Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NISA ~ APA ADANYA [NO SARA]

Perlu bikin adegan gangbang lagi gak? Atau punya ide lain buat next part, please tell me on comment

  • Perlu

    Votes: 22 71,0%
  • Engga

    Votes: 8 25,8%
  • Terserah

    Votes: 1 3,2%

  • Total voters
    31
  • Poll closed .
~A Day In My Life~
(POV Rachel)


2FlyBvMT_t.jpg

Rachel

Pq9pMtt5_t.png

Nisa

Pagi menjelang, samar-samar terdengar suara lantunan ajakan ibadah, hari ini aku terbangun dengan kondisi badan yang lemas, bukan tanpa sebab, namun hal tersebut dikarenakan kegiatan yang semalam aku lakukan bersama teman ku, yah teman ku, yang mana ia adalah seseorang yang hampir secara penuh bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diriku sekarang ini.

Aku menjadi seorang "peliharaan" untuk memenuhi kepuasan nafsu dan kepuasan emosional saja olehnya, Nisa. Seseorang yang sudah cukup lama ku kenal sejak masih bersekolah di SMA, hingga tidak terasa sekarang kami sudah berkuliah di kampus yang sama, meskipun memang kami berada di jurusan yang berbeda.

"Nis, bangun sayang waktunya kamu ibadah" ucap ku pada Nisa sambil mencium keningnya saat ia masih terlelap.

Ia masih terlelap namun dirinya sempat bergumam sehingga sudah ku pastikan dirinya sudah hampir sadar dari tidurnya yang lelap. Sehingga aku pun pergi meninggalkannya dari kamar miliknya.

Lantas aku menyibakan selimut yang kami gunakan untuk tidur sehingga memperlihatkan tubuh kami yang sama-sama polos tanpa sehelai benang pun. Tubuh yang sangat erotis, tubuh yang dipenuhi tindik dan beragam tattoo yang melecehkan pemiliknya. Bahkan terkadang aku tidak menyangka bahwa ini adalah tubuh kami berdua, tubuh milik seorang gadis keturunan yang berkulit putih dan satunya bahkan tubuh seorang wanita agamis yang sehari-harinya menggunakan pakaian lebar tertutup.

Aku pun turun dari kasur dan menuju dapur untuk mempersiapkan sarapan, sudah tugas harian ku bila sedang menginap di rumah temanku ini. Dengan tubuh yang masih bertelanjang bulat, aku berjalan menuju dapur, hal ini biasa ku lakukan terlebih ini memang sudah jadi perintah wajib jika ada di rumah Nisa, ia selalu senang bertelanjang dan begitu juga aku yang saat ini mulai menikmati pola hidup nudist seperti ini.

Perlu diakui aku yang selalu disiksa dan dilecehkan olehnya, namun aku akan selalu mencoba baik terhadapnya, bagaimanapun kehidupan ku dan tubuhku sudah menjadi miliknya, bahkan tidak sedikit semua barang yang ku gunakan dan ku miliki adalah pemberian darinya.

Sesampainya di dapur aku menggunakan apron untuk menghindari percikan minyak saat memasak, aku pun beraktivitas dengan biasa namun ada sedikit yang mengganjal di dalam anus ku, yup semalam suntuk aku diminta oleh Nisa untuk menggunakan butt plug, dengan alasan yang tidak jelas namun dugaan ku berkata mungkin itu adalah bentuk ia menyiksa diriku dan iseng saja padaku.

Nisa benar-benar membuat ku menjadi wanita (peliharaan) yang haus akan kenikmatan nafsu ini, ia tidak segan menggunakan diriku untuk memenuhi nafsunya, begitu juga aku yang semakin menikmati hal ini. Menikmati saat disiksa, menikmati saat dibuat horny yang sangat bahkan di permainkan.

"Hmmm kayaknya buat pagi ini enak kalau sarapan pakai omelette" gumam ku yang masih bingung mau membuat apa. Namun daripada bingung, aku pun memutuskan membuat omelette dan roti panggang coklat.

Saat tengah memasak, aku sedikit merasa sesak dibawah sana, bahkan vagina ku mulai meneteskan cairan.

"Shhh ahhhh eehhmmm" desah ku saat sedang memasak dan menahan perasaan gatal yang terjadi di bawah sana.

Sudah hampir 1 jam aku menghabiskan waktu di dapur akhirnya aku selesai membuat sarapan untuk kami berdua.

Aku pun merapikan kembali peralatan masak dan melepaskan apron yang digunakan, sehingga aku kembali menjadi bertelanjang bulat. Setelah menyelesaikan pekerjaan ku di dapur, aku pun membawa makanan yang kubuat ini menuju meja yang berada di dekat kolam renang.

Aku berniat untuk mengajak Nisa sarapan di pinggir kolam renang. Selain itu aku juga ingin berenang untuk merasakan kesegaran di pagi hari. Seperti yang ku katakan sebelumnya, meskipun status ku adalah seorang "Budak atau peliharaan atau pemuas nafsu" namun aku diberikan segala bentuk fasilitas yang ada di rumah ini. Bahkan jika sedang mood Nisa sedang baik, ia dan aku sering menonton film bersama (sambil telanjang tentunya), meskipun memang ia terkadang akan memainkan tubuhku.

Aku menata makanan pada meja di pinggir kolam renang, dan menuju kolam renang untuk berenang sedikit-sedikit, dalam keadaan tubuh yang polos tanpa sehelai benang pun, aku berenang kesana kemari. Meskipun memang bukan kolam renang yang besar, namun aku tetap merasa puas, wajar saja aku hanya dari keluarga yang berkecukupan berbeda dengan Nisa yang bahkan bisa dibilang berlebih. Ya aku adalah seorang “gadis” yang berasal dari keluarga bertaraf ekonomi pas-pasan dan biasa saja. Kebanyakan barang yang kugunakan seperti smartphone bergambar apel, tas dan aksesoris lainnya adalah pemberian dari Nisa.

Ia sangat loyal jikalau terkait denganku, meskipun memang aku harus "memberikan" benefits kenikmatan kepadanya.

Sudah hampir 1 jam aku berenang di kolam ini, hingga akhirnya aku melihat Nisa terduduk di kursi pantai yang ada di pinggir kolam renang tersebut tentu dalam keadaan bertelanjang bulat. Aku pun segera menyelesaikan berenang ku dan menuju ke arah Nisa.

Sesampainya disana, aku lantas duduk bertumpu di sebelah Nisa yang tengah menyantap makanan yang sudah ku siapkan sebelumnya. Ia memerintahkan ku untuk duduk pada kursi dan ikut menyantap makanan untuk bersarapan bersama,

"Kamu suka sama apa yang kita lakukan semalam sayang?" tanya Nisa membuka obrolan kepadaku yang sedang menyantap sarapan.

"Hmm sebenernya, aku sedikit takut Nis, tapi emang bener apa yang aku rasakan saat itu emang nikmat banget dan entah kenapa aku suka hal itu" jawabku menjelaskan apa yang ku rasakan pada Nisa.

"Hihihi jadi kamu suka sayang sama apa yang kamu rasakan semalem?" tegas Nisa menanyakan kembali apa yang ku rasakan kembali semalam, saat aku melakukan aktivitas seksual di luar ruangan atau eksib.

"Iyaa Nis, jujur aku suka saat aku harus melakukan aktivitas seksual di luar ruangan, tapi aku takut kalau nanti keliatan sama orang lain Nis, aku gak siap kalau harus diliat sama orang lain" jelasku kepadanya.

"Hahaha dasar LONTE BINAL! Akhirnya kamu mengakui kalau kamu cuma budak penikmat sex!" hina Nisa kepadaku yang hanya bisa menunduk sambil mengunyah sarapan.
"Sini kamu, duduk dibawah deket aku" perintah Nisa kepadaku.

Aku pun mendekati Nisa dan terduduk dekat dengan kursi, lalu dari yang kulihat ia mengambil makanan dan mengunyahnya. Ia terlihat mengunyah makanan yang sebelumnya sudah ku siapkan.

"Buka mulut kamu sayang" ucap Nisa kepadaku dengan suara yang kurang jelas. Aku sudah mengetahui arahnya, ia berencana untuk memasukkan makanan yang sebelumnya sudah dikunyah ke dalam mulutku. Layaknya seorang bayi, aku disuapi oleh dirinya dari mulut ke mulut.

"Ehhmmm" gumam ku saat makanan tersebut masuk ke dalam mulutku.

"Hihihi pinter kamu budak penurut" puji Nisa kepada ku yang baru saja menelan makanan yang ada di dalam mulutku.
"Dah makannya sayang?" tanya Nisa kepadaku.
"Sini sayang, jilatin memek ku, ku lagi pengen pagi ini" perintah Nisa kepadaku.

Mendengar hal itu, aku pun segera menuju ke arah memek Nisa, dan mulai untuk menjilatnya. Aku merasakan permukaan memek yang begitu basah dan licin karena memeknya yang tanpa bulu, mungkin hal ini disebabkan oleh kesukaan Nisa yang bertelanjang di luar ruangan dan ingin selalu terlihat tampak menggoda.

"Shhh ahhh iyahhh baby, I love it, I love when you're lick my pussy" desah Nisa yang kudengar meracau karena sapuan lidahku di memeknya.

*Sllurrrpp sllurrrpp lick lick lick suara memek Nisa saat lidahku menjilat permukaan yang sudah sangat basah tersebut, yang bercampur dengan cairan memek dan air liur ku.

Melihat tingkah dan desahan Nisa yang semakin liar, aku berinisiatif untuk memasukkan jariku ke dalam vagina dan juga mengocoknya guna menambah rasa nikmat pada Nisa. Semakin intens aku merangsang Nisa dan mengocok kencang memeknya dengan jariku, hingga tanpa terasa akan mendapatkan orgasme.

Namun Nisa lantas berdiri dari posisinya dan justru mengajakku untuk berenang.

“Sini sayang, aku belum mau selesai secepat ini” ucap Nisa sambil ia menuju kolam renang.

Aku yang juga sudah merasakan rasa sange pada diriku pun lantas menuju ke tempat ia berdiri, bagai lonte yang diberikan peju segar, aku mengikuti semua hal yang diinginkan oleh “pemilik” ku ini. Benar nyatanya aku sudah dikendalikan olehnya karena “dosa” ku dahulu, namun tidak dapat dipungkiri entah mengapa aku juga menyukai hal ini. menyukai hal yang aku jalani saat ini, apakah ini diriku sesungguhnya? Sepertinya iya, ini aku Apa Adanya.

Sesaat kami berdua masuk ke dalam kolam rennag yang cukup dangkal, Nisa kembali memelukku tubuhku sehingga kedua payudara kami saling beradu, bukan hanya itu, ia juga mencumbu bibirku dengan bibirnya yang sexy dan kami berguling-guling di kolam renang yang dangkal tersebut.

Cukup lama kami melakukan kegiatan di luar ruangan ini, hingga tak terasa matahari sudah hampir berada tepat diatas kepala. Karena suasana sudah mulai terasa panas. Nisa mengajakku kembali untuk masuk ke dalam rumah, sangat tumben melihat ia tidak menginginkan orgasme saat kami bermain di luar ruangan, padahal setahuku kegiatan sex di luar ruangan adalah salah satu kegiatan favoritnya.

Di dalam rumah, kami berdua “Net*lix and Chill” seperti layaknya sepasang kekasih, kami saling berpelukan tanpa dihalangi oleh kain yang berada diantara tubuh kami, yaa, selama kami berada di rumah ini pakaian sudah bukanlah hal yang wajib, justru keadaan seperti kami inilah yang menjadi wajib, hal yang sudah diwajibkan oleh Nisa kepadaku dengan syarat tidak ada orang lain lagi di rumahnya.

Melihat adegan yang cukup erotis di layar kaca membuat Nisa kembali mengajakku untuk bercumbu dan memuaskan nafsu dirinya.

“Adegan film selalu bisa membuat aku ingin melakukan hal yang sama” ucap Nisa lembut dengan sambil mencumbu bibirku.

“Iya Nis, kamu bisa berbuat itu ke aku”. balasku dengan singkat.

Kami berdua saling bercumbu, bibir kami beradu dan lidah kamu saling berkait satu dengan yang lainnya.

*Sluuurhhhppp ahhh cuupppp cuppp cupppp suara yang dihasilkan oleh peraduan bibir kami di dalam ruangan ini.

Aku yang terbawa suasana tidak tinggal diam, aku pun memainkan tanganku kebagian intim Nisa, aku memainkan piercing pada klitoris yang membuatnya tampak sangat sexy dan binal secara bersamaan. Bayangkan saja Nisa yang sehari-harinya menggunakan pakaian tertutup jika berkuliah bahkan tidak jarang menggunakan gamis dibalik pakaiannya tersebut terdapat piercing pada puting payudara, pusar bahkan klitorisnya. Tidak mungkin tidak ada pria yang ingin menyutubuhinya. Bisa dibilang Ia adalah seorang akhwat binal munafik yang dahulu pernah berkata:
“Aku memang beragama, namun bukan seseorang yang agamis. Hal yang ku lakukan sekarang adalah bentuk aku meluapkan sisi tersebunyi yang aku miliki, yang sebelumnya sudah dibangkitkan oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab juga pengkhianat! Aku tidak takut tidak dicintai, toh pada akhirnya mereka hanya ingin menginginkan tubuhku mereka pun tunduk pada nafsunya.”

Aku menurunkan cumbuanku menuju ke arah payudaranya dan terus turun menuju ke arah vaginanya, hingga akhirnya aku bermain dengan klitoris dan memainkan lidahku di area paling sensitif Nisa.

“Shhhh akkhhhh iyahhh dasar jalang kecil” desah Nisa saat lidahku menyapu area vaginanya.

*sluuuurrrrpppp slllluurrrp bunyi bibir vaginanya yang basah beradu dengan mulut dan lidahku.

“Oughhhh dasar perek murah haus peju, memek lu yahhhh lonte” desah Nisa semakin kencang karena merasakan kenikamatan yang saat ini tengah menyerang vaginanya.

“Hihihi kamu suka yah Nisa, aku bikin makin enak yah Nis” ucapku membalas desahan Nisa dan memainkan jariku keluar masuk di vaginanya.

Cukup lama aku bermain-main di vaginanya hingga tanpa terasa ia pun mencapai orgasme dan squirt tepat di depan wajahku.

“Akuuu akuuuu keluar anjing! Rasain nih memek akuu bangsat!” racau Nisa saat dirinya mencapai orgasme dan squirt.

Aku yang menyadari hal tersebut pun membuaka mulutku untuk mencoba untuk menelan sebanyak mungkin cairan vagina yang Nisa hasilkan akibat orgasmenya, entah kenapa akibat ulahnya kepadaku selama ini, cairan vaginanya terasa sangat nikmat dan aku sangat tidak ingin kehilangan setetes pun.

Nisa memuncratkan cairannya ke dalam mulutku dan aku sebagai orang yang ingin menunjukkan kebisaanku pun mencoba menelan semuanya.

“Ouhhhhgghhh iyahhh lonte minum cairan gue bangsat lu yahhhhh ahhhh nikmat perek lu!” racau Nisa yang menekan-nekan vaginya ke wajahku.

Aku yang mendapatkan hujaman cairan vagina Nisa terengah-engah karena mulutku penuh oleh cairan tersebut, tanpa perlu perintah lebih lanjut akupun menelan habis cairan yang berada di mulutku dan menjilati sisa-sisa cairan yang berada di sekitar vagina Nisa.

Aku sudah selesai menunaikan tugasku sebagai alat pemuas nafsu Nisa. Aku melihat ia tersenyum dan berdiri.

“Aku gak mau jadi orang yang brengsek dan egois” ucap Nisa kepadaku.
“Gantian sekarang aku yang akan membuat kamu menikmati kenikmatan dosa ini” lanjutnya.

Nisa lantas mendudukanku ke atas sofa dan mencumbu kembali bibirku dan memainkan vaginaku menggunakan dildo yang ntah kapan ia pegang tersebut.

Kami berdua pun kembali mereguh kenikamtan dunia yang berdosa ini dengan penuh nafsu hingga akhirnya Nisa berhasil membuatku mencapai orgasme dengan cara yang berbeda, ia memainkan dildo di dalam vaginaku dan memasukkan ujung lainnya ke dalam vaginanya sendiri.

Seusai kami berdua mencapai orgasme, kami kembali berpelukan di atas sofa hingga rasa kantuk pun datang, namun Nisa mengatakan sesuatu kepadaku sebelum kami berdua terlelap.

“Kita udah ditunggu sama yang lain, libur semester ini kita bakal ketemu sama mereka, persiapkan diri kamu, dan yang pasti kamu harus bisa muasin mereka semua” jelas Nisa kepada ku.
“Mulai detik ini, kamu akan aku latih lebih keras lagi untuk menjadi BUDAK LONTE yang berpengalaman dan tentu saja aku ingin kamu menjadi yang terbaik.” lanjutnya yang membuatku ketakutan. Ntah apa yang akan dilakukannya kepadaku, aku hanya bisa mengangguk saja, bukan tanpa sebab, karena aku mulai menikmatinya karena aku mulai mengaui diriku Apa Adanya.

BERSAMBUNG…

End Part 5 of . . .
 
Terakhir diubah:
Ohh iya, secara keseluruhan series ini udah masuk ke 50% dari total part cerita yang ada, so cerita ini ga akan terlalu banyak part tapi bakal bersambung ke series cerita yang sekarang masih aku kembangin.

*catatan: sumbangsih ide cerita sangat diperlukan untuk keberlanjutan series ini dan series mendatang. So thank you buat yang sudah membantu dalam memberikan ide.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd