Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku dan Putri

PART 12

POV Putri

“Sayaang bangun dong, ayo bangun cantik. Udah pagi loh ini.”

Aku membuka mata. Dan mendapati seorang wanita yang menawan layaknya malaikat sedang mengelus-elus rambutku. Ah memang benar itu adalah malaikat rumah ini, Mamanya Andre, Tante Salma. Karena tidak enak, maka aku langsung bangun terduduk di kasur kamar tamu.

“Pasti kamu capek ya, tidurnya nyenyak banget.” Ujar Tante Salma sambil terus mengelus-elus rambut dan pipiku.

“Iya Tante hehe. Maaf ya Putri bangun kesiangan.” Kataku dengan menunduk malu, karena bangun kesiangan. Padahal ini masih sangat pagi. Mungkin karena merupakan kebiasaan di rumah ini untuk bangun lebih awal.

“Iya nggak apa-apa. Kamu nggak salah, Andre yang salah udah bikin kamu lemes sampe bangunnya kesiangan.” Ujar Tante Salma dengan senyum penuh telisik.

“Ma..ma..maksud tante?”

“Hihihi Om semalem udah cerita semuanya. Katanya ada gempa di dalem mobil Andre.” Katanya menjelaskan.

Aduh.. aku jadi sangat tidak enak karena ketahuan ‘main’ dengan Andre di dalam mobil semalam. Aku hanya menunduk terdiam. Nggak tau harus menjawab atau mengatakan apapun.

“Udah nggak usah malu. Tante nggak apa-apa kok kalo Andre ‘enak-enak’ sama kamu hihihi.” Katanya dengan mengangkat kepalaku dan memegang pipiku.

Kemudian Tante menjelaskan kepadaku bila itu merupakan hal yang wajar untuk sepasang kekasih. Karena dengan berhubungan intim maka kita akan mengetahui satu sama lain sifat asli pasangan masing-masing, dengan begitu hubungan akan semakin harmonis. Tante juga tidak melarang Andre untuk melakukan hal tersebut, namun harus ingat batasan-batasannya. Salah satu batasannya yaitu harus dengan kekasihnya sendiri.

Tanpa ada dorongan atau apapun, tiba-tiba aku sangat ingin memeluk Tante Salma. Maka tanpa disuruh aku langsung memeluk erat Tante Salma. Tante Salma membalas pelukanku dan hanya mengelus-elus rambutku. Aku merasa sedang bersama orang tua kandungku sendiri.

“Ayo kita sarapan bareng, Om sama Andre sudah nunggu tuh di meja makan.” Ajak Tante Salma.

“Iya Tante..” Kataku singkat.

Tante Salma pergi duluan, aku cuci muka terlebih dahulu sebelum keluar kamar. Setelah cuci muka, aku dengan cepat bergegas untuk sarapan bersama. Ternyata di ruang makan sudah ramai. Uniknya keluarga ini tidak membeda-bedakan status. Jadi sewaktu makan di ruang makan, Bi Asih dan Pak Tomo pun ikut makan bersama. Rasanya mereka sudah menjadi bagian dari keluarga ini saja.

“Eeeh Neng Putri. Ayo Neng duduk silahkan.” Kata Bi Asih menggeser kursi makan untukku duduki.

“Makasih Bi.” Jawabku singkat dengan seulas senyum.

Om Budi (Papanya Andre) duduk di meja paling ujung, dengan di samping kanan ada Tante Salma dan di samping kirinya ada Andre. Sedangkan aku berada di antara Tante Salma dan Bi Asih. Terakhir Pak Tomo duduk di samping Andre.

Acara sarapan pagi ini berlangsung tenang dan santai. Mungkin berhubung hari ini juga weekend, jadi tidak ada seorang pun yang terburu-buru. Setelah selesai sarapan, Bi Asih dan Pak Tomo membersihkan meja makan. Saat aku ingin membantu, mereka berdua melarangku, sehingga aku hanya duduk diam saja di meja makan.

“Mmm Put, nanti aku sama Papa mau jalan keluar dulu sebentar, kamu nggak apa-apa kan aku tinggal di rumah.” Ujar Andre memulai pembicaraan di meja makan.

“Iya Ndre, nggak apa-apa.” Jawabku singkat.

“Biasa Putri, kalo weekend terus si Andre ada di rumah memang kita berdua selalu jalan. Boys Time. Hahaha.” Ujar Om Budi dengan setengah bercanda.

“Iya Om, kapan lagi kan jalan sama Andre, dia kan jarang pulang ke Jakarta.” Kataku kepada Om Budi.

“Kamu nggak usah khawatir bosen sayang, kita bisa juga kok buat tandingan. Nanti kamu sama Tante juga jalan yuk. Womens Time.” Sela Tante Salma dengan bangganya kepada Om Budi.

“Emang Mama mau ngajak Putri jalan kemana?” Tanya Andre penasaran.

“Ada deh, pokoknya laki-laki nggak boleh tau. Iya nggak sayang?” Jawab Tante Salma meminta persetujuanku.

“Iya Tante hehehe, No Mens No Problems.” Sahutku mencoba bercanda dan mengakrabkan diri dengan keluarga Andre.

“Toooosss.” Tante dengan membuka telapak tangannya untuk tos denganku.

“Yaudah Maa, tapi jangan sampe capek ya, kasian Putri kan.” Kata Andre.

“Biariiin emang kamu doang yang boleh buat Putri capek, Tante juga mau lah.” Jawab Tante Salma dengan merangkulku.

Aku merasa sudah dapat menyatu dengan keluarganya Andre. Aku senang.

“Maksud si Andre itu jangan sampe Putri capek, biar nanti Andre aja yang buat capek. Gitu Maa.” Sela Om Budi dengan meledek Andre dan aku atas kejadian semalam di mobil.

“Ah Papa apaan sih, nggak lucu tau bercandanya. Bongkar-bongkar rencana Andre aja. Hahahah” Ujar Andre, lalu kami semuapun tertawa lepas.

Setelah kami menyelesaikan obrolan, kami semua pergi masing-masing. Aku memutuskan untuk kembali ke kamar, untuk mempersiapkan pakaian apa yang akan aku gunakan untuk jalan dengan Tante Salma.

Aku juga tidak tahu akan dibawa kemana dengan Tante Salma. Aku saja baru tahu akan diajak jalan sewaktu di meja makan tadi. Saat sedang mencari pakaian yang menurutku cocok tiba-tiba Andre sudah di ambang pintu kamar...

“Nggak usah dipilih-pilih. Kamu pake baju apaan aja juga udah cantik.” Kata Andre di depan pintu.

Begitu melihat Andre, aku langsung menghampirinya. Lalu Andre memegang pipiku dengan sebelah tangannya.

“Nanti kamu mau ngapain sama Om Budi?” Tanyaku penasaran.

“Nggak tau Put, palingan Papa ngajakin main billiard atau nonton balap motor di sentul.” Jawab Andre. “Kalo kamu mau kemana sama Mama?” Lanjut Andre.

“Nggak tau juga Ndre hihi, abisan diajakinnya juga barusan di meja makan.” Jawabku.

“Yaudah have fun ya jalannya.” Kata Andre dengan mencium keningku.

“Iya kamu juga ya Ndre..” Ujarku padanya.

“Yaudah aku jalan duluan ya, udah ditunggu Papa tuh di garasi. Bye Honey.” Sahut Andre.

“Byee.”

Lalu aku kembali masuk kamar memilih baju yang akan aku gunakan. Karena mungkin ini acara jalan biasa, jadi aku lebih memilih pakaian kasual santai saja. Setelah menetapkan pakaian, aku langsung mandi.

*

“Sayaang, yuk kita jalan sekarang.” Ujar Tante Salma yang sudah berada di depan pintu kamarku.

“Iya Tante yukkk.” Kataku yang sudah berpakaian lengkap dan siap untuk jalan.

Sesaat kemudian kami sudah berada di dalam mobil. Tante Salma sendiri yang menyetir di belakang kemudi. Kebetulan ini weekend jadi jalanan siang hari ini tidak terlalu padat. Sembari menunggu sampai ke tempat tujuan, kami mengobrol apa saja yang menarik.

“Kita sebenernya mau ke mana sih Tante?” Tanyaku yang masih belum tau tujuan kami.

“Mmm ya Womens Time lah, ke mana lagi kalo bukan mall, kita shopping Put. Hehehe.” Jawab Tante Salma.

Ooohhh mau jalan ke mall toh. Mau shopping ternyata. Katanya sih hampir kebanyakan perempuan suka belanja, tapi mungkin aku bukan diantara perempuan tersebut. Dalam urusan belanja aku lebih suka sesuai dengan kebutuhanku saja. Jadi dapat dibilang begitu aku mendengar ingin shopping, ya aku biasa aja.

“Tante bukannya udah punya butik ya? Butik Tante juga terkenal setau aku, kenapa masih mau shopping?” Ujarku.

“Tante ke mall kan biasanya juga buat liat-liat tren busana terbaru Put, nggak melulu buat shopping. Tapi kalo seandainya Tante ambil barang dari butik sendiri, rasanya kayak gimana gitu, ya nggak sih? Bener kan kata orang ternyata rumput tetangga lebih indah hahaha.” Sahut Tante Salma.

Tak berapa lama kami sedang asik mengobrol, mobil sudah berbelok ke sebuah pusat perbelanjaan paling terkenal di Jakarta. Setelah menemukan tempat parkir yang pas, kami masuk ke mall. Sembari berjalan menuju dalam mall kami melanjutkan obrolan ringan di mobil barusan.

“Kalo aku sih nggak terlalu paham Tan sama fashion, ya yang menurut aku bagus dan nyaman aja.” Kataku saat kami berada di dalam lift.

“Tapi kalo Tante perhatiin nih ya Put, selera fashion kamu nggak jelek kok. Ya bagus lah untuk ukuran kasual mah.” Tante Salma mengomentari penampilanku.

“Ah Tante bisa aja. Aku malah kadang suka bingung sendiri buat milih baju mana yang cocok buat di pakai. Hihihi.”

Kami berdua sudah berada di dalam mall. Dibanding mall di Bandung, mall ini bisa 2x lebih besar dari mall-mall besar di Bandung. Kami lalu masuk ke salah satu store pakaian. Mata Tante Salma terlihat teliti sekali saat melihat setiap pakaian yang ditemuinya. Pengalaman di dunia fashion sangat terlihat jelas dari gerak geriknya.

“Oiya Put, ceritain dong awal pertama kamu ketemu Andre gimana?” Tante Salma mulai kembali obrolan. Masih sambil berkeliling dan melihat-lihat.

“Mmm gimana ya, ya nggak gimana-gimana Tante....”

Maka aku mulai menceritakan awal pertemuanku dengan Andre. Dimana aku bertemu dengannya di sebuah pesta ulang tahun temanku, Sheila(Part 1). Aku sedang duduk sendiri karena bosan dengan pesta tersebut, tiba-tiba datang seorang lelaki yang menumpang duduk di sebelahku, padahal aku perhatikan masih cukup banyak kursi kosong. Hihihi. Ini sudah pasti ada apa-apanya sama orang tersebut.

Aku yang sudah beberapa kali di dekati oleh laki-laki, hapal betul bagaimana step-step awal laki-laki berniat untuk mendekati wanita. Namun Andre berbeda dengan dugaanku sebelumnya. Kukira dia setelah duduk di sampingku bakal mengajak ngobrol basa basi terlebih dulu, ternyata tidak. Dia hanya diam bisu tanpa suara. Dari sudut mataku dia keliatan gelisah. Hihi lucu jadinya kalo mengingat awal-awal aku dan Andre bertemu.

Aku juga nggak tau kenapa, biasanya kalo ada cowok yang tiba-tiba berniat untuk dekatin aku, rasanya itu risih banget. Tapi sewaktu awal Andre menemuiku tidak ada rasa risih sama sekali. Justru aku yang ingin mengobrol banyak dengan dia. Dari pada aku menunggu lama, lebih baik aku saja yang memulai pembicaraan.

“Bosen ya sama acaranya..” Kataku dengan tidak menoleh kepada Andre.

“E..ee..eee.. Iy..iya bosen banget.” Kata Andre dengan kegugupan panik tingkat tinggi.

“Lu..” “Mak..” Kata-kata kami saling bentrok untuk siapa yang memulai lebih dulu.

“Lu aja duluan, ladies first.” Kata Andre menyuruhku untuk bicara lebih dulu.

“Tadi yang mulai udah gua duluan loh, masa mau cewek lagi yang mulai.” Aku mencoba menyindir Andre. Hihihi. Lucu banget raut mukanya saat itu.

“E..eee.. iya deh. Tadi gua mau ngomong, kalo gua bukan anak Hukum. Gua diajak sama temen gua pacarnya Sheila.” Ujar Andre menjelaskan.

“Ooohh pantesan gua kayak nggak pernah liat muka lu gitu. Ternyata bukan anak Hukum toh.” Kataku padanya. “Oh berarti lu temennya Diki ya?” Lanjutku kepada Andre.

“Iya gua temennya.” Jawabnya singkat.

Setelah itu kami berdua terdiam cukup lama. Aku sebenarnya bisa saja memulai bahan pembicaraan lagi, tapi masa harus aku terus yang memulainya. Maka setelah itu aku memutuskan untuk pergi..

“Udah kan nggak ada yang mau diobrolin? Kalo nggak ada gua pergi dulu yaa.” Namun ketika aku hendak melangkah, tanganku tiba-tiba seperti ada yang menahan. Dan benar saja saat aku menoleh, ternyata Andre menahan tanganku untuk pergi.

“ Maaf ya gua udah buat lu tambah bete, gu..gua juga nggak tau kenapa bisa gini, padahal biasanya mah gua santai santai aja.” Jelas Andre sambil tangannya masih menggenggam tanganku. Saat itu lah dadaku terasa berdetak lebih kencang. Sejenak aku mengalami brain frezee. Otakku nggak dapat berpikir.

Tau aku hanya diam, Andre justru melepas tanganku. “Sorry sorry gua nggak ada maksud apa-apa barusan.” Katanya dengan rasa bersalah karena sudah memegang tanganku.

Entah kenapa aku saat itu seperti menyesali dia melepas genggaman tanganku. Aku merasa ingin lebih lama tangannya menggenggam tanganku.

“Kita pindah ke sana aja yuk.” Ajakku pada Andre. Aku sendiri ingin mengobrol lebih lama dengannya.

“Yuuk.” Jawabnya singkat.

Malam itu kami terus saja mengobrol. Ternyata Andre merupakan pendengar yang baik. Sifat asliku yang cerewet dapat keluar jika aku mengobrol dengannya. Padahal baru malam itu aku mulai kenalan dengan dia, tapi rasanya sudah lama sekali, mungkin ini yang dinamakan chemistry. Ini yang tidak pernah terjadi jika aku dengan mantan-mantanku dulu. Aku merasa sifat cerewetku ini dapat membuat cowok lain risih, tapi Andre justru terlihat suka dengan karakterku yang banyak bicara ini. Selesai pesta itu, kami saling bertukar kontak masing-masing. Dan setelahnya kami tetap berkomunikasi, dan sampailah pada sekarang... hihihihi.

“ Masa sih Andre sampe gugup begitu? Biasanya dia itu orangnya percaya diri loh Put. Kalo dia sampe gugup begitu, berarti kamu beda dari cewek-cewek yang Andre kenal sebelumnya.” Kata Tante Salma dengan wajah yang tidak dapat terbaca menatapku.

“Nggak tau juga Tan..” Jawabku dengan menundukkan kepala tidak tau harus merespon apa pada Tante Salma .

Saat ini kami berdua sedang makan di sebuah restoran cepat saji yang berada di dalam mall.

“Kamu nggak usah manggil Tante lagi ya, mulai sekarang panggil ‘Mama’ aja. Coba Mama mau denger.” Kata Tante Salma dengan menatapku.

“Ee..eee..Iya Ma..mama.” Aku merasa wajahku memerah saat itu.

“Hihihi kamu itu lucu ya kalo lagi malu-malu. Merah itu pipi kamu jadinya.” Ujar Tante Salma padaku. “Udah kan makannya? Ikut Mama yuk” lanjut Tante Salma. Kami pun pergi meninggalkan restoran tersebut.

Tidak lama kami jalan, Tante Salma berbelok ke sebuah store perhiasan.

“Mama lagi nyari kalung buat orang nih, kamu bantuin Mama pilih yang paling bagus yaa.” Kata Tante Salma, ketika sudah sampai depan meja kaca yang berisi banyak perhiasan, mulai dari kalung, cincin, anting, dan masih banyak lagi.

“Tapi Tan, aku nggak ngerti yang bagus itu kayak gimana.” Jawabku.

“Ehm, tuh kan, kan tadi udah dibilang panggilnya ‘Mama’ bukan ‘Tante’” Tante Salma mengoreksi kata-kataku barusan.

“E..ee iya Maa, maaf lupa.” Ujarku singkat.

“Pokoknya yang menurut kamu bagus, dan kamu suka. Dipilih aja.” Kata Tante Salma.

“Iya deh Maa, mmm..”

Aku mulai mencari-cari kalung yang menurutku bagus. Tapi semuanya bagus menurutku. Sampai bingung sendiri jadinya. Tapi saat aku akan mulai menyerah untuk mencari, aku melihat satu kalung yang menurutku beda dari yang lainnya.

“Eee Maa, yang itu kayaknya bagus deh.” Kataku sambil menunjukkan ke Tante Salma kalung yang menurutku bagus.

[HIDE][/HIDE]

“Wah tuh kan bener, selera kamu bagus, sayang.” Jawab Tante Salma. “Coba Mbak yang itu tolong dikeluarin.” Lanjut Tante Salma kepada petugas store perhiasan tersebut.

Kalung tersebut kini berada di tangan Tante Salma. “Baguuus, Mama juga suka Put ini.” Kata Tante Salma. “Coba kamu pakai kalung ini cocok apa nggak” Lanjut Tante Salma dengan memakaikanku kalung dari belakangku. Setelah kalung tersemat di leherku, Tante Salma berbalik menjadi di hadapanku.

“Waaahh kamu cantik banget pake kalung ini Putri, cocok banget sama kamu.”

“Ah ini mah emang kalungnya aja Maa yang bagus.” Kataku sambil mencoba melepas kalungnya dari leherku.

“Eh udah nggak usah dilepas Put, itu kalungnya emang buat kamu kok.” Sahut Tante Salma mencegah tanganku untuk melepas kalung tersebut.

Ketika Tante Salma bicara seperti itu, sontak aku kaget. “Eh eh nggak Maa, ini kalungnya pasti mahal banget. Nggak usah yaa, Putri jadi nggak enak nanti sama Andre.” Jawabku secara halus menolak kalung tersebut.

“Udah anggap aja ini rejeki, nggak baik kan rejeki ditolak. Lagi pula kamu udah Mama anggap anak sendiri kok. Andre juga pasti suka banget ngeliat kamu pake kalung itu. Percaya deh sama Mama.” Ujar Tante Salma meyakinkanku untuk menerima kalung tersebut.

Jujur aku sangat suka dengan kalung ini. Siapapun juga pasti akan suka dengan kalung cantik ini. Hanya saja harga kalung ini pasti cukup mahal, jadinya aku merasa tidak enak ketika Tante Salma ingin memberikan kalung ini kepadaku. Tapi karena Tante Salma memaksa, maka aku terima pemberian yang sangat special ini.

“Ma..makasih Maa, Putri seneng banget.” Kataku dengan memeluk Tante Salma.

“Iyaa kamu kan udah Mama anggap anak sendiri. Dijaga baik-baik ya kalungnya.” Jawab Tante Salma dengan mengelus-elus rambutku.

Setelah itu kami pun kembali pulang ke rumah. Hari sudah sore ternyata. Tidak terasa waktu yang aku habiskan dengan Tante Salma telah berakhir. Aku merasa memiliki orang tua sendiri disini. Aku jadi kangen Bunda di rumah rasanya.

*

Di waktu yang sama, tempat yang berbeda.

POV Andre

Saat ini gua dan bokap sedang menghabiskan waktu bersama dengan bermain billiard di salah satu tempat di kawasan Utara Jakarta. Jika sedang libur kuliah begini, gua memang tiap weekend selalu menghabiskan waktu bersama, entah bersama nyokap atau bokap. Kan emang jarang-jarang gua berada di Jakarta, bisa 6 bulan sekali gua pulang. Jadi jalan bareng bokap dan nyokap merupakan momen langka. Makanya wasting time bareng orang tua jika liburan kuliah menjadi agenda wajib yang tidak tertulis untuk dijalani.

Saat sedang asyik-asyiknya bermain, bokap tiba-tiba nanya soal kejadian semalem di garasi yang gua ketauan sama dia ‘main’ di mobil dengan Putri. Sontak gua cukup kaget juga..

“Kamu hebat juga Ndre, berani ‘main’ di dalem mobil di garasi rumah.” Ujar bokap saat gua ingin menyodok bola. Alhasil gua nggak fokus sama sodokan bola gua dan meleset. “Hahaha sampe nggak fokus begitu nyodoknya.” Lanjut bokap yang mengetahui gua nggak fokus.

“Hehehe abisan mau gimana lagi Paa, Putri yang nyosor duluan, ya Andre ladenin aja.” Kata gua sambil meraut ujung tongkat gua supaya lebih tokcer.

“Nggak masalah menurut Papa Ndre, ‘main’ di dalem mobil itu salah satu variasi dalam sex, biar nggak bosen sama yang gitu-gitu aja.” Sahut bokap yang dengan santainya menyodok dan memasukkan bola. “Papa aja nih ya, dulu sewaktu seumuran kamu pernah ‘main’ di toilet kampus sama Mama kamu. Ya kalo itu Papa yang udah nggak tahan hehehe, soalnya waktu itu kalo nggak salah abis ada KKN, jadinya Papa sama Mama nggak ketemu lama. Begitu ketemu di kampus, langsung Papa tarik tangan Mama kamu ke dalem toilet. Hahaha. Seru Ndre, adrenaline Papa waktu itu langsung naik.” Lanjut bokap sambil mengelilingi meja billiard mencari posisi yang strategis.

Bokap sama Nyokap emang sudah berpacaran dari jaman kuliah dulu, hanya saja mereka berbeda Fakultas. Ya hampir mirip lah kasusnya dengan gua sama Putri. Bokap dulu Fakultas Ekonomi, jika Nyokap Fakultas Psikologi.

“Hah? Serius Paa? Apa nggak ada orang yang masuk ke dalem toilet sewaktu lagi ‘main’ sama Mama?” Tanya gua yang kaget dengan cerita bokap barusan.

“Mmm kayaknya ada deh, tapi waktu itu mulut Mama kamu Papa tutup pake tangan biar nggak kedengeran sama orang lain. Justru dari kejadian itu, variasi hubungan sex Papa sama Mama jadi lebih hot Ndre, hahaha.” Kata bokap gua diiringi tawa ringan.

Akhirnya gua memutuskan untuk menceritakan tentang pengalaman gua dan Putri di tempat gym dengan seorang trainer. Saat gua menceritakan peristiwa tersebut, permainan billiard gua dan bokap mendadak terhenti sementara karena bokap fokus ngedengerin cerita gua.

“Wih gokil kamu Ndre.” Kata bokap sambil geleng-geleng kepala. “Persis..persis..” Lanjut bokap gua nggak jelas sambil tangannya tegak di atas meja billiard

“Maksudnya persis apa Paa?” Tanya gua ke bokap.

“Yang kamu lakuin sama Putri persis kayak apa yang dulu Papa lakuin Ndre. Jadi dulu Papa pernah ngerjain karyawan hotel sewaktu lagi liburan berdua sama Mama kamu, ya hampir sama lah kasusnya kayak kamu. Jadi waktu itu Papa nyuruh Mama buat pake lingerie seksi, dan Papa juga sekalian mesen makanan di hotel. Sewaktu pelayan hotel dateng ke kamar bawain pesanan makanan, Mama buka pintu dengan lingerie seksinya, posisi Papa waktu itu ada di dalam toilet sembunyi sambil ngintip dari celah yang strategis. Terus Mama pura-pura minta tolong kalo ac nya rusak. Dan nggak berapa lama tau-tau Mama udah telanjang bulat di depan karyawan hotel itu, sambil di oral vaginanya Ndre. Mama kamu juga sampe orgasme di oral sama karyawan tersebut. Dan sewaktu pelayan itu mulai buka semua bajunya sendiri, Papa keluar dari toilet. Langsung Papa labrak dia dengan pura-pura marah, padahal mah itu cuman akting doang. Tapi asli ya Ndre, kalo di inget-inget kasian banget mukanya si karyawan hotel itu, mukanya langsung pucet gitu. Sambil masang wajah marah besar, terus Papa suruh karyawan hotel itu keluar. Ketika karyawan hotel udah pergi, pintu hotel Papa kunci, sehabis itu Mama langsung Papa ‘terkam’ dah di kamar.” Kata bokap panjang lebar nyeritain pengalamannya dengan nyokap.

Kini permainan billiard sudah terhenti sepenuhnya, kami sedang sama-sama duduk sambil menyesap minuman masing-masing.

“Tapi Paa, Andre waktu itu sedikit nyesel udah ngelakuin itu sama Putri. Andre takut Putri disakitin sama orang lain” Kata gua dengan kedua tangan mengepal di atas meja.

“Itu hal yang wajar Ndre, karena kamu sayang sama Putri. Kalo urusan itu, kita memang harus siap dengan situasi yang bakal terjadi, kan kamu juga ngawasin terus dari jauh. Tapi jangan liat resikonya Ndre, liat setelah kejadiannya. Kamu ngerasa nggak kalo hubungan kamu sama Putri semakin erat?”

Hhhm setelah gua pikir-pikir emang sih hubungan gua sama Putri jadi lebih deket setelah kejadian dengan trainer gym itu.

“Iya sih Paa, Andre juga ngerasa gitu.” Jawab gua singkat.

“Nah kan, itu dia Ndre. Kita itu bersama pasangan butuh variasi dalam berhubungan sex. Ya kayak yang tadi Papa bilang, biar hubungan sama pasangan juga jadi lebih romantis harmonis, ditambahin lah bumbu-bumbu adrenalinenya. Ya asal jangan sampe ngelewatin batasannya aja Ndre. Pokoknya kalo urusan selangkangan pasangan itu harus kita yang nguasain, kita yang punya.” Kata bokap setengah berbisik ketika menyebut kata selangkangan sambil menepuk-nepuk pundak gua.

Kata-kata bokap barusan terus terngiang dalam pikiran gua. Apa benar bisa membuat hubungan jadi harmonis? Tiba-tiba terbesit dalam otak gua untuk mengikuti apa saran dari bokap barusan. Birahi gua mendadak naik. Puuut aku mau kamu sekarang....

*

POV Putri

Aaaaahhhh senangnya hari ini jalan bareng Tante Salma. Sekarang ini aku sedang tidur-tiduran sambil memegang kalung pemberian Tante Salma di leherku. Asyik juga ternyata Tante Salma orangnya, dari tadi jalan aku seperti bersama seorang sahabat yang enak diajak ngobrol.

Lalu aku melihat jam dinding di sudut kamar. Mmm udah sore, Andre kok belum pulang juga ya sama Om Budi. Mungkin mereka sedang asyik juga kali ya sama sepertiku dengan Tante Salma tadi.

Dari pada bete hanya tiduran di kamar, mending aku keluar. Aku memutuskan ke dapur untuk mengambil minum. Haus rasanya tenggorokan kering sekali setelah seharian jalan di mall. Maka aku buka kulkas di dapur, dan kuambil sebotol air mineral. Aaahh seger banget rasanya.

Saat akan kembali, lagi-lagi aku melewati ruangan mini bioskop di rumah ini. Karena penasaran, aku masuk saja ke dalam ruangan tersebut. Saat sudah di dalam, aku mencoba untuk membuka lemari yang berada tepat di bawah televisi besar dalam ruangan ini.

[HIDE][/HIDE]

Wah koleksi film-filmnya lengkap, ini kan film terbaru semua. Kataku dalam hati.

Sembari menunggu Andre, mending aku nonton film deh. Aku memilih film drama musikal. Lagu-lagunya aku suka, ciptaan salah satu musisi ternama Hollywood. Sejenak aku mencari remote untuk menyalakan televisinya. Nah, itu dia ada di dinding samping remote ac.

Sejak aku masuk ke ruangan ini, ac nya sudah menyala, jadi aku nggak perlu menyalakan lagi. Hihihi. Apa nggak boros listrik ya ac selalu di nyalain.

Aku duduk di sofa tepat di depan televisi. Dengan serius aku menonton film tersebut, tanpa terasa sudah berada di pertengahan film, ketika ada sepasang tangan yang mengelus rambutku kemudian menciuminya.

“Asyik banget nontonnya, nggak ngajak-ngajak.” Kata seseorang tersebut yang langsung aku tahu itu adalah Andre.

“Hei! Kamu udah pulang?” Sahutku sambil menoleh ke arahnya. Dia kemudian pindah, duduk di sofa sebelahku.

“Udah dari tadiii” Ujar Andre sambil mencubit hidungku. “Kamunya aja yang ke asyikan nonton film.” Lanjut Andre.

“Ih baru juga sejam nonton filmnya.” Kataku dengan memegang hidung yang baru saja dicubit oleh Andre. Setelah itu aku pindah ke pangkuannya, aku sengaja ingin menunjukkan sesuatu pada Andre, mau sedikit pamer ceritanya. Hihihi.

Aku majukan dadaku, “Eh ini apaan Put? Kalung siapa ini?” Tanya Andre dengan penasaran sambil memegang dadaku.

Yeeeesss Andre sadar hihihi. Kataku dalam hati.

“Iiihh kamu.. yang dipegang itu kalungnya dong, bukan dadanya.” Kataku dengan sedikit sebel karena Andre mengelus buah dadaku.

“Iyaa iyaa deh maaf hehe, itu kalung darimana?” Tanya kembali Andre.

“Dari Mama kamuuu. Hihihi cantik kan kalungnyaaa.” Jawabku dengan menunjukkan kalung tersebut di depan wajahnya.

“Nggak secantik orangnya sihhh.” Ujar singkat Andre.

“Kamu bisa banget gombalnya Ndreee.” Sahutku sambil menoyol mukanya.

Ketika aku hendak bangkit untuk pindah kembali ke sofa di sebelahnya, pinggangku di tarik, sehingga aku kembali duduk di pangkuannya.

“Mau ke mana sihhh? Sini aja, aku kangen kamuuu.” Kata Andre dengan manjanya, sambil mulutnya mencium leher belakangku. Aaahhh hanya di cium saja leher belakang, birahiku perlahan menjadi naik.

“Kamu kenapa sihhh? Kok jadi manja gini Ndree..” Kataku dengan menggerak-gerakkan tubuh karena menahan geli di leher.

“Aku mau ngabisin kamu Put.” Jawab Andre singkat.

Ssssshhhhhh aku mulai terbawa suasana dengan cumbuan mulutnya di leherku.

“Emang kamu sangguuup?” Kataku dengan menantang Andre.

Kemudian tubuhku dibalikkan menjadi berhadapan dengannya, namun masih tetap dalam pangkuannya. “Kamu nantangin aku nih?” Ujar Andre.

“Yaaa itu pun kalo kamu merasa tertantang.” Sahutku dengan menatap ke arah mata Andre.

Tapi sedetik kemudian Andre melepaskanku dari pangkuannya dan pergi menuju pintu. Aneh. Pikirku. Namun ketika Andre berada di depan pintu ruang mini bioskop ini, justru dia menutup pintu tersebut dari dalam. Cleck suara pintu tertutup.

“Kamu udah buat kesalahan besar Putri Hartono...” Ujar Andre berdiri di depan pintu menatapku.

Uuuuuhhhh tatapan itu.. entah kenapa melihatnya menatapku seperti itu membuat cairan vaginaku perlahan-lahan mulai merembes keluar.

“Kamu tau kalo ruangan ini kedap suara?” Lanjut Andre masih menatapku.

Nggak Ndre, aku nggak tahu, dan aku juga nggak perduli. Kataku dalam hati masih menatapnya.

“Kamu bakal abis disini Puuutt. Aku janji.” Kata Andre masih berdiri mematung menatapku.

Iyaa Ndre, cepat abisin aku... nggak usah banyak ngomong.. cepetan terkam aku. Ujarku dalam hati. Cairan vaginaku rasanya sudah sangat basah...

“Kamu pasti kal...” belum sempat Andre menyelesaikan kata-katanya, aku sudah berlari dan melompat ke arahnya. Seketika aku sudah berada dalam gendongannya sambil mencium mulutnya. Aaaaahhhhhh kamu memang nikmat Ndreee. Ujarku dalam hati


[HIDE][/HIDE]

Mmmppphhhhh Cllluuurrrppp suara lidah kami saling melumat satu sama lain.

Kugigit kecil bibir bawah Andre. “Ssssshhhhh kamuu kenapaa nikmat sih sayang?” Kataku sesekali menggigit bibirnya.

“Kamu yang udah bikin aku candu Put hhhhhh sssshhh cccllluuurrrppp” Andre kembali memasukkan lidahnya ke dalam mulutku.

Tubuhku lalu dibalikkan ke tembok, sehingga kini aku dalam gendongan Andre dan menyender di tembok. Kujambak rambut ikalnya, kuremas otot lengannya dan kusentuh seluruh jengkal punggungnya. Sssssshhhhhhh ccccllluuurrrrpppp.

Sesaat Andre melepaskan lumatannya dalam mulutku, dan kini kembali menatap mataku. “Aku haus Puuttt.” Katanya singkat dengan mata kami saling beradu.

Perlahan dikeluarkan lidahnya. Dan seakan sudah mengerti maksud Andre, kukumpulkan ludahku dalam mulut, kemudian kukeluarkan semua ludah yang sudah kukumpulkan barusan menuju lidahnya Andre. Cccuuuuiihhh. Hampir semua ludahku berpindah ke mulutnya, hanya beberapa tetes saja yang jatuh ke sekitar dagu dan hidungnya. Adegan ini membuat jantungku berdetak 2 kali lebih cepat. Dengan masih menatapku, ditelan semua ludahku oleh Andre.

Glleeekkk. Suara tenggorokannya menelan air liurku.

“Kamu liar Put.” Ujar Andre singkat. Mata kami masih bertatapan dalam waktu yang cukup lama.

“Aku liar cuma buat kamu Ndree.” Jawabku.

Aku kemudian diturunkan dari gendongannya. Kini aku berdiri berhadapan dengan Andre. Dilepaskannya dress yang aku gunakan, proses melolosi dress seperti slow motion, detik seperti menjadi lebih lama dari sebelumnya. Kini aku hanya menggunakan bh dan celana dalam. Disentuhnya vaginaku dari balik celana dalam.

“Kamu udah basahh.” Ujar Andre menunduk masih menatap mataku. Tinggiku yang hanya sebahunya membuat dia harus sedikit menunduk.

“Sssssshhhhhh gara-gara kamuuuu.” Jawabku dengan mendesah ketika tangannya mulai menggesek-gesek vaginaku dari balik celana dalam.

Bh ku yang kaitannya berada di depan, dengan mudah dibuka Andre. Aku kini telah telanjang bagian atas di hadapan Andre. Karena sudah telanjang dada, aku lalu berinisiatif untuk membuka kancing kemeja Andre satu persatu. Namun saat aku hendak membuka kancing bagian atas tanganku ditahan olehnya.

Andre menggelengkan kepalanya. “Jangaaan, permainan masih panjang Puut.” Ujar Andre berbisik.

Lalu aku kembali di angkat olehnya, diarahkan menuju salah satu sofa dalam ruangan tersebut. Aku direbahkan dengan kedua kakiku menjuntai ke bawah. Kemudian Andre berada dihadapan selangkanganku. Sedetik kemudian, ditariknya celana dalamku, aku membantu dengan mengangkat pantat agar mudah Andre melolosi celana dalamku, hingga aku bugil sepenuhnya. Hanya menyisakan kalung emas pemberian Tante Salma yang menggantung di leherku.

Aaaahhhh permainan yang sangat sabar dari Andre membuat vaginaku semakin becek.

“Ooouuuggghhhhssssss Ndreeee” Desahku saat Andre mulai menyapu lidahnya pada vaginaku. Tubuhku melengking seketika.

[HIDE][/HIDE]

“Cllluuurrrrpppp aaaahhhh nikmaattt Puuttt.” Ujar Andre seperti orang kehausan dengan rakus meminum cairan memekku yang keluar.

Melihat Andre rakus seperti itu, cairan kenikmatanku menjadi semakin banyak yang keluar. Lalu tidak lupa Andre memainkan klitorisku dengan lidahnya. Lidahnya berputar-putar di klitorisku. Memberikan sensasi yang tak dapat terbayangkan nikmatnya. Kadang-kadang juga lidahnya menyundul klitorisku. Oughss nikmat sekali rasanya, aku suka lidah kamu Ndre, kataku dalam hati.

“Aaaaahhhhhhshsssssss ooouuggghhhhsssssshhhhhh hhhhhhhh terusssss Ndreeee.” Kataku memberikan semangat kepadanya dengan menekan kepalanya lebih dalam lagi.

Clluuurrrppppp ccllluuuurrrrppppp suara Andre menghisap klitorisku dalam mulutnya.

“Giilllaaaaa Ndreeee ssssshhhhhh aaaaahhhhhh Ooouuggghhsssshhhh.” Surga duniawi yang aku rasakan seperti tiada duanya. Tak lebih dari 5 detik kemudian aku merasakan akan orgasme. Namun sesaat aku akan orgasme, Andre justru melepaskan hisapan mulutnya pada vaginaku.

“Aaaaahhhhhh keenaapaa di leppaasss Ndree... hhhhhh akuu mauu kliimaakksss hhhhh.” Kataku terengah-engah, protes kepada Andre yang hanya diam menatapku di samping sofa.

“Sabaaarr sayaangg.” Jawab Andre sambil mengusap-usap wajahku yang sudah penuh dengan peluh keringat.

Kemudian Andre bangkit berdiri. Dia berjalan menuju kulkas kecil di sudut ruang mini bioskop ini. Dan Andre kembali dengan membawa sebuah es krim batangan di tangannya.

[HIDE][/HIDE]

“Mauuu??” Tawar Andre kepadaku.

Dan ketika aku ingin menjilat, es krimnya malah dijauhkan oleh Andree.

Iiissshh Ndree permainan apa lagi sih yang mau kamu lakuin ke aku. Pikirku dalam hati.

“Ini bukan buat kamu wlek.” Katanya meledekku dengan lidah dijulurkan keluar seperti anak kecil. “Tapi buat ini...”

“Oouuggghhhhsssss Ndreeee” tiba-tiba aku merasakan vaginaku menjadi sangat dingin. Ketika aku melirik ke bawah, Andre sedang menggesek-gesek es krim tersebut pada klitorisku. Aaaaaahhhhhhh sssssshhhhh rasanya dingin enaaaakkkk.

Andre kini kembali berada di hadapan selangkanganku dengan es krim yang terus digesek ke atas dan ke bawah, menggesek vaginaku.

“Dddiiiinnngggiiinnn Ndreee Aaaaaahhhhhhhh eeennnnaaakkkk.” Aku baru merasakan ini. Rasanya ternyata seperti digigit-gigit karena dingin, vaginaku terasa seluruhnya seperti digigit.

Hingga selangkanganku menjadi basah karena es krim yang mencair, namun segera Andre bersihkan dengan lidahnya. Hhhhhh kamu emang pinter Ndree, kataku dalam hati.

Dan kemudian yang lebih gilanya lagi, Andre seperti ingin memasukkan es krim tersebut dalam liang vaginaku.

Aaaahhhhh ssssshhhh dingin sekali sssssshhhhhh.

Dengan sangat perlahan, Andre mulai memasukkan es krim tersebut. Dia menekannya dengan sangat hati-hati.

“Oooouuuggghhhhhsssss Aaaaahhhhhh gggiiilllaaaa kaammuuu Ndreeee.” Aku sampai melengkingkan tubuhku merasakan dinding vaginaku sangat dingin sekali.

Ditarik kembali es krim tersebut, dan ditekan masuk kembali, berulang-ulang sampai aku merasa orgasme dahsyatku akan segera tiba.

“Aaaaaaaahhhhhhh ssssssshhhhhh Ndrreee aaakkkuuu keeelluuuuaaarrrr OOOOUUUGGHHHSSSSSS DIIINNGGGIIINNNNNN AAAHHHHHHSSSSS.” CRET CRET CRET CRET.

Aku memuncratkan cukup banyak cairan keluar, seperti aku sedang kencing, tapi terasa sangat nikmat sekali. Seketika cairanku yang keluar tersebut segera ditampung oleh mulut rakusnya Andre.

“Hhhhhmmmpppp Ccclluuurrrppp Aaaaaahhhh.” Suara mulut Andre yang sangat puas, seperti tidak bertemu air berhari-hari lamanya.

Gara-gara orgasme dahsyat tadi tubuhku langsung melemas. Aaahhhh aaaaahhhh aaaaaahhhh gillaaaa aku squirting barusaaan?? Aku merasa tidak percaya tadi aku telah squirt.

Setelah meminum semua cairanku, kemudian Andre menatapku. “Puutt, kamu squirt?” Kata Andre dengan senyum.

Hhhh hhhh hhhh hhhh hhhh aku hanya menggelengkan kepala. Aku sendiri tidak percaya barusan aku telah squirting.

Es krim di tangan Andre sudah sedikit meleleh. Kini ia berpindah dengan berlutut berada di samping wajahku yang sedang rebahan di sofa. Lalu es krim tersebut di arahkan ke payudaraku. Dan gantian kini payudaraku yang di gesek-gesek es krim tersebut. Mulai dari sekitaran aerola memutar perlahan sampai putingku

“Eaaaggggssssshhhhh kaaammuuu giilllaaaa Ndreee. Ouuggghhhssss.”

Putingku menjadi seperti membeku karena dinginnya es krim tersebut. Juga putingku menjadi tegak mengacung. Kemudian Andre memajukan wajahnya dan mulai menghisap payudaraku, terutama putingku. Dan payudara yang sebelah lagi tetap di gesekkan dengan es krim yang sudah mulai meleleh di sekitaran dadaku.

“Mmmppphhhh ssssshhhhh.” Desahku yang mulai kehabisan tenaga karena orgasme dahsyat yang baru terjadi.

Es krim yang sudah meleleh tersebut, terlepas dari batangnya dan terjatuh di dadaku. Andre yang sadar akan tersebut langsung memakan es krim tersebut langsung dari mulutnya. Jadilah kini dada dan kalung emasku berlumuran cokelat karena es krim tersebut.

“Lengket yaa?” Tanya Andre.

Aku hanya menggelembungkan pipiku, dasar Andre sudah tau lengket pake ditanya.

“Tenang aja, nanti juga hilang lengketnya kena keringet.” Katanya sambil berdiri. Kemudian melepas satu persatu pakaian yang menempel pada tubuhnya, hingga telanjang bulat. Kontolnya yang besar sudah setengah ngaceng.

“Kamu mau ini??” Kata Andre sambil mengocok kontolnya di hadapanku.

Melihat kontol favoritku birahiku menjadi naik kembali. Aku yang kembali horny melihat kontol besarnya hanya menganggukan kepala. Andre lalu mengangkangi tubuhku, dan menempatkan kontolnya diantara kedua payudaraku. Aku yang sudah mengerti langsung segera menjepit kontolnya dengan payudaraku. Dan Andre pun langsung menggoyangkan tubuhnya.


[HIDE][/HIDE]

“Ssssshhhh enak banget Puutt, toket kamu gede bangettt. Lembbuuuttt Sssshhhhhh “ Desah Andre.

Terasa kontolnya perlahan-lahan membesar diantara payudaraku. Kontolnya yang panjang sampai menyentuh daguku. Maka aku membuka lidahku, jadi saat kontol Andre menyodok, terkena lidahku.

“Aaaahhhh kamuu emangg pinteerrr Puuttt sssshhhh sssssshhhh.”

Andre bermain di payudaraku hanya bertahan sekitar 5 menit. Kemudian dia menarik kontolnya, namun setelah itu dia kembali memajukan kontolnya mengarahkannya pada mulutku.

[HIDE][/HIDE]

Langsung aku masukkan kontolnya tersebut ke mulutku. Karena sudah ngaceng maksimal, maka mulutku cukup kesulitan untuk memberikan oral sex padanya. Namun, Andre justru menekan kepalaku untuk memasukkan kontolnya lebih dalam lagi. Kemudian menggenjotnya dalam mulutku.

“Eeeeeggghhhhhh eeeeeggggghhhh eeeeegggghhhhhh eeeeegggghhhhh” Suara mulutku yang dimasukkan kontolnya sampai terasa ke tenggorokanku.

Mendadak aku jadi keluar airmata karena hal tersebut. Andre yang menyadari aku keluar airmata, langsung melepaskan kontolnya.

“Kamu nggak apa-apa Puutt? Aku kelewatan yaaa?” Ujarnya setengah panik.

“Hhhh hhhhh nggak Ndree, lanjutinnn.” Kataku terengah-engah karena kontolnya terlepas dari mulutku. Kemudian aku yang memegang kontolnya. Dan memasukkan kembali ke mulutku.

“Eeeeeggghhhh ccccllluuurrrpppp” Suara basah mulutku yang kembali menghisap kontolnya.

Karena tidak masuk seluruhnya ke dalam mulutku, maka bagian kontolnya yang tidak dapat masuk, aku berikan kocokan tanganku.

“Aaaaaahhhhh eennnaaakkk Puuutt.” Desah Andre. “Muluttt kamuuu emaangg teerrbbaaiikk” Lanjut Andre memujiku dengan matanya merem melek.

Tidak lupa buah zakarnya aku juga hisap dan jilat. “Aaaaahhhhh ssssshhhhh” desah Andre.

Setelah puas aku berikan oral, Andre kembali menarik kontolnya. Kini aku yang rebahan diangkat olehnya. Hhhh aku tau ini sudah saatnya untuk vaginaku merasakan kontolnya Andre.

Andre mengangkatku ke pangkuannya, kakiku melingkari pinggangnya.

[HIDE][/HIDE]

Andre tidak langsung memasukkan kontolnya, melainkan di gesek-gesek dulu di vaginaku.

“Ssssshhhhh maasukin Ndree aaaaahhhh sssshhh “ Perintahku pada Andre.

“Kamu cantik pake kalung itu Put, sssshhh” Ujar Andre sambil menatap mataku dan kalung pemberian Tante Salma ini.

“Masukinnn aku nggak tahannn.” Kataku tidak membalas komentarnya Andre barusan.

“Mm? Mau di masukin?”

“Iyyaaa aaaahhh masukin jangan digesek doang aaahhhh.” Suruhku namun Andre seperti tidak mendengarkan.

“Udah nggak sabar yaa?”

“Aaahhh iyyaa Ndree cepetaannn nggak tahan akuuu.”

“Aku masukinn yaaa...” Ujar Andre dengan menekan kepala kontolnya untuk masuk liang vaginaku.

“Ooouuugggghhhsssss” Baru kepalanya saja rasanya sudah sangat penuh vaginaku.

“Massuuukkkiiinn Ndreee Ooouuggghhhsssss.”

Namun Andre masih memainkan kontolnya, hanya kepalanya saja yang dimasukkan, lalu dikeluarkan lagi, dimasukkan lagi. Andre melakukannya sambil mengelus klitorisku.

“Aaaahhhhh Ndreee akkuuu ngggaakkk kuuaattt, massuukkiiinnn sssshhhh.”

Dan dalam satu hentakan kontol Andre masuk seluruhnya dalam vaginaku.

“OOOOUUUGGGHHHSSSSSSS AAAAAHHHHHH AAAKKUUUUU KKEELLLUUAAARRR.” Teriakku. Jika ruangan ini tidak kedap suara, mungkin seisi rumah sudah mendengar teriakkanku.

Aku orgasme yang kedua kalinya sesaat Andre mendorong kontolnya masuk. Luar biasa nikmatnya. Liang vaginaku terasa sesak oleh kontolnya. Dan cairan orgasmeku membasahi kontolnya yang sudah bersarang di memekku.

“Heheh hhhh baru juga dimasukin udah klimaks aja, belum aku genjot loh ini.” Ledek Andre yang masih mendiamkan kontolnya dalam vaginaku.

Aku yang lemas hanya memeluk tubuhnya. Hhhh hhhhh hhhhh hhhhh hhhhh suara napasku terengah-engah.

“Aku goyang sekarang ya?.” Tanya Andre berbisik di telingaku. Kemudian dia juga menjilat daun telingaku. “Ccclluuurrrppppp”

Belum aku jawab, dia sudah menggoyang kan tubuhnya hingga kontolnya keluar masuk dalam liang vaginaku. Basahnya vaginaku akibat orgasme kedua barusan, membuat kontolnya leluasa menggenjot memekku.

“Aaaahhh aaaahhh aaaaahhhh aaahhhh” Tubuhku naik turun karena genjotannya Andre. Dinding vaginaku sesak karena kontol besarnya itu.

“Memek kamu ssshhh nikmat Puutt aaahhh sssshhh.” Desah Andre yang kemudian juga menghisap payudaraku yang naik turun karena genjotannya. “Mmmmppphhh cccllluuurrrppp cccllluuurrrrppp”

“Ooouuuggghhhssss sssshhhhh aaaaaahhhhh.” Desahku

Putingku kembali di gigit-gigit Andre. Aaaahhhh tak berapa lama rasanya aku ingin kembali orgasme. Namun saat tubuhku mulai mengejang, Andre menghentikan goyangannya.

“Aaaahhhhh kok berenti sihhh, kamu jahhaaattt sssshhhh.” Kataku protes pada Andre.

Namun Andre tidak mendengarkan, malah dia kembali mengangkatku dan meletakkan di atas meja. Kemudian aku di suruh nungging olehnya dengan lutut berada di atas meja.

[HIDE][/HIDE]

Tanpa basa basi lagi kontolnya dari belakang kembali memasuki liang vaginaku. Blessshhh

“Aaaahhhhhhh sssssshhhhhhh” Kami berdua mendesah.

Kini Andre langsung memompa kontolnya keluar masuk dengan tempo cepat. Plok plok plok plok plok.

“Aaahhh aaahhh aaahhh aaahhh aaaahhh aaaahhh aaaahhh” Desahku dengan payudara yang menggantung kesana-kemari.

Kemudian Andre menarik rambutku hingga kepalaku terpaksa mendongak ke belakang.

“Memek kamu nikmaat Puuutt sssshhh ssssshhh, memekk kamu cuman punya akuuu aaahhhh.” Andre seperti meracau sambil menaikkan tempo genjotan kontolnya.

“Aaaahhhh aaaaahhhh aaaaahhhh aaaaahhhh aaaahhhh aaaahhhhh aaaaahhhhh.” Desahku setiap kali kontolnya disodokkan dalam vaginaku.

Rasanya kontolnya berhasil menyentuh rahimku, dalam sekali... nikmaaattt rasanyaaa

“Aaaaahhhh konttoolll kamu juggaaaa eennaaakk Ndreee, akkuu puuaasss tteeruuss aaahhh sssshhh.” Aku pun ikut meracau tidak jelas.

“Aaaaahhhhh akkuu mauu keelluuaarrr Ndree sssshhh teerruusss teerruusss.” Kataku yang sudah kembali diambang orgasme yang tidak kesampaian tadi.

“Aakkkuu juuggaaa Puuuttt baarreeengggg.” Plok plok plok plok plok Andre pun semakin menaikkan tempo genjotannya pada memekku. Kini dia tidak menjambak rambutku, melainkan menarik kedua tanganku ke belakang sehingga aku hanya bertumpu pada kedua lututku.

“Puuutttssshhh aaakkuuu kellluuaaarrr aaaaaahhhhhhh AAAAAAAHHHHHHH AAANNJJJIIIIRRRR.” CROT CROT CROT CROT CROT CROT. Semburan hangat peju Andre tumpah memenuhi rahimku. Karena saking kuatnya semburan tersebut maka aku juga ikut orgasme.

“Akkuuu jjuuggaaa AAAAAHHHHHHH” CRET CRET CRET lagi-lagi aku kembali squirting. Sangat banyak sekali cairan yang muncrat dari memekku, hingga meluber keluar dari sela-sela kontolnya Andre yang masih tertancap.

Hhhhh hhhhh hhhhhh karena aku hanya bertumpu pada kedua lututku, tanganku diturunkan perlahan oleh Andre. Kemudian dengan sisa tenaga yang ada Andre kembali mengangkatku ke sofa. Aaaahhhhh cairan peju Andre terasa mengalir keluar memekku.

Kemudian Andre kembali ke selangkanganku. Dengan santainya dia kembali menghisap dan menjilat cairan kenikmatanku yang bercampur dengan pejunya sendiri. Ccclluurrrppp

“Aaaaahhhh ssssshhhh nnggiillluu Ndreee.” Kataku yang sudah sangat ngilu karena orgasme yang dahsyat malam ini.

Lalu Andre berpindah ke depan wajahku. Tangannya mengelus wajahku, pipiku, lalu jari telunjuknya seperti mencoba untuk membuka mulutku. Dimasukkan telunjuknya ke mulutku, aku seperti sedang memberikan oral pada jari telunjuk tangannya. Kemudian tiba-tiba lidahku di tarik keluar oleh jarinya perlahan, hingga kini aku sedang melet.

Lalu Andre memajukan wajahnya, kemudian di keluarkan isi mulutnya yang berisi cairan orgasmeku dan pejunya menuju mulutku. Ccccuuiihhh kini isi mulutnya telah berpindah seluruhnya ke mulutku.

Aku hanya diam saja dengan mulut penuh berisi cairan kenikmatan kami. Lalu dengan menatapku Andre menganggukan kepalanya. Sedetik kemudian aku telan semua isi mulutku. Gleeekkk. Andre tersenyum puas melihatku.

Kemudian Andre ikut duduk di sofa, dan kepalaku menyender pada dadanya.

[HIDE][/HIDE]

“Kamu liar banget Ndre malem ini hhhhh.” Kataku dengan masih mencoba mengatur napasku.

Andre mencium ubun-ubun kepalaku. “Tapi kamu puass?” Tanya Andre.

“Bangeeeett Ndree.” Jawabku singkat.

“Kalo belum puas aku masih sanggup seronde lagi.” Ujar Andre sambil memainkan putingku.

“Iiissshhh kamu mau aku beneran pingsan?” Kataku dengan menepis tangannya dari putingku dan mencubit lengannya tersebut. Bukannya apa-apa, aku takut jika Andre lebih lama bermain di putingku, nanti birahiku akan kembali naik.

Jari-jari Andre mengelus lenganku, dari atas sampai menuju jemariku. Kemudian dia menggenggam erat jemariku, dan menciumnya. “Aku sayang kamu Put.” Kata Andre setelah mencium telapak tanganku.

“Aku nggak jawab nggak apa-apa kan?” Ujarku.

“Aku udah tau jawabannya.”

“Apa emang jawabannya??” Kataku kembali.

“Kamu juga sayang sama aku.”

“Tau dari mana?”

“Dari sini...” Kata Andre dengan menyentuh memekku.

“Ishh iseng kamu Ndree hehehe. Tapi aku sukaaa.” Kataku dengan manja dan semakin membenamkan kepalaku di dadanya.


To Be Continue
 
Malam minggu ni mau abis tisu nih :p

Yesss Andre..teruskan mencintai & mengenjot Putri :ampun:
 
update lagi gan......
 
Pokoknya sesuai judul aku dan puteri... no ntr memew puteri hanya milik satu orang:kretek:

ane masih penasaran puteri di perkosa ato tidak waktu di kostsan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd