Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ARMAN DONELLO

Status
Please reply by conversation.
"Wow..." Seru Arman dengan sepasang matanya mengerjap-ngerjap penuh kekaguman. "Luarbiasa sekali ceritanya... Teh itu asli beneran atau cuma..."

Gresia yang merasa dikagumi secara polos oleh seorang brondong, tersenyum bangga dan senang.
"Tentu saja asli. Beneran."
"Terus, dari mana Teteh tahu semua itu?"

Gresia tersenyum genit.
"Kasih tahu enggak ea?"
"Iiihh... teteh bikin penasaran aja. Kasih tahu dong."
"Ini dulu..." Kata Gresia sambil menekan ujung telunjuk pada pipinya, dengan posisi kepala agak miring menyamping.

Arman berdiri dari duduknya lalu mendekat. Dia berdiri di belakang Gresia, memeluk STW itu dari belakang dan mengecup pipinya. Kedua tangan Gresia memeluk lengan Arman dan menekannya agar mengenai daerah sensitif di payudaranya yang mulai kendor. Sementara itu, sandaran kursi yang terbuat pipa-pipa bambu kecil yang jaraknya jarang, membuat penis Arman yang menggembung itu masuk di celahnya dan menekan punggung Gres.
"Emmhh... bibir kamu hangat..." Kata Gresia. "Lagi... iiiihhhh... ada yang panas di punggung Teteh..." Kata Gres. "Arman, itu apaan..."

Arman tersenyum. Dia melahap telinga Gresia dan membiarkan jemari Gresia menyentuh kemaluannya.
"Ini kontol teteh." Bisik Arman.

Gresia membalikkan tubuhnya dengan tatapan nanar ke arah celana Arman.
"Bohong ah." Katanya sambil kedua tangannya meraup batang kemaluan Arman dari luar pantalonnya. "Idiiihhhh... Arman... koq..."

Arman cepat pergi meninggalkan punggung Gresia dan kembali ke kursinya.
"Horeeee... makanan udah datang." Katanya. Sekilas Arman melihat perubahan raut wajah Gresia yang aneh. "Kamu pasti menginginkannya, Gres." Kata Arman dalam hatinya.

Tiga orang pelayan datang membawa makanan dan dengan terampil mereka menyajikannya di atas meja. Panci keramik yang penuh dengan potongan daging itu menguarkan bau sedap yang membuat perut keroncongan semakin berteriak-teriak. Nasi, tempe goreng, kerupuk udang, sambal, lalap-lalapan... disajikan dengan cara yang menarik.
"Arman ini semua apaan..."
"Paha kambing muda, bu." Kata pelayan menjawab pertanyaan tanpa diminta, mimik mukanya memperlihat ekspresi penuh arti. "Dan yang ini torpedo... dimasak setengah matang...khusus untuk bapak..."
"Dijamin greng..." Kata pelayan satu lagi.

Wajah Gresia tampak memerah. Secara diam-diam, tentu saja dia merasa senang akan efek makanan yang dijanjikan itu. Namun ekspektasi terhadap Arman yang masih polos membuatnya merasa sedikit ragu.
"Yang ini khusus buat Ibu..." Kata pelayan yang satu lagi sambil menyodorkan piring kecil berisi lalap berwarna hijau muda.
"Apa ini?" Tanya Gres.
"Ini pucuk daun randa midang... biar tambah semangat." Kata si pelayan.
"Ah, kalian ini ngaco aja..." Kata Gres sambil menyelipkan uang 100 ribuan ke dalam kepalan tangan salah seorang pelayan sebagai tip.

Pelayan itu tersenyum senang.
"Selamat menikmati menu utama kami..." Kata mereka secara bersamaan. Lalu mereka pun pergi.

***

Sambil menikmati pemandangan yang sangat indah, mereka menyantap hidangan dengan lahap. Gres makan sangat banyak dan dia merasa bahwa itu terlalu berlebihan baginya. Dia ingat saran dokter bahwa tubuh seusianya sangat rawan terhadap tiga serangkai penyakit: asam urat, kolesterol dan gula. Namun Gres melupakannya sejenak.
"Hanya untuk hari ini saja." Katanya dalam hati. Dia menghabiskan lalap randa midang yang rasanya pahit seperti pare tapi gurih seperti dikasih vetsin.

Gres selesai duluan dan mencuci tangannya.

Dia menatap Arman yang masih bertekun dengan paha kambing muda. Sedikit terkejut menyaksikan selera makan brondong itu yang luarbiasa, Gres tersenyum dan berharap banyak brondong itu akan memberinya kepuasan.
"Jadi, teteh tahu semua itu dari mana?" Tanya Arman sambil menggigit paha kambing muda itu dengan gigitan yang besar. Mengunyahnya tenang namun cepat.

Gresia masih mempermainkan brondong ganteng itu dengan senyum genitnya. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya, apa sih sebenarnya yang membuat Arman begitu ingin tahu akan semua ceritanya ini.
"Dari Alex." Jawab Gresia.
"Alex? Siapa dia?"
"Alex Wu." Kata Gres lagi. "Dia adalah direktur utama bank BHS Singapura."
"Koq dia bisa tahu?"
"Sejak PT GS didirikan, Alex sudah terlibat di dalamnya. Pada awalnya dia adalah orang kepercayaan Tjeng Liu dalam menjalankan roda perusahaan. Lalu ketika Insinyur Donny memimpin, dia tetap bekerja di PT SG. Dia mengurusi tetek bengek administrasi perusahaan dengan baik dan Insinyur Donny pun tidak kecewa akan hasilnya. Setelah PT SG bubar, dia melamar ke Bank BHS dan diterima. Merintis karir dari bawah sampai akhirnya dia menjadi brand manajer dan menikah."
"Terus?"
"Kamu tanya Alex menikah sama siapa gitu." Kata Gres.
"Emang itu penting?" Tanya Arman seperti tidak peduli. Dia lebih peduli pada daging terakhir yang dijejalkan ke mulutnya.
"Ya... Tuhan... kamu makannya banyak sekali..." Kata Gres. "Pertanyaan itu sangat penting, Man."
"Baiklah. Jadi Alex Wu menikah dengan siapa?"
"Sama aku." Jawab Gresia sambil menyeringai, memperlihatkan gigi-giginya yang rata dan putih terawat.
"Oohhh... pantesan."
"Setiap malam dia selalu menceritakan peristiwa itu... ya setiap malam... kadang aku juga bosan mendengarnya."
"Seandainya teteh ceritain semua itu setiap malam... Arman juga pasti bosan." Kata Arman dengan diakhiri suara tawa pelahan.
"Alex selalu bertanya-tanya... kemana itu emas perginya... sampai saat ini belum juga ditemukan."
"Ah, masa?" Tanya Arman sambil mencuci tangannya pada mangkuk kobokan yang disediakan. Lalu melapnya dengan lap yang diletakan di bawah mangkuk itu.
"Ya. Semula Alex yakin pastilah Insinyur Donny yang mencurinya..."
"Tapi?"
"Tapi dia mulai ragu... aduuuhh..."
"Kenapa teh?"
"Kepala teteh agak pusing... mungkin kebanyakan makan daging."

Arman tertawa. Setelah bersendawa dan menghabiskan jus jeruknya sebagai penutup, Arman berdiri menuju ke belakang Gresia dan memijit-mijit pundaknya.
"Pijiitan kamu enak, Man. " Kata Gres. Dia menikmati benar tangan yang kokoh dan halus itu melancarkan sirkulasi darahnya melalui pijitan-pijitan di pundak.
"Terusin ceritanya, Teh."
"Kenapa sih kamu pengen denger semua ceritanya..." Kata Gres sambil mengeluh karena enak dipijit.
"Soalnya Arman penasaran..."
"Teteh juga penasaran..."
"Teteh penasaran apa?"
"Ini kamu." Kata Gresia sambil tangannya mengusap kemaluan Arman.
"Jangan Teh..."
"Kenapa?"
"Soalnya nanti Teteh ketagihan."

Gresia tertawa.
"Masa sih... enggak percaya ah."
"Teteh minta bukti?"

Gresia menoleh, mendongak ke arah Arman. Lalu mengangguk.
"Arman enggak tanggung kalau teteh ketagihan." Kata Arman sambil tangannya turun untuk meremas sepasang payudara Gresia, bibirnya mencucup daun telinga STW itu dan mengunyahnya. Gresia kegelian.
"Man, di dalem yuk."

Mereka masuk ke dalam kamar paviliun yang luas. Ranjangnya ukuran no.1 khas standar hotel bintang 2. Kamar itu memiliki jendela kaca yang sangat lebar yang membentangkan alam Sumedang yang indah. Cahaya matahari siang yang cerah menerangi kamar yang dilapis wallpaper warna-warna pastel yang sejuk, membuat suasana menjadi terasa sangat nyaman.

Begitu masuk, Gresia melepaskan blazernya dan melemparkannya ke kursi rotan.

Arman tahu STW itu menginginkan tubuhnya. Dia melepaskan kemejanya dan membiarkan Gresia mengagumi perut sixpacknya.
"Arman Teteh janji akan meneruskan cerita..."

Tapi Arman tidak membiarkan Gresia melanjutkan kalimatnya. Dia memeluk Gres dan mencium bibirnya dengan hangat. Gres membalasnya. Kedua tangan Gres meremas bokong Arman yang kenyal dan kuat dari luar pantalon. Dengan tidak sabar Gres kemudian meraba ikat pinggang dan mencari-cari pengaitnya, setelah ketemu, sekali tarik saja pantalon Arman pun jatuh di mata kakinya yang masih memakai sepatu.

Tangan Gres masuk ke dalam celana dalam Arman.
"Ya ampun... besar sekali." Seru Gres. Dia membungkuk melepaskan diri dari ciuman Arman, menarik celana dalam itu dan melepaskannya dari sepasang kaki Arman bersama dengan pantalonnya. Gres membantu melepas sepatu dan kaos kakinya.
"Ho ho ho... ini laras tank baja atau burung rajawali?" kata Gresia dengan mata nanar memandang kontol Arman yang mengacung lurus. "Wuihh... sedap!!!" Katanya ketika menggenggam kontol Arman dan mengulumnya beberapa kuluman lalu melepaskannya.

Arman tersenyum. Dia bertolak pinggang dan menggerak-gerakkan kontolnya naik turun seperti penari striptease pria.

Gres dengan tergesa-gesa menelanjangi dirinya sendiri.

Gresia memiliki tubuh montok khas STW. Kulitnya putih mulus terawat. Kedua susunya yang walau sudah berumur namun tetap masih kencang menantang. Beberapa lipatan lemak tak mungkin disembunyikan pada pinggang dan perutnya, terlihat jelas kentara.

Gres langsung rebah di kasur dan mengangkang.

Sinar matahari menerangi liang memeknya yang melongo minta langsung dieksekusi. Efek lalap daun randa mida membuatnya merasa gatal pada bagian kelentitnya.

Kontol Arman sudah tegang walau belum sempurna. Dia bisa langsung menghujam liang memek itu dan menggenjotnya hingga muncrat. Tapi Arman bersabar. Dia tahu, tidak seorang STW pun yang bisa mencapai orgasmenya tanpa dilakukan foreplay dulu. Liang memek mereka secara umum telah mengalami banyak pengentotan, jika dia masuk sekarang... itu tidak akan membuatnya ketagihan.

Pelahan Arman menurunkan kepalanya menuju sepasang tetek yang mulai tegang. Dia mengulum pentilnya sambil jarinya mengorek-ngorek liang memek Gres sebagai pemanasan. Bibirnya kemudian mencucup-cucup pinggiran payudara Gres dan kemudian kembali lagi ke pentilnya dan menghisapnya secara lembut.

Seperti yang diduga Arman sebelumnya, setelah dikobel beberapa kali, liang memek Gres hanya mengucurkan sedikit lendir. Walau Gres mengerang dan menggerak-gerakkan pinggulnya sebagai tanda ingin langsung diewe, tapi Arman tetap bersabar. Dia bergerak pelahan menyusuri perut Gres dan menjilati udelnya. Gres menggelinjang geli dan tertawa pelan.

Arman mengangkat paha Gres dan melebarkannya. Berjongkok di luar ranjang dan mulutnya mulai mencucup pinggiran bibir luar memek Gres.
"Aihhhh..." Seru Gres. Dia melipat betis dan memegangi dengkulnya agar tetap stabil berada di atas. Gres juga semakin melebarkan kangkangan pahanya.
"Oughkhkh... Arman... sssshhh..." Desisnya ketika mulut Arman merumput dan memamah bibir memeknya yang mulai berdenyut.

Sekarang Gresia sudah lupa pada ekspektasinya semula bahwa brondong yang satu ini adalah brondong yang polos. Dia mengerang dengan mulut gemeratakan seperti orang terkena demam... demam syahwat yang sangat gila.

"Ouugkhkh.... Ssssshhhhh.... Ouugkhkh.... Ssssshhhhh.... Ouugkhkh.... Ssssshhhhh.... Ouugkhkh.... Ssssshhhhh.... Arrrmmmaaaaannnn.... Ouugkhkh.... Ssssshhhhh.... " Desis Gresia sambil menggelinjang-gelinjang menahan kenikmatan yang datang menggelora ketika Arman mempermainkan klitorisnya dengan menggunakan bibir, lidah dan gigi.

Arman merasa gembira, dia mulai merasakan denyutan-denyutan memek Gres yang mulai menemukan jalan untuk mencapai puncak orgasme. Sambil terus mempermainkan itil Gres dengan lidah, Arman mengocok-ngocok liang memek STW itu menggunakan tiga jarinya.

Gresia pun melenting-lenting menahan kenikmatan. Ketika kedutan memeknya semakin keras, Gres menjambak rambut Arman dan menekan kepala Arman dengan kuat sementara selangkangannya yang terbuka itu melenting ke atas dengan pinggul gemetar. Arman melepaskan kocokannya dan menahan pantat Gres yang membumbung tinggi.

Tiba-tiba saja mulut liang memek Gresia seperti berkomat-kamit... lalu... crot...crot...crot...srrrr... srrrr... Mulut liang Memek Gresia yang sudah monyong itu melakukan gerakan seperti meludah.... menyemprotkan lendir kenikmatan yang selama ini ditahannya. Lendir kenikmatan itu muncrat dan jatuh ke lantai.
"Aaaakhhhhh..... Arman... Teteh ke luarrrrrr.... oukhhhhkhhh.... akhkhhhhh....."
"Enak Teh?" Tanya Arman sambil tersenyum.
"Eenaakkk.... addduuuuhhh...." Jawab Gresia dengan wajah merah. Dadanya turun naik dan nafasnya tersengal-sengal.
"Nah sekarang pake kontol ya teh." Kata Arman. Dia kemudian mengarahkan kepala kontolnya di liang mulut memek Gresia dan menancapkannya dengan sekali tusuk.

Liang memek Gres sudah longgar, ketika menusuk memek itu, Arman merasa seperti mencelupkan jari ke dalam kue bolu hangat yang baru diangkat dari panggangan. Tak berasa dijepit. Sangat jauh rasanya dengan memek Imel yang masih sempit dan ketat.

Arman menindih tubuh Gresia sambil menggenjot memeknya dengan kecepatan tinggi. STW itu menjerit-jerit nikmat dengan jeritan yang membahana. Kontol Arman yang besar dan panjang berhasil dengan sukses menusuk-nusuk hingga jauh ke dalam dan membentur dinding rahim Gres.

Gresia menjerit-jerit dengan mengeluarkan kata-kata perintah meminta Arman terus menggenjotnya. Suara ceplak ceplok sebagai akibat pergesekan antara batang kontol dan liang memek demikian keras sehingga terdengar sampai ke luar kamar paviliun.

Pelahan namun pasti, bibir-bibir memek Gresia menjadi ambyar karena terbeliak-beliak. Setelah sekitar 20 menit berlangsungnya pengentotan yang sangat perkasa itu, akhirnya Gresia menjerit dengan jeritan melengking yang sangat nyaring.

AAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKK...............!!!!!!!!!!!!

Dia memeluk Arman dengan sangat kuat dengan kedua betis membelit pinggang Arman sehingga membuat Arman terpaksa ikut menekan dan menempelkan selangkangannya ke selangkangan Gresia.

Saat itu Arman tahu Gresia akan mencapai puncak orgasmenya yang tertinggi. Arman pun bersiap-siap memuncratkan pejuhnya di dalam memek Gresia.

Sebuah kedutan yang sangat keras diiringi berhamburannya lendir yang panas membuat Arman ikut pula melepaskan ledakan pejuhnya.

Srrrrrrrr..... CROT....CROT....CROT....
Srrrrrrrr..... CROT....CROT....CROT....
Srrrrrrrr..... CROT....CROT....CROT....
Srrrrrrrr..... CROT....CROT....CROT....

Arman bergidik menikmati ejakulasinya sampai tetes semprot yang terakhir, selama beberapa saat dia membiarkan batang kontolnya dalam kuluman memek Gresia sampai mengkerut. Ketika Arman mencabut kontolnya pelahan-lahan, ternyata Gresia sudah terkapar dalam keadaan pingsan.

***

Gresia terbangun dari pingsannya. Melalui jendela, dia tahu bahwa hari mulai berganti sore. Dia merasa bibir-bibir memeknya terasa sedikit ngilu namun kepalanya masih terasa melayang-layang ketika masuk ke dalam kamar mandi. Dia merasa gembira ketika menemukan air dalam bathtube yang bundar itu berisi air panas yang tak terlalu panas. Gresia segera merendam tubuhnya dan merasakan sensasi pijatan air panas itu di seluruh permukaan kulitnya.

Sambil memejamkan mata, Gres menyesali mengapa dia tak membawa baju ganti untuk tidur.
"Ah, bodo amat. Aku bisa tidur telanjang... duh.... eweannya enak sekali..." Katanya dalam hati sambil tersenyum-senyum sendirian. "Kontolnya bener-bener jos...akkkhh... itilku jadi nagih lagi nih...hi hi hi... dasar nakal, nakal..." Kata Gres sambil mengelus-elus klitorisnya.

Setelah setengah jam berendam, Gres ke luar dari bathtube dan mengenakan jubah mandi yang disediakan oleh pihak resto. Sambil mengikat tali pinggang jubah itu, Gres melangkah ke luar dan menemukan Arman tepekur menatap mentari yang sedang tenggelam.

Gresia memeluk brondong itu dari belakang. Menciumi pundak Arman yang kokoh dengan mesra. Satu tangannya menyelusup ke balik ketiak brondong itu dan mengusap-usap dadanya yang bidang, sementara satu tangannya lagi masuk menyelusup ke balik celana dan mempermainkan batang kontol Arman.
"Eh, bangun lagi." Kata Gresia.
"Bobonya nyenyak teh?"

Gresia tak menjawab pertanyaan Arman. Dia tertawa menyeleneh dan malah berbisik minta ewean lagi.
"Tuh kan..." Kata Arman. "Teteh ketagihan."
"Seumur hidup, teteh baru merasakan orgasme seperti tadi, Man.... beneran deh... yuk ewean lagi yuk...memek teteh berdenyut-denyut lagi nih..."
"Nanti ya teh... sabar... kita makan malam dulu."
"Nanti teteh didoggy ya man... kayaknya enak deh... disodok dari belakang... iihhh brrrr..."
"Siaapppp.... Arman akan selalu siap untuk teteh.... eh, mengapa dasternya enggak dipake? Aku udah cape-cape loh tadi ke Jatos (Jatinangor Square) nyariin."
"Maksudnya?"
"Waktu Teteh tidur, Arman pergi sebentar ke Jatos beli daster... mudah-mudahan cocok ukurannya."

Gresia sangat girang. Dia menciumi pipi Arman dengan gemas lalu balik ke kamar dan memakai daster. Sambil bergaya dengan centil dia memperlihatkan daster barunya.
"Ya ampun teteh cantik sekali." Puji Arman sambil memeluk Gresia dari depan dan menciumnya. Tak lupa jari jemari Arman masuk ke dalam gaun daster dan mengusap-usap ujung memek Gresia dan mengobelnya. Gres memakai daster tanpa memakai bra dan Celana dalamnya.
"Aaahhh... jadi basah... masukin sekarang yuk...Man, ewe teteh sebentar aja... asal masuk... dan disodok-sodok..." Kata Gresia sambil merogoh kontol Arman ke balik celananya.
"Ya udah..." Kata Arman.

Mereka masuk ke dalam kamar dan berciuman sebentar. Gres lalu menungging sambil menyingkapkan gaun dasternya ke punggung. Arman menurunkan celana pantalonnya dan memukul-mukulkan kontolnya yang belum bangun benar ke pantat Gresia. Dari belakang, belahan memek Gresia tampak sangat lebar, sekali colok, kontol Arman yang besar dan panjang itu langsung masuk tanpa kesulitan.

Sambil meremas ke dua payudara Gresia yang masih kenyal, Arman menggenjot dan menusuk-nusuk memek Gresia hingga ujung memeknya meneteskan cairan kenikmatan.

"Akh... akh... tuh kan enak disodok dari belakang." Kata Gresia. Tapi ketika orgasmenya akan datang, Gres membalikkan badannya dan minta diewe dalam posisi misionaris.

Mereka keluar dan menyemprot bersamaan.
"Ho ho ho... enak gila... brrrrr." Kata Gres setelah Arman mencabut kontolnya. Dia memeluk dan mencium Arman dan mengucapkan terimakasih.
"Makasih ya man... "
"Sama-sama, teh... asal teteh puas, Arman pun ikut puas." Kata brondong itu dengan sorot mata yang sangat cerdik.

***

Gresia pingsan sejenak di ranjang.

Ketika terbangun, makan malam sudah disiapkan para pelayan. Mereka makan dengan lahap. Setelah kenyang, dua botol wine dihidangkan sebagai penutup. Sambil menghabiskan wine Gresia melanjutkan ceritanya.

(Bersambung)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd