

Chika mendapatkan marga dari papanya yang bila ditelusuri asal-usul marga Si*llag*n maka akan didapati marga ini berasal dari Toba Samosir. Tapi keluarga Chika sudah sangaaaat lama tidak mudik ke kampungnya. Bahkan Chika sampai sudah dewasa ini hanya sekali saja ke kampungnya. Itupun hanya ke ibukota Sumut, Medan. Jadi belum pernah sampai ke Pulau Samosir yang bahkan mungkin Chika tak tau ada satu pulau besar di tengah danau terluas di Asia Tenggara itu. Chika tidaklah terdidik dengan keras sebagai khas dari watak orang Batak, tapi memang dibutuhkan ketegasan dan kejelasan dalam mengasuh anak perempuan secantik Chika. Ya kalau Chika bertindak ceroboh karena menjatuhkan peralatan make-up, jelas Chika bakal kena omel mamahnya.

Hubungan antara kedua orang tuanya Chika dengan Ary yang sudah setahun terakhir memacari salah satu anaknya, membuat Papa-Mamanya Chika banyak memberikan banyak petuah agar hubungan mereka langgeng ke jenjang pernikahan yang meskipun hal itu masih sangat jauh. Jujur saja, ketika akhirnya Ary memutuskan untuk pdkt dengan Chika sekitar 2 tahun yang lalu untuk meningkatkan hubungan dari sekedar teman kenalan, terdapat perasaan gentar tiap kali ngapelin ke rumah Chika karena memang kedua orang tuanya Chika adalah keluarga yang sangat disegani di lingkungannya karena ketegasan dan kewibawaannya.

Ternyata kalau ketakutan itu dihadapi dengan keyakinan maka akan tercipta keadaan yang memihak kita. Itulah yang terjadi pada Ary yang meskipun tetap saja mayoritas kencan mereka terjadi di kediamannya Chika. Lebih karena dua tahun ini kegiatan Chika jadi jauh lebih padat untuk ukuran gadis seusianya. Toh tidak ada yang masalah dari diri Ary karena makin banyak saja member yang terciduk sedang kencan di Mall oleh para fansnya sendiri. Meskipun mayoritas menjadi kabar burung tubir tidak jelas, ternyata tubir yang paling parah menimpa seorang gadis seperti Nurhayati yang dipergoki sedang makan bareng seorang lelaki yang padahal ya itu masih saudara dengan Aya. Penjelasan yang diberikan sepekan setelahnya bukannya sudah sangat jelas? Bukankah pada kenyataannya, seorang Aya sedang ingin merebut hati pacarnya Viny? Karena ternyata antara Aya dengan pacarnya Viny menjalani hubungan juga dengan perasaan kasih penuh sayang.
.
.
.
Tak butuh waktu lama Chika berada di meja makan. Berbincang singkat dengan sang papa, lalu memakan sebagian roti bakar untuk kemudian dia membawa piring berisi 2 lembar roti selebihnya tersebut ke kamar kembali dengan tangannya memegang segelas besar susu murni. Kerinduannya sangat besar untuk menghubungi sang kekasih karena semalam dia tidak bisa menghubunginya.

Segera saja Chika mengetik pesan di aplikasi chat dan segera mengirimkannya ke pacarnya yang sedang berada di luar kota. Ternyata chatnya tidak langsung dibalas. Kantuk terasa lagi di pelupuk mata Chika dan hal ini membuatnya malas mengecek ketikannya yang ternyata ada typo disana. Butuh waktu lebih dari sejam untuk mendapatkan balasan pertama dari Ary yang pada akhirnya mereka bertukar kabar dan ternyata ada suatu fakta yang akhirnya diketahui oleh Chika.

*Penampakan chat di hapenya Ary*


Entah bagaimana perasaan seorang gadis muda yang sudah beranjak dewasa seperti Chika yang mendapati fakta bahwa pacarnya sedang bersetubuh dengan temannya sendiri. Bahkan jika kalian memperhatikan kisah sebelum ini, pacarnya Chika itu bersetubuh habis-habisan dengan empat perempuan sekaligus. 3 merupakan seniornya Chika dan satu teman segenerasinya.

Hal yang membelakkan mata inilah lantas Chika menghubungi sahabat terbaiknya di Jeketi, siapa lagi kalau bukan Badrun alias Viona Fadrin dan kalian biasa memanggilnya dengan Vivi.


Pukul setengah sembilan kali ini.

"Ah, gila banget pacar Lo Chik!!!! Lo harus bales lah! Jangan mau kalah!" Setelah dijelaskan dari Chika yang entah kenapa tak ada gestur tersedu-sedu yang tampak terdengar di telinga Vivi ketika dihubungi. Vivi memang terkenal sebagai member yang bicara ceplas-ceplos dan agak cepat dalam mengucaokan kalimat yang dia omongkan.

"Ah, Kak Vivi ngajakin aku berbuat dosa mulu. Ary ML sama Kalala masa aku harus bales ML sama Cowo lain gitu?" Chika protes karena ia merasa akan sangat salah jika perbuatan dosa Ary dibalas dengan dosa demi ego dendam semata.

"Eh, iya juga ya?!?!?! Bener juga Lo Chik! Tapi berbuat dosa tuh enak lhoh."

"Halah, kak Vivi juga jebolnya sama dildo. Kak Vivi kan blom pernah ml juga." Serangan balik dilontarkan Chika.

"Trus tadi Lo dah ngechat Ary minta diajak liburan kapan-kapan….. Lo akhirnya mau juga begituan."

"Ah, kan Ary dah gak perjaka. Ya kata kak Vivi barusan, aku pengin ngerasain enak dalam berbuat dosa." Sebuah harapan diutarakan oleh gadis Batak ini.

"Mana Lo nyebut-nyebut gw juga biar ikut diajak liburan. Lo minta liburan ke villa juga kan? Ujung-ujungnya Lo mau ML juga. Dah lah gw gak mau ikut klo Cowonya cuman Ary. Masa gw harus tega sih ML sama pacar sahabat sendiri…."

"Ya Kak Vivi cari pacar juga donk, masa kalah sama aku yang lebih muda? Kan Kak Vivi juga cantik, pasti banyak yang mau. Makanya jadi cewe jangan terlalu jago gombal, jadinya para cowo pada minder mau deketin ya kan?!"

"Halah ribet pacaran, bukannya gw gak mau Chik. Blom ada yang masuk selera gw. Dulu pernah pacaran 2-3 kali waktu sekolah, jatohnya gw malu sendiri klo sayang-sayangan masih di lingkungan sekolah. Eh, tapi kemaren lu bilang pacar lu liburan sama Pacarnya Kak Viny? Yang mana orangnya? Keren pasti ya?!"

"Pacarnya Kak Viny itu gak sengaja aja awalnya kenal sama Ary, pas dia comeback ngidol karena mau mantau aku sekalian, kan. Ya kebetulan saling nyapa pas show Saka Agari, trus deket dah."

"Wah, gw gak mau bayangin. Berarti Pacar Lo sama Pacarnya Kak Viny lagi begituan sama KaLala, Kak Anin, Kak Cinhap, dan Kak Jinan. Gw gemeter sendiri nih, Chik. Klo lu bisa liat nih bulu kuduk gw berdiri. Untung jembut gw gak ikutan bergidik karena memek gw kan botak."
.
.
.
.
Pembicaraan via video call di aplikasi 'garis' sudah diakhiri jam sembilan. Chika yang masih uring-uringan akhirnya mulai membuka situs-situs yang seharusnya diblok oleh provider hapenya. Namun karena pemberitahuan dari Vivi lah yang menyebabkan Chika tetap bisa membuka wawasan pikirannya tentang hal-hal berbau kedewasaannya dengan bantuan VPN. Hmmm, inilah definisi Vivi yang sering kali mengajak Chika untuk berbuat dosa.

Chika mulai membuka berbagai situs yang mana isinya terdapat gaya-gaya dalam bercinta, hingga akhirnya dia membuka situs video porno terkemuka JAV. Dia sudah kepalang tanggung, hasratnya harus tertuntaskan.

"Aku kunci kamar dulu! Mama paling manggil aku buat ibadah online sejam lagi. Ah, masa aku harus ngelakuin kayak kebiasaannya Kak Vivi tiap pekan?"

Selot pintu kamar sudah dikunci setelah sang penghuni kamar mengecek kondisi di luar. Aman ternyata dan Chika langsung melepaskan seluruh baju tidurnya serta celananya. Dalemannya juga tak lupa ditanggalkannya juga.

"Kalo Ary sekarang lagi ML, aku jangan sampe keliatan cupu nanti."


"Ngggggghhh……."

Gak perlu dijabarkan lebih dalam lagi toh, kalau perempuan sudah mengunci kamarnya sendirian dan terdapat suara desahan maka guling lah yang menjadi medium pelampiasan karena digunakan untuk menggesek kemaluan sang perempuan tersebut. Chika pun akhirnya begitu. Tangan kirinya mencengkram erat payudaranya serta ditingkatkan perasaan terangsangnya dengan gerakan maju mundur bokongnya di atas guling agar vagina pink merekahnya terstimulasi dan tangan kanannya mulai menggesek-gesekkan klitorisnya.


"Aaaaaahhhnnn, pantes Kak Vivi ketagihan begini…. Ummmmmmhhhhhh."

Srek sreeeeekkk sreeeeeeeeek

"Beneran enakkkh. Ngggggghhh. Gimana kalo dimasukin ya? Mmmmmmhhhhh…. Aaaahhhnn."

Lebih dari 10 menit kemudian disaat rangsangan yang diterima Chika sudah sangat menuju titik puncaknya…..

BRUGH
Chika terlentang dengan tetap salah satu jarinya mengobok-obok labia mayora vaginanya.

"AAAAAKKKKKHHH AAAAARRRRGGGHHH MMMMMMMPPPPHHH"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT

Seorang perempuan yang tahun ini sudah menginjak usia 18 ini akhirnya menikmati apa yang dinamakan orgasme, pertama dalam hidupnya. Beberapa kali pinggulnya menghentak-hentak setinggi-tingginya ke atas demi memancurkan cairan kenikmatan duniawi yang berasal dari lubang surgawi seorang perempuan yang berparas bidadari dan berpostur aduhainya. Mata terpejam kencang dan otaknya berusaha keras menyampaikan pesan pada mulutnya agar tak terlalu mengeluarkan suara yang kencang karena bisa setiap saat mamanya mengetuk pintu apabila terdengar suara yang dirasa aneh.
.
.
Chika kemudian terdiam selama lebih dari 15 menit memandang plafon kamarnya yang berada di lantai 2. Hingga akhirnya dia tersadar karena semestinya dia harus mengenakan pakaiannya kembali untuk mandi di WC lantai atas rumah di luar kamarnya. Di akhir kebengongannya tersebut dia memutuskan untuk berkontemplasi pada saat nanti sebelum tidur malam untuk sekedar memohon ampun atas kenikmatan yang baru dia rasakan itu.
.
.
.
Hari itu selanjutnya tak terlalu penting lagi diceritakan. Chika hanya membalas chat dari Ary dengan satu huruf 'Y' saat jam 11 dia sudah bersiap di depan tv yang sudah tersambung dengan layanan WiFi untuk beribadah mingguan secara online. Sedangkan pacarnya, bisa kalian nantikan nanti di sekuel 'Puncak Kenikmatan (2)' ya….

.
.
.
.
Jadi kenapa kapal Yessica Tamara dan Viona Fadrin disebut Vikuy? Berasal dari singkatan VIvi dan chiKUY (nama asiknya Chika). Well, memang Chikuy terdengar lebih enak disebut karena bukankan penikmat forum ini kalau menyebut nama Chika pasti yang terlintas pertama kali adalah Chika Bandung kan? Seorang PSK papan atas yang sangat tenar dari kota Kembang satu dasawarsa lalu. Kalau dari Jeketi pun, generasi 3 sudah ada yang disebut seperti itu. Mantan member yang gak jelas hidupnya setelah cabut. Sempat tinggal di rusunawa, lalu pamer pacaran, trus berhijab, lantas dilepas lagi. Wesss lhah ora genah.

Awal mula kenapa Chikuy dan Vivi bisa dekat jelas karena mereka dari generasi yang sama. Generasi 7 harus diakui sangat wow sekali dari segi kualitasnya. Kalau diibaratkan klub sepakbola, dengan meloloskan generasi 7 seperti itu maka talent scouting harus mendapatkan applause. Ditambah lagi memang pada awal kemunculannya, generasi ini dilatih oleh koreografer jempolan. Sayang sekali koreografer tersebut harus meletakkan pekerjaannya melatih para akademia. Entah kenapa. Padahal sangat jelas perbedaan kualitas akademia (dulunya trainee) ketika ditangani dia dibandingkan saat dimana dia belum masuk ke jajaran koreografer.

Alasan selanjutnya ya karena arah pulang mereka searah. Sesama ke arah timur di ibukota. Vivi biarpun terkesan urakan dan sangat menyukai musik hardcore sesungguhnya masih anak mama dalam artian sangat bergantung dan sayang mamanya. Vivi hampir selalu diantar oleh mamanya. Begitu pula Chika yang selalu dijaga oleh mamanya yang terlihat galak karena mewarisi watak suku Batak yang keras. Kadang salah satu dari ibunda mereka hanya mengantarkan saja, dan salah satu ibu menunggu kegiatan Chika & Vivi selesai untuk kemudian mereka pulang dengan mobil yang sama. Atau beberapa kali juga Chika yang mana posisi rumahnya lebih jauh diantar ibunya lalu mereka menjemput Vivi kemudian ke tempat kegiatan.

Hanya sayangnya perbedaan tim yang dibela oleh keduanya memaksa mereka agak berbeda jadwal dalam menjalani aneka kegiatan di Jeketi. Entah itu latihan setlist Fly Team T bagi Vivi maupun 'latian gak jelas' untuk menyongsong setlist Ramune bagi Chika. Kenapa dikasih tanda kutip 'latian gak jelas' ya kan emang gak jelas mentasnya kapan? Lagian mentasnya gak jadi-jadi Mulu sejak April. Padahal kalau gak ada covid laknat ini, setlist ini sudah siap dipentaskan bulan empat toh? Ketika memasuki masa krisis dan sempat bisa live streaming, malah menampilkan Saka Agari berkali-kali bukannya langsung menamatkan setlist tersebut untuk selanjutnya shonichi Ramune. Ah, jot memang selalu bermasalah dengan perencanaan jangka panjangnya (perencanaan keuangannya juga).
.
.
.
.
.
Dua hari setelah Ary pulang dari menuntaskan libidonya terhadap keempat member di puncak tersebut, Ary menyambangi kediamannya Chika. Seolah tanpa perasaan bersalah sang lelaki ini pun berniat ngapelin pacarnya. Awal kencan mereka di teras rumah sang perempuan ya Chika jelas mendiamkan dan ngambek terhadap pacarnya. Tapi dengan kegigihan dari Ary dan ternyata rasa sayangnya Chika ditambah penasarannya dia ingin berproses sebagai perempuan dewasa membuat Chika meladeni obrolan dari Ary.

"Aku udah nemu tempat liburan buat kita. Tapi jangan weekend takutnya rame karena orang-orang pada gatel pengen jalan-jalan." Ujar sang lelaki.

"Ya udah selasa minggu depan. Emang kamu mau ajak aku kemana, sayang?" Sang perempuan cantik ini menganggapi dan sudah menampakkan respon yang hangat.

"Gak jauh kok, gak nyampe puncak. Nanti dah keluar di tol Sentul City. Kita bakal ke Edens0r Hills. Nih liat di google image hape aku."

"Aaaah, bagus banget. Itu restoran? Bisa sekalian nginep disitu kan kita?" Chika takjub sendir melihat pemandangan yang ditawarkan di cafe resto yang di lingkungan sana juga terdapat penginapan.

"Kamu minta izinnya nanti gimana ke mama kamu, sayang?" Itu yang lebih sulit daripada nyari duit buat bayar kamar di villa itu."

"Ya kamu lah yang ngadep mama dan papa aku."

"GLEEEK!" Ary seketika panik karena dipaksa untuk memohonkan ijin membawa Putri sang empunya rumah untuk liburan sampai menginap di villa.


Sekitar setengah jam Ary menghadap Mama dan Papanya Chika. Sangat gemetar di awal untuk menyampaikan maksudnya. Untungnya dia sudah tepat dengan membawa-bawa nama Vivi yang akan ikut dalam liburan juga. Dan sedikit di luar dugaan Ary sebenarnya ketika izin dari orang tua pacarnya didapatinya tanpa adanya perdebatan sama sekali. Dan di depan Papa-Mamanya Chika, Ary memesan 2 kamar di villa yang menjadi tujuan. Satu kamar untuk Chika dan Vivi dan kamar lainnya untuk Ary tiduri. Padahal yang tak diungkapkan adalah baik Chika, Vivi dan Ary sudah sepakat untuk membawa kekasihnya Viny dalam liburan pekan depan. Dari Ary sendiri anggap saja balas jasa karena sudah mengizinkan dia menikmati 4 member di puncak meski belum tentu Chika bisa 'dinikmati' oleh Panjul. Karena niatnya membawa Panjul adalah untuk 'menemani' Vivi.
.
.
.
.
.
.
Tibalah di hari Selasa pekan kedua Juli.
Vivi sedang dalam perjalanan diantarkan oleh adiknya yang anak motor ke rumah Chika yang secara jarak lebih dekat ke tempat tujuan. Sudah lewat tengah hari pula ketika Chika selesai berdandan setelah makan siangnya disantap satu jam lalu. Sedangkan Ary memang sudah tiba di rumah Chika dengan membawa mobil yang sama ketika dibawa ke Puncak pekan sebelumnya. Dan ketika Chika selesai berdandan tak lama mobil Vivi tiba kemudian adiknya langsung pamit pulang. Tak butuh waktu lama bagi Ary, Vivi dan Chika sebagai tuan rumah akhirnya berangkat. Dengan posisi Ary sendirian di baris depan karena kapal Vikuy di deret tengah. Tak lupa Ary menjemput sang pemilik mobil yang sudah standby di minimarket dekat rumahnya Chika.


"Wuaaah, lama juga gw nunggunya." Ujar manusia tertua diantara keempat makhluk yang akan berangkat ke Bojong Koneng.

Kali ini Vivi pindah ke bangku depan menemani Panjul yang kali ini gantian mengendalikan kemudi setelah Ary pergi-pulang pekan lalu di puncak dia yang mengendarai mobil tersebut.

Blam

Blam

Blam

Ketiga pintu mobil ditutup Panjul dari kursi kemudi, Vivi di sampingnya, dan Ary di tengah kanan. Hanya Chika yang tak berpindah duduknya tetap di baris kedua sisi kiri.

"Masih pada polos ternyata ya, bang?!" Pembicaraan Ary membuka percakapan. Dia mengatakan ini karena terdapat perbedaan mencolok ketika Ary memasuki mobil ketika akan ke Puncak sudah disuguhi kuartet member yang hanya memakai pakaian dalam.

Tentu terdapat kebingungan dari raut muka Vivi dan Chika tentang apa yang dikatakan Ary. Ketika Panjul menerangkan langsung saja kedua perempuan ini agak geram.

"Yeeeeh, jangankan Chika yang baru ngerasain orgasme minggu lalu. Gw juga belom pernah ngerasain kontol cowo lhah, Ry. Ajegile aja mau liat gw pake beha & cd doank." Vivi protes.

"Hmmmm, sebenernya biar suasana gak canggung aja. Hahahaha." Panjul berusaha meredakan emosi sesaat dari Vivi.

"Nanti mainnya jangan kasar-kasar ya, Ary sayang?!" Chika sambil melingkarkan lengan kanannya ke belakang pinggangnya Ary serta kepalanya menyenderkan ke pundak sang lelaki dan direspon dengan rangkulan dari pacarnya di bahunya.

"Iya, aku juga kak! Plis ya, anggap aja aku masih perawan sama kayak Chika." Vivi melanjutkan obrolan di dalam mobil dan mengajak Panjul berbicara.

"Bukannya kamu udah jebol ya, Vi?

"Ah, kak Panjul gak asik nih. Kan aku bilang aku belom pernah ngerasain kontol dan tadi dah bilang anggap aja aku masih perawan. Karna aku tau lah klo kontol-kontolan gak pernah bisa seenak digenjot kontol beneran."

"Ok, siap mbak Badrun!!!! Jadi keinget sama pacar sendiri yang jebolnya persis sama kayak kamu"

"Ya gimana, aku emang lagi males pacaran. Tapi nafsu ada terus. Ya udah aku pasti begitu tiap minggu klo gak lagi dapet. Aku tuh sering ngajak Chika buat main biar kapal Vikuy gak gimmick. Kayak Kak Eli & Kak Gita itu lhoh Chik….." Jawab Vivi.

"Hei Badrun, tuh kan Kak Vivi emang sering banget ngajakin berbuat dosa ke aku." Meskipun dalam raut cemberut, Chika tetap terlihat kecantikannya

"Tapi heran juga, kan yang biasa ML tuh Eli. Ya dia sama pacarnya dan wota Jepang yang loyal ke dia. Tapi Gita masih perawan sampe terkoyak oleh gw huahahahah. Dan gw sih malah makasih ke Eli karena berkat dia bisa narik fans Yaban itu dari Lala, ya yg dipake badannya Eli bukan Lala sepupu gw." Sang pengemudi kali ini berbicara lumayan panjang tentang beberapa rahasia yang dia ketahui.

"Ya makanya aku sih seneng banget Kak Panji ikutan, ah aku nyebutnya itu aja ya? Males ah manggil nama Panjul. Gak keren menurut aku." Vivi mulai memandang lawan jenis yang akan menjadi teman kencannya selama 24 jam ke depan.

"Terserah kamu sih. Oh iya, kamu dan Chika udah siap bersenang-senang dan bergelimpangan dosa sampe besok?" Beberapa kali Panjul menengok ke arah Vivi dan sekali ke arah Chika ketika mempertanyakan hal itu.

"Weh, jangan salah. Aku sih ayo aja. Sholat aja aku jarang. Woles aaaee bang ahahaha…." Tawa renyah Vivi sangat enak didengar karena mulutnya terbuka lebar menonjolkan behelnya yang sedang memagari giginya.

"Iya deh, aku nurut aja." Pernyataan penutup dari Chika ini disambut dengan rangkulan Ary yang semakin erat.
.
.
.
.
.
Sebelum jam 3 sore mereka berempat sudah tiba di Edens0r Villa, Resort and Cafe di daerah Bojong Koneng, Kabupaten Bogor.


Meskipun Ary sudah memesan kamar untuk dua pasang makhluk ini, tapi mereka memutuskan untuk mengunjungi Resto & Cafe yang terdapat di dalam kawasan yang sama. Ditengah perjalanan mereka setelah turun dari parkiran di pelataran depan Resort, Ary berkompromi dengan Panjul agar dia tak terlalu mengeluarkan uang terlalu besar lagi. Dan disepakati oleh mereka kalau kamar yang akan ditempati Panjul dan Vivi akan diganti uangnya oleh Panjul dan biaya makan dan tetek bengek lainnya akan ditanggung lelaki yang paling tua dari kuartet ini. Karena dia sadar kalau Ary masih mengandalkan uang jajannya dari orangtuanya yang meskipun dari segi jumlah uang bulanan juga termasuk banyak untuk ukuran anak kuliahan.

"Waaaaaah, Puji Tuhan indah banget pemandangannya." Chika tak mampu menahan rasa kagumnya atas pemandangan di pelataran belakang Cafe tersebut.

"Iya, indah banget itu Chik liat bukit-bukit ijo itu. Kak, Fotoin aku sama Chika donk!" Pinta Vivi pada Panjul sambil menyerahkan handphonenya.



"Ok, aku itung ya. Seratusss, sembilan puluh sem…." Panjul memberikan aba-aba.

"Kak! Kelamaan!" Chika protes.

"Oke, oke…."
.



.
.
.
Sangat banyak foto yang diambil selama setengah jam itu. Tidak hanya satu spot saja dan tidak pula hanya Chika dan Vivi saja yang terekam jepretan kamera hape. Tapi juga Chika dengan Ary yang turut mengambil banyak foto dalam satu bingkai yang sama. Bahkan ada foto yang diambil ketika mereka sedang berciuman bibir. Untungnya saat ini sedang weekday dan tidak ada pengunjung lain disana. Satu-dua foto juga diambil antara Vivi dengan Panjul tapi tidak pernah ada foto yang diambil ketika Ary dan Panjul dalam satu frame. Tapi berhubung Ary cukup narsis, dia pun juga beberapa kali mengambil foto selfienya dengan latar pemandangan bukit di Bogor. Berbeda dengan Panjul yang tak mungkin berswafoto dirinya depan kamera, yang ada dia hanya mengambil foto pemandangan saja.

"Eh, gw misah dulu ya sama Vivi. Terserah kalian mau di sini atau pindah kemana. Yang jelas nanti jam 5 kita ke restorannya, ketemuan disana aja." Setelah mengucapkan itu, Panjul menggandeng tangan Vivi agar mereka berdua bisa menyendiri dulu. Menyelami kepribadian satu sama lain.


"Aku berani taruhan, pas Vivi ketemu kita lagi nanti tuh dia pasti mukanya dah kecapean." Ary mengungkapkan tebakannya mengenai maksud Vivi dibawa oleh kawannya dia.

"Hah, mereka udah mau ML gitu? Kan kamu yang mesen kamar, check-in di Villa kan harus sama kamu."

"Bisa aja mereka cuddle-cuddle dulu dimana gitu, kan ini lagi sepi tempatnya kan sayaaangku yang cantik tapi oon….."


Hingga jam 5 tidak ada hal yang menarik diantara Ary dan Chika karena mereka hanya melakukan aktivitas biasa saja sebagai orang yang berpacaran di tempat umum.
.
.
.
.


Sedangkan Vivi sudah berada di atas kursi panjang yang sama diduduki juga oleh Panjul. Sudah lebih dari 10 menit mereka saling bertanya tentang identitas permulaan mereka satu sama lain. Vivi duduk di sisi depan Panjul dengan bokongnya diantara selangkangan sang lelaki. Tangan Panjul dibiarkan saja oleh Vivi untuk melingkari perutnya.

"Jadi kamu senbatsu Rapsodi tapi gak sampe ngasih badan kamu ke fans?" Panjul mengawali pertanyaan.

"Nggak lah, kak. Gila aja. Aku tuh ngehindarin banget sampe ditidurin wota. Iya sih emang banyak wota yang deketin adek aku. Tapi klo masalah japri pun, nggak bakal gampang aku kasih."

"Berarti fanbase kamu kuat juga ya?"

"Gak ditidurin wota bukan berarti aku gak jual murah juga, Kak."

"Jadi demi dapet senbatsu, kamu ngapain?"

"Jujur nih aku, gak nyangka banget aku dapet senbatsu. Secara kan ya, center undergirls itu Ci Desy." Butuh keseriusan memang mendengarkan gaya bicara Vivi yang lebih cepat dari orang biasa.

"Iya, lhoh. Desy yang dah pernah ditidurin sama pengurus fanbasenya malah blom pernah senbatsu."

"Ekhem, kan kakak juga yang melihara Ci Desy. Tapi aku kirimin beberapa pengurus fanbase aku tuh video aku lagi colmek."

"Weh, bahaya banget itu Vivi Badrun!!!!"

"Aku gak ****** ya kak, meskipun aku percaya sama anak-anak fanbase aku. Tetep aja kan ada kemungkinan mereka nyebarin. Aku tuh klo ambil video lagi colmek pasti aku pake masker. Tapi mereka itu paham lah klo itu aku. Makanya mereka kerja keras banget jadiin aku masuk 32 besar, awalnya targetin itu doank."

"Ya semoga beneran aman deh ya."

"Tapi awal taun sempet tuh Adek aku tau klo aku bikin video itu. Kan dia deket sama pengurus fanbase aku, untung bocornya ke dia doank. Gak jadi marah sih dia. Tapi dia sempet minta jatah."

"Lhoh katanya kamu belom pernah ML sama Cowo, Vi? Lhah itu Cikal kamu kasih. Namanya itu kan adikmu?"

"Ya aku sama Haikal adikku itu cuman oral aja. Nama depannya bukan Cikal, kak. Milih nama itu jadi nama depannya ya biar fans aku gak ketuker karena ada fans Imba aku yang namanya sama kayak adik aku."

"Oooooh, udah jago nyepong toh kamu…."

"Tapi aku beneran bersyukur karena dia gak pernah minta yang lebih. Dia jilatin memek aku, aku kulum kontol dia. Malah sebulan setelah kami ngelakuin itu, dia masa so sweet banget pas valentine kemarin. Dia ngasih aku hadiah yang gak aku duga sebelumnya, dhuaaarrr!"

"Wow, apaan nih? Gilak makin penasaran gw."

"Ya itu, kontol-kontolan elektrik. Pertamanya aku marah kan, kak. Apa-apaan nih gw dikasih beginian sama adek gw sendiri? Tapi 2-3 malem gw penasaran pengen nyobain juga. Seminggu kemudian ya gw ajak aja dia pas gw make alat itu."

"Jadi pas itu keperawanan kamu koyak oleh gift dari adikmu?"

"Bukan pas itu, kak. Bulan berikutnya tuh. Aku jujur deh, mau ada adik aku atau nggak ya aku dah biasa masturbasi tiap Sabtu atau Minggu. Pasti itu. Nah pas bulan berikutnya adik aku doank yang ada di rumah. Ya udah selanjutnya masuk deh kontol-kontolan itu, Kak. Jujur aku yang waktu itu keenakan dan kesakitan juga malah jadi kocak dah liat ekspresi panik adik aku karena dia liat sendiri kakak perempuannya gak perawan lagi."

"Terus adik kamu sampe sekarang gak pernah menyetubuhi kamu? Kok bisa tahan sih?"

"Dia masih inget dosa kali, kak. Hahahaha. Iya, seriusan dia gak pernah ada minat buat ML sama aku. Lagian emang akunya juga gak pernah sampe ngajakin begituan. Tapi klo dia lagi sange paling mentok ya minta disepongin aja. Gak tau deh aku besok-besok bakal ngajakin dia ML apa nggak begitu tau rasanya nanti dii villa."

"Kenapa kamu mau nyobain ML sama aku?"

"Ya namanya juga baru pertama, harus dapet kesan yang nikmat laaah. Eh, klo aku ketagihan trus adik aku nolak. Bulan-bulan depan sama Kakak aja ya aku begituannya? Kak Panji keren sih…."

"Gak mungkin lah aku nolak gadis seperti kamu sih, hmmmm wanginya smooth gini rambut dan aroma tubuhmu, Vi."

"Ngomong-ngomong, kok aku gak sadar ya kakak udah lepasin kancing celana dan nurunin resleting aku? Mmmmmmhhhhh cupppphhh."

"Eengggggghhhhh, kamu cantik Vi. Mmmppphhhh…."

Jemari Panjul sangat terampil memainkan belahan labia mayora lembut yang terasa di tangannya. Satu lagi vagina member yang harus dipuaskan oleh lelaki sompret ini. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kirinya sudah dimasukkan ke dalam liang peranakan Vivi dengan tangan kanan mencakup bongkahan payudara Vivi yang cukup menggoda meskipun tak bisa dibilang besar.

Keciplak' kecipluk clak clak clak suara kocokan dari vagina yang sudah sangat basah itu hanya terdengar oleh mereka saja. Meskipun sekitaran juga tak ada pengunjung yang lain, mereka hanya berharap tak ada cctv saja yang menyorot ke arah mereka.

"Kaaak, celana ganti aku masih di koper, ngggggghhh di mobil. Aaaahhhnn…"

Clak cluk keciplak' cook clak cluk

Breeeeeet sreeeeekkk

Dengan jurus tanpa bayangan, celana jeans dan CD Vivi dipeloroti hingga lututnya dan diantara bentuk segitiga di sepasang paha dengan masih terdapat celana jeans itu sudah menyembul kepala Panjul.

Slurrrrppp mmmmmmhhhhh slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp

Kali ini Panjul mengeluarkan keahliannya dalam menjilati kemaluan lawan jenisnya.

"Faaaak! Aaaah, Lo lebih jago dari adek gw kaaaakkkkkhhh. Eengggggghhhh. Dikit lageeeeeeee."

Slurrrrppp mmmmmmhhhhh cupppphh Ummmmmmhhhhhh slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp

"Aaaaaaakkkhhh ngggggghhh aaaaaahhhnnn AAAAAKKKHHHH ARRRRRGGGGGGHHHH!!!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT

Hempasan gelombang kenikmatan Vivi langsung dinikmati oleh Panjul.

"Sroooot, GLEEEEK GLEEK GLEK AAaaah, seger banget cairan orgasme kamu, Vi…."


Menghindari terlihatnya kegiatan mesum mereka berdua, Panjul langsung mengelap sisa-sisa noda kenikmatan yang masih berada di kulit selangkangannya Vivi untuk selanjutnya Vivi kembali memakai bawahannya. Langsung mereka melangkah ke restoran resort tersebut karena jam 5 sudah akan menjelang. Jalannya langkah Vivi agak tertatih karena masih harus mengumpulkan tenaga yang cukup terkuras tadi.
.
.
.
.
.
.
"Wah, sayang. Beneran Kak Vivi kecapean." Ujar Chika yang melihat Vivi yang tiba 10 menit setelah sepasang kekasih ini tiba di resto.

"Aku bilang juga apa. Kamu nanti malem bakal lebih capek dari dia, Chik."

"Diem Lo pada. Gw mau ngambil nafas dulu. Kak, pesenin gw steak ama Jus mangga." Vivi menunjuk ke menu makanan yang tertera di booklet menu untuk kemudian selama 10 menit Vivi menyenderkan kepalanya ke bangku yang senderannya cukup sampai menopang kepalanya lalu terpejam tanpa terlelap.
.
.
.
.
.
Sekitar 20 menit kemudian makanan datang lalu Makanan yang mereka pesan sudah habis sebelum jam 6.


"Kak, Vivi. Ayo selfie lagi."

"Eh, entar dulu Chik. Gw touch-up lagi. Gw tadi kan keringetan."


Tak sampe 10 menit kemudian.

"Kak Panj, tolong fotoin kita lagi ya?"


.
.
.


Setelah mereka berempat cukup kenyang lalu para pria menuju ke mobil kembali untuk mengambil koper kecil masing-masing yang dibawa oleh Chika dan Vivi. Para perempuan sudah berada di depan Villa menunggu kedatangan 2 lelaki tersebut. Dan ketika sudah lengkap lagi formasinya kembali, mereka memasuki kamar di lantai atas yang mana harus menaiki undakan cor-coran. Kamar Chika dan Ary berada di sisi timur sedangkan kamar untuk Vivi dan Panjul berada di sisi barat. Tidak ada penghuni lain di villa ini yang masih mempunyai 2 kamar lainnya di lantai dasar.

Namum kini kedua pasang ini sudah berada di kamar bagian timur. Seakan Vivi sangat ingin melihat ketika sahabatnya itu merengkuh kenikmatan duniawi pertama kalinya. Tapi untuk kali ini mereka sedikit mengadakan permainan.

Entah ide dari mana karena Ary menyodorkan hapenya yang sudah menunjukkan suatu aplikasi semacam truth and dare. Panjul tidak asing dengan aplikasi itu dan memang 1-2 malam sebelumnya Ary sudah mengajukan ide ini. Jadi ide ini tidak mengagetkannya. Tentunya bukan T&D biasa dan jelas bukan T&D ala film Hollywood yang malah bergenre horror itu. Anggap saja ini 'Dirty Truth and Dare.'

"Karena masih pada kenyang, mainnya gini aja. Hmmmm, kita semua melingkar jarak 1,5-2 meter lah dari hape aku yang ditaruh di tengah ini. Kita main bergiliran mencet aplikasi Truth and Dare itu.' Ary sang empunya gawai menjelaskan cukup singkat dan langsung dipahami oleh Chika sekalipun yang terkenal lebih lemot daripada Vivi.

Giliran telah ditentukan. Keempat manusia sudah menempati 4 penjuru angin. Vivi di utara giliran pertama. Lalu Panjul di timur dari arah hape giliran kedua. Chika giliran selanjutnya duduk di selatan tentu Ary yang mendapat giliran terakhir. Terus begitu ke putaran selanjutnya kembali ke Vivi, Panjul, Chika, Ary.

Juga telah disepakati bahwa tiap 'pemain' akan merasakan 3 kali momen Truth dan 2 kali momen dare.

"Wadooooh, deg-degan gueeeh giliran pertama gini!!!! Ini pasti bakalan ngadi-ngadi nih gw bakal harus jujur tentang apa." Vivi yang mendapatkan giliran pertama mulai merasa dadanya kembang kempis seirama detak jantung yang mulai menguat.

"Nanti klo udah masuk permainannya bakal nagih kok, Vivi sayang." Panjul berusaha menenangkan Vivi yang agak gugup.

"Ah, kamu dari di taman pas sama aku gombal mulu dah kak. Pake bilang sayang ke aku. Iya nih aku pencet hapenya Ary….."

Setelah ditekan, aplikasi tersebut semacam melakukan putaran random dari kencang hingga pelan lalu kemudian berhenti dan menunjukkan…..
.
.


"Gak pernah weeeh gw baca-baca begituan. Hentai itu komik porno Jepang, kan? Gw masih demen baca buku fisik langsung kayak novel. Kayak misalnya ada fans yang kapal-kapalan bikin fanfict ViKuy pernah tuh gw baca. Bentar doank gak sampe abis. Gak demen ah gw, mending langsung ngelakuin. Ya gak kak, Panjul?!" Penjabaran Vivi yang mendapatkan tantangan truth pertamanya.

"Ya sekedar dibaca sih hentai pernah. Tapi ya enakan nyobain langsung jelas. Oke, sekarang giliran gw….."
.
.

"Well, meskipun gw dah punya cewek. Gw akuin hubungan gw sama Viny masih sebatas ingin saling memuaskan sih. Dan gw ngaku klo gw tertarik sama satu cewek dan dia tertarik sama gw, malamnya bisa langsung main. Huehehehe. Ok, next….. Chikaaaa! Aseeek perawan sendirian nih…." Lelaki tertua di ruangan itu memandang perempuan teramat cantik di sebelah kirinya. Selanjutnya Chika menekan aplikasi di hape Ary itu.
.
.

"Aaaiiishhh, kedapetannya langsung bongkar aib donk!!!! Nih ya aku kasih tau ya Ary sayangku yang blom lama ML sama Kalala, Kak Cinhap, Kak Jinan, dan Kak Anin. Aku tuh abis chat sama kamu yang pagi-pagi di puncak itu tuh ya aku langsung masturbasi gesek-gesekin vagina aku di guling. Parah banget sih aku cuman bisa begitu tapi kamunya ena-ena sama 4 cewek yang lebih tua dari aku. Pokoknya aku harus dipuasin sama kamu. Gak mau tau…." Geraman Chika cukup menggema di kamar karena dia melampiaskan uneg-unegnya selama beberapa hari ini.



"Iya, Chika cantik. Diabisin dulu ya mainnya…."

.

..
.
.
.


"Waaaah kamu dapetnya pertanyaan begitu. Pas banget! Ayok jujur sama siapa lagi selain 4 senior aku itu. Kak Dhea atau Kak Jesslyn dah pernah ML sama kamu kan? Oh iya, kamu kan pernah diajakin temen ke rumahnya yang ternyata dia abangnya Mawar DeJongh. Udah sampe mana itu hubungannya? Aaaah, aku emang masih kurang cantik apa?! Klo masih blom pengalaman buat ngesex, kan aku bisa belajar dari kamu." Gadis yang leluhurnya dari Toba ini sangat menyerang pacarnya ketika Ary mendapatkan tantangan yang disukai oleh Chika.

"Fyuuuuh, oke aku jawab semuanya. Jujur baru empat cewek yang ML sama aku, Chika pacarku yang cantik. Dhea & Jesslyn belom pernah. Apalagi Mawar yang baru ketemu sekali waktu diajakin ke rumah temen itu."



"Belom pernah tapi dah ngerencanain blom? Jujur atau aku tidurnya sama Kak Panjul duluan." Tanya Chika lagi sembari ngancem.




"Mawar aku bilang baru ketemu setengah taun lalu. Ada kontak linenya di hape tapi jarang chat. Mawar gak mesum kok anaknya beda sama….."

"Siapa?" Chika memotong pernyataan Ary.
.


"Ya Jesslyn sama Dhea. Jesslyn dan Dhea dah punya cowok ya. Jesslyn malah beberapa kali pernah ML sama cowoknya. Dhea dah pernah ngisep penis cowoknya tiap dia abis dianter jemput pake mobil cowoknya."
.
.


"Ya terus sama kamu gimana Kak Dhea ama Kak Jesslyn itu?" Chika masih memerincingkan pandangan pada pacarnya itu.

"Setelah dari puncak itu, Jesslyn ngirimin video waktu dia ML sama cowoknya dan Dhea ngirim foto nakednya. Jujur aku gak tau maksudnya apa?" Jawab Ary yang berusaha menutup berondongan investigasi dari Chika.

"Itu artinya mereka lagi mau ngajakin lu ML, Broo. Dah yuk giliran Vivi lagi nih." Terang Panjul yang menyerahkan hapenya Ary pada Vivi.
.
.



"Muka aku lah. Kan banyak yang bilang meskipun muka judes gini masih keliatan cakep. Hehe canda cakep…. Yuk sekarang giliran Kak Panjul." Vivi menyerahkan hape Ary karena sekarang giliran pria setelahnya.
.

.




"Ah klo emang konsepnya lagi double date atau ceweknya lagi banyak yang dibawa ya otomatis nyobain badan cewek yang tadinya jadi lawan main temen, misal fwb dia. Atau bisa juga sampe nyicipin ceweknya temen. Klo gitu sih biar aman gw sendiri gak ngebawa Viny buat swinger gitu. Masa pacar sendiri mau diumpanin ke temen? Ok, selanjutnya Chika." Panjul menyudahi jawabannya.



.


"Ya tetep Ary lah! Mau aku cium sekarang?" Chika merespon tantangan padanya.

"Ini baru truth, bukan dare. Jadi setelah aku jujur tadi, masih mau cium aku?" Tanya Ary menggoda.

"Ah kamu bawel. Kan kamu tetep pacar aku…. Dah kamu sekarang pencet tuh aplikasinya…."
.
.

.

"Memeeeeeeeek! Huahahahahah…." Jawab Ary kencang dan meyakinkan.

Tawa terdengar dari Vivi dan Panjul mendengar jawaban spontan Ary.

"Haissssh jangan bikin malu ah…."

"Ya kan aku dah 2-3 kali ngisep tetek kamu pas di P4 abis kamu teateran, Chik. Yang belom kan liat memek kamu langsung. Pernahnya dikiririmin foto atau pas kita lagi video call. Jujur penasaran sama aslinya gimana. Secara rapet banget klo diliatnya bahkan dibanding sama memeknya Lala yang padahal kan dia pendek." Jabar Ary panjang.

"Ya sabar donk, baru putaran kedua. Yuk kak Vivi lanjut truth yang terakhir."
.
.
.

"Yah, baru kali ini gw harus ngungkapin aib gw. Gw blom pernah ML tapi keperawanan gw dah abis waktu sama adek gw." Ujar Vivi.

"Waktu bulan Maret kan, Kak Vivi? Gw waktu itu sempet bingung. Lo bilang dah gak perawan karena adek Lo tapi bilangnya gak sampe begituan. Oooh ternyata pake dildo toh." Chika menimpali….

"Emang bahayanya cewek yang dah 18+ punya adek cowok yg umurnya gak beda jauh. Viny juga gitu sama adeknya yang cowo. Dah incest juga pernah."

"Wah, Kak Viny dah pernah ML sama adeknya?" Tanya ViKuy barengan.

"Begitulah. Kok jadi gw yang ngungkapin rahasia sih? Kan gw blom neken aplikasinya. Neh sekarang giliran gw."
.
.

.


"Chika laaaaah. Kan notabene Chika sekarang dah dianggap member paling cantik di Jeketi…. Huahahaha." Jawab Panjul sumringah. Pada akhirnya pun tiap otak manusia di ruangan ini berpikiran untuk saling mencicipi tiap lawan jenisnya.

"Kan masih ada ci Shani yang sempurna, kak?" Sanggah Chika.

"Shani udah pernah gw entot. Huehehehehe. Lagian kan pertanyaannya siapa di ruangan ini..... Yuk sekarang kamu gilirannya, Chik." Panjul ngasih hapenya Ary ke Chika.

Sebelum menekan aplikasi tersebut kembali Chika bertanya, "kalau diantara semua cewek yang pernah tidur sama kamu, kak? Pilih siapa yang mau ditiduri di malam terakhir?"

"Jujur Aya. Gw tiap ML kan masih berusaha banget buat memuaskan lawan main. Tapi kalau soal rasa di hati cuman timbul pas lagi ML sama Viny juga Aya. Tapi makin kesini kayaknya gw makin insecure sama Viny dan sebaliknya makin sayang sama Aya."

"Ya udah kak, sama Mamih Aya aja. Nanti aku jadi anaknya kak Panjul, hehehehe. Eh, tapi kan kak Viny juga baik. Ah jangan bikin aku bingung donk. Kan aku blom mencet aplikasinya."
.
.


"Ah harusnya pertanyaan ini buat pacar aku. Aku kan gak punya FWB. Eh, apa kamu cuman anggap aku FWB doank ya, Ary sayangkuuuuh?" Jawab Chika yang langsung bertanya pada Ary.

"Gak kok, aku make hati sama kamu. Kan kamu pacar aku."

"Kemaren pas di puncak sampe ML sama 4 senior aku itu?"

"Ya pake nafsu lah, Chik. Ok giliran truth yang terakhir nih."
.
.


.

"Coba jawab jujur. Payudara aku gimana? Kan kamu pernah megang sampe ngisep ini. Eh, dibandingin 4 senior aku. Sama dibandingin teteknya Kak Dhea dan Jesslyn deh." Malah Chika yang menyerobot jawaban yang akan dilontarkan Ary.

"Ya gimana ya, namanya juga pacar. Pasti yang terbaik lah pujiannya. Mereka berenam dah biasa sama cowok-cowoknya. Kan payudara kamu punya aku buat malam ini"

"Halaaah…." Chika menimpali.

"Udeeeeh jangan bercinta. Hehehehe. Duh giliran gw dare ya?"
.
.


.

.




"Yaaaah, apaan nih. Gw harus telanjang gitu?! Makin ngadi-ngadi aja nih yang buat gueeeh!"

"Namanya juga dirty truth and dare, Vi." Senyuman Panjul mulai terbuka. Mulai saat ini tantangan dare mulai memanasi permainan sebelum persetubuhan terjadi nantinya.

Lantas Vivi tak menolak dengan mulai melepaskan kalung, disusul kaos item lengan panjangnya, tanktop pun terlepas.

"Whoaaaah…. Ini akhirnya bisa tau langsung badan Vikuy kayak gimana. Eh tapi aku masih milih kamu kok, Chik." Ary yang tadinya juga senang dengan bagian atasnya Vivi sudah terbuka lalu melirik ngeri ke arah Chika.

Berdirilah nona Fadrin untuk berusaha melepaskan celana jeans hitamnya. Lalu celana dalam warna kulit. Tidak terburu-buru juga tidak terlalu lama tempo yang dibutuhkan Vivi hingga tubuhnya telanjang total.




.
.
"Ok, gw sekarang...."


"Yaaah, agak kurang pas ya…. Tapi beneran deh, Chik. Gw nungguin gimana perempuan secantik kamu kalau sudah melepas seluruh pakaianmu…." Ujar Panjul yang agak menampakkan muka pengennya terhadap Chika.



"Weeeek, enak aja. Yang boleh liat duluan cuman pacar Akuuuh." Sanggah Chika sambil menjulurkan lidahnya.

.

.
.
.


"Yaelah! Langsung disuruh bugil donk aku! Ini beneran darenya cuman begini ya? Ya udah nih badan aku neeeh!"
Meskipun protes tapi Chika mulai meloloskan seluruh untaian benang yang membaluti tubuhnya.

Setelah tubuh Chika sangat terpapar nyata indahnya ternyata membuat kedua batang kemaluan kedua lelaki yang melihatnya tegak di balik celana yang makin sesak di selangkangan.

"Gw klo jadi cowok pasti ngaceng nih, Chik." Malah Vivi yang bersuara.

"Aku dah gak heran sih klo Ary gampang sange. Pernah aku tuh udah ngeluarin kontolnya Ary pas lagi pacaran di teras, eh mamah kedengeran langkahnya keluar rumah. Buat ngasih singkong goreng bikinan mamah buat Ary. Batal deh gw ngisepin Ary. Sange kan ya bahasanya klo lagi nafsu berat? Penasarannya sama penis kak Panjul sih gimana. Mamih Aya aja sampe jadi bucinnya kak Panjul kan sekarang.
.
.


"Waaah asiiiik. Dipijetin 1 putaran…. Hahahaha." Chika sumringah mengetahui Ary mendapatkan dare seperti itu.

Hape sudah di tangan Vivi dan Chika menikmati setiap pijatan Ary yang ternyata bisa setiap waktu turun dari bahu dan mengarah ke bagian intim Chika yang sudah terbuka sedari tadi.
.
.
.
.


"Untung gw disuruhnya peluk Kak Panjul. Kak, jangan grepe aku dulu tapi. Nanti aja di kamar…….. Hmmmm, kak badannya bidang banget. Aku suka…."

"Mmmpppphhh…. Bibir kamu enak, Vi…."



"Cuppph, mmmmmmhhh…. Pencet aplikasinya kakkkh…."



Permintaan yang langsung dituruti oleh Panjul dan seketika lidah lelaki itu menuju telinga Vivi."



"Aaarrrrggggh, kak ayo ngentot. Aku gak tahan klo dirangsang di telinga…."

.

Pelukan didaratkan tak hanya di dada atau tubuh bagian depan Panjul. Mulut Vivi mulai menghisap hingga menggigit gemas bahu lawan mainnya. Hingga diakhiri dengan suatu ciuman bibir antara keduanya…..
.
.


'Ayo, Vi. Kita ke kamar…. Aku rasa kamu memang cantik. Kebahagiaanku bila bisa bercinta denganmu, sepuasnya….." Tutup Panjul yang langsung berdiri dan menggandeng erat tangan Vivi.
.
.
..
.
.
.
.




Chika yang merasa permainan antara Vivi dan Panjul sudah terasa panas ingin menyudahi dare terhadap dirinya dan dia menekan aplikasi itu.

.

"Yaaah, Ary sayang. Gapapa kan aku bilang ini?" Sembari Chika menunjukkan layar hape tentang tantangan apa yang didapat.

"Gapapa, sayang. Kamu aja gak putusin aku setelah aku kirim foto Lala lagi di atas badan aku." Ary mengangguk meski entahlah bisa dibilang kelainan atau apa merelakan pacarnya sendiri merayu hal yang jorok pada lelaki lain. Walaupun balik lagi, mindset mereka ke Bojong Koneng ini tak lain untuk sex party sih memang.

"Kak, Panjul. Nanti abis ML sama Kak Vivi pokoknya kakak harus bisa muasin aku juga. Bodo amat aku harus puas. Kalau aku kecapean abis main sama Ary, gapapa kak. Hajar aja badan aku sampe aku pingsan. Heheheh. Tapi pake nafsu aja ya, kak. Jangan pake perasaan. Nanti klo kakak baper kan aku yang gak enak. Hehehe, canda baper."

"Huahahaha, blak-blakkan banget Chik…. Iya, ada waktunya kok. Tapi setelah kamu diperawanin Ary dulu ya. Aku mau pindah kamar buat Ekse Vivi dulu yaaaa….
.
.
.
.

Ary menunjukkan hapenya ke Chika dan mengetahui hal itu Chika langsung nyuruh Ary menutup matanya sampai dia suruh melek kembali. Tentu saja hal ini dimanfaatkan Chika untuk kemudian melepaskan celana Ary dan melakukan 1 hal. Chika nyepongin pacarnya!!!!
.
.
.
.
.
.
Panjul pun bergegas keluar dari kamar Ary & Chika dengan merangkul Vivi. Hal ini dilakukan atas permintaan Chika sendiri yang tak ingin dilihat ketika sedang bercinta dengan pacarnya. Dan hanya berjarak beberapa langkah saja untuk memasuki kamar mereka di sisi barat.

Cklek, blam…. Pintu kamar sudah tertutup. Segera saja bibir lelaki yang berusia lebih tua 9 tahun menemui lawan sepadan. Bibir Vivi mampu mengimbangi cumbuan saat tubuhnya mulai merapatkan ke badan lawan mainnya. Semakin rapat pagutan mereka yang semakin menggelora nafsu yang membuncah di hati. Bibir Panjul mulai mengecup hidung Vivi dan membuat nafas sang perempuan 19 tahun ini mulai memburu waktu ditutup dengan kecupan di kening Vivi. Pipinya Vivi mulai memerah karena perlakuan seperti ini baru dialaminya dan dia merasa sangat nyaman dengan cumbuan dari Panjul.

"Mmmmmmhhhhh cupppphhhh…." Vivi melenguh dicipok lagi.

Kembali mereka berpagutan yang tidak hanya memainkan bibir, namun lidah keduanya bertengkar dan kadang bibir bagian bawahnya digigit manja oleh Panjul.

Tangannya mulai memijat, meremas hingga mencubit pentil Vivi yang juga belum terlalu mencuat. Hanya saja lingkar areola Vivi tidak secerah Chika yang memang lebih putih kulitnya. Dan pentilnya Vivi tidak berwarna pink, tapi masih kemerahan dan sangat menggoda untuk dihisap lawan mainnya.

Raungan Vivi terdengar mulai keras setelah tangan Panjul membelai payudaranya. Sentuhan manja dan lembut menjadi remasan penuh libido tinggi dari sang pria. Kepala Panjul agak menunduk untuk mencapai lingkar areola Vivi di payudara kanannya.

"Cupppphhh, slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp."
Terjilati semuanya dengan cara memutarkan lidah dan menyisakan puting Vivi yang tak terbasahi lalu dia lanjutkan dengan menyedot kuat pentilnya Vivi. Kuat namun seperti pekerjaan yang sia-sia karena tak terdapat air susu dari payudara Vivi. Tampaknya dia belum terlalu belajar dari Yona dan senior-seniornya ya g lain meskipun belum hamil tali bisa mengeluarkan air susu.

"Aaaaaaakkkhhh, teruuuuussssskkkhhhh!" Racau Vivi sambil menjambak rambut Panjul. Bukan jambakan yang sadis karena sangat bisa dikontrol kuatnya tarikan pada rambut sang lelaki dan makin menjadi-jadi erangannya ketika payudara kiri yang mendapatkan perlakuan serupa dari Panjul.

Vivi didudukkan di pinggir ranjang lalu Panjul melepas sekaligus celana jeans dan dalemannya. Karena saat ini saatnya merangsang bagian bawah dari Vivi. Sapuan lidah Panjul telah sampai ke area selangkangan Vivi. Dengan posisi terjongkok dan wajah menghadapi selangkangan Vivi yang sudah terbuka sangat lebar. Terhisaplah klentit sebesar biji kacang hijau yang menjadi pusat kenikmatan dari kemaluan Vivi. Panjul menjilati lipatan labia mayora dan kadang menelusup cukup dalam merasakan asinnya cairan lubrikasi alami vagina Vivi. Tangan kanannya Panjul merangsang habis klitoris Vivi sesekali mencubit juga. Dan tibalah lidah Panjul menyapu area antara vagina dengan anus Vivi dimana bagian itu baik bagi pria maupun wanita pasti kelojotan ketika dijilat di titik sensitif ini.

"Aaaaaaakkkhhh AAAARRRRRGGGGHHHH ANJAAAAAY, ENAAAAAKKKHH!!!!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT

Nampaknya Panjul sangat menikmati keluarnya kembali pancuran orgasme dari vagina Vivi. Karena lagi-lagi beberapa mililiter cairan tersebut disantap habis.
.
.
.

"Uuuuukkkkkkkhhhhh, Penuuukkkkkhhh…."

Sudah 5 menit Panjul menerima servis dari Vivi terhadap penisnya dan kali ini dia sedikit memaksakan batang kemaluannya memasuki penuh dalam mulutnya Vivi yang sebenernya tak terlalu lebar. Apalagi memang giginya Vivi sedang dibehel membuat kemungkinan bulu pubis lelaki ini bisa setiap saat tertarik behel.

"Phuaaaaakkkhhhh, haaaah haaah haah. Gak muat kak. Plis, mulut aku gak nampung klo deep throat kayak tadi anjir banget dah ah."

"Maaf ya, Vivi sayang."

"Halah giliran aku mau dientot gini baru bilang sayang dasar buaaaaaaaa yaaaaa, aku mau diapain nih?!?!?!?!"

Panjul menarik lutut Vivi agar badannya berada di tengah ranjang dan kemudian pangkal atas betisnya Vivi diangkat menekuk ke arah tubuhnya yang berada di bawah. Tanpa basa-basi karena tau lawan mainnya sudah sangat basah di vaginanya dan memang sudah tidak perawan meski belum pernah ML, maka…..
.
.
.
.

JLEEEEEBBBB BLESSSSSSHHHH

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"ARRRRRGGGGGGHHHH! Beneran enaaaaakkkhh dientot kontol beneran! Kencengin lageeee!" Erangan Vivi sudah membahana di kamar sebelah barat ini….

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Gilaaaak, masih rapet bangeeeetttthhh gilaaaak! Eengggggghhhh!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak
.
.
"AAAAAAAKKKHHH SAKIIIIIIIT ARYYYYY ADOOOOOOOOOH NGGGGGGHHH AAAAARRRRGGGHHH!"

Baik Vivi maupun Panjul kini saling menatap. Alam bawah sadar mereka sudah mengetahui bahwa beberapa detik lalu kembali seorang member Jeketi yang beneran cantik di kamar sisi Timur sudah terkoyak selaput daranya. Farewell to the Virginity of Yessica Tamara.
.
.


Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Kali ini paha Vivi semakin ditarik ke atas oleh Panjul. Dan tumpuan berat badannya hanya bergantung pada kekuatan bahunya yang menempel seprei putih halus di atas ranjang maksiat ini.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Ngadi-ngadi aja Lo, Kak! NGGGGGGHHH AAAAARRRRGGGHHH AAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKHHHH!!!!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT

Kedua tangan Vivi yang menggenggam tulang kering Panjul sangat kuat. Pentilnya agak mencuat. Vaginanya kembali menyemprotkan cairan hangat, bahkan sampai membasahi selangkangan Panjul. Baik Vivi maupun Panjul sama-sama terpejam. Vivi karena menahan gejolak orgasme ketiganya sepanjang sore ini, dari sisi Panjul dia sangat menikmati cengkraman maut dinding dalam vagina Vivi yang mengejan hebat.

"Faaaak! Enak bangeeeth. Haaaah, haaah, haaaaaah."

PLOOOOP

BRUGH
Badannya Vivi menyentuh kasur seutuhnya.
Lelehan lendir kenikmatan Vivi tetes demi tetes keluar sendiri tertarik gaya gravitasi bumi.

"Udahan, kak? Kan kamu belum keluar. Aku sampe. Untung belom crot juga sih, karena kamu gak pake kondom. Apa aku nanti harus minum pil? Haaaah, haaah, ngoosh ngooshan….."

"Pake pil aja ya."

Badan sang lelaki beranjak menuju tas yang dibawanya dan membawa kembali lubrikan sintetis berbasis air yang akan dipergunakannya kepada vivi.

"Kamu mau nyodomin aku ya?"

"Sekalian ya…."

"Jangan kecewa ya kak, aaaahhhnn….."
Meskipun secara alami vagina Vivi masih banjir, tapi lubang anus Vivi tidaklah licin sampai dalam. Dengan bantuan satu jari yang terbalut cairan pelicin tersebut dimasukkanlah ke dalam lubang pembuangan Vivi. 2-3 kali seperti itu agar yakin jalannya penis ketika akan anal sex tidak menyakiti Vivi. Ketika sudah dirasa cukup tube pelumas itu dilemparkan sembarang tempat.

"Siap ya, Vivi sayang. Ngggggghhh!!!!"

JLEEEEEB

"Lhoh, Vi? Kok kayak….."

"Kan aku bilang, aaaahhhnn. Jangan kecewa klo udah gak perawan juga bool aku, Kak. Adik aku gak ngentotin memek aku, tapi demen nyodomin aku tiap bulan, dia pake kondom biar licin. Mentokin ajaaah plisss…."

BLESSSSSSHHHH



Sedari tadi posisi bercinta Vivi dan Panjul menikmati gaya anjing kawin ini. Hanya saja anus Vivi kali ini terasa lebih sesak.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Ayo donk, buruan crooot Kaaak Panjjjjjj. Ngggggghhh aaaaaahhhnnn……"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Tetep enak Viviiiii. Huuuuuffffhhhh. Aaaaaaakkkhhh."

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Sodokan demi genjotan makin cepat intensitasnya. Dan sang lelaki mulai merasa pergerakan penisnya di dalam anus Vivi mulai hilang licinnya dan ini bisa menimbulkan kelecetan pada jalan keluar kotoran tersebut.

PLOOOOP

JLEBBBBBB BLESSSSSSHHHH

Vivi agak setengah berjongkok sekarang sambil bobot tubuhnya ditumpukan pada kedua lengannya yang jatuh lurus ke kasur. Hal ini dilakukannya karena mengimbangi penis Panjul yang kembali memasuki vagina Vivi.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aaaaaaakkkhhh ngggggghhh teruuuuussssskkkhhhh…."

Plak plok plak plok plak
.
.
"CHIKAAAAAAARRRRGGGHHHH KAMU JUARAAAAAAKKKKHHHH!"

"ARYYYYY, ENAAAAAKKKHH AKOOOOOOOH! AAAAAKKKKKHHH!"

Keras sekali hempasan badai orgasme dari Chika dan semprotan ejakulasi dari Ary seakan mengaburkan kenyataan bahwa ada orang lain di bangunan villa ini cukup membuat Vivi dan Panjul merasa senang. Dan memang dari kamar sisi barat jadi sempat terdiam karena teriakan persenggamaan sekasang kekasih dari kamar seberang itu.
.
..
Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Adoh, kak Panji sayanggghh plis crotttin akoooh. Gak tahan aaahhnnn….. "

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Yak, aku bentar lagi Vi!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Barengin KAAAKHHH. Aaaaaaakkkhhh. UUUUUKKKKKKKHHHHH AAARRRGGGHHH!!!!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT
Plak plok plak plok

"Memek kamu enakkkh bangeeeetttthhh. Uggghhhh…..

CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT

Delapan kali semorotan besar lelehan sperma Panjul menghangatkan rahim Vivi diikuti dengan tetesan kecil yang ikut masuk karena Panjul memijat penisnya agar spermanya tumpah semua ke dalam goa yang sangat hangat ini.

Lelehan sperma dan lendir orgasme sangat meluber hingga keluar dari kemaluannya Vivi.

PLOOOOP

BRUGH

Tubuh Panjul roboh juga di sisi kanan Vivi dan langsung saja tubuh Panjul dirangkul oleh tubug polos menggoda khas Vivi ini.

"Terima kasih ya, Kak Panji. Aku selalu pengen ngentot beneran. Dan yang barusan jelas surga dunia bagi aku… Haaaah, haaah, haaah….…"

"Makasih ya, Vivi. Beneran enak banget kamu tuh. Fyuuuh, haaah, haah. Hmmmm mau istirahat dulu atau kamu mau nyobain ML sama Ary?"

"Emang kakak mau nyobain Chika juga?" Badan Vivi dirapatkan dalam dekapannya Panjul agar keningnya tertempel di dagu lelaki di depannya.

"Nggak sih. Klo aku ngentotin Chika nanti Ary minta ngewe sama Viny gimana? Dah lah, jangan sentuh pacar temen sendiri."

Persetubuhan mereka selesai pada pukul setengah 9 lalu mereka berdua mandi namun sudah tidak lagi bersetubuh kembali karena Panjul mandi di bawah pancuran shower dan Vivi berendam di bathtube. Dan malam itu sudah berakhir bagi pasangan ini pada pukul sembilan ketika mereka terlelap hanya berbalutkan pakaian tidur tipis tanpa underwear dan saling berangkulan.
.
.
.
.
.
.
.
Mari sama-sama memfokuskan perhatian kita kembali ke 90 menit sebelum Panjul dan Vivi terlelap dan melihat apa yang terjadi di kamar sisi timur. Itu kan yang kalian tunggu bagaimana akhirnya Chika akhirnya melakukan perbuatan dosa itu?
.
.
.
.

Memang kenyataannya Chika dan kekasihnya sedang melakukan sitting 69. Pertama kali dalam hidupnya seorang Yessica Tamara rongga mulutnya dimasuki oleh penis lelaki. Dia sangat menyukai menikmati karena perbuatan doa ini dilakukan bersama orang terkasih. Ary juga sangat semangat menjilati vagina pink merekah namun masih terlihat segaris karena terdapat selaput dara di dalamnya.

"Uggggggghhhhhhhh, Ummmmmmhhhhhh….." Suara Chika tertahan dengan penuh mulutnya yang mana dia memaksa kemampuan memasukkan semua kemaluan pacarnya, ternyata bisa masuk semua….

"Slurrrrppp mmmmmmhhhhh slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp…." Ary sangat lahap menikmati vagina rasa segar dan semakin basah oleh cairan pre-cum yang secara alami keluar dengan sendirinya semakin dirangsang oleh lidah dan sedotan liar.

"Hoooeeekkk, NGGGGGGHHH AAAAARRRRGGGHHH AAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKHHHH!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT

Terengah-engah nafas Chika dan mulai terasa pusing karena posisi kepalanya lebih bawah daripada bokongnya. Sejak dia orgasme karena servis oral dari sang pacar dari situlah penis Ary terlepas tak lagi dikulum Chika. Rasa yang sangat nikmat kan, ketika kita merasakan dahaga di kerongkongan terbasahi oleh lendir orgasme dari seorang perawan cantik seperti Chika.

"Glek glek glek, seger banget 'kencing' kamu sayang….." Ary merasa sudah berada di track yang benar dalam persetubuhannya dengan Chika.

BRUGH

Nafas memburu penuh nafsu dari Chika dengan dada yang tak terlalu besar mengembang-kempis sesuai irama detak jantung. Ary pun memberi kesempatan untuk pacarnya sekedar mengumpulkan stamina dan tekad penuh untuk melakukan aktivitas seksual karena apa yang sudah dilakukan nantinya tidak mungkin bisa dikembalikan lagi.
.
.
.
.
10 menit selanjutnya.
Sreeeeekkk sreeeeeeeeek

Dengan nakalnya Ary hanya sekedar menggesek-gesekkan penisnya di atas belahan vagina Chika 3-4 kali. Semakin basahlah kemaluan Chika dan membuat otak Chika jadi tidak karu-karuan menerima petting dari kekasihnya.

"Udaaaah Ary Sayang! Buruan masukin….."
Dengan bibir bawah yang sengaja digigit dan tatap dan kedipan manja Chika semakin menggoda partner sexnya.


Kedua paha Chika direntangkan selebar-lebarnya oleh sang kekasih. Merasa dalam daerah kekuasaannya penuh menyebabkan Ary bisa mengendalikan permainan di awal mula entah kemudian Chika bisa membalikkan keadaannya, ya kita nantikan saja.

Kepala penis Ary mulai menelusup ke dalam labia mayora kemaluan Chika. Perlahan tiap detiknya diturunkanlah penis Ary mili demi mili. Dan tersentuhlah dinding kesucian Chika.

"Tahan ya, Sayang….. Uggggggghhhhhhhh!"

KRIAAAAAAAAKKH

"Yiaaakkkhhhh!" Chika mulai teriak ketika kepala penis Ary sudah menerobos dinding Vaginanya.

JLEBBBBBB BLESSSSSSHHHH

"AAAAAAAKKKHHH SAKIIIIIIIT ARYYYYY ADOOOOOOOOOH NGGGGGGHHH AAAAARRRRGGGHHH!"

Teriakan inilah yang terdengar oleh Vivi dan dan Panjul di kamar sebelah. Karena dalam sekali hentakan, setelah memastikan kepala penisnya menembus selaput dara Chika, maka dengan penuh keyakinan masuklah seluruh batang kejantanan Ary.

Yaaah, apa mau dikata member tercantik dari Team KIII yang 2020 ini berusia 18 tahun akhirnya sudah merasakan bagaimana pertama kali keperawanannya koyak, oleh pacar yang sangat dicintainya. Farewell the Virginity of Yessica Tamara.


"Aduuuuh, ngggggghhh. Periiiiih. Mmmmmmhhhhh cupppphhhh….."

Dengan mulut menganga dan air mata mulai keluar akibat sakitnya diperawani. Hal itulah yang menyebabkan Ary kemudian menyosor bibir pacarnya karena Ary menyadari pesan dari Panjul. Ary diberi pemahaman bahwa tidak semua vagina perempuan bisa langsung beradaptasi dengan penis lawan mainnya yang masih baru memasuki liang peranakannya.

Contohnya ketika Viny disodok oleh penis pacarnya, kalau bibirnya tidak disumpal dengan ciuman bibir dari Panjul maka dia akan meraung-raung gak jelas arahnya karena merasakan sakit yang teramat di kelaminnya meskipun lubrikasi disana sudah sangat basah. Dan Ary sudah melumat bibirnya Chika disaat penisnya pun sudah masuk sempurna di kemaluan Chika. Setidaknya cumbuan bibir dari Ary bisa menenangkan dan meredakan sakitnya kemaluan Chika.

"Cupppphhh, mmmmmmhhhhh. Thanks, ya Sayang. Ngggggghhh, udah ga sakit. Ayo lanjutin." Tetesan air mata sudah tak keluar lagi. Malah semakin banyak Saliva yang dihasilkan oleh sepasang kekasih ini karena permainan bibir dan mulut mereka.

"Aku mulai ya….. Hummmmgggghhh!!!!"

Plak plok plak plok plak plok

"Aaaahhnnn, ternyata berbuat dosa itu enakkkhhh…." Chika mengatakan hal ini setelah sodokan penis Ary mulai naik-turun secara perlahan, satu kali hentakan tiap 3 detik.

Plak plok plak plok plak plok plak plok

"Nikmatnya ngentoootinnnhhh pachaaar sendiri…. NGGGGGGHHH!!!!" Mulailah Ary 'mengencangkan sabuk' untuk kemudian mempercepat penetrasi terhadap vagina Chika.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Ary mencoba merapatkan kedua paha Chika agar semakin rapat dinding vagina Chika yang menyebabkan telapak kaki pacarnya memijak dada bidangnya. Sepasang tangan Ary memegang kedua sikut Chika meski kadang dikombinasikan dengan memijat payudara pacarnya.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Ngggggghhh aaaaaahhhnnn AAAAAKKKHHHH ARRRRRGGGGGGHHHH sampeeeeeeeEEEEEEEEEKKKKHHH!!!!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT

"ANJEEEEENG! Gilaaaak Chik! Kedutan memek kamoooo. Ngggggghhh."

Terang saja Ary turut merasakan enaknya saat Chika membucahkan lendir orgasme membasahi dalam vagina pacarnya ini. Karena selain memuntahkan sebanyak selusin kali lebih, otot-otot kemaluan Chika sangat mencengkram penuh sepanjang batang penisnya Ary.

"Haaaah, haaaaaah, capeeekkkkh. Belum selesai ya? Haaaah, haaaah, haaaah…. Mmmmmmhhhhh….." Kembali Chika merasakan bibirnya dikulum hangat oleh Indra pengecap pacarnya disertai dengan remasan manja di payudaranya. Well, nampaknya pasangan Ary & Chika mengikuti jejak pasangan Panjul & Viny yang sangat gemar berciuman ketika sedang bersenggama.




Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Ceweeekkkhh, ternyata bisa berkali-kali ya? Aaaahhhnn….. Ummmmmmhhhhhh. Aaaaaaaaaaaah. Kencengin genjotannya Ary sayanggggghhh!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Keluar bareng yaakkk, Chikacaaaauuu sayanggghh!!! Kamu gak subur kanannnn, ngggggghhheheeek enak banget memek kamooooh!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Gak thauuu aku, yanggghhh. Terserah kamu mau keluar dimanaaaarrrrggghhh!!!! Pokoknya tanggung jhawhaaab klo akhoooh hamiilll…. Aaaarrrrrgggghhhh bentar lagi AKOOOOH!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"CHIKAAAAAAARRRRGGGHHHH KAMU JUARAAAAAAKKKKHHHH!"

CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT
AKOOOOOOOH! AAAAAAAKKK




Sudah hampir 15 menit vagina Chika terobok-obok dari bawah oleh penis pacarnya. Hanya satu gaya saja nampaknya sampai pasangan ini mendapatkan klimaksnya karena ternyata Ary menyadari bahwa pacarnya sudah mulai ketagihan seks.

Plak blub plok blep plak blub plok blep plak blub plok blep plak blub plok blep

Hentakan bokong Chika berpadu dengan genangan air hangat bergelembung sabun menambah syahdu persetubuhan mereka.

"Mmmmmmhhhhh cupppphhhh….." Diawali dengan senyum menyeringai memperlihatkan deretan gigi mungil dan senyum yang nampak gusi lalu bibir tipis Chika mengulum dan mencium bibir tipisnya.

Plak blub plok blep plak blub plok blep plak blub plok blep plak blub plok blep

"Janganhhh terlhalu hyper, sayanggghh. Kontol akooh cuman satuuu. Ngggggghhh….

Plak blub plok blep plak blub plok blep plak blub plok blep plak blub plok blep

"Bodooo amaatthhh yanggghhh! Ngentot enaaaaakkkhh seeeeeeh…. Aaaahhhnnn…."

Plak blub plok blep plak blub plok blep plak blub plok blep plak blub plok blep

"KELOAAAAR AAKOOOOOH! NGGGGGGHHH AAAAARRRRGGGHHH AAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKHHHH!!!!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT

CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT

Terdapat perbedaan yang lumayan signifikan kali ini ketika hanya 5 kali semburan sperma Ary menyeruak ke atas menuju liang peranakan ya Chika dan sang perempuan ini memuncratkan cairan orgasmenya lebih dari selusin dalam dua kali kesempatan klimaks dalam waktu berdekatan.

"Aku nyerah, Chik! Plis jangan minta ngentot lagi malem ini. Lemessshh."

"Iya sayang. Aku dah puas kok. Besok pagi lanjut ya?"


Tiada hal menarik yang bisa diceritakan setelah sepasang kekasih ini beradu kelamin. 10 menit setelahnya mereka mengeringkan badan, minum air mineral dari pabrikan yang kemarin baru kebanjiran karena stoknya berada di kulkas dan 2 botol beling yang diambil itu dihabiskan isinya oleh masing-masing karena dahaga mereka sudah meronta. Selanjutnya mereka terlelap dan saling berangkulan hingga pagi.
.
.
.
.
.
.
.
Rabu esoknya pukul enam pagi. Akibat kamar sisi timur tak terkunci, masuklah sepasang penghuni dari kamar sisi barat.

"Yang kenceng kaaaakkkkkhhh, biar mereka bangunnnn. Aaaarrrrrgggghhhh!!!!"




Dari posisi ini sang lelaki yang harus aktif melakukan penetrasi ke dalam vagina Vivi yang berada di atas selangkangannya. Dan juga Panjul dengan bebas bisa mengenyot pentil Vivi berwarna cokelat cerah itu.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"VIVI! MEMEK KAMU LEGIT BANGET SEEEEEH! Cupppphhh. Nyoootttthhhh!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"AAAARRRRRGGGGHHHH, CHIKAAAA! AYO BANGOOON! NGENTOT LAGEEE DOOONK!!"
Memang disengaja baik Panjul maupun Vivi mengencangkan suara mereka dan terang saja baik Ary maupun Chika kaget lalu terbangun….

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Kak Panjiiiaaarrrgggghhhh! Dikit lagi akuuuuuuh. Aaaahhhnnn. Sedot terus tetek akuuu…..….!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"HIYAAAAAAKKKKHHHH AAAARRRRRGGGGHHHH ANJAAAAAY ENAK BANGET NEEEEH, CHIKAAAAAAARGGHH!!!!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT

Lendir kenikmatan orgasme dari Vivi sudah kembali meluber karena vaginanya masih tertancap sempurna oleh penisnya Panjul.

Melihat live show yang berada di depan matanya langsung membuat Ary sangat menginginkan tubuh Vivi.

"Aku tau kok, kamu pengen ML sama Kak Vivi kan?" Chika memandang pasangannya dengan sebuah cengiran menantang.

"Kok kamu bilang gitu sih, sayang? Nggak kok…."

"Kamu sama kak Vivi, nggg…. Aku….?"

"Oooh, kamu mau swinger? Tukeran gitu? Terlalu jauh klo kita ngelakuin itu." Ary mengingatnya pasangannya kalau melakukan ses swinger macam ini bisa membuat ketagihan dan tidak sehat juga dalam sebuah hubungan.

"Aku janji, ini yang pertama dan terakhir aku ML sama selain kamu."

"Makasih ya, Chika sayang. Cupppphhh…"
Ciuman pun diberikan kepada Chika yang memperbolehkan terjadinya swinger sesaat lagi.
.
….
.
.
Ary beranjak dari kasur melepaskan pakaian tidurnya lalu berjalan 3 langkah menuju kursi tempat Vivi masih mengambil istirahat setelah orgasme dengan penis masih tertancap di vaginanya.

"Vi, ayok ikut gw. Gw mau make elu." Ary memegang tangan Vivi dan mengedipkan matanya sebagai sebuah tanda kalau Ary menginginkan badan Vivi.

"Gak mau gw weh, masa gw ngentot sama pacar sahabat gw sendiri. Itu kan Chika ada."
Vivi berusaha melepaskan tarikan tangan Ary.

"Wey, jangan kurang ajar donk. Gw blom crot di memeknya Vivi pagi ini…." Panjul pun protes karena penisnya masih belum mengerucut sejak mendapatkan sinyal kuat di pagi hari yang membuat kontolnya ngaceng.

"Ya tapi kan Lo dah crot di memeknya Vivi semalem kan? Gak mau nyoba memek cwe cantik yang di ranjang, bang?"

"Jangan gila deh Ry, masa lu nawarin cwe lu sendiri buat gw ewe?"

"Pertama dan terakhir, bang. Tenang, karena gw gak saling kenal sama Kapini ya gw gak bakal ngapa-ngapain dia."

"Seriusan deh Ry. Lo yakin?" Panjul menanyakan untuk sebuah ketegasan sikap.

"Iyaa. Dia juga mau kok. Yok Vi, kita main di ranjang…."

"Ah elah, cwe emang selalu kalah sama Cowo sange."

PLOOOOP

Vivi berjalan mengikuti Ary ke ranjangnya. Dan Chika pun mempersilakan sahabatnya ini untuk ditiduri oleh pacarnya. Lalu Chika menghampiri Panjul.

"Gapapa kak klo ML sama aku without consent. Pake nafsu aja kak. Cupppphhh mmmmmmhhhhh cupppphh….."
Dengan dimulainya ciuman di bibir antara Chika dengan Panjul maka dimulailah sesi swinger pada pagi hari.

"Ary sayang, aku sama kak Panjul main di kamar sebelah ya…. Have fun ya, Vi. Pacar aku enak kok, udah jago dia."

"Terserah lu dah, Chik. Dalem sehari semalem gw bakal nyoba kontol kedua. Aaahhnnn...." Ujar Vivi yang payudaranya sudah dihisap oleh Ary.

Dengan ludahnya sendiri dia membaluri batang penisnya yang sudah ngaceng dari tadi untuk kemudian berbaring diposisikan badannya berada di bawah badan Vivi. Dan memberikan kesempatan pada perempuan ini menguasai pergulatan nafsu. Vivi sengaja membelakangi wajah Ary karena di hatinya tetap merasa tak enak hati karena bercinta dengan pacar sahabatnya sendiri meskipun hal ini atas seizin Chika.






JLEEEEEBBBB BLESSSSSSHHHH

"Ngggggghhh aaaaaahhhnnn….. Ryyy, iyaaaaaaaaaakkkkhhhhh remes tetek gueeeh!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"10 hariii, gw bisa ngentoootinnnhhh 6 memeekkkh. Aaaaah. Goyangin pantat lu, Vi!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Anjiiir, kontol lu enaaaaakkkhh! Sunat Lo ya ternyata aaaaakkkhhhh!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Anjiiir, masih rapet banget memek lo Vi. Tokettthh loo, enak digrepe!!!! Arrrggghhh!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok





Tubuh Ary bangun dari pembaringannya dan dengan kekuatannya sebagai seorang lelaki, Ary otomatis mengangkat tubuh Vivi juga. Lalu kakinya dilipat dan membiarkan Vivi tetap berada di atas penisnya. Tapi rangsangan dari telapak tangan Ary tidak berpindah dari kedua payudara Vivi yang berukuran sedang dan sedang ranum-ranumnya.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aaaaah, faaaak! Enaaakkkhhh! Geli aaah leher gw, jangan ditiuuppp, AAAAKKKKH! Jangan coba-coba cipok gueeeh! Aaaahhnnn"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Woleessshh, bibir gw buat Chikuuyy. Ngggggghhh yok keluar bareng, Vi!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT

"LHOH? Kok Lo dah sampe, duh gila jepitan memek lo, Vi….."

Ternyata klimaksnya Vivi mendahului Ary.

"Tenang, haaaah haaah. Gw tanggung jawab. Capek gw, jangan entot lagi. Gw sepong aja ya…."

Langsung saja Ary berdiri di atas ranjang dan Vivi memasukkan dengan penuh semua penis Ary untuk melakukan deepthroat….

"Udah biasa nyepong adek lu ya? Aaaah. Jago sih lu…."

"Hoeekkkhh, Kontol Lo lebih berurat Ry daripada adek gw." Vivi tak hanya mengulum batang penisnya Ary tapi juga memasukkan testisnya ke dalam mulut mungil Vivi yang tak bisa terbuka lebar karena giginya dibehel.

"Sepong lagi, Vi. Gw dikit lagiii! Telen ya nanti…. Aaaah…." Ucap Ary yang lantas dituruti Vivi dengan kembali memasukkan penis Ary ke dalam mulutnya.

"Glukk uggghhhh Eengggggghhhhh…."

CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT

"GLEEEEK GLEEK GLEK. Haaaah, haaaah, haaah. Mweeeek, nih liat. Gw telen semua…."

BRUGH

Vivi ambruk di ranjang dan diikuti oleh Ary yang rebahan. Keduanya terlelap setelah permainan swinger di kamar sisi timur. Penting untuk Ary agar segera tidur agar tdiak overthingking terhadap pacarnya yang sedang bercinta dengan temannya sendiri.
.
.
.
.
.
.
Di kamar sisi barat. Mundur waktunya sesaat Chika memasuki kamar Panjul.

"Aku mau pup dulu, kak. Mules…."

"Eh, iya. Di kamar mandi ini ada bathtube. Sekedar info aja."

"Wah, main di kamar mandi lagi?"

"Lagi? Kamu sama Ary semalem main di Jacuzzi? Enak ya, yang mesen kamar milihnya yang ada Jacuzzi."

Mereka berdua memasuki kamar mandi dan Chika melepaskan pakaian tidurnya.




Panjul mulai menyalakan air hangat yang keluar dari kran dibatas bathtub lalu berendam disana. Dan Chika menuntaskan hajatnya masih di ruang yang sama.

10 menit kemudian Chika sudah merasa bersih saluran pembuangannya dan membersihkan vaginanya juga.

Dengan senyuman terbaiknya yang memamerkan deretan gigi rapih dan kelihatan pula gusi atasnya, Chika memandang lawan mainnya dengan semangat lalu memasuki bathtub menyusul Panjul.

Dimulailah bumbu-bumbu aktivitas seksual yang dinamakan foreplay. Chika tak segan-segan mencium bibir Panjul dan dibalas dengan sentuhan jemari menggairahkan dari Panjul di vagina Chika.


"You're soooo beautiful, dear Chika…. Cupppphhh…."

"Mmmmmmhhhhh, Kak. Thanks."

Chika menginginkan lebih dari sekedar dibelai vaginanya. Lalu dia benar benar-benar mengangkat tubuhnya kembali dari rendaman air hangat yang telah dipenuhi oleh bisa sabun cair. Bokongnya didudukkan pada pinggir bathtub. Dan kepala Panjul sudah siap menyantap vagina Chika yang berada di depannya sekarang.

"You're soooo beautiful, dear Chika…. Cupppphhh…."

"Mmmmmmhhhhh, Kak. Thanks."

Chika menginginkan lebih dari sekedar dibelai vaginanya. Lalu dia benar benar-benar mengangkat tubuhnya kembali dari rendaman air hangat yang telah dipenuhi oleh bisa sabun cair. Bokongnya didudukkan pada pinggir bathtub. Dan kepala Panjul sudah siap menyantap vagina Chika yang berada di depannya sekarang.



"Slurrrrppp slurrrrppp slurrrrppp" Hanya dengan sapuan lidah yang menari keatas-bawah sesuai dengan garis vagina dan kemudian menelusup sedalam-dalamnya lidah sang lelaki ke dalam vagina Chika.

"Aaaaakkkhhhh, kak!"

"Slurrrrppp slurrrrppp gak cuman wajah, memek kamu juga bersih banget tanpa bulu gini. Slurrrrppp slurrrrppp."

"AAAAKKKKH, udah kak! Nanti aku nyampeeeekkhh…."
.
.
Chika menurunkan bokongnya dari pinggir bathtub yang berada di bibir jendela dengan pemandangan alam perbukitan Bogor di luar villa. Chika nampaknya sudah tau dia menginginkan apa lagi karna dia sudah setengah berjongkok di bagian kepala bathtub.

Panjul membasahi penisnya dengan ludahnya dan menyentuh sedikit bibir vagina Chika yang memang mulai terlubrikasi secara alami sedari tadi.

Penisnya Panjul menyasar ke lubang Chika yang masih belum dijebol pacarnya dan ketika kepala penis itu menyentuh lubang tersebut lalu agak ditekan sedikit dengan tangan Panjul menahan pantatnya Chika.…..

"Eeeekkkhh, kak! Jangan ngadi-ngadi deh! Jangan anal aku! Atau aku gak mau dientotin kakak!"



"Iya, oke. Maaf, Chika cantikku…."

"Gombal ah, pake bilang aku cantik…."

"Padahal Chika cantik itu kan fakta…. Ok, aku entotin kamu ya….. Uggggggghhhhhhhh!!!!"

JLEBBBBBB BLESSSSSSHHHH

"UWAAAAKKKHHH! Duh, penisnya penuh Kak!

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Gilaaaak, impian semua wota nih bisa ngentot sama member cantik kayak Yessica Tamara! Enak gini memek kamu, Chik! Aaaaaaaaaaaah!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Penis kakak, beneran nikmattthhh! Kencengin, Kak! Aaaaaahhhnnn…."



Tidak banyak berubah posisi badan Panjul terhadap tubuh Chika. Masih seperti anjing kawin. Hanya saja tangan kiri Panjul menumpu pada bathtub agar bokong Chika tak terlalu terbebani pegangannya.

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Kaaak, jangan ketagihan sama AKOOOOH! Aaarrrggghhh!!!!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Dengan meningkatnya kecepatan penetrasi pada vagina Chika membuat area pinggul Panjul mulai goyah.

"Gilak, Chik. pege nihl!!! Ganti gaya……"
.
.
.
Chika mengerti keadaan lawan mainnya yang sudah tertatih dan malah semakin melambat sodokannya.

PLOOOOP

"Kakak duduk di pinggir jendela aja. Biar aku di atas kakak."

JLEBBBBBB BLESSSSSSHHHH

"Juaraaaak memek kamu, CHIKAAAAAAARGGHH!!!!"




Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Chika sangat gencar menyerang penis Panjul yang masih saja tegak. Gerakan naik-turun hingga memutarkan pinggul Chika lakukan semua.

"Aaaaah, kakak juga jago iiih. Udah setengah jam lebih kakak blom keluar. AAAAKKKKH…."

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Weits Gilak, kamu juga blom nyampe ya? Edan emang stamina member K3! Aaaaaaakkkhhh!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Aku dikitthhh lageee kaaaakkkkkhhh! Barengin yaaaaaaah!"

Plak plok plak plok plak plok plak plok plak plok

"Kapan lagi ngentoootinnnhhh member paling cantik se-jeketi? Ngggggghhh."

CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT CROOOOT CROOOOOT

"KYAAAAAAAAAAKK ARRRRRGGGGGGHHHH SAMPEEEEEEEEEEEEEEEEKKKKHHH AAAAAKKKHHHH!"

CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRRTTT CRRRTTTTT CRRRTTTT CRRRTTTTT CRRRTTTTT

"Kaaakh, haaah haaah haaah. Makasih bangheetthh. Akuuuh puasssh. Cuppph, mppphhhh…."

Kecupan Chika menutup sangat nikmat perbuatan dosanya terhadap lelaki yang bukan pacarnya itu. Ditengah cairan intim kenikmatannya beradu dengan campuran sperma yang meledak di dalam liang vaginanya.

Mereka lalu turun ke dasar bathtub dan menikmati genangan air hangat bercampur wangi aromaterapi yang semerbak di kamar mandi mewah villa. Lebih dari satu jam mereka berendam sembari memulihkan tenaga kembali karena siang ini juga mereka harus kembali.

Sang lelaki sudah benar-benar tertidur kemaluannya meskipun beberapa kali sang perempuan menggerakkan tangannya naik-turun di batang penis tapi tak membuatnya tegak kembali karena sudah kosong tumpah ruah di kedua vagina, Vivi dan Chika.
.
.
.
.

.
.
.
Sekitaran jam 11 mereka check out dari villa dan makan lagi di resto di dalam kawasan Edensor itu sebelum perjalanan pulang yang sebenarnya gak terlalu lama juga sih. Tapi isi perut diperlukan karena pihak pria sudah kosong isi testisnya dan pihak wanita yang terisi kan bukan lambungnya, tapi rahimnya jadi anget selama 16 jam terakhir.
.
.
.
Perjalanan pulang giliran Panjul yang berada di kursi kemudi ditemani oleh Vivi yang sudah terlelap karena masih lelah rupanya. Tapi lelapnya Vivi hanya bertahan 35 menit sebelum dia terbangun karena suara berisik dari deret kursi tengah.

"Buset Lo pada bisa-bisanya ngentot di mobil." Vivi nyemprot ke arah Ary yang selangkangannya sedang diduduki oleh Chika.

Karena suatu alasan baik Chika maupun Ary akhirnya kembali bercinta karena mobil masih jauh dari memasuki daerah rumahnya Chika.

"Ya abisnyaaaah, aaaakkhh. Kak Dhea ngechat Ary sih. Gw baru buka hapenya…. Niiih rasain jepitan memek aku yanggghhh. Aaaaahhhnnnn…."

plak plok plak plok plak plok plak plok plak

.
.
.
Dan bila ingin mengetahui apa isi chat dari Dhea...



.
.
.
To be continued.........
 
Terakhir diubah:
Silakan menikmati 12.300 kata & 65 mulustrasi di atas.
.
Setelah berantakan dari dinihari, jam 8 pagi ini kisah diatas sudah beres (sinkron antara tulisan & gambar).
.
Silakan jempol atau apapun bila dirasa bagus cerita di atas. Dikomentari juga kuy... .
 
Terakhir diubah:
Akhirnya apdet lagi dan seperti biasa selalu bikin panas :hore:

Ditunggu kelanjutannya wkwk
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd