Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Antara Aku, Kamu, dan Para Pengejarmu

Bab 4 Di keluarkan dimana?
dari sisi aku (Elsa Lukantari)
- lanjutan -


Sepertinya aku akan mencapai orgasme. Begitu sedap sapuan-sapuan lidah Rudi pada belahanku. Getaran nikmat terasa di dalam sana, yang membuat belahanku membanjir. Sedotan mulutnya pada daging kecilku menciptakan hentakan-hentakan disekujur tubuh.

Lalu tubuhku melengkung, bebarengan dengan kaki yang menegang, tanpa sadar aku menjauhkan selangkangku dari wajahnya. Namun dengan sigap, tangannya yang sedari tadi memeluk pinggulku, menahan...
hingga aku mengejan, tak kuasa menahan

“gilaaa...enak, ssshhh....aku keluar, Rud...”, tanpa sadar pula aku berucap itu, karena betapa nikmat kini yang aku rasakan.

Aku malah lupa tugasku, walau tetap ku genggam dan kuremas gemas si batang berurat itu. Ditengah nikmatku jari Rudi jahil mengusap lubang bokongku, terasa sekali, dimasukan jari itu ke dalamnya, dan mulai keluar masuk dilubang itu,

"..masih perawan ya, yang ini", kata-kata itu memberikan sensasi luar biasa, dipadu dengan sapuan lidah dan sedotan bibirnya yang dahsyat.

Aku menegang, akibat orgasmeku. Orgasmeku yang keberapa?, entah, aku tak menghitungnya.

perlahan kuturunkan tubuhku ditengah puncak hasratku, lalu memeluk tubuh nya dengan posisi seperti semula, aku masih menungging, pahanya kujadikan guling yang kupeluk, sementara Rudi terlentang. Area batang rudi menjadi bantal ku, aku terpejam meresapi nikmat yang baru aku raih.

“kamu membokongiku, El..”, terdengar dia berucap di bawah sana.
" kamu pikir wajahku WC ya, hihihihi...", Hembusan nafasnya terasa merayap di lubang bokongku dan belahan kemaluanku. Sensasi menggelora, aku begitu menikmatinya.

“manis....., sudah dong, berat nih, aku gak bisa nafas...”, ujarnya lagi. Dan aku tak peduli, tubuhku masih di sana. Hingga Rudi memaksa menghempas tubuhku, jatuh disampingnya.

Diperintahnya aku tidur menyamping, membentuk huruf S, ditaruhnya bantal di dibawah kepalaku dan kurebahkan kepalaku disana. Tubuh Lelaki itu sudah dibelakangku, menempel di punggung, batang berurat itu merangsek masuk dicelah pahaku, ujung batang mencari sarang, basah lengket memudahkan benda itu melesak dan...

“Whaaaaaa......”, miliknya sudah tertanam di milikku. Terasa nikmat gesekan-gesekan dari urat-uratnya. Aku terbuai kembali, padahal aku baru saja orgasme. Namun diberlakukan seperti ini, tentu hasratku kembali naik. apalagi kedua telapak tangan Rudi meremas bukitku, jarinya memilin puncak bukitku.

“sial kamu el...nikmat tubuhmu ini, hmmm....”, rancu yang keluar dari bibir Rudi, seperti menyihirku untuk segera menggoyangkan bokongku. Mengimbangi segala gerakan memaju mundurkan bokongnya.

“ga usah baweel, akh....bikin gemuk lagi, Rud...Aku enak, nikmat banget, Rud...”, ujarku ditengah kenikmatan.

“duuuh...kamu beceeek....”, katanya ketika jelas terdengar suara keciprak air nikmatku disana...

“rudiiii......tidak perlu dibahaaaaaaaass, aaakh...”, kataku mencubit pahanya. Sebenarnya sih bukan mencubit, tapi itu ekspresi aku yang kenikmatan.

Sudah 10 menit kami melakukan persetubuhan dengan posisi ini, tentu sudah ketahap bibirku dilumatnya, dari belakang. Lelaki ini luar biasa staminanya. Mungkin sudah persiapan sebelumnya. Hingga pada akhirnya, aku merubah posisi tubuhku untuk tengkurap. Rudi mengerti dan tanpa melepas batangnya yang menancap di belahanku, dia memposisikan tubuhnya di atas punggungku.

“ingin seperti ini ya, maniss....,”.

“hmmmm...dari tadi...”, kataku sambil sedikit mengangkat bokongku, selangkangan kulebarkan, memberi kemudahan jalan buat batang berurat itu.

Lelaki itu kemudian memposisikan sedemikian rupa, dan....

“aaaakh...***d...”, aku merasakannya lagi, merasakan si batang berurat menyumpal belahanku. Kembali dikeluar masukkan benda itu, semakin jelas pula suara-suara keciprak di kemaluanku.

Sudah ku duga, dengan posisi ini, Rudi mencari kelemahanku, bibirnya mengendus telinga dan leherku, melumat daun telinga itu, dan membisikan kata-kata yang membuai aku.

Benar saja, beberapa menit kemudian rasa itu menjalar, berkumpul di suatu tempat dan menyatu untuk mendobrak pertahanan. Lalu kembali tubuhku menegang, aku yakin Rudi merasakan, hingga kemudian gerakannya dihentikan..

“sialan rudi, kenapa berhenti,” protesku. Memang sialan dia, sebentar lagi kuraih puncak hasrat itu, dia malah berhenti menghujamku.

“aku ingin kamu di atas, seperti tadi, aku ingin liat wajah orgasme mu, aku ingin mencium bibirmu...”, sambil berkata demikina rudi memposisikan tubuhnya merebah terlentang.

“begini?”, kataku sambil melangkahkan pahaku dan duduk di selangkangannya. Batang berurat Rudi aku genggam dan mengarahkan ke belahanku, kuturunkan tubuhku, dan tak sulit batang itu melesak masuk. Aku menjadi binal. Rudi berhasil membuat aku seperti itu.

Kembali terdengar suara-suara hasrat kami. Rudi yang mendesah, aku yang menjerit pelan. Dengan gerakan tubuhku yang turun naik, dan pinggul Rudi yang juga dimaju mundurkan, hingga sepertinya tidak ada ruang di lubangku, karena sudah terisi semua oleh batang gemuknya.

Lam sekali aku meliuk-liuk di atas tubuh Rudi, erotis dan menggodanya, gerakan yang pelan kemudian meningkat cepat, hingga Rudi pun mulai memberi isyarat...

“di mana, el...akh?”.

“hmm....kayak tadi, gpp, aku lagi gak subur...aakh..”, kataku dilanda nikmat. Tahu dia sudah di ujung hasrat, aku jepit batangnya di dalam.

“gigit lagi, manis....gigit lagi batangku, aaakh....aku keluaaarrr”, Rudi setengah teriak sambil menghujam keras batangnya dan mendiamkannya. Terasa menggemuk kemaluan Rudi di dalam sana, semakin sesak pula lubangku.

Hangatnya cairan kental yang kurasakan di milikku memancing aku untuk orgasme, “aku juga...”

Dan kami menegang, merasakan puncak hasrat kami masing-masing. Kemaluan kami menempel erat. Tanpa gerakan apa-apa.

Hingga tubuhku ambruk di tubuh Rudi, dan akupun malu.

“kamu begitu manis, elsa...”, sambil bibirnya memagut bibirku, liar dan nikmat.

“kamu hebat, rudi...”, bathinku berujar. Hanya bathinku saja.

Kemudian kami diam, merasakan apa yang kami rasakan masing-masing.


(ada kelanjutannya, dengan sisi yang berbeda)
 
Terakhir diubah:
Updatenya boleh juga, tapi lebih oke lagi kalau panjang...

Hak.. hak.. hak..
terimakasih masukannya suhu, memang sengaja untuk awal-awal, kisahnya pendek2 dulu, berhubung nubi sudah lama tak menulis dan merangkai kisah, jadi masih menyesuaikan lagi. Kesibukan nubie juga sangat menganggu untuk menulis...
harap maklum suhu...
hak...hak....hak...
 
apakah setelah Luki mendapatkan jabatannya kisah Elsa dan Rudy terus berlanjut dibelakang Luki (backstreet) dgn alasan clbk.....ditunggu suhu nasibnya Luki selanjutnya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd