zissycaem
Semprot Kecil
Halo semuanya..
Nubi mau berbagi cerita buat kalian semua para suhu di forum tercinta kita ini.
Nubi gak mau bilang ini cerita asli atau fiksi, jadi nikmatilah dengan imajinasi liar kalian.
Karena ini pertama kalinya nubi menulis cerpan, mohon maaf dan kasih saran jika banyak kesalahan ya.
Kalau respon komen dan likenya bagus, nubi janji bakal lanjut kok hu.
Happy Reading !
Prolog
"Teiiingg"
Terdengar suara pesan notifikasi pesan baru pada smartphoneku.
"Anda menerima pesan dari : Penyelenggara SNMPTN Tahun 201X ..... with Attachment"
Begitulah notifikasi pesan elektronik yang tertulis pada layar smartphone ini.
Segera kunyalakan komputerku untuk membaca lampiran pada pesan elektronik yang baru saja kuterima.
"Selamat, Anda telah di terima di Universitas BraX Kota berplat N pada jurusan Teknik Kimia."
"....."
"....."
"Silahkan melakukan registrasi ulang sebelum tanggal DD-MM-YYYY"
Diterima pada Jurusan Teknik Kimia pada salah satu Universitas ternama di Kota Plat N tidak membuatku begitu senang.
"Gua maunya Jurusan Matemarika, Teknik mesin atau paling nggak ya teknik informatika/komputer" pikirku
Yasudahlah kuliah disini aja (tempat asalku) kalau nanti test masuk gak diterima juga.
Keputusanku ini cukup aneh, diterima di kampus bergengsi malah memilih kampus lokal yang secara akreditasi saja dibawah A
Namun keputusan ini membawaku pada pengalaman yang akan mengubahku menjadi seseorang yang baru. Aku seperti terlahir kembali.
.....
--------------------------------------------------------------------------------
List Cerita :
Episode :
Jika menurut suhu semuanya cerita ini menarik dan patut untuk dilanjutkan, jangan sungkan untuk meninggalkan like dan komentarnya ya hu
Note : Ohiya, jika ada kesalahan dan melanggar peraturan, silahkan om momod untuk melakukan penindakan dengan menghapus thread nubi.
Tapi jangan banned nubi yang masih baru memasuki dunia per"cerpan"an ini.
----------------------------------------------------------
Bagian Kedua :
Aku, Kamu, Dia dan Mereka Bagian Kedua - Pertualangan Cinta
Nubi mau berbagi cerita buat kalian semua para suhu di forum tercinta kita ini.
Nubi gak mau bilang ini cerita asli atau fiksi, jadi nikmatilah dengan imajinasi liar kalian.
Karena ini pertama kalinya nubi menulis cerpan, mohon maaf dan kasih saran jika banyak kesalahan ya.
Kalau respon komen dan likenya bagus, nubi janji bakal lanjut kok hu.
Happy Reading !
Ane selaku TS dari Thread : Aku, Kamu, Dia dan Mereka menyatakan bahwa,
Semua nama karakter, setting lokasi, waktu serta gambar-gambar yang ada dalam thread adalah 100% fake. Hanya untuk kepentingan cerita saja. Jika terdapat kesamaan dengan situasi atau kondisi suhu-suhu semua, anggaplah itu bonus untuk menambah sensasi dan imajinasi liar suhu semuanya.
Semua nama karakter, setting lokasi, waktu serta gambar-gambar yang ada dalam thread adalah 100% fake. Hanya untuk kepentingan cerita saja. Jika terdapat kesamaan dengan situasi atau kondisi suhu-suhu semua, anggaplah itu bonus untuk menambah sensasi dan imajinasi liar suhu semuanya.
Perhatian buat para suhu semuanya...
Disini para suhu semuanya wajib sepakat sebelum melihat mulustrasi bahwa TS tidak akan bertanggung jawab atas penyebarluasan gambar mulustrasi jika keluar dari forum tercinta kita ini dan merupakan tanggung jawab dari pelaku penyebaran itu sendiri.
Nubi ingin menegaskan bahwa seluruh gambar mulustrasi hanyalah keperluan imajinasi dan fantasi saja.
Kenal atau tau objek mulustrasi?
PM saja ke TS. Jangan komen apapun yang dapat memancing suhu lain mengorek informasi soal identitas objek,
Dilarang keras menyebut nama asli, inisial apalagi sampai memberikan informasi kontak dari objek.
Jika dikemudian hari pemilik gambar/kerabat dari yang bersangkutan ada yang keberatan,
Jangan sungkan juga untuk langsung PM nubi selaku TS dan nubi akan segera dihapus/diganti.
Disini para suhu semuanya wajib sepakat sebelum melihat mulustrasi bahwa TS tidak akan bertanggung jawab atas penyebarluasan gambar mulustrasi jika keluar dari forum tercinta kita ini dan merupakan tanggung jawab dari pelaku penyebaran itu sendiri.
Nubi ingin menegaskan bahwa seluruh gambar mulustrasi hanyalah keperluan imajinasi dan fantasi saja.
Kenal atau tau objek mulustrasi?
PM saja ke TS. Jangan komen apapun yang dapat memancing suhu lain mengorek informasi soal identitas objek,
Dilarang keras menyebut nama asli, inisial apalagi sampai memberikan informasi kontak dari objek.
Jika dikemudian hari pemilik gambar/kerabat dari yang bersangkutan ada yang keberatan,
Jangan sungkan juga untuk langsung PM nubi selaku TS dan nubi akan segera dihapus/diganti.
Prolog
"Teiiingg"
Terdengar suara pesan notifikasi pesan baru pada smartphoneku.
"Anda menerima pesan dari : Penyelenggara SNMPTN Tahun 201X ..... with Attachment"
Begitulah notifikasi pesan elektronik yang tertulis pada layar smartphone ini.
Segera kunyalakan komputerku untuk membaca lampiran pada pesan elektronik yang baru saja kuterima.
"Selamat, Anda telah di terima di Universitas BraX Kota berplat N pada jurusan Teknik Kimia."
"....."
"....."
"Silahkan melakukan registrasi ulang sebelum tanggal DD-MM-YYYY"
Diterima pada Jurusan Teknik Kimia pada salah satu Universitas ternama di Kota Plat N tidak membuatku begitu senang.
"Gua maunya Jurusan Matemarika, Teknik mesin atau paling nggak ya teknik informatika/komputer" pikirku
Yasudahlah kuliah disini aja (tempat asalku) kalau nanti test masuk gak diterima juga.
Keputusanku ini cukup aneh, diterima di kampus bergengsi malah memilih kampus lokal yang secara akreditasi saja dibawah A
Namun keputusan ini membawaku pada pengalaman yang akan mengubahku menjadi seseorang yang baru. Aku seperti terlahir kembali.
.....
Perkenalkan namaku Andre (tentu saja bukan nama sebenarnya). Aku berasal dari sebuah kota metropolitan mini sebut saja Kota Bpx
Tahun ini usiaku genap 18 Tahun. Aku adalah seorang calon mahasiswa baru yang belum menentukan universitas mana tempatku melanjutkan studi,
Hal ini aku tidak mendapatkan undangan pada Jurusan Matematika Terapan di salah satu universitas papan atas di Indonesia.
Sebenarnya aku diundang oleh universitas lain yang tidak kalah bagusnya namun sayangnya tidak pada jurusan yang aku inginkan.
Akupun memutuskan untuk mendaftar melalui jalur test tertulis dan jika tetap tidak lolos maka aku akan kuliah pada universitas lokal saja di Pulau Borneo, tempat kelahiranku dan tempatku dibesarkan.
Secara fisik, Aku memiliki tinggi 172cm dengan berat badan 75kg, badanku tidak gemuk, tidak kurus dan tidak berotot. Standar saja.
Aku adalah seorang anak keturunan Tionghoa-Dayak yang memiliki rupa bak seorang aktor film laga taiwan yang terkenal.
Untuk masalah otak, Aku dikaruniai otak yang cerdas, mampu berpikir cepat dan dapat mencari solusi untuk berbagai permasalahan.
Aku sangat pandai dalam mata pelajaran matematika, nilai Ujian Nasional Matematikaku selalu 10 alias sempurna.
Akupun selalu mewakili sekolahku, kotaku dan provinsiku untuk mengikuti Olimpiade Matematika. Dan tentu saja aku mendapat banyak juara 1.
Hal ini yang menyebabkan aku tidak kesulitan sama sekali untuk masuk ke sekolah-sekolah favorit di kotaku.
Aku menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA hanya dalam waktu 4 tahun yang normalnya akan ditempuh selama 6 tahun.
Namun sebenarnya, hal ini tidak mengubah apapun karena aku terlambat 2 tahun saat masuk SD. Ya karena aku sangat buruk dalam hal menulis sehingga orang tuaku memutuskan aku tetap belajar pada tingkat TK selama 2 tahun.
Untuk masalah sosial, sebenarnya aku sama sekali tidak bermasalah. Aku anak yang cukup ngetop karena aku memiliki prestasi olahraga voli dan basket.
Ya.. anak-anak perempuan saat itu sangat tergila-gila dengan 'atlet basket sekolahan' sehingga temanku sangat banyak, selain itu aku juga merupakan pemain warnet yang jarang absen mengisi bilik komputer mereka untuk bermain game online. Dulu anak basket + anak warnet adalah perpaduan sempurna untuk mendapatkan banyak teman.
Namun dalam catatanku pada masalah percintaan, seluruhnya penuh dengan tinta merah. Ya.. aku sangat bodoh dan tidak berbakat dalam hal ini.
Aku memiliki 2 mantan, 1 saat SMP dan 1 lagi saat SMA. Kedua-duanya memutuskan hubungan denganku karena alasan yang tidak jelas. Namun aku bukannya memperbaiki diri, malah aku semakin cuek dengan para wanita. Tak jarang aku memperlakukan perempuan-perempuan yang mencoba mendekatiku sebagai bahan lelucon. Mungkin aku hanya kesal karena ditinggalkan oleh (mantan) pacarku sebelumnya.
"Buat apa pacaran kalau ujung-ujungnya putus" begitulah yang aku pikirkan saat aku duduk di bangku sekolah.
Tinta emas pada kebanyakan catatan lain dalam hidupku membuat aku tidak mementingkan masalah percintaanku.
"Bayangkan seorang pria tampan, berkulit putih khas keturunan tionghoa, mata besar indah khas pria-pria pribumi, rambut lurus bagai duta shampoo. Badan standar lelaki Asia, hanya butuh sedikit polesan di Gym, maka akan menjadi idola seluruh kaum hawa"
"Ditambah dengan berbagai piala dan piagam juara 1 dalam berbagai olimpiade matematika dan sains yang menghiasi lemari piala di rumah dan sekolah, terlahir dalam keluarga yang cukup berada, tidak merokok, tidak narkoba, tidak bertatto dan tidak pernah mabuk-mabukan"
Bayangkan jika pria seperti ini datang ke depan pintu rumah seorang gadis dan melamarnya.
Hanya gadis bodoh yang tidak mau.
Itulah yang selalu ada di pikiranku.
Ya.. Aku memiliki satu sifat yang sangat buruk diantara keburukan yang tidak disebutkan. Aku sangat sombong dan over confidence (Terlalu percaya diri).
Karena mungkin sejak lahir aku tidak merasakan apa yang disebut 'kekalahan' bahkan ketika aku kalah dalam hal apapun, aku selalu memiliki alasan yang membuat aku tetap menang dalam pikiranku sendiri dan pikiran orang lain.
Aku tinggal pada sebuah rumah yang berlokasi pada komplek perumahan elit sebut saja Perumahan BB.
Aku merupakan seseorang yang pandai bersosialisasi, seluruh tetangga mengenalku sebagai anak teladan.
Bahkan tidak jarang mereka memarahi anaknya dan kemudian membandingkannya denganku. Hal ini yang menambah kuat kesombongan dalam diriku.
Rumahku berukuran 30m x 15m berlantai 2,5 dengan 1 teras rooftop pada bagian yang menghadap belakang. 3 kamar kecil pada setengah lantai yang mengelilingi rooftop.
Pada lantai 2 terdapat 3 ruang kamar (kamarku dan kedua adik laki-lakiku), ruang belajar, ruang entertaiment, ruang keluarga.
Pada lantai 1 terdapat 2 kamar utama (untuk kamar orang tuaku dan kamar nenekku) serta 1 kamar tamu yang ukurannya sedikit lebih kecil dari kamarku.
Selain itu terdapat juga 2 ruang tamu, ruang makan, mini kitchen (dapur bersih), mini bar dan kamar mandi tamu.
Dapur kotor terletak pada bagian belakang rumah yang terpisah dengan bangunan utama, terdapat juga 2 kamar kecil untuk PRT.
Pada bagian basement terdapat ruangan gudang dan garasi (1/4 luas tanah pada basement adalah gudang dan sisanya adalah garasi)
Untuk masuk dalam rumahku, dapat melalui pintu utama yang terletak di depan rumah atau melalui garasi/basement yang tembus melalui samping tangga ke lantai 2, dapur bersih dan ruang makan.
Rumah ini cukup nyaman buatku.
Kurasa cukup untuk ilustrasi mengenai diriku dan bagaimana karakterku..
Selanjutnya akan kuceritakan perjalanan panjangku yang buta akan cinta menjadi seseorang yang berbeda
Like old man say : Pengalaman dapat mengubah segalanya.
Penasaran? Ikuti ceritaku..
Tahun ini usiaku genap 18 Tahun. Aku adalah seorang calon mahasiswa baru yang belum menentukan universitas mana tempatku melanjutkan studi,
Hal ini aku tidak mendapatkan undangan pada Jurusan Matematika Terapan di salah satu universitas papan atas di Indonesia.
Sebenarnya aku diundang oleh universitas lain yang tidak kalah bagusnya namun sayangnya tidak pada jurusan yang aku inginkan.
Akupun memutuskan untuk mendaftar melalui jalur test tertulis dan jika tetap tidak lolos maka aku akan kuliah pada universitas lokal saja di Pulau Borneo, tempat kelahiranku dan tempatku dibesarkan.
Secara fisik, Aku memiliki tinggi 172cm dengan berat badan 75kg, badanku tidak gemuk, tidak kurus dan tidak berotot. Standar saja.
Aku adalah seorang anak keturunan Tionghoa-Dayak yang memiliki rupa bak seorang aktor film laga taiwan yang terkenal.
Untuk masalah otak, Aku dikaruniai otak yang cerdas, mampu berpikir cepat dan dapat mencari solusi untuk berbagai permasalahan.
Aku sangat pandai dalam mata pelajaran matematika, nilai Ujian Nasional Matematikaku selalu 10 alias sempurna.
Akupun selalu mewakili sekolahku, kotaku dan provinsiku untuk mengikuti Olimpiade Matematika. Dan tentu saja aku mendapat banyak juara 1.
Hal ini yang menyebabkan aku tidak kesulitan sama sekali untuk masuk ke sekolah-sekolah favorit di kotaku.
Aku menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA hanya dalam waktu 4 tahun yang normalnya akan ditempuh selama 6 tahun.
Namun sebenarnya, hal ini tidak mengubah apapun karena aku terlambat 2 tahun saat masuk SD. Ya karena aku sangat buruk dalam hal menulis sehingga orang tuaku memutuskan aku tetap belajar pada tingkat TK selama 2 tahun.
Untuk masalah sosial, sebenarnya aku sama sekali tidak bermasalah. Aku anak yang cukup ngetop karena aku memiliki prestasi olahraga voli dan basket.
Ya.. anak-anak perempuan saat itu sangat tergila-gila dengan 'atlet basket sekolahan' sehingga temanku sangat banyak, selain itu aku juga merupakan pemain warnet yang jarang absen mengisi bilik komputer mereka untuk bermain game online. Dulu anak basket + anak warnet adalah perpaduan sempurna untuk mendapatkan banyak teman.
Namun dalam catatanku pada masalah percintaan, seluruhnya penuh dengan tinta merah. Ya.. aku sangat bodoh dan tidak berbakat dalam hal ini.
Aku memiliki 2 mantan, 1 saat SMP dan 1 lagi saat SMA. Kedua-duanya memutuskan hubungan denganku karena alasan yang tidak jelas. Namun aku bukannya memperbaiki diri, malah aku semakin cuek dengan para wanita. Tak jarang aku memperlakukan perempuan-perempuan yang mencoba mendekatiku sebagai bahan lelucon. Mungkin aku hanya kesal karena ditinggalkan oleh (mantan) pacarku sebelumnya.
"Buat apa pacaran kalau ujung-ujungnya putus" begitulah yang aku pikirkan saat aku duduk di bangku sekolah.
Tinta emas pada kebanyakan catatan lain dalam hidupku membuat aku tidak mementingkan masalah percintaanku.
"Bayangkan seorang pria tampan, berkulit putih khas keturunan tionghoa, mata besar indah khas pria-pria pribumi, rambut lurus bagai duta shampoo. Badan standar lelaki Asia, hanya butuh sedikit polesan di Gym, maka akan menjadi idola seluruh kaum hawa"
"Ditambah dengan berbagai piala dan piagam juara 1 dalam berbagai olimpiade matematika dan sains yang menghiasi lemari piala di rumah dan sekolah, terlahir dalam keluarga yang cukup berada, tidak merokok, tidak narkoba, tidak bertatto dan tidak pernah mabuk-mabukan"
Bayangkan jika pria seperti ini datang ke depan pintu rumah seorang gadis dan melamarnya.
Hanya gadis bodoh yang tidak mau.
Itulah yang selalu ada di pikiranku.
Ya.. Aku memiliki satu sifat yang sangat buruk diantara keburukan yang tidak disebutkan. Aku sangat sombong dan over confidence (Terlalu percaya diri).
Karena mungkin sejak lahir aku tidak merasakan apa yang disebut 'kekalahan' bahkan ketika aku kalah dalam hal apapun, aku selalu memiliki alasan yang membuat aku tetap menang dalam pikiranku sendiri dan pikiran orang lain.
Aku tinggal pada sebuah rumah yang berlokasi pada komplek perumahan elit sebut saja Perumahan BB.
Aku merupakan seseorang yang pandai bersosialisasi, seluruh tetangga mengenalku sebagai anak teladan.
Bahkan tidak jarang mereka memarahi anaknya dan kemudian membandingkannya denganku. Hal ini yang menambah kuat kesombongan dalam diriku.
Rumahku berukuran 30m x 15m berlantai 2,5 dengan 1 teras rooftop pada bagian yang menghadap belakang. 3 kamar kecil pada setengah lantai yang mengelilingi rooftop.
Pada lantai 2 terdapat 3 ruang kamar (kamarku dan kedua adik laki-lakiku), ruang belajar, ruang entertaiment, ruang keluarga.
Pada lantai 1 terdapat 2 kamar utama (untuk kamar orang tuaku dan kamar nenekku) serta 1 kamar tamu yang ukurannya sedikit lebih kecil dari kamarku.
Selain itu terdapat juga 2 ruang tamu, ruang makan, mini kitchen (dapur bersih), mini bar dan kamar mandi tamu.
Dapur kotor terletak pada bagian belakang rumah yang terpisah dengan bangunan utama, terdapat juga 2 kamar kecil untuk PRT.
Pada bagian basement terdapat ruangan gudang dan garasi (1/4 luas tanah pada basement adalah gudang dan sisanya adalah garasi)
Untuk masuk dalam rumahku, dapat melalui pintu utama yang terletak di depan rumah atau melalui garasi/basement yang tembus melalui samping tangga ke lantai 2, dapur bersih dan ruang makan.
Rumah ini cukup nyaman buatku.
Kurasa cukup untuk ilustrasi mengenai diriku dan bagaimana karakterku..
Selanjutnya akan kuceritakan perjalanan panjangku yang buta akan cinta menjadi seseorang yang berbeda
Like old man say : Pengalaman dapat mengubah segalanya.
Penasaran? Ikuti ceritaku..
--------------------------------------------------------------------------------
List Cerita :
Awal kisahku dimulai saat kelulusan tiba dan kegalauanku yang tidak mendapat undangan pada universitas impianku.
Aku mulai mencari alternatif Perguruan Tinggi lain agar tidak menjadi 'Pengangguran'
Setidaknya aku berprofesi sebagai 'Mahasiswa' walaupun pada dasarnya sama saja.
Saat ini aku hanya tinggal seorang diri dirumahku.
6 bulan yang lalu, kedua orang tuaku baru saja melebarkan bisnisnya ke kota sebelah sebut saja Kota Btx dan memutuskan untuk pindah sementara kesana (mungkin untuk beberapa tahun)
Karena aku pada saat itu masih dalam masa Ujian Nasional, maka aku tidak ikut pindah dan terpaksa tinggal seorang diri di rumahku ini sedangkan kedua adik ku ikut pindah bersama orang tuaku.
Aku tidak perlu cemas untuk mengurus rumah karena setiap 2 hari sekali, akan datang orang yang membersihkan rumahku, mulai dari menyapu, mengepel, mengurus tanaman, hingga cuci-gosok. Mereka tidak tinggal dirumahku, mereka akan datang pagi hari dan pulang sebelum sore.
Jadi jika malam hari, aku benar-benar sendirian dirumah ini.
Awalnya aku merasa sepi, karena biasanya rumahku sangat ramai dan penuh kehangatan.
Namun aku merasa bebas, tidak ada lagi yang akan memarahiku jika bermain game seharian, tidak ada lagi yang akan mengadu pada orang tuaku jika aku pulang terlambat.
------
Pagi hari bertepatan dengan hari Jumat yang sangat cerah, ketika aku memanaskan mesin Honda Accord keluaran terbaru saat itu.
Mobil ini diberikan kepadaku oleh mamaku sebagai hadiah agar aku tidak kecewa karena tidak ikut pindah ke Kota Btx.
Selain mobil ini, sebenarnya aku sudah memiliki satu unit Honda CR-Z dan sebuah sepeda motor Satria-Fu ditambah dengan satu unit SUV keluaran BMW yang tidak ikut dibawa karena tidak cukup tempat parkir di rumahku yang baru di Kota Btx.
Tentu saja semuanya dibelikan oleh orang tuaku, statusku saja masih calon mahasiswa.
Pagi itu para pekerja yang bekerja untuk mengurus rumahku sudah datang karena sabtu dan minggu biasanya mereka tidak datang.
Akupun bergegas pergi ke sebuah perguruan tinggi lokal di kotaku sebut saja Px untuk mengambil formulir pendaftaran.
"Pak Adi, saya pergi dulu ya. Nanti kalau semua sudah selesai. Bapak sama semuanya yang lain langsung pulang aja pak. Jangan lupa di kunci semuanya ya pak" kataku kepada Pak Adi, tukang kebun.
"Siap" jawab Pak Adi.
Akupun pergi menuju ke perguruan tinggi Px.
(Tiba di kampus Px)
Setelah parkir, aku langsung menuju gedung utama dan mencari bagian informasi.
"Pak, kalau mau ambil formulir pendaftaran di sebelah mana ya?" Tanyaku kepada petugas disana.
"Oh di sebelah situ pak. nanti bilang aja mau ambil formulir" jawab petugas itu
"Oke. Makasih ya pak" akupun menuju tempat yang ditunjukkan oleh petugas tadi.
(Selesai mengambil formulir dan berencana untuk pulang)
"Woi Andre..." teriak seseorang bersuara wanita yang tidak asing di telingaku.
Aku menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namaku tadi dan ternyata dia adalah Merlin.
Andre : "Eh lu lin. Gimana kabar lu?"
Merlin : "Biasa aja kok aku. Kamu ngapain disini?"
Andre : "Ah ini, gua mau ambil formulir pendaftaran untuk jurusan TMAB (Teknik Mesin Alat Berat)"
Merlin : "Loh kamu kan udah dapat undangan di Univ BrwX, ngapain lagi ambil formulir disini?"
Andre : "Ah males lah gua di jurusan kimia, gak ada minat gua. Ntar malah kacau kuliah gua"
Merlin : "Oh gitu, kalo gitu kita bisa sering ketemu lagi dong. Aku juga gak kuliah keluar"
Andre : "Oh lu kuliah di sini juga?"
Merlin : "Bukan di Px sini, gua rencana daftar di MadaX”
Andre : "Terus ngapain lu kesini?"
Merlin : "Mau cari jodoh kali"
Andre : "Idihh"
Merlin : "Aku nemenin si Mitha ambil formulir, dia mau ke jurusan tata boga"
Andre : "Mana dia?"
Merlin : "Lagi ke toilet"
Terlihat Mitha sudah berjalan kembali menuju kami dan aku juga sedang buru-buru mau pulang.
Andre : "Hai Mit, bakal sekampus nih kita"
Mitha : "Serius?"
Andre : "Iya nih"
Andre : "Yaudah gua cabut duluan ya lin, mit. See You"
Mitha : "Okey dre, See you"
Merlin : "Hati-hati dre"
(Sampai di rumah)
Yang kulakukan di rumah hanyalah bermain game online di kamarku.
Kemudian sekitar jam 15.00 saat aku masih bermain game online, aku dikejutkan dengan sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal.
Namun ketika aku jawab, orang seberang sana mematikan teleponnya.
"Ah sialan, ganggu aja nih orang" kataku
Ternyata banyak sekali pesan BBM yang masuk di HPku. Ternyata itu dari Merlin.
"Oi Dre.."
"Ping!"
"Ping!"
"Ping!"
"Andree Jawab laaa.. katanya masih temen"
Dalam hati aku berkata "Gila ini anak ganggu orang aja, mau ngapain lg sih"
Kemudian aku jawab :
"Ya lin, knp? Gua lg main game tadi"
"Kamu itu ya gak berubah, masih aja main game terus kerjaannya" jawab Merlin secepat kilat
"Kalo aku gak missed call tadi, sampai besok pagi kali baru dibales” lanjutnya
"Berisik amat sih lu, buruan kenapa lu chat gua tiba-tiba. Pacar gua nunggu nih mau dimainin"
(Maksudku karakter cewek dalam game sudah nunggu buat di gerakkan)
"Halah main sama yang gituan. Ntar jogging gak kamu?" jawab Merlin
"Iya ntar sore jogging gua kalo gak hujan mah"
"Aku sama Mitha mau ikut. Bareng ya.. Jemputin"
"Ogah lah kalau jemputin lu, jauh banget gila. Mana sempet. Kalo jemputin di rumah Mitha masih okelah"
"Yaudah ntar aku tunggu di rumah Mitha aja"
"Oke. Jam 4"
"Oke"
Aku hampir lupa kalau ini hari jumat dan biasanya kalau weekend antara jumat-minggu aku ada jadwal jogging bareng teman-temanku.
Aku pun segera mematikan laptop dan komputerku kemudian menyalakan mesin mobil sembari bersiap-siap.
Selama aku dalam perjalanan ke rumah Mitha, Merlin tidak berhenti mengirim pesan via BBM.
Ternyata Merlin sudah ada di rumah Mitha sejak pulang dari ambil formulir di kampus Px.
"Oi dah pada siap?" tanyaku sambil menurunkan jendela mobilku.
"Udah nih, yuk" jawab Merlin
"Bentar ya. Bilang ke Mama dulu" kata Mitha
Tadinya aku malas turun dari mobil namun aku melihat mama Mitha keluar dari dalam rumah sehingga spontan aja aku turun dan menyapa.
"Sore Tante.. kami bertiga mau jogging di Lapangan nih tante"
"Iya.. Gapapa Andre. Mama sehat?" jawab mama mitha
"Sehat kok tante. Ohiya, aku ijin pergi dulu ya tante. Takut kesorean nanti malah jadi malem pulangnya"
"Oke hati-hati ya Andre. Jangan ngebut" nasehat mama mitha
"Oke tante. Kalau anaknya gores kan turun nilai mahar"
"Hah kamu ini ada-ada aja. Yaudah sana"
"Bye tante.."
(Sampai di lapangan track jogging)
Kutelusuri seluruh kawasan lapangan, namun sejauh mata memandang tidak satupun batang hidung dari teman-temanku yang biasanya jogging ada di lapangan ini. Mungkin mereka besok baru jogging. Jadi aku pun terpaksa jogging bertiga dengan Merlin dan Mitha karena mau pulang lagi juga udah nanggung.
Pada saat jogging, aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi karena Merlin dan Mitha kebanyakan berhenti untuk istirahat sehingga akupun terpaksa ikut berhenti karena mereka perginya bareng aku dan kalau satu aja pingsan, aku juga yang repot.
(Selesai jogging)
Aku pun mengantarkan mereka kembali ke rumah Mitha.
Sesampainya di depan rumah Mitha, aku berniat langsung pulang karena mau melanjutkan game ku tadi.
Namun mamanya Mitha memanggil dan mengajak aku untuk makan malam dulu sebelum pulang.
Walaupun sudah menolak namun Merlin dan Mitha masih memaksa dan mereka berdua gak mau turun dari mobilku,
Yasudahlah apa boleh buat daripada makin lama lagi nanti pikirku. Aku pun memarkirkan mobilku dan mengikuti mereka berdua masuk ke rumah Mitha.
(Di dalam rumah Mitha)
Aku ijin ke kamar mandi karena gerah dan kebetulan aku selalu bawa baju ganti kalau jogging. Jadi aku mau mandi dulu biar begitu pulang bisa langsung main game.
"Tante.. aku boleh pinjem kamar mandi gak? Bau badan nih gak enak" tanyaku
"Pakai aja kamar mandi di lantai dua dre" sahut mama Mitha
"Sabun sama handuk ada gak?" lanjut si tante
"Ada kok tante, aku bawa di mobil" aku kemudian bergegas mengambil peralatan mandi dan baju gantiku
"Ijin ya tante"
"Iya.. udah sana cepet" jawab tante
(Setelah menaiki tangga dan berjalan menuju ke kamar mandi di lantai dua)
Saat sedang asik berjalan. aku melihat suatu pemandangan yang membuat aku terdiam beberapa saat.
Aku berpapasan dengan ci Dewi, kakak perempuan Mitha yang kutebak baru selesai mandi karena dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan lilitan handuk di badannya. Spontan aku syok dan tidak bisa berkata-kata. Ci Dewi pun langsung berlari kecil ke kamarnya karena malu. Namun pemandangan tersebut semakin membuatku terpesona. Sesuatu di balik celanaku mulai mengeras.
Karena kejadian aku berpapasan dengan ci Dewi ada di lantai 2 dan semua penghuni rumah lain sedang sibuk mempersiapkan makan di dapur yang berada di lantai 1. Maka aku pun diam saja dan langsung masuk ke kamar mandi.
"Mulus banget coy, mimpi apa gua semalam" kataku dalam hati
(Di dalam kamar mandi)
Saat ingin menggantungkan pakaian kotorku, aku melihat BH dan CD ci Dewi masih di gantung di belakang pintu kamar mandi.
"Mungkin dia lupa" pikirku
Awalnya aku merasa jijik karena aku belum pernah melihat pakaian dalam kotor dari seorang perempuan secara langsung seperti ini
Maklum aku 3 bersaudara dan semua laki-laki, jadi paling liat CD emak-emak anak tiga doang yg gak ada menarik-menariknya. Hehe
Rasa penasaran membuatku berani menyentuh pakaian dalam kotor Ci Dewi itu, aku merasakan wangi tubuh Ci Dewi yang sangat kuat dari BHnya.
Akupun tidak tahan dan melakukan masturbasi di dalam kamar mandi sambil membayangkan Ci Dewi.
(Setelah selesai mandi)
Aku pun turun untuk makan malam.
"Lama amat sih kamu mandi dre, luluran apa kayak cewek aja kamu" kata Merlin.
"Mau tau aja lu urusan cowok, Mitha sama tante mana?"
"Mitha lagi nangis tuh di kamar"
"Lah ngapa?"
"Papanya dia dikeroyok preman barusan, jadi Mamanya sama Ci Dewi langsung pergi, si Mitha disuruh jaga rumah" jelas Merlin
"Pantas aja kok rumahnya keliatan sepi, rasanya tadi rame" kataku dalam hati
"Di bawa ke Rumah Sakit mana?" lanjutku
"RS Pert***a"
"Ayo liat si om yok"
"Makan dulu, udah disiapin juga"
Aku dapat mendengar isak-isak tangis dari dalam kamar Mitha
Sebelum makan aku pergi ke kamar Mitha
(Sambil mengetuk pintu)
"Mit..Mit.. Ayo makan dulu mit"
Tidak ada jawaban tapi samar-samar aku dapat mendengar semakin jelas isak tangis Mitha
"Mit.. gua boleh masuk ya"
Masih tidak ada jawaban, tapi aku meyakinkan diri dan membuka pintu kamar untuk mengintip sedikit.
Kulihat Mitha sedang menangis di tepi ranjang sampai dia tidak bisa berkata-kata.
Aku pun tidak tega dan mengambil posisi duduk disebelahnya
Sambil mencoba menenangkan Mitha dan entah kenapa si Mitha malah langsung memelukku dan menangis di bahuku.
"Udah mit, makan dulu. Habis ini kita ke RS liat papa lu"
"Taa..Ta.. Tadi katanya papa gawat.." kata Mitha sambil terus menangis
"Iya, sabar ya. Lu berdoa aja gak kenapa-kenapa. Sekarang makan dulu dikit nanti lu sakit loh"
Tanganku tanpa sadar sejak kapan mulai mengusap air mata di pipi Mitha dan mengelus-elus rambutnya, mungkin reflek aja liat cewek nangis.
Kemudian entah dirasuki oleh setan mana. Aku mencium kening Mitha, namun Mitha hanya diam saja yang mungkin entah karena dia tidak sadar karena terbawa suasana haru atau karena merasa nyaman dan welcome. Akupun memeluk badannya dengan erat sambil mencium pipinya.
Kemudian ciumanku mulai berani turun sampai ke daerah tengkuk lehernya, dia pun berhenti terisak dan aku sadar perbuatanku yang kelewatan tapi tak berapa lama Mitha kembali terisak.
Aku pun memegang kedua pipi Mitha sambil menghapus air matanya, lalu aku mencium lembut bibirnya. Awalnya dia kaget namun lama-kelamaan dia membalas ciumanku dan bibir kami menempel selama hampir beberapa menit. Posisi kamipun sudah bukan duduk di tepi ranjang melainkan aku berada diatas Mitha yang terlentang dan menutup matanya. Ciuman kami pun terhenti ketika terdengar suara kursi bergeser.
"Ah sial ada Merlin" kataku dalam hati
Setelah itu aku dan Mitha pun pergi ke meja makan dan kami bertiga menghabiskan makanan sebelum menuju ke Rumah Sakit.
(Sesampainya di rumah sakit)
Mitha pun segera berlari, aku mengikutinya dengan berjalan cepat meninggalkan Merlin di belakang.
Mama Mitha dan ci Dewi masih tampak menangis di Loby saat kami tiba dan aku baru tau kalau papa Mitha belum sadarkan diri dan masih dirawat intensif.
Kami semua menunggu kabar dari tim medis dan kulihat jam di dinding rumah sakit pada saat itu menunjukkan pukul 1.00
Aku pun mengingatkan Merlin untuk pulang, namun dia kelihatan sangat bingung waktu itu.
"Udah jam 1 loh ini lin, lu kagak pulang? Gak baik anak gadis keluyuran jam segini" kataku
"Gimana mau pulang, aku kan tadi di jemput Mitha" jawab Merlin
"Oh gitu, bilang lah. Kan gua bisa anterin lu" jawabku
"Kamu bilang jauh tadi, jemput aja gak mau" jawabnya ketus
"Yaelah, kasusnya kan beda lin. Kalo baper liat sikon juga kali. Yaudah ayo buru pamitan dulu lu sana, mau pulang kaga?"
"Yaudah iya, tunggu bentar"
Merlin pun berpamitan kepada Mitha, Ci Dewi dan mamanya Mitha.
"Pulang sama siapa lin?" tanya mamahnya Mitha
"Di anterin Andre tante" jawab Merlin
"Tante, Ci Dewi, Mitha. Aku anterin Merlin pulang dulu ya, ntar aku kesini lagi kok" kataku
"Iya dre makasih ya, kamu pulang juga aja gapapa kok, tante sama anak-anak aja disini nungguin kabar papanya Mitha, bantu doa ya"
"Iya tante semoga si om cepat sadar dan kembali sehat lagi ya" jawabku
"Nanti habis anter Merlin gapapa tante aku kesini lagi, dirumah juga gak ada kegiatan. kali aja ada yang bisa aku bantu-bantu" lanjutku
"Yasudah hati-hati ya" tutup mamahnya Mitha
(Aku dan Merlin berjalan melalui lorong Rumah Sakit dan tibalah kami di dalam mobilku)
Segera kami beranjak meninggalkan parkiran rumah sakit.
Sejak awal masuk ke mobilku sampai sekarang. Merlin hanya diam saja. Gak biasanya dia bersikap begini.
"Kenapa lu lin? Diam aja, ngantuk nih gua ntar"
"Lu ngapain ama Mitha tadi di kamarnya?"
Jlebb.. akupun kaget setengah mati namun masih berusaha tenang.
"Ya dia nangis, apa salahnya sih gua pinjemin bahu gua bentar"
"Iya.. Enak kan habis itu modusin dia, ambil kesempatan?"
"Wah mampus, ketahuan kah gua tadi" pikirku
Sambil terus berusaha mengelak, jawabanku mulai kacau.
"Aku liat kamu cium dia, kamu bener-bener keterlaluan ya"
Di tembak seperti ini, rasanya aku ingin mati di tempat saja.
"Ah itu tadi spontan lin, udahlah ngapain kamu marah gitu sih"
Sepanjang perjalanan pun menjadi sunyi senyap. Musik sengaja aku matikan karena malah akan tambah merusak suasana.
Kulihat sepertinya Merlin terlelap.
"Udah sampai lin" kataku sembari membangunkannya
Merlin pun turun dari mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Hei.. Lin"
Merlin menoleh
"Ini pertanda kalau dia masih berharap untuk di panggil" pikirku
Aku pun turun dari mobil dan langsung saja ku pegang kedua pipinya Dan Cupp... Kukecup bibir Merlin dengan mesra.
Aku menciumnya beberapa kali sebelum mengakhirinya karena bahaya kalau orang tua merlin melihat dari dalam rumah. Bisa-bisa aku jadi sate hari ini.
"Lu masuk deh buruan lin, gua tungguin sini sampai lu masuk"
"Oke dre, see you"
"Jangan jengkel lagi yaa"
Setelah kutunggu beberapa menit, tidak ada yang membukakan pagar dan Merlin sepertinya mulai panik. Akupun turun lagi dari mobil dan menghampiri dia.
"Kenapa lin?" tanyaku
"Kayanya udah pada tidur semua deh, ini aku juga baru liat HP katanya aku disuruh nginap aja di rumah Mitha. Duh gimana ya?" katanya panik
"Yaudah lu nginap di rumah gua aja, banyak kamar kosong kok" tawarku
Aku menawarkan Merlin menginap di rumahku bukan tanpa alasan, bukankah sudah jelas kalau Merlin ikut balik ke Rumah Sakit akan menjadi masalah baru karena aku mau sekalian pdkt ke si Mitha.
"Boleh emang?" tanya Merlin
"Ya boleh lah. Yuk"
Aku pun membawa Merlin ke rumahku, ini pertama kalinya aku membawa perempuan ke rumah semenjak aku tinggal sendiri di rumah ini.
(Sesampainya di dalam rumah)
Merlin melihat beberapa photobox saat acara-acara pernikahan rekan-rekanku.
"Wah lu masih pajang foto kita berdua pas di kawinan ci Stella ya"
"Ah iya, belum sempat beresin aja"
"Bagusan jgn di beresin deh dre"
Sambil berkata begitu, Merlin mendorongku ke sofa dan entah bagaimana gerakannya. Yang jelas saat ini dia sudah duduk diatas pahaku dan dengan posisi ini aku benar-benar tidak bisa bergerak. Ah bukan, aku bukannya tidak bisa bergerak karena dia berat atau karena pergerakanku terkunci namun seluruh badanku sudah tidak singkron dengan otak karena syok, kaget, takut dan senang. Merlin kemudian menciumi bibirku dan berbisik.
"Do it.." (kata Merlin dengan sedikit mendesah)
"What???" aku panik
"Do it dre.." lanjutnya
"What do you mean?" kataku
Tanpa berkata lagi, tangan Merlin meraih tanganku dan meletakkannya diatas dadanya
"Oh My God" kataku dalam hati
Percumbuan itu berlangsung cukup lama dan kami menikmatinya sampai akupun tidak sadar sejak kapan tanganku sudah berada di dalam baju Merlin.
Akupun semakin berani dengan memainkan puting Merlin yang terasa sudah mengeras.
Kemudian aku buka bajunya beserta BHnya sekalian.
"Ohhhh... dre" desah Merlin
"Are you okay?"
"Yessss"
"Jangan cuma di mainin pakai tangan dree... isapin"
Akupun melanjutkan permainan dengan adegan yang biasanya aku tonton di film panas. Aku mulai menelusuri dada Merlin dengan tanganku kemudian puting payudara sebelah kanannya kumainkan dengan lidahku. Merlin pun mendesah tak karuan.
"Mmmhhhh..." desah Merlin
"Gimana rasanya lin?" godaku
"Mmmmmmhhhhhhhh...." Merlin hanya mendesah dan tidak
Tak berapa lama kurasakan ada sesuatu yang menyentuh batang penisku dan ternyata benar, tangan Merlin sudah mulai memainkan batangku dari luar celana.
Setelah beberapa saat, Merlin turun dari pangkuanku.
Dia mulai meraba disekitar pahaku kemudian sampai ke batangku. Dia membuka celanaku kemudian aku yang masih dalam posisi duduk melihat dia melirik ke arahku dengan mata khas perempuan tionghoa yang benar-benar menggoda. Dibukanya celana dalamku sekalian dan seketika batangku dengan gagahnya berdiri tegak didepan muka Merlin.
(Bentuk batangku ini cukup aneh. Kira-kira jika di genggam. Ukuran batangnya sebesar botol b*n cabe dan kepalanya lebih besar dari batangnya. Untuk panjangnya mungkin sekitar 17-19 cm, aku tidak pernah mengukurnya)
Merlin pun mengocok batangku itu dengan tangan nya dan ini adalah pertama kalinya dalam hidupku, ada seorang wanita memainkan batangku. Sensasinya benar-benar nikmat. Lebih nikmat daripada melakukannya sendiri (Masturbasi).
Tidak berhenti sampai disitu, Merlin mulai memasukkan kepala penisku kedalam mulutnya hingga penuh sesak. Dan beberapa kali kurasakan sakit karena terkena giginya, mungkin ini juga pertama kalinya Merlin mengoral penis.
"Oh lin... enak banget lin..."
"Mmmmmhhhmhhhhhh..." Merlin terus mendesah tak kauran
Aku menikmati permainan mulut Merlin kurang lebih 5 menit sebelum aku merasakan akan keluar.
"Oh lin... Gua mau keluar lin.."
"Mmmhhhmhhhhh"
"Gua gak tahan lagi lin..."
Merlin mempercepat kocokannya dan memperkuat hisapannya pada kepala penisku dan hali ini menyebabkan aku benar-benar tidak sanggup menahan lagi.
"Crooott... Crooot.. Croottt"
Entah berapa kali tembakan dari penisku kedalam rongga mulut Merlin, terlihat Merlin memejamkan matanya menahan rasa mual namun dia sama sekali tidak mengeluarkan lagi spermaku dari mulutnya.
"Gila... ditelan semua. Benar-benar perempuan binal" kataku dalam hati
Bahkan setelah aku ejakulasi, Merlin masih mengisap kepala penisku beserta batangnya sampai bersih.
Setelah itu dia menyandarkan kepalanya di dadaku yang dari awal masih duduk di sofa dengan posisi yang sama.
"Gimana dre? Kalau aku gak bisa jadi yang terbaik buat kamu, aku tetap bisa kan jadi yang terenak buat kamu?" godanya
"Of course, you can. Thank You lin.. but I'm sorry because this is my first time”
“Me too dre”
“Tapi lu jago banget lin”
“Aku cuma lakuin sama seperti yang aku liat di film yg aku copy dari laptopmu dulu”
Setelah itu aku menunjukkan kamar untuk Merlin menginap, bersih-bersih badan dan bersiap untuk kembali ke Rumah Sakit karena memang sudah janji dengan mamanya Mitha. Bagiku janji tetaplah janji
Bersambung
Aku mulai mencari alternatif Perguruan Tinggi lain agar tidak menjadi 'Pengangguran'
Setidaknya aku berprofesi sebagai 'Mahasiswa' walaupun pada dasarnya sama saja.
Saat ini aku hanya tinggal seorang diri dirumahku.
6 bulan yang lalu, kedua orang tuaku baru saja melebarkan bisnisnya ke kota sebelah sebut saja Kota Btx dan memutuskan untuk pindah sementara kesana (mungkin untuk beberapa tahun)
Karena aku pada saat itu masih dalam masa Ujian Nasional, maka aku tidak ikut pindah dan terpaksa tinggal seorang diri di rumahku ini sedangkan kedua adik ku ikut pindah bersama orang tuaku.
Aku tidak perlu cemas untuk mengurus rumah karena setiap 2 hari sekali, akan datang orang yang membersihkan rumahku, mulai dari menyapu, mengepel, mengurus tanaman, hingga cuci-gosok. Mereka tidak tinggal dirumahku, mereka akan datang pagi hari dan pulang sebelum sore.
Jadi jika malam hari, aku benar-benar sendirian dirumah ini.
Awalnya aku merasa sepi, karena biasanya rumahku sangat ramai dan penuh kehangatan.
Namun aku merasa bebas, tidak ada lagi yang akan memarahiku jika bermain game seharian, tidak ada lagi yang akan mengadu pada orang tuaku jika aku pulang terlambat.
------
Pagi hari bertepatan dengan hari Jumat yang sangat cerah, ketika aku memanaskan mesin Honda Accord keluaran terbaru saat itu.
Mobil ini diberikan kepadaku oleh mamaku sebagai hadiah agar aku tidak kecewa karena tidak ikut pindah ke Kota Btx.
Selain mobil ini, sebenarnya aku sudah memiliki satu unit Honda CR-Z dan sebuah sepeda motor Satria-Fu ditambah dengan satu unit SUV keluaran BMW yang tidak ikut dibawa karena tidak cukup tempat parkir di rumahku yang baru di Kota Btx.
Tentu saja semuanya dibelikan oleh orang tuaku, statusku saja masih calon mahasiswa.
Pagi itu para pekerja yang bekerja untuk mengurus rumahku sudah datang karena sabtu dan minggu biasanya mereka tidak datang.
Akupun bergegas pergi ke sebuah perguruan tinggi lokal di kotaku sebut saja Px untuk mengambil formulir pendaftaran.
"Pak Adi, saya pergi dulu ya. Nanti kalau semua sudah selesai. Bapak sama semuanya yang lain langsung pulang aja pak. Jangan lupa di kunci semuanya ya pak" kataku kepada Pak Adi, tukang kebun.
"Siap" jawab Pak Adi.
Akupun pergi menuju ke perguruan tinggi Px.
(Tiba di kampus Px)
Setelah parkir, aku langsung menuju gedung utama dan mencari bagian informasi.
"Pak, kalau mau ambil formulir pendaftaran di sebelah mana ya?" Tanyaku kepada petugas disana.
"Oh di sebelah situ pak. nanti bilang aja mau ambil formulir" jawab petugas itu
"Oke. Makasih ya pak" akupun menuju tempat yang ditunjukkan oleh petugas tadi.
(Selesai mengambil formulir dan berencana untuk pulang)
"Woi Andre..." teriak seseorang bersuara wanita yang tidak asing di telingaku.
Aku menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namaku tadi dan ternyata dia adalah Merlin.
Merlin adalah seorang gadis keturunan tionghoa. Merlin ini adalah salah satu perempuan yang pernah ada di dalam hidupku, meski belum berstatus sebagai pacar namun Merlin sudah kenal dengan kedua orang tuaku dan cukup sering main ke rumahku.
Aku dan Merlin sangat sering jalan bersama, nonton film di bioskop bersama. Bahkan ada satu momen aku mencuri kesempatan untuk mencium bibirnya, bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Ketika itu, Merlin memintaku mengantarnya ke salon untuk persiapan acara sweet 17th nya yang akan berlangsung malam hari. Aku mencium bibirnya beberapa saat setelah dia selesai di dandani. Akupun bingung mengapa Merlin menjauhiku setelah kami berada di kelas 3.
Untuk postur tubuhnya, Merlin memiliki kulit oriental dengan tinggi badan 155cm dan berat dibawah 50kg. Payudaranya kencang dengan ukuran sekitar 32C.
Aku dan Merlin sangat sering jalan bersama, nonton film di bioskop bersama. Bahkan ada satu momen aku mencuri kesempatan untuk mencium bibirnya, bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Ketika itu, Merlin memintaku mengantarnya ke salon untuk persiapan acara sweet 17th nya yang akan berlangsung malam hari. Aku mencium bibirnya beberapa saat setelah dia selesai di dandani. Akupun bingung mengapa Merlin menjauhiku setelah kami berada di kelas 3.
Untuk postur tubuhnya, Merlin memiliki kulit oriental dengan tinggi badan 155cm dan berat dibawah 50kg. Payudaranya kencang dengan ukuran sekitar 32C.
Merlin : "Biasa aja kok aku. Kamu ngapain disini?"
Andre : "Ah ini, gua mau ambil formulir pendaftaran untuk jurusan TMAB (Teknik Mesin Alat Berat)"
Merlin : "Loh kamu kan udah dapat undangan di Univ BrwX, ngapain lagi ambil formulir disini?"
Andre : "Ah males lah gua di jurusan kimia, gak ada minat gua. Ntar malah kacau kuliah gua"
Merlin : "Oh gitu, kalo gitu kita bisa sering ketemu lagi dong. Aku juga gak kuliah keluar"
Andre : "Oh lu kuliah di sini juga?"
Merlin : "Bukan di Px sini, gua rencana daftar di MadaX”
Andre : "Terus ngapain lu kesini?"
Merlin : "Mau cari jodoh kali"
Andre : "Idihh"
Merlin : "Aku nemenin si Mitha ambil formulir, dia mau ke jurusan tata boga"
Andre : "Mana dia?"
Merlin : "Lagi ke toilet"
Mitha ini adalah teman Merlin di tempat ibadah. Mitha pernah satu sekolah denganku di SMP. Namun saat itu aku jarang berbincang dengan Mitha, kuakui pada saat SMP, banyak anak laki-laki yang suka pada Mitha. Aku dan Mitha mulai dekat saat menjelang Ujian Akhir, dimana pada saat itu kami mendapat Ujian Praktek untuk nilai Ujian Sekolah. Aku membantu Mitha menyelesaikan tugas proyek TI. Namun sejak aku dan Mitha berbeda sekolah saat SMA, aku hanya melihat Mitha pada saat mengantar Merlin ke tempat ibadah. Setelah Merlin menjauhiku, aku pun mulai jarang bertemu Mitha.
Mitha ini adalah seorang wanita keturunan Tionghoa-Manado dengan kulit putih mulus dan bersih, tingginya 160cm dengan berat badan 50kg. Badannya terbilang cukup kurus namun tidak kurus kering.
Ukuran payudaranya mungkin sekitar 34C tapi Mitha memiliki bokong yang indah serta kaki yang jenjang.
Mitha ini adalah seorang wanita keturunan Tionghoa-Manado dengan kulit putih mulus dan bersih, tingginya 160cm dengan berat badan 50kg. Badannya terbilang cukup kurus namun tidak kurus kering.
Ukuran payudaranya mungkin sekitar 34C tapi Mitha memiliki bokong yang indah serta kaki yang jenjang.
Andre : "Hai Mit, bakal sekampus nih kita"
Mitha : "Serius?"
Andre : "Iya nih"
Andre : "Yaudah gua cabut duluan ya lin, mit. See You"
Mitha : "Okey dre, See you"
Merlin : "Hati-hati dre"
(Sampai di rumah)
Yang kulakukan di rumah hanyalah bermain game online di kamarku.
Kemudian sekitar jam 15.00 saat aku masih bermain game online, aku dikejutkan dengan sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal.
Namun ketika aku jawab, orang seberang sana mematikan teleponnya.
"Ah sialan, ganggu aja nih orang" kataku
Ternyata banyak sekali pesan BBM yang masuk di HPku. Ternyata itu dari Merlin.
"Oi Dre.."
"Ping!"
"Ping!"
"Ping!"
"Andree Jawab laaa.. katanya masih temen"
Dalam hati aku berkata "Gila ini anak ganggu orang aja, mau ngapain lg sih"
Kemudian aku jawab :
"Ya lin, knp? Gua lg main game tadi"
"Kamu itu ya gak berubah, masih aja main game terus kerjaannya" jawab Merlin secepat kilat
"Kalo aku gak missed call tadi, sampai besok pagi kali baru dibales” lanjutnya
"Berisik amat sih lu, buruan kenapa lu chat gua tiba-tiba. Pacar gua nunggu nih mau dimainin"
(Maksudku karakter cewek dalam game sudah nunggu buat di gerakkan)
"Halah main sama yang gituan. Ntar jogging gak kamu?" jawab Merlin
"Iya ntar sore jogging gua kalo gak hujan mah"
"Aku sama Mitha mau ikut. Bareng ya.. Jemputin"
"Ogah lah kalau jemputin lu, jauh banget gila. Mana sempet. Kalo jemputin di rumah Mitha masih okelah"
"Yaudah ntar aku tunggu di rumah Mitha aja"
"Oke. Jam 4"
"Oke"
Aku hampir lupa kalau ini hari jumat dan biasanya kalau weekend antara jumat-minggu aku ada jadwal jogging bareng teman-temanku.
Aku pun segera mematikan laptop dan komputerku kemudian menyalakan mesin mobil sembari bersiap-siap.
Selama aku dalam perjalanan ke rumah Mitha, Merlin tidak berhenti mengirim pesan via BBM.
Ternyata Merlin sudah ada di rumah Mitha sejak pulang dari ambil formulir di kampus Px.
"Oi dah pada siap?" tanyaku sambil menurunkan jendela mobilku.
"Udah nih, yuk" jawab Merlin
"Bentar ya. Bilang ke Mama dulu" kata Mitha
Tadinya aku malas turun dari mobil namun aku melihat mama Mitha keluar dari dalam rumah sehingga spontan aja aku turun dan menyapa.
"Sore Tante.. kami bertiga mau jogging di Lapangan nih tante"
"Iya.. Gapapa Andre. Mama sehat?" jawab mama mitha
"Sehat kok tante. Ohiya, aku ijin pergi dulu ya tante. Takut kesorean nanti malah jadi malem pulangnya"
"Oke hati-hati ya Andre. Jangan ngebut" nasehat mama mitha
"Oke tante. Kalau anaknya gores kan turun nilai mahar"
"Hah kamu ini ada-ada aja. Yaudah sana"
"Bye tante.."
(Sampai di lapangan track jogging)
Kutelusuri seluruh kawasan lapangan, namun sejauh mata memandang tidak satupun batang hidung dari teman-temanku yang biasanya jogging ada di lapangan ini. Mungkin mereka besok baru jogging. Jadi aku pun terpaksa jogging bertiga dengan Merlin dan Mitha karena mau pulang lagi juga udah nanggung.
Pada saat jogging, aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi karena Merlin dan Mitha kebanyakan berhenti untuk istirahat sehingga akupun terpaksa ikut berhenti karena mereka perginya bareng aku dan kalau satu aja pingsan, aku juga yang repot.
(Selesai jogging)
Aku pun mengantarkan mereka kembali ke rumah Mitha.
Sesampainya di depan rumah Mitha, aku berniat langsung pulang karena mau melanjutkan game ku tadi.
Namun mamanya Mitha memanggil dan mengajak aku untuk makan malam dulu sebelum pulang.
Walaupun sudah menolak namun Merlin dan Mitha masih memaksa dan mereka berdua gak mau turun dari mobilku,
Yasudahlah apa boleh buat daripada makin lama lagi nanti pikirku. Aku pun memarkirkan mobilku dan mengikuti mereka berdua masuk ke rumah Mitha.
(Di dalam rumah Mitha)
Aku ijin ke kamar mandi karena gerah dan kebetulan aku selalu bawa baju ganti kalau jogging. Jadi aku mau mandi dulu biar begitu pulang bisa langsung main game.
"Tante.. aku boleh pinjem kamar mandi gak? Bau badan nih gak enak" tanyaku
"Pakai aja kamar mandi di lantai dua dre" sahut mama Mitha
"Sabun sama handuk ada gak?" lanjut si tante
"Ada kok tante, aku bawa di mobil" aku kemudian bergegas mengambil peralatan mandi dan baju gantiku
"Ijin ya tante"
"Iya.. udah sana cepet" jawab tante
(Setelah menaiki tangga dan berjalan menuju ke kamar mandi di lantai dua)
Saat sedang asik berjalan. aku melihat suatu pemandangan yang membuat aku terdiam beberapa saat.
Aku berpapasan dengan ci Dewi, kakak perempuan Mitha yang kutebak baru selesai mandi karena dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan lilitan handuk di badannya. Spontan aku syok dan tidak bisa berkata-kata. Ci Dewi pun langsung berlari kecil ke kamarnya karena malu. Namun pemandangan tersebut semakin membuatku terpesona. Sesuatu di balik celanaku mulai mengeras.
Ci Dewi dapat dikatakan benar-benar bagai seorang Dewi, banyak teman-teman di tempat ibadah yang selalu membicarakan parasnya yang cantik.
Meskipun kakak dari Mitha, Umur ci Dewi hanya berbeda 2 tahun denganku. Badannya cukup mungil dan imut seperti salah satu member JKT69.
Tidak banyak yang dapat kujabarkan tentang tubuh ci Dewi karena ia sesungguhnya sangat sempurna sebagai seorang perempuan.
Meskipun kakak dari Mitha, Umur ci Dewi hanya berbeda 2 tahun denganku. Badannya cukup mungil dan imut seperti salah satu member JKT69.
Tidak banyak yang dapat kujabarkan tentang tubuh ci Dewi karena ia sesungguhnya sangat sempurna sebagai seorang perempuan.
"Mulus banget coy, mimpi apa gua semalam" kataku dalam hati
(Di dalam kamar mandi)
Saat ingin menggantungkan pakaian kotorku, aku melihat BH dan CD ci Dewi masih di gantung di belakang pintu kamar mandi.
"Mungkin dia lupa" pikirku
Awalnya aku merasa jijik karena aku belum pernah melihat pakaian dalam kotor dari seorang perempuan secara langsung seperti ini
Maklum aku 3 bersaudara dan semua laki-laki, jadi paling liat CD emak-emak anak tiga doang yg gak ada menarik-menariknya. Hehe
Rasa penasaran membuatku berani menyentuh pakaian dalam kotor Ci Dewi itu, aku merasakan wangi tubuh Ci Dewi yang sangat kuat dari BHnya.
Akupun tidak tahan dan melakukan masturbasi di dalam kamar mandi sambil membayangkan Ci Dewi.
(Setelah selesai mandi)
Aku pun turun untuk makan malam.
"Lama amat sih kamu mandi dre, luluran apa kayak cewek aja kamu" kata Merlin.
"Mau tau aja lu urusan cowok, Mitha sama tante mana?"
"Mitha lagi nangis tuh di kamar"
"Lah ngapa?"
"Papanya dia dikeroyok preman barusan, jadi Mamanya sama Ci Dewi langsung pergi, si Mitha disuruh jaga rumah" jelas Merlin
"Pantas aja kok rumahnya keliatan sepi, rasanya tadi rame" kataku dalam hati
"Di bawa ke Rumah Sakit mana?" lanjutku
"RS Pert***a"
"Ayo liat si om yok"
"Makan dulu, udah disiapin juga"
Aku dapat mendengar isak-isak tangis dari dalam kamar Mitha
Sebelum makan aku pergi ke kamar Mitha
(Sambil mengetuk pintu)
"Mit..Mit.. Ayo makan dulu mit"
Tidak ada jawaban tapi samar-samar aku dapat mendengar semakin jelas isak tangis Mitha
"Mit.. gua boleh masuk ya"
Masih tidak ada jawaban, tapi aku meyakinkan diri dan membuka pintu kamar untuk mengintip sedikit.
Kulihat Mitha sedang menangis di tepi ranjang sampai dia tidak bisa berkata-kata.
Aku pun tidak tega dan mengambil posisi duduk disebelahnya
Sambil mencoba menenangkan Mitha dan entah kenapa si Mitha malah langsung memelukku dan menangis di bahuku.
"Udah mit, makan dulu. Habis ini kita ke RS liat papa lu"
"Taa..Ta.. Tadi katanya papa gawat.." kata Mitha sambil terus menangis
"Iya, sabar ya. Lu berdoa aja gak kenapa-kenapa. Sekarang makan dulu dikit nanti lu sakit loh"
Tanganku tanpa sadar sejak kapan mulai mengusap air mata di pipi Mitha dan mengelus-elus rambutnya, mungkin reflek aja liat cewek nangis.
Kemudian entah dirasuki oleh setan mana. Aku mencium kening Mitha, namun Mitha hanya diam saja yang mungkin entah karena dia tidak sadar karena terbawa suasana haru atau karena merasa nyaman dan welcome. Akupun memeluk badannya dengan erat sambil mencium pipinya.
Kemudian ciumanku mulai berani turun sampai ke daerah tengkuk lehernya, dia pun berhenti terisak dan aku sadar perbuatanku yang kelewatan tapi tak berapa lama Mitha kembali terisak.
Aku pun memegang kedua pipi Mitha sambil menghapus air matanya, lalu aku mencium lembut bibirnya. Awalnya dia kaget namun lama-kelamaan dia membalas ciumanku dan bibir kami menempel selama hampir beberapa menit. Posisi kamipun sudah bukan duduk di tepi ranjang melainkan aku berada diatas Mitha yang terlentang dan menutup matanya. Ciuman kami pun terhenti ketika terdengar suara kursi bergeser.
"Ah sial ada Merlin" kataku dalam hati
Setelah itu aku dan Mitha pun pergi ke meja makan dan kami bertiga menghabiskan makanan sebelum menuju ke Rumah Sakit.
(Sesampainya di rumah sakit)
Mitha pun segera berlari, aku mengikutinya dengan berjalan cepat meninggalkan Merlin di belakang.
Mama Mitha dan ci Dewi masih tampak menangis di Loby saat kami tiba dan aku baru tau kalau papa Mitha belum sadarkan diri dan masih dirawat intensif.
Kami semua menunggu kabar dari tim medis dan kulihat jam di dinding rumah sakit pada saat itu menunjukkan pukul 1.00
Aku pun mengingatkan Merlin untuk pulang, namun dia kelihatan sangat bingung waktu itu.
"Udah jam 1 loh ini lin, lu kagak pulang? Gak baik anak gadis keluyuran jam segini" kataku
"Gimana mau pulang, aku kan tadi di jemput Mitha" jawab Merlin
"Oh gitu, bilang lah. Kan gua bisa anterin lu" jawabku
"Kamu bilang jauh tadi, jemput aja gak mau" jawabnya ketus
"Yaelah, kasusnya kan beda lin. Kalo baper liat sikon juga kali. Yaudah ayo buru pamitan dulu lu sana, mau pulang kaga?"
"Yaudah iya, tunggu bentar"
Merlin pun berpamitan kepada Mitha, Ci Dewi dan mamanya Mitha.
"Pulang sama siapa lin?" tanya mamahnya Mitha
"Di anterin Andre tante" jawab Merlin
"Tante, Ci Dewi, Mitha. Aku anterin Merlin pulang dulu ya, ntar aku kesini lagi kok" kataku
"Iya dre makasih ya, kamu pulang juga aja gapapa kok, tante sama anak-anak aja disini nungguin kabar papanya Mitha, bantu doa ya"
"Iya tante semoga si om cepat sadar dan kembali sehat lagi ya" jawabku
"Nanti habis anter Merlin gapapa tante aku kesini lagi, dirumah juga gak ada kegiatan. kali aja ada yang bisa aku bantu-bantu" lanjutku
"Yasudah hati-hati ya" tutup mamahnya Mitha
(Aku dan Merlin berjalan melalui lorong Rumah Sakit dan tibalah kami di dalam mobilku)
Segera kami beranjak meninggalkan parkiran rumah sakit.
Sejak awal masuk ke mobilku sampai sekarang. Merlin hanya diam saja. Gak biasanya dia bersikap begini.
"Kenapa lu lin? Diam aja, ngantuk nih gua ntar"
"Lu ngapain ama Mitha tadi di kamarnya?"
Jlebb.. akupun kaget setengah mati namun masih berusaha tenang.
"Ya dia nangis, apa salahnya sih gua pinjemin bahu gua bentar"
"Iya.. Enak kan habis itu modusin dia, ambil kesempatan?"
"Wah mampus, ketahuan kah gua tadi" pikirku
Sambil terus berusaha mengelak, jawabanku mulai kacau.
"Aku liat kamu cium dia, kamu bener-bener keterlaluan ya"
Di tembak seperti ini, rasanya aku ingin mati di tempat saja.
"Ah itu tadi spontan lin, udahlah ngapain kamu marah gitu sih"
Sepanjang perjalanan pun menjadi sunyi senyap. Musik sengaja aku matikan karena malah akan tambah merusak suasana.
Kulihat sepertinya Merlin terlelap.
"Udah sampai lin" kataku sembari membangunkannya
Merlin pun turun dari mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Hei.. Lin"
Merlin menoleh
"Ini pertanda kalau dia masih berharap untuk di panggil" pikirku
Aku pun turun dari mobil dan langsung saja ku pegang kedua pipinya Dan Cupp... Kukecup bibir Merlin dengan mesra.
Aku menciumnya beberapa kali sebelum mengakhirinya karena bahaya kalau orang tua merlin melihat dari dalam rumah. Bisa-bisa aku jadi sate hari ini.
"Lu masuk deh buruan lin, gua tungguin sini sampai lu masuk"
"Oke dre, see you"
"Jangan jengkel lagi yaa"
Setelah kutunggu beberapa menit, tidak ada yang membukakan pagar dan Merlin sepertinya mulai panik. Akupun turun lagi dari mobil dan menghampiri dia.
"Kenapa lin?" tanyaku
"Kayanya udah pada tidur semua deh, ini aku juga baru liat HP katanya aku disuruh nginap aja di rumah Mitha. Duh gimana ya?" katanya panik
"Yaudah lu nginap di rumah gua aja, banyak kamar kosong kok" tawarku
Aku menawarkan Merlin menginap di rumahku bukan tanpa alasan, bukankah sudah jelas kalau Merlin ikut balik ke Rumah Sakit akan menjadi masalah baru karena aku mau sekalian pdkt ke si Mitha.
"Boleh emang?" tanya Merlin
"Ya boleh lah. Yuk"
Aku pun membawa Merlin ke rumahku, ini pertama kalinya aku membawa perempuan ke rumah semenjak aku tinggal sendiri di rumah ini.
(Sesampainya di dalam rumah)
Merlin melihat beberapa photobox saat acara-acara pernikahan rekan-rekanku.
"Wah lu masih pajang foto kita berdua pas di kawinan ci Stella ya"
"Ah iya, belum sempat beresin aja"
"Bagusan jgn di beresin deh dre"
Sambil berkata begitu, Merlin mendorongku ke sofa dan entah bagaimana gerakannya. Yang jelas saat ini dia sudah duduk diatas pahaku dan dengan posisi ini aku benar-benar tidak bisa bergerak. Ah bukan, aku bukannya tidak bisa bergerak karena dia berat atau karena pergerakanku terkunci namun seluruh badanku sudah tidak singkron dengan otak karena syok, kaget, takut dan senang. Merlin kemudian menciumi bibirku dan berbisik.
"Do it.." (kata Merlin dengan sedikit mendesah)
"What???" aku panik
"Do it dre.." lanjutnya
"What do you mean?" kataku
Tanpa berkata lagi, tangan Merlin meraih tanganku dan meletakkannya diatas dadanya
"Oh My God" kataku dalam hati
Percumbuan itu berlangsung cukup lama dan kami menikmatinya sampai akupun tidak sadar sejak kapan tanganku sudah berada di dalam baju Merlin.
Akupun semakin berani dengan memainkan puting Merlin yang terasa sudah mengeras.
Kemudian aku buka bajunya beserta BHnya sekalian.
"Ohhhh... dre" desah Merlin
"Are you okay?"
"Yessss"
"Jangan cuma di mainin pakai tangan dree... isapin"
Akupun melanjutkan permainan dengan adegan yang biasanya aku tonton di film panas. Aku mulai menelusuri dada Merlin dengan tanganku kemudian puting payudara sebelah kanannya kumainkan dengan lidahku. Merlin pun mendesah tak karuan.
"Mmmhhhh..." desah Merlin
"Gimana rasanya lin?" godaku
"Mmmmmmhhhhhhhh...." Merlin hanya mendesah dan tidak
Tak berapa lama kurasakan ada sesuatu yang menyentuh batang penisku dan ternyata benar, tangan Merlin sudah mulai memainkan batangku dari luar celana.
Setelah beberapa saat, Merlin turun dari pangkuanku.
Dia mulai meraba disekitar pahaku kemudian sampai ke batangku. Dia membuka celanaku kemudian aku yang masih dalam posisi duduk melihat dia melirik ke arahku dengan mata khas perempuan tionghoa yang benar-benar menggoda. Dibukanya celana dalamku sekalian dan seketika batangku dengan gagahnya berdiri tegak didepan muka Merlin.
(Bentuk batangku ini cukup aneh. Kira-kira jika di genggam. Ukuran batangnya sebesar botol b*n cabe dan kepalanya lebih besar dari batangnya. Untuk panjangnya mungkin sekitar 17-19 cm, aku tidak pernah mengukurnya)
Merlin pun mengocok batangku itu dengan tangan nya dan ini adalah pertama kalinya dalam hidupku, ada seorang wanita memainkan batangku. Sensasinya benar-benar nikmat. Lebih nikmat daripada melakukannya sendiri (Masturbasi).
Tidak berhenti sampai disitu, Merlin mulai memasukkan kepala penisku kedalam mulutnya hingga penuh sesak. Dan beberapa kali kurasakan sakit karena terkena giginya, mungkin ini juga pertama kalinya Merlin mengoral penis.
"Oh lin... enak banget lin..."
"Mmmmmhhhmhhhhhh..." Merlin terus mendesah tak kauran
Aku menikmati permainan mulut Merlin kurang lebih 5 menit sebelum aku merasakan akan keluar.
"Oh lin... Gua mau keluar lin.."
"Mmmhhhmhhhhh"
"Gua gak tahan lagi lin..."
Merlin mempercepat kocokannya dan memperkuat hisapannya pada kepala penisku dan hali ini menyebabkan aku benar-benar tidak sanggup menahan lagi.
"Crooott... Crooot.. Croottt"
Entah berapa kali tembakan dari penisku kedalam rongga mulut Merlin, terlihat Merlin memejamkan matanya menahan rasa mual namun dia sama sekali tidak mengeluarkan lagi spermaku dari mulutnya.
"Gila... ditelan semua. Benar-benar perempuan binal" kataku dalam hati
Bahkan setelah aku ejakulasi, Merlin masih mengisap kepala penisku beserta batangnya sampai bersih.
Setelah itu dia menyandarkan kepalanya di dadaku yang dari awal masih duduk di sofa dengan posisi yang sama.
"Gimana dre? Kalau aku gak bisa jadi yang terbaik buat kamu, aku tetap bisa kan jadi yang terenak buat kamu?" godanya
"Of course, you can. Thank You lin.. but I'm sorry because this is my first time”
“Me too dre”
“Tapi lu jago banget lin”
“Aku cuma lakuin sama seperti yang aku liat di film yg aku copy dari laptopmu dulu”
Setelah itu aku menunjukkan kamar untuk Merlin menginap, bersih-bersih badan dan bersiap untuk kembali ke Rumah Sakit karena memang sudah janji dengan mamanya Mitha. Bagiku janji tetaplah janji
Bersambung
Episode :
Jika menurut suhu semuanya cerita ini menarik dan patut untuk dilanjutkan, jangan sungkan untuk meninggalkan like dan komentarnya ya hu
Note : Ohiya, jika ada kesalahan dan melanggar peraturan, silahkan om momod untuk melakukan penindakan dengan menghapus thread nubi.
Tapi jangan banned nubi yang masih baru memasuki dunia per"cerpan"an ini.
----------------------------------------------------------
Bagian Kedua :
Aku, Kamu, Dia dan Mereka Bagian Kedua - Pertualangan Cinta
Terakhir diubah: