Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Amoy Medan dan Tukang Becak (Update Part 4_28/01/2023)

Ristika

Adik Semprot
Daftar
26 Jan 2020
Post
118
Like diterima
2.517
Bimabet
Info: Kisah berikut hanyalah fantasi belaka. Kisah ini diilhami oleh kejadian-kejadian di masa lalu, di zaman becak masih berjaya. Saat itu pacar (sekarang bini) sering naik becak dan karena dia duduknya selalu mengangkang, maka bisa dipastikan tiap abang becak yang mengantarnya pasti mendapat kesempatan untuk mengintip celana dalamnya.



Oke, langsung aja disimak, Agan-agan sekalian. Silahkan berkomentar yang seporno-pornonya.

________________________________________________________________________________


Part 1

Jam kantor berakhir. Steffi merasa saatnya telah tiba. Diam-diam dia merasa gemetar. Hari ini dia akan mengalami suatu hal yang belum pernah dirasakan olehnya. Walau begitu, hatinya merasa semangat dan sambil memikirkan rencananya, Steffi merasakan celana dalamnya basah oleh cairan memeknya.

Sengaja Steffi menyuruh pacarnya agar tidak menjemputnya. Hari ini dia ingin naik becak. Begitu sampai di gerbang, dilihatnya tukang becak itu. Selama bertahun-tahun sejak dia kerja disini, setiap kali pulang tukang becak itu pasti mengamatinya dengan pandangan seakan-akan ingin menelannya.

Steffi tahu kenapa tukang becak itu bersikap demikian. Dengan selalu berbusana ketat yang menonjolkan kedua buah dadanya dan rok ketat yang menonjolkan kebulatan pantatnya, kulit yang putih mulus dan wajah yang cantik, lelaki mana yang tidak tertarik?

Demikianlah, setiap kali Steffi melangkah keluar, mata para tukang becak atau supir angkot yang sedang menunggui para karyawan pulang kerja selalu mengamati keindahan tubuhnya. Walau begitu, perhatian Steffi hanya tertuju pada tukang becak yang satu itu. Bukan karena tukang becak itu lebih tampan atau menarik daripada lainnya, tapi karena Steffi merasa tukang becak itulah yang paling terang-terangan menunjukkan hasrat seksualnya terhadap Steffi.

Tanpa ragu lagi, Steffi segera menuju ke tukang becak tersebut, sebelum keduluan orang lain. Begitu sampai di becak, tukang becak itu menyapanya,”Becak, Dek?”

“Iya, Bang,”kata Steffi sambil menaiki becak.

Saat menaiki becak, Steffi dengan sengaja mengangkat kakinya agak lebar dan tinggi, sehingga rok kerjanya terkuak, memperlihatkan belahan paha dan kemaluannya yang terbalut celana dalam merah. Tukang becak itu tertegun menyaksikan pemandangan itu, dan walaupun cuma sekejap, cukuplah sudah membuatnya berpikiran ngeres.

Diatas becak, Steffi duduk disebelah kiri dengan posisi tubuhnya menyamping menghadap ke tukang becak. Kedua pahanya disengajanya agak mengangkang, membuka celah untuk diintip. Lagi-lagi si tukang becak tertegun dan beberapa saat lamanya dia kehilangan kata-kata. Pikirannya bertambah ngeres sekarang. Entah mimpi apa dia semalam, hari ini dia bisa menikmati pemandangan dari Steffi.

“Ayo, Bang. Berangkat kita?” pinta Steffi.

“Oh iya,” tersentak si tukang becak dari lamunan pornonya.

Segera dia menghidupkan mesin dan lalu bergeraklah becak itu.

Sesampainya di simpang jalan, barulah si tukang becak tersadar, dia belum tahu tujuan Steffi.

“Dek, kemana kita? Kok gak kasih tahu, langsung naik aja?” katanya sedikit bingung.

“Tembung Pasar 3, Bang. Nanti lewat jembatan kira-kira satu kilometer, belok kiri, nanti aku kasih tahu Abang lagi tempat tujuan,” jawab Steffi dengan suara manis.

“Adek nggak dijemput hari ini?” tanya si tukang becak.

Berarti dia perhatian sekali sama nona amoy satu ini. Begitu banyak karyawan wanita saat pulang kerja, dia hafal yang satu ini.

“Nggak, bang, aku ada urusan, jadi nggak langsung pulang. Ada barang yang mau kukasih sama orang. Jadi berapa bang?” tanya Steffi.

Si tukang becak tertawa.

“Buat Adek berapa aja deh. Yang penting Adek senang. Abang juga udah senang kok bisa nganterin Adek,” katanya sambil melirik ke selangkangan Steffi.

“Bang, lebih baik abang perhatikan jalan deh. Kalo ngintip terus bisa bahaya loh,” Steffi pura-pura menegur padahal hatinya senang selangkangannya diintip.

“Maaf, Dek,” kata si tukang becak. “Abis roknya pendek banget sih. Namanya juga laki-laki.”

“Iyalah, Bang. Aku ngerti kok. Tapi lebih baik perhatikan jalan aja ya.”

Si tukang becak menjawab pendek,”Iya, Dek.”

Lalu suasana jadi membisu. Mungkin si tukang becak merasa salah tingkah pada Steffi. Steffi merasa suasana ini bisa-bisa merusak rencananya. Maka dia mencoba mencairkan suasana.

“Abang udah umur berapa?” tanya Steffi memulai pembicaraan lagi.

“Lima puluh dua,” jawab si tukang becak, yang merasa heran kok Steffi pake nanya-nanya umur segala.

“Anak udah berapa, Bang?” tanya Steffi lagi.

“Anak abang ada dua, Dek. Yang paling besar kurasa seumuran sama Adek. Udah kerja dia di Tanjung Morawa. Yang kecil masih SMA” jawab si tukang becak lagi.

Merasa bahwa Steffi ternyata nggak marah karena intipan tadi, si tukang becak memberanikan untuk balik bertanya.

“Adek umur berapa? Udah menikah belum?” tanyanya.

“Dua puluh empat, Bang. Sekarang masih pacaran,” jawab Steffi.

“Oh, sama cowok yang biasa jemput Adek itu ya?”

“Iya, Bang.”

“Beruntung kali dia ya, Dek.”

“Kenapa, Bang?”

“Iyalah. Bisa dapat cewek cantik seperti Adek.”

“Abang bisa aja. Kurasa aku biasa-biasa aja kok, Bang.”

“Aduh, Adek cantik kayak bidadari kok dibilang biasa.”

“Iya, Bang. Abis bodiku kan nggak gitu tinggi. Kalo cantik ya kayak peragawati gitu lho. Tinggi, langsing.”

“Nggak kok, Dek. Serius Adek cantik banget. Bodi Adek juga bagus banget.”

Nah, pucuk dicinta ulam tiba. Akhirnya percakapan mulai menyinggung tubuhnya. Inilah yang diharapkan Steffi.

“Masak sih bodiku bagus, Bang?”

“Iya, Dek. Bagus banget.”

“Bagusnya dimana, Bang?”

Si tukang becak terdiam, segan dia menjawab.

Steffi merasa pancingannya sudah mengena. Sekarang tinggal meningkatkan daya pancingannya.

“Apa karena buah dadaku yang besar atau pantatku yang bulet, Bang?” Steffi menembak langsung.

Mendengar itu, darah si tukang becak langsung berdesir. Pikirannya semakin ngeres. Dalam hatinya mulai timbul tekad “Aku harus ngentot dengan cewek ini”.

“Iya, Dek. Buah dada Adek mantap banget. Pantat Adek juga, aduhai banget," si tukang becak mulai lancang. "Abang pikir-pikir, apa tahan pacar Adek tiap hari ketemu Adek?”

“Maksud abang tahan apanya?”

“Maksud Abang, tahan gak gituan sama Adek.”

“Gituan apanya, Bang?” Steffi pura-pura gak ngerti.

“Gituan lho, Dek. Masak Adek gak tahu.”

“Benar gak tahu, Bang.”

“Aduh, Adek udah umur 24 masak gak ngerti?”

Si tukang becak terus termakan umpan Steffi. Hatinya semakin senang.

“Kurang ngerti, Bang. Maksud abang, ngentot ya?” meluncurlah kata-kata itu dari bibir indah Steffi.

Si tukang becak makin gak karuan. Kontol di celananya udah memberontak. Dia sudah melupakan soal logika, kenapa cewek penumpangnya berani terang-terangan ngomongin soal seks. Yang penting baginya, ada gayung bersambut dari si cewek.

“Iya, Dek. Ngentot. Masak Adek gak pernah?” si tukang becak memberanikan diri bertanya.

“Kalo menurut abang gimana?”

“Seharusnya sih udah, Dek. Karena itu tadi, mana mungkin pacar Adek bisa tahan melihat bodi Adek yang sexy tiap hari.”

“Abang juga lihat aku tiap hari. Berarti abang pengen ngentot sama aku juga dong,” tembak Steffi langsung pada sasaran.

Si tukang becak tak menjawab lagi. Saat itu becak udah mulai memasuki kawasan Tembung dan dia mengambil jalan yang tak sesuai arah tujuan. Kini kebun sawit mulai terlihat di depan sana.

Pikiran si abang udah tertuju pada satu hal: hari ini, sekarang ini, dia harus ngentotin cewek amoy ini.

Maka meluncurlah becaknya ke dalam area perkebunan. Steffi makin senang. Berhasil sudah rencananya. Walau begitu dia diam saja, sampai saat semakin jauh kedalam area perkebunan dan jalanan makin sepi, barulah Steffi buka suara.

“Bang, ini mau kemana? Kok masuk ke kebun sawit?”

Si tukang becak masih diam dan terus melajukan becaknya.

“Waduh, Bang. Aku kan gak minta diantar kesini,” Steffi pura-pura merajuk, tapi itupun didiamin si tukang becak. Tujuannya hanya satu, cari tempat sepi, dan memperkosa cewek ini. Kapan lagi bisa ngentot dengan cewek amoy cantik dan bertubuh indah seperti ini.

Akhirnya berhentilah becak itu di area yang benar-benar sepi.

“Bang, kok berhenti? Mau ngapain disini?” tanya Steffi, tapi tak ada nada ketakutan dalam suaranya. Steffi tahu, sebentar lagi si tukang becak akan memperkosanya.

Dilihatnya si tukang becak mengeluarkan obeng lalu menghampiri dia dan si tukang becak berkata sambil mengacungkan obeng tersebut,”Sekarang Adek ikuti kata-kata Abang dan Abang jamin Adek akan selamat pulang kerumah.”

Steffi malah tersenyum mendengar itu. Sebentar lagi, memekku akan ditembus kontol tukang becak ini. Hatinya merasa girang.

Si tukang becak terkejut melihat Steffi yang ternyata nggak ketakutan sama sekali.

Steffi mulai memasang aksi.

“Bang, nggak usah kasar begitu. Aku nggak suka kasar-kasar. Kalau abang mau, aku kasih kok. Abang maunya ini, kan?” kata Steffi dengan suara manja sambil membuka selangkangannya lebar-lebar.

Maka terpampanglah pemandangan indah celana dalam merah Steffi yang sudah membasah di bagian memeknya.



Si tukang becak melongo dan menelan ludah. Ini benar-benar diluar dugaan. Ternyata cewek amoy ini mau memberinya sesuatu yang sudah dia idam-idamkan selama ini. Walau begitu, tak serta merta dia percaya.

“Apa benar Adek mau kasih?” selidiknya sambil matanya terus memperhatikan kedua paha putih mulus Steffi dan bagian memek Steffi.

“Bang, tadi kan udah kubilang ada yang mau kukasih buat seseorang. Yang mau kukasih ya memekku ini, dan aku mau kasih ke abang,” kata Steffi sambil melangkah keluar dari becak. Ditangannya telah siap kertas koran yang sengaja dibawanya dari kantor.

Si tukang becak menelan ludah, masih sulit mempercayai ada cewek amoy secantik bidadari dengan tubuh bahenol yang mau menyerahkan diri kepadanya sore ini.

“Udah lama aku pengen ngentot di alam terbuka, Bang. Pacarku gak berani, makanya aku putuskan nyoba aja sama abang. Ternyata dugaanku benar, abang pengen ngentot sama aku. Ini kertas koran, Bang, buat alas kita. Kesana kita yuk, agak rindang,” kata Steffi sambil melangkah ke bawah satu pohon sawit tanpa memperdulikan si tukang becak yang masih melongo dengan tangan masih mengacungkan obeng. Langkahnya melenggak lenggok sehingga makin mengeraskan kontol si tukang becak.

Sesampainya di bawah pohon sawit, Steffi menggelar kertas-kertas koran tersebut sambil pantatnya menungging supaya si tukang becak bisa menikmati pemandangan indah pantatnya dan tentu saja untuk semakin membangkitkan gairah si tukang becak. Si tukang becak sekarang udah 70% yakin Steffi memang mau ngentot dengannya, maka diikutinya dari belakang.

Sesudah koran selesai digelar, si tukang becak langsung memeluk Steffi. Tak tahan lagi dia, tapi Steffi buru-buru menegurnya,”Bang, udah kubilang, aku nggak suka kasar-kasar. Biar nikmat kita berdua, mainnya juga musti perlahan-lahan.”

Sambil masih memeluk tubuh Steffi, si tukang becak tersenyum dan lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Steffi. Nafasnya agak bau, tapi bagi Steffi itu justru menambah gairahnya. Tempo-tempo hari si tukang becak hanya bisa mengamati Steffi dari kejauhan, siapa sangka sekarang wajahnya dan wajah cewek amoy ini cuma berjarak beberapa puluh sentimeter.

Perlahan si tukang becak mencium pipi Steffi. Ah..rasanya seperti sorga. Lalu diciumnya bibir Steffi. Sekedar mencoba, apakah Steffi memang sungguh-sungguh dengan kata-katanya tadi. Dan Steffi sama sekali tidak memberontak dicium pipi dan bibirnya. Hati si tukang becak girang bukan main sekarang. Ternyata cewek amoy ini benar-benar pengen ngentot dengannya.

Ciuman sekali di bibir Steffi, dua kali, dan kali ketiga Steffi langsung membalas ciuman itu. Maka berciumanlah kedua bibir yang sungguh kontras, satu hitam kasar, satu lagi merah lembut merekah. Lidah Steffi dan si tukang becak saling berpagutan dengan penuh gairah. Kini si tukang becak tak punya keraguan lagi.

Tangan si tukang becak mulai menggerayangi buah dada Steffi. Sambil terus berciuman, tangannya meremas-remas buah dada Steffi. Kemudian, dibukanya kancing baju Steffi dan disusupkannya tangannya yang kasar kedalam baju dan mulai mengelus-ngelus buah dada Steffi.

Steffi tak mau kalah, tangannya mulai menggosok-gosok kontol si tukang becak dari luar celananya sehingga si tukang becak semakin terangsang.

Setelah beberapa saat beradegan begitu si tukang becak mulai melucuti kancing baju Steffi, tapi dicegah Steffi.

Sambil tersenyum nakal, Steffi memberi isyarat agar si tukang becak memberinya kesempatan memainkan peran aktif.

Bersambung ke Part 2 (scroll ke bawah)
 
Terakhir diubah:
Menarik menarik

Lancrotkaannn

Ijin pantau suhu

nyimak :baca: sambil garuk selangkangan :ha:

sepertinya seru

tukang ojeknya menang banyak...

lanjutkan kebinalanmu Steffi

Stay tune.....

Hmm, ada amoy ane merapat dah. :genit:
Parkir gerobak besi dulu
:polisi:

Semoga bagus dan tidak macet

Lanjutkan suhu

Cerita binal bngt... Lanjutkan donk huuu ke binalan nyaa

Lanjutin kakak bagus

pasang patok
Terima kasih para suhu yang sudah mampir kesini. :victory:
 
Bimabet
Part 2

Keduanya melepaskan pelukan, lalu Steffi berdiri di hadapan si tukang becak. Wajah si tukang becak pas berada didepan selangkangannya . Steffi tahu, si tukang becak udah tak sabaran untuk melumat memeknya dengan bibirnya yang hitam kasar itu.

Kini Steffi sendiri melucuti satu demi satu kancing bajunya, lalu dengan santai diapun melucuti bajunya. Sekarang dia sudah setengah telanjang, dihadapan seorang tukang becak yang menurut logika tak sepantasnya bisa menikmati pemandangan seorang cewek amoy cantik seperti sekarang ini.

Si tukang becak melongo memperhatikan buah dada Steffi yang masih dibalut kutang merah itu. Steffi lalu berlutut dan meraih kedua tangan si tukang becak lalu mendekapkannya ke buah dadanya. Dengan gerakan memutar diarahkannya tangan si tukang becak untuk meremas-remas buah dadanya.

Sambil memejamkan mata, Steffi mendesah menikmati adegan itu. Akhirnya keinginannya terkabul juga, hari ini dia menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati seorang tukang becak. Gratis pula. Memang itulah maunya Steffi. Dia memang ingin menjadi cewek yang lebih murahan daripada lonte.

Si tukang becak terus meremas buah dada Steffi dan mulai mendekatkan wajahnya ke dada Steffi, lalu diapun mulai menjilat-jilat. Steffi makin mendesah.

“Ah, enak, Bang. Terus, Bang. Ah..ah..ah....ehm…ehm...”

Si tukang becak makin agresif. Sambil mengelus-ngelus bagian perut Steffi, lidahnya terus menjilat bagian buah dada Steffi yang tak terbungkus kutang.

Dada Steffi semakin basah oleh air liur si tukang becak. Lalu Steffi membuka kaitan kutangnya, dan melepaskan kutangnya. Maka terpampanglah kedua payudara Steffi dengan puting susu kecoklatan yang sudah mengeras.



Lama si tukang becak menikmati pemandangan itu. Diperhatikannya kedua payudara dan puting susu Steffi,. Si abang benar-benar takjub. Ini mimpi yang jadi kenyataan baginya.

“Jangan pelototin terus, Bang,” Steffi tertawa. “Ayo netek.”

Steffi memegang kedua payudaranya dan menyodorkannya kepada si tukang becak.



Ditawari begitu, langsung saja si tukang becak memajukan bibirnya dan menjilat-jilat kedua buah dada Steffi, mengisap-isap puting susunya. Steffi terus terengah-engah keenakan.

“Ah..enak…ehm..enak, Bang. Ah..ah..ah..”

“Ah..ehm..iya, enak kali tetekmu, Dek. Ehm..ehm..,” kata si tukang becak terengah-engah sambil terus mengisap-isap puting susu Steffi.

Memek Steffi sudah membasah sedari tadi. Karena ini pengalaman pertamanya menyerahkan tubuh pada orang yang tidak selevelnya, dengan cepat dia terangsang dan merasakan orgasmenya datang.

Kedua tangan Steffi memegang kepala si tukang becak yang masih terus mengisap-isap buah dada dan puting susunya. Sampai pada satu titik Steffi semakin menguatkan genggamannya pada kepala si tukang becak dan lalu dia pun orgasme. Dirasakannya banyak cairan muncrat dari kemaluannya.

“Aku udah keluar, Bang,” kata Steffi agak lemas. Dia terlalu bersemangat, padahal ini baru pemanasan.

“Hah? Cepat kali, Dek? Keenakan ya?” tanya si tukang becak sambil menghentikan aksinya di dada Steffi.

Sambil tersenyum menggoda Steffi berkata,”Iya, enak kali jilatan dan isapan abang, makanya aku cepat datang. Ini…mumpung memekku masih basah, cepat abang jilat ya.”

Astaga…..mimpi apa aku hari ini. Si tukang becak benar-benar syur dan girang dengan rezeki nomplok yang dia dapat hari ini.

Lalu Steffi berdiri dan dia pun memelorotkan rok kerjanya. Sekarang dia hanya bercelana dalam dihadapan si tukang becak yang seperti tadi, takjub melihat pemandangan didepannya. Bukan hanya si abang, siapapun akan merasa takjub melihat seorang cewek amoy begitu saja menyerahkan tubuhnya kepada seorang tukang becak yang baru dikenalnya.

Si tukang becak meraba celana dalam Steffi untuk merasai basahnya memek Steffi. Bulu-bulu memek Steffi samar-samar terlihat dari celana dalam yang transparan itu. Dicium-ciumnya celana dalam Steffi, meresapi aroma harumnya.

Lalu si tukang becak memelorotkan celana dalam Steffi. Pemandangan yang sudah menakjubkan kini bertambah menakjubkan lagi. Seorang cewek Tionghoa cantik bertubuh putih mulus kini telanjang bulat dihadapannya.



Steffi mengangkangkan kakinya lebar-lebar. “Ayo, jilat, Bang,” pintanya tanpa rasa malu. Lonte aja masih ada rasa malunya, tapi Steffi nggak ada sama sekali.

Cepat-cepat si tukang becak menyelusupkan kepalanya di tengah selangkangan Cen. Sejenak dia memandang memek Steffi, lalu dengan jarinya dia menyentuh bibir memek Steffi.

“Ah…enak, Bang. Terus bang…ah…ehm…,” pinta Steffi lagi.

Tapi si tukang becak menahan aksinya. Dia masih belum puas mengamati memek Steffi. Dengan dua jari dia menguakkan bibir memek Steffi untuk mengamati lebih jelas kemaluan Steffi yang terpampang dihadapannya.



Diperhatikannya kelentit Steffi, disentuhnya kelentit itu. Disentuh-sentuhkannya hidungnya ke memek Steffi untuk meresapi aroma memek Steffi. Dia ingin tahu gimana aroma memek seorang cewek Tionghoa. Saat itu memek Steffi masih sangat basah karena cairan orgasme itu dan sebagian cairan itu mengalir turun melalui pahanya.

“Ayo jilat, Bang,” pinta Steffi sekali lagi. Dia ingin si tukang becak menjilat dan menikmati cairan orgasmenya. “Ayo, Bang. Nanti keburu kering loh. Nanti kan bisa lihat lagi.”

Si tukang becak kali ini mengabulkan permintaannya. Sambil menggosok-gosok kelentit Steffi dengan jarinya, lidahnya pun mulai menjilat-jilat memek Steffi, meraup semua cairan yang keluar dari lobang ngentot Steffi. Suara kecipak pun terdengar.

Bukan hanya menjilat, tapi dia juga mengisap-isap memek Steffi.

“Harum kali memekmu ini. Ah...ehm…ehm...enak kali, Dek…ehm...ehm..”

“Ahhhh…ahhhh…ehmmm…ahhhh…” Steffi terus mengerang menikmati jilatan dan isapan si tukang becak pada memeknya.

Lalu sambilan masih menjilati memek Steffi, kini si tukang becak memasukkan jari tengahnya ke lobang ngentot Steffi dan mulai mengocok jari itu keluar masuk.

Jilatan lidah si tukang becak masih berlangsung beberapa lamanya. Nampak kali si tukang becak ingin memuas-muaskan diri menikmati memek seorang cewek Tionghoa yang entah kapan lagi bisa dilakukannya.

Puas dengan memek Steffi, dia mulai menjilat kedua paha Steffi, menjilat habis sisa jus memek yang mengalir di paha itu, sambilan kedua tangannya kini meremas-remas pantat Steffi.

Saat itu Steffi sudah bagaikan tak sadarkan diri. Permainan seperti ini bukanlah yang pertama dialaminya. Sudah berkali-kali partner-partner ngentotnya melakukan yang seperti ini terhadapnya. Tapi kini ceritanya berbeda, yang melakukannya adalah seorang tukang becak lusuh kotor bernafas bau berkulit hitam yang umurnya dua kali lipat umur Steffi. Inilah pertama kalinya dia dinikmati oleh pria pribumi dan inilah yang membuat Steffi merasakan sensasi yang luar biasa.

Ketika si tukang becak terus menjilati paha dan mulai mengarah ke betisnya, Steffi menyetop aksinya. Dia belum puas dengan kenikmatan yang dia alami dibagian memeknya.

Disuruhnya si tukang becak berbaring. Sesudah itu, Steffi pun berjongkok diatas wajah si tukang becak. Lalu si tukang becak menjilati lagi memek Steffi. Bukan hanya memek Steffi saja yang jadi sasaran lidah si tukang becak kali ini, lobang beol Steffi pun dijilatnya.

Sebenarnya si tukang becak udah nggak tahan ingin cepat ngentotin memek Steffi, tapi karena disuguhi aksi Steffi jongkok diatas wajahnya membuatnya sangat terangsang untuk terus menikmati memek dan lobang beol Steffi.

Kedua tangannya diraihkannya keatas untuk memegang buah dada Steffi, meremas-remas buah dada itu dan memain-mainkan puting susu Steffi.

Memek Steffi kini basah oleh cairan memeknya dan juga ludah si tukang becak. Steffi yang sudah setengah sadar karena terlalu menikmati permainan lidah si tukang becak terhadap memek dan lobang beolnya kini menjadi semakin liar.

Perlahan-lahan Steffi menurunkan pantatnya, sehingga memeknya menempel ke mulut dan hidung si tukang becak, lalu dengan irama teratur Steffi mulai menggerakkan pantatnya maju mundur. Ini adalah salah satu lakon favorit Steffi, menggesek-gesekkan memeknya di wajah lawan mainnya.

Dan itulah yang kini terjadi terhadap si tukang becak. Sambil menikmati gesekan memek Steffi di batang hidung, bibir, pipi, dagu, sampai ke jidatnya, si tukang becak berpikir dalam hati,”Bahkan biniku sendiri nggak pernah memuaskan aku seperti ini.”

Steffi terus menerus menggesek-gesekkan memeknya. Baginya, adalah kenikmatan tersendiri bisa menggesekkan memeknya di wajah seorang pria.

Sungguh pemandangan yang sulit dibayangkan. Seorang tukang becak sedang menikmati gesekan memek seorang cewek Tionghoa yang cantik dan bertubuh putih mulus, dibawah pohon sawit dengan hanya beralaskan kertas koran. Rasanya adegan seperti ini hanya bisa dilihat di film-film bokep Jepang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd