Menurut mereka, King Louis XIV*(5 September 1638 - 1 September 1715, dari Wikipedia)*meminta kepada seorang pembuat jam untuk membuat sebuah jam baginya. Lalu, si pembuat jam membuatkan jam dan memberi nomor pada setiap jam sesuai dengan aturan angka Romawi. Si raja, setelah melihat jam yang diberikan kepadanya, tidak setuju dengan penulisan IV sebagai angka "4" dengan alasan ketidakseimbangan visual. Menurutnya, angka VIII ada di seberang angka IV. Jika ditulis IV, maka ada ketidakseimbangan secara visual dengan VIII yang lebih berat. Oleh karena itu, Louis XIV meminta agar diubah IV menjadi IIII sehingga lebih seimbang dengan VIII yang ada di seberangnya. Selain itu, jika dikaitkan dengan angka XII, maka keseimbangan itu akan lebih baik.Itu cerita yang saya dapat.Setelah memeriksa beberapa situs, saya juga mendapatkan penjelasan yang sama. Salah satu yang lucu adalah *darisebuah situs*yang mempertanyakan mengapa si raja yang memerintahkan perubahan itu lebih dikenal dengan Louis XIV daripada Louis XIIII, sesuai dengan permintaannya kepada pembuat jam.Dari*sebuah situs lain, saya mendapat penjelasan yang lebih beragam.Seorang yang bernama Milham mengatakan bahwa penjelasan seperti di atas tidak sepenuhnya benar. Menurutnya, penulisan IIII untuk angka "4" telah ada jauh sebelum Louis XIV. Dari*wikipedia*saya mendapatkan penjelasan bahwa penomoran Romawi memang bervariasi dari awalnya. Pada masa awal angka "4" memang ditulis IIII dengan empat huruf I. Penulisan "4" menjadi IV hanya terjadi di masa modern, yang menunjukkan bahwa "empat adalah kurang satu dari lima". Manuskrip Forme of Cury (1390) menggunakan IX untuk "9" namun IIII untuk "4". Sedangkan dokumen lain dari manuskrip yang sama di tahun 1380 menggunakan IX dan IV untuk "9" dan "4", berturut-turut. Lebih lanjut, ada manuskrip ketiga yang menggunakan IX untuk "9" dan campuran antara IIII dan IV untuk "4". Angka "5" juga ditemukan disimbolkan dengan IIIII, IIX untuk "8" dan VV, bukannya X, untuk "10".Kesaksian lain dari situs tersebut, Franks, menyatakan bahwa ia tidak pernah melihat jam matahari yang dibuat sebelum abad ke-19 yang menggunakan angka IV, semuanya IIII. Sehingga, para ahli jam heran dengan arsitek masa ini yang membuat jam menara besar-besar menulis "4" dengan IV, bukan IIII. Salah satu yang menggunakan IV, bukan IIII, adalah Big Ben. Jadi, implisit dikatakan bahwa Big Ben melanggar konvensi per-jam-an!Nah, lho.Penjelasan lain cukup menarik. Harvey,*di situs yang sama, mengatakan bahwa IV adalah singkatan dari dewa Romawi, Jupiter, yang ditulis IVPPITER. Jadi, jika IV diletakkan di dalam jam bangsa Romawi, maka jam itu akan bertuliskan 1, 2, 3, DEWA, 5... Nah, saya tidak jelas apakah penjelasan ini bermakna positif atau negatif. Jika dilihat dari kacamata bangsa Romawi, mungkin mereka tidak ingin nama tuhan mereka ditaruh di jam seperti itu. Namun, kalau dilihat dari kacamata Louis XIV (yang mungkin kristen), maka mungkin ia tidak ingin ada nama dewa pagan di permukaan jam. Mana yang benar, saya tidak tahu.Masih di situs yang sama, menurut Mialki, alasan penggunaan IIII bukan IV semata-mata masalah teknis. Jika IV yang digunakan, maka pandai besi harus membuat huruf I sebanyak 16 batang, huruf *X sebanyak 4 batang, dan V sebanyak 5 batang. Masalahnya, pada masa itu, pandai besi hanya bisa ekonomis kalau membuat besi dalam kelipatan empat. Jika ditulis IV untuk "4", maka akan ada satu 3 batang huruf V yang terbuang. Sementara itu, jika "4" ditulis IIII, maka huruf V hanya dibuat empat batang--dengan demikian ekonomis--dan huruf I sebanyak 20 batang--juga ekonomis.Sekali lagi, mana yang benar dari penjelasan ini, saya tidak tahu. Namun, satu yang kita tahu sekarang adalah bahwa angka IIII di Jam Gadang tidak unik. Justru itulah konvensinya dan terbukti bahwa Londo yang menjajah kita dulu tidak memberi kita barang yang jelek, justru yang bagus dan masih hidup hingga sekarang