Sambil menunggu rilisan LKTCP 2019 saya realese gimana kalo kita lanjutkan.
Pengalaman memang sesuatu yang berkesan dan akan membekas dalam hidup kita, entah itu pengalaman yang baik maupun yang buruk.
Pengalaman baik akan menjadi kenangan yang indah yang akan selalu terkenang. Sedangkan pengalaman buruk akan menjadi sebuah trauma yang sulit untuk dilupakan. Begitulah yang terjadi dengan Erna, padahal dia tadi sangat bersemangat ingin bermesraan dengan ku. Namun ketika ku naiki ranjang ini, dia terlihat takut dan terduduk di ujung ranjang. Melihat itu aku yang panik pun terpaksa mengalah dan turun dari ranjang ini. Dingin nya malam bertambah udara ac benar-benar menggigit kulit ku. Malam ini benar-benar suram, kedinginan plus harus tidur di karpet membuat ku kesal setengah mati. Kenapa pula aku mau mengikuti keinginan Erna? Padahal kan dia bukan siapa-siapa aku. Lagipula kenapa aku harus takut kalau seandainya dia berbuat nekat, toh itu juga bukan urusan ku.
" kamu belum tidur dji? " tiba-tiba suara Erna terdengar di atas ku.
" belum gak bisa tidur, dingin banget soalnya. "
" maaf ya dji kalo aku udah buat kamu susah. "
" santai ajalah, toh mamaku juga sepertinya gak keberatan aku nginap disini. Buktinya dia sama sekali tak menghubungi ku. "
" ya.. Mungkin mama kamu sungkan kali menolak keinginan papa aku, secara kan papa aku termasuk client bisnis di perusahaan tempat mama kamu kerja. "
" mungkin juga seperti itu. Anggap saja hari ini aku merawat kamu, toch cuma sehari ini aku ada disini.."
" kenapa cuma sehari? Aku mau kamu setiap saat ada sama aku Dji. "
" dengar ya Erna cantik. Aku gak mungkin ninggalin aku dan mama aku setiap hari."
" kenapa gak mungkin? Mama kamu kan udah dewasa dia pasti bisa menjaga diri dan menjaga adik kamu. "
" memang mama ku sudah dewasa begitu juga dengan aku. tugas itu ada di pundak ku, bukan mama ku. "
" Tugas apa? Kaya penting aja? "
" ini tugas yang sangat penting. Aku lelaki dewasa dirumahku yang otomatis menjadi kepala rumah tangga. Aku harap kamu mengerti. "
" huuffftttt baiklah kalau begitu, aku memahami keadaan kamu. Aku harus mencari jalan agar aku selalu bisa deket terus sama kamu. "
" Jangan mikir yang aneh-aneh ya. Fokus aja sama kesehatan kamu. "
" tapi aku hanya bisa sehat kalau kamu ada di samping aku. "
" jangan ngomng yang aneh-aneh. Udah tidur besok aku harus sekolah. "
Percakapan malam itu membuat gikiran ku terus berputar tentang apa yang akan Erna lakukan dengan ide nya.
Aku tahu jika Erna memiliki segala akal agar keinginan nya terpenuhi, dibantu dengan dia anak satu-satu nya dari seorang pengusaha yang tajir melipir membuat keinginan nya selalu terpenuhi. Terlalu banyak mikir membuat kepalaku lelah dan akhirnya tertidur dengan sendirinya.
Pagi ini aku diantar oleh supir keluarga Erna setelah tadi pagi sempat sarapan bersama. Saat sampai di gerbang sekolah ku lihat ke empat gadis ku sudah menunggu. Wajah-wajah penuh tanya langsung tergambar jelas disana.
" kamu diantar siapa? Kok tumben ada yang mau nganterin? "tanya Alexa saat aku sudah berada bersama mereka.
" supirnya keluarga Erna. " jawab ku singkat.
" kok bisa? " kali Wulan yang mulai penasaran.
"tadi malam aku nginep dirumah Erna. " kataku sambil berjalan meninggalkan mereka.
" TUNGGU.. NGAPAIN KAMU NGINEP DI RUMAH ERNA? DAN KENAPA KAMU GAK LAPORAN SAMA AKU?" tanya Alexa mulai meninggi.
" kemaren aku sempat janji sama Erna kalau aku akan menemui nya tanpa kalian, mungkin dia merasa malu sama kalian sehingga dia tidak ingin menemuiku kemaren. " jawabku menenangkan situasi buruk yang mungkin sebentar lagi akan terjadi.
" tapi kamu gak ngapa-ngapain kan sama Erna, aku yakin kok sama kamu. " kali ini Lina mulai angkat bicara.
" ya walaupun kita tidur sekamar, tapi gak ada sesuatu yang terjadi kok anatara kami. " kata ku keceplosan.
" WHAT??? TIDUR SEKAMAR??? " kali ini berteriak serentak layaknya paduan suara.
" eh udah ya aku ada PR yang lupa aku kerjakan" kataku seraya berlari dan tidak memperdulikan para gadis yang bertreriak dan mengejar ku.
Entah apa yang spesial pada diri ku? Mengapa banyak gadis yang notabene anak konglomerat naksir dengan orang sederhana seperti ku.
Sekolah ku memang bukan sekolah biasa, sekolah ini di isi oleh anak-anak orang kaya. Mungkin hanya aku dan adik ku yang kehidupan nya biasa-biasa saja yang bersekolah disini. Selebihnya anak pengusaha, artis, bahkan pejabat yang bersekolah disini.
Tak banyak yang bisa ku ceritakan di sekolah hari ini. Hanya mendengarkan guru dan sempat mengisi lembara soal. Saat istirahat kugunakan untuk tidur karna badan ini terasa letih bukan main. Pulang sekolah aku berusaha untuk menghindar dari para wanita ku, aku janjian dengan Ana adiku untuk bertemu di suatu tempat dan pulang bareng naik angkutan online.
Sampai dirumah, ternyata ibu ku sudah pulang dari dinas kantor nya. Ibu ku duduk di sofa sedang asyik berbicara serius dengan seseorang yang tak asing lagi wajahnya. Dia ayah nya Erna, mau apa dia ada disini?
" Aassalamualaikum " ucapku bersamaan dengan adik ku ketika kami akan memasuki rumah.
" walaikumsalam " jawab kedua orang yang sedang asyik berbincang mendengar salam ku.
" wah.. Akhirnya yang ditunggu sudah pulang pak Lukman. " kata ibu ku kepada ayah Erna
" ada apa ni om? Kok tumben nyariin Adji? " tanya ku kepada ayah Erna sambil mengamit tangan nya untuk ku salim.
" begini nak Adji, sebenarnya om juga tidak menyukai ide ini. Tapi Erna terus saja memaksa dan kebetulan om juga kenal dengan ibu kamu, jadi mau tidak mau om menyetuji ide ini. " katanya membuat ku bertanya, apa lagi tingkah Erna kali ini.
" memang ide apa om? " tanyaku kepada om lukman untuk mengurangi rasa penasaran ku.
" sebelumnya om sekali lagi minta maaf kepada keluarga besar ini yang sudah amat merepotkan, namun om tampaknya sudah tidak memiliki pilihan lain. Hanya ini yang bisa membuat Erna kembali bisa ceria dan melupakan trauma nya. " katanya berbelit yang tidak menjawab sama sekali pertanyaan ku.
" sebenarnya ada apa sich om, ma? " kata ku kepada dua orang yang sedang berada di hadapanku ini.
" om harap mulai hari ini Adji bisa menjaga dan merawat Erna, sebab mulai hari ini Erna akan tinggal disini dan ibu mu telah menyanggupi nya. " jawaban ayah Erna yang membuat diri ku berguncang hebat.
" HAAAHHHH... ERNA TINGGAL DISINI? " Membuatku berbalik arah dan mendapati ke empat gadis pengawalku ada disana.
" ini gak bisa dibiarin aku harus lakukan sesuatu.. " ucap Alexa sambil meninggalkan rumah ini.
" aku gak boleh kecolongan start, aku gak bisa biarin Erna menang dengan mudah. " gumam Wulan mengikuti langkah Alexa.
" tampak nya perang segera di mulai, aku gak mau kalah sebelum bertanding. " ucap astrid yang entah kenapa ikut-ikutan Wulan dan Alexa.
" suka sama idola para cewek itu berat, tapi patut di perjuangkan. " kata Lina yang membuat ibu dan ana tertawa tanpa henti seolah menertawakan keadaan ku.