Part 11
Hembusan angin besar kembali berhembus dari dalam pulau, andre melihat dirinya telanjang bulat dan kembali berdiri di dekat batu besar itu.
“ah disini lagi, pasti gue ketiduran” gumamnya melihat kembali dera yang juga telanjang bulat berada tak jauh dari dirinya.
Tapi saat ini tak ada tanda-tanda aki-aki keluar dari batu itu,” hoii deraa” teriak andree. Berlari mendekatinya, tetapi semakin ia mendekat terasa rangsangan ke seluruh tubuhnya membuat putingnya menegang.
begitu pun dera, penis langsung tegak, “anjir jangan ke focus batangnya” gumam andre merasakan rangsangkan aneh saat terus mendekat.
“ahhhh” tubuhnya terasa tersetak dan langsung sadar bangun.
“mimpi itu lagi, tapi ngerasa nih putting ikut tegang kayak mimpi sebelumnya” andre sadar ia masih berada di kolong sofa,
Ia mengintip k earah ruang tamu, tak ada tante rani dan om deni. Dengan perlahan andre keluar dari kolong sofa dan mengendap-endap menuju ke kamarnya. Kemungkinan pintu masih terkunci.
“hmm nih putting masing tegang aja, aneh” gumamnya terus memperhatikan wajanya.
“kayak gini gue suka” ucapnya saat ia menguncir kuda rambutnya.
“cakep gini lo dera, apa lagi senyum gini, mungkin gue suka haha” tawanya.
“haaa, “ lenguh nafasnya langsung berbaring di tempat tidur,
“ha ponselnya si nesya kayaknya” andre iseng mengotak atik lockscreen ponselnya beberapa kali dan berhasil di buka.
Tak ada yang terlalu menarik di dalam ponselnya, hanya foto selfie dengan dera dan beberapa teman sekelasnya. Andre penasaran dengan folder yang menggunakan lockscreen. Dengna pola yang sama ia berhasil membukanya.
“waaahhhhh” andre terkejuut dengan isinya, yaitu foto-foto setengah bugil dirinya dan juga dera, bahkan bericuaman dengan mesra seperti sepasang kekasih.
“gak nyangka mereka bedua lesbi gitu beneran, apa orang lain tau dera lesbi makanya dia di jauhin?” tanda tanya besar kembali penasaran apa yang terjadi dengan dirinya.
Andre menemukan video berdurasi pendek, ia menyetel dan kembali terkejut, melihat dera yang sedang manstrubasi menggunakan dildo, ekpresi begitu sangat menggoda karena ia menahan desah membuat raut wajahnya
“sial jadi on gini,” andre kembali merasakan rangsangan menjalar ke tubuhnya.
“gue cobain ah rasanya manstrubasi sendiri” tawanya tersenyum mesum dengan cepat ia melorotkan celananya dan langsung mengangkang. Dengan jelas ia bisa melihat belahan vaginannya yang agak memerah.
“gini kali ya” andre sedikit menggesekan jari-jarinya mencari-cari klitorisnya dan sesekali memasukan satu jari ke dalam vaginanya merangsang g-spot,. desahnya pelan bersamaan merangsang klitoris dan g-spotnya.
“ohh, shit, rasanya kayak kepala penis di elus-elus” rangsang yang hampir mirip dengan rangsangan saat ia onani. Hanya berbeda cara melaukannnya, wanita saat bermastrubasi lebih sulit daripada cowok dan butuh sedikit waktu untuk merangsangnya.
“ohhhhhhhh” lenguhnya semakin cepat mengelus klitorisnya dan memasukan satu jarinya, tetapi belum ada tanda-tanda ia akan klimaks. Semakin andre rilex semakin aliran aneh
“shiittt” jeritnya tertahan saat sesuatu sedikit kencang keluar, rasanya seperti pipis tetapi bedanya tubuhnya sedikit mengejang hebat, dan seketika tubuhnya lemas tak bertulang.
“ouhh, apa itu ??” gumamnya dalam hati menahan nafasnya yang terputus cukup lama.
“apa tadi haaaaa” rasanya seperti terbang dan sangat nikmat, andre merasakan dirinya seperti tak ada tenaga,
Andre melihat sepreinya basah seolah ia habis kencing, “ jangan-jangan squirt ?, anjir nih tubuh dera bisa squirt?” andre mencoba menciumnya untuk memastikan bukan air seni yang keluar, dan ternyata benar.
“wah wah, beneran gue barusan squirt” andre pun langsung mencoba membersihkan dengan pakaian kotor, karena sepreit seperti kena ompol.
***
“enggh” dera merasakan sesuatu di penisnya lagi, ia kembali membuka mata karena tertidur, ia merasakan tangan mengocoknya kembali.
“eh bangun, hehe” nesya dengan cepat terus mengocok penisnya yang sengaja itu tutup dengan jaket yang ia pakai.
“kamu masih kurang?” tanya dera membiarkan kembali.
“ih, yang ada kak andre tuh, tiba-tiba burungnya nonjol sendiri, makanya aku tutupin dan bantuin bobo lagi” balasnya menyengir genit.
“mau lagi?” nesya menggelengkan kepalanya dan melepaskan genggamannya.
“capek tau, balik yuk kak, badan aku pada lengket, yang bawah juga uhm”,
“oke, nih pakai lagi jaket kamu, nanti banyak yang liatin gunungnya” anggukan pelan nesya memakai kembali jaketnya, memang pinggiran seperti ini jarang lewat orang, tetapi tetap saja dera takut menjadi omongan orang.
“kak andre itu mama sama papa” tunjuk saat bersamaan mereka baru pulang kerumah.
“kak dera belum balik nes?” tanya papa saat berpapasan.
“ha?” kak dera gak ikut pa, dia di rumah katanya” jawabnya,
“masa?” tapi tadi papa pulang gak ada di rumah kok,
“ih, aku aja pergi sama kak andre , kak dera masih ada kok” jawab nesya dengan yakin kalau dera berada di dalam.
Mereka pun berempat langsung masuk untuk memastikan ucapan nesya benar, dan benar saja ia melihat andre turun dari tangga.
“kamu gak pergi dera?” andre menatap saat dera mengisyaratkan agar ia berbohong.
“ha baru balik ma, tadi pas pulang pintu gak di kunci kok” jawab andre sesekali melirik kea rah dera.
“oh ya?” anggukan andre berharap mereka percaya.
“ya udah, sana mandi terutama nesya tuh kumel banget sama bau matahari” omel pelan tante rani.
“sini ma, bantuin masak lagi” andre langsung mengambil bingkisan kecil. Dan hanya tersenyum kecil.
Dera berdiri tak bergerak melihat tingkah andre, karena dera tak bisa sedekat itu dengan papa dan mamanya sendiri.
Suasana kembali sunyi, dera tak bisa memejamkan matanya. Ia merasa sedikit bersalah membuat adiknya seperti itu, tetapi ada sedikit menyenangkan.
“tok tok tok, molor belum?” tanya andre dari luar kamarnya. Dengan langkah malas dera membuka pintunya sedikit.
“ada apa?”
“ngomong bentaran dong” aandre langsung masuk begitu saja.
“ketauan nesya bisa bahan ledekan nanti”
“molor dia. Kecapean sampai dengkur gitu” jawabnya langsung menghempasankan tubuhnya ke tempat tidur.
“tadi gue di cegat teman-teman hasley, gue gak tau nama mereka yang jelas kepala cepak kayaknya suka sama lo” andre membuka pembicaraan.
“andra?”
“gak tau gue gak tau namanya”
“terus?” dera duduk di ujung tempat tidur.
“mereka seret gue ke ruang osis, dan di situ ada hasley sama evelyn lagi ML” dera tiba-tiba menundukan kepalanya.
“dan mereka bilang lo patah hati?”
“gue gak ngerti masalah lo apa, tapi yang jelas gue numpang ke tubuh lo. Dan gue juga harus tau lo sama hasley kenapa?”
“bukan urusan lo” jawabnya pelan.
“urusan gue lah, kan sekarang jadi diri lo dera. Gue gak nanggung kalau gue di apa-apain sama mereka”
“setidaknya gue harus tau kenapa lo harus jaga jarak” andre sedikit capek karena ia terus yang berbicara terasa mulutnya berbusa. Tetap saja dera diam.
“oke gue kasih tau, tapi lo harus jaga jarak dengan mereka” pinta dera.
“gue memang suka sama hasley, dia cinta pertama gue. Siapa yang gak suka? Tinggi, ganteng, badannya juga bagus.
“gantengan gue kali, putih manis gue mah” celetuk andre. Dera menatap matanya agar diam.
“oke gue dengerin lagi”
“intinya gue salah nilai dia, dia cuman main peraasaan gue. Dan memilih evelyn jadi ceweknya saat” ucapnya tertahan.
“saat kenapa?”
“saat gue udah sayang sama dia” jawab dera tersenyum palsu.
“ohh. Oke, tapi kalau dia milih lo. Gue gak bisa bayangin lo sama hasley main di ruang osis. Haha”
“cihh,, gue bukan cewek murahan kayak evelyn ya, gue bakal lakuin itu.” Jawabnya sinis.
“kayaknya kita harus share ke orang deket deh” ucap andre tiba-tiba saat dera selesai berbicara.
“maksud lo? Nesya? Papa sama mama gue?, GILA ah gak mau!!”
“bukan… kayaknya lo harus kasih tau dona, deh biar bisa bantuin juga. “ dera kembali terdiam sejenak.
“itu buat minimalisir beranggapan gue homo!” lanjut andre teringat ucapan dona kalau ia melihat dirinya sedikit seperti banci.
“liat besok, sana keluar. Gue mau tidur ah” dera menarik tangannya dengan kasar, mau tak mau andre pun keluar dari kamarnya.
***
Jam pulang sekolah sudah berbunyi, dera langsung mencari dona karena ia setuju dengan saran andre. Karena satu-satunya yang bisa ia ceritakan masalahnya adalah dona.
“donaaa” teriak dera saat melihat dona menuju ke gerbang sekolah. Dona terlihat berdiri terdiam.
“andre ya?” tanya agak gugup tak berani memandang dera. Terlihat ia malu-malu berbicara dengan dirinya.
“sini ikutt pentingg!” dera langsung menuju kelas yang sudah sepi.
“ha ada apaa kenapa harus disini?” tanya kebingungan dan sedikit gemetar karena tiba-tiba andre mengajaknya
“gue mau bilang sesuatu, “ dona dengan sedikit panic melirik karena hanya hanya berduan di dalam kelas.
“gue ini bukan andre, tetapi gue ini dera.. dan lo harus percaya itu” ucapnya menatap wajahnya.
“haaa???”
“gak mungkin, mana percaya gue” jawabnya sambil memegang kacamatanya.
“serius, raga kita ketuker donaaaa, lo harus percaya!!” ucap dera mencoba meyakinkannya kembali.
“bukan modus kan?” tanya lagi.
“seriusan donaa… “
“tetep gak percaya, kalau gitu tebak sesuatu dari gue, dera yang gue kenal pasti tau” jawabnya. Dera terdiam sejenak langsung berpikir.
“ada tahi lalat di bibir kanan vagina lo” jawabnya, membuat dona langsung tersentak terkejut.
“ih, terus apa lagi?”
“si doni, ngejar-ngejar lo yang jelas di mantan lo”
“itu bukan rahasia umum, semua orang udah tau.,”dona langsung membuang muka.
“kita pernah lesbian, kalau lo ngingep di rumah gue, bareng nesya” dona kembali terkejut, dan melangkah mendekatinya.
“tapi kok lo bisa di tubuh andre? Orang yang lo sebelin?” tanya dona pelan, karena yakin sosok andre di depannya adalah dera.
“panjangg…… bisa satu buku gue certain kali” jawabnya.
“kalau gitu kasih tau gue, tapi jangan disini, nanti di sangka kita ada sesuatu. “
“ya udah sekalian jalan pulang gue certain,” anggukan dona langsung bergegas keluar dari dalam kelas.
***
Hal yang sama mungkin di lakukan oleh andre, ia mencoba memberitahukan masalah ke doni, karena satu-satunya teman yang bisa di percaya di sekolah ini. Tetapi ia tak menemukan doni.
“haaaaa, ya tuhan berat banget, gue kasih tau siapa ya, si doni kagak ada lagi. Haaaa” lenguh nafasnya duduk di depan warung es kelapa tak jauh dari sekolahnya.
Andre kembali melihat hasley dan teman-temannya sedang bermain voly. Melihat hasley ia kembali teringat kejadian di ruang osis.
“itu kan si dera, sama siapa tuh, “ andre langsung mengikutinya dari belakang, dera dan dona ternyata menuju ke suatu rumah di pinggiran pantai.
“waduh, jangan-jangan si dera pakai tubuh gue buat kencani cewek, dia mau bikin nama gue ancur nih” gumamnya melihat mereka berdua masuk kedalam rumah.
“woii deraa!: tegur doni saat andre hendak mengintip,
“haa doni” jawabnya terkejut karena entah datang dari mana.
“lo ngapain ke rumah si dona?” tanyanya pelan
“ha itu… cuman lewat aja. Lo ngapain kesini?”
“tumah gue kan gak jauh dari sini kali, masa lo lupa??” andre terdiam sejenak, dan mungkin ini kesempatannya memberitahukan hal ini.
“ rumah lo sepi gak? Ada yang pentin gue omongin” andre langsung mendorong doni agar menuju rumahnya.
“tapi mau ngapain?”
“kalau udah sampe gue certain!” doni mau tak mau pun menurutinya dan masuk kedalam rumahnya yang tak jauh dari rumah dona.
“lo gak ajakin gue tidurkan?” tanya dengan wajah datar/
“gak lah, gue masih normal, “ wajah doni benar-benar bingung apa maksud dari perktaaannya.
“satu”
“gue bukan dera, tapi gue andre!”
“wkwkwk, boong banget” tawanya melambaikan tangannya.
“beneran doni, gue andre, bukan dera”
“halahh, lagi ngelindur kali lo, makanya ngaco gini ngomongnya” doni benar-benar tak percaya.
“hadeh, doni, gue harus apa kalau lo percaya” doni langsung terdiam sejenak.
“uhhmm, kalau lo beneran andre, gak keberatan kan gue mau liat toketnya” jawabnya dengan cengengesan.
“aihh.. oke kalau mau lo gue buka!” andre pun membuka kancing satu persatu baju sekolahnya sampai terlihat tangtopnya.
“oke stop, gue mulai percaya”
“gue mau tanya rahasia gue yang lo tau, kalau lo benar-benar andre” andre menghela nafasnya, karena sedikit kesal doni tak percaya begitu saja walau sudah menunjukan sedikit.
“lo suka sama dona?”
“udah bukan rahasia lagi, yang lain”
“gak tau ah, gue pindahan sini man ague tau, yang jelas lo orang yang bisa jaga rahasia, jujur gue gak tau lagi”
“dan lo gak percaya ya udah , gpp” doni hanya cengengesan mendengar ucapan andre.
“ok gue percaya sama lo wkwkwk, tapi kok bisa kejadian gini lo sama dera?” tanya memegang pipinya.
“gue cowok doni, bukan cewek jadi jangan sentuh-sentuh kayak nafsu gitu dah” omel andre.
“haha sorry, “ doni pun mempersilahkan masuk untuk andre bercerita apa yang terjadi, dan tentunya dengan rahasia yang pasti aman.
Dera dan andre menceritakan masalahnya dengan orang yang menurutnya bisa di percaya karena masalah yang di hadapi. Tak masuk akal sehat, mungkin orang normal tak akan percaya, tetapi hal itu benar-benar terjadi.
To Be Continue...
#Note update seadanya ya para suhu