Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ARMAN DONELLO

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Bagi warga di mari yang udah komen, terutama yang nebak-nebak cerita... ane ucapken makasi makasi makasi. Tebakan kalian bagus-bagus... tapi sampai sejauh ini belum ada komen pedes yang nyelekit... buat yang udah DM makasi makasi makasi... Ane berharap cerita ini bisa ane tuntaskan sampai label tamat. Tapi ceritanya masih panjang looohhh...

Bagi yang udah ngasih like, cendol dll. makasi makasi makasi...
 
Bagian Enam
YANG TAK TERUNGKAP


satu

Arman masih berkutat dengan dokumen-dokumen almarhum Sebastian Chang. Dia memisahkan dokumen berdasarkan jenisnya dan kurun waktu pembuatannya. Semua dokumen perjanjian-perjanjian dipisahkan dengan dokumen aset seperti sertifikat tanah, BPKB mobil dan motor serta Buku Deposito dan tabungan. Dokumen-dokumen pribadi seperti Pasport, KTP, SIM, album foto, Akta Lahir, Kartu Keluarga dan lain-lain juga dipisahkan tersendiri. Sementara itu Imelda memilih untuk tidak ikut campur membereskan dokumen-dokumen tersebut. Dia pergi ke showroom dan melaksanakan tugasnya sebagai penerus Papa. Lagian, kalau dia berkutat di kamar kerja Papa bersama Arman, selalu saja merayu dan menyentuh. Pekerjaan jadi tidak pernah selesai.

Imelda sebenarnya ingin membereskan sendiri dokumen-dokumen itu tetapi Arman mengatakan dia sanggup mengerjakannya.
"Aku punya pengalaman menyusun dan menata arsip koq, kamu enggak usah khawatir."
"Aku cuma takut kamu merasa enggak nyaman ngerjainnya... seolah-olah kamu adalah pegawaiku..."
"Itu tidak perlu dibahas." Kata Arman. "Setelah semua selesai, aku akan kembali ke ojol."
"Tapi..."
"Tunggu, ini juga jangan dibahas dulu... kita telah sepakat, kan?"
"Oke. Kalau begitu aku pergi ke showroom ya."
"I ya. Pergilah."
"Cium dulu." Pinta Imel.
"Di kening aja, cup. Udah." Kata Arman.
"Pelit ih. Sekali aja di bibir."
"Nanti kamu terlambat. Udah sana pergi."
"Idih ngusir."
"Biarin."
"Awas ya, entar malem pokoknya harus." Kata Imel sambil pergi ke luar rumah, menyalakan moge 250 cc itu dan meluncur menuju ke tempat kerjanya.

Arman sama sekali tidak keberatan moge maticnya dipakai oleh Imelda. Alih-alih, dia justru merasa senang.

dua

Ada 2 hal yang membuat Arman merasa sangat shock ketika membereskan dokumen-dokumen itu. Yang pertama adalah sebuah foto jadul berukuran 5R ( 12,7 cm x 17,8 cm ) yang disimpan rapi di dalam amplop kabinet warna coklat. Semula dia menyangka amplop yang disimpan di dalam lipatan tersembunyi pada koper merah itu berisi akta atau dokumen aset yang penting. Tapi ternyata bukan. Itu adalah selembar foto yang dicetak di atas kertas kualitas terbaik di zamannya. Gambar orang-orang di dalamnya masih jernih dan tajam. Kondisi foto itu pun masih bagus karena disimpan di tempat terlindung.

Dia memperhatikan foto itu dengan seksama dan teliti. Matanya tiba-tiba menjadi panas lalu tanpa dapat ditahan lagi, dua tetes airmata jatuh di pipinya.
"Oh Tuhan, ayah." Katanya. Dia memeluk foto itu sejenak dan kemudian mengetahui tindakan itu adalah tindakan bodoh.

Di dalam foto itu terdapat gambar 5 orang laki-laki yang sedang berdiri berjajar dengan gayanya masing-masing. Model baju dan celana yang mereka kenakan sangat khas tahun 90-an. Mereka berfoto di pinggir jalan dengan latar belakang perkebunan teh. Arman menduga lokasi foto tersebut adalah di sekitar wilayah puncak, Bogor.

Arman mengamati gambar orang-orang itu dari kiri ke kanan. Lelaki yang paling pinggir sebelah kiri mengenakan kaca mata hitam, gayanya bersidekap tangan dengan ekspresi wajah tak terduga. Memakai kemeja lengan pendek bercorak garis. Lengan bajunya dilipat dua kali untuk memperlihatkan bisep tangannya yang kekar dan bertato. Dalam foto itu, tatonya tampak tidak jelas karena terlihat sangat kecil. Tapi Arman tahu persis apa tatonya.

Tatonya adalah sebuah tulisan nama seorang perempuan: Sheilla Supadio. Istrinya yang meninggal ketika melahirkan anak-laki mereka, yang sebelumnya ketika mengandung telah sepakat akan diberi nama: ARMAN.

lelaki yang sangat gagah itu adalah Donny Kantono.

Arman terus menatap dengan nanar foto lelaki paling pinggir itu. Airmatanya tak bisa dihentikan untuk tidak mengalir di pipinya. Ketika kecil, ketika dia sudah bisa mengeja huruf, dia selalu bermain-main dengan bisep itu dan mengeja nama yang tertulis di sana. Dia terpatah-patah mengejanya dan lelaki itu akan tertawa dengan suara tawa basnya yang menentramkan.

Lantas lelaki itu akan mengisahkan tentang perempuan bernama Sheilla Supadio itu.
"Dia adalah seorang bidadari yang turun dari langit untuk mencintai ayah." Kata Lelaki itu. "Dan kamu tahu, nama kamu adalah singkatan nama kita berdua. Donello itu artinya Donny Kantono dan Sheilla Supadio."

Ketika kecil Arman tidak pernah bisa paham apa yang diceritakan lelaki itu. Tapi sekarang, ketika perjalanan hidup telah menggoreskan demikian banyak luka dalam di hatinya; dia bisa memahaminya.

Apa pun yang dikatakan orang tentang Donny Kantono, bagi Arman, dia adalah hal yang terbaik dan terindah dalam hidupnya.

tiga

Selain Sebastian Chang, Arman juga mengenali satu orang lainnya yang terletak di pinggir paling kanan, dia adalah Hendrik Halim. Tetapi dia tidak mengenali 2 orang lainnya. Andai saja dia tidak membalik foto itu, dia tidak akan menemukan nama kedua orang yang tak dikenalnya itu.

Di belakang foto itu ada sebuah tulisan tangan yang cukup bagus: Sahabatku Donny, Aku, Dasuki, Rudi dan Hendrik. Puncak Bogor. Medio Desember 1995. Itu berarti foto itu diambil ketika Arman berusia satu tahun.

Pelahan-lahan Arman mengunyah nama orang-orang itu.

Apakah Rudi itu adalah Rudi Budiman yang beberapa kali datang secara diam-diam ke rumah Pak Hendrik?

Sedangkan orang yang bernama Dasuki itu, siapakah dia?

Selama beberapa puluh menit Arman tercenung memikirkan orang-orang itu. Tetapi satu hal yang dia simpulkan dengan pasti: mereka mengenal ayah dan ayah juga mengenal mereka.

Sebelum akhirnya Arman menyimpan foto itu dalam kelompok dokumen pribadi, dia memotret foto itu dengan menggunakan HP. Dengan menggunakan file manager, Arman menyembunyikan foto itu dalam folder yang tersembunyi.

empat

Hal kedua yang membuatnya shock --namun sangat menggembirakan-- adalah ketika dia mendata surat-surat perjanjian, dia menemukan Surat Perjanjian Kontrak Rumah antara Sebastian Chang dengan Hendrik Halim selama 5 tahun dengan nilai kontrak 85 juta rupiah. Sebuah nilai kontrak yang sangat kecil mengingat rumah itu sangat besar dan letaknya sangat strategis.

Tanpa sadar, Arman meraba kunci gembok yang dikalungkan di lehernya.
"Hmmm... dengan uang itu, aku akan menata masa depanku sendiri. Aku akan mencari tahu apakah ayah dan kakek meninggal secara wajar atau dibunuh... dan Enin... siapakah yang tega mencelakai Enin?" Kata Arman dalam hatinya.
"Enin tidak mungkin jatuh ke sumur... mustahil. Sejak aku mengganti ember timbaannya dengan ember besar, Enin tidak pernah menimba lagi di sumur dan aku selalu memastikan bak penampungan air yang besar itu selalu berisi cukup air untuk kebutuhan Enin... Tidak. Tidak mungkin. Pasti ada orang yang mendorongnya hingga jatuh ke sumur... aku harus tahu siapa orang itu."

lima

Sore hari ketika Imelda pulang, Arman masih sibuk menata dan mendata semua dokumen. Gadis itu terlihat sangat bahagia walau tampak wajahnya sangat letih. Dia memeluk Arman dari belakang dan minta dinenen dengan lembut lalu minta dijilmek dan akhirnya minta ewe yang enak.

Setelah merasa enak dan puas, Imelda tidur sampai pagi.

Ketika Imelda tidur, Arman membereskan semua pendataan dokumen dan menyusunnya dengan rapih dalam filling kabinet yang ditemukannya di garasi. Filling kabinet itu masih bagus dan memiliki kunci yang bekerja dengan baik. Dia memindahkan filling itu setelah sebelumnya dia bersihkan terlebih dahulu.

Filling itu terbuat dari stainless still anti karat dan tahan api, cukup menguras tenaga juga ketika memindahkannya dari garasi ke kamar kerja almarhum Sebastian Chang.

Selesai melakukan pemberesan dan pendataan, Arman kemudian membuat daftar dokumen sebagai sarana untuk pencarian sesuatu file dokumen jika diperlukan. Pendataan dilakukan dengan menggunakan laptop almarhum, lalu membuat resume laporan seperti yang diminta dan dicontohkan oleh Imel. Langkah terakhir adalah mengeluarkan printer yang diimpan di dalam lemari, menghubungkannya ke laptop lalu mencetak laporan itu dan diletakkannya di meja makan.

Ketika semuanya selesai, jam berdentang 2 kali. Itu artinya malam sudah jatuh menuju pagi. Dia lalu mandi dan gosok gigi. Pergi ke sofa dan tidur di sana.

Sebelum tidur, Arman berjanji untuk belajar dan mendalami beberapa hal yang sangat penting dalam menyesaikan misteri yang tak terungkap dalam hidupnya.

Enam

Wangin parfum dan lembutnya bibir yang menciumi pipi, hidung, mata dan bibirnya membangunkan Arman. Ketika matanya terbuka, Imelda tengah menyeringai nakal. Arman merasa selangkangannya dingin dihembus angin.
"Selamat pagi sayang, laporannya bagus." Kata Imel sambil menarik celana Arman dan melemparnya ke lantai. Imel sendiri hanya memakai BH, selain itu dia tak memakai apa-apa lagi.
"Aaakhhh... " Arman mengerang ketika mulut Imel mengocok kontolnya yang selalu tegang setiap bangun pagi, menjadi semakin bertambah tegang.
"Aku akan pergi kerja..." Kata Imel sambil berjongkok di atas tubuh Arman, dia menunduk untuk melihat apakah kepala kontol itu sudah pas apa belum di mulut liang memeknya. Setelah pas, Imel menekannya hingga batang kemaluan Arman terbenam seluruhnya lalu Imel menggenjotnya sambil mengeluarkan suara erangan.
"Imel sayang... hari ini aku berencana... aaagghhhkhhh... akan membersihkan garasi..."
"Uh! uh! uh! itu rencana bagus sayang... ugh! Euuuggggkkhhhh.... oh tuhan oh tuhan... aaakkkkhhhhhh..... keluaarrrhh.... "
"Aku juga... aaaggggggggrrrrrrhhh.... euuuhhhh... akhhhh...."

Imelda menahan tubuhnya selama beberapa menit di atas tubuh Arman, setelah dia bergidik beberapa kali dia melepaskan diri dari Arman dengan pelahan. Pada ujung memeknya tampak berlepotan oleh campuran cairan kenikmatannya dan pejuh Arman yang kental.

Imel turun dari sofa lalu menggeliat.
"Segerrrrrr...." Katanya dengan gaya bicaranya yang khas yang membuat Arman tersenyum. Lalu pergi ke kamarnya.

Tujuh

Arman menjumput celana pendeknya, lalu mengenakannya sambil duduk ketika Imel datang. Gadis itu sudah berdandan rapi dan terlihat cantik seperti biasanya.
"Aku sudah bikin sarapan... barang-barang yang sekiranya enggak kepakai tumpuk aja di belakang... kalau bisa mobil dipanasin sekalian." Katanya sambil menyerahkan kunci.
"Itu mobil double cabin ya?"
"I ya, punya papa. Jarang dipake."
"Kalau kamu aku jemput nanti siang pake mobil itu boleh tidak?"

Imelda mengernyitkan kening dan menatap Arman dengan tidak percaya.
"Memangnya ayang bisa nyetir?"
"Ya bisa Imelku cantik... heran ya?"
"Koq bisa?"

Arman tertawa pelan.
"Ini ada sebuah rahasia ya... aku belajar dari kakek... dia adalah sopir angkot."

(Bersambung)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd