Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Anna Series 2: Solusi Nikmat

chachinku

Semprot Baru
Daftar
23 Jan 2014
Post
31
Like diterima
20
Lokasi
Medan
Bimabet
Lanjutan dari Pt. 1: https://www.semprot.com/threads/1024438?-Anna-Series-Teman-teman-kantorku


Namun tiba-tiba Shanti menjerit "ANNA! Aku punya ide!"

======

"Ide apa Shan?"

"Ide untuk nutupin kerugian kamu"

"GImana shan gimana!"

"Ud kalian berdua tenang aja, besok aku kabarin!"

"Aduuh Shaann.."

"Ud ah tenang aja, ud malam, pulang yuk!"

Aku membujuk Shanti untuk bicara, tapi sepertinya dia tidak mau bicara. Akhirnya aku menyerah namun memberi pesan ke Shanti

"Shan, ini hidup mati aku! tolong aku ya, Shan, jangan main-main"

Shanti tersenyum dan menjawab "tenang aja sayang" lalu dia mengecup bibirku.

Jujur saja aku lebih tenang sekarang. Setelah Monica berhasil memuaskan nafsuku, Shanti menenangkan pikiranku. Singkat cerita, aku pulang ke rumah, mandi dan tidur dengan tenang.

Tepat jam 06.00 alarm berbunyi, dan aku bersiap untuk pergi ke kantor. Tetapi tiba-tiba Shanti menelepon "Anna, hari ini kita cabut aja ya".

"Hah, buat apa Shan?"

"Buat nyelesain solusi kita!"

"Aduh, apa boleh cabut"

"Tenang aja, Monica yang akan menyelesaikan kerjaan kita di kantor"

Aku terkejut namun tidak ada pilihan lain. "Ok Ok, trus apa rencannya?"

"Rencananya? Gampang, kita ke PI*, kita shopping dulu"

"Lah terus... "

"Udahlah tenang aja, nanti di jalan aku ceritain, kamu jemput aku ya"

Aku segera mandi, memakai baju seadanya, dan langsung menuju rumah Shanti. Dia ternyata sudah menunggu di depan rumah dan langsung masuk ke mobilku. "Ok, sebelum aku cerita, kamu musti janji jangan pernah ceritain ini ke siapapun juga! keluarga, pacar, suami, siapapun itu!"


"Iya Shanti jeleeek"

Aku agak heran dia tidak menyebutkan Monica, aku anggap dia sudah tahu.

"mmmm.. jadi begini, masa lalu aku ga seindah yang kamu bayangkan, na."

"maksud lo?"

"Dulu tahun 2008 perusahaan papa aku bangkrut. dan bangkrutnya itu parah banget. Papa aku jadi incaran tukang tagih hutang, dan ibuku lari ntah kemana"

"wah aku ga tau Shan, trus...?"

Shinta bercerita tentang pedihnya berpindah-pindah rumah dan kota, hanya untuk bertahan hidup. Bahkan papanya pernah menjadi meminta-minta uang karena kami tidak punya apa-apa lagi

"Nah, kebetulan papa gw punya abang, Om Brata, nah dia lah yang menyelamatkan keluarga kami, hutang kami dibayar dan kami dibiarkan tinggal di rumahnya selama 4 tahun. Nah, selama 4 tahun itu, ya aku kan dari dulu juga ud seperti ini bodynya, cowo mana sih yang ga nafsu"

Aku shock mendengar kalimat terakhir Shanti, dan sepertinya Shanti mengerti keterkejutanku ketika dia melihat wajahku.

"Yah, aku tau kamu jijik, Na, tapi om itu sudah nyelamatin aku dan papa"

Kami terdiam selama 10 detik, tidak pernah bicara

"Shan... sori shan... jadi kamu...?"

"Iya shan, aku dan om brata... make love"

Aku shock dan terdiam. Aku tidak bisa lanjut menyetir. Aku pinggirkan mobilku dan berusaha mengembalikan akal sehatku. Kemudian aku teringat, ini adalah Shanti, teman terbaikku, aku tidak boleh menghakimi dia. Aku peluk dia dan bilang "Shan, maafin gw ya Shan"

Shanti tersenyum, dan dia senang responku sangat positif. Kami berpelukan dan kemudian Shanti mulai berbisik kepadaku "Anna, aku sayang kamu!"

"Aku juga, Shanti"

Shanti bercerita tentang semua hubungan dia dengan Om Brata. Sebegitu detailnya, sampai dia seakan-akan menikmati cerita itu. Aku perhatikan tangan Shanti yang mengelus-elus dadanya sendiri, dan jari-jarinya memainkan putingnya dari luar. Sepertinya Om Brata benar-benar perkasa, wanita sekelas Shanti bisa takluk.

Setelah keadaan agak tenang, aku bertanya "lalu, gimana dengan solusi yang kamu bilang tadi"

Shanti tersenyum. "Nah, na, om Brata ini, mmmmm... dia kaya banget! Uangnya dicetak sendiri hahaha"

Aku antara bingung dan mengerti. Aku bingung apa yang mau dikatakan Shanti, tapi aku mengerti apa yang dia maksud

"Na, kemaren aku ngobrol dengan om Brata, aku cerita tentang masalah kamu, awalnya dia nolak, tapi aku kasi tawaran yang dia ga bisa nolak hahaha" Shanti tertawa dengan sombongnya, sepertinya dia telah mengetahui jalan pikiran om Brata

"Na, kamu punya kelebihan yang aku ga punya"

Aku bingung apa kelebihan yang dia maksud

"You're a virgin"

Ah iya, aku teringat, aku masih perawan, aku tidak pernah melakukan hal-hal mesum seperti Shanti dan Monica lakukan dengan pacarnya. Tapi aku berpikir, apa aku harus memberikannya kepada orang yang tidak aku kenal?

"Anna, untuk keperawanan kamu, dia mau bayar 500 juta"

"APA?!?!" Aku terkejut, apa memang ada orang yang mau membayar sebanyak itu hanya untuk satu malam.

"Well, kamu ga sendiri! Aku juga akan di sana"

Aku bingung mau berkata apa, Aku melanjutkan perjalanan ke PI* berharap Shanti memberi solusi lain lagi. Tapi sepertinya dia tidak punya. Sampai akhirnya kami parkir, aku matikan mobil, dan berkata "Ok Shan, Ok! Selama kamu di sana..."

"Sayang, aku pasti di sana... so... deal?"

"ok, deal! Tolong ajarin aku nanti ya" Kami berdua hanya tertawa.

Begitu masuk PI*, aku bingung mau apa Shanti di sini. Kemudian kami masuk ke salah satu toko lingerie yang terkenal di sana. Aku mengerti apa maksud dan tujuan Shanti

"Shantiiii, kamu serius dong...."

"Anna, 500 juta itu ga dikit sayang! Kita berdandan dikit dong"

"Iya tapi masa gini"

"Anna, 500 juta itu satu malam, kalau si Om suka, bisa 500 juta per minggu yang kamu dapat"

Aku antara marah dan kecewa, namun hati kecilku berkata "500 juta? Aku kerja 5 tahun juga belum tentu dapat seperti itu" Akhirnya kuikuti Shanti kemanapun dia pergi. Diambilnya 2 lingerie, satu merah satu hitam, satu transparan, satu tidak. Namun keduanya hanya sanggup menutupi setengah dari payudaraku

"Sayang, ini pakai coba, tetek kamu keliatan bagus"

Aku shock mendengar perkataan Shanti, aku berjalan ke kamar ganti dengan wajah tunduk, serasa malu walaupun tidak ada pelanggan di sana kecuali kami.

"Anna gimana, cocok?"

"Udah Shan yang hitam saja"

"Loh aku lihat dulu dong"

"Shanti, please, aku mau keluar aja"

Shanti mengerti kepanikanku. Dia langsung ambil kedua lingerienya dan dia bayar dua-duanya. "Satu buat stok, ok sayang?"

Aku hanya mengangguk sambil tunduk

Shanti mengusulkan kami menghabiskan waktu untuk makan dan bersantai di tempat pijat, merenggangkan otot sebelum malam. Tepat jam 7, HP Shanti berbunyi "Halo om... ok om... di tempat biasa? ok...". "Di tempat biasa? Apa maksudnya? Aduh Shanti kamu kok nakal sekali" dalam hatiku

Aku melihat wajah Shanti, dia tersenyum dan berkata "it's show time"

15 menit kami di jalan dan akhirnya sampai, aku agak sedikit gugup, tetapi Shanti santai saja. Dia mengambil kunci rumah dan membukanya, seakan-akan itu rumahnya sendiri. Aku tahu rumah Shanti, dan ini bukan rumahnya.

"Duduk aja, na. Bentar ya aku ambil minum"

Aku menarik tangan Shanti "Shan, Aku takut!"

"Honey, jangan takut, aku di sini terus kok, kamu santai aja ya, kamu pastikan dia puas, aku pastikan dia bayar hutang kamu"

"Aku... baik... tapi kamu ga boleh pergi.. "

"aku juga ga rencana pergi sayang"

Tiba-tiba sebuah mobil masuk ke garasi, dan aku sadar sudah telah untuk kabur. Sesosok pria keluar dari mobil dan membuka kunci pintu rumah, dia agak terkejut ternyata pintunya tidak dikunci. Dia masuk dan terkejut sekali melihat kami berdua

"Shanti, tumben... "

"iya om, masih ingat janji kita?"

"Aduh... om kira ga hari ini"

"Ahh ooom jangan gitu dong... kenalin ini teman Shanti, Anna"

"Hi, Brata"

"Anna"

Kami terdiam selama beberapa detik... sampai akhirnya Shanti berkata "okay, shall we?"

Om Brata hanya bisa tertawa, dia kemudian membisikkan sesuatu kepada Shanti, dan Shantipun ikut tertawa. Aku semakin bingung apa yang mereka bisikkan. Kemudian Shanti berkata "Let's do it here" sambil tangannya masuk ke dalam kemeja om Brata dan mengelus dadanya. Dan apa yang terjadi benar-benar membuatku terkejut; mereka berciuman! Tangan om Brata menahan lehere Shanti dan kemudia turun mengelus payudara payudara Shanti yang besar. Pelan-pelan dia membuka baju Shanti dan kini Shanti hanya memakai rok dan BH ketat yang tidak dapat menahan payudara 38C. Mereka kemudian rebah di sofa dan tangan Shanti mulai meraih penis Om Brata. Dalam hitungan detik, keluarlah kepala penis om Brata. Aku terkejut sekali melihatnya. Shanti tidak bohong. Om Brata benar-benar perkasa. Dengan penis seperti itu tak heran Shanti betah dengan dia.

Shanti mulai mengecup kepala penis om Brata, pelan-pelan dia menjilati benda itu dan akhirnya memasukkannya ke mulutnya. Om Brata hanya bisa tersenyum kecil menikmati hisapan Shanti. Tiba-tiba dia melihat aku, dan dia hanya bisa tersenyum berharap aku mengerti ajakannya. Hatiku berontak. Di satu sisi aku merasa kotor, tapi di sisi lain mungkin aku bisa merasakan kepuasan yang aku ingin selama ini. Om Brata tertawa kecil melihatku, dan akupun heran. Akhirnya aku sadar bahwa satu tanganku sudah masuk ke dalam celanaku, aku mengelus-elus vaginaku sendiri. Aku benar-benar malu dan membuang muka, tapi pikiranku tetap ke Shanti yang sedang asik menjilati penis Om Brata.

"Anna, duduk sini sayang... " Kata Om Brata

"Ayo Anna, bantu aku dong sayang" Lanjut Shanti

Pelan-pelan aku berjalan ke arah sofa dan duduk di sebelah Om Brata

"Kamu cantik sayang" dibisikannya di telingaku, geli.. tapi enak

Kemudian dia mulai mencium telingaku. Benar-benar geli, tapi aku menikmatinya. Dia menjilatnya dan aku benar-benar merasa geli. Tapi aku semakin bernafsu. Dia mengarahkan serbuan mulutnya ke mulutku dan kami berciuman. Enak sekali rasanya, Om Brata pintar dalam memainkan nafsuku. Sementara itu Shanti bangkit dan tersenyum melihat kegiatanku. Dia kemudian mendekatiku dan membuka bajuku satu per satu. Aku hanya bisa pasrah. "Shanti kamu gila" dalam hatiku.

Sekarang, hanya lingerie tadi yang membalut tubuhku.

"Om, suka tidak?"

Om Brata melepas ciumannya dan melihat tubuhku yang sintal berbalut lingerie seksi. Dia tersenyum dan hanya berkata "Wow..."

Shanti mendekati Om Brata dan membisikkan "Malam ini, kami milikmu om" dan mulai menciumi Om Brata sambil melepas pakaiannya. Sekarang Om Brata sudah bugil dan Shanti mulai menciumi Om Brata dari mulutnya, turun ke leher, kemudian ke dada om Brata. Diapun menarik kepalaku dan mengarahkannya ke dada Om Brata. Kami menjilati puting Om Brata. Dia hanya bisa mengerang kenikmatan. Tangan Shanti mengelus-elus penis Om Brata. Kemudian Shanti berkata "SIap untuk menu utama, Omku sayang?"

"iyaahhh" erangnya

Shanti berbisik kepadaku "Buka lingeriemu sayang... pelan-pelan"

Pelan-pelan aku membuka lingerieku, dan sekarang aku telanjang. Om Brata tersenyum dan berkata "Rebah di sini sayang" sambil menunjuk sofa di samping. Aku rebah di sofa itu dan aku terkejut, ternyata Om Brata malah mendekatkan wajahnya "Wah... masih cantik.." katanya.

Aku dan Shanti hanya bisa tertawa kecil. Dan tiba-tiba aku merasa kenikmatan yang aku belum pernah rasakan; Om Brata menjilati vaginaku. Lidahnya bermain-main di bibir vaginaku dan enak sekali rasanya. Tanganku memegang kepala Om Brata dan aku hanya bisa bisa mengerang

"ehhhhmm.. enak Om"

Shanti mendekatiku dan mulai memainkan putingku dengan lidahnya. Satu tangannya mencubit puting kiriku. Luar biasa sekali sensasi ini, aku benar-benar menikmatinya. Om Brata sangat pintar memainkan vaginaku dengan lidahnya dan begitu juga Shanti

Ciuman Om Brata naik ke atas perutku. Kemudian naik menciumi puting kiriku, lalu ke leherku, lalu kami bercumbu. Vaginaku berdenyut ingin dimanjakan lagi. Om Brata memberi kode kepada Shanti, Shanti pun bangkit dan duduk menjauh.

"Kamu siap sayang?" Bisik Om Brata

"iyah om... skarang om"

Aku merasakan sebuah benda tumpul berusaha menerobos vaginaku. Ada rasa sakit, lalu semakin sakit

"Tahan ya sayang" Bisik Om Brata

Kemudian dia memaksa dan penis besar itupun masuk ke vaginaku

"Auuuhhhhhh" Kataku. Antara sakit dan nikmat. Om Brata pelan-pelan menggoyangkan pantatnya. Semakin lama semakin cepat. Aku masih merasa sakit namun semakin lama semakin berkurang. Rasa itu semakin berkurang ketika Om Brata mencubit putingku sambil menggoyangkan pantatnya. Semakin lama goyangnannya semakin liar dan aku merasakan sensasi kenikmatan yang memuncak.

"Mungkin ini orgasme ya" Bisikku dalam hati.

Om Brata terus menggoyangkan pantatnya sampai akhirnya diapun klimaks.

Cairan itu dilepasnya di rahimku. Sejenak aku berpikir apakah aku akan hamil, tapi aku tidak peduli. Aku puas. Dan sepertinya Om Brata juga. Shanti mendekat, menjilati sisa-sisa sperma di penis Om Brata. Om Brata berbisik kepada Shanti "shower?", Shantipun senyum, menarik Om Brata ke kamar mandi. Aku masih terlalu lelah. Sepertinya kakiku susah untuk bergerak. Aku merasa puas namun capek. Aku putuskan untuk mengambil sisa-sisa baju di lantai dan menutupi tubuhku seadanya.

Aku merasa kotor, tapi puas. Dan aku memutuskan untuk tertidur.

"Tidak seburuk yang kubayangkan... bahkan aku menikmatinya" kataku dalam hati!

Hanya ada erangan yang terdengar di rumah itu. Sepertinya Om Brata dan Shanti sedang berpesta.


To Be Continued

Lanjut ke Part 3: Dasar Monica Nakal! https://www.semprot.com/threads/1040097?-Anna-Series-3-Dasar-Monica-Nakal!
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Nice story. A bit short but hot af :cif:
Segera ngacir ke yang anna series 3
:motor5:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd