Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku dan Putri

Siaaaal siaaaal! Kenapa gua bego banget sih, masa kesalahan yang sama gua alamin untuk kedua kalinya, dalam rentanwaktu dekat lagi . Gua emang cowok bego. Harusnya gua tahu situasi kayak begitu rentan banget sama nafsu. Harusnya gua nggak ngelakuin hal itu. Gua salah banget. Gua salah. Salah.

Begitu lah kata gua dalam hati. Gua masih duduk di pinggir kasur dengan kedua tangan memegang kepala.

Triiiingg Triiiiingg hp gua terus berbunyi lagi.

Setelah gua ambil napas panjang, akhirnya gua angkat telpon tersebut.

“Halo Ndre, kamu ngapain? Kok telpon aku dari tadi nggak diangkat?” Ujar Putri diujung telpon.

“Iya Put, tadi ketiduran terus hp aku silent. Kamu ada apa emang nelpon aku?” Jawab gua dengan perasaan bersalah karena telah bohong sama Putri.

“Ooohh ketiduran, aku ganggu kamu ya Ndre?”

“Hm nggak kok, nggak ganggu. Ada apa sih?”

“Nggak ada apa-apa sih, cuman mau bilang hati-hati buat besok acaranya.” Sahut Putri yang khawatir.

“Iya Put, aku pasti hati-hati kok. Kamu nggak usah khawatir yaaa.” Balas gua singkat.

“Yaudah Ndre, kamu istirahat aja. Besok kan pasti capek banget.” Ujar Putri menyuruh gua istirahat.

“Hhm iya Put. Kamu juga istirahat gih udah malem.”

“Byee Ndre, Putri sayang Andre.”

“Andre juga sayang Putri”

Obrolan singkat itu terasa lama buat gua. Gua harus nyembunyiin banyak hal dari Putri. Untuk kesekian kalinya gua udah bohong sama dia. Gimana gua mau istirahat kalo pikiran gua masih kalut begini. Lagi-lagi pikiran gua seperti kaset rusak yang memutar adegan yang sama berulang-ulang. Gua harus ngasih tau Putri. Harus. Cepat atau lambat mengenai kejadian tersebut Putri bakal tau. Tapi kapan? Bagaimana gua ngasih tau caranya? Kalo Putri marah terus ninggalin gua? Hhhhh

Tanpa terasa gua telah bertarung sama pikiran sendiri selama kurang lebih 3 jam. Gua tengok jam dinding, telah menunjukkan pukul 2 dini hari. Akhirnya gua coba untuk memejamkan mata. Biarin cuman tidur beberapa jam, yang penting gua harus istirahat. Kan tadi udah disuruh Putri buat istirahat. Masa gua harus bohong lagi dengan tidak istirahat. Dan beberapa menit kemudian semua gelap.


***


“Itu tolong speakernya sekalian diangkut ke mobil ya. Sama terpalnya jangan lupa, buat jaga-jaga kalo misalnya ujan. Shinta, semua panitia udah pada kumpul semua belom?” Tanya Bastian sebagai ketua pelaksana gathering kepada Shinta sekretarisnya.

“Tinggal si Andre nih Bas. Dia belum ada kabar juga.” Jawab Shinta

“Haduh kita 30menit lagi berangkat nih. Tolong kabarin terus yaa.” Balas Bastian sambil melihat kertas berisi list kegiatan acara.

“Nah itu dia si Andre baru dateng.” Kata Shinta sambil menunjukkan jarinya ke Andre yang baru datang.

“Lu ke mana aja Ndre, kita udah mau berangkat nih.” Kata Bastian

“Iya deh sorry Bas, tadi gua bangun kesiangan. Absen panitia mana? Gua mau absen dong.” Balas gua.

Yaiyalah kesiangan, tidurnya aja gua jam 2 lewat. Disuruh bangun jam 6 pagi. Kata gua dalam hati.

“Tuh tuh minta sama Shinta, kalo udah lu bantu-bantuin angkat barang Ndre ke mobil.” Perintah Bastian

Hari ini acara gathering akan dimulai. Panitia-panitia sedang sibuk, ada yang mengangkut barang ke mobil, ada yang mengurus absen peserta di bus, dan ada yang mengurus konsumsi untuk di villa.

Dua bus berukuran besar sudah terparkir rapi di lapangan kampus. Bus tersebut hampir penuh berisi peserta. Sedangkan untuk barang-barang di angkut di mobil pick up milik salah seorang panitia. Gua yang baru datang langsung mengangkut barang ke pick up dengan kamera tersampir di leher gua. Semua anggota dokumentasi untungnya telah datang sebelum gua. Gua yang koordinatornya malah telat. Senior yang nggak patut dicontoh nih.

Setelah semua barang di naikkan ke pick up. Akhirnya kita semua berangkat. Gua berada di bus 1, gua sengaja di bus ini agar terhindar dari Ayu. Padahal di bus 2 ada Boy yang bisa jadi teman ngobrol gua sepanjang jalan. Tapi Boy itu sensitif banget, dia pasti bakal tau kalo gua sedang ada sesuatu sama Ayu.

Sepanjang perjalanan kami bernyanyi-nyayi ria, ada yang sibuk bermain hp, ada yang asik mendengarkan musik dan ada tidur pastinya. Hahaha. Kalo disuruh milih gua juga pengen tidur. Tapi nanti gua ditegur sama Bastian.

Alhasil sepanjang perjalanan menuju villa gua cuman asik memotret setiap momen di bus. Momen keseruan, keisengan peserta sampai momen narsis. Semua momen dokumentasi tersebut bisa sebagai lampiran pada laporan pertanggung jawaban untuk dekanat nanti. Tadi pagi sebelum berangkat dari kosan, gua juga sudah nelpon Putri utntuk memberitahu bahwa gua akan berangkat. Putri sendiri sepanjang weekend ini akan menghabiskan waktunya di kosan Maya. Entah apa yang bakal dia lakukan sepanjang weekend nanti.

Perjalanan menuju villa hanya memakan waktu 1 jam. Setelah sampai di villa semua peserta berbaris teratur masuk villa. Cuaca pagi ini terasa sangat sejuk di Lembang. Kemudian semua peserta masuk ke aula villa yang besar. Disana telah terdapat beberapa dekorasi-dekorasi yang telah disiapkan panitia. Ada beberapa panitia yang menginap di villa ini untuk menyelesaikan dekorasi.

Acara pagi ini dimulai dengan senam pagi. Semua peserta dikumpulkan pada lapangan berumput dengan kaki telanjang. Terasa masih basah rumput tersebut karena embun pagi yang masih melekat. Saat sedang senam pagi, gua hanya berkeliling diantara peserta yang senam sambil memotret mereka yang tertawa dan serius senam.

“Bang Andre foto dong.” Ujar salah satu junior gua

Mau nggak mau gua foto dia, dan sesaat gua mau foto datang junior yang lain satu per satu minta difoto. Jadinya objek foto gua bertambah banyak. Haduh anak jaman sekarang memang pada narsis-narsis.

Setelah acara senam selesai. Selanjutnya acara bebas. Semua peserta bebas untuk berfoto ria, berenang, bercanda atau tidur. Pokoknya bebas deh. Dan saat gua tengah duduk di teras depan villa sambil melihat foto-foto hasil jepretan gua, Boy datang menghampiri gua.

“Woy sibuk banget sih tukang foto keliling! Gua dong sekali-kali di foto, dari tadi sibuk motoin dedek gemes (junior) mulu.” Ujar Boy sambil menepuk pundak gua lalu duduk di samping gua.

“Sialan lu ah Boy.” Jawab singkat gua kepada Boy.

“Diki Angga Fachrul berangkat kapan Ndre?” Tanya Boy

“Kayaknya sih ntar malem Boy, mereka mana mau ikut acara receh kayak tadi. Acara mereka mah nanti malem wkwkwk.” Ujar gua yang mencoba sebisa mungkin terlihat biasa aja di depan Boy mengenai kejadian gua dengan Ayu.

“Hahaha iya bener juga lu Ndre. Apalagi Diki, semangatnya cuman malem doang.wkwkw” Balas Boy.

Saat gua dengan Boy sedang ngobrol, Ayu lewat di depan kita. Dia sedang membawa nampan berisi snack dan minuman dingin, karena Ayu merupakan panitia divisi konsumsi. Saat sedang acara bebas begini memang divisi konsumsi salah satu divisi yang paling sibuk, karena harus melayani peserta yang menginginkan makanan ringan.

“Yu aku mau cemilan dong, sama sirupnya sekalian. Lu mau juga nggak Boy?” Panggil Boy kepada Ayu dan menawarkan makanan ke gua.

“Boleh deh Boy sirupnya, haus juga gua.” Jawab gua.

Ayu datang ke kami, namun dia tidak sedikitpun melirik ke gua. Pasti canggung dia sama gua karena semalem. Gua juga berusaha bertingkah biasa. Namun untuk menutupi kecanggungan, gua berpura-pura membersihkan kamera yang gua pegang.

“Eh Yu, nanti malem kita ketemuan ya. Jarang-jarang kan kita berdua di depan temen-temen. Oke sayang?” Ujar Boy kepada Ayu sambil menerima snack dan minuman dingin dari Ayu.

“Iya Boy, yaudah aku keliling dulu ya nawarin makanan.” Balas Ayu singkat. Dari nada bicaranya jelas dia terlihat tidak nyaman dengan adanya gua di situ.

“Okeee jangan lupa ya sayaaang” Kata Boy kembali dan dibalas senyuman oleh Ayu.

“Haduuh jadi nggak sabar buat nanti malem nih Ndre.” Ujar Boy kepada gua setelah Ayu pergi.

“Halah itu mah emang maunya lu Boy, malem-malem dingin berduaan sama Ayu.” Jawab gua sambil menepuk rambutnya Boy.

“Ya lu kalo mau cari aja Ndre, kayaknya tadi gua perhatiin banyak kok junior yang ngelirik lu terus. Slooow kalo masalah rahasia mah. Gua nggak bakal ngasih tau Putri kok.” Celetuk Boy asal-asalan.

“Hahahaha bisa aja lu Boy.” Jawab singkat gua sambil kita berdua tertawa.


***


Tak terasa semua kegiatan pada pagi sampai sore hari telah selesai. Malam harinya gua dengan Boy sedang duduk santai di balkon villa. Gua sedang dibebas tugaskan dari dokumentasi, karena acaranya sudah tidak patut untuk di potret hahaha. Dari atas terlihat anak-anak yang lainnya pada berjoget ria di pinggir kolam renang dengan dentuman keras musik house.

Tak berselang lama Diki Angga Fachrul datang.

“Haloooo mabrather!! Berdua mulu lu kayak homoan.” Sahut Diki sambil menepuk pundak gua dan Boy.

“Haha taii lu Dik. Kemana aja lu pada baru dateng gini hari?” Balas Boy sambil bersalaman dengan Angga Fachrul

“Ngapain dateng dari pagi, itu mah cuman buat acara bocah ingusan doang hahaha.” Sela Angga kepada Boy

“Eh ngapain lu Rul ngelirik-lirik ke bawah.” Kata gua sambil menepuk rambutnya Fachrul. Fachrul sedang melihat-lihat ke bawah dari atas balkon. “Nyari dedek gemes kan lu. Hahaha mata lu udah nggak bisa diem soalnya.” Lanjut gua.

“Sialan lu Ndre, orang gua cuman ngeliat-liat doang juga.” Jawab Fachrul mengelak.

“Hahahaha” Kami berempat tertawa kecuali Fachrul

“Turun kuy. Daripada di sini doang nggak ada hiburannya.” Ajak Diki pada kami semua.

Akhirnya kami semua turun dari balkon. saat melewati ruang tengah, sudah ditata meja berisi minuman-minuman dingin. Tinggal ambil saja minuman yang diinginkan. Anak konsumsi lewat lalu lalang menawarkan snack kepada peserta. Dan di luar villa terlihat sekelompok orang membentuk lingkaran sedang bermain games, entah games apa yang sedang dimainkan. Yang pasti ada salah seorang wanita yang sedang menari striptis di tengah-tengah orang yang bermain games tersebut.

“Kayaknya ada yang lagi main truth or dare tuh.” Ujar Angga kepada kami sambil menunjukkan lewat bibir yang di monyongkan.

Kami lanjut berjalan keliling villa. Dan di pojok villa juga terdapat meja lingkaran yang berisi minuman. Minuman ini dijaga oleh senior. Eits, kok minuman di taronya di pojok villa sih? Yap ini karena minuman beralkohol. Acara gathering ini juga menyediakan minuman beralkohol. Makanya minuman tersebut tidak di letakkan di ruang tengan, tetapi di pojok villa. Diki Angga Boy menghampiri meja tersebut dan mengambil gelas yang telah berisi minuman.

Gua dan Fachrul hanya geleng-geleng saja. Jika Fachrul dia memang tidak minum, tapi kalo gua karena lagi nggak minat aja. Kemudian Diki Angga Boy cheers, langsung menghabiskan isi gelas tersebut dalam satu kali tegukan. Kemudian Diki menghampiri gua dan menawarkan segelas minuman.

“Ayo lah Ndre minum. Kapan lagi nih minum gratis. Jakdi lagi kan minuman kesukaan lu. Nih” Ujar Diki menawarkan minumannya.

Karena nggak enak gua terima tawaran Diki. Langsung gua teguk minuman tersebut. Kami berempat tidak menawarkan Fachrul, karena memang dia tidak minum. Diantara kami berlima, memang Fachrul yang masih bersih. Lalu kami kembali keliling villa, dan memasuki rumah yang satunya lagi. Rumah ke 2 ini memang tidak terlalu besar. Hanya ada 5 kamar. Saat berada di dalam rumah tersebut terlihat beberapa pasangan yang masuk dan keluar kamar. Pasti sudah dapat ditebak dong apa yang dilakukan di dalam kamar tersebut.

“Wah mantep nih buat tempat eksekusi. Dari pada di rumah satu keramean banyak orang.” Ujar Boy sendiri.

Dan malam semakin larut, namun musik masih terus berdentum. Kami sudah berpisah masing-masing. Fachrul dan Angga sedang berjoget di pinggir kolam renang. Diki sedang mengikuti permainan true or dare dengan sekelompok orang. Dan Boy yang entah ke mana gua nggak tau.

Akhirnya gua kembali ke atas balkon sendirian. Dari atas gua dapat melihat Fachrul berjoget dengan cewek, mungkin junior. Haha dapat kemajuan juga Fachrul. Sedangkan Angga sedang berjoget dengan teman seangkatan kami.

Gua yang bosan akhirnya memutuskan untuk mengambil minuman keras lagi. Dengan berjalan perlahan melihat sekitar, sudah ada yang tepar di sofa, tangga bahkan lantai. Acara ini memang terbilang liar, namun anehnya kami panitia sangat melarang membawa obat-obatan seperti narkotika dan sejenisnya.

Saat sudah sampai di meja minuman di pojok villa gua ditawarkan untuk mengambil satu botol. Ya ditawarin kayak gitu jelas gua nggak nolak. Akhirnya gua bawa satu botol pergi dari tempat tersebut.

Gua kembali ke balkon villa dengan membawa sebotol jakdi. Lumayan buat menghangatkan tubuh gua. Dari atas balkon gua melihat Ayu berjalan menuju gazebo di pinggir kolam renang. Dia tertawa riang seperti sedang tidak mengalami sesuatu. Seketika dari gazebo tersebut Ayu melihat gua sedang di balkon sendirian. Ketika tatapan kita bertemu, Ayu kembali mengalihkan pandangannya. Sejurus kemudian gua melihat Boy datang menghampiri Ayu. Mereka ngobrol sebentar, lalu Boy menarik tangan Ayu menuju rumah 2 yang berada disebrang. Gua sudah tau pasti Boy pengen berduaan dengan Ayu. Setelah itu gua melanjutkan minum sendirian sampai larut malam.

***


Beberapa jam kemudian semua mulai kelihatan lebih sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang sedang mengobrol. Gua inisiatif mencari Fachrul. Takut itu bocah tepar di tempat yang nggak enak diliat. Jalan gua juga udah nggak beraturan karena efek minuman satu botol penuh yang isinya hampir habis. Saat gua sedang jalan, gua melihat Fachrul yang tepar di gazebo pinggir kolam. Begitu melihat Fachrul, langsung gua papah ke dalam rumah. Gua memutuskan ke rumah 2, karena memang lebih sepi. Begitu melihat ada sofa kosong, Fachrul langsung gua jatohin ke sofa.

“Anjiiingg lu Ndre maen banting aja.” Ujar Fachrul setengah sadar.

Fachrul ini hanya ngantuk bukan tepar mabok. Jadi masih bisa sadar. Kalo urusan Diki Angga Boy mereka pasti lagi nyari kehangatan di kamar masing-masing, jadi gua nggak ngurus.

Karena gua pengen buang air kencing, gua pergi ke toilet yang berada di pojok rumah 2 ini. Namun saat gua sampai di depan toilet, pintunya tertutup. Berarti ada orang di dalam, entah lagi ngapain. Gua lalu ke toilet di lantai atas, berharap nggak ada orang di sana. Dan benar ternyata toilet di lantai atas kosong.

Setelah selesai buang hajat, gua berjalan di lorong yang terdapat kamar-kamar berderet. Saat gua melewati salah satu kamar, ada salah satu kamar yang pintunya tidak tertutup sempurna dan gua mendengar suara yang nggak asing lagi dari dalam kamar tersebut. Karena penasaran gua coba mengintip dengan membuka sedikit pintu kamar tersebut. Dan benar dugaan gua, ada Diki yang mau ‘main’ sama cewek. Karena udah biasa dengan ulah Diki jadi gua berniat untuk pergi. Tapi begitu pintu mau gua tutup...

“Aaaahhh Ayuuu enak banget mulut lu ssssshhhh” desah Diki

DEG. Ayu?

Ayu bukannya lagi sama Boy? Apa gua salah dengar ya? Buat mastiin gua intip lagi Diki sedang sama siapa. Dan benar ternyata apa yang gua dengar, dia sedang ‘main’ sama Ayu. Kalo Diki ‘main’ sama cewek selain Sheila gua udah biasa. Tapi ini dia ‘main’ sama pacar sahabatnya sendiri. Gua benar-benar nggak nyangka.

Ketika gua intip mereka, posisinya saat ini Diki tengah berdiri di lantai dan Ayu sedang berlutut di hadapan kontol Diki

[HIDE][/HIDE]

“Anjjiiiinngggg emaaangg lonnteee luu Yuuu, niiikkkmmaatt” Ujar Diki dengan kata-kata kasar kepada Ayu.

Namun Ayu tetap saja mengoral kontolnya Diki dengan kata-katanya barusan. Hisapan Ayu memang mantap, gua jadi ingat gimana Ayu menghisap kontol gua kemarin. Tanpa sadar gua mulai mengelus kontol sendiri dari balik celana jeans gua. Mendadak celana dalam gua jadi kekecilan.

Setelah puas dengan mulutnya Ayu, Diki menyuruh Ayu untuk berdiri. Sejurus kemudian Diki menyender ke dinding kamar dan membalikkan Ayu. Segera saja Diki memasukkan kontolnya ke memeknya Ayu.

[HIDE][/HIDE]

“Aaaahhhhh memeeekk loonteee eemmaaangg eennaaakk” Desah Diki

Ssssshhh sssshhh hanya itu desahan yang keluar dari mulut Ayu

Dan beberapa menit kemudian Diki mempercepat sodokan kontolnya di vagina Ayu. Sepertinya Diki sudah di ambang orgasme.

Plok plok plok suara paha Diki dan pantat Ayu beradu sangat cepat. Hingga akhirnya...

“AAAANNNJJJIIIINGGG PEEEJJJUUU GGUUUUAAA” Teriak Diki yang langsung menekan kontolnya semakin dalam ke memeknya Ayu.

Hhhhh hhhh hhhh suara napas Diki yang ngos-ngosan.

Lalu Diki melepas kontolnya, dan keluarlah peju Diki dari vagina Ayu dikarenakan Ayu yang masih berdiri. Diki lantas menuju kasur untuk melepas penatnya tanpa sehelai benang pun. Meninggalkan Ayu yang kini terduduk di tempatnya tadi bersenggama dengan Diki. Semenit kemudian Ayu bangkit dan mengenakan pakaian seadanya, lalu pergi keluar dari kamar.

Melihat Ayu yang keluar dari kamar, gua langsung sembunyi di balik tembok dan berjongkok di samping pot tanaman besar agar tidak ketahuan. Ternyata Ayu menuju toilet yang tadi gua gunakan untuk buang air. Bukannya di tiap kamar sudah ada kamar mandinya? Ngapain Ayu ke sana.??

Karena penasaran gua ikutin Ayu. Dan rupanya Ayu lupa untuk menutup pintu toiletnya. Alangkah kagetnya gua saat mendapati Ayu tengah masturbasi. Mm gua menduga persetubuhan dengan Diki tadi belum tuntas untuk Ayu. Makanya dia ingin menuntaskannya dengan cara masturbasi. Mungkin dia memilih toilet luar karena malu dengan Diki jika dia belum tuntas dengan nafsunya. Ayu melakukan masturbasi dengan setengah tiduran di lantai. Tangan kirinya meraba memeknya dan tangan kanannya memainkan payudaranya dari balik kaos yang dikenakan.

[HIDE][/HIDE]

Ayu hanya menaikkan rok lebarnya sampai ke perut, dengan celana dalam sudah ditanggalkan. Atasan Ayu hanya kaos tipis lengan panjang warna biru tua.

Sssssshhhhh sssssshhhh aaaaahhhhhh desah Ayu menikmati permainan tangannya sendiri.

Otak gua mulai di penuhi oleh nafsu. Rupanya akal sehat gua kalah sama nafsu gua sendiri. Kaki gua secara tiba-tiba melangkah maju membuka pintu toilet yang tidak tertutup tersebut. Betapa kagetnya Ayu saat gua telah berada di dalam toilet sambil menutup pintu dan nguncinya dari dalam.

“A..Andree..! l..lu nga.. ngapain” Kaget Ayu yang tidak mengira gua bakal masuk ke dalam toilet dan mengganggu kegiatannya. Seketika acara masturbasinya berhenti sebentar. Lagi-lagi nafsu telah berkuasa di otak gua. Dengan tidak menjawab pertanyaan Ayu, gua hanya berdiri mematung di hadapannya. Gua juga nggak tau kenapa bisa berbuat senekat itu. Beberapa detik kemudian tanpa bisa gua kendalikan tubuh gua turun menuju selangkangan Ayu.

“N..dreee...l..luuu...ja..jangan ...Ndree” Kata Ayu tanpa berusaha kabur dari gua.

Dengan masih berpakaian lengkap tanpa keluar sepatah kata pun, gua mulai bersimpuh di hadapan selangkangan Ayu dan selanjutnya gua mulai menjilati veginanya yang terbuka lebar.

[HIDE][/HIDE]

“Aaaaaahhhhhhhh Ndreeeee” Desah Ayu ketika gua mulai menjilat dan menghisap setiap jengkal memeknya. Ayu tidak menolak ketika gua memulai aksinya, justru responnya positif untuk melanjutkan ke tahapan yang lebih panas lagi.

Ini persis seperti kejadian di rumah Ayu. Dengan tempat yang sama-sama di toilet. Hanya bedanya kali ini di toilet villa.

Gua nggak sedikitpun merasa jijik sama vagina Ayu yang masih tersisa bekas peju Diki di sana. Gua merasa kesadaran gua sepenuhnya hilang. Nafsu lebih kuat ketimbang akal sehat. Gua terus saja menghisap vagina Ayu, terlebih dengan klitorisnya. Tak sampai di situ, gua mulai memasukkan kedua jari, yakni jari manis dan jari tengah ke lubang vaginanya yang basah.

Sambil gua sentil-sentil klitorisnya dengan lidah. Sebelah tangan gua mulai mengocok vaginanya Ayu. Kocokan tangan gua mulai dari perlahan, sampai gua naikkan temponya menjadi lebih cepat.

“Aaaaaahhhhh aaaaaahhhhhh aaaaaahhhhhhh” Suara Ayu yang mendesah kenikmatan

Tak berapa lama gua kocok vagina Ayu dengan tempo cepat, tubuh Ayu menegang sejadi-jadinya.

“AAAAAAAAAHHHHHHH” Teriak Ayu yang tengah di landa orgasme dahsyat.

Tanpa merasa jijik, gua hisap setiap tetes cairan kenikmatannya yang keluar. “Sllluuuurrrrrpp aaahhh“ Suara gua puas menikmati cairan vagina Ayu.

Sambil menunggu Ayu istirahat merasakan gelombang orgasmenya. Gua bangkit dan berdiri melepaskan semua pakaian. Ayu menatap gua yang mulai melepaskan satu persatu pakaian yang terpakai sampai benar-benar polos. Sesaat gua polos bugil, tatapan Ayu selalu mengarah ke kontol gua yang sudah tegak maksimal. Tatapan Ayu ke kontol gua sangat sayu seperti sangat menginginkannya, hingga membangkitkan birahi gua kembali.

Setelah Ayu cukup bernapas, gua angkat dia. Lalu gua lepas roknya dan gua pretelin kaosnya hingga bh nya. Kini kami sudah sama-sama bugil tanpa sehelai benang pun. Kemudian gua gendong Ayu. Gua dudukkan dia di atas wastafel yang ada di dalam toilet. Lalu gua ludahin vagina Ayu, padahal gua tau sudah sangat becek. Gua pegang kontol gua di depan vagina Ayu dan gua gesek-gesekkan pada klitorisnya.

Ssssshhh sssssshhh desah Ayu saat kontol gua di gesekkan pada klitorisnya.

Sebelum gua ingin memasukkan kontol gua ke vagina Ayu, gua tatap dia, dan Ayu pun menatap balik gua. Ayu hanya mengangguk-ngangguk kecil pertanda dia sudah siap. Kemudian gua arahkan kontol menuju lubangnya. Jembutnya yang lebat nggak menghalangi gua buat mencari lubang vagina Ayu. Dengan sangat perlahan-lahan gua masukkan kepala kontol gua. Lalu gua keluarin lagi. Gua masukkan lagi gua keluarin lagi.

“Sssssshhhhhhh maaasssuuukkkiiinnn Ndree” kata Ayu dengan kepala yang di dongakkan ke atas.

Tanpa disuruh dua kali, gua dorong penuh kontol gua di vaginanya.

Bleeeeesssshhh

“Aaaaahhhhh peeennuuuhhh Ndree, ppeeerriihhh”

Ternyata hanya muat setengahnya saja kontol gua di vagina Ayu. Gua tarik lagi, kemudian gua tusuk lagi. Kali ini gua diamkan kontol gua di dalam vaginanya. Membiarkan dinding vaginanya supaya terbiasa dengan kontol gua di dalamnya. Kaki Ayu mulai di melingkar di pinggang gua. Kedua tangannya juga melingkar di leher gua.

[HIDE][/HIDE]

Setelah cukup waktu, mulai gua genjot Ayu dengan tempo pelan.

“Aaaaaaaahhhhhh aaaaaaaahhhhhh aaaaaaaahhhhhhh aaaaaaahhhhh” Hanya itu suara Ayu ketika gua mulai goyangkan kontol.

Lama-kelamaan mulailah gua tambahkan tempo goyangan menjadi sangat cepat. Hingga terdengan benturan paha gua dengan selangkangannya.

Plok plok plok plok plok

“Aaaah aaaah aaaah aaaah aaaah aaaah aaaah” Desah Ayu

Tidak butuh waktu lama untuk membuat Ayu mengejang kembali. Selang 5 menit kemudian, tubuhnya kembali mengejang. Kakinya mencoba mendorong pinggang gua supaya menekan lebih dalam ke vaginanya. Kedua tangannya mencakar pundak gua. Kepalanya mendongak ke atas sehingga memperlihatkan lehernya yang putih dan jenjang.

“AAAAAAAAHHHHHHH KEEELLUUUUAAARRR NDREEE” Teriak Ayu untuk orgasme keduanya.

Sangat banyak cairan yang keluar, hingga kontol gua seperti disiram cairan hangat.

Setelah dia klimaks gua diam sebentar membiarkan dia menikmati orgasmenya. Dia hanya memejamkan mata sambil memeluk dan jatuh pada dada gua di depannya.

Merasa dia sudah cukup tenaga, gua gendong dia dengan kontol gua masih menancap di memeknya. Kemudian gua duduk di kloset. Dan dia otomatis duduk di pangkuan gua, dengan tubuhnya menghadap ke arah gua.

[HIDE][/HIDE]

Gua tatap sebentar matanya. Lalu gua cium bibir tipisnya, hingga kedua lidah kami saling bersatu. Saling berbagi ludah. Saling menghisap satu sama lain.

Cclluuuurrrpp begitulah suara diantara lidah kami

Kemudian gua bisikin Ayu tepat di depan telinganya dengan sangat pelan.

“Goyaang Yuuu” Bisik gua di depan telinganya

Tanpa disuruh dua kali, Ayu mulai menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas pangkuan gua. Kembali gua lumat bibirnya.

“Mmmmpphhh cclluuuurrrpppp aaaaahhhh “ desah kami berdua.

Tangan gua meraba setiap jengkal kulit punggungnya yang basah karena keringat. Walaupun dini hari udara terasa sangat dingin, tapi pertempuran panas kami berdua membuat peluh membasahi tubuh.

Gua lepas ciuman gua di bibir Ayu, lalu gua menyender di kloset. Gua biarin Ayu aktif sendirian. Gua hanya memperhatikan dia yang sedang bergoyang ke atas dan ke bawah, memutar dari kanan ke kiri, dari kiri ke kanan.

“Aaaahhhh aaaaahhhh ssssshhh meeennttoookkk Ndreeee” Ujar Ayu merasa kontol gua mentok di vaginanya.

Selang 5 menit kemudian, untuk yang ketiga kalinya Ayu klimaks. Tubuhnya mengejang kembali.

“AAAAAAAAAHHHHHHHHHHSSSSSSS”

Hhhhhh hhhhhhh hhhhhhh napas Ayu ngos-ngosan

Sudah hampir satu jam gua dengan Ayu berbagi kenikmatan.

“Guaaa mauu pingsaaan Ndree hhhhhh hhhhh hhhhh.” Ujar Ayu yang setengah berbisik ke gua. “Tolong bawa guaa ke kamar sebelahh hhhhh hhhhh.” Lanjut Ayu yang menyuruh gua membawanya ke kamar sebelah.

Butuh beberapa detik gua untuk berpikir. Kemudian dengan masih bertelanjang bulat, gua gendong Ayu keluar toilet. Gua tinggalin pakaian kami di dalam toilet, gua nggak peduli. Sambil menggendong Ayu, gua cari kamar terdekat dan berharap kamar tersebut kosong.

Untungnya kamar tidur samping toilet tempat kami bercinta kosong. Setelah masuk, langsung gua kunci kamar tersebut dari dalam. Masih dalam keadaan Ayu yang gua gendong, lalu tubuhnya gua rebahin. Pada saat gua rebahin Ayu, kontol gua terlepas dari memeknya yang basah.

“Lu ajaa yaa hhhh yang aktiff hhhh sekarang hhhh” Sahut Ayu dengan mata terpejam

Ayu sudah pasrah rupanya, dia keliatan lemas banget. Dia meminta gua yang aktif sekarang. Maka tanpa menunggu lama Ayu kembali gua entot, kali ini dengan gaya konvensional, karena dia juga sudah terlalu lelah.

Gua arahin kontol gua kembali ke memeknya, tubuh gua berada di antara kakinya yang terbuka lebar. Kemudian masuklah kontol gua, kali ini dengan lancar ke memeknya. Ayu memegang kedua pundak gua. Mata gua menatap matanya yang sayu dan terlihat sangat lelah.

Blllleeeesssshhhh

[HIDE][/HIDE]

“Hhhhhhhh” Ayu mendongakkan kepalanya sedikit. Matanya masih terpejam karena terlalu lelah.

Dengan gerakkan cepat gua goyang kontol gua. Memeknya terasa sangat basah sekali. Hangat di batang kontol gua.

Selang 10menit dalam posisi tersebut, gua ngerasa pertahanan gua hampir jebol.

Kontol gua serasa lagi di remas-remas di dalam dinding vagina Ayu yang legit. Merasa gua akan klimaks, gua cabut kontol gua dari memek Ayu cepat-cepat. Lalu gua arahkan kontol ke wajahnya. Sambil ngangkangin dia, gua kocok kontol gua. Kemudian....

“AAAAAAAHHHHHHHH”

Crot crot crot crot

Semburan peju hangat membahasi wajah Ayu. Mulai dari matanya yang terpejam, hidungnya, hingga ada yang mengenai rambutnya. Dengan 9kali tembakan peju, wajah Ayu kini dipenuhi oleh cairan kenikmatam gua.

Hhhhhh hhhhhh hhhhhhh suara napas gua yang ngos-ngosan

Setelah itu gua ikut tiduran di samping Ayu. Ayu berguling untuk memeluk tubuh gua. Masih dengan napas kami yang sama-sama ngos-ngosan. Ayu mencium dada gua, kemudian naik untuk mencium pipi gua.

“Makasih hhhh Ndree” Kata Ayu dengan napas yang belum teratur

Gua hanya diam tidak menjawab perkataan Ayu. Tiba-tiba gua merasa semua menjadi remang, redup, kemudian lama-kelamaan menjadi gelap...


To Be Continue
 
Nah lho akhirnya gak ada bayangan putri lagi..., habis ini kayaknya ke sheila nich..., wuakakaka....

Makasih suhu updatenya, semoga sehat selalu, biar RL ama Updatenya lancar... Aamiin...
 
Sepertinya andre tercyduk ini. Terus putri yg di exe sama si boy
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd