Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NISA ~ APA ADANYA [NO SARA]

Perlu bikin adegan gangbang lagi gak? Atau punya ide lain buat next part, please tell me on comment

  • Perlu

    Votes: 22 71,0%
  • Engga

    Votes: 8 25,8%
  • Terserah

    Votes: 1 3,2%

  • Total voters
    31
  • Poll closed .
~Sorrow Memory~

oFPVUh5Q_t.jpg

Nisa

*Beberapa tahun lalu*

Cuaca sedang terik-teriknya di salah satu Sekolah Menengah Atas ketika seorang gadis tengah menerima ungkapan kasih sayang dari seorang Pria tampan di hadapannya. Nisa yang saat ini bingung dihadapkan pada pilihan untuk menerima atau tidaknya ungkapan kasih sayang tersebut.

"Kita kan udah kenal lama, ga kerasa kan kita udah 2 tahun kenal, dan ga ku sangka juga ternyata perasaan ini juga hadir di tengah waktu berjalannya kita bersama. Jadi Nis, maukah kamu menjadi wanita di hidupku?" tutur tulus dari seorang pria bernama Radit kepada Nisa.

"Apakah aku harus menerimanya?" batin Nisa sesaat ia ditembak oleh Radit.

Di lamunan yang cukup membuatnya bingung, sayup-sayup terdengar suara dari beberapa orang disekitarnya,

"Terima! Terima! Terima!" riuh suara beberapa siswa kelas 3 yang melihat kejadian tersebut. Termasuk dari teman dekatnya Rachel dan beberapa teman dari Radit yaitu Diki, Beni, Evan dan Rizal. Terlihat dari beberapa orang tersebut, memang Radit lah pria yang berparas paling tampan dan memiliki badan yang tegap serta berkulit putih.

Mendengar riuh suara tersebut, Nisa hanya bisa tersenyum dan melihat ke arah teman baiknya, Rachel yang saat itu memberikan kode mengangguk untuk meyakinkan Nisa menerima ungkapan kasih sayang Radit.

"Iyaa aku mau jadi pacar kamu Dit" jawab Nisa lembut penuh dengan keyakinan.

"Serius? Makasih Nisaaaa eh Sayang" seru Radit penuh kegirangan. Lantas memeluk Nisa yang masih tersenyum-senyum atas tingkah laku kekasih barunya tersebut.

Yang menjadi girang pun bukan hanya mereka, namun juga siswa-siswa lain yang sedari awal menyaksikan prosesi penembakan tersebut dan dengan noraknya mereka pun bertepuk tangan sambil berteriak.

"Selamat yahhh Nis" ucap Rachel sambil memeluk teman dekatnya itu. Gadis yang tak kalah cantik dari Nisa namun tampak lebih putih dibandingkan Nisa karena ia adalah wanita keturunan.

"Weisss mantap banget emang bos kita satu ini" ucap Beni sambil menyalami Radit dan disusul oleh teman-temannya yang lain.

"Hahaha thank you guys, kalian-kalian juga yang yakinin gue buat nembak pacar gue sekarang" balas Radit kepada teman-temannya.

"One step closer" batin Radit setelah berhasil menjadikan Nisa sebagai kekasihnya.

Baik Nisa ataupun Radit sama-sama merasakan perasaan yang hanyut atas hubungan yang mereka sedang jalani. Mereka selalu terlihat harmonis bahkan selalu menjadi perbincangan antara siswa-siswi lain yang ada di sekolah tersebut, mereka dijuluki sebagai pasangan paling Couple Goals dan selalu membuat iri pasangan lain, terlebih bagi mereka yang masih single fighter :p

Tak terasa sudah hampir 5 bulan mereka menjalin hubungan kekasih tersebut.

Selain menjalani hubungannya di sekolah, Nisa dan Radit juga selalu bersama saat waktu sekolah berakhir, dan dilanjutkan pulang bersama dan berakhir di rumah Nisa, berhubung rumah Nisa selalu sepi dikarenakan orang tuanya sibuk bekerja.

Sore itu Nisa dan Radit tengah menikmati waktu kebersamaan mereka di rumah Nisa yang selalu sepi dari aktivitas tetangga.

"Sayanggg kamu mau pake telur gak mie nya?" tanya Nisa pada Radit yang tengah memanaskan air guna membuat Mie instan.

"Boleh sayang, lumayan buat nambah-nambah protein" jawab Radit dengan maksud tertentu.

"Nih Yang mie nya, telurnya kamu masukin duluan biar matangnya bareng sama mie nya nanti" ucap Nisa sambil memberikan bahan-bahannya dan memeluk Radit dari belakang.

"Makasih yah Sayang" balas Radit sambil berbalik dan memeluk Nisa.

Selesai membuat makanan untuk menemani waktu kebersamaan mereka, Nisa dan Radit pun kembali ke ruang TV dan melanjutkan menonton film yang mereka pilih sebelumnya sambil menghabiskan mie instan yang mereka buat. Cukup lama mereka fokus menonton film yang ditampilkan pada tv tersebut, hingga akhirnya film yang mereka tonton sampai pada adegan yang cukup panas.

Nisa yang melihat hal tersebut pun terlihat sedikit canggung, hal ini disebabkan karena ia menonton film tersebut bersama dengan kekasihnya. Radit yang menyadari hal tersebut pun hanya bisa tersenyum. Entah dari mana dan siapa yang memulai, Radit dan Nisa sudah saling berciuman dengan panas, mereka saling membelitkan lidah dengan tangan Radit yang mulai meremas payudara Nisa.

Nafas kedua insan itu semakin memburu.

"Akkhhh sayang sabar" cegah Nisa saat Radit meremas payudaranya dengan kasar. Radit yang mendengar hal tersebut pun tak mengindahkan omongan Nisa, ia tetap berfokus pada ciuman dan remasan pada payudara Nisa. Radit pun mencoba membuka kancing kemeja yang dikenakan oleh Nisa, ia berniat untuk melakukan sesuatu lebih dari ini.

"Udah sayang nikmati aja waktu ini" balas Radit yang masih mencoba membuka baju Nisa.
Lantas Radit pun berhasil membuka baju Nisa dan dengan sigap ia pun mengeluarkan payudara Nisa dari tempatnya dan langsung dengan cepat melahap puting payudara Nisa.

"Ahhh yahh enak sayang enakkk" desah Nisa saat Radit berhasil menjilati dan menghisap payudaranya. Lantas Nisa pun menjambak rambut Radit yang tengah menghisap puting payudara Nisa.

*Clappp clupp sllurrrpp sllurrrpp muachhh bunyi mulut Radit yang tengah sibuk menghisap puting Nisa.

"Kamu sayang aku kan?" tanya Radit pada Nisa, mendengar pertanyaan tersebut dengan mata yang sudah sayu Nisa hanya mengangguk perlahan. Mendapat jawaban yang baik dari Nisa lantas Radit pun mencoba untuk membuka rok yang Nisa pakai. Nisa sudah tau apa dari tujuan Radit, namun tiba-tiba,

"Sayanggg, sebenernya aku belum siap untuk ini, tapi aku akan mencoba melakukannya demi kamu, dan sayanggg kamu janji yahhhhhh akan selalu baik buat aku." ungkap Nisa penuh harap sesaat Radit akan membuka rok yang ia pakai. Mendengar jawaban dari mulut Nisa, lantas Radit pun hanya dapat tersenyum.

"Nisa sayanggg, kamu ga perlu ingatkan aku tentang hal tersebut, kamu hanya perlu percaya sama aku dan kamu hanya perlu nurut ke aku sayang" balas Radit yang dilanjutkan membuka rok Nisa dan dengan lembutnya mulai menjilati vagina Nisa, selain itu Radit pun juga dibarengi dengan mengelus dan mengocok vagina Nisa.

"Ahhhhh iyahhh sayanggg gelii sayanggg" teriak Nisa yang tidak menyangka bahwa vaginanya dijilati oleh Radit.

*Mmmmcuahhhhh sluurrphh bunyi vagina Nisa yang saat ini tengah dijilat oleh Radit. Nisa yang menerima perlakuan itu hanya bisa mendesah dan meracau karena kenikmatan yang ia dapatkan.

"Teruslah seperti ini, akan gua buat elu tunduk dan terus memohon." batin Radit.

Radit pun menelanjangi Nisa, inilah pertama kalinya Radit melihat tubuh telanjang Nisa meskipun masih tersisa hijab pada kepala Nisa. Ia sangat kagum atas tubuh yang dimiliki oleh Nisa, dengan payudara yang berukuran 36B dan dipadukan dengan bokong yang berisi, Nisa adalah wujud dari bentuk indah seorang wanita. Jika seperti ini, mungkin tidak ada laki-laki yang tidak berkhayal untuk menyetubuhi atau memperkosa Nisa. Yes! Nisa adalah kesempurnaan.

Kembali Radit melakukan rangsangan pada vagina Nisa dengan terus menghisapnya, dengan sigap ia pun menelanjangi dirinya sendiri lalu sesaat kemudian terpampang lah penis besar berukuran 17cm dengan diameter 5cm yang sebentar lagi akan segera masuk kedalam vagina rapat milik Nisa.

Dirasa sudah cukup, Radit lalu merebahkan tubuh Nisa pada sofa yang terdapat pada ruang tv tersebut dan ia pun mencium kembali Nisa.

*Mmmuachh cium Radit pada Nisa.

"Kamu siap sayang?" tanya Radit kepada Nisa.

"Iyaa sayang aku siap, lakukan apa yang kamu mau tapi tolong pelan-pelan" balas Nisa dengan mata yang sudah sayu karena menahan hasrat seksual atas perilaku yang dilakukan oleh Radit. Radit yang mendengar hal tersebut pun mulai mencoba memasukkan penisnya ke dalam vagina perawan milik Nisa.

Radit pun mulai menggesekan batang penisnya pada bibir vagina Nisa yang sudah basah, ia melakukan itu agar penisnya mendapatkan cairan pelicin dari vagina Nisa dikarenakan penisnya yang belum basah.

Guna membuat Nisa rileks Radit pun terus memberikan rangsangan pada Nisa, ia kembali menciumi Nisa dan sesekali menghisap puting payudara Nisa. Dengan bantuan tangan kanannya Radit mencoba memasukkan penisnya ke dalam vagina Nisa.

“Ugghhh sayang, pelan-pelan” ucap Nisa yang mencoba menahan rasa ngilu pada vaginanya yang tengah dimasukkan penis Radit.

“Iyaaa sayang, kamu tahan bentar, nanti juga bisa kok” balas Radit yang masih kesulitan memasukkan penisnya untuk merobek selaput dara Nisa.

Setelah beberapa kali dicoba, Radit pun berhasil memasukkan kepala penisnya kepada vagina perawan Nisa, akibatnya Nisa pun mengaduh sesaat kepala penis itu masuk kedalam dirinya. Mengetahui itu Radit pun kembali menutup mulut Nisa dengan menciumnya.

Meski sudah berhasil memasukan kepala penisnya ke dalam vagina Nisa, Radit masih belum memasukkan seluruhnya, ia masih mencoba berhati-hati dan mencoba menjadi pria yang baik bagi Nisa, ia yang mengingat permintaan kalimat yang sebelumnya dikatakan oleh Nisa kepadanya.

“Kamu masih kesakitan kah sayang?” tanya Radit pada Nisa yang mulai terlihat lebih tenang.

"Iyaa sayang sedikit, tapi gapapa lanjutin aja, pelan-pelan" jawab Nisa.

Dengan perlahan, Radit pun kembali mencoba untuk mendorong kepala penisnya pada vagina Nisa, meskipun masih sulit dikarenakan penis Radit yang tergolong besar.

"Ughhh" desah Nisa menahan rasa sakit yang ia terima.

Pada kepala penisnya Radit merasakan adanya halangan dalam vagina Nisa, ia tahu bahwa saat ini keperawanan Nisa hanya perlu didorong saja.

"Sayang kamu siap yah," ucap Radit dengan lembut namun meyakinkan. Nisa hanya dapat mengangguk saja dikarenakan ia merasakan perih pada vaginanya.

Lantas dengan dorongan terakhir,
*sreett terdengar suara kecil dari dalam vagina Nisa dan disaut oleh ringisan Nisa yang saat ini merasakan sakit pada vaginanya, dengan erat Nisa pun menggantungkan kedua tangannya pada pundak Radit. Radit yang mengetahui hal itu pun lantas mencium mulut Nisa agar suara ringisannya tidak terdengar dan mencoba kembali membuatnya rileks.

"Ahhh sayang perih" ringis Nisa yang sedikit terlihat tetesan air mata pada ujung kelopak matanya.

"Tahan sayang, aku ga akan gerakin dulu, biar vagina mu membiasakan penis ku" balas Radit kembali meyakinkan Nisa.

Sambil menunggu Nisa tenang, Radit kembali menciumi Nisa dan tak luput ia juga menghisap kedua puting Nisa secara bergantian.
Setelah dirasa cukup, Radit pun mulai memaju mundurkan penisnya yang berada pada vagina Nisa secara perlahan. Merasakan hal tersebut Nisa pun mendesah dikarenakan rasa nikmat yang dirasakannya meskipun masih terasa perih pada vaginanya.

"ahhh iyahh sayang enakkk ahh iya sayang ahhh" racau Nisa yang merasakan kenikmatan pada Vaginanya.

"Ahh iyaa sayang vagina kamu sempit bangetttttt, penis ku rasanya kayak dihisap hisap vaginamu." balas Radit yang saat ini tengah menggenjot vagina Nisa.

"ahhh achhh akkhhh uhhh iyahhh sayang enak ahhhh" racau Nisa yang memenuhi ruangan tempat mereka mengadu nafsu.

Radit dengan sigap menciumi kembali bibir Nisa agar ia tidak bisa meracau, namun dengan tujuan agar Nisa terus bernafsu atas pergumulan yang mereka lakukan.

Hampir setengah jam mereka terus beradu kelamin mencari kenikmatan, mereka sudah mencoba berbagai macam posisi.

"Ahh sayang aku kayaknya mau pipis" desah Nisa yang saat ini tengah dihujami penis dari belakang tubuhnya layaknya seekor anjing. Tak hanya itu Radit yang semakin bernafsu pun tidak mendiamkan payudara Nisa yang menggantung bebas, ia meremas payudara Nisa dengan tangan kirinya dan tangan kanannya yang memegangi pinggul Nisa dengan sesekali menampar bongkahan pantat Nisa.

"Ahhh iyaa, shit penis aku kayaknya ga mau lepas dari vagina enak kamu" desah Radit yang semakin cepat menggenjot vagina Nisa.

"Iyaa syanggg aku jugaaa ngerasain enak bngettt, terusin sayang yang kenceng, aku mau pipis" balas Nisa yang semakin mendekati klimaks nya.

Hingga tanpa dirasa semakin cepat mereka beradu kelamin dan akan mencapai klimaks diantara keduanya.

"Ahh iyaa sayang aku pipis, akuu mau pipisss" desah Nisa yang mencapai klimaks pertama dalam hidupnya.

"Iyaaa sayangggg kamu pipis ajaa, aku jugaa mau keluar sayang, terima ini" balas Radit yang pada akhirnya mencapai klimaks pertamanya di vagina Nisa.

Kedua insan tersebut pun mencapai klimaksnya. Rasa hangat dan basah memenuhi vagina Nisa dikarenakan muncratan sperma Radit dan cairan kenikmatan Nisa. Siapa sangka untuk pertama kalinya dalam, Nisa mencapai orgasme dan squirt secara bersamaan.

Mereka berdua pun menjatuhkan diri pada sofa, tayangan pada TV sudah menunjukkan ending scene, Radit yang semula menindih Nisa pun berbalik, dan menghadapkan tubuh Nisa kepadanya. Keduanya terlihat mengambil nafas dalam-dalam dikarenakan kelelahan atas pergumulan yang terjadi.

Radit duduk diatas sofa dan mendudukkan Nisa di atas tubuhnya yang masih sama-sama bertelanjang itu. Mereka berdua saling menatap dan kembali berciuman dengan mesra.

"Makasih yahhh Sayang, kamu baik banget mau melakukan ini yang pertama kali sama aku" ucap lembut Radit pada Nisa yang ada diatas pangkuannya.

"Iyaa sayang, aku melakukan ini karena aku sayang sama kamu, dan aku mohon ke kamu untuk terus berbuat baik yah ke aku, dan jadi pelindung ku" balas Nisa yang terlihat sedikit berbinar karena kebahagiaan yang ia rasakan. Melihat hal tersebut Radit pun kembali mencumbu Nisa dengan lembut. Nisa tidak tinggal diam, ia pun membalas cumbuan Radit atas dirinya.

Entah siapa yang memulai, mereka berdua pun kembali berhubungan badan untuk yang kedua kalinya pada hari itu, masing-masing darinya mendapatkan rasa puas dan kenikmatan.
____________________

Hari berganti hari, Nisa dan Radit selalu melakukan hubungan seksual itu dengan di rumah Nisa. Banyak tempat dimana mereka berhubungan seksual, yang semula hanya dilakukan di ruang tv kali ini mereka berani mencoba lebih seperti melakukan hubungan seksual tersebut di ruang tamu, dapur, kamar mandi, halaman belakang, kolam renang, bahkan halaman depan rumahnya. Hal tersebut memungkinkan mereka lakukan karena tidak adanya siapapun di rumah Nisa selain mereka.

Seperti layaknya sekarang.

“Aaakkhhh iyaa sayang terus, genjot vagina ku sayang” desah Nisa yang saat ini tengah disetubuhi oleh Radit dengan Nisa yang berada diatas badannya di kursi yang terdapat di pinggiran kolam renang rumahnya.

“Iyaah ahhh akuuu udah ga tahan, aku mau keluar!!” buru Radit yang semakin mempercepat genjotan penisnya pada vagina Nisa.

“Aaachhhh iyaahhhh!!!!” desah Nisa panjang sesaat ia mencapai orgasmenya dan di barengi oleh sperma Radit yang keluar di dalam vaginanya tersebut. Lantas Radit dan Nisa berciuman atas kenikmatan yang mereka dapatkan dari persetubuhan yang baru saja mereka lakukan pada sore hari itu.

Selesai mereka berhubungan intim, Nisa dan Radit pun bersantai dibawah langit senja dengan masih bertelanjang badan, kecuali Nisa yang masih menggunakan hijabnya. Sambil mereka bermesraan Nisa dan Radit pun bersenda gurau dan berbincang mengenai apa yang diinginkan oleh Radit di kemudian hari.

“Makasih yah sayang, kamu selalu berhasil bermain hebat” puji Radit kepada Nisa yang saat ini tengah memeluk Radit dan mengelus-elus dadanya.

“Sama-sama sayang, aku juga suka dan mau begini kok, apalagi kamu selalu berhasil memuaskan aku lebih dari 1 kali” balas Nisa yang mencium lembut pipi Radit.

“Hmm sayang, sebenernya aku punya beberapa permintaan ke kamu” ucap Radit sambil mengelus lembut punggung Nisa.

“Apa itu sayang?” tanya Nisa kepada Radit atas permintaan yang diinginkannya.

“Aku pengen kamu mentattoo badan mu dan memasang beberapa tindik di tubuh mu yang indah ini” jelas Radit kepada Nisa.

“Aku suka kok sama diri mu sekarang, tapi aku ngerasa kalau kamu mentatto badan mu dan memasang tindik di badan kamu itu akan membuat kamu lebih sexy” lanjut Radit menjelaskan keinginannya kepada Nisa.

Alih-alih merasa tertarik, Nisa justru merasa kaget atas permintaan yang diungkapkan oleh Radit kepadanya. Nisa pun lantas bangun dari tidurnya.

“Gimana sayang?! Maksud kamu gimana? kamu mau aku mentatto badan ku dan memasang tindik?!” tanya Nisa dengan sedikit meninggikan suaranya

“Aku ga mau yah kalau harus kayak begitu, aku mungkin sayang kamu, aku kasih tubuh aku ke kamu, tapi bukan berarti aku mau sampai sejauh itu” lanjut Nisa.

“Coba kamu pikir deh, apa kata orang kalau mereka tau aku bertatto dan ber tindik di tubuh aku, kamu gak liat kah aku ini berhijab, meskipun aku bukan seorang yang sangat agamis dan masih berzina begini, tapi untuk tattto dan tindik aku ga mau yah! Aku bukan wanita murahan Dit!” jelas Nisa yang terlihat sangat marah menanggapi atas apa yang diinginkan oleh Radit kepadanya.

Mendengar suara Nisa yang meninggi dan penjelasan darinya, Radit pun hanya dapat berdiam diri, ia tidak dapat berkomentar karena dirinya pun takut jika Nisa harus meninggalkannya.

“Iyaa sayang maaf, aku cuma mengungkapkan apa yang aku mau atas diri kamu, tapi kalau kamu emang gak mau yaudah gapapa, maaf yah sayang.” jawab Radit berhati-hati atas kemarahan Nisa yang ia terima.

Karena mood menjadi jelek turun, lantas Nisa pun berdiri dan kembali memakai pakaiannya dengan seadanya dan meminta kepada Radit untuk segera pergi dari rumahnya.

“Aku mau masuk, terserah kamu mau pulang atau masih mau disini” ucap Nisa pada Radit seraya ia meninggalkan Radit yang masih duduk pada kursi di pinggir kolam renang tersebut.

Nisa pun berlalu, meninggalkan Radit yang masih terdiam yang merasa dongkol karena permintaan yang ia ungkapkan ditolak mentah-mentah oleh Nisa.

“Jadi begitu yah, ternyata kamu masih belum tertaklukan, oke kita mulai permainannya” batin Radit dalam hati.

Karena suasana yang tidak enak tersebut pun Radit pegi dari rumah Nisa dengan merencanakan suatu rencana, dengan cara baiknya, ia berencana untuk mengajak Nisa berlibur ke Puncak.
____________________

Keesokan harinya, Radit menemui Nisa di sekolah dan memberikan ide untuk mengajaknya berlibur di akhir pekan nanti.

“Sayang, maafin aku atas kejadian kemarin yah, aku tau kayaknya itu kelewatan” ucap Radit saat bertemu dengan Nisa di kelasnya. Lantas

“Jadi sebagai bentuk permintaan maaf, aku mau ngajak kamu akhir pekan ini buat liburan, giaman?” ajak Radit kepada Nisa yang masih mendiamkannya.

Mendengar hal tersebut Nisa pun menanggapi ide Radit.

“Hah? liburan? Mau liburan kemana sayang?” tanya Nisa kepada Radit.

“Hmm ke Puncak? Keluarga ku kan ada villa disana, so lumayan bisa kita pake buat liburan singkat.” jawab Radit dengan penuh sungguh-sungguh.

“Tapi sama siapa aja?” tanya kembali Nisa kepada Radit.

“Berdua aja, biar romantis gitu lohh” jawab Radit.

Mengetahui hal tersebut pun ia memikirkan ajakan yang Radit bicarakan.

“Please, mau yah” rayu Radit dengan penuh harap.

“Hmmm yaudah deh kalau begitu” jawab Nisa mengiyakan.
“Horeeee, nanti aku jemput kamu yahhh” seru Radit senang.
“2 minggu lagi kita berangkat yah” lanjutnya

“Rame banget sih kalian berdua” ucap Rachel yang tidak sengaja mendengar pembicaraan dari Radit dan Nisa.

“Tau nih si Radit pagi-pagi dah ribut” jawab Nisa pada Rachel yang baru saja datang.

“Emang kenapa sih ga boleh apa?” sanggah Radit pada Rachel.
“Boleh juga nih cewe” batin Radit.

“Radittt ga boleh gitu” larang Nisa kepada Radit.

“Hahaha udah gapapa Nis, aku tau kok kalau Radit bercanda” jawab Rachel pada Nisa yang semula sedikit kesal pada Radit.

“Yaudah deh kalau gitu, nanti yah sayang” akhir Radit kembali ke kelasnya.

Radit pun pergi meninggalkan Nisa dan Rachel kembali ke kelasnya. Rachel yang bingung pun kembali menanyakan apa yang mereka bicarakan antara Nisa dan Radit. Namun Nisa hanya menjawab bahwa mereka akan liburan namun tidak dengan kemananya.

Sepulang sekolah Radit menuju ke salah satu bagian sekolah, ia bertemu dengan keempat temannya DIki, Beni, Evan dan Rizal. Ia pun membicarakan rencananya yang akan mengajak Nisa liburan akhir pekan nanti.

“Oke bos, udah dimengerti, berkabar yah bos” ucap Diki kepada Radit yang sudah dijelaskan rencana Radit tersebut.
____________________

Dua minggu berlalu.
Hari yang ditentukan pun tiba. Nisa sudah bersiap untuk dijemput oleh Radit di dalam rumahnya. Tanpa menunggu lama terdengar bunyi suara klakson mobil Radit, lantas Nisa pun segera menuju mobil Radit.

“Morning sayang” sapa Radit saat Nisa memasuki mobilnya.

“Morning too sayang” balas Nisa pada Radit.
*Mmmmuaaachhh suara bibir mereka bertemu.

“Hmmm pagi yang indah” ucap Radit sambil tersenyum karena mendapatkan ciuman pagi dari kekasihnya.

“Apa sih kamu hihihi” balas Nisa singkat sambil tertawa kecil
“Yaudah yuk berangkat keburu siang” punta Nisa kepada Radit.

Tanpa menunggu lama Radit pun langsung menancap gas mobilnya dan melaju ke daerah mereka berlibur. Seperti yang diduga, pada akhir pekan terjadi lah kemacetan di jalur yang dilewati.

Hingga akhirnya mereka pun sampai di tempat yang mereka tuju saat siang hari, dikarenakan jalanan yang sangat macet. Pada daerah tersebut Nisa dan Radit pun berkeliling mengunjungi destinasi-destinasi wisata yang ada disana. Mereka menuju kebun binatang dan melihat fauna yang ada di sana, setelah puas melihat fauna yang ada, mereka pun lanjut mencari kuliner enak yang ada, mereka pun memakan sate yang terkenal karena rasanya.

Tidak terasa sudah hampir malam, lalu Nisa dan Radit pun kembali menuju villa miliknya, sesampainya disana mereka pun menurunkan barang-barang yang mereka bawa lalu masuk menuju villa tersebut.

Sesaat baru masuk ke dalam villa, Radit lantas langsung memeluk Nisa dari belakang dan membalikan badannya untuk menciumi bibir indah milik Nisa. Radit pun mulai mencumbu bibir Nisa dan berlanjut menciumi dada Nisa yang sebelumnya sudah ia singkapkan hijab yang dipakai Nisa.

Radit yang sudah terbawa nafsu langsung saja membuka baju yang dipakai oleh Nisa hingga menunjukkan BH, Nisa yang mengetahui hal itu pun kembali mencium bibir Radit sambil mencoba membuka celana yang dipakai oleh Radit. Karena lokasi yang dirasa kurang mendukung, lantas Radit pun mengangkat tubuh Nisa dan merebahkan tubuhnya pada sofa yang ada di ruang TV. Tidak hanya itu Radit pun juga membuka rok dan celana dalam yang dipakai oleh Nisa, sesaat setelah terbuka, seperti kebiasaan Radit, ia pun langsung menjilati vagina milik Nisa dan dan mengocok dengan telunjuknya.

Dirasa sudah cukup, lantas Radit pun menggesekkan penisnya pada bibir vagina Nisa, ia merasa bahwa vagina Nisa sudah sangat basah dikarenakan cairan vaginanya yang membanjir. Selain itu, Radit masih saja meremas keras payudara Nisa dan menciumi bibir Nisa.

“Aaachhhh iya sayang nikmat” lengguh Nisa saat ia merasakan rangsangan pada dirinya.

“Siap-siap yah sayang, aku masukin penisku” ucap Radit sambil memegang penisnya yang akan segera menyeruak vagina sempit Nisa yang walaupun sudah sering ia setubuhi.

Setelah itu Radit pun memasukin penisnya secara perlahan pada vagina Nisa, dan hal tersebut membuat Nisa memeluk erat tubuh Radit.

“Ackkkhhh iyaahhh vagina ku penuh banget sayang” lenguh Nisa saat penis Radit memasuki vaginanya

“Tahan sayang, ini akan semakin nikmat” balas Radit.

Radit pun mulai memaju mundurkan penisnya yang saat ini tengah bersarang pada vagina milih Nisa, ia secara signifikan menaikan tempo permainannya, yang awalnya perlahan dan kemudian semakin cepat setiap genjotannya.

Sambil menggenjot vagina Nisa, mulut Radit pun tidak tinggal diam, ia pun menghisap puting payudara Nisa dengan sangat kencang dan salah satu lengannya yang memilin puting lainnya. Nisa yang mendapat perlakuan seperti itu hanya dapat mendesah sangat kencang. Nisa sudah kehilangan akal sehatnya ia bahkan sudah tidak peduli lagi jika dirinya akan terus digenjot oleh Radit semalaman suntuk.

Kedua insan itu sangat penuh dengan peluh. Radit dan Nisa bahkan sudah berganti posisi dengan Nisa yang berada diatas tubuh Radit sambil ia menaik turunkan tubuhnya. Radit pun tidak tinggal diam ia terus menciumi tubuh Nisa yang saat ini sangat bebas diatasnya. Nisa pun hanya dapat mendesah dan menjambak rambut Radit. Bahkan setiap Radit berhenti mencumbui tubuh Nisa, ia akan menciumi bibir dan payudara Nisa.

“Akkhhh iyaa aku suka ini aku sukaa banget” desah Nisa yang sudah kehilangan kendali atas pikirannya.

“Aku udah mau sampai sayang” ucap Radit yang sesaat lagi akan ejakulasi.

“Akkkhhh iyaa aku jugaa sayang, genjot aku terus sayang, buat aku senang malam ini” balas Nisa yang semakin mempercepat genjotan pinggangnya pada penis Radit.

Hingga tidak lama dari itu, kedua insan itu mencapai orgasmenya dan baik itu Nisa ataupun Radit mengeluarkan cairan kenikmatannya. Nisa mengalami squirt yang sangat deras dan Radit pun menembakkan spermanya kedalam vagina sempit Nisa.

“Ahhh iyaa sayang anget vaginaku angettt” desah Nisa yang merasakan cairan hangat di dalam vaginanya.

“Ohh iyaa sayang, vagina mu menyedot penis akuuu” ucap Radit yang masih mendiamkan penisnya di dalam vagina Nisa yang baru saja orgasme.

Setelah pergumulan itu, Nisa tampak lelah dari biasanya, hal itu wajar saja, karena ia sudah berkeliling daerah wisata itu dan sekembalinya ke villa mereka langsung berhubungan badan. Melihat hal tersebut Radit pun mengangkat badan Nisa menuju kamar tempat mereka akan tidur nantinya. Radit merebahkan Nisa mencium keningnya dan menutup tubuhnya dengan menggunakan selimut agar tetap hangat, Nisa merasa sangat terbuai atas perlakuan lembut Radit pun membalasnya dengan memagut bibir Radit. Setelah itu Radit membiarkan Nisa beristirahat dan kembali ke ruang depan untuk mengambil barang yang sebelumnya ditaruh secara sembarang karena pergumulan sebelumnya.

Sambil merapikan barang-barang yang berserakan,

“Sekarang lah waktunya” batin Radit. Ia pun mengeluarkan smartphone nya dan menghubungi seseorang di ujung teleponnya.
____________________

Waktu sudah mendekati tengah malam, jarum panjang pada jam klasik besar menunjukkan angka 11 pada jarum pendeknya, tidak terasa sudah hampir 4 jam Nisa tertidur di kamar tersebut. Dalam lelapnya ia bermimpi indah mengenai hari ini yang dirasanya sangat romantis. Menghabiskan waktu bersama dengan orang yang dicintainya, dan mengakhirinya dengan pergumulan hebat.

Secara perlahan Nisa terbangun dari tidur lelapnya, ia terbangun dengan rasa pergelangan tangan dan kaki yang pegal dan masih dalam keadaan bertelanjang bulat, bahkan hijabnya sudah tidak lagi terpasang di kepalanya. Dalam keadaan kurang sadar ia mencoba untuk menggerakan badannya dari tidur indahnya, namun hal tersebut tidak bisa ia lakukan. Sekejap kemudian ia menyadari bahwa kedua kaki dan tangannya sudah terikat pada ujung-ujung kasur yang ada.

Nisa yang saat ini terikat hanya dapat bingung atas apa yang terjadi sekarang ini pada dirinya. Ia mencari keberadaan Radit kekasihnya yang dalam ingatannya tadi sebelum tidur bersamanya. Mengetahui Nisa yang saat ini tidak menguntungkan dirinya, lantas Nisa pun mencoba membebaskan dirinya dari ikatan yang yang menahan tubuhnya.

“TOLONGGG!” teriak Nisa yang entah akan didengar oleh siapa.

“Siapa saja tolong aku” lanjutnya dengan nada yang tidak kalah keras dari sebelumnya.

Sekitar lima menit ia terus berteriak meminta pertolongan pada siapa saja yang akan mendengarkan suara dari teriakannya. Namun tidak ada satupun orang yang mendengar teriakannya tersebut.

Di lain ruangan rupanya Radit mendengar lolongan suara teriakan Nisa yang saat ini tengah terikat pada kasur. Radit hanya tersenyum saja mendengar hal itu.

“Kayaknya ada yang minta dilepasin tuh bos” ucap salah seorang yang saat ini sedang bersama Radit.

“Haha seru juga mendengar orang itu berteriak” balas Radit yang seraya berdiri dan menuju pada kamar tempat Nisa diikat.
“Lu semua tunggu aja dulu disini, dan masuk kalau udah gua kasih aba-aba” lanjutnya.

Radit pun membuka pintu kamar tempat Nisa terikat dan melihat kekasihnya itu sedang dalam keadaan terikat dan mulai menangis meminta pertolongan.

Nisa yang melihat kekasihnya masuk pun seraya panik meminta pertolongan kepada pacarnya itu dan bertanya atas apa yang terjadi pada dirinya yang saat ini sedang terikat.

“Sayangg sayanggg tolong aku sayangg, apa yang terjadi sekarang ini sayanggg? kenapa badan aku terikat kayak begini sayang?” panik Nisa kepada Radit yang saat ini tengah menghampiri dirinya. Bukannya menjawab pertanyaan Nisa, Radit hanya diam saja dan menghampiri tubuh Nisa dengan tatapan kosong.

Nisa semakin meracau tidak jelas saat ia melihat kekasihnya tersebut. Radit yang sedari awal sudah kesal atas teriakan-teriakan Nisa pun lantas menampar kencang pipi Nisa.

*Plakkk suara tamparan yang keras pada pipi Nisa yang membuatnya seketika terdiam dan bertanya apa yang terjadi sekarang. Sesaat setelah ditampar oleh Radit, Nisa yang masih syok hanya dapat menatap kosong kepada Radit dan mencoba menahan air matanya yang akan terjatuh.

“Bisa diam tidak kamu bangsat kecil?!” titah Radit dengan nada dan suara yang datar pada Nisa sambil tangannya meremas rahang dan pipi Nisa.

Nisa yang mendengar hal itu hanya bisa diam dan bingung atas apa yang sedang terjadi saat ini dan memunculkan pertanyaan,

“Apa yang terjadi sama kamu sayang?”

*Plakkk sekali lagi suara tamparan pada pipi Nisa kembali terdengar, kali ini Radit menampar kembali pipi Nisa karena tidak ada jawaban dari mulut Nisa atas pertanyaan yang dilontarkan Radit kepadanya.

“Aku nanya ke kamu yah TOLOL, kamu bisa diam dan jangan berisik tidak BANGSAT?!!” bentak Radit dengan suara yang tinggi. Nisa yang merasa ketakutan pun lantas menjawab pertanyaan Radit dengan penuh tekanan.

“I-iya sayangggg aku akan diam” jawab Nisa yang sudah berlerai air mata di ujung kedua matanya. Nisa yang ketakutan pun hanya dapat berdiam dan air matanya mulai menetes.

“Hei tolol, kamu ingat ga sih saat aku minta kamu untuk mentatto dan menindik tubuhmu? Aku ingin kamu begitu karena kamu adalah pacar ku, dan aku pengen kamu cuma patuh sama aku dan menuruti semua keinginan ku.” jelas Radit pada Nisa yang saat ini hanya menatap wajah Radit. Mendengar hal itu Nisa terbelalak karena tidak percaya bahwa apa yang dimintanya dahulu justru membuatnya ada di kondisi sekarang ini.

“Maaf aku sayanggg maaff, aku belum bisa menjadi kekasih yang baik buat kamu” jawab Nisa lirih karena ia tidak percaya atas apa yang dilakukan oleh Nisa.

*Plakkk kembali terdengar suara tamparan di pipi Nisa.

“Ku udah ngomong sama kamu bangsat kecil untuk diam dan tidak bersuara!” bentak Radit.
“ku ucapkan terimakasih atas kesadaran diri kamu yang mau mengakui kesalahan” lanjut Radit.
“Namun hal tersebut udah gak berguna saat ini, aku akan ajarkan kamu apa itu nurut dan disiplin” ancam Radit pada Nisa.

Nisa yang mendengar hal tersebut pun semakin ketakutan.

“Nikmati saja apa yang akan terjadi” ucap Radit.

Radit pun mulai menciumi mulut Nisa dan meremas-remas dengan kuat payudara berukuran 36B milik Nisa. Nisa yang semulanya akan membalas cumbuan kekasihnya itu kali ini tidak ia lakukan, lantaran rasa takut yang dialaminya.

Merasa ada yang berbeda dengan cumbuanya, Radit pun melepaskan pagutan bibirnya pada Nisa dan meludahi wajahnya.

“Gua gak ngentot sama boneka yah!” bentak Radit
“Apa perlu gua lebih kasar lagi biar lu mau bergerak!” lanjutnya

Nisa yang mendapati wajahnya diludahi dan diintimidasi oleh Radit hanya bisa menggeleng ketakutan. Kembali Radit mencumbu Nisa namun kali ini ada sedikit perlawanan atas apa yang Radit lakukan pada mulutnya. Radit terus mencumbu bibir Nisa dan sesekali menghisap puting payudara Nisa yang siapa sangka mulai mengeras.

“Saatnya kamu nikmati yang lebih daripada ini.” ucap Radit pada Nisa.

Tanpa perlu waktu lama, Radit pun memasukkan kontolnya yang berukuran besar tersebut pada liang senggama milik Nisa. Masa bodoh dengan memek Nisa yang masih kering atau tidak, Radit dengan paksa memasukkan kontolnya tersebut ke dalam tubuh Nisa.

“Rasain ini” seru Radit saat dirinya memasukkan penis dalam sekali hentakan pada memek Nisa.

“Ahhh sayang sakitttt” racau Nisa yang merasakan sakit pada memeknya karena dimasukkan kontol dalam sekali hentakan.
“Ampun sayang sakit, jangan kamu paksa sayanggg huhuhu” tangis Nisa pecah sesaat kontol itu bersarang pada memeknya.

Radit dengan penuh semangat dan nafsu yang menggebu terus menerus menghujamkan kontolnya tersebut pada memek Nisa. Racau dan teriakan Nisa yang selama itu terdengar tidaklah membuat Radit berhenti, namun justru membuatnya semakin sadis menghujam memek milik Nisa.

“Ahhh ahhh ahhh sakitttt huhuuh” tangis Nisa.

“Bacottt lu Lonte! Nikmati aja kontol gua bangsat!” teriak Radit pada Nisa yang saat ini ia ‘perkosa’.

Nisa hanya dapat menangis saja mendengar apa yang dikatakan oleh Radit. Tidak puas hanya dengan menyetubuhi Nisa dengan rebahan, Radit pun melepaskan ikatan pada pergelangan tangan dan kaki Nisa lalu membalikan badannya, ia ingin melakukan persetubuhan dengan gaya paling ia sukai, doggy style.

“Balik badan lu, Lonte!” ketus Radit memerintahkan Nisa untuk segera membalikan badanya.
“Gua pengen ngentotin lu dari belakang” lanjutnya.

Nisa hanya dapat mengikuti apa yang diinginkan oleh kekasihnya yang saat ini sedang ‘memperkosanya’. Dengan berat hati dan perasaan yang tertekan, Nisa pun membalikkan badannya dan berposisi layaknya seekor anjing, sebelumnya Nisa memang menyukai posisi ini, namun kali ini ia tidak melakukannya secara sukarela. Nisa terpaksa melakukan apa yang diinginkan oleh Radit, ia takut jika nanti akan menyakitinya lebih daripada ini.

Melihat Nisa yang mengikuti perintahnya, Radit merasa dirinya ada diatas angin. Ia merasa bahwa sebentar lagi kekasihnya tersebut akan jatuh sepenuhnya kegenggaman dirinya.
“Sebentar lagi lu akan merasakannya, bersiaplah” batin Radit.

Setelah Nisa berbalik, Radit menjilati terlebih dahulu memek Nisa, ia melakukan itu terus menerus bahkan juga termasuk lubang dubur Nisa. Meskipun dalam keadaan terpaksa, tidak dapat dipungkiri oleh Nisa bahwa apa yang ia rasakan itu yang nikmat.

“Ehmmm hmmm ahhhh uggghhh” lenguh Nisa yang tidak dapat menahan desahannya karena rasa nikmat yang ia rasakan atas perlakuan Radit kepadanya.

Radit hanya tersenyum mendengar desahan Nisa. Sesaat kemudian Radit pun mencoba memasukkan kontolnya dengan sekali hentakan.

*Cleeeb

“AAHHHHHHHHH SAKITTTTTT” teriak Nisa kencang memenuhi kamar tersebut.

Nisa merasakan kesakitan yang sangat, hal tersebut dikarenakan Radit yang rupanya memasukkan kontolnya tersebut pada lubang duburnya. Radit tertawa bahagia karena dirinya kembali mendapatkan perawan dari Nisa, ia rupanya sengaja menyodomi Nisa karena penolakan yang sebelumnya dilakukan oleh Nisa.

“Iyaa anjing hahaha rasain ini LONTE” teriak Radit puas ketika dirinya berhasil menyodomi dubur Nisa.

Nisa hanya dapat meringis kesakitan karena Radit menjebol lubang duburnya.

“Aduhhh aduhhhh huhuhu sakittt sayang sakittt huhuhu” tangis Nisa ketika duburnya sedang dihujami kontol Radit.

Waktu demi waktu, Radit terus menjebol dubur Nisa. Merasa cukup atas apa yang dilakukannya. Radit pun menyudahi menghujami dubur Nisa, Ia pun membalik badan Nisa dan mencoba memasukkan kontol yang sebelumnya sudah masuk kedalam dubur Nisa ke dalam mulut Nisa. Nisa yang semulanya menolak ditampar oleh Radit dan membuka mulutnya, ketika mulut Nisa terbuka, dengan sigap Radit pun memasukkan kontolnya. Radit terus menggenjot kontolnya dalam mulut Nisa.

*glook glook glook suara mulut Nisa yang saat ini dihujami kontol Radit.

“Rasain nih kontol bekas dubur lu lonte” seru Radit.

“Mmmpuahhh ampun sayang ampunnn” balas Nisa yang terengap-engap

*glook glook glook kembali terdengar suara mulut Nisa yang dihujami kontol.

Setelah puas menggenjot kontol pada mulut Nisa, lantas Radit pun kembali memasukkan kontolnya kedalam memek Nisa.

“Ahhh yahhh, memek LONTE kayak lu emang paling enak” hina Radit pada Nisa.

“Ahh iyaahh ahhh ahhh sakit ahhh” desah Nisa mendesah meskipun dirinya sedang ‘diperkosa’ oleh kekasihnya itu.

“Lonte, gua mau keluar” ucap Radit yang melepaskan kontolnya dari memek Nisa, dan memerintahkan Nisa untuk membuka mulutnya.

Nisa yang ketakutan pun membuka mulutnya, dan sekejap kemudian Radit mengeluarkan seluruh pejunya pada mulut Nisa.

“Rasain nih peju gua LONTE!” sesaat ia memasukkan kontolnya pada mulut Nisa.

Tak lama dari itu ia pun memuntahkan semua pejunya di dalam mulut Nisa dan memaksa Nisa untuk menelannya.

“Telen anjing!” ancam Radit. Nisa tidak memiliki pilihan lain, ia pun lantas menelan peju yang ada di mulutnya.

*Gleeg gleeg suara Nisa yang menelan peju Radit yang ada di dalam mulutnya.

“Haaahhhh haahhhh ampun sayang” ucap Nisa dengan suara yang terengah-engah.

*Plakkk suara tamparan kembali mendarat pada pipi Nisa.

“Gak sopan lu Lonte! Kalau udah dapet peju ngomong makasih!” seru Radit setelah menampar pipi Nisa.

“Awww aduhh maaf sayanggg maafin akuuuu, makasih sayang udah ngasih aku sperma” tangis Nisa.

*Plakkk Radit menampar kembali Nisa.

“Gua bilang ngasih lu peju yah, bukan sperma” seru Radit

“Huhuhu iyaa sayang maaf, ma-makasih udah ngasih aku peju” ucap Nisa yang hanya bisa meringis kesakitan.

Nisa hanya bisa meringkuk saja sesaat semua ini sudah usai. Akibat rasa lelah yang ia rasakan lantas membuat Nisa pun kembali terlelap
____________________

Nisa kembali merasakan sakit pada pipinya.

“Siapa yang nyuruh lu tidur LONTE!” bentak Radit membangunkan Nisa dari tidurnya.

“Awww maaf sayang maaf” kaget Nisa sesaat dia terbangun.

Masih dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar, ia melihat ke sekeliling ruangan tersebut, Nisa pun melihat Radit yang ada di hadapannya dan melihat ada beberapa orang dibelakang Radit. Nisa lalu bersimpuh sambil dan mencoba menutupi tubuhnya dengan lengannya merapatkan tubuh dan menekuk kakinya.

*Plakkk* tampar Radit kepada Nisa yang saat ini tengah bersimpuh menangis sesenggukan dengan tubuh telanjangnya.

“Gak usah lu minta maaf Lonte” ucap Radit
"Lu tuh cuma LONTE, tugas lu cuma buat nampung peju gua!" teriak Radit sambil menarik rambut Nisa. Radit pun meludahi muka Nisa sebagai bentuk rasa penghinaan.

"Ampunnn sayang ampunn, sakit huhuhu" tangis Nisa saat dirinya ditampar lagi oleh Radit.

"Gak usah ampun-ampun, lu emang PANTES disiksa begini" tegas Radit

*plakkk tampar Radit lagi kepada pipi Nisa.

"Gua tanya sekali lagi! Elu itu siapa!?" tanya Radit itu sambil membentak dan menarik rambut Nisa.

"Akuu akuuu LONTE kamuu sayang huhuhu" jawab Nisa sambil menangis.

"Halllaaahhh dasar lonte TOLOL!" bentak Radit dan mendorong kepala Nisa hingga membuat Nisa terhempas di atas kasur.

Dengan perasaan yang kesal atas Nisa, ia memerintahkan teman-temannya yang saat ini sudah berada di dalam kamar itu untuk menyetubuhi Nisa. Iya orang yang Radit telepon sebelumnya adalah teman-teman sekolah Radit, mereka terdiri dari Diki, Beni, Evan dan Rizal. Radit meremas lembut pipi Nisa dan mendekati telinga Nisa seraya berkata

“Sekarang kamu adalah budak seks aku, namun kewajibanmu adalah melayani siapapun yang menginginkan tubuhmu, jadi, NIKMATILAH semua itu” bisik Radit pelan.
"Yaudahhh guys! Karena dia udah ngaku, silakan habisin tuh memek lonte" perintah Radit kepada keempat temannya yang saat ini mulai membuka masing-masing pakaian yang mereka kenakan.

"Siap boss!" jawab keempat orang tersebut sambil tersenyum penuh kesenangan.

Keempat orang tersebut pun mulai mendekati tubuh polos Nisa dan mulai menggerayangi tubuhnya. Nisa yang saat ini sudah pasrah hanya dapat menerima nasibnya.

Diki yang dikenal paling dekat dengan Radit pun mulai menciumi bibir Nisa, dan menggerayangi toket kanan Nisa, Nisa tidak seraya membalas cumbuan dari Diki, ia justru menutup rapat-rapat mulutnya. Karena kesal, Diki pun lantas menampar pipi Nisa agar ia membuka mulutnya. Sesaat mulut Nisa terbuka, maka Diki pun memasukkan lidahnya ke dalam mulut Nisa dan bergerilya liar di dalam sana. Rizal dan Beni tidak tinggal diam, Rizal mulai mencumbui toket kiri Nisa dan sesekali meremasnya. Berbeda dengan Beni yang mengangkangkan kedua kaki Nisa dan mulai menjilati memek Nisa. Evan yang tidak kebagian untuk menggerayangi Nisa, lantas meraih tangan Nisa dan menaruhnya pada kontol miliknya, dengan maksud agar Nisa mengocok kontolnya.

*cluuuppp sllurrrrp slllurrrppp bunyi yang terdengar dari mereka berempat yang saat ini merangsang tubuh Nisa.

Nisa yang paham atas apa yang terjadi pada dirinya sekarang pun hanya dapat melakukan dan menerima apa yang diinginkan dari keempat pria tersebut.

Meski terpaksa, nafsu Nisa perlahan bangkit dan memberikan perlawanan pada pria yang saat ini sedang merangsang dirinya, Nisa membalas cumbuan yang dilakukan oleh Diki dengan sangat panas, mereka saling berpagutan lidah, mulai mengocok kontol milik Evan dan menarik rambut Beni yang sedang sibuk menjilati memeknya.

Radit yang sudah menggunakan celana pendeknya hanya menonton saja apa yang dilakukan kawan-kawannya terhadap budak sex barunya tersebut tersebut.

"memang ga salah pilih, lonte ini memang berbakat" batin Radit.

Dirasa cukup merangsang Nisa, keempat pria tersebut pun mulai menyetubuhi Nisa. Mereka berempat merebahkan Nisa pada kasur dan mulai menyetubuhinya, dimulai dari Diki yang memasukkan kontolnya kedalam memek Nisa.

"Ahhh enak banget nih memek lonte, sempit banget bangsat!" desah Diki yang kontolnya dilahap habis kedalam memek Nisa.

"Ahhhhh ahhh iyahh enak ahhhh" desah Nisa.

Rizal tidak tinggal diam, ia pun memasukkan kontolnya ke dalam mulut Nisa agar disepong olehnya.

Kedua orang lainnya, Beni dan Evan mengarahkan tangan Nisa untuk mengocok kontol mereka. Keempat orang itu benar-benar tidak mendiamkan tubuh Nisa, mereka benar-benar memanfaatkan tubuhnya guna memuaskan nafsunya mereka.

Diki memerintahkan Nisa untuk berbalik, kali ini ia ingin Nisa berada diatas tubuhnya. Nisa yg mengerti maksud dari kemauan Diki pun mulai mengarahkan memeknya dan memasukkan kembali kontol milik Diki dan mulai menggoyangkan tubuhnya.

"ahh iyaa kontol lu enak Dik" desah Nisa saat memeknya kembali ditembus oleh kontol Diki.

Diki yang sudah sangat bernafsu pun menjilat dan menghisap toket Nisa, hal itu membuat Nisa sedikit menunduk.

"Ahhh iyaa Dik enak enak" desah Nisa saat kedua payudaranya dihisap secara bergantian.

Tanpa Nisa sadari, Rizal bersiap memasukkan kontolnya ke dalam memek Nisa yang padahal saat itu lubang memeknya sudah tertanam kontol Diki.

"Bersiap sayang, gua bikin lu makin enak" bisik Rizal pada telinga Nisa.

Nisa tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Rizal, namun ia tidak menghiraukan terlalu jauh karena keadaannya yang sedang kenikmatan dientot oleh Diki.

Saat tengah menggenjot kontol Diki, Nisa merasakan ada sesuatu menempel pada bibir memeknya, ia melihat sudah ada Rizal dibelakang sana dengan kontolnya ada di depan bibir memeknya. Dan tanpa aba-aba Rizal memaksakan masuk kontolnya tersebut kedalam memek Nisa guna men-double penetrasi lubang pembiakannya tersebut.

Nisa panik mengetahui hal tersebut. Dan mencoba untuk melepaskan salah satu kontol yang ada pada memeknya.

"Aduhhh aduhhh ahhh jangan dimasukin langsung dongggg, sakiittttt memek ku rasanya perihhhh." lirih Nisa yang merasakan bahwa ada 2 kontol didalam memeknya tersebut.

Persetan dengan racau Nisa, Diki dan Rizal pun mulai menggenjot memek Nisa secara bergantian, dan hal ini rupanya berhasil membuat Nisa menjadi kesetanan dan mendesah dengan sangat keras, suara desahan Nisa menyeruak memenuhi kamar tersebut.

"Ahhh anjingggg sakit ahhhh uhhh ampunnnn" desah Nisa diiringi tangis yang diakibatkan rasa perih pada memeknya.

Kedua orang lainnya pun tidak tinggal diam, Beni memilih memasukkan kontolnya kedalam memek Nisa, agar suara yang ditimbulkan akibat pergumulan tersebut tidaklah terdengar, dan Evan kembali menggapai tangan nisa untuk memintanya mengocok kontolnya, sambil tangan Evan yang meremas toket Nisa.

Mereka berlima secara bergantian menyetubuhi Nisa, mulai melakukan double penetrasi pada memeknya hingga menggenjot dubur Nisa dengan satu kontol dan 1 lainnya pada memek Nisa.

Nisa sudah kelelahan, keringat terlihat jelas memenuhi seluruh tubuhnya. Namun persetubuhan diantara kelima orang tersebut masih jauh dari kata usai.
____________________

Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, yang mana itu artinya sudah hampir 2 jam mereka berlima mereguk kenikmatan duniawi tersebut. Entah sudah berapa kali Nisa mengalami orgasmenya, yang pasti tubuh bugil Nisa yang sudah tidak bergerak itu sudah penuh akan pejuh dari keempat orang yang sebelumnya memperkosanya.

Keempat teman Radit sudah tidak ada di ruangan itu, lantas Radit menghampiri Nisa dan membangunkan Nisa dengan lembut. Nisa pun bangun dengan kondisi sedikit ketakutan pada Radit, dalam pikiran Radit, Nisa termasuk wanita yang kuat karena dapat bangun setelah diperkosa habis oleh keempat temannya.

“Kamu gapapa Sayang?” tanya Radit lembut sambil merapikan rambut Nisa yang terurai menutupi wajahnya. Nisa tidak menjawab pertanyaan itu, tentu saja Nisa tidak menjawab pertanyaan itu, ia baru saja diperkosa secara habis-habisan oleh 4 orang dan 1 orang yang membuat memeknya sakit.

“Sini aku bantu kamu buat duduk” ajak Radit mencoba membangunkan Nisa dari tidurnya.
“Aku tuh sayang sama kamu, tapi buat saat ini aku mau kamu belajar kalau kamu harus mau nurut sama Aku dan harus belajar disiplin.” jelas Radit kepada Nisa yang saat Ini sudah duduk namun masih menutupi badannya dengan cara merapatkan kedua kaki memeluknya.

Setelah cukup lama mereka berdiam diri, Radit pun berniat membersihkan tubuh Nisa yang penuh peju dan memakaikannya baju kembali

“Ayo ikut aku, kamu mandi dulu, biar seger” ajak Radit sambil membantu Nisa berdiri, sesaat Nisa berdiri, rupanya ia tidak bisa berdiri dengan baik, karena rasa ngilu pada memeknya dan lututnya sangat terasa lemas. Melihat tersebut pun Radit menggendong tubuh Nisa menuju ke kamar mandi yang ada di kamar tersebut.

Sesampainya di kamar mandi, Nisa di dudukan di atas toilet dan Radit mulai memandikan Nisa dengan menggunakan air hangat, mengingat saat ini sudah larut malam atau mungkin suda dini hari. Radit dengan telaten menggosok tubuh Nisa dan membersihkan setiap cairan yang ada di tubuhnya. Nisa masih saja berdiam, ia masih syok atas apa yang terjadi pada dirinya.

Saat sedang membasuh tubuh Nisa, tiba-tiba ia bertanya pada Radit.

“Apa yang udah aku ke kamu sampai-sampai aku begini?” tanya Nisa dengan suara yang sangat lirih.

Radit yang mendengar pertanyaan itu pun langsung menjelaskan permasalahan yang ada di antara dirinya dengan Nisa.

“Yang sebelumnya kamu udah denger, aku paling gak suka kalau di tolak, permintaan ku kemarin, seharusnya kamu iyain aja, tanpa perlu sakit hati dan ngusir aku” balas Radit.
“Sayang banget kalau harus sampai sejauh ini, tapi nasi udah jadi bubur, dan udah ga ada jalan kamu untuk kembali, mulai malam ini, kamu adalah BUDAK SEKS ku dan LONTE buat teman-temanku. Kamu jangan lagi melakukan penolakan, atau kamu tau akibatnya!” lanjut Radit dengan perasaan sedikit kesal.

Nisa yang mendengar hal tersebut hanya bisa tertunduk dan meneteskan air matanya, ia menyadari bahwa kehidupannya yang biasa aja dengan hubungan yang wajar-wajar saja hilang mulai malam ini.

Melihat hal tersebut Radit bukannya mencoba menenangkan Nisa, akan tetapi ia justru memaksa Nisa untuk kembali bersetubuh dengannya.

“Udahhhh gak usah nangis!” ucap Radit
“Nih sepong kontol gua!” perintah Radit yang sudah mengeluarkan kontol dari celananya.

Nisa hanya bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh Radit, maka ia pun mulai menjilati dan menghisap kontol Radit yang besar itu. Jilatan demi jilatan, hisapan demi hisapan Nisa lakukan agar kekasihnya itu tidak melakukan hal yang tidak diinginkan seperti menyiksa dirinya.

“Ahhh iyaaahhh, kamu emang LONTE yang paling pintar” racau Radit saat kontolnya dihisap oleh Nisa. Karena hisapan tersebut, nafsu Radit pun naik kembali dan ia pun menyetubuhi Nisa sekali lagi di dalam kamar mandi itu. Semula yang seharusnya Radit memandikan Nisa berakhir menjadi menyetubuhi Nisa di kamar mandi.

“Ahhh iyaahhh iyahhh” racau Radit.
“Gua mau keluar LONTE” lanjut Radit yang merasakan pejunya akan segera keluar.

Nisa yang saat ini sedang dientot berdiri hanya dapat mendesah saja dan menikmati apa yang dilakukan kekasihnya itu. Ia sudah tidak peduli lagi atas apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tak lama kemudian
*Croott croott crott tembakan peju Radit pun bersarang pada memek Nisa.

Selesai mengentot Nisa, Radit pun kembali mendudukan Nisa pada toilet dan memandikannya sekali lagi. Sehabis itu Radit menyuruh Nisa untuk menunggu di kamar mandi selagi ia menyiapkan pakaian yang akan dipakai Nisa selesai mandi.

Radit pun memasuki kamar untuk menyiapkan pakaian yang akan dipakai Nisa saat pulang nanti. Radit memutuskan akan memberikan Nisa sepasang pakaian seksi, seperti baju Crop Top SAbrina berwarna putih dengan sedikit renda di bagian atas dada dan hot pants jeans berwarna biru, Radit tidak menyediakan Nisa pakaian dalam, karena memang itu tujuan Radit, membuat Nisa binal, baik secara mental juga tampilan.

Selesai mempersiapkan baju yang akan dipakai Nisa, Radit pun kembali ke kamar mandi untuk membawa kembali Nisa dan memakaikan baju yang dipakainya.

“Ayook sayang sini aku bantu” tawar Radit yang membantu Nisa berdiri.

Nisa pun berdiri dengan dibantu Radit dan menuju kamar untuk memakai baju yang sudah disiapkan oleh Radit. Nisa pun sedikit tertegun saat ia tahu kalau dirinya harus memakai baju seksi yang sudah disediakan Radit.

“Aku harus pake baju ini Dit?” tanya Nisa kepada Radit karena ia tidak percaya atas apa yang akan digunakan oleh dirinya.

“Iyaa sayang, aku mau mulai saat ini khususnya di depan aku berpenampilan seksi, aku suka kamu kalau berpenampilan terbuka, bahkan aku akan lebih suka ke kamu kalau mau bertelanjang bulat di depan aku.” jelas Radit kepada Nisa yang membuat mata Nisa sedikit terbelalak.

Dalam hati Nisa ia bersedih atas nasibnya sekarang, namun demi mengamankan dirinya sendiri ia akan melakukan apapun itu. Berat memang, namun hanya ini yang dapat dilakukan olehnya.

“Tapi gimana kalau sekolah?” tanya Nisa.

“Kalau sekolah yaa seperti biasa aja, nanti ku kasih tau apa aja yang perlu kamu pakai dan lakukan” jawab Radit.
“Inget kamu harus nurut” lanjutnya

“Yaudah iyaa aku nurut” balas Nisa singkat.

“Bagus deh kalau begitu, ingat kamu adalah budak seks aku, dan lonte kawan-kawan ku” ucap Radit mengingatkan.
“Mengerti?” tanya Radit.

“Iyaa aku ngerti” balas Nisa. Tanpa disangka Nisa kembali di tampar oleh Radit dan hal itu membuat terbingung.
“Kenapa Dit? Aku salah apa?” tanya Nisa keheranan.

“Jawab yang bener! Kamu ngerti kan sayang kalau kamu itu adalah BUDAK SEKS ku dan LONTE kawan-kawanku?!” tanya Radit sekali lagi dengan nada yang sedikit meninggi.

“Iyaaaa aku mengerti, aku adalah BUDAK SEKS mu dan LONTE untuk kawan-kawanmu.” jawab Nisa dengan pasrah.

“Bagus kalau kamu udah ngerti sama statusmu” balas Radit sambil ia mencium bibir Nisa.

Nisa sudah tidak lagi merasakan rasa romantis pada hubungan dia dan Radit. Ia hanya dapat bertahan karena ia takut pada Radit.

Setelah obrolan singkat itu Nisa pun memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh Radit. Nisa sempat bertanya soal dimana pakaian dalam untuk ia pakai, lantas Radit pun menjawab bahwa mulai saat itu ia tidak lagi membutuhkan pakaian dalam saat bersama dirinya. Setelah memakai pakaian itu Nisa pun diminta tidur di kamar lain oleh Radit, karena kamar yang saat ini mereka tempati sudah berantakan dan terdapat cairan-cairan kelamin dimana-mana
____________________

Tak terasa malam sudah berganti pagi. Kilatan cahaya terlihat memasuki ruangan tempat Nisa saat ini sedang terlelap, karena cahaya tersebut ia pun bangkit dengan masih menggunakan pakaian yang tadi malam Radit siapkan untuknya.

Nisa sudah dapat berdiri dan ia pun menuju keluar kamar itu. Ia tidak menemukan siapapun disana, ia hanya mendengar suara deru mobil dari depan villa. Mendengar suara itu, lantas Nisa menuju suara itu berasal. Disana ia menemukan Radit yang tengah memasarkan mobilnya dan terlihat sedikit basah mungkin karena sudah dicuci sebelumnya.

“Kamu baru bangun sayang?” tanya Radit pada Nisa yang saat ini baru saja keluar dari villa tersebut.

“Iya Dit aku baru aja bangun, terus denger suara mobil kamu, makanya aku kesini” jawab Nisa yang merasa tidak nyaman dengan pakaiannya, bukan tanpa sebab, itu karena biasanya ia menggunakan pakaian yang tertutup lengkap dengan hijab yang menutupi kepalanya.

Nisa tampak sedikit ketakutan terukir di wajah Nisa, karena ia khawatir jika teman-teman Radit masih berada di villa itu. Mengetahui hal tersebut Radit memberitahukan bahwa teman-temannya itu sudah kembali ke Jakarta jam 4 pagi tadi.

Radit pun membereskan ember yang sebelumnya digunakan mencuci mobil dan menghampiri Nisa.

*mmmuuuaccchhhh cium Radit pada bibir lawan bicaranya itu, Nisa pun membalas cumbuan Radit. Mendapat balasan yang tak terduga, lantas membuat Radit mulai bermain dengan dengan toket Nisa yang saat ini masih dibungkus oleh baju sabrina crop top nya.

Nafsu kedua insan itu pun terus menggebu dan entah siapa yang menduga, mereka berdua pun mulai bersetubuh di luar villa, Nisa berani melakukan itu karena tembok villa yang tinggi.

“Ahhhh ahhhh enak sayang, penis kamu masuk ke dalam vagina ku” desah Nisa saat dihujani kontol oleh Radit.

“Ini bukan penis sayang ini KONTOL dan KONTOL ini sedang masuk ke dalam MEMEK kamu” jelas Radit yang mendikte perkataan Nisa.

“Ahhh iyaah itu maksud aku KONTOL kamu menggenjot MEMEK ku” racau Nisa membalas perkataan Radit.

Tak terasa sudah hampir setengah jam mereka bercinta, Nisa dan Radit merasa akan segera klimaks. Dalam waktu singkat Nisa pun mengeluarkan cairan kenikmatannya dan Radit yang akan mengeluarkan pejunya pun mencabut kontolnya dari Nisa. Radit pun mengeluarkan pejunya di mulut Nisa.

“Ahhh iyaa aku keluar, buka mulutmu sayang” titah Radit pada Nisa.

Nisa yang penuh nafsu pun membuka mulutnya dan ia pun menampung seluruh peju yang dikeluarkan oleh Radit dari kontolnya. Nisa pun menelan habis peju tersebut, meskipun masih terdapat rasa eneg di mulutnya.

“Yess budak pinter” puji Radit pada Nisa saat ia menumpahkan seluruh pejunya itu pada mulut Nisa.
“Inget kalau udah dikasih peju harus apa?” tanya Radit.

“Makasih sayang udah kasih aku peju kamu yang nikmat ini” ucap Nisa berterimakasih pada Radit atas apa yang sudah ia berikan.

“Budak pinterrrr” puji Radit sambil mengelus rambut Nisa.
“Sekarang kamu rapihin baju kamu, kita akan pulang ke Jakarta” lanjutnya.

Nisa yang mendengar perintah itu pun bergegas memakai kembali pakaiannya dan mengambil barang-barang yang ada di dalam villa untuk kembali pulang ke Jakarta.
____________________

Sesampainya di Jakarta, Radit tidak langsung mengantarkan Nisa kembali ke rumahnya, ia membawa Nisa ke salah satu lokasi pertokoan yang terdapat di salah satu mall daerah Kelapa Gading.

Setelah perjalanan panjang dari Bogor, mereka akhirnya sampai pada mall tersebut, Radit langsung memarkirkan mobilnya di salah satu sudut parkiran yang jauh dari keramaian. Radit lalu mengangkat kepala Nisa yang sedari perjalanan tadi sedang menyepong kontolnya. Radit memerintahkan Nisa untuk kembali merapikan bajunya yang sudah terbuka.

“Udah sayang cukup, kamu duduk dan rapikan kembali baju kamu” ujar Radit meminta kekasihnya itu bangkit dari sela pahanya.

Nisa pun mengangkat kepalanya dan merapikan pakaian yang ia kenakan, Nisa merasakan pegal pada mulutnya karena sudah hampir 30 menit ia menyepong kontol Radit selama perjalanan ke mall tersebut. Nisa masih tidak memiliki petunjuk kenapa dirinya dibawa Radit menuju ke mall ini.

Setelah semuanya rapih, Nisa dan Radit pun kembali turun dari mobil. Radit menggenggam tangan Nisa dan membawanya ke salah satu tempat yang ada di mall tersebut. Mereka berjalan beriringan dan sangat terlihat romantis. Meski begitu Nisa tampak sedikit risih, karena ini baru pertama kalinya ia keluar ke tempat ramai dengan menggunakan pakaian yang terbuka seperti sekarang.

Dalam waktu singkat, akhirnya Radit dan Nisa sampai di depan sebuah toko yang bertulisan ‘Piercing’ di depan tokonya. Nisa yang mengetahui hal tersebut hanya bisa menatap kosong pada Radit,

“Sayang kamu beneran serius? tanya Nisa tidak percaya pada Radit yang saat ini memegang tangannya.

“Iiiyapp, kan ku bilang kalau kamu budak aku, dan ini adalah bentuk bukti kamu sebagai budak aku.” jelas Radit pada Nisa yang bingung.
“Kamu percaya aja, maka kamu akan berterimakasih sama aku suatu hari.” lanjut Radit.

Mereka berdua pun masuk ke dalam kios itu dan bertemu dengan artist tattoo disana. Radit menjelaskan apa yang ingin dilakukannya kepada artist tattoo tersebut. Radit menjelaskan bahwa kekasihnya sangat ingin sekali di tattoo dan dipasangkan tindik di beberapa bagian tubuhnya. Setelah berkonsultasi dengan sang tattoo artist itu, mereka pun memasuki ruang praktik tattoo.

Nisa masih tidak percaya bahwa dirinya akan segera dipasangi tindik dan tatttoo oleh kekasihnya, ia tidak bisa berbuat banyak atas apa yang akan terjadi di depan matanya sekarang.

Tattoo artist itu pun memulai praktiknya, ia memerintahkan Nisa untuk merebahkan dirinya pada meja praktik tattoo dan memintanya untuk membuka seluruh pakaiannya. Nisa ragu untuk melakukan itu semua, namun Radit kembali meyakinkannya untuk percaya pada apa yang dikatakan oleh tattoo artist tersebut.

Setelah mendengar penjelasan dari Radit, Nisa pun membuka seluruh pakaiannya di depan tattoo artist tersebut. Setelah mempersiapkan semuanya, tattoo artist tersebut pun mulai melakukan pekerjaannya.

Untuk yang pertama, tattoo artist itu menindik bagian pusar dari Nisa. Nisa hanya dapat menahan rasa sakit saat jarum tindik tersebut menembus kulit bagian atas pusarnya, tanpa menunggu lama sebuah tindik berbentuk bunga berwarna ungu.

Setelah selesai yang pertama, tattoo artist itu melanjutkan dengan menindik kedua puting payudara Nisa dengan tindik dengan bolang di setiap ujung. Saat prosesi tindik ini dilakukan, Nisa merasa sangat kesakitan, bahkan ia sedikit berteriak ketika jarum tindik itu menembus puting payudaranya. Perlu waktu sedikit lebih lama dari yang diperkirakan, hal ini disebabkan rasa sakit yang Nisa rasakan sehingga membuat Nisa beristirahat sebelum tindik lain di payudara satunya.

Nisa meringis kesakitan tatkala kedua tindik terpasang di kedua puting payudaranya. Namun karen waktu yang terbatas, sang tattoo artist itu melanjutkan untuk menindik di posisi terakhir, yaitu tindik klitoris. Nisa hanya dapat pasrah saat sang tatto artist melebarkan kedua kakinya dan mulai merangsang bagian memek Nisa agar klitoris yang ada disana bertambah besar. Seperti yang diduga, saat tindik klitoris ini berlangsung Nisa benar-benar berteriak sangat kencang dikarenakan rasa sakit luar biasa yang ia rasakan. Nisa berteriak saat jarum itu menembus klitorisnya. Hingga tak diduga, Nisa pingsan saat tindik keempat berhasil dipasangkan di klitorisnya.

Nisa terbangun dari pingsannya karena adanya bau yang menyengat yang tak sengaja ia hirup dan ia merasakan rasa perih yang ada di sekujur tubuhnya, ia merasakan sakit di pusar, puting, dan terlebih di bagian klitorisnya yang saat ini sudah terpasang tindik berbagai bentuk. Seperti tindik di pusarnya yang berbentuk bunga berwarna ungu, tindik biasa dengan bola-bola di setiap ujungnya di bagian puting, dan tindik berbentuk cincin di bagian klitorisnya.

Selain itu Nisa juga merasakan perih di bagian atas payudara kanan dan kirinya juga pada bagian dibawah perut tapi diatas memeknya. Nisa pun mengecek apa penyebab rasa perih yang dirasakannya tersebut. Hingga ia pun kaget menemukan bahwa terdapat tattoo di tempat rasa perih itu berasal. Nisa menemukan tattoo bertuliskan ‘"Free Milk" di payudara kanannya lalu tattoo mulut yang bertuliskan "Lick it" di payudara kirinya serta tatto "Daddy's Little Whore" tepat di atas memeknya. Menyadari hal itu Nisa hanya bisa syok atas perubahan yang terjadi pada tubuhnya, ia merasa dirinya akan menangis namun coba tahan, karena ada Radit yang saat ini tengah memperhatikan dirinya.

“Kamu seksi banget sayanggg” puji Radit pada Nisa yang hanya bisa berdiam diri saja.

*mmmuuuaccchhh suara cumbuan Radit pada bibir Nisa sebagai bentuk bangga pada budaknya tersebut.

“Kamu masih mau nunjukin badan kamu ke abang tatttoo artist itu kah?” tanya Radit membuyarkan lamunan Nisa yang meratapi dirinya.

Menyadari hal tersebut, Nisa bergegas menutupi tubuhnya dan kembali menggunakan pakaiannya.

Radit berbincang sedikit bersama dengan sang tatto artist, sang tattoo artist tersebut memberikan peringatan untuk tidak dulu mengganggu tindik-tindik yang ada pada tubuhnya Nisa, hal ini untuk meminimalisir rasa sakit dan mempercepat penyembuhan luka akibat tindikan tersebut. Radit pun pergi dari tempat itu sambil menggenggam tangan Nisa, Nisa hanya dapat berjalan perlahan karena rasa sakit pada tindik di memeknya yang beradu dengan celana yang ia pakai, begitu juga dengan tindik di putingnya yang bergesekan dengan baju yang ia pakai.
____________________

Nisa sudah sampai di depan rumahnya setelah sebelumnya ia pergi berlibur dan memasang beberapa aksesoris tubuh di salah satu mall terkenal, ia diantarkan oleh Radit sampai gerbang rumah Nisa, sebelum turun Nisa dan Radit berciuman kembali, namun Nisa kembali menjadi sedikit lebih pasif dibandingkan sebelumnya.

Setelah berciuman, Nisa bergegas membawa barang pribadinya dan lekas turun dari Mobil Radit. Lantas ia pun langsung menuju rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya. Melihat itu Radit hanya tersenyum dan menancapkan laju mobilnya pulang menuju ke rumahnya. Di perjalanan Radit, menelpon seseorang,

“Hei, kamu kosong ga hari ini? Ketemuan yuk” ajak Radit saat ia berbincang di telepon itu.

Disebuah rumah di kawasan elit. seorang gadis menangis sesegukan menerima nasibnya yang saat ini sudah dirusak oleh kekasih yang ia cintai. Bukan hanya itu, ia memandangi tattoo dan tindik yang terpasang di tubuhnya. Ia menyadari bahwa kehidupannya yang biasa sudah hancur dan disisa waktu yang ada dia akan menjadi seorang budak seks dari pria dan menjadi lonte bagi kawan-kawan pria tersebut.
Gadis itu tersadar bahwa dirinya sudah jatuh kedalam suatu DUKA yang besar.

BERSAMBUNG...

End Part 2 of . . .​
 
Terakhir diubah:
menarik ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd