Suhu, izinkan nubi sedikit urun rembug, dan mohon maaf nubi juga sedikit meninjau dari sisi agama juga
Anak dalam sebuah keluarga ibarat harta kekayaan yang tidak ternilai. Dalam agama manapun, termasuk dalam Islam, anak tidak sekadar penerus keturunan, status sosial, membantu ortu saat ortunya tua kelak, tapi anak jg merupakan aset.
Kok bisa? karena yang namanya anak itu bisa mengalirkan kebaikan ke ortunya walaupun si ortu udah meninggal. Anak mendoakan ortunya, mk ortu dapat kenaikan derajat di sisi Tuhan YME. Anak berbuat baik, pun ortu jg mendapat balasan dr Tuhan YME krn anak juga merupakan jirih payah orang tua.
Kita bisa lihat, betapa banyak orangtua rela berobat ke sana-sini, rela membayar ratusan juta agar bisa mendapatkan buah hati dari darah dagingnya sendiri. Tante nubi jg gak punya anak suhu, kandungannya lemah. Pernah hamil 2 kali tp Tuhan berkehendak lain. Sekarang tante nubi jg hidupnya bs dikatakan berat. Suami sdh meninggal, mau ikut siapa? Yang diharapkan tante malah nubi.
Pernah nubi dapat wejangan dari sesepuh desa nubi.
"Mas, sak rekosone ndue anak, luweh rekoso ra ndue anak"
Seberat apapun mengurusi anak, lebih berat kalau tidak punya anak. Kerja capek, pulang ke rumah ada hiburan anak. Kerja dapet duit, buat siapa kalau gak buat anak suhu? Kalau buat diri sendiri mah sekadarnya jg bisa
Singkat kata, seseorang yg masih punya akal sehat, pasti ingin sekali kalau punyak anak. Bahkan, ane pernah denger dari berita kalau ada pasangan gay mengadopsi anak. Sampai segitunya kan orang ingin punya anak . .
Tapiiiii
1% bukannya tidak mungkin kan suhu? Masih ada kemungkinan.
Kalau suhu masih cinta bgt sama calonnya dan masih ingin melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, apa boleh buat. Tapi ya itu tadi, suhu harus siap menempuh konsekuensinya. Mungkin dgn berobat sana sini atau usaha yg lain.
Ada orang yg punya istri mandul, tua, pastinya sdh menopause. Sang suami pun jg sdh tua renta, sejarah menyebutnya berusia minimal 100 tahun. Dia adalah Nabi Zakaria. Ayah dari Nabi Yahya atau Yohanes. Beliau sudah puluhan tahun tidak dikaruniai anak. Sang istri pun juga sudah frustasi tidak tahan dengan cercaan para tetangga sampai-sampai mengajaknya pindah ke tempat lain. Segala usaha dan doa sudah ditempuh, tapi hasil tidak kunjung hadir. Sampai akhirnya pun Nabi Zakaria sudah mengubur impiannya punya anak, Beliau hentikan segala upaya dan doa untuk memiliki anak.
Suatu saat . .
Sang Nabi Zakaria yang menjadi pengasuh Maryam (ibunda Nabi Isa aka Yesus), melihat Maryam memakan buah yang tidak mungkin buah tersebut ada di musim itu. Buah tidak musimnya, tapi Maryam bisa mendapatkannya. Lantas Nabi Zakaria bertanya kepada Maryam dr mana buah tsb.
Maryam yg masih kecil pun menjawab kurang lebih "Aku berdoa lantas Allah memberiku"
Nabi ZAkaria yg cerdas pun mengambil pelajaran dr Maryam yg masih kecil
"Dia berdoa meminta hal yg mustahil, Allah pun memberinya. Kenapa aku juga tidak berdoa dgn hal yg serupa"
Lantas Nabi Zakaria pun berdoa lg, melakukan lg kebiasaannya yg telah terhenti krn putus asa dulu. Dan akhirnya pun Tuhan YME memberinya anugrah yg sangat Beliau inginkan sejak puluhan bahkan ratusan tahun.
Mungin ini saja suhu saran dari nubi, maaf kalau nubi menyebutkan kisah yang berbau agama.
Semua pilihan, tentu suhu sendiri yang memutuskan.
Kalau nubi ada di posisi suhu, nubi akan memilihi menyudahi hubungan. SAkit? jelas.
Tapi kita hidup harus melihat apa yang kita butuhkan, tidak hanya yg kita inginkan.
"boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik untuk kalian. Boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk untuk kalian."