Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ARFAN, SI PEJANTAN TANGGUH DARI DESA(Remake)

Pasang apartemen
Hahahaha asseeekkkk makasi gan, jangan lupa cendolnya yaaa


Makasih atas apdetnya om @memekibustw
:beer: :beer:
sama2 gan, tunggu sebentar lagi apdet


Makasih updatenya @memekibustw yang bikin penasaran..
masama gan


Mksih updatenya suhu @memekibustw . Jd g sabaran nunggu update slnjutnya.
Slalu memantau🧐 👁️👁️
sama2 gan, jangan lupa cendolnya ya

Mantap hu.. Bu rini kapan hu?
sabar gan, Bu Rini masih jaim dikit.... hehehehe

Mantap....

terimakecrot gan, jangan lupa jempol n cendolnya


Terimo kaseh apdetnyo @memekibustw
wokkeh gan, masama


Trims banyak buat apdet nya suhu @memekibustw Moga sehat n sukses selalu.
Ditunggu realisasi nya kontol Arfan ngobok2 memek Ummi Syifa🥰😍😜
sama2 trimakecrotnya gan

Ditunggu updatenya suhu
wokkeh gan, ntar lagi apdet, jangan lupa jempol n cendolnya ya

Yg punya rumah dululah suhu yg diobok-obok memeknya ma arfan baru selanjutnya ummi syifa, kasihan kan ibu rini cuma swalayan ja ...
masih jaim Bu Rininya gan, tunggu aja, nanti pasti dapat di moment paling special


Cepet updte bosku ga sabar nih wkwkw
hahahaha, iya gan ini mau apdet

Nitip sendal.... hehehe
syaaap gan


izin memantau
terimakecrot gan, jangan lupa jempol dan cendolnya

Absen pagi sekalian nunggu apdetnya suhu @memekibustw :fgenit::fgenit::fgenit::pantat::pantat::pantat::dance::dance::dance::baris:
terimakecrot gan

Hadir maning
wokkeh gan

Melu ya bro
wokkeh gan

Tambah tokoh prianya suhu, pria tua kontol gede sebagai tukang kebun haha
wadduh, gak kesana imaginasi ay hu, lagian ini kisah nyata dari ummi @Syifaazzahra65 dikombinasikan dari cerita lain

Nitip absen
siiippp gan
 
Pagi benar Arfan terbangun, tidurnya nyenyak, badan pun terasa bugar. Wajah anak itu penuh senyum ceria melebihi hari biasa. Emaknya agak heran melihat keceriaan Arfan, namun tak pula berpikir curiga ada apa dengannya. Budhe Warsihnya memberikan daftar kebutuhan dapur yang harus ia beli di pasar, begitupun dengan Leha yang menitip untuk dibelikan beberapa barang. Arfan menaiki jok penumpang di mobil yang biasa mengantarnya, sopir pribadi yang sudah lama bekerja pada Bu Rini itu ditugaskan untuk melayani kebutuhan transport sehari-hari Arfan, Leha dan Warsih. Sopir itu rutin mengantarnya berbelanja, entah ke pasar tradisional ataupun ke pusat belanja modern. Arfan diberi waktu 3 jam untuk tugas itu, dan sopirnya akan menunggu di tempat parkir. Ini benar-benar pas dengan apa yang direncanakan Bu Syifa semalam.

Dengan gesit Arfan mengetik ulang daftar belanja dan titipan maknya tadi ke Hp, setelah selesai Arfan langsung mengirim pesan WA kepada Bu Syifa. Lucunya, ketika mengetik pesan, yang ada di benak Arfan bukan barang belanja tapi kemolekan tubuh perempuan bertubuh tinggi besar yang akan segera bertemu dengannya.

“Ya Nak Ar sayang, ini Ummi sudah menuju kesana sama pembantu yang akan belanjain Nak Ar nanti, ingat ya? Ummi tunggu dekat jembatan penyeberangan.

“Baik Ummi sayang...,” jawab Arfan singkat.

Hatinya membuncah, jantungnya dag-dig-dug membayangkan apa yang sebentar lagi terjadi antara dirinya dan perempuan setengahbaya itu. Jangan tanya kemaluannya, sudah sangat tegang dan keras sejak bangun tadi!

“Nak Arfan sayang... Ummi dah gak sabaran... pengin...” tulis Bu Syifa menunjukkan rasa penasaran pada remaja belia yang sebentar lagi akan bertemu dengannya.

Membaca pesan itu membuat Arfan makin gelisah dan ingin cepat-cepat sampai ke tempat mereka janjian. Otaknya makin dipenuhi bayangan vulgar tubuh bahenol Bu Syifa yang sebentar lagi akan ia gumuli sepuas hati! Untuk pertama kali!

“Sama Ummi sayang... Ar jugak, maunya cepat-cepat peluk ummi, cium ummi, jilatin badan ummi, sedot memek ummi, remas susu ummi, pokoknya semua akan Ar jilat! dari rambut sampe kaki ummi!” balas remaja itu tak kalah membuat Bu Syifa makin terbakar.

Wanita keturunan Arab yang selalu mengenakan pakaian gamis panjang dan longgar menutupi hampir seluruh badan itu pagi ini memakai setelan gaun berwarna ungu cerah, dengan jilbab putih menutupi kepala dan bahu. Orang yang melihat tubuh itu dari belakang pasti akan dapat menikmati pemandangan syur berupa pantat besar yang ketika berjalan akan tampak goyang kiri kanan, seperti mengundang gairah untuk menepuk dan meremasnya. Gaun gamis itu tak mampu menutupi pesona keindahan tubuh Bu Syifa. Pun jika diperhatikan dengan seksama dari depan, meski tertutup baju gamis dan jilbab, tetap saja payudara berukuran besar milik perempuan itu terlihat membusung. Siapapun yang memperhatikan pasti akan terangsang ingin menjamah buah dada besar itu.

Bu Syifa duduk di korsi belakang mobil mewahnya. Berusaha tak menampakkan gelagat aneh pada pak sopir yang berada di jok depan. Padahal detak jantung wanita itu sudah sangat kencang. Membayangkan akan segera merengkuh kenikmatan seks dari remaja muda belia bernama Arfan itu membuat organ tubuhnya yang paling sensitif menjadi basah! Memeknya makin gatal!!! Bu Syifa dapat merasakan hangat dan lembab di selangkangannya. Ia benar-benar sudah tak sabar ingin memek tembemnya dirojok-rojok kontol panjang dan besar milik remaja belia itu! Dinginnya pagi ditambah aircon mobil tak sanggup pula menghentikan panasnya kobaran nafsu birahi Bu Syifa.

“Aku turun dekat jembatan penyeberangan di depan itu ya pak, kamu langsung aja ke kantor,” kata Bu Syifa pada sopirnya.

“Baik Ummi...” jawab lelaki tua itu singkat.

Tangannya sibuk menulis pesan di hp, “Nak Ar, ummi dah sampai di jembatan penyeberangan, buat jaga-jaga, ummi langsung aja ke hotel xxxx. Nanti sampai di kamar Ummi telpon Nak Ar ya sayang?”

Rupanya Bu Syifa mengurungkan niat bertemu Arfan di jembatan penyeberangan, ia khawatir ada orang yang mengenali mereka disana.

“ya Ummi sayang... Ar sudah tak tahan Mi....,”

“Sammaah! Ummi jugak dah gak sabar pengen di... mmmmuuaaach!”

“Ar mau jilat semua tubuh ummi”

“Iiih memek ummi dah banjir nih nak Ar! Ummi juga pengin ngemut kontol Nak Arfan!”

“Ar mau sedot memek ummi!”

“Ooh nak Ar! Ummi gak tahhan! Ummi sudah di lobby hotel nih sayang, jangan lama-lama yah Nak Ar?”

Setelah berjalan kira-kira 50 meter, sampailah Bu Syifa di lobby hotel bintang lima itu. Sebuah kamar suite dengan tempat tidur besar dan luas, lengkap dengan balkon yang menghadap ke arah pusat kota. Dari sana Bu Syifa bisa melihat puncak Monas menjulang tinggi. Lagi-lagi bentuk Monas membuatnya terbayang kontol Arfan yang besar dan panjang.



Tak sabar dipencetnya nomor hp remaja itu.... tuuuuttttt...

“Hallo... Ya Ummi..., Ar sudah di depan hotel...,”

“Ummi dah di kamar 1908 nih Nak Ar sayang..., buruan naik lift paling pojok kanan dari pintu masuk lobby ya? Mmmmuaaach aaahhhh!”

“Iii iya Ummi, mmmm.... nih sudah di depan lift...” Arfan tak berani bicara seronok karena di dekatnya sedang ada orang lain yang sama-sama menunggu lift naik.

“Nak Ar dah tegang yaaah? Memek Ummi udah bassaaaahhh banget Nak Ar ooohhh, kangeeeennnnn!” Bu Syifa makin gatal, tak peduli Arfan sebentar lagi sampai di hadapannya, ia tetap saja mengusap usap puting susunya yang sudah mengeras dari luar pakaian.

“Uuuuhhh ummiiiiihhhh! Ini Ar sudah sendirian dalam lift aaaaahhhhh... ummi lagi appaahhhh” Arfan jadi berani membalas desahan Bu Syifa di telepon, degup jantungnya makin keras, dadanya terasa hampir meledak, jakunnya tampak turun naik pertanda birahi remaja belia itu sudah benar-benar tak terbendung.

“Lagi bayangin kontol Nak Arrr nerobos memek ummii aaaaaaahhhhhh!!! Cepat Nak Aaarrrrrr ooouuuhhhh Ummi dah gak tahhaaaaannn oooouuhh ooohh aaahhhh aaahhhh pengen dientot-entot kontol Nak Arrr ooohhhhhhhh!!!”

“Yaaahhhh ummiiihh sebentar lagi Ar sampai kamar ummiihhh yaaahhh yaahhh hhoohhh Ar mau jilatin memek ummiiiih ooohhhh!!!” gumam Arfan dengan suara makin bergetar, jalan menuju kamar suite hotel dimana Bu Syifa menunggunya terasa amat jauh dari pintu lift, badan Arfan terasa panas meriang!
 
Ding...dong.... bunyi bell suite room itu, badan bahenol Bu Syifa tergopoh-gopoh membuka pintu. Arfan menghambur masuk kedalam, Bu Syifa menyambut dengan pelukan erat seolah mereka tak bertemu seratus tahun lamanya! Arfan balas menyerbu bibir sexy perempuan Arab berusia paruhbaya itu. Cplok creekkk cruuupppp bunyi bibir mereka yang beradu. Diselingi desahan-desahan nikmat dari dua manusia berbeda kelamin. Tangan mereka saling meraba liar, saling menjamah rayah sekujur tubuh layaknya dua insan yang benar-benar dimabuk nafsu.

“Ummi kangeennnn nak Arrrr aaaaaaahhhhhhhhh!!!” desah Bu Syifa saat pelukan disertai remasan keras tangan Arfan terasa kuat di permukaan buah dadanya.

“Hoooohhh samma Ummiiiiiihhhh! Ar juggaaaah ummiiiiihhhhh oohh” Arfan tak kalah keras mengerang merasakan remasan tangan Bu Syifa di rambut dan selangkangannya.

Bibir mereka saling bertaut, lidah saling menjilat, mulut saling berlomba menyedot. Tangan Arfan berusaha meraih resleting di bagian punggung Bu Syifa, setelah terbuka, lalu ia menarik gaun gamis itu kebawah, Bu Syifa membantu dengan meloloskan penutup tubuhnya... jatuh sudah gaun wanita setangahbaya itu ke lantai, dan makin terbuka pula badan montoknya. Arfan tak peduli pada jilbab putih penutup kepala Bu Syifa, kain tipis itu hanya ia singkap kebelakang punggung melewati leher dan pundak perempuan bertubuh bongsor itu. Makin bergairah Arfan menyerbu bibir sensual Bu Syifa yang masih mengenakan jilbab sementara bagian dada wanita itu kebawah sudah terbuka. Dari leher kebawah, tubuh bahenol perempuan itu hanya menyisakan Bh dan celana dalam berenda menutupi dua bagian yang paling sensitif.

“Ummiiii?!?” Arfan menjerit tertegun menyaksikan tubuh Bu Syifa yang kini nyaris tersaji bugil di hadapannya. “Sungguh sempurna!” batin Arfan, jilbab yang masih menutupi leher dan kepala perempuan Arab itu justru menambah kesan binalnya!

Bu Syifa kembali meraih pipi Arfan dengan tangan, ia sedikit menunduk karena badan jangkungnya memang lebih tinggi dari remaja belia itu. Mereka kembali saling sedot lidah dan mulut. Sengaja Bu Syifa tak melepas jilbab, BH dan celana dalamnya, ia ingin Arfan lah yang melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh bahenolnya.

Sementara remaja belia itu sibuk menjilati wajahnya, tangan kanan Bu Syifa meluncur kebawah dan berusaha melepas sabuk serta celana Arfan, tak sulit memang karena dengan cepat tangan Arfan membantu melepas pengait ikat pinggangnya. Arfan mempercepat turunnya celana panjang yang ia kenakan, lalu setelah terlepas, kembali dirasakannya tangan Bu Syifa meremas keras batang kontolnya yang sudah sangat tegang! Mulut mereka masih sibuk saling sedot, bertaut erat diatas sana. Tanpa desahan karena saling bungkam, yang terdengar sesekali hanya bunyi dengusan nafas memburu disertai decakan plok creek... sreekkk... dari bibir-bibir yang saling betot penuh nafsu!

Tak tahan hanya sekedar meremas kontol Arfan dari luar celana dalam remaja itu, Bu Syifa meneroboskan tangan kedalam dan langsung menggenggam batang keras itu...

“Astaga Nak Arrrr!!!” jeritnya terkejut, tautan mulut mereka terlepas sejenak, Bu Syifa melotot kearah bawah dimana genggaman tangannya ternyata tak sanggup melingkari batang penis Arfan!

“eeeuuhhhhhgggghhh.... kenapa Ummiiihhhhhh?” tanya Arfan yang tengah berusaha menarik tali bh di pundak Bu Syifa.

“Ini kontol apa rudal nuklir Aaaarrrrrr??? Masyaallah besar bangeeetttt sayaaaang!!!” ujar Bu Syifa mengomentari keheranannya pada ukuran penis remaja belia yang tak pernah ia duga sebelumnya!

Kemarin ia sempat melihat batang itu merojok-rojok memek Warsih dari arah belakang, terlihat besar memang. Dengan perantaraan kaki Bu Syifa juga sempat mengira-ngira ukuran benda tumpul yang berurat itu. Tapi tak pernah ia bayangkan sampai telapak tangannya tak mampu melingkari batang penis ini! Jika diperhatikan ujung jari tengah dan jempolnya tak dapat saling bertemu saat melingkari penis Arfan. “bagaimana mungkin anak seumur 18 tahun punya kemaluan sebesar ini??? Ooohhhh!” batinnya berucap terkagum-kagum.

Anak remaja itu tak peduli dengan keheranan Bu Syifa, ia masih berusaha menyingkap bh perempuan setengahbaya itu. Bu Syifa membantu dengan melepas kedua tali pengait di bahunya dengan cara meloloskan lewat kedua lengan, Arfan menarik ke bawah, dan tersembullah buah dada berukuran super besar yang menggantung dengan puting keras seolah menantang aksi lanjutan yang lebih brutal lagi dari remaja belia di hadapannya.



“Hooohhhhh Ummi.... besar kali susu ummiii ini ooooohhhh!!” Arfan bergumam seraya mencoba meremas dengan kedua telapak tangan, matanya terbelalak...

Giliran remaja itu yang heran karena ternyata tangannya tak mampu menelungkup setengah saja buah dada Bu Syifa! Sejenak Arfan meremas-remas lembut sambil terus memuji ukuran buah dada perempuan paruhbaya itu. Lalu dengan tak sabar pula mulutnya menyerbu puting susu itu dan menyedot-nyedot, Bu Syifa mengerang keras keenakan.

“Uuuuhhhhh Naaaak Arrrrrrrr.... uuuhhhhh remaaasss susu ummiii naaak ooohhh yyaaaahhh nikmatnyaaah sedotttthhhhh teruusss yang kerraasss naak Arrr sayaaaang aaahhhhhh!” erangannya tak tertahankan menikmati remasan tangan dan sedotan mulut Arfan yang sangat beringas.

Tangan Bu Syifa juga mulai mengocok dan meremas batang penis besar milik remaja belia itu. Ia gemas betul dengan ukurannya. Tak sabar ingin mengulum penis raksasa Arfan, tapi ia ragu apakah penis seukuran itu bisa masuk ke mulutnya? Sungguh, ini kali pertama Bu Syifa menemukan kontol dengan diameter yang tak dapat dilingkari telapak serta jari tangannya! Ia sering bercinta dengan beberapa pria yang dikatakan punya kontol besar, tapi tak pernah se-tak-lazim ini ukurannya! Dulu ada gigolo yang dikatakan ibu-ibu arisan seks sebagai gigolo dengan kontol terbesar. Waktu itu memang Bu Syifa percaya karena setelah ia pakai gigolo itu mengaku ukuran penisnya mencapai 17cm dengan diameter 4cm. Tapi Bu Syifa ingat betul, telapak tangannya masih bisa melingkari batang penis itu.

Kontol Arfan innihhh? “Oh tidaaaak!” jerit batin Bu Syifa. Dirinya benar-benar tak percaya ada anak remaja belia yang baru berumur 18 tahun memiliki kontol seukuran negro pejantan Afrika yang membintangi film porno!

Bagai binatang buas yang lapar Arfan menyerbu buah dada besar Bu Syifa, susu perempuan yang ia panggil ummi ini jauh lebih besar dari milik Leha emaknya maupun Warsih budhenya, kenyalnya mungkin sama kurang lebih, dan ukuran besar itu sesuai dengan bentuk badan Bu Syifa yang tinggi dan berdada lebar, membuat anak remaja itu makin gemas. Seakan tak puas cuma sekedar menghisap pentil buah dada perempuan Arab itu, tangan Arfan juga sudah bertengger di permukaan memek Bu Syifa. Ia merasakan liang kewanitaan itu sudah teramat becek, banjir, terus menerus-mengalirkan lendir kental yang membuat jari-jari Arfan sangat licin saat merojok-rojoknya.

“Hooohhhh Arrrr.... ummi dah gak tahhaaaaaannnnnn Arrr sayaaang!!!” erang Bu Syifa seperti memelas pada remaja yang masih saja asik menetek di susu besarnya sambil mengobok-obok memeknya dengan jari tangan kanan.

“Uuuuhhhhh ayyooh Nak Aaarrrr, setubuhi ummi Naak! Entotin ummiii sekaarrraaang ooohhhh! Ummi mau kontolmu masukin dalam memek ummi Nak Aaarrrrr ooooohhhhh!!!” rengeknya lagi.

Remaja itu masih saja asik menyedot puting susu dan mengorek-orekkan jari dalam memek Bu Syifa, ia tak mendengar erangan perempuan paruhbaya yang sudah tampak benar-benar mabuk kepayang dibuatnya. Karena Arfan tak kunjung mempedulikan permohonan itu, Bu Syifa kalap. Dengan sedikit memaksa, jemarinya melepas semua pakaian yang melekat di badan Arfan. Lalu didorongnya tubuh yang lebih kecil dari badannya itu kearah springbed sampai tubuh Arfan terbaring menelentang disana. Remaja itu masih saja asik mengenyoti puting buah dadanya, kedua benda itu sudah dari tadi mengeras pertanda nafsu birahi perempuan paruhbaya ini sudah segera ingin dituntaskan.

Semula Arfan ingin lebih lama lagi menikmati tubuh Bu Syifa dengan mulutnya, ia berniat melampiaskan semua nafsu yang sudah sejak kemarin tertahan pada susu besar dan memek ibu berumur 50 an tahun ini. Tapi apa boleh buat, Bu Syifa rupanya sudah tak dapat menahan desakan untuk cepat-cepat memasukkan kontol besar yang tak mampu ia genggam itu ke dalam memeknya. Arfan mengalah, meski sedikit kecewa tapi ia coba menuruti kemauan perempuan yang lebih tua 6 tahun dari emaknya itu. Ia berbaring sambil tetap memegang buah dada besar itu dengan kedua tangan. Terlihat betul betapa tak sabar Bu Syifa menaiki tubuhnya dan menempatkan pahanya yang terbuka lebar mengangkang diatas pinggang Arfan. Sebelah tangan wanita itu mengarahkan kepala penis Arfan tepat di bibir memeknya yang tampak sudah menganga. Lalu dengan pelan sekali ia menurunkan pantat...

Sleeeeppppp.... Creeeepppp... creekkk, penis berukuran raksasa milik Arfan mandek dan tampak kesulitan memasuki vagina Bu Syifa meski liang kenikmatan itu sudah teramat becek oleh lendir kental nan licin. Terlihat benar kulit bibir vagina Bu Syifa mengencang bagai karet yang ditarik.

“Adu duuu duuuuuhh Aaaarrrrrr.... kontol Nak Ar gede bangeeeetttt!!!” erangnya seperti menahan sakit, padahal belum saja seperempat panjang penis Arfan masuk.

“Iiii iii iya Ummiiiiihhh.... pelan ajjaaahhhh....,” ujar Arfan sambil terus meremas buah dada Bu Syifa.

Wanita itu mencoba menarik pelan dan mendorong lagi pinggulnya ketas bawah, hal itu ia maksudkan agar penetrasi yang ia alami bisa lebih lancar dan licin serta tidak menimbulkan nyeri berlebih.

“Hooohhh... Nak Ar sayaang, baru pertama kali vagina ummi dimasuki penis sebesar ini nak Arrr oooohhhhhh....,” Bu Syifa terus berusaha, sudah setengahnya masuk.

Ditariknya lagi sedikit keatas agar lendir vaginanya makin banyak melumasi kontol Arfan, lalu turun lagi... beberapa kali mengulang dan tenggelamlah hampir semua batang kontol besar itu dalam memek Bu Syifa. Arfan melirik kebawah, ternyata batang kontolnya masih ada yang ‘tersisa’ diluar memek perempuan itu.

“Kontol Ar belum masuk semua ummi....,” ungkap Arfan memberitahu,

“Eeeerrgggghhhhh suuu suu suuddaah mentoooookkk sayaaaang!!!” desah Bu Syifa, ia jelas sekali merasakan benturan benda tumpul dan empuk di dasar liang kewanitaannya, masih merasa sedikit nyeri akibat penetrasi ketat masuknya penis berukuran diatas rata-rata yang baru kali ini ia alami.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd