Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Aku bukan siapa siapa (NO SARA)

Episode 2 : KETERPURUKAN


PLAAAAAAKK
"ANAK IBLIS!!!!! siapa yang mengajarkan kamu berbuat seperti itu!" maki ayah pram

"kenapa pah?" kata pram tanpa rasa bersalaha

"seperti tidak berdosa kau tanya kenapa? Lihat ini!" kata ayah pram sambil menunjukkan vidio di layar tab nya

Pak baskoro yang merupakan ayah pram pun memberikan sebuah vidio berita yang berisi tewasnya irawan dan para karyawan yang bekerja disana. Walaupun dalam berita itu masih belum diketahui siapa tersangkanya namun para tangan kanan pak baskoro mengetahui adanya keterlibatan pram dalam aksi perampokan dan pembunuhan itu.

"apa hubungannya denganku pah? Kan bukan aku tersangkanya,, lagian kan belum ketemu itu tersangkanya,, itu memang kasus besar dan aku juga tidak suka dengan dia tapi bukan berarti aku tersangkanya kan" kata pram berusaha mengelak

"masih saja kau bohong,, tangan kanan papa dari kepolisian sudah mencurigaimu sebagai pelakunya?" kata pak baskoro yang semakin kesal dengan tingkah anaknya

"apa buktinya?" tantang pram

"ini" kata pak baskoro menunjukkan bukti paling kuat
"ini mobilmu, papa tidak pernah mengajarkan kau berbuat sesadis itu apalagi membunuh orang" lanjut pak baskoro

"lalu kenapa? Toh mereka sudah menang kan pah? Tender itu sudah jadi milik dia" kata pram

"kalo kau ingin menang dari persaingan bukan begitu caranya, jujur, disiplin, dan tangguh. Bukan kau habisi semua nyawa mereka" kata pak baskoro dengan nada tinggi

"................"

Lama perdebatan antara ayah dan anak yang terjadi membuat ibu pram khawatir dengan reputasi ayahnya sebagai menteri di negara ini. Dan jabatannya sang istri yang sebagai pengusaha sukses pun juga terancam bangkrut jika banyak yang mengetahui pram menjadi dalang perampokan dan pembunuhan keji itu.

"kau harus pertanggungjawabankan perbuatanmu pram" kata pak baskoro

"aku tidak mau hidup di kurungan besi selama puluhan tahun pah" kata pram yang sudah kehabisan kata untuk mengelak

"itu konsekuensinya atas apa yang sudah kau lakukan" kata pak baskoro

"aku tidak mau" kata pram

BUUUGH
sebuah pukulan keras melayang dan mendarat dengan keras tepat di pipi kiri pram yang menghasilkan sedikit luka robek di sudut bibir pram.

"papa, gak perlu pukul si pram" teriak ibu pram

"dia perlu diberi pelajaran mah" kata pak baskoro

"tapi jangan dengan kekerasan pah, nanti papa yang terkena hukum" kata ibu pram

"kalo bukan karena ibu mu sudah ku hajar kau nak" kata pak baskoro

Pram yang masih kesakitan memegangi pipinya yang mengeluarkan darah mulai merasa ketakutan dengan emosi ayahnya. Karena dulunya pram juga mengetahui bagaimana sepak terjang ayahnya yang bermain rapi nan cantik dalam menghadapi masalah dengan musuhnya.

Berbeda dengan pram yang ceroboh dan teledor sehingga menimbulkan bukti yang cukup mencolok bagi para intel di negeri ini untuk melakukan penelusuran. Dan disinilah letak kemarahan ayah pram yang merasa reputasinya akan terancam di pemerintahan.

"sekarang serahkan atm, handphone, mobil dan suratnya" kata pak baskoro

"buat apa pah?" tanya pram

"cepat keluarkan!!!" bentak pak baskoro

Pram lalu mengeluarkan semua yang diminta ayahnya itu dan menaruhnya di atas meja. Ayah pram mengambilnya dan berjalan menuju kamarnya. Tak berselang lama pak baskoro keluar dengan membawa sebuah tas jinjing

"pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali dihadapan papa!!!" usir pak baskoro

"tapi pah?"

"pergi dari rumah ini atau kau masuk penjara seumur hidup!" kata pak baskoro

Pram yang masih shock pun mengambil tas itu lalu masuk ke kamarnya untuk mengemasi pakaian yang akan ia bawa. Beberapa menit kemudian pram keluar dengan tas jinjing dan ransel yang ia bawa. Dengan langkah berat pram berjalan menuju pintu rumahnya. Sang ibu dan adiknya pun mengantarkan pram keluar dengan tangisannya.

"ini mama ada uang 10juta untuk modal kamu usaha dan hidup diluar sana nak, jangan kau habiskan uang ini" kata ibu pram sembari memberikan sebuah amplop coklat

"iya mah, pram minta maaf untuk semua kesalahan pram mah, pram akan buktikan ke papa kalo pram juga bisa berhasil disana" kata pram

"iya nak, jangan kau ulangi lagi perbuatanmu itu, papa sudah sembunyikan semua identitas mu nak, termasuk bukti vidio itu tapi tunjukkan ke papa kalo kau bisa lebih baik dari papa mu" kata ibu pram

"iya ma, aku akan menjadi orang yang lebih baik lagi dan berguna bagi semua orang" kata pram

"jaga diri kakak ya" kata adik pram

"iya dek, kalo kakak udah punya hape pasti akan kasih kabar ke kamu dan mama kok" kata pram

"oiya kak, di amplop itu ada nomer hape aku dan mama,, kali aja kakak lupa sama nomer kita" kata adik pram

"hehehe makasih ya dek" kata pram

"jangan lupa kirim kabar ya nak" kata ibu pram

"iya ma, pram pergi dulu ma,, sampaikan maafku untuk papa ya" kata pram

"iya nak"

"iya kak"

Dan petualangan pram pun dimulai, dilembaran baru ini kini pram yang menentukan langkahnya akan menjadi seperti apa. Setelah berjalan tanpa arah. Hingga akhirnya dia berada di sebuah terminal terbesar di kota itu.

"kemana aku akan melanjutkan hidup?" kata pram melihat bus yang terparkir menunggu penumpang
"sudah disini tinggal menentukan mau kemana? Jogja? Bandung? Surabaya?" lanjut pram

Sementara itu ayah pram menghubungi kepala satuan intel di negeri ini yang menjadi tangan kanannya dan sedang menangani kasus perampokan dan pembunuhan terbesar yang menghebohkan seluruh warga negeri.

"buat berita kematian tentang anakku, besok aku akan ada di rs untuk mengurus kematiannya dan membawa peti kosong" kata pak baskoro

"lalu apa indikasi kasus pembunuhan ini pak baskoro?" kata pria di seberang telpon

"buat saja itu teroris yang melakukan perampokan ke dua pengusaha hebat untuk rencana pengeboman" kata pak baskoro

"hmm jadi begitu, baiklah akan saya atur berita itu muncul di berita dan media sosial,, lalu kemana sebenarnya anak anda pak baskoro?" kata pria di seberang telpon

"entahlah, satu jam yang lalu dia sudah saya usir dari rumah ini,, dan berita kematiannya adalah cara yang aman untuk saat ini" kata pak baskoro

"lalu bagaimana jika dia kembali ke rumah anda pak baskoro?" kata pria di seberang telpon

"belum saya pikirkan, yang jelas saat ini berita kematiannya adalah jalan terbaik untukku,, tapi jika ia kembali ke rumah ini akan saya atur nanti" kata pak baskoro

"baiklah kalo begitu, besok pagi akan muncul beritanya di televisi dan internet" kata pria di seberang telpon

Sementara itu disebuah terminal terbesar diibukota pram masih bimbang untuk menentukan tujuannya. Lama ia mengambil pilihan malam itu hingga akhirnya ia sadar jika masih ada rian di kota ini, dan sampai akhirnya ia putuskan untuk menuju rumah kontrakan rian malam itu.

“yan, banguuun"
"gua udah di depan kontrakan lu" kata pram di depan kontrakan rian

“haahhh bang pram, kenapa bang?” Balas rian

Rian terkejut mendengar ketukan dan suara pram yang datang di tengah malam saat itu. Pram sangat percaya dengan rian karena sejak dipalembang rian setia berada di belakang pram. Rian sebenarnya adalah orang yang pendiam dan baik hati.

Dan rian adalah orang yang pertama kali mewanti-wanti dan sedikit menolak ide pram jika akan melakukan sebuah tindakan yang cukup beresiko bagi pram. Namun ia selalu kalah denga sifat keras kepala pram yang sudah sangat ia kenal. Bersyukur bagi pram karena hari ini ia masih bisa tidur di bawah atap.

“Gila lu Bang!! Udah gua kasih tau kan sebelumnya lu bakal ngerusak semuanya! Lu tuh bakal bikin malu orang tua lu bang!” Hardik rian

“Maaf yan, gua tau gua salah dan gua udah nyesel ama semua yang terjadi. Gua udah dibutain sama emosi dan keras kepala gua, Tapi plis, jangan di bahas lagi.” kata pram

“Lu itu panutan gua bang sejak kita di palembang dan sukses bareng disini, makanya gua selalu respek ke lu, kenapa lu jadi gini?? Sadar Bang kalo udah gini lu mau gimana bang!! Gua juga jelas terancam disini sekarang" kata rian

Seperti biasa, kepedulian rian terhadap pram yang sangat besar terus menasihatinya. Pram meresapinya dan berpikir apa yang dikatakan rian ternyata ada benarnya namun tak pernah sedikitpun ia mendengarkannya. Niatnya untuk berubah membuat pram sadar jika dirinya harus menghilangkan sifat keras kepalanya.

"uang hasil rampokan kita masih aman yan?" kata pram

"masih bang" kata rian

"ada berapa?" tanya pram

"ada 3 milyar bang udah gua kasih ke temen-temen yang eksekusi kemarin" kata rian

"oiya gimana nasib mereka semua?" tanya pram yang teringat kawanan mereka saat beraksi.

"belum ada yang ketangkep sih bang soalnya pada lari keluar jawa semua" kata rian

"kalo gitu kita keluar dari kota ini juga aja yan, gimana menurut lu?" kata pram

"gua dari tadi mikir gitu bang, tapi karena ini duit masih ada hak lu jadi gua belum keluar dari sini" kata rian

"yaudah nanti subuh kita berangkat dan pergi dari sini, lu mau kemana?" tanya pram

"gak tau bang, gua juga bingung, kalo lu bang" kata rian

"kemungkinan gua mau ke jawatimur yan, mungkin ke surabaya cari usaha dulu" kata pram

"gua ikut dah bang, gua gak tau mau kemana soalnya" kata rian

"tapi kalo kita berdua di kota yang sama takutnya malah mempermudah polisi cari kita yan?" kata pram

"terus gimana?" tanya rian

"gini deh, lu masih punya giro gak?" kata pram

"ada bang, kenapa emangnya?" kata rian

"gua minta 750juta aja deh, sisa nya bisa lu pake buat hidup dan usaha lu" kata pram

"kok cuma segitu bang? Lagian kan bang pram gak punya rekening?" kata rian

"gua segitu juga cukup kok, jadi gini lu tulis aja tapi rekening tujuannya kosongin, ntar kalo gua udah bikin rekening tinggal gue isi sisanya" kata pran

"oooh gitu, yaudah ini aku tulisin dulu ya bang" kata rian

"sok, silahkan yan" kata pram

"nih bang" kata rian sambil menyodorkan giro yang berisi uang 1 milyar ke pram

"kok 1 milyar yan? Terlalu banyak ini yan" kata pram

"gapapa bang, gua tambahin buat abang,, gua kebanyakan juga kalo segitu" kata rian

"yaudah makasih deh yan, sekarang kita istirahat buat perjalanan nanti" kata pram

"oiya bang dikota baru nanti apa bang pram mau hidup seperti dulu lagi bang?" tanya rian

"tidaklah yan, dikota baru nanti mungkin akan kuubah nama dan karakterku, tidak akan ada lagi pram yang keras kepala dan ceroboh seperti itu disana" kata pram

"lalu apa yang akan bang pram lakukan disana?" tanya rian

"entahlah, yang jelas cari tempat tinggal hape dan motor dulu, setelah itu akan ku tentukan arah hidupku yan" kata pram

"kalo begitu aku akan melakukan apa yang bang pram lakukan,, nama rian tidak akan ada lagi, aku akan memulai hidup baru dengan lebih baik" kata rian

Malam itu pram bercerita tentang semua yang ia alami dirumah dengan ayahnya dan diusir. Kesalahan yang sangat fatal ia lakukan dan rian pun berkali kali terpekik kaget mendengarnya. Tanpa terasa hari sudah malam dan mereka pun memutuskan untuk tidur

Keesokan harinya jam 7 pagi mereka telah bangun dan mempersiapkan barang bawaan mereka untuk pergi dari ibukota dan melanjutkan hidup yang baru. Jam 8 pagi mereka sudah berada di terminal bis. Nampak di mata pram kalau rian masih bingung mau kemana.

"kenapa yan? Kok kayak orang bingung gitu" kata pram

"bingung bang, gua gak tau mau kemana?" kata rian melihat banyaknya po. Bus dengan tujuan berbagai macan kota.

"hmmm,, gimana kalo lu ke malang aja yan,, surabaya malang gak jauh kok, paling naik motor cuma sejam" kata pram

"gitu ya bang? Hmmmm boleh deh, berarti kita jadi musuh ya bang?" kata rian

"maksudnya?" kata pram terkejut mendengar rian akan menjadi musuhnya

"kan bang pram ke surabaya? Bang pram jadi bonek, gua jadi arema hahahahhaha" kata rian

"lu ngikutin begituan? Hahahahha gua gak peduli juga sih hahahha" kata pram

"becanda bang, kan disana yang sering denger diberita cuma bonek sama arema aja bang setauku" kata rian

"ya mereka biarin musuhan, tapi kita sodara yan" kata pram

"pasti tu bang, btw beli tiket dulu bang" kata rian

Mereka membeli tiket dengan tujuan masing-masing. Sampai jam 10 pagi bis rian yang tujuan ke malang berangkat lebih dulu. Sedangkan pram jam 11 siang bis yang ia tumpangi berangkat. Rian merasa sedih harus berpisah dengan pram yang selalu peduli dengannya.

Namun lembaran baru mereka memaksa mereka berdua untuk bertahan hidup dengan cara yang lebih baik lagi. Memang jalan hidup orang itu ngga bisa di tebak. Seorang anak menteri dan yang menjadi pengusaha besar kini harus terpuruk hidup sebatang kara dalam hidupnya.

Kemarin ia masih menjadi seorang direktur dan kini ia tidak memiliki sebuah jabatan bahkan tempat tinggal yang pasti. Dan beruntung masih memiliki uang hasil rampokan yang sangat cukup untuk bertahan hidup. BegItulah nasib pramudya ananda sekarang. Dan dengan ikhlas ia menerimanya.

BERSAMBUNG.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd