Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku dan Putri

Baru beres marathon ni cerita.. manteb euy.. dtunggu updatenya hu...

Kayanya kalo sampe 4some seru tuh...
Tp si andre jd incest sm nyokapnye yah hahaha
 
Kalo gk segra di apdet, critanya makin tenggelam lho
Sayang jadi anti klimaks .....
 
PART 14 SEBUAH RENCANA SEBUAH PERUBAHAN


POV Putri

Selesai sudah akhirnya liburanku di Jakarta. Sesuai rencana aku dan Andre, sehabis undangan ke Jakarta dari orangtuanya, kami akan sekalian berlibur ke rumahku di Pangandaran.

“Barang-barang udah lengkap Ndre? Nggak ada yang ketinggalan kan?” Tanya Tante Salma pada Andre.

“Nggak kok Maa, semuanya udah lengkap.” Jawab singkat Andre sambil menyalakan mesin mobil untuk dipanaskan.

Kemudian Tante Salma menghampiriku yang sedang berdiri di belakang mobil. Dia hanya tersenyum dan membuka lebar kedua tangannya untuk dipeluk. Maka aku langsung memeluknya.

“Makasih ya cantik udah liburan di Jakarta sama Tante.” Ucap Tante Salma yang masih memelukku.

“Putri juga seneng kok Maa bisa liburan di sini.” Kataku dengan semakin mendekap erat Tante Salma. Tiba-tiba perasaan sedihku langsung keluar, aku seperti ingin menangis. Dan akhirnya aku menangis hiks hiks.

“Hei anak cantik harus kuat dong, jangan nangis.” Kata Tante Salma membuka pelukannya dan menyeka airmataku yang keluar.

“Aku sedih harus pisah sama Mama hiks hiks.”

“Kita nggak pisah cantik, kamu bebas main kapan aja ke sini. Rumah ini selalu terbuka buat kamu.”

Akhirnya perlahan tangisanku mereda. Andre juga telah merasa cukup memanaskan mobil. Maka aku dan Andre pun siap berangkat.

“Putri jalan dulu ya Maa, makasih atas semua kebaikan Mama, sama makasih juga kalungya.” Kataku dengan menunjukkan kalung pemberian Tante Salma sambil tersenyum.

“Mama juga seneng kok sayang. Mama titip salam ya buat orang tua kamu di sana.” Ujar Tante Salma dengan mengelus rambutku.

“Ndree kamu jaga Putri baik-baik ya. Awas kamu kalo sampe Putri sampe kenapa-napa.” Lanjut Tante Salma dengan mengancam Andre.

“Iyaa Maa, tenang aja pokoknya. Sama Andre, Putri bakal tetep mulus kok.” Sahut Andre dengan merangkulku.

“Oiya maaf ya Papa tadi berangkat kerja duluan, ada kerjaan mendadak katanya di kantor. Dia titip salam aja buat kalian, sama orangtua Putri di rumah nanti.”

“Iya Maa, gapapa. Yaudah Andre berangkat sekarang ya, takut keburu macet nih.” Kata Andre sambil mencium tangan Tante Salma.

“Putri berangkat ya Maa.” Aku juga ikut mencium tangan Tante Salma.

“Hati-hati ya kaliaaan.” Ucap Tante Salma.

Andre membukakan pintu mobilnya untukku. Lantas aku langsung segera masuk ke dalam mobil. Setelah berada di dalam mobil, kubuka kembali jendela. Dan saat Andre mulai menjalankan mobil perlahan, aku melambaikan tangan ke Tante Salma. Disambut dengan lambaian tangan dan senyumannya yang hangat.

Hhhh sampai jumpa kembali Mamaaa...

*

POV Andre

Perjalanan ke rumah Putri di Pangandaran cukup memakan waktu lama. Bila lalu lintas lancar, maka dapat tiba kurang lebih 8 jam perjalanan. Nggak tau deh kalo macet. Gua dan Putri sudah memutuskan untuk melakukan perjalanan setengah saja dulu. Jadi kami nanti menginap di hotel selama setengah perjalanan tersebut. Tidak langsung tektok sampai Pangandaran.

Selama perjalanan kami lebih sering mengobrol ringan saja.

“Kalo kamu capek atau ngantuk, istirahat aja Ndree di jalan. Nggak usah maksain.” Ujar Putri.

“Iya sayaaang, aku juga tau hehehe.” Balas gua dengan menggenggam tangan Putri.

Saat ini kami sudah melaju di tol Cikampek yang untungnya lancar tanpa hambatan yang berarti.

“Terus si Beaty kapan mau di bawa lagi ke Bandung?” Tanya Putri lagi.

(Untuk yang baru baru baca, FYI Beaty adalah sebutan nama untuk motor gua. Sedangkan Bandung adalah kota tempat gua dan Putri mengenyam pendidikan.)

“Kayaknya semester depan aja lagi deh Put, kan abis dari rumah kamu di Pangandaran, kita langsung balik ke Bandung. Masa tektok ke Jakarta dulu buat balikin mobil.” Jawab gua.

“Iya sihh. Berarti nanti kalo kemana-mana di Bandung kita naik mobil dong?” Putri kembali bertanya.

“Kita?? Emang aku mau ngajak kamu jalan-jalan di Bandung.”

“Ihh jadi kamu nggak mau ngajak aku nih?” Putri kali ini menatap ke gua dengan mata yang di pelototkan. Gua hanya sesekali menengok ke dia, lalu kembali fokus ke jalan.

“Yaa ngapain. Aku udah bawa mobil ini. Pasti banyak kok cewek yang mau aku ajak jalan.” Ujar gua sambil menahan tawa mencoba menggoda Putri.

“Jahat.. jadi itu toh tujuan utama kamu bawa mobil ke Bandung nanti.” Dengan mata yang di sipitkan dengan penuh curiga.

Aku hanya membalasnya dengan mengangkat kedua bahuku saja.

Lantas Putri langsung melepas genggaman tanganku dan melipat kedua tangannya di dadanya dengan mulut di monyongkan. Sungguh lucu melihat tingkah Putri seperti ini.

“Iya deh iya maaf aku cuman bercanda kok, just kidding hehehe.” Kata gua sambil mengelus rambutnya, namun segera di tepis oleh Putri.

“Biarin kalo kamu nggak mau ngajak jalan, aku juga nggak apa-apa. Nanti nggak aku kasih jatah memek.” Ancam Putri dengan bicara yang vulgar.

Itulah yang aku suka dari ucapan Putri. Dia dapat berbicara vulgar dengan santai, namun dia bukan orang yang suka berbicara kasar. Dia merupakan orang yang lembut.

“Yaaahhh tuh kan ngancemnya jelek nih. Nanti andre junior kelaperan gimana dong.” Kata gua dengan mengusap selangkangan sendiri.

“Biarin biar kurus.” Kata Putri masih dengan mulut yang di monyongkan.

“Kamu yang sabar ya dek, kayaknya kamu bakal puasa memek nih. Majikannya lagi ngambek soalnya.” Kata gua dengan mengusap kontol dari balik jeans, seolah-olah sedang bicara dengan kontol gua sendiri.

Gua melihat Putri seperti menahan tawa.

“Sukurin.” Jawab Putri singkat.

Kemudian gua mencoba untuk membuka resleting jeans, lalu mengeluarkan kontol gua yang masih lemas.

Putri terlihat kaget dengan mata yang terbuka lebar. “Ndree, kita kan lagi di mobil di jalan. Kamu ngapain..” Kata Putri menatap kontol gua.

“Anak sd juga tau kita sekarang lagi di mobil, bukan kereta. Lagian kamu sih pake ngancem segala. Jadinya andre junior demo nih keluar sarang.” Balas gua ke Putri.

“Hahaha makanya kamu harus ngajak aku jalan nanti di Bandung.” Kini Putri sudah tersenyum kembali.

“Oke aku bakal ajak kamu jalan, tapi kamu harus nurut sama aku. Gimana? Mau nggak?” Tawar gua.

“Nurut apaan dulu nih?” tanya Putri.

“Udah pokoknya kamu harus nurut, gimana?”

“Ih masa syaratnya nggak jelas gitu.”

“Pokoknya kamu harus mau dulu, baru nanti bakal aku ajak jalan.”

“Oke aku mau.”

“Janji ya bakal nurut sama perintah aku?” Tanya gua kembali meyakinkan Putri dengan mengulurkan jari kelingking gua.

“Iya aku janji.” Kata Putri dengan mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking gua.

“Nah gitu dong, sekarang kamu urus dulu nih andre junior.” Kata gua dengan mengambil tangan Putri dan meletakkannya di kontol gua.

Putri tersenyum. ”Kamu gila Ndree hihihi. Ih masih lemes aja nggak muat di tangan aku, gimana kalo udah ngaceng.” Dan dengan perlahan menggerakkan tangannya mengocok kontol gua.

“Ssshhh tangan kamu halus banget Put, lembut banget.” Kata gua.

Dengan situasi seperti ini, gua nggak mau ngambil resiko. Mobil langsung gua pindahkan ke jalur lambat di jalan tol.

Baru 10 menit Putri mengocok, gua mencoba menyudahi kegiatan gila kami.

“Hhhh udah ah Put, nanti aku takut kebablasan.” Kata gua dengan mengangkat tangannya dari kontol gua.

“Yah Ndree, itu udah mulai ngaceng masa mau udahan, kasian tau..”

“Nanti aja ya, di hotel. Kamu bebas mau ngapain aja..” Jawab gua.

“Kamu aneh Ndre. Emang kamu nggak kentang apa? Kata temen-temen aku kalo kontol cowoknya udah di mainin, dia pasti nggak bakal tahan, malah sering lanjut ngentot. Kok kamu malah bisa sih.” Kata Putri dengan tatapan yang gua sendiri nggak ngerti.

“Nggak tau juga Put, temen-temen aku juga begitu sih, pada suka nggak tahan hahah. Mungkin aku kelainan kali yaa?”

Putri hanya tersenyum manis, lalu memajukan wajahnya dan mencium pipi gua.

“Aku boleh ngerangkul kamu Ndre?” Tanya Putri.

“Ya boleh lah pake minta ijin segala kamu ini.”

“Abisan takut ganggu kamu nyetir” Dan Putri langsung merangkul sebelah tangan gua.

Setelah kontol gua mengecil, Putri masukkan kembali ke dalam celana jeans gua.

Kemudian kami berdua hanya diam saja. Mobil pun sudah kembali ke jalur cepat.

Rasanya sudah nggak sabar buat sampe hotel. Dan tak terasa kami sudah melewati tol. Putri kini sedang tertidur lelap. Sekarang kami akan menuju ke jalur selatan nagrek Jawa Barat. Jalur yang konon terkenal dengan tikungan-tikungannya yang tajam. Maka gua memfokuskan diri untuk menyetir lebih hati-hati lagi.

Setelah jalur nagrek kami lewati, kami sampai di daerah Tasik. Begitu memasuki kota Tasik, gua membangunkan Putri.

“Put bangun. Bangun sayang.” Gua membangunkan Putri dengan memegang pipinya dengan sedikit mencubit pipi chubbynya.

“Eehhhmm kita udah sampe mana Ndre?” Tanya Putri.

“Udah sampe Tasik nih, kita istirahat di sini aja ya.” Kata gua masih mengelus pipinya.

“Hah? Tasik? Aduuhh aku tidurnya kelamaan ya? Maaf ya aku nggak nemenin kamu nyetir.” Kata Putri dengan menyadarkan diri, mengucek kedua matanya dengan punggung tangan.

“Ya nggak apa-apa lah, asal nanti di hotel kamu jangan tidur aja sewaktu ngelayanin aku.” Ucap gua asal-asalan.

“Kamu ini Ndre, masih sempet-sempetnya bercanda.” Kata Putri dengan memukul pelan lengan gua.

Gua mencari hotel yang menurut gua nyaman. Dari tadi banyak hotel sih yang gua lewatin, cuman gua ngerasa nggak sreg aja di hotel tersebut.

Memang gua dan Putri tidak mencari hotel terlebih dulu sebelumnya. Jadi kami memutuskan untuk mencari sewaktu sudah sampai tujuan saja.

Hampir setengah jam gua muter-muter Tasik, hingga akhirnya ada sebuah hotel yang lumayan besar dan nyaman.

“Kayaknya hotel itu bagus Put, kita kesana aja ya?”

“Iya Ndre, aku ngikut kamu aja.”

Maka gua belokkan mobil ke dalam hotel. Tempat parkir hotel ini juga lumayan besar, walau tidak ada valet yang memarkirkan mobil.

Setelah mobil terparkir, kami turun. Gua langsung meregangkan seluruh otot tubuh.

“Aaaahhhh lumayan ya nyetir 5 jam. Udah lama loh aku nggak nyetir jarak jauh, jadi rasanya badan aku langsung pegel semua.” Kata gua ke Putri yang juga sedang meregangkan badan.

“Yaah kalo kecapean mah biasanya nanti nggak tahan lama ‘main’ sama aku.” Balas Putri.

“Nantangin aku nih?” Kata gua.

“Yah itu sih yang aku tau ya Ndre kata orang-orang, kalo kamu merasa tersindir ya jangan tersinggung.” Ucap Putri dengan tersenyum menahan tawa kepada gua.

“Aku bakal buktiin kalo omongan orang-orang itu nggak bener.” Kami kini sudah berjalan berdampingan dengan gua membawa koper.

“Oke aku pegang kata-kata kamu.”

Kami sudah tiba di lobby hotel dan langsung menuju resepsionis untuk memesan kamar. Untungnya di hotel ini tidak menanyakan kami suami istri atau bukan. Jadi kami langsung memesan satu kamar.

Setelah di antar oleh petugas hotel tersebut, kami langsung masuk ke kamar. Begitu pintu tertutup, Putri berlari, kemudian menjatuhkan diri ke kasur.

“Aaahhh berasa udah lama nggak ketemu kasur.” Ucap Putri.

“Dasar norak kamu. Maklum orang kampung ya mbak?” Ujar gua meledek Putri.

“Biarin orang kampung, yang penting kamu sayang kan sama orang kampung yang satu ini.” Jawab Putri yang tersenyum mengundang birahi.

Gua langsung menghampirinya di kasur. Lalu duduk di pinggir kasur tersebut.

“Iya aku sayaaang banget, apalagi sama ‘dia’ nih” Kata gua dengan menggesek tangan di selangkangannya dari balik celana jeans yang dia kenakan.

“Kamu mau ‘ini’?” Ucap Putri dengan memegang tangan gua, dan semakin menekan tangan gua ke selangkangannya dari balik celana jeans.

“Ntar aja ah, memek kamu bau. Mandi dulu sana.” Bisik gua asal-asalan di depan wajah Putri dengan melepas tangan gua dari selangkangannya.

Posisi Putri kini setengah tiduran dengan di topang oleh sikutnya dan kaki yang menjuntai ke lantai. Gua yang duduk di pinggir kasur kini sudah menempelkan ujung hidung gua dengan hidung Putri.

“Bohong. Memek aku penuh peju aja kamu masih mau jilatin.” Bisik Putri.

Hembusan napasnya begitu terasa di wajah gua.

“Addict sih memek kamu abisan.” Jawab gua.

“Jadi mau nggak nih?” Tawar Putri ke gua.

Gua tersenyum ketika Putri menawarkan hal tersebut. “ Nanti aja abis mandi. Sekalian aku mau nagih janji kamu waktu di mobil.” Ujar gua.

“Aku siap kamu apain aja Ndre...” Jawab Putri singkat.

SHIT jadi nggak sabar dengan rencana gua nanti.

*

Gua selesai mandi lebih dulu dibanding Putri yang kini sedang mandi. Saat ini gua sedang tidur-tiduran sambil menonton tv tanpa sehelai benangpun alias bugil. Dan tak berapa lama kemudian, Putri telah selesai mandi. Dia keluar kamar mandi dengan lilitan handuk yang hanya dapat menutupi setengah dari toketnya yang besar dan pahanya yang terlihat mulus sekali.

Dengan mata yang manja, Putri langsung melepas lilitan handuknya. Dan terlihatlah tubuhnya yang inda, yang sudah tak asing lagi buat gua.

“Jadi apa yang kamu rencanain sayang??” Ujar Putri berjalan menghampiri gua di kasur.

Gua hanya tersenyum puas melihat tingkahnya.

“Bakalan ada tragedi di gym part 2 Put, hehehe.” Kata gua. (Baca part 10 kegilaan kegiatan.)

“Iiihh jadi kamu mau aku di entot orang?”

Gua lalu berdiri menjadi saling berhadapan dengan Putri. Kami berdua sudah sama-sama bugil. Lalu gua pegang kontol gua yang sudah setengah ngaceng, dan gua gesek-gesek ke memek Putri.

“Kan aku udah bilang... memek kamu cuman buat kontol aku, bukan buat orang lain.” Ucap gua vulgar, sambil menatap wajah Putri dan tidak berhenti menggesek kepala kontol gua di permukaan memeknya.

“Ssshhh terus kamu mau apaa?” Mata Putri sudah terlihat sayu. Sepertinya dia sudah terbawa suasana birahi.

Selesai Putri bertanya, gua pergi menuju tas gua yang berada di pojok kamar. Gua keluarkan sebuah lingerie hitam dengan belahan dada yang sangat rendah dan transparan. Langsung gua kasih Putri lingerie tersebut.

“Pake ini Put.” Kata gua menyerahkan lingerie tersebut.

Putri tanpa disuruh dua kali langsung mengenakan lingerie tersebut. Gua tersenyum puas melihat penampilan Putri saat ini.

Ilustrasi lingerie

[HIDE][/HIDE]

“Ini buat apa Ndree??” Tanya Putri sedikit kebingungan.

“Nanti juga tau..” Jawab gua singkat.

Lalu gua pegang wajah Putri, dan langsung gua lumat mulutnya.

Cllluurrpp cclluurrppp lidah kami saling berpagut, saling melilit satu sama lain.

Kemudian gua rebahkan Putri di atas kasur, sehingga kini Putri berada di bawah. Lalu gua jilat setiap inchi wajah Putri. Matanya hanya terpejam saat lidah gua menyapu kelopak matanya. Lidah gua terus menjilat, menurun menuju telinganya.

Ssshhh ssssshhhh aaahhhhh

Putri hanya dapat mendesah saat gua jilat belakang telinganya. Setelah puas gua kembali pada menjilati wajahnya, dan kembali kami saling memilin lidah.

Kemudian gua turun menuju lehernya. Ccuupp cccuuupp gua cium dan sesekali gua sedikit cupang lehernya. Putri menikmati permainan lidah gua dengan menggenggam erat sprai kasur.

Permainan lidah gua terus turun secara perlahan dan bertahap menuju toketnya. Gua singkap sedikit lingerienya, hingga menampakkan toketnya yang indah. Begitu sampai pada toketnya, langsung gua caplok sebisa mulut gua.

“Aaaauuuhhhh Ndreee sssshhhhh.” Desah Putri saat mulut gua penuh dengan toketnya.

Gua mainkan lidah gua di sekitar aerolanya, dan gua berikan sedikit cupangan sehingga berbekas warna merah. Toket yang satunya lagi gua remas dengan sebelah tangan, dengan sesekali memilin putingnya yang sudah mengacung tegak.

“Sssshhhhh Ndreeee ssssshhhhh.” Putri hanya dapat menggeliat menikmati. Tubuhnya menjadi tidak dapat diam.

Dan setelah puas dengan toketnya, kini gua turun menuju memeknya. Gua naikkan lingerienya sampai pada bergulung di perut Putri.

Cuuiihhh gua membuang ludah ke memeknya. Lalu langsung gua lahap kembali ludah gua di memeknya.

“Aaaaahhhhhh ssssshhhhh aaaahhhhh” Desah Putri dengan tubuh sedikit di lengkingkan ke atas ketika gua mulai menyapu klitorisnya.

Hanya sebentar gua jilat klitoris Putri, kemudian gua bangkit.

“Kamu tunggu bentar Put.” Kata gua yang langsung menuju rak kecil samping kasur, dan mengambil sesuatu dari dalam rak tersebut. Yap barang tersebut sudah gua simpan di rak itu saat Putri mandi.

[HIDE][/HIDE]

Barang tersebut merupakan sebuah vibrator, lengkap dengan remote controlnya. Putri hanya menatap gua dengan sayu. Begitu gua liat ke memeknya telah mengkilap basah, entah karena air liur gua atau memang cairan kenikmatan Putri yang meleleh.

Gua langsung berada di antara kedua kaki Putri yang terbuka lebar.

“Di cobain ya.” Kata gua singkat dan langsung menekan tombol on pada vibrator tersebut. Kemudian gua tempelkan vibrator tersebut di klitoris Putri. Dddddrrrrrttttt kurang lebih seperti itulah suara yang di keluarkan oleh vibrator tersebut.

“AAAAAHHHHHH ssssshhhhhh Ndree itu apaaa aaaaahhhhh??” seketika tubuh Putri langsung kelojotan hebat, namun coba gua tahan pahanya dengan kedua tangan.

Vibrator tersebut gua tempel di klitorisnya, kemudian beberapa detik gua lepas lagi agar Putri dapat terbiasa dengan getarannya.

“Aaaaahhhhh aaaaaaaahhhhh ssssshhhhh” Desah Putri dengan tubuh ke kanan dan ke kiri.

Lalu setelah merasa Putri telah terbiasa, vibrator tersebut langsung gua masukkan ke memeknya Putri. Jadilah vibrator kini tenggelam dalam memeknya.

“Aaaaahhhhh Ndreee memek aku geliiii aaaahhhhh.” Ujar Putri.

Gua melihat dari memeknya cairan vagina meleleh keluar karena getaran yang diberikan vibrator. Dan berapa lama....

Ting Tong. Ting Tong. “Layanan kamar.” Seseorang membunyikan bel kamar kami. Yes tepat waktu sesuai rencana.

Ini telah aku rencanakan sewaktu Putri lagi mandi. Diam-diam aku memesan makanan hotel untuk kami berdua.

“Put sana gih kamu yang buka pintunya.” Suruh gua pada Putri. Kini vibrator tersebut gua matikan sementara.

“Aaaahhhh masa aku sih Ndree aaaahhhh.” Putri dengan napas yang ngos-ngosan.

“Kamu tenang aja, aku selalu ngawasin kamu kok. Kalo kamu di apa-apain teriak aja, nanti aku langsung keluar.” Kata gua meyakinkan Putri.

Kegiatan yang gua rencanain ini hampir mirip dengan yang Bokap ceritakan dulu. (baca part 12 Petuah Orang Tua). Entah kenapa gua juga ikutan merasa tegang. Adrenalin gua mendadak bangkit.

Putri lalu bangkit dengan tertatih. Kakinya masih sedikit bergetar ketika berdiri. Gua pun lantas langsung pergi ke kamar mandi dan menutupnya dari dalam. Karena kamar mandi tidak terlalu jauh dari pintu masuk dan tempat tidur, maka gua bisa leluasa mengawasi Putri dari sini.

Ting Tong. “Layanan Kamar.” Petugas hotel tersebut kembali membunyikan bel kamar kami.

Putri terlihat ragu sejenak. Dia berjalan dengan aneh, mungkin karena masih ada vibrator di dalam memeknya. Putri lalu menatap ke arah gua, dan gua balas dengan anggukan mantap.

Setelah itu Putri memegang gagang pintu beberapa detik sebelum akhirnya membukanya.

“I..iya mas.” Kata Putri. Begitu pintu terbuka, gua langsung nyalakan kembali vibrator itu dengan tempo pelan. Tubuh Putri langsung bergetar.

Sepertinya petugas hotel tersebut melongok melihat penampilan Putri yang hanya menggunakan lingerie, dengan toketnya yang menerawang dari balik lingerie tipisnya.

“Ee...eee...la..layanan ka..kamar Bu.. eh Mbak...” Seketika petugas hotel tersebut gagap melihat Putri.

“Aaaahhhh ssshhhh ii..iiyyaa Masss sssshhhh aahhh.” Suara desahan Putri keluar saat gua mulai naikkan tempo getaran vibrator. Asli siapapun laki-laki yang denger suara Putri seperti itu pasti akan langsung horny, apalagi petugas hotel itu yang juga melihat penampilan seksi Putri.

“Aaaahhh mm maa..maasukin Masss sssshhhh..” Kata Putri yang kini kakinya sedang bergetar, dan memegang erat pintu agar tidak terjatuh.

“Ma..maksud Mbak?” Tanya petugas hotel tersebut yang semakin gugup.

“Ma..suk.. aja ke sssshhh dalem.. taro piringnya... di meja sssshhhhh” Tatapan Putri semakin sayu ke petugas hotel tersebut.

Lalu dengan ragu petugas hotel tersebut masuk ke dalam kamar kami. Maka terlihatlah tubuh kurus tinggi dengan kulit putih bersih si petugas hotel tersebut. Petugas hotel tersebut mendahului Putri dan langsung meletakkan makanan yang gua pesan di atas meja samping kasur.

Putri menutup pintu kamar. Sedetik kemudian tempo getaran dari vibrator tersebut gua naikkan lagi. Dan Putri tidak dapat menahan tubuhnya yang sudah sangat bergetar, sehingga jatuh berlutut.

“Eeh Mbak..Mbak kenapa?” Kata petugas hotel itu yang melihat Putri jatuh.

Petugas hotel itu langsung menghampiri Putri, dan mencoba untuk membantu.

“Nggak sssshhhh aaaahhhh Masss, baa..waaa ssshhh saayaa kee ssshhh kasurr..” Ujar Putri yang meminta untuk dibawa ke kasur.

Lalu petugas hotel tersebut, membantu Putri dengan memapah sebelah tangannya untuk ke kasur. Setelah Putri rebah di kasur petugas hotel itu hanya berdiri terdiam saja melihat Putri yang memejam dengan tubuh yang masih bergetar.

Gua dapat mengintip jika si petugas hotel tersebut seperti meraba selangkangannya sendiri. Mungkin dia sudah horny berat. Posisi tidur Putri juga tidak beraturan dengan lingerie yang digunakan berantakan hingga si petugas hotel dapat melihat memek Putri yang terus mengeluarkan cairan kenikmatan.

Dan diluar rencana, ternyata si petugas hotel lebih berani dari perkiraan gua. Dia terus melihat ke memeknya Putri, dan menghampiri memeknya. Kini wajahnya sudah berada di depan memeknya Putri.

Putri mungkin tidak menyadari, jika memeknya kini menjadi tontonan nikmat bagi si petugas hotel tersebut.

Setelah memperhatikan cukup lama, si petugas hotel itu memegang memeknya dan menyelipkan jari tengahnya di belahan memeknya.

“Aaaaahhhhh Maaasss nga.ngaapainnn.” Kata Putri tanpa berontak.

Si petugas hotel tersebut mengetahui jika di dalam memeknya Putri ada sebuah vibrator. Maka langsung ditarik vibrator tersebut. Plop Ddddrrrrtttttt.

“Aaaaaahhhhhhh ssssshhhh.” Putri menggeliatkan tubuhnya sewaktu vibrator tersebut ditarik.

Dengan tersenyum puas si petugas hotel itu berbicara, “Mbak sengaja godain saya ya dengan ini?” Kata si petugas hotel dengan menunjukkan vibrator yang masih menyala.

“Ngg..nggak Mass aaahhh aaahhh.” Putri hanya menjawab singkat dengan menggelengkan kepala, napasnya sendiri masih ngos-ngosan sehabis bertarung dengan vibrator di dalam memeknya.

“Mbak kalo mau bilang aja.. saya siap sedia kok, apalagi dengan tubuh montok Mbak.” Ucap petugas hotel dengan meraba paha Putri yang terbuka lebar. Lingerie mini tersebut kini sudah berada diatas perutnya Putri.

Lalu tanpa banyak ngomong, si petugas hotel tersebut langsung membuka celananya beserta sempaknya. Kini kontolnya yang sudah setengah ngaceng keluar. Kontolnya biasa aja menurut gua. Standar banget lah kalo dibanding kontol gua yang gemuk panjang.

Kemudian si petugas hotel naik ke atas kasur dan mengarahkan kontolnya ke wajah Putri.

“Ini kan yang Mbak mau?” Ujar petugas hotel sambil memegang kontolnya.

“Ma..mass...” belum sempat Putri berbicara, kontol tersebut sudah masuk dalam mulutnya.

Si petugas hotel tersebut memegang kepala belakang Putri, untuk mendorong kontolnya.

[HIDE][/HIDE]

Putri terlihat biasa saja saat kontol tersebut tertelan oleh mulutnya. Dan untuk menambah rangsangan tersebut, Putri memainkan memeknya dengan tangannya sendiri. Di gesek-gesek klitorisnya, sementara mulutnya tetap mengulum kontol si petugas hotel.

Gua yang menyaksikan itu semua, langsung melepas seluruh pakaian gua di dalam kamar mandi hingga tak ada sehelai benangpun menempel di tubuh gua. Dan secara perlahan, gua mulai elus-elus sampai akhirnya gua kocok kontol gua yang sudah setengah ngaceng.

“Aarrgghh aarrggh.” Begitulah suara mulutnya yang terus ditekan oleh si petugas hotel.

Si petugas hotel tersebut juga ikut memainkan toket jumbo Putri.

“Aaaaahhhhh Mbak, enaaakk ssshhhhh banget mulutnya aaahhhhh.” Desah tak tertahan dari si petugas hotel tersebut.

Putri semakin intens memainkan klitorisnya sendiri. Kelihatannya dia sudah diambang orgasme. Benar saja, tak sampai semenit tubuh Putri menegang.

“AAAAAHHHHHHH NNNDDDRREEEEEE.” Teriak Putri karena orgasmenya dengan menyebutkan nama gua.

Gua tau itu kode dari Putri untuk gua keluar. Maka agar tidak terkesan dibuat-buat, gua nyalakan pembuka air pada kloset, sehingga terdengar seperti seseorang sehabis buang air.

“Iya Put?! Kamu kenapa teriak-teriak?!!” Teriak gua dari dalam kamar mandi.

Si petugas hotel yang mendengar suara gua dari dalam kamar mandi, mukanya langsung berubah 180 derajat. Pucat mukanya. Maka dengan secepat kilat, si petugas hotel itu langsung turun dari kasur dan kembali mengenakan celananya. Tanpa memakai sempaknya terlebih dulu, dia langsung mengenakan celananya. Dengan berlari keluar kamar, si petugas hotel tersebut langsung menutup pintu. Tak sampai semenit adegan panik si petugas hotel tersebut sudah berada di luar kamar.

Ketika gua sudah merasa aman. Gua keluar dari tempat persembunyian di dalam kamar mandi dengan tubuh sudah telanjang bulat. Dengan berjalan perlahan, gua menuju pintu kamar, dan menguncinya dari dalam. Clek. Suara pintu dikunci.

Kemudian gua berbalik badan menuju Putri.

Putri hanya menatap gua sayu. Napasnya masih ngos-ngosan karena orgasme tadi. Gua datangi dia, dan duduk di pinggir kasur.

“Kamu nggak apa-apa kan sayang?” Tanya gua ke Putri dengan mengusap rambutnya.

Putri tidak menjawab, namun hanya menggelengkan kepalanya.

Mengetahui gua sudah telanjang bulat dengan kontol setengah ngaceng, tangan Putri refleks memegang kontol gua. Gua hanya diam saat Putri mulai melakukan kocokan ringan.

Tangan gua yang tadi mengusap rambut Putri turun menuju wajahnya. Gua belai pipinya sampai pada mulutnya, gua coba untuk memasukkan jari telunjuk gua ke dalam mulut Putri. Tanpa disuruh Putri mulai menghisap telunjuk gua. Tak ketinggalan tangan gua yang lain membelai belahan memeknya yang sudah basah.

“Mmmmpppphhh Mmmppphhhhh” suara mulut Putri yang sedang menghisap jari telunjuk gua.

Hanya sebentar gua mainkan telunjuk di mulut Putri. Tanpa menunggu lebih lama lagi, gua yang sudah horny berat sehabis melihat adegan Putri dengan si petugas hotel langsung menarik kaki Putri hingga menjuntai ke lantai.

Kemudian gua pegang kedua pahanya, dan gua arahkan kontol gua ke liang surga miliknya.

[HIDE][/HIDE]

Karena memeknya yang sudah sangat basah, maka gua paksakan mendorong habis kontol gua seluruhnya.

Bllleeessshhhhh

“Ooouugghhhsssshhhh Ndree penuhhhh ahhhhh” rintih Putri ketika kontol gua menembus vaginanya hingga menyentuh rahimnya.

Gua diamkan beberapa saat kontol gua.

“Hhhh hhhh kamu suka Putt sama rencana aku tadi? Hhhh” Tanya gua sambil merasakan pijatan legit kontol gua di memeknya.

“Hssshhhh shhuukkaa Ndree...”

“Jawab yang kenceng Put ssshhhh..” Gua besarkan kontol gua di dalam memeknya.

“Oooouuggghhhhhsss iya Ndree sukaaakk aaaahhhhsssss.”

Setelah puas dengan beradaptasi dengan memeknya Putri, maka langsung gua genjot kontol gua. Mulai dari tempo pelan hingga cepat.

Plok Plok Plok

Suara paha gua bertemu dengan selangkangan Putri.

“Aaaaahhhhhssss aaaahhhhssss mmmmm aahhhhhhh ssssshhhhhh.” Hanya suara desahan kami berdua yang terdengar.

Gua terus menggenjot Putri tanpa ampun. Vaginanya terasa semakin basah dengan cairan yang keluar. Memeknya telah mengeluarkan busa berwarna putih. Sekitar 20menit kemudian akhirnya Putri orgasme yang kedua kalinya.

“AAAAHHHHHHSSSSS OOOUUHHHGGSSSSS.”

Terasa hangat kontol gua disiram oleh cairan kenikmatan milik Putri.

“Aahhhh aaahhhh aaahhhh berenti dulu Ndree ngiluuu ssshhhh.” Ucap Putri yang meminta buat gua berenti terlebih dahulu.

Akhirnya gua hentikan sementara genjotan kontol gua. Gua turunkan kakiknya, lalu gua kembalikan seluruh tubuh Putri ke kasur.

Putri masih mencoba untuk mengatur napasnya. Gua juga ikutan naik ke kasur dan rebahan di samping Putri. Karena kontol yang masih ngaceng, maka gua gesek-gesek di pahanya yang mulus.

“Kalo kamu suka berarti mau dong ngelakuin lagi?” Tanya gua ke Putri.

“Hhhh hhhh aku ngikut kamu aja hhhh.” Ucap Putri.

Gua ucap rambutnya yang basah karena keringat. Gua majukan wajah gua, lalu gua gigit bibirnya yang mungil.

Gua pegang tangannya dan gua arahkan kembali ke kontol gua. Karena sudah ngaceng maksimal, genggaman tangannya tidak sepenuhnya sempurna di kontol gemuk gua.

“Hhhh hhhh ini tangan aku yang semakin kecil atau kontol kamu yang kegedean hhhh hhhh.?” Ucap Putri saat gua sedang mencium lehernya.

“Bukan dua-duanya. Tapi kamu yang semakin binal.” Kata gua sambil menatap Putri.

“Iih nggak nyambung ooouuuggghhhhssss.” Ujar Putri, dan ketika itu juga gua gesekkan jari telunjuk gua di klitorisnya.

“Aku belum selesai loh Put...”

Maka tanpa melepas gesekan jari gua di klitorisnya, gua bangkit yang memposisikan diri diantara kedua kaki Putri. Dengan posisi misionaris kembali gua arahkan kontol gua di memeknya.

[HIDE] [/HIDE]

“Kamu mau memek kamu di masukkin kontol lain??” Tanya gua saat kepala kontol gua sudah menempel di pintu vaginanya. Sedangkan telunjuk gua masih memainkan klitorisnya.

“Sssshhhh mmmmhhhhh aaaaahhhh nngggaakkk Ndreee, nggaaaakkk maaauuu ssshhhh.” Kata Putri dengan desahan yang menggairahkan.

“Kalo gitu dengan masuknya kontol aku ini, kamu resmi udah jadi lonte aku. Memek kamu udah resmi jadi punya aku seorang.” Blleeeessshhhhh “Aaaaahhhh gillaaa memek kamu emang nggak ada tandinganya.” Kata gua sewaktu mendorong kontol masuk ke dalam memeknya Putri.

Memeknya Putri memang memek ternikmat yang pernah gua rasain. Rasanya kontol gua mau menggenjotnya seharian penuh. Terasa sekali legitnya pijitan dinding vaginanya yang basah yang seakan-akan menyedot kontol gua untuk semakin masuk lebih dalam lagi. Rasanya lebih nikmat dibanding punya Ayu dan cewek-cewek yang pernah gua rasain.

“Ooooouuggghhhssss iiyyaaa Ndreee, akkuu lonttee kamuuu aaahhhh ssssshhhhhh.” Kata Putri yang merasakan rahimnya seperti di sentuh oleh kontol gua.

“Hhhh hhhh kalo kamu lonte hhhh kamu harus nurut apa kata aku hhhh sanggup?” Sahut gua sambil menggenjot Putri.

“Aaaahhhh aaaahhhhh aakkuuu sangguuppppsss aaaahhhhh oouuhhhaaasssssss.”

Karena posisi ini, gua jadi dapat melihat wajah cantiknya Putri. Matanya memejam menikmati setiap sodokan kontol gua. Namun desahannya sungguh luar biasa, selalu bikin semangat gua untuk semakin cepat menggenjot kontol gua.

Plok plok plok plok

“Aaaahhh aaaaahhh aaaahhhh aaaahhhh aaaahhhh aaaahhhh aaaahhhh” suara desahan Putri.

Sambil menggenjot, gua usap peluh yang membasahi wajahnya. Gua cupang lehernya yang putih dan mulus itu.

Gua merasa orgasme gua sudah berada diujung kontol. Maka dari itu, semakin gua percepat genjotan gua.

“Ahhhh aaahhhh Putt, akkkuu mau keluu....”

Belum sempat gua menyelesaikan ucapan gua Putri telah orgasme untuk yang ketiga kalinya.

“OOOUUGGGHHHSSSSS AAAAHHHHHH AKKUU KEEELLUUAARRR NNDREEE.”

Gua juga yang sudah ingin klimaks, dengan segera mencabut kontol dan mengarahkannya ke mulut Putri. Langsung gua masukkan ke mulutnya.

“Iseepp Putt..”

Dan beberapa detik kemudian..

CROT CROT CROT “AAAHHHHHH LLOONNTTEEEE KKAAMMUU PUUTTT”

Peju gua menyembur hingga 10kali semprotan di dalam mulutnya Putri, dan dengan sigap Putri langsung menelan semua peju gua.

“Mmmmppphh mmmpphhh ccclluupp.” Suara mulut Putri yang sedang membersihkan kontol gua dari sisa-sisa peju.

Hhhhh hhhhh hhhhh hhhhh napas gua mendesah setelah pertempuran yang cukup luar biasa.

“Gimana Put, kamu puas sayang?” Ujar gua ke Putri.

“Aku selalu puas Ndree kalo ngentot sama kamu.” Jawab Putri.

Gua langsung mencium mulut Putri yang sudah bersih dari peju gua. dan kami berdua pun tertidur dalam keadaan telanjang bulat...

To Be Continue
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Airhhhg seru juga, tapi update nya kalau bisa rutin seminggu sekali lah jangan Sampek sebulan
 
Next putri kena gangbang!!

Semoga terealisasikan ide saya hu :beer:

Tanks updatnya hu,,
Sehat selalu hu,,
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd