Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NISA ~ APA ADANYA [NO SARA]

Perlu bikin adegan gangbang lagi gak? Atau punya ide lain buat next part, please tell me on comment

  • Perlu

    Votes: 22 71,0%
  • Engga

    Votes: 8 25,8%
  • Terserah

    Votes: 1 3,2%

  • Total voters
    31
  • Poll closed .
~Intimate Night~


Nisa


Rachel

Malam masih panjang untuk kedua insan yang saat ini sedang menikmati film yang tayang pada sebuah televisi di rumah megah.

Nisa yang sedari tadi sudah bosan atas penyiksaan yang dilakukannya terhadap Rachel pun memutuskan membuat malam ini semakin "romantis". Nisa pun lantas bangun dari duduknya dan mengangkat kakinya yang bertumpu pada punggung Rachel.

"Sayanggg dahh yukk bangun, sekarang kita makan malam yahh, biar ku reservasi tempat makannya" ajak Nisa kepada Rachel yang saat ini sudah ada di posisi berlutut.
"Kamu tunggu disini yahh, biar ku siapin pakaian yang harus kamu pake" lanjutnya.

"Iyaa Nis" jawab Rachel singkat sambil tertunduk dan menahan rasa sakit pada pantatnya yang sedari tadi tidak habis-habisnya di spank dengan menggunakan pecut oleh Nisa.

Nisa meninggalkan Rachel yang saat ini masih berlutut di ruang TV menuju kamarnya untuk mengambil pakaian yang harus digunakan oleh Rachel dan beberapa peralatan yang akan digunakan olehnya dan Rachel. Pilihan Nisa untuk pakaian Rachel jatuh kepada tangtop backless dan sebuah rok sangat pendek yang bila Rachel menunduk akan menunjukkan vaginanya.

Selain itu, Nisa juga mengambil kalung kulit dengan sebuah ring di bagian depannya, agar Rachel tampak seperti seekor anjing peliharaan, serta tidak lupa juga dengan sebuah egg vibrator dan butt plug berbentuk hati. Setelah selesai, Nisa pun segera kembali menuju ruang TV untuk melihat kondisi Rachel.

Sesampainya disana, Nisa dapat melihat Rachel yang sedang menggosok vaginanya sendiri, tampaknya Rachel merasa sangat horny karena ulah Nisa yang sebelumnya terus memberikan pecutan-pecutan panas pada pantat Rachel. Mengetahui hal tersebut membuat Nisa tersenyum senang dan mendekati Rachel secara diam-diam.

*awww pekik jerit kecil Rachel saat Nisa menjambak rambutnya

"Sange kamu sayanggg? Sange kahh Lonte ku ini?" tanya Nisa kepada Rachel

"Aaahh ahh iyaa Nis aku sange, aku pengen muncrat" jawab Rachel sambil mendesah

"Bagus dehhh kalo kamu sange, nih pake ini!" perintah Nisa kepada Rachel sambil memberikan egg vibrator dan butt plug.

Rachel pun mengambil barang pemberian Nisa itu dan memasangkannya pada vagina dan anusnya, Rachel dengan mudah memasangkan vibrator pada vaginanya namun ia sedikit kesulitan saat memasang butt plug tersebut, Nisa yang mengetahui hal tersebut pun membantu Rachel memasangkan butt plug, sebelum memasukkan butt plug pada anus Rachel, Nisa menjilati terlebih dahulu lubang anus Rachel agar mempermudah butt plug itu masuk. Setelah rangsangan itu dilakukan dan benar saja butt plug itu dengan mudahnya masuk ke dalam anus Rachel.

"Ahhh penuh bangetttttt Nis!" desah Rachel saat butt plug itu masuk kedalam anusnya.

"Hihihi dasar BUDAK LONTE TOLOL, kamu emang pantas jadi ANJING PELIHARAAN, bahkan ANJING PELIHARAAN aja masih lebih tinggi derajatnya dibandingkan sama kamu!" hina Nisa dengan nada tinggi sambil menjambak rambut Rachel.

"Iyahh Nis iyahhh akuuu emang suka diginiin" jawab Rachel dengan rasa tidak menyesal atas apa yang terjadi pada dirinya.

"Nih kamu pakai baju ini" perintah Nisa kepada Rachel yang saat ini sudah sangat bernafsu.

Nisa memberikan baju yang sebelumnya sudah dipilihnya, Nisa memberikan kalung kulit dengan ring di depannya, baju tanktop backless dan rok yang super pendek untuk dipakai oleh Rachel, tentu saja tanpa pakaian dalam. Saat ini kehidupan mereka hampir tidak pernah lagi menggunakan pakaian dalam kecuali saat berkuliah (kadang tetap tidak pakai) atau saat datang bulan.

Pakaian yang dipakai oleh Rachel tampak terlihat sangat sexy, terlebih berkat pakaian tersebut membuat tattoo yang terdapat pada bagian samping perutnya terekspos dengan sangat menggoda, bahkan puting payudara Rachel terlihat mencuat dengan tindik cincin disana yang jelas terbentuk di bagian depan bajunya.

Tidak jauh berbeda dengan Rachel, Nisa juga menggunakan pakaian yang tidak kalah sexy nya, ia menggunakan sebuah hoodie pink, tanktop putih dan sebuah ikat pinggang rantai. Nisa kali ini berpakaian berbeda dengan outfit-nya sehari-hari jika pergi ke kampus, karena biasanya ia akan menggunakan pakaian yang tertutup meskipun memang tidak dapat menyembunyikan bagian payudaranya yang menonjol besar.

Setelah selesai berpakaian, Nisa dan Rachel lanjut ke mobil menuju ke mall yang dituju oleh mereka. Selama dalam perjalanan, Nisa memerintahkan Rachel untuk bermastrubasi. Rachel tentu saja melakukan hal tersebut dengan senang hati, selain diperintah oleh pemiliknya ia juga sudah merasa sangat horny sejak dirumah Nisa tadi.

"Sssshhhh ahhh iyaahhhh" desah Rachel yang kini tengah bermastrubasi di dalam mobil. Nisa yang melihat itu hanya tertawa kecil saja, ia senang karena berkat dirinya Rachel sudah menjadi budak yang baik serta penurut.

"Seneng yah kamu mastrubasi di mobil?" tanya Nisa kepada Rachel.

"Iyaaa Nis aku suka mastrubasi begini shhh ahhhh" jawab Rachel dengan sedikit mendesah.

"Hihihi bagus deh, tapi awas aja kamu kalo muncrat, gak akan ku maafin" jelas Nisa yang memperingati Rachel untuk tidak sampai orgasme saat sedang bermastrubasi.

Rachel mendengar hal tersebut, sehingga ia pun mengurangi intensitas rangsangan pada vaginanya yang terdapat sebuah vibrator mati di dalamnya.

Perjalanan menuju Mall tersebut cukup terkendala karena macet di jalanan ibukota, percuma saja pemerintah membangun fasilitas angkutan umum karena penyebab kemacetan yang terjadi juga disebabkan oleh pengguna kendaraan yang tidak mematuhi aturan dan kurangnya rasa sadar dalam berkendara.

Sesampainya di mall, Nisa memilih memarkirkan mobilnya di lantai atas dan memilih sudut yang tampak sepi, baik dari lalu lalang kendaraan ataupun mobil yang terparkir.

"Dahh stop colmeknya LONTE!" seru Nisa saat menarik lengan Rachel yang masih memainkan vaginanya sendiri. Rachel yang semula menikmati mastrubasinya tiba-tiba tercengang atas perkataan Nisa kepada dirinya.

*Cuupppp mmmuuuaachhhhh suara Nisa yang secara tiba-tiba mencium Rachel yang masih tertegun.

"Puasin aku sayang" bisik Nisa yang sudah menurunkan tanktop putihnya sehingga payudara besarnya terpampang jelas di depan muka Rachel.

Mendengar permintaan dari "pemiliknya", Rachel pun mulai menjilati puting payudara bertindak Nisa dan hal tersebut pun membuat Nisa mendesah tanpa mempedulikan lingkungan sekitar yang saat ini sedang mereka lakukan di dalam parkiran mall.

"Shhhh ahhh iyaahhh sayang kamu emang hebat buat jadi budak sex" desah Nisa sambil meremas rambut Rachel yang tengah menjilati dan menghisap puting payudaranya.

Rachel pun meneruskan merangsang payudara Nisa dengan menggigit kecil puting payudaranya. Nisa yang mendapatkan perlakuan tersebut tidak tinggal diam, ia pun merangsang balik Rachel dengan meremas payudaranya dan memainkan vagina yang saat ini sudah sangat basah, karena ia sudah menahan orgasme sejak perjalanan menuju Mall ini.

"iyahh Niss ahhh shhh vagina aku enakkk, please buat aku muncrat Nis jangan siksa aku kayak begini Nis" desah Rachel yang memprotes Nisa karena ia tidak diperbolehkan orgasme.

"Hihihi kamu suka LONTE? Kamu suka aku giniin? Kamu mau orgasme sayang" goda Nisa kepada Rachel yang sudah sangat terangsang.

"Iyaa Nis aku LONTE yang suka sex, aku suka kamu giniin, aku mau orgasme please izinkan aku orgasme" jujur Rachel yang mungkin sudah kehilangan akalnya akibat nafsu sex yang ia rasakan.

"Hihihi boleh sayang, aku akan izinkan kamu orgasme, setelah kamu minum cairan memek ku nanti" jelas Nisa yang memberikan harapan kepada Rachel.

Mendengar hal tersebut membuat Rachel menjadi semakin liar, ia yang sangat ingin mendapatkan kenikmatan atas nafsu yang ia rasakan pun semakin liar merangsang tubuh Nisa agar "pemiliknya" itu cepat menggapai orgasme dan mengizinkan dirinya orgasme.

Rachel pun mengarahkan mulutnya yang sedari tadi menghisap puting payudara Nisa menuju ke arah vagina Nisa, ia berniat untuk membuat Nisa muncrat dengan jilat dan hisapan pada bibir vagina dan klitoris yang terdapat disana.

Meskipun berada di dalam mobil, Rachel dengan dapat mudah menjilati vagina Nisa. Kali ini terdapat seorang wanita yang tengah menjilati vagina yang terdapat di depan wajahnya. Rachel mulai menjilati vagina Nisa, dimulai dari bibir vagina Nisa hingga memasukkan lidahnya ke dalam lubang vagina yang ada disana.

"Ssshhhh ahhh iyaaa LONTE yang baik, puasin pemilik mu ini sayang, kamu harus jadi BUDAK LONTE yang baik yahhh ahhh ahhh" desah Nisa yang saat ini sedang dijilati vaginanya oleh Rachel.

Mendengar pengakuan Rachel tidak tinggal diam, selain menjilati vagina Nisa ia pun mulai kembali meremas payudara Nisa agar cepat mendapatkan orgasme dan meminum cairannya.

Kedua insan tersebut pun tampak sangat panas, dua insan dengan pakaian yang terbuka memperlihatkan aset yang lelaki manapun akan melihatnya dan wanita akan iri kepadanya.

Cukup lama kedua insan itu mencoba mereguk kenikmatan, hingga akhirnya…

"Ahhh shhh iyahhh sayanggg aku mau muncrat, terus dikit lagi kocok memek ku jilat terus LONTE!" desah Nisa yang akan mencapai orgasme. Rachel yang mengetahui hal itu pun mempercepat tempo permainan lidah dan jarinya pada vagina Nisa, hingga tanpa diduga Nisa pun mencapai orgasme dan memuncratkan cairan vaginanya ke dalam mulut Rachel agar ia meminumnya.

Rachel yang mengetahui tugasnya, dengan sigap menampung seluruh cairan kenikmatan Nisa agar tidak ada yang terjatuh ke kursi mobil dan agar dirinya diizinkan mendapatkan orgasme yang sudah ia tahan sejak dari rumah Nisa tadi.

*Ccrrrrriiitttt cccrriitttt currrrr cairan memek Nisa mengalir deras memenuhi mulut Rachel.

"Shhh aakkkhhh iyaahhh sayang aku muncrat, minum cairan memek ku LONTE habiskan jangan sampai tersisa" desah Nisa.

*Gluuuggg gluuuggg suara Rachel menelan habis cairan memek yang ia terima dari vagina Nisa yang saat ini masih mengeluarkan sisa-sisa cairannya.

Bahkan saat ini vagina Rachel sangat basah, tidak jarang cairan vaginanya sampai menetes pada kursi mobil.

"Enak sayang rasa memek ku? Mau lagi sayang? Mauuu t*i nyaa jugaa sayanggg?" goda Nisa yang sudah selesai berorgasme dan merasa lemas karena orgasme dahsyatnya.

"hmmm hmmm iyahhhh Nis aku mauu lagi pipis enak mu Nis, rasa cairan mu enak Nis" jawab Rachel penuh sesak karena merasa penuh perutnya karena cairan vagina Nisa yang ia minum.
"Ta-tapi aku gak mau dengan t*i Nis, aku takut aku gak siap huhuhu" rengek Rachel saat dirinya mendengar akan mendapatkan kotoran dari "pemiliknya".

"Hihihi gapapa kok sayanggg, biar waktu aja yang bikin kamu jadi tempat ku buang kotoran hihihi, love u, yuk rapihin pakaian kamu, ku udah laper" jelas Nisa sesaat selesai berorgasme dan kembali merapikan pakaiannya.

"hahhh ta-tapi Nis, aku belum muncrat, aku belum orgasme, a-a-aku gimana Nis?" bingung Rachel yang justru melihat Nisa merapikan kembali pakaiannya.

*Plakkk Chhooocck suara tampar Nisa dan dilanjut mencekik leher Rachel

"BUDAK LONTE TOLOL kayak kamu, gak berhak buat nuntut!" seru Nisa dengan muka yang sangat ketus namun datar, tampak kekesalan dan marah tersirat dari matanya.

"I-i-iyaa Nis maafin akuu, a-a-aku ga akan bikin kamu marah lagi" ucap Rachel dengan terbata karena lehernya yang masih dicekik oleh Nisa

"Emang udah seharusnya begitu LONTE ******, kamu harus inget status kamu!" jelas Nisa yang sudah melepaskan cekikikan nya pada leher Rachel.

"I-iyaa aku inget status ku" jawab Rachel lemah sambil terengah-engah karena baru saja dicekik oleh Nisa.

*Plakkk suara tamparan pada pipi Rachel

"LONTE pinter, sekarang rapihkan pakaianmu dan benerin vibrator sama butt plug-nya" perintah Nisa kepada Rachel yang hanya dibalas oleh anggukan kepala olehnya.

Mereka berdua pun merapikan kembali pakaian yang sebelumnya sudah berantakan karena aktivitas seksual mereka di dalam mobil yang ditumpanginya, Rachel juga kembali merapikan butt plug dan egg vibrator yang saat ini masih terpasang pada anus dan vaginanya. Lantas kedua wanita cantik itu pun turun dari mobil dan menuju ke restoran yang sebelumnya Nisa sudah pesan.

Dua wanita tersebut menjadi pusat perhatian di dalam mall, pakaian yang cukup tertutup namun justru mengundang nafsu bagi yang melihatnya, terlebih payudara dari masing-masing wanita tersebut sangat tampak membusung dan naik turun saat mereka berjalan, wajar saja mereka sama sekali tidak menggunakan pakaian dalam.

Saat berjalan, Nisa melihat Rachel berjalan tampak berbeda, hal itu wajar saja karena di dalam vagina dan anusnya terdapat mainan yang menyenangkan. Nisa menyalakan vibrator yang terdapat dengan menggunakan remote yang ada di tangannya.

*Drrrrttttt drrrrttttt suara kecil yang bergetar di dalam vagina Rachel

Rachel yang merasakan vaginanya bergetar matanya terbelalak menatap kearah Nisa yang tersenyum kecil. Nisa yang melihat Rachel berjalan sedikit tertatih itu pun langsung menggandeng tangannya dan mempercepat jalannya menuju restoran yang ia pesan.

Sepanjang perjalanan Rachel hanya dapat merem melek dan mendesah kecil akibat getaran yang terdapat di vaginanya.

"Shhhh iyahhh shhh ahhh Nis, aku ga kuat aku pengen ngecrot" bisik Rachel saat berjalan menuju restoran, mengetahui hal tersebut Nisa pun mematikan vibrator nya, ia menggoda Rachel agar ia semakin tersiksa.

Rachel yang merasakan vibrator di dalam vaginanya berhenti membuatnya terhenti berjalan dan hanya dapat menatap sayu ke arah Nisa.

"Please Nis aku pengen muncrat aku pengen orgasme, bodo amat sama kondisi ku yang lagi di keramaian Nis please nih huhuhu" ucap Rachel dengan penuh mohon kepada Nisa yang mematikan vibrator di vaginanya. Nisa justru mendiamkan Rachel, ia tidak menggubris permintaan Rachel kepada dirinya, justru Nisa menarik tangan Rachel agar segera sampai restoran yang mereka tuju.

Mereka terus berjalan, hingga akhirnya mereka sampai di restoran yang mereka tuju. Sesampainya disana Nisa langsung menuju resepsionis guna mengkonfirmasi kehadiran mereka dan agar ditunjukkan meja yang sudah mereka pesan. Rachel hanya menatap Nisa dengan tatapan yang kosong, ia merasakan rasa horny yang sangat namun tidak diperbolehkan mendapatkan orgasme sama sekali oleh Nisa selaku pemiliknya.

Setelah mengkonfirmasi pesanan pada resepsionis dan menunggu sebentar, Nisa dan Rachel pun diantarkan oleh seorang pramusaji menuju meja mereka. Restoran tempat mereka tuju memiliki suasana yang sangat cozy dan termasuk private sehingga Nisa memesan paket makan malam ala candle light dinner untuk mereka berdua.

Nisa dan Rachel duduk berhadapan pada sebuah meja yang terlihat elegan, dengan dihiasi lilin dan alat makan yang tampak indah.

Nisa melihat sebuah kesempatan untuk kembali mengerjai Rachel, kali ini Nisa memerintahkan Rachel untuk menurunkan kedua tali tanktop-nya, Rachel kembali mengikuti perintah Rachel agar dirinya sesegera mungkin diizinkan untuk mencapai orgasme yang masih tertahan. Rachel menurunkan tali tanktop-nya sehingga pakaiannya kini tampak seperti menggunakan sebuah dress tanpa lengan, hal ini membuat Rachel tampak semakin sexy.

Rachel sangat tampak menggoda, karena pakaiannya semakin terbuka sehingga memperlihatkan tatto yang terdapat diatas dadanya juga karena tanktop itu tipis sehingga puting payudara bertindiknya semakin terlihat mencuat.

Cukup singkat mereka menunggu, akhirnya meju pembuka datang. Dengan lahap mereka berdua menikmati makanan tersebut. Selesai makanan pembuka, Nisa meminta pada pramusaji untuk lanjut menu kedua namun sebelum menu pembuka dibereskan Nisa meminta Rachel mengeluarkan vibrator yang terdapat pada vaginanya dan menaruh vibrator tersebut diatas meja dekat piring yang saat ini digunakan.

Awalnya Rachel sedikit menolak, namun ia kembali diancam oleh Nisa jika tidak mau maka Nisa akan membuangnya ke pinggir jalan dengan bertelanjang badan agar diperkosa oleh gelandangan, pengemis atau bahkan preman.

Mendengar hal tersebut membuat Rachel ketakutan dan ia pun mengikuti perintah yang diberikan oleh Nisa.

Rachel mengeluarkan vibrator yang terdapat pada vaginanya dan menaruhnya diatas meja, hal tersebut membuatnya tampak was was karena khawatir akan diketahui oleh orang yang duduk disekitar mereka dan mencapnya sebagai wanita murahan.

Saat sedang berbincang, tanpa disadari pramusaji yang mengantarkan menu kedua itu datang dan tampak terkejut atas apa yang ia lihat di atas meja, pramusaji tersebut bersikap normal dan memberikan pelayanan dengan baik, meskipun masih terasa kikuk.

Nisa yang mengetahui hal tersebut hanya tersenyum kecil namun berbeda dengan Rachel, matanya terbelalak karena rasa kaget yang ia rasakan.

Seusai menyajikan menu kedua pramusaji tersebut pun meninggalkan Nisa dan Rachel untuk melanjutkan makan. Saat berbalik, pramusaji itu pun berpikir macam-macam terhadap Rachel maupun Nisa, ia tidak menyangka bahwa pelanggannya saat ini adalah wanita yang tidak baik.

Pramusaji itu meninggalkan mereka berdua untuk melanjutkan makan yang sudah mereka pesan. Nisa yang melihat itu mengeluarkan sebuah dildo dari tas nya, dan ia menunjukkannya di depan muka Rachel.

Rachel yang melihat itu pun panik, ia takut jika ada pengunjung lain yang akan melihat dildo tersebut. Nisa menunjukkan Dildo tersebut bukan tanpa alasan, ia ingin Rachel bermastrubasi saat mereka makan malam, ia bertujuan agar Rachel kembali mendekati orgasmenya.

"Hihihi liat apa yang aku bawa sayang, kamu mau gak muncrat?" goda Nisa sambil menunjukkan dildo yang ada di tangannya kepada Rachel.

"Nis nis nis, kamu apa-apaan sih, nanti kalau dilihat orang gimana" panik Rachel saat ia melihat dildo tersebut di depan matanya.

"Jangan panik dong sayang, aku aja gak takut kok hihihi" seru Nisa dengan santainya
"Nih kamu masukin ini ke vagina mu, dan kamu boleh mastrubate dengan ini hihihi" jelasnya.

"A-apa Nis? Kamu ga lagi bercanda kan Nis?" tanya Rachel dengan penuh keheranan atas apa yang dikatakan oleh "pemilik"nya.

"Sejak kapan aku bercanda sama kamu" tegas Nisa dengan wajah yang dingin dan mata yang tajam.
"Cepetan masukin Lonte! Atau kamu mau dibantu sama pramusaji tadi!" tegas Nisa dengan sedikit menggebrak meja. Sehingga hal tersebut pun membuat beberapa pasang mata yang ada disekitar tertuju pada mereka berdua.

Rachel yang tidak ingin berlama lama dalam kondisi tidak mengenakan tersebut pun langsung mengambil dildo tersebut dan menyimpan di antara selangkangannya.

Nisa kembali menyantap makanan yang ada di depan matanya, Rachel hanya bisa terpaku pada Nisa yang seakan-akan tidak terjadi apa-apa dan memasukkan dildo yang sedari tadi ia pegang ke dalam vaginanya. Bukan tanpa sebab, ia takut jika Rachel akan berbuat lebih gila lagi terhadap dirinya.

"Hmmm enggghhh ahhhh" desah kecil Rachel saat vaginanya disusupi oleh dildo berukuran sedang itu.

"You can mastrubate, but I will never let you got orgasm, my little slut!" ucap Nisa sambil menikmati makanan yang dihidangkan dengan nada datar yang datar.

"Yesss Mistress, I will hold my orgasm, but please let me get it soon as possible shhh ahhh yesss" jawab Rachel yang sudah menikmati mastrubasinya saat ini.

"Sure honey, but, if you orgasm without my permission, you should ready for the punishment" ancam Nisa kepada Rachel yang hanya dapat menerima nasibnya kini.

Nisa hanya terfokus pada makanannya sedangkan Rachel terus menerima rangsangan pada vaginanya, karena ia sangat menginginkan mencapai orgasme meskipun masih belum diperbolehkan oleh Nisa.

"Shhhh ahhh hmmmm ouuuchhhh"
"iyahhhh akuu pengen iyahhhh"
"shhhhh izjnin muncrat shhhh ahhhh" desah Rachel pelan karena tidak ingin suara desahnya terdengar oleh orang lain.

Dildo itu keluar masuk vagina Rachel dengan leluasa, terlebih aktivitasnya saat ini tidak terlihat oleh pengunjung lain sebab bagian bawah tubuhnya tetap terhalang oleh taplak meja. Sesekali, Rachel menyantap makanannya sebab bagaimanapun ia juga merasakan kelaparan akibat belum makan sedari datang ke rumah Nisa.

Setelah cukup lama, Nisa menyudahi makannya dan merapikan kembali peralatan makan yang ia gunakan, ia juga merapikan pakaiannya.

"Yaudahhh yuk, kita pergi" ajak Nisa tiba-tiba kepada Rachel, mengetahui hal tersebut pun Rachel tidak menduga ajakan yang diajak oleh Nisa, ia pun menyudahi kegiatan mastrubasinya.

Namun saat Rachel akan mengeluarkan dildonya, Nisa melarang hal tersebut, ia menginginkan dildo tersebut tetap tertanam di dalam vaginanya.

"Eeitttss, jangan keluarin dildonya, tahan dan jangan sampai jatuh" titah Nisa kepada Rachel

"Hmmm iyaa Nis, aku coba tahan dildonya" rela Rachel yang hanya dapat mengikuti perintah Nisa.

Mereka berdua pun meninggalkan restoran tersebut dengan Rachel yang tampak sedikit aneh saat berjalan, sebab ada yang mengganjal dildo di dalam vaginanya bahkan lebih besar dari sebelumnya.

Malam ini masih panjang untuk sekedar dilewati oleh makan malam "romantis". Kali ini Nisa mengajak Rachel untuk menonton film yang terdapat pada bioskop di mall ini, ia kembali berencana untuk mengisengi Rachel.

Nisa mengajak Rachel untuk menonton salah satu film yang ada di Bioskop, namun sesampainya disana Bioskop tersebut tampak sangat sepi sebab sudah mau memasuki jam terakhir dari jadwal film yang ada disana.

Nisa memesan 2 tiket untuk sebuah film yang akan segera turun layar agar film yang mereka tonton sudah tidak terdapat banyak orang dan sepi. Setelah menunggu jadwal tayang dan memiliki tiket, mereka berdua masuk kedalam studio yang ditunjukkan pada tiket tersebut dan benar saja sesampainya di dalam studio tersebut tampak sepi, hanya terdapat kurang lebih 10 orang saja yang menonton film itu dan duduknya saling berjauhan.

Nisa dan Rachel duduk berjauhan dengan penonton lain, mereka duduk sedikit ke pojokan studio. Setelah 15 menit film dimulai tidak terjadi apa-apa, hingga di pertengahan film…

"Cium aku sayang" ajak Nisa kepada Rachel.

*mmmuuuachhh sluurrphh mmmuuuachh

Suara cumbuan diantara kedua wanita cantik yang ada di dalam studio yang sepi.

Nisa yang makin bernafsu pun mulai melucuti pakaian yang digunakan oleh Rachel. Namun beberapa kali Rachel menepis tangan Nisa karena ia tak ingin dirinya ditelanjangi.

Menyadari hal tersebut, Nisa mencekik dan meremas payudara Rachel dengan sangat keras sehingga Rachel sedikit kesakitan.

"Nikmati aja sayang, atau kelakuan ku lebih daripada ini" bisik Nisa pelan saat dirinya masih merangsang tubuh Rachel. Nisa memainkan puting dan menjilati leher Rachel.

"Hhegghhhh ahh iyahh shhh ahhh iyahhh" desah Rachel

Nisa semakin menjadi, ia memainkan dildo yang masih tertancap di dalam vagina Rachel, diawali memasuk keluarkan dildo tersebut dengan pelan-pelan.

"Hmmm Nis teruss Nis nikmat Nis enakkk" desah Rachel yang sudah tidak memperdulikan sekitar, padahal ia sedang ada di studio bioskop.
"Shhh ahhhh uuugghhh iyahhh ahhhhhh enak sayang" lanjutnya mendesah tidak karuan.

Akibat dari vibrator yang keluar masuk di vaginanya, ia merasa makin terangsang, bahkan kini tubuhnya sudah terpampang jelas sebab seluruh pakaiannya sudah terlucuti.

Yup, Rachel sudah ada dalam keadaan naked di studio yang masih gelap tersebut.

Di tengah-tengah rangsangan nya, Nisa menciumi mulut Rachel agar suaranya tidak terdengar oleh penonton lain.

*mmmuuaccchhh sluurrphh suara cumbuan Nisa pada bibir Rachel yang saat ini semakin bernafsu tak karuan. Tangan Nisa tidak henti-hentinya merangsang Rachel, ia masih memasuk keluarkan dildo yang bersarang di vagina Rachel dan satu tangan lainnya memainkan puting payudara Rachel yang sudah bebas.

Cukup lama Rachel dirangsang oleh Nisa, hingga akhirnya ia akan mencapai orgasme.

"Shhh iyahhh Nis, aku mau keluar, please aku mau keluar" seru Rachel yang saat ini akan muncrat. Namun, begitu Nisa mengetahui hal tersebut ia justru berhenti melakukan rangsangan pada Rachel. Sehingga Rachel merasakan rasa yang mengganggu di dalam dirinya, rasa gatal pada vaginanya dan rasa yang sulit dijelaskan atas dirinya.

"Ni-nis kenapa stop, please aku mau orgasme, please" pinta Rachel saat ia tersiksa atas apa yang dilakukan Nisa kepada dirinya.

"Hihihi males ahh, kamu itu LONTE ga berguna, jadi kamu ga berhak buat merasa enak di hidup kamu, sebaliknya kamu harus menjadi tersiksa atas apa yang akan aku berikan ke kamu" goda Nisa kepada Rachel yang saat ini sudah tidak terkontrol atas diri dan nafsunya.
"Ayok pake baju kamu lagi, kita pulang, ga usah banyak ngomong, atau aku ambil baju kamu, biar kamu sekalian pulang telanjang" jelas Nisa kepada Rachel.

Rachel hanya dapat mengikuti apa yang diinginkan oleh pemiliknya, dengan sedikit malas-malasan ia memakai kembali pakaiannya.

Setelah selesai menggunakan pakaiannya, Nisa dan Rachel meninggalkan film yang sedang diputar, namun saat keluar studio bioskop, Nisa menarik Rachel menuju ke arah toilet bioskop.

Nisa sangat ingin dirinya mencapai orgasme sebab nafsunya ikut naik saat merangsang Rachel di studio tadi.

Toilet tampak sepi, tentu saja, karena saat ini sudah masuk jam malam dan film masih diputar, sehingga hanya sedikit orang yang berada di bioskop tersebut.

Melihat kondisi yang tergolong aman, Nisa menarik Rachel ke salah satu bikin toilet dan langsung mencumbunya. Nisa melucuti pakaiannya hingga telanjang bulat dan memerintahkan Rachel untuk memuaskannya sampai mencapai orgasme.

"Ayo LONTE, puasin aku, tugasmu hanya untuk jadi budak sex ku aja" perintah Nisa kepada Rachel. Rachel hanya dapat mengikuti apa yang diminta oleh Nisa, ia mulai berlutut dan menjilati vagina Nisa. Nisa menekan kepala Rachel semakin dalam agar kepala Rachel semakin merangsang vaginanya.

"Shhh ahhhh iyahhh bagus LONTE shhh yahhhh nikmat banget lidah mu" desah Nisa saat vaginanya dijilati dengan dalam oleh Rachel.

Rachel mengerti tugasnya yang hanya sebagai pemuas nafsu saja, ia dengan inisiatif memainkan klitoris Nisa agar pemiliknya itu segera mencapai orgasme.

*sllurrrpp sllurrrpp klocchh klocchh suara lidah Rachel yang saat ini sedang menjilati vagina Nisa dengan penuh nafsu. Tidak dapat dipungkiri, Rachel pun mulai bernafsu atas apa yang sedang dilakukan oleh mereka sekarang.

Nisa ingin membalas apa yang dilakukan oleh Rachel sekarang, maka ia bertukar posisi dengan Rachel dan mulai memberikan rangsangan yang sama terhadap Rachel.

"Gantian yahhh sayang hihihi, aku gak mau jadi orang jahat yang ga ngasih kamu kepuasan, asal kamu jadi LONTE yang baik aku akan berikan kamu kenikmatan" ucap Nisa pelan karena khawatir kegiatan mereka didengar oleh orang lain di luar bilik toilet.

Nisa mulai menjilati vagina Rachel dan memainkan dildo yang masih bersarang disana.

*clookk clookk suara dildo keluar masuk di vagina Rachel.

"Shhh iyaaah Nis enakk ugghhh aku suka Nis aku suka" desah liar Rachel yang sudah sangat terangsang, apalagi dirinya sudah gagal orgasme dan masih tidak diizinkan orgasme oleh Nisa.

"Hihihi dasar LONTE MURAHAN PENIKMAT CAIRAN MEMEK DAN PEJU kamu suka yahh sayang ku giniin? Kamu suka sayang jadi LONTE?" goda Nisa saat mengetahui bahwa Rachel makin terangsang, namun Nisa masih tidak akan mengizinkan Rachel mencapai orgasme.

"Iyahhh Nis aku suka ini, aku mau jadi LONTE yang kamu maksud, please Nis izinkan aku orgasme" racau Rachel tidak jelas tak kala vaginanya dipermainkan oleh Nisa.

Mendengar hal tersebut ternyata membuat Nisa berhenti memainkan vagina Rachel namun justru ia kembali memainkan vaginanya sendiri.

"Dasar LONTE LACUR MURAH" bisik dingin Nisa sambil mencekik leher Rachel. Sambil memainkan vaginanya ia pun mendekatkan vaginanya ke arah muka Rachel lantas mengencinginya dengan cairan vaginanya.

"Ugghhh iyahh aku mau muncrat" ucap Nisa sambil mengarahkan vaginanya dan…

*Cuurrrr ccrrrtttt suara squirt Nisa yang mengenai wajah dan sebagian masuk kedalam mulut Rachel, ia sengaja melakukan itu sebagai bukti bahwa Rachel adalah miliknya, layaknya seekor anjing yang menandai wilayah kekuasaannya.

"Ahhhhhh shhh iyahhh" desah Nisa

Rachel hanya dapat menutup matanya dan sedikit membuka mulutnya, tanpa disadari ia mulai menikmati perasaan yang sedang dialaminya saat ini, yaitu dihinakan oleh cairan kelamin.

Cukup banyak cairan tersebut membasahi wajah Rachel, Nisa pun meminta Rachel menelan cairan yang terdapat dalam mulutnya dan meminta Rachel membersihkan lubang vaginanya.

Rachel pun menelan cairan yang ada di dalam mulutnya dan menjilati kembali vagina Nisa untuk dibersihkan. Setelah bersih Nisa kembali memakai pakaiannya namun kali ini ia tidak kembali menggunakan outer berwarna pink nya itu, sehingga Nisa hanya menggunakan tanktop putih dan celana pendeknya.

Rachel menyadari hal tersebut dan mengikuti Nisa yang menggunakan pakaiannya, ia kembali merasa tanggung, sebab dirinya kembali tidak mendapatkan orgasme padahal dirinya sudah sangat bernafsu.

"Yuk pulang" ucap Nisa singkat meninggalkan Rachel yang saat ini sudah berpakaian keluar bilik toilet.

Rachel termenung atas apa yang dilakukan oleh Nisa terhadap dirinya, ia memang sudah menerima dirinya sebagai budak sex Nisa namun perlakuan Nisa saat ini terhadap dirinya membuat dirinya kesal dan kecewa, patut diakui sebagai wanita ia ingin mendapatkan orgasme agar perasaannya plong.

Tidak ingin membuat Nisa menunggu, Rachel mengikuti langkah Nisa untuk menuju parkiran dan kembali pulang.

Mall tampak terlihat sepi sebab sudah banyak toko yang tutup karena jam sudah menunjukkan pukul 22.30. Nisa dan Rachel menuju lantai atas dan menuju tempat mobil mereka terparkir.

Sesampainya disana, parkiran tampak kosong, hanya terdapat mobil mereka yang terparkir di pojokan dan tanpa disadari rupanya lampu di sekitar mobil mereka redup bahkan sebagian yang lainnya mati.

Nisa mendapat ide kembali, karena suasana yang mendukung ia memerintahkan Rachel untuk melepaskan seluruh pakaiannya. Rachel kembali menolak namun Nisa kembali mengancamnya jika tidak menurut maka ia akan membuang Rachel di tempat preman dengan kondisi naked.

Hal tersebut tentu membuatnya takut sehingga ia dengan terpaksa mulai melucuti pakaian yang sedang dikenakan. Namun kali ini ia ingin Rachel benar-benar polos sehingga pakaian dan dildo nya dilepaskan juga.

Kali ini sudah tampak Rachel yang memiliki tubuh putih dan payudara yang besar dalam kondisi naked di parkiran suatu mall. Namun berbanding terbalik dengan Nisa masih berpenampilan lengkap tetapi tetap terlihat sexy.

Nisa hanya tersenyum saat melihat budaknya berjalan dengan tubuh polos menuju mobil mereka.

Mungkin sekitar 20 meter diperlukan untuk Rachel berjalan dalam keadaan telanjang, ia masih khawatir jika ada orang lain disekitar area parkir tersebut, Rachel sedikit menutup sebagian dari tubuhnya yang polos.

Mengetahui Rachel menutup sedikit bagian tubuhnya, Nisa dengan cepat menampar pantat Rachel dengan sangat keras, sehingga suara itu terdengar ke seluruh area parkiran.

*plakkk suara tamparan pada pantat Rachel yang dilakukan oleh Nisa karena ia merasa kesal jika Rachel masih mencoba menutup dirinya.

"Gak usah kamu tutupi LONTE, tubuh mu itu justru bagus buat dilihat orang lain, biar sekalian diperkosa hihihi" seru Nisa dengan tawa gemasnya.

"A-aku takut Nis, aku masih belum biasa kalau harus naked di public space begini" jawab Rachel.

"Ahhh ga seru kamu" kesal Nisa sambil berjalan cepat serta menarik puting payudara Rachel yang ditindik.

"awww awww awww aduhh sakit Nis" racau Rachel yang ikut berjalan cepat karena puting payudaranya ditarik oleh Nisa.

Akhirnya Nisa dan Rachel sampai pada mobil mereka dan segera mungkin masuk kedalam mobil tersebut. Nisa duduk di belakang kendali mobil sedangkan Rachel terduduk di sebelahnya.

"Kamu masih ga boleh berpakaian, soalnya tadi kamu coba tutupi tubuh kamu yang udah ga berguna itu" jelas Nisa pada Rachel yang sedikit kesal akibat upaya Rachel untuk menutupi tubuhnya.
"Nih pake ini, tapi jangan sampai ngecrot" lanjut Nisa.

Nisa kembali memberikan dildo yang ia bawa kepada Rachel, ia menyuruh Rachel untuk kembali bermastrubasi, namun kembali dengan tidak diizinkan untuk sampai orgasme.

Rachel pun mulai kembali 'menyiksa' dirinya sendiri, ia kembali melakukan mastrubasi sesaat mobil yang mereka tumpangi meninggalkan Mall tersebut.

"shhhh ahhhh hemmmm" desah Rachel pelan saat dirinya memasuk mundurkan dildonya ke dalam vaginanya.
"Ooouugghhh izinin aku muncrat Nis, please izinin aku Nis" lanjutnya.

"Hihihi emang beneran LONTE kamu" maki Nisa yang melihat Rachel sudah kehilangan akal sehatnya.
"Mau muncrat sayang? Kamu mau muncrat?" goda Nisa saat mengemudi sambil meremas sebelah payudara Rachel.

"Shhh iyahhh sayang please izinin aku muncrat" jawab Rachel.

"Hihihi boleh beb, tapi kamu harus muncrat diluar mobil ini, aku ga ingin kamu basahi mobil ku" jelas Nisa kepada Rachel yang masih saja merangsang tubuhnya sendiri.

"Shhh iyahhh gapapa Nis aku gak tahan Nis kamu siksa begini" ucap Rachel sudah tidak jelas.

Mendengar hal tersebut pun membuat Nisa melajukan mobilnya semakin kencang, berhubung jalanan sudah lengang, ia menuju ke arah salah satu taman yang ada di Jakarta.

Nisa memilih taman yang sepi dan memiliki trotoar terbuka agar memudahkan Rachel bermastrubasi.

Sesampainya di taman yang ia tuju, Nisa membuka pintu yang berada di sebelah Rachel dan memerintahkannya bermastrubasi di trotoar yang ada di taman tersebut.

Rachel pun turun dari mobil dan melanjutkan masturbasi di luar mobil, di lingkungan terbuka, yes, kali ini Rachel tengah melakukan masturbasi dengan menggunakan dildo dengan perasaan campur aduk.

"Shhh ahhh iyahhh enak Nis, ini nikmat banget" racau Rachel yang semakin tidak jelas, terlebih ia juga memainkan puting payudaranya sendiri memilin dan menarik narik puting payudara bertindiknya.

Nisa hanya terkekeh saja atas apa yang dilakukan oleh Rachel itu.

"Hihihi kamu suka yahh sayang, enak sayang ngocok memek di tempat umum?" goda Nisa kepada Rachel sambil ia sendiri memainkan vaginanya di dalam mobil.

"Aacchhhh iyahhh aku suka Nis" jawab Rachel kepada Nisa yang berada di dalam mobil.

"Hihihi dasar lonte, dahh yahhh nikmati muncrat mu, ku izinkan kamu muncrat sekarang" teriak Nisa dari dalam mobil.

Mendengar hal tersebut lantas membuat Rachel semakin menggila, ia bahkan sampai menutup matanya guna meresapi kenikmatan yang saat ini sedang ia rasakan.

"Shhhh iyahhh aachhhh aku sukaaaa" desah Rachel dengan matanya yang terpejam.

Nisa yang mengetahui hal tersebut dengan niat iseng memajukan mobilnya sekitar 20 meter sehingga kali ini Rachel tampak sedang bermasturbasi sendirian tanpa ditemani.

Nisa hanya tertawa saja dari dalam mobil melihat kelakuan Rachel.

Rachel masih tidak menyadari bahwa dirinya sangat terekspos sebab tidak ada yang menghalangi tubuh polosnya yang sedang bermastrubasi tersebut.

Semakin kencang Rachel merangsang tubuhnya hingga akhirnya ia mencapai orgasme.

"OOUUGGHHH IYAHHH AKU SAMPEE AHHHH ANJINGGG AKU AKU LONTE BINAL" racau Rachel berteriak pada tengah malam di tempat yang tidak akan disangka sangka oleh orang lain sedang ada wanita dengan tubuh polos yang bermastrubasi.

Rachel yang sejak awal tidak diperbolehkan mencapai orgasme pun akhirnya mendapatkan apa yang ia cari selama ini, cairan vaginanya muncrat secara tidak beraturan bahkan tubuhnya bergetar menggelepar di atas trotoar.

Dadanya naik turun mencoba menghirup udara sebanyak mungkin sebab dirinya yang baru mencapai orgasme.

Hingga akhirnya ia membuka matanya dan baru menyadari bahwa mobil yang ia kendarai bersama Nisa sudah tidak ada lagi di hadapannya dan mengekspos tubuh polosnya dengan bebas.

"Shhh ohhhh hahhh shhh ahhh" deru nafas Rachel yang masih belum normal akibat orgasme nya.

"Yaudahhh gampang, nanti gua bawa Lonte punya gua buat bikin puas lu, pokoknya tunggu aja, mungkin nanti saat kita libur kuliah" jelas Nisa pada telepon dengan seorang pria.

"Okee gua tunggu kabar dari lu" balas suara pria disebrang telepon.

"Iyahh, yaudahhh sih tunggu aja kabarnya" seru Nisa sebelum ia mematikan teleponnya.

Rachel tertidur selama 5 menit diatas trotoar taman tersebut, ia mencoba untuk bangkit untuk kembali ke mobil yang membawanya.

Rachel berjalan dengan tertatih tatih menuju mobilnya karena ia masih merasa lemas akibat orgasme yang dirasakan sebelumnya.

Tepat sesaat Nisa mematikan telepon, Rachel masuk ke dalam mobil dan menatap mata Nisa dengan sayu.

Nisa melihat Rachel dengan kondisi tidak karuan, namun badannya yang penuh keringat membuat Nisa mencumbu mulut Rachel.

*Mmmmcuahhhhh mmmuuuaachhhhh

"Seneng sayang udah muncrat?" goda Nisa pada Rachel.

"Iyahh Nis, aku seneng bisa orgasme" jawab Rachel singkat.

"Hihihi dasar LONTE MURAHAN" lanjut Nisa.
"Bilang apa kalau udah orgasme?" goda Nisa

"Makasih Nyonya sudah mengizinkan aku orgasme hari ini, BUDAK LONTE MURAHAN ini berhutang kenikmatan kepada Nyonya" ucap Rachel mengucapkan terimakasih kepada Nisa yang sudah mengizinkannya orgasme.

"Hihihi budak pinter, yuk kita pulang" ucap Nisa singkat sambil meremas lembut payudara Rachel.

"Iyaa Nis" jawab Rachel pelan.

Setelah Rachel mencapai orgasme, dan Nisa yang sudah usai menggoda budaknya tersebut lantas memajukan mobilnya menuju kembali pulang.

Malam sudah sangat larut, tidak terasa waktu sudah menunjukkan tengah malam sesampainya mereka di rumah Nisa. Mereka berdua lanjut mandi bersama membersihkan tubuh yang kotor akibat aktivitas hari ini.

Saat ini Nisa tengah terduduk diatas kasur yang sama dengan Rachel dengan kondisi tubuh polos tanpa sehelai benang pun. Nisa melihat ke arah Rachel yang sudah terlelap, ia mengusap rambut Rachel dengan penuh kasih sayang, ia kembali teringat apa yang ia bicarakan bersama dengan seorang pria di telepon tadi, Nisa mencium lembut kening Rachel dan merebahkan tubuhnya guna melanjutkan kehidupannya di alam mimpi.

End Part 4 of . . .
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd